PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
DI MTs MIFTAHUL FALAH BETAHWALANG,
BONANG, DEMAK
TAHUN 2008 / 2009
S K R IP S I
D iajukan untuk M em enuhi K ew ajiban
dan M elengkapi Syarat M em peroleh G elar Sarjana D alam Ilm u Tarbiyah
N IM : 111 05 008
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, Agustus 2009
Penulis,
INAYATUL ULYA NIM: 111 05 008
D E P A R T E M E N A G A M A RI
S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A
JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www. stainsalatisza. ac. id E-mail: administrasi@staimalatiga. ac. id
Dra. Nur Hasanah, M.Pd
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama : INAYATUL ULYA
NIM : 111 05 008
Jurusan / nrogdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE
LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI
MTs. MIFTAHUL FALAH BETAFIW ALANG,
BONANG, DEMAK TAHUN 2008 / 2009.
Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera NIP. 19690110 199403 2 002
Website : www.stainsalatiea.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : 1NAYATUL ULYA dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 05 008 yang berjudul : “PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE
LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI MTs MIFTAHUL
FALAH BETAHWALANG, BONANG, DEMAK TAHUN 2008 / 2009”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Kamis tanggal 20
Agustus 2009 yang bertepatan dengan tanggal 29 Sya’ban 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam
Ilmu Tarbiyah. NIP. 19680812 199403 2 003
Dr. H. Muh Saerozi. M.Ag NIP. 19660215 199103 1001
Penguji II
Winarno, S.Si.. M.Pd NIP. 19730526 199903 1 004
Pembimbing
Dra. Nur Hasanah, M.Pd NIP. 19690110 199403 2 002
MOTTO
S a a t ini dan s e la m a n y a aku s elalu m en g ijin kan s em u a yan g aku inginkan
u n tu k h a d ir d id alam h id u p ku d en g an m udah dan m e n y en an g k an , trim ak a s ih
ya T u h an ku karena d en g an p erto lo n g a n -M u aku y akin aku bisa m eraih
a p ap u n y a n g aku in gin kan . Ku ijin kan diriku u n tu k b erhasil, u n tu k berubah,
dan aku ijinkan nasib ku u n tu k te ru s m em b aik hin g g a ajal m en jem p u tku .
1. I6uku M u ’minah dan (Bapaku Woor
Jfasyim yang sCaCu mencurahkan kasih
sayang dan do’a kepada penuCis
2. (BapakjKft- Zoemri 6eserta kgkurga
3. Kakakku JLSdurrohim, Ahm ad (Dzakirin
dan adikku ffusnuCTauziyah
4. KeCuarga hesarsimbah'H. M u ’aCi
5. Keluarga SesarSimSah A hm adYasir
6. CaCon pendamping hidupku
7. Yeman-teman (P. M Safira (MSak^Ima,
ApriC, MSak^Ana, Yana, Taizah, Yitikj,
M6ak.Narsih, drince, Cepip, Ana Zaid,
Mamiku dan M6ak, Latij).Juga
saha6at-sahaSatku mustikhah, hasnah dan husnuC
khotimah.
8. Vstadh/ah dan adik-adikku di YPQ
J4d-JLmien Sakatiga
9. J fc ’ 09 Mas Nasir, Mas ZJdin, Mas
JLrief, Ipung, Mas Kphim, Cipto, Criya,
JamiC, Yuna, Ichaki Eny (Endefetto, dan
Anisa.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, sholawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW dan kepada
keluarga serta para sahabat dan pengikutnya.
Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH
IMPLEMENTASI iCTIVE LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI
MTs MIFTAHUL F ALAH BETAHWALANG, BONANG, DEMAK TAHUN
2008/2009” penulis susun dengan berusaha semaksimal mungkin demi
terwujudnya susunan yang sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa kemampuan
dan potensi yang dimiliki penulis sangatlah terbatas, sehingga dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, motivasi, dan bimbingan dari
berbagai pihak.
Oleh karenanya, dalam kesempatan ini penulis haturkan trimakasih
kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Salatiga
2. Fathurrohman, M.Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam
3. Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan
5. Ibuku Mu’minah dan bapakku Noor Hasyim yang selalu aku sayangi dan aku
banggakan
6. Bapak pengasuh PPTI Al-Falah Salatiga KH. Zoemri RWS beserta keluarga
yang telah mengasuh penulis dikota sejuk ini
7. Kakakku Abdur Rohim yang telah membantu sepenuh hati kepada penulis
untuk menyelesaikan studi
8. Kakakku Ahmad Dzakirin dan adikku Husnul Fauziyah yang selalu
memotivasi penulis
9. Keluarga besar Simbah H. Muali yang selalu memotivasi penulis
10. Keluarga besar simbah Ahmad Yasir yang selalu aku banggakan
11. Ustadz / ah dan adik-adikku di TPQ Al-Amien Salatiga yang aku banggakan
12. Teman-temanku di P.M Safira (Mbak Ima, April, Mbak Ana, Yana, Titik,
Faizah, Frince, Mbak Narsih, Cepip, Ana Zaid, Nur, dan Ana Latif) yang
selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penulisan skripsi
13. Sahabat-sahabatku Muslihah, Hasnah, Maesaroh, Husnul Khotimah, Qibtiyah
dan Mbak Zah yang selalu menemani penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini
14. Kakak-kakakku dan adik-adikku di ponpes Al-Falah Salatiga yang selalu aku
rindukan
15. JFC ’09 (KKN Banyuroto) Mas Udin, Mas Nasir, Mas Arief, Mas Rohim,
Ipung, Jamil, Cipto, Yuna, Cakcuk, Eni Endeleto, dan Anisa. Terimakasih
akan kekompakan kalian
16. Keluarga besar Sobleman, Banyuroto yang aku sayanggi
17. Teman-temanku STAIN Salatiga angkatan 2005 dan semua teman-teman
STAIN salatiga yang mengenalku.
Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi masih jauh dari
kesempurnaan, semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan yang
dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari para
pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam.
