• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI MTs MIFTAHUL FALAH BETAHWALANG, BONANG, DEMAK - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI MTs MIFTAHUL FALAH BETAHWALANG, BONANG, DEMAK - Test Repository"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

DI MTs MIFTAHUL FALAH BETAHWALANG,

BONANG, DEMAK

TAHUN 2008 / 2009

S K R IP S I

D iajukan untuk M em enuhi K ew ajiban

dan M elengkapi Syarat M em peroleh G elar Sarjana D alam Ilm u Tarbiyah

N IM : 111 05 008

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, Agustus 2009

Penulis,

INAYATUL ULYA NIM: 111 05 008

(3)

D E P A R T E M E N A G A M A RI

S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www. stainsalatisza. ac. id E-mail: administrasi@staimalatiga. ac. id

Dra. Nur Hasanah, M.Pd

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama : INAYATUL ULYA

NIM : 111 05 008

Jurusan / nrogdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE

LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI

MTs. MIFTAHUL FALAH BETAFIW ALANG,

BONANG, DEMAK TAHUN 2008 / 2009.

Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera NIP. 19690110 199403 2 002

(4)

Website : www.stainsalatiea.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : 1NAYATUL ULYA dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 05 008 yang berjudul : “PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE

LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI MTs MIFTAHUL

FALAH BETAHWALANG, BONANG, DEMAK TAHUN 2008 / 2009”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Kamis tanggal 20

Agustus 2009 yang bertepatan dengan tanggal 29 Sya’ban 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam

Ilmu Tarbiyah. NIP. 19680812 199403 2 003

Dr. H. Muh Saerozi. M.Ag NIP. 19660215 199103 1001

Penguji II

Winarno, S.Si.. M.Pd NIP. 19730526 199903 1 004

Pembimbing

Dra. Nur Hasanah, M.Pd NIP. 19690110 199403 2 002

(5)

MOTTO

S a a t ini dan s e la m a n y a aku s elalu m en g ijin kan s em u a yan g aku inginkan

u n tu k h a d ir d id alam h id u p ku d en g an m udah dan m e n y en an g k an , trim ak a s ih

ya T u h an ku karena d en g an p erto lo n g a n -M u aku y akin aku bisa m eraih

a p ap u n y a n g aku in gin kan . Ku ijin kan diriku u n tu k b erhasil, u n tu k berubah,

dan aku ijinkan nasib ku u n tu k te ru s m em b aik hin g g a ajal m en jem p u tku .

(6)

1. I6uku M u ’minah dan (Bapaku Woor

Jfasyim yang sCaCu mencurahkan kasih

sayang dan do’a kepada penuCis

2. (BapakjKft- Zoemri 6eserta kgkurga

3. Kakakku JLSdurrohim, Ahm ad (Dzakirin

dan adikku ffusnuCTauziyah

4. KeCuarga hesarsimbah'H. M u ’aCi

5. Keluarga SesarSimSah A hm adYasir

6. CaCon pendamping hidupku

7. Yeman-teman (P. M Safira (MSak^Ima,

ApriC, MSak^Ana, Yana, Taizah, Yitikj,

M6ak.Narsih, drince, Cepip, Ana Zaid,

Mamiku dan M6ak, Latij).Juga

saha6at-sahaSatku mustikhah, hasnah dan husnuC

khotimah.

8. Vstadh/ah dan adik-adikku di YPQ

J4d-JLmien Sakatiga

9. J fc ’ 09 Mas Nasir, Mas ZJdin, Mas

JLrief, Ipung, Mas Kphim, Cipto, Criya,

JamiC, Yuna, Ichaki Eny (Endefetto, dan

Anisa.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, sholawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW dan kepada

keluarga serta para sahabat dan pengikutnya.

Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH

IMPLEMENTASI iCTIVE LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI

MTs MIFTAHUL F ALAH BETAHWALANG, BONANG, DEMAK TAHUN

2008/2009” penulis susun dengan berusaha semaksimal mungkin demi

terwujudnya susunan yang sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa kemampuan

dan potensi yang dimiliki penulis sangatlah terbatas, sehingga dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, motivasi, dan bimbingan dari

berbagai pihak.

Oleh karenanya, dalam kesempatan ini penulis haturkan trimakasih

kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Salatiga

2. Fathurrohman, M.Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam

3. Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan

(8)

5. Ibuku Mu’minah dan bapakku Noor Hasyim yang selalu aku sayangi dan aku

banggakan

6. Bapak pengasuh PPTI Al-Falah Salatiga KH. Zoemri RWS beserta keluarga

yang telah mengasuh penulis dikota sejuk ini

7. Kakakku Abdur Rohim yang telah membantu sepenuh hati kepada penulis

untuk menyelesaikan studi

8. Kakakku Ahmad Dzakirin dan adikku Husnul Fauziyah yang selalu

memotivasi penulis

9. Keluarga besar Simbah H. Muali yang selalu memotivasi penulis

10. Keluarga besar simbah Ahmad Yasir yang selalu aku banggakan

11. Ustadz / ah dan adik-adikku di TPQ Al-Amien Salatiga yang aku banggakan

12. Teman-temanku di P.M Safira (Mbak Ima, April, Mbak Ana, Yana, Titik,

Faizah, Frince, Mbak Narsih, Cepip, Ana Zaid, Nur, dan Ana Latif) yang

selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi

13. Sahabat-sahabatku Muslihah, Hasnah, Maesaroh, Husnul Khotimah, Qibtiyah

dan Mbak Zah yang selalu menemani penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini

14. Kakak-kakakku dan adik-adikku di ponpes Al-Falah Salatiga yang selalu aku

rindukan

(9)

15. JFC ’09 (KKN Banyuroto) Mas Udin, Mas Nasir, Mas Arief, Mas Rohim,

Ipung, Jamil, Cipto, Yuna, Cakcuk, Eni Endeleto, dan Anisa. Terimakasih

akan kekompakan kalian

16. Keluarga besar Sobleman, Banyuroto yang aku sayanggi

17. Teman-temanku STAIN Salatiga angkatan 2005 dan semua teman-teman

STAIN salatiga yang mengenalku.

Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi masih jauh dari

kesempurnaan, semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan yang

dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari para

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

perkembangan dunia pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam.

Salatiga, Agustus 2009

Penulis

(10)

HALAMAN JUDUL... i

DEKLARASI... ii

NOTA PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR IS I... x

DAFTAR TABEL... xiii

BAB I PENDAHILUAN A. Latar Belakang Masalah... ... 1

B. Penegasan Istilah... 3

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Hipotesis... 7

G. Metode Penelitian... 8

H. Sistematika Penulisan Skripsi... 11

BAB II LAND ASAN TEORI A. Implementasi Active Learning... 13

1. Pengertian Active Learning... 13

(11)

2. Strategi-strategi Belajar Aktif (Active Learning)... 16

3. Sepuluh (10) Metode Dalam Active Learning... 18

4. Prinsip-prinsi Belajar Aktif (Active Learning)... 22

5. Tipe-tipe Belajar Siswa... 24

6. Implementasi Active Learning... 26

B. Motivasi Belajar... 27

1. Pengertian Motivasi Belajar... 27

2. Macam-macam Motivasi Belajar... 32

3. Fungsi dan Ciri-ciri Motivasi Belajar... 35

C. Pengaruh Implementasi Active Learning terhadap Motivasi Belajar... 37

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi MTs Miftahul Falah... 39

1. Sejarah Berdirinya MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 39

\ 2. Letak geografis MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 40

3. Visi dan Misi MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 40

4. Sarana dan Prasarana MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 42

5. Keadaan Guru dan Siswa MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 44

(12)

Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 47

2. Data tentang Motivasi Belajar di MTs Miftahul Falah

Betahwalang, Bonang, Demak... 51

BAB IV AN ALI SI DATA

A. Analisis Data tentang Implementasi Active Learning di

MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 55

B. Analisis Data tentang Motivasi Belajar di MTs Miftahul

Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 60

C. Analisis data tentang Pengaruh Implementasi Active

Learning Terhadap Motivasi Belajar di MTs Miftahul

Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 73

B. Saran... 74

C. Penutup... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL I TABEL SARANA DAN PRASARANA MTs MIFTAHUL

FALAH ... 42

TABEL II TABEL GURU DAN KARYAWAN MTs MIFTAHUL

FALAH... 44

TABEL III TABEL SISWA MTs MIFTAHUL FALAH... 46

TABEL IV TABEL HASIL ANGKET IMPLEMENTASI ACTIVE

LEARNING... 48

TABEL V TABEL FREKUENSI PROSENTASE IMPLEMENTASI

ACTIVE LEARNING... 50

TABEL VI TABEL HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR... 52

TABEL VII TABEL FREKUENSI PROSENTASE MOTIVASI

BELAJAR... 54

TABEL VIIITABEL IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DI MTs

MIFTAHUL FALAH... 56

TABEL IX TABEL MOTIVASI BELAJAR DI MTs MIFTAHUL

FALAH ... 60

TABEL X TABEL IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI MTs MIFTAHUL

FALAH... 66

TABEL XI TABEL FREKUENSI YANG DIPEROLEH... 67

TABEL XII TABEL FREKUENSI YANG DIHARAPKAN (fh... 68

TABEL XIIITABEL KERJA UNTUK MENCARI CHI KUADRAT

BAHAN fo DAN fh... 69

(14)

A. Latar Belakang Masalah

Banyaknya model pembelajaran di dunia pendidikan yang bermacam-

macam dan variatif menuntut seorang guru untuk lebih bisa menciptakan

suasana pembelajaran yang kondusif. Penyelenggaraan pembelajaran

merupakan tugas utama seorang guru. Pembelajaran dapat diartikan sebagai

kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Untuk dapat

membelajarkan siswanya salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru

adalah dengan menerapkan pendekatan CTL (Contextual Teaching and

Learning).

Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning (CTL))

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat.1 Siswa akan lebih memahami materi pembelajaran jika dikaitkan

langsung dengan dunia nyata yang dialami siswa.

Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning merupakan suatu fenomena, terlepas dari

besar kecilnya kadar keaktifan siswa dalam belajar tersebut.. Fenomena adanya

1 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2002, him. 1.

(15)

2

pendekatan Contextual Teaching and Learning, perlu digunakan untuk lebih

mengembangkan potensi belajar siswa.

Pendekatan Contextual Teaching and Learning perlu dikembangkan,

karena pendekatan Contektual Teaching and Learning secara factual dapat

meningkatkan kadar keaktifan siswa. Merupakan suatu kenyataan yang baru

muncul dalam belajar mengajar memerlukan suatu penanganan khusus,

terutama terhadap sifat konservatif guru pada umumnya.

Semua metode dalam proses belajar mengajar dapat mengaktifkan

siswa. Bagaimanapun, cara belajar “duduk-dengar-catat-hafal (DDCH)” tetap

mengandung keaktifan siswa. Contextual Teaching and Learning menuntut

keaktifan siswa dalam kadar yang lebih besar, kalau mungkin sampai seratus

persen. Untuk itu perlu adanya penataan bahan, pelaksanaan proses belajar

mengajar, alat evaluasi dan sebagainya, inklusif terhadap penyusunan satuan

pelajaran dan yang lebih jauh lagi terhadap organisasi kurikulum.

Dimulai dari tahun pelajaran 2005/2006 MTs Miftahul Falah

Betahwalang sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan ini berarti sudah

menerapkan Active Learning pada pembelajaran. Perubahan kurikulum

tersebut diharapkan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran agar

memperoleh pemahaman yang maksimum dari pembelajaran. Kenyataan ini

sesuai dengan kata-kata mutiara yang diberikan oleh seorang filosof kenamaan

dari Cina, Konfiisius. Yang berbunyi:

(16)

What I do, I understand (Apa yang saya lakukan, saya paham)2

Tiga pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting belajar aktif.

Mei Silberman telah memodifikasi dan memperluas pernyaiaan Confucius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham Belajar Aktif. What I hear, I forget

What I hear and see, I remember a little.

What I hear, see, and ask question about or discuss

What I hear, see, discuss, and do, I acquine knowledge and skill. What I Teach to another, I master

(Apa yang saya dengar saya lupa)

(Apa yang saya dengar dan saya lihat, saya ingat sedikit)

(Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa kolega/teman, saya mulai paham)

(Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan)

(Apa yang saya ajarkan pada oranglain, saya menguasainya)3

Dengan adanya Active Learning diharapkan siswa mempunyai life skill

(kecakapan hidup). Active Learning dalam pembelajaran diharapkan ada

pengaruhnya terhadap motivasi belajar.

Melihat latar belakang tersebut diatas, maka penulis bermaksud

mengadakan penelitian di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak

dengan judul, “PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI MTs. MIFTAHUL FALAH

BETAHWALANG, BONANG, DEMAK TAHUN 2008 / 2009”

B. Penegasan Istilah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan supaya terhindar dari

timbulnya kesalah pahaman terhadap apa yang terkandung dalam skripsi ini,

maka perlu kiranya diperjelas dan dibatasi pengertiannya sebagai berikut:

2 Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif,

(17)

4

1. Implementasi

Implementasi adalah penerapan dalam strategi belajar mengajar

dengan menggunakan metode tertentu yang sesuai dengan materi yang

diajarkan4. Maksud implementasi adalah dalam proses pembelajaran

seorang guru harus mencari dan menerapkan metode yang sesuai dengan

materi yang diajarkan.

2. Active Learning

Active learning adalah suatu pembelajaran yang mengajak

peserta didik untuk belajar secara aktif.5 Artinya ketika peserta didik

belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas

pembelajaran.

Maksud dari implementasi active learning adalah penerapan

metode dalam proses belajar mengajar dengan mengunakan metode

pembelajaran aktif yang melibatkan peserta didik secara penuh dalam

proses pembelajaran. Adapun indikator dari implementasi active learning

adalah sebagai berikut:

a. Siswa mempunyai buku-buku dan alat pelajaran dengan lengkap

b. Siswa aktif mengikuti pembelajaran

c. Siswa tidak pernah absen dalam mengikuti pembelajaran

d. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.