Salatiga, Agustus 2009
Penulis
HALAMAN JUDUL... i
DEKLARASI... ii
NOTA PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR IS I... x
DAFTAR TABEL... xiii
BAB I PENDAHILUAN A. Latar Belakang Masalah... ... 1
B. Penegasan Istilah... 3
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Manfaat Penelitian... 6
F. Hipotesis... 7
G. Metode Penelitian... 8
H. Sistematika Penulisan Skripsi... 11
BAB II LAND ASAN TEORI A. Implementasi Active Learning... 13
1. Pengertian Active Learning... 13
2. Strategi-strategi Belajar Aktif (Active Learning)... 16
3. Sepuluh (10) Metode Dalam Active Learning... 18
4. Prinsip-prinsi Belajar Aktif (Active Learning)... 22
5. Tipe-tipe Belajar Siswa... 24
6. Implementasi Active Learning... 26
B. Motivasi Belajar... 27
1. Pengertian Motivasi Belajar... 27
2. Macam-macam Motivasi Belajar... 32
3. Fungsi dan Ciri-ciri Motivasi Belajar... 35
C. Pengaruh Implementasi Active Learning terhadap Motivasi Belajar... 37
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi MTs Miftahul Falah... 39
1. Sejarah Berdirinya MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 39
\ 2. Letak geografis MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 40
3. Visi dan Misi MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 40
4. Sarana dan Prasarana MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 42
5. Keadaan Guru dan Siswa MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 44
Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 47
2. Data tentang Motivasi Belajar di MTs Miftahul Falah
Betahwalang, Bonang, Demak... 51
BAB IV AN ALI SI DATA
A. Analisis Data tentang Implementasi Active Learning di
MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 55
B. Analisis Data tentang Motivasi Belajar di MTs Miftahul
Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 60
C. Analisis data tentang Pengaruh Implementasi Active
Learning Terhadap Motivasi Belajar di MTs Miftahul
Falah Betahwalang, Bonang, Demak... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 73
B. Saran... 74
C. Penutup... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL I TABEL SARANA DAN PRASARANA MTs MIFTAHUL
FALAH ... 42
TABEL II TABEL GURU DAN KARYAWAN MTs MIFTAHUL
FALAH... 44
TABEL III TABEL SISWA MTs MIFTAHUL FALAH... 46
TABEL IV TABEL HASIL ANGKET IMPLEMENTASI ACTIVE
LEARNING... 48
TABEL V TABEL FREKUENSI PROSENTASE IMPLEMENTASI
ACTIVE LEARNING... 50
TABEL VI TABEL HASIL ANGKET MOTIVASI BELAJAR... 52
TABEL VII TABEL FREKUENSI PROSENTASE MOTIVASI
BELAJAR... 54
TABEL VIIITABEL IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DI MTs
MIFTAHUL FALAH... 56
TABEL IX TABEL MOTIVASI BELAJAR DI MTs MIFTAHUL
FALAH ... 60
TABEL X TABEL IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI MTs MIFTAHUL
FALAH... 66
TABEL XI TABEL FREKUENSI YANG DIPEROLEH... 67
TABEL XII TABEL FREKUENSI YANG DIHARAPKAN (fh... 68
TABEL XIIITABEL KERJA UNTUK MENCARI CHI KUADRAT
BAHAN fo DAN fh... 69
A. Latar Belakang Masalah
Banyaknya model pembelajaran di dunia pendidikan yang bermacam-
macam dan variatif menuntut seorang guru untuk lebih bisa menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif. Penyelenggaraan pembelajaran
merupakan tugas utama seorang guru. Pembelajaran dapat diartikan sebagai
kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Untuk dapat
membelajarkan siswanya salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru
adalah dengan menerapkan pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning).
Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning (CTL))
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.1 Siswa akan lebih memahami materi pembelajaran jika dikaitkan
langsung dengan dunia nyata yang dialami siswa.
Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning merupakan suatu fenomena, terlepas dari
besar kecilnya kadar keaktifan siswa dalam belajar tersebut.. Fenomena adanya
1 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2002, him. 1.
2
pendekatan Contextual Teaching and Learning, perlu digunakan untuk lebih
mengembangkan potensi belajar siswa.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning perlu dikembangkan,
karena pendekatan Contektual Teaching and Learning secara factual dapat
meningkatkan kadar keaktifan siswa. Merupakan suatu kenyataan yang baru
muncul dalam belajar mengajar memerlukan suatu penanganan khusus,
terutama terhadap sifat konservatif guru pada umumnya.
Semua metode dalam proses belajar mengajar dapat mengaktifkan
siswa. Bagaimanapun, cara belajar “duduk-dengar-catat-hafal (DDCH)” tetap
mengandung keaktifan siswa. Contextual Teaching and Learning menuntut
keaktifan siswa dalam kadar yang lebih besar, kalau mungkin sampai seratus
persen. Untuk itu perlu adanya penataan bahan, pelaksanaan proses belajar
mengajar, alat evaluasi dan sebagainya, inklusif terhadap penyusunan satuan
pelajaran dan yang lebih jauh lagi terhadap organisasi kurikulum.
Dimulai dari tahun pelajaran 2005/2006 MTs Miftahul Falah
Betahwalang sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan ini berarti sudah
menerapkan Active Learning pada pembelajaran. Perubahan kurikulum
tersebut diharapkan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran agar
memperoleh pemahaman yang maksimum dari pembelajaran. Kenyataan ini
sesuai dengan kata-kata mutiara yang diberikan oleh seorang filosof kenamaan
dari Cina, Konfiisius. Yang berbunyi:
What I do, I understand (Apa yang saya lakukan, saya paham)2
Tiga pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting belajar aktif.
Mei Silberman telah memodifikasi dan memperluas pernyaiaan Confucius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham Belajar Aktif. What I hear, I forget
What I hear and see, I remember a little.
What I hear, see, and ask question about or discuss
What I hear, see, discuss, and do, I acquine knowledge and skill. What I Teach to another, I master
(Apa yang saya dengar saya lupa)
(Apa yang saya dengar dan saya lihat, saya ingat sedikit)
(Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa kolega/teman, saya mulai paham)
(Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan)
(Apa yang saya ajarkan pada oranglain, saya menguasainya)3
Dengan adanya Active Learning diharapkan siswa mempunyai life skill
(kecakapan hidup). Active Learning dalam pembelajaran diharapkan ada
pengaruhnya terhadap motivasi belajar.
Melihat latar belakang tersebut diatas, maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak
dengan judul, “PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DI MTs. MIFTAHUL FALAH
BETAHWALANG, BONANG, DEMAK TAHUN 2008 / 2009”
B. Penegasan Istilah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan supaya terhindar dari
timbulnya kesalah pahaman terhadap apa yang terkandung dalam skripsi ini,
maka perlu kiranya diperjelas dan dibatasi pengertiannya sebagai berikut:
2 Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif,
4
1. Implementasi
Implementasi adalah penerapan dalam strategi belajar mengajar
dengan menggunakan metode tertentu yang sesuai dengan materi yang
diajarkan4. Maksud implementasi adalah dalam proses pembelajaran
seorang guru harus mencari dan menerapkan metode yang sesuai dengan
materi yang diajarkan.
2. Active Learning
Active learning adalah suatu pembelajaran yang mengajak
peserta didik untuk belajar secara aktif.5 Artinya ketika peserta didik
belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas
pembelajaran.
Maksud dari implementasi active learning adalah penerapan
metode dalam proses belajar mengajar dengan mengunakan metode
pembelajaran aktif yang melibatkan peserta didik secara penuh dalam
proses pembelajaran. Adapun indikator dari implementasi active learning
adalah sebagai berikut:
a. Siswa mempunyai buku-buku dan alat pelajaran dengan lengkap
b. Siswa aktif mengikuti pembelajaran
c. Siswa tidak pernah absen dalam mengikuti pembelajaran
d. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.
4 W.J.S Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, him. 1012
Motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.6 Artinya motivasi dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai sebuah tujuan.
Belajar adalah suatu. proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.7
Jadi yang dimaksud motivasi belajar adalah dorongan yang
memaksa seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari belajar. Adapun indikator dari motivasi belajar adalah sebagai
berikut:
a. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dikelas
b. Siswa rajin berdiskusi dengan temanya dalam proses pembelajaran
c. Siswa lebih semangat dalam mengerjakan tugas
d. Guru menggunakan media pembelajaran
e. Guru kreatif (metodologi) dalam mengajar.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi Active Learning dalam proses pembelajaran di
MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008/ 2009?
6 Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1986, him. 73
7 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka cipta, Jakarta, 1991, him. 2.
5
Motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.6 7 Artinya motivasi dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai sebuah tujuan.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
n
lingkungannya.
Jadi yang dimaksud motivasi belajar adalah dorongan yang
memaksa seseorang untuk melakukan perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari belajar. Adapun indikator dari motivasi belajar adalah sebagai
berikut:
a. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dikelas
b. Siswa rajin berdiskusi dengan temanya dalam proses pembelajaran
c. Siswa lebih semangat dalam mengerjakan tugas
d. Guru menggunakan media pembelajaran
e. Guru kreatif (metodologi) dalam mengajar.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi Active Learning dalam proses pembelajaran di
MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008/ 2009?
6 Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1986, him. 73
7 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka cipta, Jakarta, 1991, him. 2.
2. Bagaimana motivasi belajar di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang,
Demak tahun 2008/2009?
3. Bagaimana pengaruh implementasi Active Learning terhadap motivasi
belajar di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008/
2009?
D. Tujuan Penelitian
Agar dapat memberikan gambaran secara konkret serta arah yang jelas
dalam pelakasanaan penelitian ini maka penulis perlu merumuskan tujuan
yang ingin dicapai, adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui implementasi Active Learning dalam proses
pembelajaran di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak tahun
2008 / 2009.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar di MTs Miftahul Falah Betahwalang,
Bonang, Demak tahun 2008 / 2009.
3. Untuk mengetahui pengaruh implementasi Active Learning terhadap
motivasi belajar di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak
tahun 2008 / 2009.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan pendidikan
pada umumnya, khususnya dapat menambah khasanah dunia Pendidikan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
a) Dapat menambah pengetahuan tentang model-model pembelajaran.
b) Dapat meningkatkan motivasi guru dalam mengajar
c) Dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar.
b. Bagi siswa
a) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
b) Dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya belajar
c) Dapat menambah khasanah tentang Pendidikan Agama Islam.
F. Hipotesis
Menurut sumadi suryabrata hipetesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih perlu diuji terus secara
empiris.8
Dengan demikian hipotesis adalah merupakan kesimpulan dari awal
sehingga untuk dapat mewujudkanya kesimpulan ahir masih perlu adanya
pengujian lewat hasil penelitian.
Relevan dengan judul penelitian tersebut, maka dapat penulis ajukan
hipotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh yang sangat signifikan antara
implementasi active learning terhadap motivasi belajar di MTs Miftahul Falah
Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008 / 2009. “
G. Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Penelitian ini akan dilakukan di MTs Miftahul Falah Betahwalang,
Bonang, Demak
b. Penelitian ini akan diagendakan pada waktu dua bulan yang terbagi
beberapa teknis, dari proses pengumpulan data hingga proses
penulisan laporan.
2. Obyek Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, maka yang menjadi objek dalam
penelitian ini adalah semua guru di MTs Miftahul Falah Betahwalang,
Bonang, Demak.
3. Metode Pengumpulan Data
Agar didapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan maka
perlu adanya metode yang tepat. Adapun metodologi penelitianya sebagai
berikut:
a. Metode angket (Questioner)
Angket atau questioner adalah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui.9
Metode ini merupakan metode pokok untuk mengetahui
pengaruh implementasi active learning terhadap motivasi belajar di
9
MTs. Miflahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008 /
2009.
b. Metode Interview (wawancara)
Metode interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.10
Metode ini merupakan metode bantu untuk mencari data
tentang implemantasi active learning dan motivasi belajar di MTs
Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak.
Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran wawancara adalah
semua guru di MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak.
Adapun proses wawancara dapat dilakukan secara interview
berstruktur maupun tidak terstruktur yang disesuaikan dengan
kebutuhan penelitian. Model wawancara yang dilakukan yaitu dengan
wawancara berencana dan wawancara tanpa rencana.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari sumber data mengenai
sesuatu yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen, agenda, dan
sebagainya.11 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
situasi umum MTs Miftahul Falah Betahwalang yang meliputi: sejarah
singkat berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, dan
sebagainya.
10 Ibid, him. 145.
4. Analisis Data
a. Analisis Pendahuluan
Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel
secara terpisah, sehingga diketahui ciri masing-masing variabel
penelitian analisis ini mengunakan rumus prosentase:
P = — x 100%
N
Keterangan:
P : Prosentase perolehan
F : Frekuensi mentah
N : Jumlah total responden
b. Analisis
Analisis ini untuk mengetahui adakah pengaruh implementasi
active learning terhadap motivasi belajar di MTs Miftahul Falah
Betahwalang, Bonang, Demak tahun 2008 / 2009 dengan
menggunakan rumus Chi Kuadrat sebagai berikut:
(fo-Jh)2
A
Keterangan:
X2 : Chi Kuadrat
fo : Frekuensi yang diperoleh
fh : Frekuensi yang diharapkan.
K
11
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematikan penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengna masing-
masing bab memuat bebarapa sub bab. Adapun susunannya sebagai berikut:
Babi : Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah,
Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Hipotesis dan
Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II : Landasan Teori meliputi implementasi active learning,
pengertian active learning, strategi belajar aktif, sepuluh
metode dalam active learning, prinsip-prinsip belajar aktif
(active learning), tipe-tipe belajar siswa, implementasi active
learning, motivasi belajar, meliputi pengertian motivasi
belajar, macam-macam motivasi belajar, fungsi dan ciri-ciri
motivasi belajar, pengaruh implementasi active learning
terhadap motifasi belajar.