4 W.J.S Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, him. 1012

(18)

Motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu.6 Artinya motivasi dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi mencapai sebuah tujuan.

Belajar adalah suatu. proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.7

Jadi yang dimaksud motivasi belajar adalah dorongan yang

memaksa seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari belajar. Adapun indikator dari motivasi belajar adalah sebagai

berikut:

a. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dikelas

b. Siswa rajin berdiskusi dengan temanya dalam proses pembelajaran

c. Siswa lebih semangat dalam mengerjakan tugas

d. Guru menggunakan media pembelajaran

e. Guru kreatif (metodologi) dalam mengajar.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi Active Learning dalam proses pembelajaran di

MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008/ 2009?

6 Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1986, him. 73

7 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka cipta, Jakarta, 1991, him. 2.

(19)

5

Motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu.6 7 Artinya motivasi dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi mencapai sebuah tujuan.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

n

lingkungannya.

Jadi yang dimaksud motivasi belajar adalah dorongan yang

memaksa seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari belajar. Adapun indikator dari motivasi belajar adalah sebagai

berikut:

a. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dikelas

b. Siswa rajin berdiskusi dengan temanya dalam proses pembelajaran

c. Siswa lebih semangat dalam mengerjakan tugas

d. Guru menggunakan media pembelajaran

e. Guru kreatif (metodologi) dalam mengajar.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi Active Learning dalam proses pembelajaran di

MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008/ 2009?

6 Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1986, him. 73

7 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka cipta, Jakarta, 1991, him. 2.

(20)

2. Bagaimana motivasi belajar di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang,

Demak tahun 2008/2009?

3. Bagaimana pengaruh implementasi Active Learning terhadap motivasi

belajar di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008/

2009?

D. Tujuan Penelitian

Agar dapat memberikan gambaran secara konkret serta arah yang jelas

dalam pelakasanaan penelitian ini maka penulis perlu merumuskan tujuan

yang ingin dicapai, adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui implementasi Active Learning dalam proses

pembelajaran di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak tahun

2008 / 2009.

2. Untuk mengetahui motivasi belajar di MTs Miftahul Falah Betahwalang,

Bonang, Demak tahun 2008 / 2009.

3. Untuk mengetahui pengaruh implementasi Active Learning terhadap

motivasi belajar di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak

tahun 2008 / 2009.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan pendidikan

pada umumnya, khususnya dapat menambah khasanah dunia Pendidikan

(21)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

a) Dapat menambah pengetahuan tentang model-model pembelajaran.

b) Dapat meningkatkan motivasi guru dalam mengajar

c) Dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar.

b. Bagi siswa

a) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

b) Dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya belajar

c) Dapat menambah khasanah tentang Pendidikan Agama Islam.

F. Hipotesis

Menurut sumadi suryabrata hipetesis adalah jawaban sementara

terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih perlu diuji terus secara

empiris.8

Dengan demikian hipotesis adalah merupakan kesimpulan dari awal

sehingga untuk dapat mewujudkanya kesimpulan ahir masih perlu adanya

pengujian lewat hasil penelitian.

Relevan dengan judul penelitian tersebut, maka dapat penulis ajukan

hipotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh yang sangat signifikan antara

implementasi active learning terhadap motivasi belajar di MTs Miftahul Falah

Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008 / 2009. “

(22)

G. Metode Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Penelitian ini akan dilakukan di MTs Miftahul Falah Betahwalang,

Bonang, Demak

b. Penelitian ini akan diagendakan pada waktu dua bulan yang terbagi

beberapa teknis, dari proses pengumpulan data hingga proses

penulisan laporan.

2. Obyek Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka yang menjadi objek dalam

penelitian ini adalah semua guru di MTs Miftahul Falah Betahwalang,

Bonang, Demak.

3. Metode Pengumpulan Data

Agar didapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan maka

perlu adanya metode yang tepat. Adapun metodologi penelitianya sebagai

berikut:

a. Metode angket (Questioner)

Angket atau questioner adalah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui.9

Metode ini merupakan metode pokok untuk mengetahui

pengaruh implementasi active learning terhadap motivasi belajar di

(23)

9

MTs. Miflahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008 /

2009.

b. Metode Interview (wawancara)

Metode interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.10

Metode ini merupakan metode bantu untuk mencari data

tentang implemantasi active learning dan motivasi belajar di MTs

Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak.

Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran wawancara adalah

semua guru di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak.

Adapun proses wawancara dapat dilakukan secara interview

berstruktur maupun tidak terstruktur yang disesuaikan dengan

kebutuhan penelitian. Model wawancara yang dilakukan yaitu dengan

wawancara berencana dan wawancara tanpa rencana.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari sumber data mengenai

sesuatu yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen, agenda, dan

sebagainya.11 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

situasi umum MTs Miftahul Falah Betahwalang yang meliputi: sejarah

singkat berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, dan

sebagainya.

10 Ibid, him. 145.

(24)

4. Analisis Data

a. Analisis Pendahuluan

Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel

secara terpisah, sehingga diketahui ciri masing-masing variabel

penelitian analisis ini mengunakan rumus prosentase:

P = — x 100%

N

Keterangan:

P : Prosentase perolehan

F : Frekuensi mentah

N : Jumlah total responden

b. Analisis

Analisis ini untuk mengetahui adakah pengaruh implementasi

active learning terhadap motivasi belajar di MTs Miftahul Falah

Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008 / 2009 dengan

menggunakan rumus Chi Kuadrat sebagai berikut:

(fo-Jh)2

A

Keterangan:

X2 : Chi Kuadrat

fo : Frekuensi yang diperoleh

fh : Frekuensi yang diharapkan.

K

(25)

11

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematikan penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengna masing-

masing bab memuat bebarapa sub bab. Adapun susunannya sebagai berikut:

Babi : Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah,

Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Hipotesis dan

Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II : Landasan Teori meliputi implementasi active learning,

pengertian active learning, strategi belajar aktif, sepuluh

metode dalam active learning, prinsip-prinsip belajar aktif

(active learning), tipe-tipe belajar siswa, implementasi active

learning, motivasi belajar, meliputi pengertian motivasi

belajar, macam-macam motivasi belajar, fungsi dan ciri-ciri

motivasi belajar, pengaruh implementasi active learning

terhadap motifasi belajar.

Bab III : Dalam bab ini berisi laporan hasil penelitian yang meliputi :

sejarah berdirinya MTs Miftahul Falah Betahwalang, letak

geografis, visi dan misi, sarana dan prasarana, data keadaan

guru dan murid. Disamping itu juga dilaporkan hasil

penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu

data mengenai implementasi Active learning dan motivasi

(26)

Bab IV

Bab V

: Dalam bab ini akan menguraikan analisis data yang meliputi

analisis data tentang active learning, analisis data tentang

motivasi belajar, analisia data tentang implementasi active

learning terhadap motivasi belajar dan interprestasi data.