Bab III : Dalam bab ini berisi laporan hasil penelitian yang meliputi :
sejarah berdirinya MTs Miftahul Falah Betahwalang, letak
geografis, visi dan misi, sarana dan prasarana, data keadaan
guru dan murid. Disamping itu juga dilaporkan hasil
penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu
data mengenai implementasi Active learning dan motivasi
Bab IV
Bab V
: Dalam bab ini akan menguraikan analisis data yang meliputi
analisis data tentang active learning, analisis data tentang
motivasi belajar, analisia data tentang implementasi active
learning terhadap motivasi belajar dan interprestasi data.
: Penutup yang meliputi kesimpulan akhir dari hasil penelitian,
saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Implementasi Active Learning
1. Pengertian Active Learning
Active Learning atau belajar aktif dalam dunia pendidikan sangat
ditekankan karena pelajaran yang hanya diam (pasif) hanya akan
menghasilkan buah dari pembelajaran yang kurang optimal. Jika proses
pembelajaran difokuskan hanya pada guru saja tidak ada tindakan dari
peserta didik, maka pemahaman yang diperoleh peserta didik sangat
minimum.
Active Learning adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta
didik untuk belajar secara aktif.1 Dalam pembelajaran active learning
lebih ditekankan pada partisipan aktif para peserta didik. Di sini guru
sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran yang mengantarkan peserta
didik mencapai apa yang diharapkan oleh peserta didik.
Pernyataan diatas sesuai dengan asas utama Quantum Teaching,
yaitu "bawalah dunia mereka kedalam dunia kita, dan antarkan dunia kita
ke dunia mereka".2 Di sini diterangkan bahwa tugas guru adalah
menghantarkan peserta didik mencapai apa yang diharapkan atau guru
hanya sebagai fasilitator.
1 Hisyam Zaini, Bermawi Munthe dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD (Center for Teaching Stats Development), Yogyakarta, 2007, him. xvi
2 Bobbi De Porter, Mark Reardon dan Sarah Singer, Quantum Teaching, Kaifa, Bandung, 2002, him. 6.
Adapun belajar aktif yarg disebut juga belajar "langsung" adalah
belajar yang membuat pelajaran melekat, mencari dan menggabungkan
informasi secara aktif dari tempat kerja, masyarakat, maupun ruang kelas,
lalu menggunakannya untuk alasan tertentu akan menyematkan informasi
tersebut dalam ingatan.3 Penulis tekankan lagi dalam pembelajaran aktif
tugas guru adalah mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan
pengetahuan lama dan baru, dan memfasilitasi belajar.4
Dalam konsep active learning (belajar aktif) yang telah
diperkenalkan oleh Confucius seorang filosofis kenamaan dari Cina yang
sudah lebih dari 2400 tahun yang lalu, menyatakan :
What I hear, I forget (apa yang saya dengar, saya lupa)
What I see, I remember (apa yang saya lihat, saya ingat)
What I do, I understand (apa yang saya lakukan, saya paham)
Tiga pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting belajar
aktif. Mei Silberman telah memodifikasi dan memperluas pemyatan
confusius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham belajar aktif.
What I hear, I forget
What I hear an see, I remember a little
What I hear, see and ask questions about or discuss with someone else, I begin to understand.
What I hear, see, discuss and do, I acquine knowledge and skill. What I teach to another, I master
(apa yang saya dengar, saya lupa)
(Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit)
(Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman, saya mulai faham)
3 Elaine B. Johnson, Contextul Teaching and Learning, Mizan, 2006, him. 154
15
(Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan ketrampilan)
(Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya).5
Salah satu alasan mengapa ia membuat pernyataan ini, adalah
karena perbedaan tingkat kecepatan bicara pengajar dengan tingkat
kecepatan kemampuan siswa mendengarkan.
Mei Silberman dalam buku Active Learning menjelaskan suatu
penelitian menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kuliah akademik tidak
memperhatikan kurang lebih 40% dari waktu yang tersedia (poilio, 1984
dalam buku Active Learning). Lebih lanjut, siswa mencapai 70% pada
sepuluh menit pertama kuliah, mereka hanya bertahan 20% pada sepuluh
menit terakhir (Mc Keachie, 1986 dalam buku Active Learning). Tidak
mengherankan jika siswa dalam kuliah pengantar psikologi hnya 8 % lebih
dari kelompok pengontrol yang tidak pernah mengambil kuliah itu sama
sekali. (Rickard et.al., 1988 dalam buku Active Learning)
Dengan menambahkan visual pada pelajaran menaikkan ingatan
dari 14 % ke 38 % (Dike, 1989 dalam buku Active Learning). Mel
Silberman dalam buku Active Learning menerangkan suatu penelitian juga
menunjukkan perbaikan sampai 200 % ketika kosa kata diajarkan dengan
menggunakan alat visual. Bahkan, waktu yang diperlukan untuk
menyampaikan konsep berkurang sampai 40 % ketika visual digunakan
untuk menambah presentasi verbal. Sebuah gambar barangkali tidak
bernilai ribuan kata, namun tiga kali lebih efektif dari pada hanya kata-
kata saja.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
yang hanya mendengarkan saja menghasilkan pemahaman yang sangat
minimum maka dari itu perlu adanya modifikasi dalam proses
pembelajaran.
2. Strategi-Strategi Belajar Aktif (Active Learning)
Satu cara untuk memfasilitasi belajar aktif dalam kelompok kecil
adalah memberi tugas-tugas pada anggota-anggota kelompok seperti
pemimpin, fasilitator, pengatur waktu, perekam, pembicara, pengamat
proses atau manajer materi. Seringkah anda dapat secara mudah meminta
sukarelawan menempati beberapa tanggung jawab ini. Tetapi kadangkala
menyenangkan dan efisien menggunakan strategi pilihan kreatif.” Adapun
penugasan siswa dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Penugasan berdasarkan alphabet : Identifikasikan tugas-tugas yang
diperlukaan dan ditugaskan mereka dalam urutan alphabet dengan
nama pertama. Dalam kelompok jangka waktu lama, putarlah tugas-
tugas dengan menggunakan aturan ini.
b. Penugasan menurut kelahiran : Tentukan tugas dalam urutan
akronologi kelahiran siswa (dalam tahun kalender). Dalam kelompok
jangka waktu lama, putarlah tugas-tugas dengan menggunakan aturan
ini.
17
c. Nomor lotere : Suruhlah anggota kelompok untuk membaginya.
Letakkan nomor-nomor yang dimiliki oleh anggota kelompok pada
topi dan tentukan orang untuk setiap tugas.
d. Warna lotere : Pilihlah warna untuk setiap tugas. Orang yang memakai
warna tertentu menerima tugas itu.
e. Perlengkapan pakaian : Tugaskan tanggung jawab dengan memilih
perlengkapan pakaian, seperti pemakai kacamata, perhiasan perak,
sweater atau sepatu cokelat.
f. Voting : Suruhlah anggota kelompok untuk memilih tugas. Salah satu
metode populer untuk menandai anggota menunjuk orang yang mereka
pilih. Orang dengan jari paling banyak menunjuk padanya memperoleh
tugas itu.
g. Penugasan random : Suruhlah setiap anggota untuk menghitung dan
mengemukakan empat digit terakhir dan nomor telepon rumah (seperti
9999 = 36). Kemudian umumkan sebuah nomor dari 1-36. Peserta
dalam kelompok yang nomornya paling dekat pada nomor tersebut, ia
diberi tugas itu.
h. Pecinta binatang piaraan : Berikan tugas yang telah ditentukan untuk
peserta didik dengan jumlah binatang piaraan terbanyak.
i. Ukuran keluarga : Berikan tugas yang telah ditentukan untuk peserta
dengan saudara kandung paling banyak atau paling sedikit.
j. Door Prize : Paling awal ke kelas, letakkan sebuah stiker sedemikian
Metode-metode meneakup sebuah stiker pada sebuah kartu nama, atau
pada sebuah tempat duduk atau meja, pada sebuah materi pelajaran
dan sejenisnya. Peserta didik yang menerima stiker memperoleh
hadiah dan suatu tugas kelompok tertentu.
3. Sepuluh (10) Metode dalam Active Learning
Kegiatan belajar aktif tidak akan dapat berlangsung tanpa
partisipan siswa.' Terdapat berbagai cara untuk membuat siswa
berpartisipan secara penuh diantaranya dengan diskusi guna memperoleh
respons dari para siswa pada setiap saat selama pelajaran. Beberapa
diantaranya sangat tepat ketika waktu terbatas atau keperluan-keperluan
partisipasi sangat dibutuhkan,
a. Diskusi terbuka
Meminta sebuah pernyataan dan membukanya pada kelompok
besar tanpa harus terstruktur lebih lanjut. Kualitas diskusi terbuka
secara terus menerus akan terjadi. Jika anda khawatir bahwa diskusi
akan berjalan terlalu lama katakan sebelumnya, "saya lebih senang
meminta empat atau lima siswa untuk ambil bagian...." Untuk
mendorong siswa mengangkat tangannya, mintalah, "berapa banyak
diantaramu yang merespons terhadap pertanyaan saya?" Kemudian
panggilah peserta didik untuk mengangkat tangan mereka. Di sini
diskusi berperan snagat penting dalam belajar aktif. 7
19
b. Kartu-kartu respons
Bagikan kartu-kartu indeks dan mintalah jawaban-jawaban
tanpa nama terhadap pertanyaan anda. Edarkan kartu-kartu indeks ke
seluruh kelompok atau yang lainnya membagikannya. Gunakan kartu
respons untuk menghemat waktu atau untuk menghilangkan nama
orang dengan penyingkatan diri. Perlunya mengungkapkan jawaban
anda secara ringkas pada sebuah kartu merupakan keuntungan lain.
c. Polling
Susunlah suatu survei pendek dengan mengisi dan
mendapatkan perhitungan, atau poli peserta didik secara verbal.
Gunakan polling untuk mendapatkan data secara cepat dan kembalikan
hasilnya kepada mereka secepat mungkin. Jika Anda menggunakan
survei verbal, mintalah menunjukkan tangan atau meminta siswa untuk
mengangkat kartu jawaban.
d. Diskusi Kelompok Kecil
Bagilah peserta didik ke dalam kelompok-kelompok yang
terdiri atas tiga peserta atau lebih untuk berbagi informasi. Gunakan
diskusi kelompok kecil jika Anda memiliki cukup waktu untuk
memproses persoalan dan masalah. Ini merupakan salah satu metode
kunci untuk mendapatkan partisipasi seseorang.
e. Partner Belajar
Suruhlah peserta didik mengerjakan tugas atau berdiskusi
Gunakan partner belajar ketika Anda ingin melibatkan setiap peserta,
tetapi tidak memiliki cukup waktu untuk diskusi kelompok kecil.
Pasangan merupakan konfigurasi kelompok yang baik untuk
mengembangkan sebuah hubungan suportif dan atau untuk
mengerjakan aktivitas-aktivitas kompleks yang tidak akan membiarkan
mereka pada konfigurasi kelompok besar.
f. Whips
Kelilingi kelompok dan dapatkan respon pendek pada
persoalan kunci. Gunakan whips ketika Anda ingin memperoleh
sesuatu dan setiap peserta secara cepat. Kalimat membentuk : (contoh)
“satu perubahan yang akan saya buat di Amerika Serikat adalah ... ."
“tentu sangat berguna dalam melakukan whips. Ajaklah peserta didik
“untuk lewat” kapan saja mereka mau. Hindarkanlah pengulangan,
suruhlah setiap peserta untuk membuat hal baru pada proses itu.
g. Panel
Mintalah sekelompok kecil peserta didik untuk
mempresentasikan pandangan mereka di depan kelas. Sebuah panel
informasi dapat dilakukan dengan meminta pandangan-pandangan dan
sejumlah peserta yang ada pada tempat duduk mereka. Gunakan panel
ketika waktu memungkinkan untuk memfokuskan respon yang serius
terhadap pertanyaan Anda. Putarlah panelis untuk meningkatkan
21
h. Flasbowl
Suruhlah sebagian peserta didik untuk membentuk lingkaran
diskusi, dan suruhlah peserta sisanya membentuk lingkaran pendengar
mengelilingi mereka. Bawalah kelompok baru ke dalam lingkaran
untuk melanjutkan diskusi. Gunakan flasbowl untuk membantu
memfokuskan pada diskusi kelompok besar. Meskipun banyak
menggunakan waktu, ini adalah metode terbaik untuk menggabungkan
berbagai kebaikan dan diskusi kelompok besar dengan kelompok kecil.
Sebagai variasi pada lingkaran konsentrasi, suruhlah peserta yang
masih duduk di tempatnya dan sunuhlah meja-meja yang berbeda atau
bagian-bagian dan meja menjadi peserta diskusi, sedang yang lain
mendengarkan.
i. Game
Gunakan latihan lucu atau permainan kuis untuk mendapatkan
ide-ide, pengetahuan, atau ketrampilan siswa. TV games sebagaimana
ditunjukkan Family Feud atau Jeopardy dapat digunakan sebagai dasar
dan permainan yang memperoleh partisipasi. Gunakan permainan
untuk membangkitkan energi dan keterlibatan. Permainan juga sangat
berguna untuk membentuk poin-poin dramatis yang jarang peserta
lupakan.
j. M em anggil Pembicara Berikutnya
Suruhlah peserta didik mengangkat tangan ketika mereka ingin
memanggil pembicara berikutnya (sebagai pengganti peran pengajar).