: Penutup yang meliputi kesimpulan akhir dari hasil penelitian,

saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Implementasi Active Learning

1. Pengertian Active Learning

Active Learning atau belajar aktif dalam dunia pendidikan sangat

ditekankan karena pelajaran yang hanya diam (pasif) hanya akan

menghasilkan buah dari pembelajaran yang kurang optimal. Jika proses

pembelajaran difokuskan hanya pada guru saja tidak ada tindakan dari

peserta didik, maka pemahaman yang diperoleh peserta didik sangat

minimum.

Active Learning adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta

didik untuk belajar secara aktif.1 Dalam pembelajaran active learning

lebih ditekankan pada partisipan aktif para peserta didik. Di sini guru

sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang mengantarkan peserta

didik mencapai apa yang diharapkan oleh peserta didik.

Pernyataan diatas sesuai dengan asas utama Quantum Teaching,

yaitu "bawalah dunia mereka kedalam dunia kita, dan antarkan dunia kita

ke dunia mereka".2 Di sini diterangkan bahwa tugas guru adalah

menghantarkan peserta didik mencapai apa yang diharapkan atau guru

hanya sebagai fasilitator.

1 Hisyam Zaini, Bermawi Munthe dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD (Center for Teaching Stats Development), Yogyakarta, 2007, him. xvi

2 Bobbi De Porter, Mark Reardon dan Sarah Singer, Quantum Teaching, Kaifa, Bandung, 2002, him. 6.

(28)

Adapun belajar aktif yarg disebut juga belajar "langsung" adalah

belajar yang membuat pelajaran melekat, mencari dan menggabungkan

informasi secara aktif dari tempat kerja, masyarakat, maupun ruang kelas,

lalu menggunakannya untuk alasan tertentu akan menyematkan informasi

tersebut dalam ingatan.3 Penulis tekankan lagi dalam pembelajaran aktif

tugas guru adalah mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan

pengetahuan lama dan baru, dan memfasilitasi belajar.4

Dalam konsep active learning (belajar aktif) yang telah

diperkenalkan oleh Confucius seorang filosofis kenamaan dari Cina yang

sudah lebih dari 2400 tahun yang lalu, menyatakan :

What I hear, I forget (apa yang saya dengar, saya lupa)

What I see, I remember (apa yang saya lihat, saya ingat)

What I do, I understand (apa yang saya lakukan, saya paham)

Tiga pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting belajar

aktif. Mei Silberman telah memodifikasi dan memperluas pemyatan

confusius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham belajar aktif.

What I hear, I forget

What I hear an see, I remember a little

What I hear, see and ask questions about or discuss with someone else, I begin to understand.

What I hear, see, discuss and do, I acquine knowledge and skill. What I teach to another, I master

(apa yang saya dengar, saya lupa)

(Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit)

(Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman, saya mulai faham)

3 Elaine B. Johnson, Contextul Teaching and Learning, Mizan, 2006, him. 154

(29)

15

(Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan ketrampilan)

(Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya).5

Salah satu alasan mengapa ia membuat pernyataan ini, adalah

karena perbedaan tingkat kecepatan bicara pengajar dengan tingkat

kecepatan kemampuan siswa mendengarkan.

Mei Silberman dalam buku Active Learning menjelaskan suatu

penelitian menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kuliah akademik tidak

memperhatikan kurang lebih 40% dari waktu yang tersedia (poilio, 1984

dalam buku Active Learning). Lebih lanjut, siswa mencapai 70% pada

sepuluh menit pertama kuliah, mereka hanya bertahan 20% pada sepuluh

menit terakhir (Mc Keachie, 1986 dalam buku Active Learning). Tidak

mengherankan jika siswa dalam kuliah pengantar psikologi hnya 8 % lebih

dari kelompok pengontrol yang tidak pernah mengambil kuliah itu sama

sekali. (Rickard et.al., 1988 dalam buku Active Learning)

Dengan menambahkan visual pada pelajaran menaikkan ingatan

dari 14 % ke 38 % (Dike, 1989 dalam buku Active Learning). Mel

Silberman dalam buku Active Learning menerangkan suatu penelitian juga

menunjukkan perbaikan sampai 200 % ketika kosa kata diajarkan dengan

menggunakan alat visual. Bahkan, waktu yang diperlukan untuk

menyampaikan konsep berkurang sampai 40 % ketika visual digunakan

untuk menambah presentasi verbal. Sebuah gambar barangkali tidak

(30)

bernilai ribuan kata, namun tiga kali lebih efektif dari pada hanya kata-

kata saja.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

yang hanya mendengarkan saja menghasilkan pemahaman yang sangat

minimum maka dari itu perlu adanya modifikasi dalam proses

pembelajaran.

2. Strategi-Strategi Belajar Aktif (Active Learning)

Satu cara untuk memfasilitasi belajar aktif dalam kelompok kecil

adalah memberi tugas-tugas pada anggota-anggota kelompok seperti

pemimpin, fasilitator, pengatur waktu, perekam, pembicara, pengamat

proses atau manajer materi. Seringkah anda dapat secara mudah meminta

sukarelawan menempati beberapa tanggung jawab ini. Tetapi kadangkala

menyenangkan dan efisien menggunakan strategi pilihan kreatif.” Adapun

penugasan siswa dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Penugasan berdasarkan alphabet : Identifikasikan tugas-tugas yang

diperlukaan dan ditugaskan mereka dalam urutan alphabet dengan

nama pertama. Dalam kelompok jangka waktu lama, putarlah tugas-

tugas dengan menggunakan aturan ini.

b. Penugasan menurut kelahiran : Tentukan tugas dalam urutan

akronologi kelahiran siswa (dalam tahun kalender). Dalam kelompok

jangka waktu lama, putarlah tugas-tugas dengan menggunakan aturan

ini.

(31)

17

c. Nomor lotere : Suruhlah anggota kelompok untuk membaginya.

Letakkan nomor-nomor yang dimiliki oleh anggota kelompok pada

topi dan tentukan orang untuk setiap tugas.

d. Warna lotere : Pilihlah warna untuk setiap tugas. Orang yang memakai

warna tertentu menerima tugas itu.

e. Perlengkapan pakaian : Tugaskan tanggung jawab dengan memilih

perlengkapan pakaian, seperti pemakai kacamata, perhiasan perak,

sweater atau sepatu cokelat.

f. Voting : Suruhlah anggota kelompok untuk memilih tugas. Salah satu

metode populer untuk menandai anggota menunjuk orang yang mereka

pilih. Orang dengan jari paling banyak menunjuk padanya memperoleh

tugas itu.

g. Penugasan random : Suruhlah setiap anggota untuk menghitung dan

mengemukakan empat digit terakhir dan nomor telepon rumah (seperti

9999 = 36). Kemudian umumkan sebuah nomor dari 1-36. Peserta

dalam kelompok yang nomornya paling dekat pada nomor tersebut, ia

diberi tugas itu.

h. Pecinta binatang piaraan : Berikan tugas yang telah ditentukan untuk

peserta didik dengan jumlah binatang piaraan terbanyak.

i. Ukuran keluarga : Berikan tugas yang telah ditentukan untuk peserta

dengan saudara kandung paling banyak atau paling sedikit.

j. Door Prize : Paling awal ke kelas, letakkan sebuah stiker sedemikian

(32)

Metode-metode meneakup sebuah stiker pada sebuah kartu nama, atau

pada sebuah tempat duduk atau meja, pada sebuah materi pelajaran

dan sejenisnya. Peserta didik yang menerima stiker memperoleh

hadiah dan suatu tugas kelompok tertentu.