Gunakan teknik ini ketika anda yakin terdapat banyak perhatian dalam
diskusi atau aktivitas dan Anda ingin meningkatkan interaksi peserta
didik.
Dalam mengimplementasikan active learning terdapat beberapa
metode guna menunjang ketercapaian tujuan dari pada pembelajaran
itu sendiri. Penggunaan metode dalam pembelajaran mementukan
keberhasilan pembelajaran.
4. Prinsip-Prinsip Belajar Aktif (Active Learning)
Dalam belajar aktif (active learning) terdapat beberapa prinsip
diantaranya sebagai berikut:
a. Stimulus Belajar
Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya
dalam bentuk stimulus. Stimulus tersebut dapat berbentuk verbal atau
bahasa, visual, auditif, taktik dan lain-lain. Stimulus hendaknya benar-
benar mengkomunikasikan informasi atau pesan yang hendak
disampaikan oleh guru kepada siswa.
b. Perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam
prose belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil
belajar yang dicapai siswa tidak akan optimal. Stimulus belajar yang
23
dari siswa. Perhatian dan motivasi belajar siswa tidak akan lama
bertahan selama proses belajar-mengajar berlangsung.
c. Respon yang dipelajari
Belajar adalah proses belajar yang aktif, sehingga apabila tidak
dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respon siswa
terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil
belajar yang dikehendaki.
Semua bentuk respons yang dipelajari siswa harus menunjang
terjadinya tujuan instruksional sehingga mampu mengubah perilaku
siswa. Dalam proses belajar mengajar banyak kegiatan belajar siswa
yang dapat ditemukan melalui respons fisik (motorik) disamping
respons intelektual.
d. Penguatan
Setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap
kebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang
kembali manakala diperlukan. Ini berarti bahwa apabila respons siswa
terhadap stimulus guru memuaskan kebutuhannya, maka siswa
cenderung untuk mempelajari tingkah laku tersebut.
e. Pemakaian dan. pemindahan
Pikiran manusia mempunyai kesanggupan menyimpan
informasi yang tidak terbatas jumlahnya. Dalam hal penyimpanan
informasi yang tidak terbatas ini penting sekali pengaturan dan
diperlukan. Pengingatan kembali informasi yang telah diperoleh
tersebut cenderung terjadi apabila digunakan dalam situasi yang
serupa. Dengan kata lain, perlu adanya asosiasi. Belajar dengan
memperluas pembentukan asosiasi dapat meningkatkan kemampuan
siswa untuk memindahkan apa yang sudah dipelajari kepada situasi
lain yang serupa pada masa mendatang.8
Pembelajaran aktif dapat berjalan dengan baik dan lancar mana
kala prinsip-prinsip dalam belajar aktif diperhatikan dan dilaksanakan.
Dengan adanya prinsip active learning juga dapat menunjang
implementasi active learning.
5. Tipe-Tipe Belajar Siswa
Setiap siswa mempunyai type belajar yang berbeda satu sama lain.
Grafer, seorang ahli psikologi, membagi tipe belajar siswa ke dalam tujuan
tipe masing-masing :
a. Tipe Incremental
Siswa tipe ini hanya mempunyai belajar selangkah demi
selangkah atau disebut juga "block builders".
Sebagai contoh belajar rukun sholat, urutan dalam sholat
adalah niat, takbiratul ihram, membaca al-fatihah dan seterusnya, tipe
belajar siswa ini harus diajarin rukun sholat secara urut.
25
b. Tipe Intuitive
Siswa tipe ini mampu belajar secara tidak berurutan. Ia mampu
menerima dan mensintesakan pelajaran dengan tepat. Jenis ini
termasuk jenis "bright learner (siswa cerdas)".
Sebagai contoh pelajaran tentang bacaan-bacaan dalam sholat,
siswa tipe semacam ini tidak perlu diajarin bacaan sholat secara urut
akan tetapi dengan sendirinya akan bisa mengurutkanya.
c. Tipe Sensory Specialist
Siswa tipe ini hanya mampu mempelajari sesuatu dengan
menggunakan indera tertentu saja.
Sebagai contoh ketika mempelajari sejarah tentang masjid
Agung Demak maka siswa semacam ini harus di bawa ke Masjid
Agung Demak.
d. Tipe Sensory Generalist
Siswa tipe ini mampu belajar dengan berbagai media. Tipe ini
sangat sensitif.
Sebagai contoh siswa tipe ini belajar hukum bacaan tajwid,
maka dengan media radio, white board, dan lain-lain masih tetap bisa
menangkap materi pelajaran.
e. Tipe Emosional
Siswa tipe ini baru bisa belajar bila melalui orang perorangan
(from face to face). Siswa semacam ini baik ditempatkan dalam
Sebagai contoh siswa berdiskusi dengan temanya tentang topik
dekadensi moral bangsa.
f. Tipe Emosional Neutral Learning
Siswa tipe ini hanya dapat belajar dari kenyataan saja. Sebagai
contoh siswa belajar tentang adap anak terhadap orang tua.
g. Tipe Elektrik
Siswa tipe ini dapat belajar dalam berbagai situasi.9 Sebagai
contoh siswa belajar pelajaran biologi tentang tumbuh-tumbuhan
dengan cara belajar bebas dialam terbuka
Agar pembelajaran aktif dapat tercipta perlu juga
memperhatikan tipe-tipe belajar siswa ini ditujukan agar guru lebih
tepat dalam menyampaikan materi pelajaran dengan memperhatikan
tipe-tipe belajar siswa.
6. Implementasi Active Learning
Berbagai cara yang dipakai untuk membuat peserta didik aktif
sejak awal melalui aktifitas-aktifitas individu dan kelompok sehinga dalam
waktu singkat bisa membuat mereka paham dengan materi pelajaran.
Implementasi active learning berarti penggunaan berbagai macam
cara untuk membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran siswa yang aktif akan lebih cepat meningkatkan
pemahaman.
27
Agar tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan perlu adanya berbagai macam metode yang harus dipakai
oleh guru, diantaranya:
a. Kekreatifan guru dalam mengajar
b. Kekreatifan guru dalam menggunakan metode
c. Kekreatifan guru dalam menggunakan media pembelajaran
d. Ketepatan penggunaan metode dan media dalam mengajar.
Selain pada hal-hal diatas, keaktifan siswa dalam belajar sangat
diperlukan karena untuk menunjang keberhasilan dalam prases kegiatan
belajar mengajar.
Contoh implementasi active learning dalam proses pembelajaran
a. Materi tentang proses kejadian manusia guru menyiapkan magic card
b. Materi tentang hari kiamat guru menggunakan media TV atau laptop
c. Materi tentang hukum bacaan dalam Al-qur’an guru menggunakan
media radio.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Kata ’’motif’ diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
pengerak dari dalam dan ada pada subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai sebuah tujuan. Bahkan motif dapat
’’motif’ itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif, motif menjadi aktif dalam situasi tertentu, terutama
bila kebutuhan untuk mencapai tujuan mudah sudah dirasakan atau sudah
mendesak.
Menurut Me. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya "felling" dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.
Donald ini mengandung tiga elemen penting.
a. Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada tiap
individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa
perubahan energi didalam sistem "neurophysiologicaF yang ada pada
organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia
(walaupun motivasi muncul dari dalam diri manusia), penampakannya
akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa / felling afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoala-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi dapat dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan
motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculanya karena terdorong / terangsang oleh adanya unsur lain,
dalam halini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
29
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat bahwa motivasi itu
sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya
suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan
bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,
untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong
karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.10
Motivasi menurut James Drever ”motive is an affective-conative
factor which operaties in determining the direction o f an individualis
behavion towards an end or goal, consoustly apprehencieal or
unconsioustly.”
Motivasi juga diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak yang
menjamin kemauan individu untuk memberi arah tujuan belajar. Selain itu,
motivasi juga merupakan dorongan yang tumbuh karena tingkah laku dan
kegiatan manusia.11
WS. Wingkel mengartikan bahwa motivasi adalah keseluruhan
daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan itu, maka tujuan yang dikehendaki itu
dapat tercapai.12
10 Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 1994, him 73-74.
" Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar dan Zainal Arifin, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja Karya, Bandung, him. 93.
12 WS Wingkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta 1993,
Jadi motivasi adalah gejala psikis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu dalam rangka untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memproleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.13 Sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan
tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar.
Hilgard mengatakan bahwa "learning is the process by which an
activity originates or is changed through responding to growth or the
temporary state o f the organism as in fatique or under drugs. ”
Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap
lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila
disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti
kelelahan atau disebabkan obat-obatan.14
Dalam proses belajar siswa dituntut untuk lebih aktif agar proses
belajar dapat berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang optimal.
Ini sesuai dengan asas belajar bahwa belajar itu bersifat menyeluruh yaitu
mengenali faktor-faktor yang memperjelas sifat yang rumit belajarnya
seseorang.15
13 Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, him. 2.
14 IL Pasaribu dan B Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung, 1983, him. 59
15 Margareth E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarakan, Rajawali Pres, Jakarta,
31
Dari berbagai macam definisi belajar dapat diambil kesimpulan
bahwa belajar adalah suatu perubahan yang ada pada diri seseorang untuk
berubah menjadi lebih baik.
Dalam perencanaan pembelajaran tidak ada salahnya guru
melibatkan siswa:
a. Siswa harus diajak untuk terlibat aktif sehingga termotivasi dalam
melakukan apresiasi dan kreativitas di sekolah dengan cara memberi
game.
b. Guru harus mengerti kondisi kelas, sehingga tidak bisa disamaratakan
antara kelas satu dan kelas yang lain, maka dibutuhka strategi
penanganan yang berbeda pula.
c. Memanfaatkan fasilitas baik berupa metode, multimedia, lingkungan
maupun alat pendukung lainnya yang bisa membuat siswa merasa betah
di kelas dan nyaman dalam belajar.16
Perencanaan pembelajaran merupakan rencana untuk menjalankan
proses pembelajaran. Dalam pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru
saja akan tetapi siswa sebagai objek penelitian.
Dalam belajar guru perlu memperhatikan 4 hal, sebagai berikut:
a. Mengusahakan agar setiap siswa dapat berpartisipasi aktif, minat murid
perlu ditingkatkan, kemudian perlu dibimbing untuk mencapai tujuan
tertentu.
b. Menganalisa struktur materi yang akan diajarkan, juga perlu disajikan
secara sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa.
c. Menganalisa sequence. Guru mengajar, berarti membimbing siswa melalui
urutan pernyataan-pernyataan dari suatu masalah sehingga siswa
memperoleh pengertian dan dapat mentransfer apa yang sedang
dipelajari.
d. Memberi reinforcement dan umpan balik {feed back). Pemuatan yang
optimal terjadi pada waktu siswa mengetahui bahwa “ia menemukan
jawaban”nya.17
Jadi, yang dimaksud penulis denga motivasi belajar adalah
dorongan yang ada pada diri individu untuk melakukan perubahan dalam
diri seseorang untuk menuju arah perubahan yang lebih dari sebelumnya.
Motivasi belajar bersifat non-intelektual, peranan yang khas adalah dalam
hal menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.
Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang kuat akan banyak
mempunyai energi untuk melakukan kegiatan belajar.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
a. Macam-macam motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
1) Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang
dibawa sejak lahir. Sebagai contoh dorongan untuk makan,
dorongan untuk minum dan lain sebagainya.
33
2) Motif-motif yang dipelajari
Motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh
dorongan untuk belajar.18
Jadi, motivasi ada yang bawaan sejak lahir dan ada pula
motivasi yang dipelajari, dengan motivasi yang bisa dipelajari
seseorang bisa memaksa dirinya untuk bergerak menuju hal-hal
yang lebih baik.
b. Macam-macam motivasi menurut B. Burton (dalam buku Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar)
1) Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-
motif yang menjadikan aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.19 Sebagai contoh seorang yang gemar
membaca dia akan membaca dengan sendirinya tanpa disuruh
orang lain dia akan membaca sendiri. Dalam hal belajar, motivasi
intrinsik merupakan motivasi yang paling baik, karena dengan
motivasi ini anak akan aktif dengan sendirinya, kerja sendiri tanpa
suruhan atau paksaan dari orang lain.
2) Motivasi Ekstrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. 20 Motivasi
ekstrinsik menunjukkan adanya sifat pasif pada seseorang yang
mana dapat dengan mudah dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik
instinsik dan ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi peserta
didik dapat mengembangkan kreativitas, dapat pula mengarahkan
dan memelihara ketekunan dalam belajar,
c. Macam-macam motivasi menurut Otto Wilman (dalam buku Proses
Belajar Mengajar) sebagai berikut:
1) Motif Psikologis
Motif ini merupakan dorongan yag spontan, makanya
menimbulkan minat yang spontan. Pengajaran hendaknya
mempergunakan yang spontan ini agar menjadi hal yang positif.
Dorongan alam untuk berkembang itu di sekolah berujud sebagai
dorongan belajar. Karena itu dibutuhkan bimbingan untuk
menghindarkan adanya buah yang dangkal.