3. Sepuluh (10) Metode dalam Active Learning

Kegiatan belajar aktif tidak akan dapat berlangsung tanpa

partisipan siswa.' Terdapat berbagai cara untuk membuat siswa

berpartisipan secara penuh diantaranya dengan diskusi guna memperoleh

respons dari para siswa pada setiap saat selama pelajaran. Beberapa

diantaranya sangat tepat ketika waktu terbatas atau keperluan-keperluan

partisipasi sangat dibutuhkan,

a. Diskusi terbuka

Meminta sebuah pernyataan dan membukanya pada kelompok

besar tanpa harus terstruktur lebih lanjut. Kualitas diskusi terbuka

secara terus menerus akan terjadi. Jika anda khawatir bahwa diskusi

akan berjalan terlalu lama katakan sebelumnya, "saya lebih senang

meminta empat atau lima siswa untuk ambil bagian...." Untuk

mendorong siswa mengangkat tangannya, mintalah, "berapa banyak

diantaramu yang merespons terhadap pertanyaan saya?" Kemudian

panggilah peserta didik untuk mengangkat tangan mereka. Di sini

diskusi berperan snagat penting dalam belajar aktif. 7

(33)

19

b. Kartu-kartu respons

Bagikan kartu-kartu indeks dan mintalah jawaban-jawaban

tanpa nama terhadap pertanyaan anda. Edarkan kartu-kartu indeks ke

seluruh kelompok atau yang lainnya membagikannya. Gunakan kartu

respons untuk menghemat waktu atau untuk menghilangkan nama

orang dengan penyingkatan diri. Perlunya mengungkapkan jawaban

anda secara ringkas pada sebuah kartu merupakan keuntungan lain.

c. Polling

Susunlah suatu survei pendek dengan mengisi dan

mendapatkan perhitungan, atau poli peserta didik secara verbal.

Gunakan polling untuk mendapatkan data secara cepat dan kembalikan

hasilnya kepada mereka secepat mungkin. Jika Anda menggunakan

survei verbal, mintalah menunjukkan tangan atau meminta siswa untuk

mengangkat kartu jawaban.

d. Diskusi Kelompok Kecil

Bagilah peserta didik ke dalam kelompok-kelompok yang

terdiri atas tiga peserta atau lebih untuk berbagi informasi. Gunakan

diskusi kelompok kecil jika Anda memiliki cukup waktu untuk

memproses persoalan dan masalah. Ini merupakan salah satu metode

kunci untuk mendapatkan partisipasi seseorang.

e. Partner Belajar

Suruhlah peserta didik mengerjakan tugas atau berdiskusi

(34)

Gunakan partner belajar ketika Anda ingin melibatkan setiap peserta,

tetapi tidak memiliki cukup waktu untuk diskusi kelompok kecil.

Pasangan merupakan konfigurasi kelompok yang baik untuk

mengembangkan sebuah hubungan suportif dan atau untuk

mengerjakan aktivitas-aktivitas kompleks yang tidak akan membiarkan

mereka pada konfigurasi kelompok besar.

f. Whips

Kelilingi kelompok dan dapatkan respon pendek pada

persoalan kunci. Gunakan whips ketika Anda ingin memperoleh

sesuatu dan setiap peserta secara cepat. Kalimat membentuk : (contoh)

“satu perubahan yang akan saya buat di Amerika Serikat adalah ... ."

“tentu sangat berguna dalam melakukan whips. Ajaklah peserta didik

“untuk lewat” kapan saja mereka mau. Hindarkanlah pengulangan,

suruhlah setiap peserta untuk membuat hal baru pada proses itu.

g. Panel

Mintalah sekelompok kecil peserta didik untuk

mempresentasikan pandangan mereka di depan kelas. Sebuah panel

informasi dapat dilakukan dengan meminta pandangan-pandangan dan

sejumlah peserta yang ada pada tempat duduk mereka. Gunakan panel

ketika waktu memungkinkan untuk memfokuskan respon yang serius

terhadap pertanyaan Anda. Putarlah panelis untuk meningkatkan

(35)

21

h. Flasbowl

Suruhlah sebagian peserta didik untuk membentuk lingkaran

diskusi, dan suruhlah peserta sisanya membentuk lingkaran pendengar

mengelilingi mereka. Bawalah kelompok baru ke dalam lingkaran

untuk melanjutkan diskusi. Gunakan flasbowl untuk membantu

memfokuskan pada diskusi kelompok besar. Meskipun banyak

menggunakan waktu, ini adalah metode terbaik untuk menggabungkan

berbagai kebaikan dan diskusi kelompok besar dengan kelompok kecil.

Sebagai variasi pada lingkaran konsentrasi, suruhlah peserta yang

masih duduk di tempatnya dan sunuhlah meja-meja yang berbeda atau

bagian-bagian dan meja menjadi peserta diskusi, sedang yang lain

mendengarkan.

i. Game

Gunakan latihan lucu atau permainan kuis untuk mendapatkan

ide-ide, pengetahuan, atau ketrampilan siswa. TV games sebagaimana

ditunjukkan Family Feud atau Jeopardy dapat digunakan sebagai dasar

dan permainan yang memperoleh partisipasi. Gunakan permainan

untuk membangkitkan energi dan keterlibatan. Permainan juga sangat

berguna untuk membentuk poin-poin dramatis yang jarang peserta

lupakan.

j. M em anggil Pembicara Berikutnya

Suruhlah peserta didik mengangkat tangan ketika mereka ingin

(36)

memanggil pembicara berikutnya (sebagai pengganti peran pengajar).

Gunakan teknik ini ketika anda yakin terdapat banyak perhatian dalam

diskusi atau aktivitas dan Anda ingin meningkatkan interaksi peserta

didik.

Dalam mengimplementasikan active learning terdapat beberapa

metode guna menunjang ketercapaian tujuan dari pada pembelajaran

itu sendiri. Penggunaan metode dalam pembelajaran mementukan

keberhasilan pembelajaran.

4. Prinsip-Prinsip Belajar Aktif (Active Learning)

Dalam belajar aktif (active learning) terdapat beberapa prinsip

diantaranya sebagai berikut:

a. Stimulus Belajar

Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya

dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat berbentuk verbal atau

bahasa, visual, auditif, taktik dan lain-lain. Stimulus hendaknya benar-

benar mengkomunikasikan informasi atau pesan yang hendak

disampaikan oleh guru kepada siswa.

b. Perhatian dan motivasi

Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam

prose belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil

belajar yang dicapai siswa tidak akan optimal. Stimulus belajar yang

(37)

23

dari siswa. Perhatian dan motivasi belajar siswa tidak akan lama

bertahan selama proses belajar-mengajar berlangsung.

c. Respon yang dipelajari

Belajar adalah proses belajar yang aktif, sehingga apabila tidak

dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respon siswa

terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil

belajar yang dikehendaki.

Semua bentuk respons yang dipelajari siswa harus menunjang

terjadinya tujuan instruksional sehingga mampu mengubah perilaku

siswa. Dalam proses belajar mengajar banyak kegiatan belajar siswa

yang dapat ditemukan melalui respons fisik (motorik) disamping

respons intelektual.

d. Penguatan

Setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap

kebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang

kembali manakala diperlukan. Ini berarti bahwa apabila respons siswa

terhadap stimulus guru memuaskan kebutuhannya, maka siswa

cenderung untuk mempelajari tingkah laku tersebut.

e. Pemakaian dan. pemindahan

Pikiran manusia mempunyai kesanggupan menyimpan

informasi yang tidak terbatas jumlahnya. Dalam hal penyimpanan

informasi yang tidak terbatas ini penting sekali pengaturan dan

(38)

diperlukan. Pengingatan kembali informasi yang telah diperoleh

tersebut cenderung terjadi apabila digunakan dalam situasi yang

serupa. Dengan kata lain, perlu adanya asosiasi. Belajar dengan

memperluas pembentukan asosiasi dapat meningkatkan kemampuan

siswa untuk memindahkan apa yang sudah dipelajari kepada situasi

lain yang serupa pada masa mendatang.8

Pembelajaran aktif dapat berjalan dengan baik dan lancar mana

kala prinsip-prinsip dalam belajar aktif diperhatikan dan dilaksanakan.

Dengan adanya prinsip active learning juga dapat menunjang

implementasi active learning.

5. Tipe-Tipe Belajar Siswa

Setiap siswa mempunyai type belajar yang berbeda satu sama lain.

Grafer, seorang ahli psikologi, membagi tipe belajar siswa ke dalam tujuan

tipe masing-masing :

a. Tipe Incremental

Siswa tipe ini hanya mempunyai belajar selangkah demi

selangkah atau disebut juga "block builders".

Sebagai contoh belajar rukun sholat, urutan dalam sholat

adalah niat, takbiratul ihram, membaca al-fatihah dan seterusnya, tipe

belajar siswa ini harus diajarin rukun sholat secara urut.

(39)

25

b. Tipe Intuitive

Siswa tipe ini mampu belajar secara tidak berurutan. Ia mampu

menerima dan mensintesakan pelajaran dengan tepat. Jenis ini

termasuk jenis "bright learner (siswa cerdas)".

Sebagai contoh pelajaran tentang bacaan-bacaan dalam sholat,

siswa tipe semacam ini tidak perlu diajarin bacaan sholat secara urut

akan tetapi dengan sendirinya akan bisa mengurutkanya.

c. Tipe Sensory Specialist

Siswa tipe ini hanya mampu mempelajari sesuatu dengan

menggunakan indera tertentu saja.

Sebagai contoh ketika mempelajari sejarah tentang masjid

Agung Demak maka siswa semacam ini harus di bawa ke Masjid

Agung Demak.

d. Tipe Sensory Generalist

Siswa tipe ini mampu belajar dengan berbagai media. Tipe ini

sangat sensitif.

Sebagai contoh siswa tipe ini belajar hukum bacaan tajwid,

maka dengan media radio, white board, dan lain-lain masih tetap bisa

menangkap materi pelajaran.

e. Tipe Emosional

Siswa tipe ini baru bisa belajar bila melalui orang perorangan

(from face to face). Siswa semacam ini baik ditempatkan dalam

(40)

Sebagai contoh siswa berdiskusi dengan temanya tentang topik

dekadensi moral bangsa.

f. Tipe Emosional Neutral Learning

Siswa tipe ini hanya dapat belajar dari kenyataan saja. Sebagai

contoh siswa belajar tentang adap anak terhadap orang tua.

g. Tipe Elektrik

Siswa tipe ini dapat belajar dalam berbagai situasi.9 Sebagai

contoh siswa belajar pelajaran biologi tentang tumbuh-tumbuhan

dengan cara belajar bebas dialam terbuka

Agar pembelajaran aktif dapat tercipta perlu juga

memperhatikan tipe-tipe belajar siswa ini ditujukan agar guru lebih

tepat dalam menyampaikan materi pelajaran dengan memperhatikan

tipe-tipe belajar siswa.

6. Implementasi Active Learning

Berbagai cara yang dipakai untuk membuat peserta didik aktif

sejak awal melalui aktifitas-aktifitas individu dan kelompok sehinga dalam

waktu singkat bisa membuat mereka paham dengan materi pelajaran.

Implementasi active learning berarti penggunaan berbagai macam

cara untuk membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran siswa yang aktif akan lebih cepat meningkatkan

pemahaman.

(41)

27

Agar tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan perlu adanya berbagai macam metode yang harus dipakai

oleh guru, diantaranya:

a. Kekreatifan guru dalam mengajar

b. Kekreatifan guru dalam menggunakan metode

c. Kekreatifan guru dalam menggunakan media pembelajaran

d. Ketepatan penggunaan metode dan media dalam mengajar.

Selain pada hal-hal diatas, keaktifan siswa dalam belajar sangat

diperlukan karena untuk menunjang keberhasilan dalam prases kegiatan

belajar mengajar.

Contoh implementasi active learning dalam proses pembelajaran

a. Materi tentang proses kejadian manusia guru menyiapkan magic card

b. Materi tentang hari kiamat guru menggunakan media TV atau laptop

c. Materi tentang hukum bacaan dalam Al-qur’an guru menggunakan

media radio.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Kata ’’motif’ diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

pengerak dari dalam dan ada pada subjek untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi mencapai sebuah tujuan. Bahkan motif dapat

(42)

’’motif’ itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang

telah menjadi aktif, motif menjadi aktif dalam situasi tertentu, terutama

bila kebutuhan untuk mencapai tujuan mudah sudah dirasakan atau sudah

mendesak.

Menurut Me. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya "felling" dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.

Donald ini mengandung tiga elemen penting.

a. Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada tiap

individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa

perubahan energi didalam sistem "neurophysiologicaF yang ada pada

organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia

(walaupun motivasi muncul dari dalam diri manusia), penampakannya

akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa / felling afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoala-persoalan kejiwaan,

afeksi dan emosi yang menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi dapat dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam

hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan

motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi

kemunculanya karena terdorong / terangsang oleh adanya unsur lain,

dalam halini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal

(43)

29

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat bahwa motivasi itu

sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya

suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan

bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,

untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong

karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.10

Motivasi menurut James Drever ”motive is an affective-conative

factor which operaties in determining the direction o f an individualis

behavion towards an end or goal, consoustly apprehencieal or

unconsioustly.”

Motivasi juga diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak yang

menjamin kemauan individu untuk memberi arah tujuan belajar. Selain itu,

motivasi juga merupakan dorongan yang tumbuh karena tingkah laku dan

kegiatan manusia.11

WS. Wingkel mengartikan bahwa motivasi adalah keseluruhan

daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar

dan memberikan arah pada kegiatan itu, maka tujuan yang dikehendaki itu

dapat tercapai.12

10 Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 1994, him 73-74.

" Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar dan Zainal Arifin, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja Karya, Bandung, him. 93.

12 WS Wingkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta 1993,

(44)

Jadi motivasi adalah gejala psikis yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu dalam rangka untuk mencapai tujuan yang ingin

dicapai.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memproleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.13 Sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan

tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar.

Hilgard mengatakan bahwa "learning is the process by which an

activity originates or is changed through responding to growth or the

temporary state o f the organism as in fatique or under drugs.

Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap

lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila

disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti

kelelahan atau disebabkan obat-obatan.14

Dalam proses belajar siswa dituntut untuk lebih aktif agar proses

belajar dapat berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang optimal.

Ini sesuai dengan asas belajar bahwa belajar itu bersifat menyeluruh yaitu

mengenali faktor-faktor yang memperjelas sifat yang rumit belajarnya

seseorang.15

13 Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, him. 2.

14 IL Pasaribu dan B Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung, 1983, him. 59

15 Margareth E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarakan, Rajawali Pres, Jakarta,

(45)

31

Dari berbagai macam definisi belajar dapat diambil kesimpulan

bahwa belajar adalah suatu perubahan yang ada pada diri seseorang untuk

berubah menjadi lebih baik.

Dalam perencanaan pembelajaran tidak ada salahnya guru

melibatkan siswa:

a. Siswa harus diajak untuk terlibat aktif sehingga termotivasi dalam

melakukan apresiasi dan kreativitas di sekolah dengan cara memberi

game.

b. Guru harus mengerti kondisi kelas, sehingga tidak bisa disamaratakan

antara kelas satu dan kelas yang lain, maka dibutuhka strategi

penanganan yang berbeda pula.

c. Memanfaatkan fasilitas baik berupa metode, multimedia, lingkungan

maupun alat pendukung lainnya yang bisa membuat siswa merasa betah

di kelas dan nyaman dalam belajar.16

Perencanaan pembelajaran merupakan rencana untuk menjalankan

proses pembelajaran. Dalam pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru

saja akan tetapi siswa sebagai objek penelitian.

Dalam belajar guru perlu memperhatikan 4 hal, sebagai berikut:

a. Mengusahakan agar setiap siswa dapat berpartisipasi aktif, minat murid

perlu ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan

tertentu.

(46)

b. Menganalisa struktur materi yang akan diajarkan, juga perlu disajikan

secara sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa.

c. Menganalisa sequence. Guru mengajar, berarti membimbing siswa melalui

urutan pernyataan-pernyataan dari suatu masalah sehingga siswa

memperoleh pengertian dan dapat mentransfer apa yang sedang

dipelajari.

d. Memberi reinforcement dan umpan balik {feed back). Pemuatan yang

optimal terjadi pada waktu siswa mengetahui bahwa “ia menemukan

jawaban”nya.17

Jadi, yang dimaksud penulis denga motivasi belajar adalah

dorongan yang ada pada diri individu untuk melakukan perubahan dalam

diri seseorang untuk menuju arah perubahan yang lebih dari sebelumnya.

Motivasi belajar bersifat non-intelektual, peranan yang khas adalah dalam

hal menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.

Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang kuat akan banyak

mempunyai energi untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Macam-macam Motivasi Belajar

a. Macam-macam motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

1) Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang

dibawa sejak lahir. Sebagai contoh dorongan untuk makan,

dorongan untuk minum dan lain sebagainya.

(47)

33

2) Motif-motif yang dipelajari

Motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh

dorongan untuk belajar.18

Jadi, motivasi ada yang bawaan sejak lahir dan ada pula

motivasi yang dipelajari, dengan motivasi yang bisa dipelajari

seseorang bisa memaksa dirinya untuk bergerak menuju hal-hal

yang lebih baik.

b. Macam-macam motivasi menurut B. Burton (dalam buku Interaksi dan

Motivasi Belajar Mengajar)

1) Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-

motif yang menjadikan aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang

dari luar, karena dalam individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu.19 Sebagai contoh seorang yang gemar

membaca dia akan membaca dengan sendirinya tanpa disuruh

orang lain dia akan membaca sendiri. Dalam hal belajar, motivasi

intrinsik merupakan motivasi yang paling baik, karena dengan

motivasi ini anak akan aktif dengan sendirinya, kerja sendiri tanpa

suruhan atau paksaan dari orang lain.

(48)

2) Motivasi Ekstrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah motivasi

yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. 20 Motivasi

ekstrinsik menunjukkan adanya sifat pasif pada seseorang yang

mana dapat dengan mudah dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya.

Dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik

instinsik dan ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi peserta

didik dapat mengembangkan kreativitas, dapat pula mengarahkan

dan memelihara ketekunan dalam belajar,

c. Macam-macam motivasi menurut Otto Wilman (dalam buku Proses

Belajar Mengajar) sebagai berikut:

1) Motif Psikologis

Motif ini merupakan dorongan yag spontan, makanya

menimbulkan minat yang spontan. Pengajaran hendaknya

mempergunakan yang spontan ini agar menjadi hal yang positif.

Dorongan alam untuk berkembang itu di sekolah berujud sebagai

dorongan belajar. Karena itu dibutuhkan bimbingan untuk

menghindarkan adanya buah yang dangkal.

2) Motif Praktis

Dalam hidup, kita harus memenuhi tuntutan kebutuhan

mempertahankan dan mengembangkan diri. Bukan bahan pelajaran

(49)

35

yang penting, tetapi apakah yang dapat dicapai dengan bahan

pelajaran itu.21

Sebenarnya macam-macam motivasi menurut Otto Wilman tidak

hanya pada motivasi-motivasi yang tertera di atas. Lebih banyak lagi

macam-macamnya, akan tetapi oleh penulis hanya diambil beberapa saja

yang erat kaitannya dengan motivasi belajar.

3. Fungsi dan Ciri-ciri Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan yang sangat besar bagi seorang

untuk tercapainya sebuah keberhasilan dalam belajar, karena motivasi

merupakan salah satu faktor psikologis dalam pembelajaran. Motivasi

berfungsi sebagai pendorong usaha dalam mencapai prestasi. Adanya

motivasi yang baik dalam belajar, akan menunjukkan hasil yang baik pula.

Hasil belajar akan dapat dicapai bila ada motivasi dalam melaksanakannya.

'’Motivasi memberikan semangat terhadap seseorang pesrta didik dalam kegiatan belajarnya, oleh karena itu motivasi menjadi faktor yang sangat penting didalam belajarnya” 22

Semangat atau gairah belajar anak, tidak akan ada tanpa didukung

motivasi, motivasi akan menentukan usaha belajar anak, sehingga dapat

dikatakan fungsi motivasi adalah menumbuhkan gairah merasa senang dan

semangat untuk belajar secara tekun dan ulet dalam menghadapi tugas.

Menurut Sardinian (dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar), ada 3 fungsi motivasi sebagai berikut:

21 IL Pasaribu dan B. Simanjuntak, op. cit., him. 54.

(50)

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini adalah motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Disamping itu, ada juga fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi

sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam

belajar akan menunjukan hasil yang baik.23

Seperti yang telah diungkapkan di atas, bahwa motivasi adalah

suatu yang sangat urgensi dalam menentuka keberhasilan belajar peserta

didik, maka peserta didik akan melakukan usaha-usaha dalam belajarnya

untuk mencapai keberhasilan tersebut. Adapun ciri-ciri peserta didik yang

mempunyai motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugasfdapat bekerja terus -menerus dalam waktu

yang lama tidak pernah berhenti sebelum disuruh).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan

dorongan dari luar untu berprestasi sebaik mungkin (tidak mudah puas

dengan prestas yang telah dicapai).

c. Menunjukkan minat terhadap bermaca-macam masalah.

(51)

37

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersikap

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

h. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.24

Motivasi sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar

mengajar oleh karena itu motivasi belajar samgat urgensi dalam

pendidikan.

C. Pengaruh Implementasi Active Learning Terhadap Motivasi Belajar Proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan memang

menuntut dan membutuhkan kreatifitas, baik dari guru mata pelajaran tersebut

maupun dari siswanya. Salah satu bentuk kreatifitas guru dalam mengajar

yaitu mengimplementasikan active learning kedalam proses pembelajaran.

Active learning merupakan kumpulan berbagai cara untuk membuat

peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas individu dan

kelompok sehingga dalam waktu yang singkat bisa membuat siswa berfikir

tentang materi pembelajaran. Disini dijelaskan bahwa tidak hanya terikat pada

siswa akan tetapi guru berusaha semaksimal mungkin mengimplementasikan

active learning dalam proses pembelajaran.

(52)

Active learning juga merupakan kumpulan beberapa metode untuk

mengajak peserta didik aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Dengan

mengajak siswa lebih aktif secara otomatis dapat membuat siswa semangat

dalam mengikuti pembelajaran.

Dengan adanya implementasi active learning dapat meningkatkan

motivasi belajar. Karena didalam active learning mencakup berbagai metode

pembelajaran yang bisa membuat siswa lebih betah dalam mengikuti

pembelajaran.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan metode yang

bervariasi dapat meningkatkan kadar pemahaman siswa tentang materi

pembelajaran. Dengan begitu guru harus senantiasa meningkatkan kreatifitas

dalam mengajar.

Contoh pengaruh implementasi active learning terhadap motivasi

belajar adalah sebagai berikut yaitu dengan metode pembelajaran

Reconnecting (Mengingat Kembali). Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut:

1. Ajaklah siswa mengingat kembali pelajaran berikutnya

2. Tentukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan pelajaran sebelumnya,

misalnya.

(53)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang,

Demak

1. Sejarah Berdirinya MTs. Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak

Di dalam mendirikan suatu lembaga, baik yang non pemerintah

maupun yang remsi biasanya selalu ada kendala-kendalanya, baik datang

dari dalam maupun dari luar yang melibatkan langsung terhadap lembaga

atau yayasan yang didirikan dengan tujuan tertentu, meskipun juga ada

faktor-faktor yang mendukungnya dalam mendirikan suatu lembaga. Hal

ini tidak mustahil akan terjadi pro dan kontra diantara para pendiri sendiri

dan orang-orang yang terlibat di dalam mendirikan sebuah lembaga.

Untuk memperjelas mengenai sejarah berdirinya MTs. Miftahul

Falah Betahwalang, Bonang, Demak bahwa MTs. Miftahul Falah berdiri

atas prakarsa para tokoh-tokoh masyarakat Betahalang yang telah berhasil

mendirikan MTs. Miftahul Falah Betahwalang para tahun 1989. Beberapa

tokoh pendiri diantaranya adalah K.H. Ali Munawar, K. M. Bahrun

Dimyati, Drs. Suparman dan lain-lain.

MTs. Miftahul Falah Betahwalang berdiri atas dasar pokok

pemikiran para tokoh pendiri yang mempunyai gagasan banyaknya anak-

anak Betahwalang lulusan SD dan MI, dari pada harus sekolah di desa

(54)

tetangga akhirnya para tokoh masyarakat mempunyai inisiatif untuk

mendirikan MTs. Miftahul Falah.

MTs. Miftahul Falah mempunyai area seluas 1.633 m2 yang

semula merupakan tanah wakaf yayasan Miftahul Falah dan Madrasah ini

mengalami tiga kali periode kepemimpinan Kepala Madrasah. Yang

pertama dipimpin oleh Bapak Abdul Haris, dimulai dari tahun 1989 -

1990, kemudian diganti oleh Bapak Taslimun, BA tahun 1990 - 2007, dan

kemudian dipimpin oleh Bapak Fathur Rahman, S.Ag mulai tahun 2007 -

sekarang.

2. Letak Geografis MTs. Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak

Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Miftahul Falah Betahwalang,

Bonang, Demak tahun 2008. Madrasah ini terletak di Desa Betahwalang,

Kec. Bonang, Kab. Demak. Adapun batas-batas wilayah MTs. Miftahul

Falah Betahlawang, Bonang, Demak adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Serangan.

b. Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Tambak Gojoyo.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan tambak perikanan.

d. Sebelah Utara berbatasan dengan tambak perikanan.

3. Visi dan Misi MTs. Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak

a. Visi

“Beriman, bertaqwa, terampil, berwawasan keilmuan, dan

Gambar

Tabel ISarana dan Prasarana MTs. Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak
Tabel IIDaftar Guru dan Karyawan MTs. Miftahul Falah
Tabel IIIData Siswa MTs. Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak
DAFTAR HASIL ANGKET IMPLEMENTASI TABEL IVACTIVE LEARNING DI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bakteri yang mendekati genus ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat, tepian timbul, sel bentuk bola,

2 tanggal 3 Juli 2018 Dasar Hukum pemberhentian Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 12 Mei 2020 yang telah dilembagakan dalam Akta Notaris Ashoya Ratam

• Setelah menyaksikan semua penampilan tari, siswa menulis penjelasan tentang makna nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tarian masing- masing kelompok. • Siswa dapat

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konsumen batik menginginkan batik tulis dengan bahan kain yang nyaman, tapak canting yang rapi, motif yang menarik, dan

Banyaknya jawaban netral (biasa saja) pada jawaban kuesioner responden untuk variable kenyamanan, keamanan dan kemudahan menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen tidak

hukum rajam(jenis hukuman dalam bentuk dilempar dengan batu sampai mati) baik dilakukan oleh muhshan maupun ghairu muhshan ).Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh

Proses internal yang mencakup pengalaman pribadi yang di jalani oleh seorang lesbian awalnya seorang lesbian menjalani hidup secara normal seperti menyukai lawan jenis

Adapun jenis data atau pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dimana peneliti menerapkan tindakan berupa pelaksanaan metode