2) Motif Praktis
Dalam hidup, kita harus memenuhi tuntutan kebutuhan
mempertahankan dan mengembangkan diri. Bukan bahan pelajaran
35
yang penting, tetapi apakah yang dapat dicapai dengan bahan
pelajaran itu.21
Sebenarnya macam-macam motivasi menurut Otto Wilman tidak
hanya pada motivasi-motivasi yang tertera di atas. Lebih banyak lagi
macam-macamnya, akan tetapi oleh penulis hanya diambil beberapa saja
yang erat kaitannya dengan motivasi belajar.
3. Fungsi dan Ciri-ciri Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang sangat besar bagi seorang
untuk tercapainya sebuah keberhasilan dalam belajar, karena motivasi
merupakan salah satu faktor psikologis dalam pembelajaran. Motivasi
berfungsi sebagai pendorong usaha dalam mencapai prestasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar, akan menunjukkan hasil yang baik pula.
Hasil belajar akan dapat dicapai bila ada motivasi dalam melaksanakannya.
'’Motivasi memberikan semangat terhadap seseorang pesrta didik dalam kegiatan belajarnya, oleh karena itu motivasi menjadi faktor yang sangat penting didalam belajarnya” 22
Semangat atau gairah belajar anak, tidak akan ada tanpa didukung
motivasi, motivasi akan menentukan usaha belajar anak, sehingga dapat
dikatakan fungsi motivasi adalah menumbuhkan gairah merasa senang dan
semangat untuk belajar secara tekun dan ulet dalam menghadapi tugas.
Menurut Sardinian (dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar), ada 3 fungsi motivasi sebagai berikut:
21 IL Pasaribu dan B. Simanjuntak, op. cit., him. 54.
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini adalah motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Disamping itu, ada juga fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan
suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukan hasil yang baik.23
Seperti yang telah diungkapkan di atas, bahwa motivasi adalah
suatu yang sangat urgensi dalam menentuka keberhasilan belajar peserta
didik, maka peserta didik akan melakukan usaha-usaha dalam belajarnya
untuk mencapai keberhasilan tersebut. Adapun ciri-ciri peserta didik yang
mempunyai motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugasfdapat bekerja terus -menerus dalam waktu
yang lama tidak pernah berhenti sebelum disuruh).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan
dorongan dari luar untu berprestasi sebaik mungkin (tidak mudah puas
dengan prestas yang telah dicapai).
c. Menunjukkan minat terhadap bermaca-macam masalah.
37
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersikap
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
h. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.24
Motivasi sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar
mengajar oleh karena itu motivasi belajar samgat urgensi dalam
pendidikan.
C. Pengaruh Implementasi Active Learning Terhadap Motivasi Belajar Proses belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan memang
menuntut dan membutuhkan kreatifitas, baik dari guru mata pelajaran tersebut
maupun dari siswanya. Salah satu bentuk kreatifitas guru dalam mengajar
yaitu mengimplementasikan active learning kedalam proses pembelajaran.
Active learning merupakan kumpulan berbagai cara untuk membuat
peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas individu dan
kelompok sehingga dalam waktu yang singkat bisa membuat siswa berfikir
tentang materi pembelajaran. Disini dijelaskan bahwa tidak hanya terikat pada
siswa akan tetapi guru berusaha semaksimal mungkin mengimplementasikan
active learning dalam proses pembelajaran.
Active learning juga merupakan kumpulan beberapa metode untuk
mengajak peserta didik aktif secara penuh dalam proses pembelajaran. Dengan
mengajak siswa lebih aktif secara otomatis dapat membuat siswa semangat
dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan adanya implementasi active learning dapat meningkatkan
motivasi belajar. Karena didalam active learning mencakup berbagai metode
pembelajaran yang bisa membuat siswa lebih betah dalam mengikuti
pembelajaran.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan metode yang
bervariasi dapat meningkatkan kadar pemahaman siswa tentang materi
pembelajaran. Dengan begitu guru harus senantiasa meningkatkan kreatifitas
dalam mengajar.
Contoh pengaruh implementasi active learning terhadap motivasi
belajar adalah sebagai berikut yaitu dengan metode pembelajaran
Reconnecting (Mengingat Kembali). Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1. Ajaklah siswa mengingat kembali pelajaran berikutnya
2. Tentukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan pelajaran sebelumnya,
misalnya.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi MTs Miftahul Falah Betahwalang, Bonang,
Demak
1. Sejarah Berdirinya MTs. Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak
Di dalam mendirikan suatu lembaga, baik yang non pemerintah
maupun yang remsi biasanya selalu ada kendala-kendalanya, baik datang
dari dalam maupun dari luar yang melibatkan langsung terhadap lembaga
atau yayasan yang didirikan dengan tujuan tertentu, meskipun juga ada
faktor-faktor yang mendukungnya dalam mendirikan suatu lembaga. Hal
ini tidak mustahil akan terjadi pro dan kontra diantara para pendiri sendiri
dan orang-orang yang terlibat di dalam mendirikan sebuah lembaga.
Untuk memperjelas mengenai sejarah berdirinya MTs. Miftahul
Falah Betahwalang, Bonang, Demak bahwa MTs. Miftahul Falah berdiri
atas prakarsa para tokoh-tokoh masyarakat Betahalang yang telah berhasil
mendirikan MTs. Miftahul Falah Betahwalang para tahun 1989. Beberapa
tokoh pendiri diantaranya adalah K.H. Ali Munawar, K. M. Bahrun
Dimyati, Drs. Suparman dan lain-lain.
MTs. Miftahul Falah Betahwalang berdiri atas dasar pokok
pemikiran para tokoh pendiri yang mempunyai gagasan banyaknya anak-
anak Betahwalang lulusan SD dan MI, dari pada harus sekolah di desa
tetangga akhirnya para tokoh masyarakat mempunyai inisiatif untuk
mendirikan MTs. Miftahul Falah.
MTs. Miftahul Falah mempunyai area seluas 1.633 m2 yang
semula merupakan tanah wakaf yayasan Miftahul Falah dan Madrasah ini
mengalami tiga kali periode kepemimpinan Kepala Madrasah. Yang
pertama dipimpin oleh Bapak Abdul Haris, dimulai dari tahun 1989 -
1990, kemudian diganti oleh Bapak Taslimun, BA tahun 1990 - 2007, dan
kemudian dipimpin oleh Bapak Fathur Rahman, S.Ag mulai tahun 2007 -
sekarang.
2. Letak Geografis MTs. Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak
Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Miftahul Falah Betahwalang,
Bonang, Demak tahun 2008. Madrasah ini terletak di Desa Betahwalang,
Kec. Bonang, Kab. Demak. Adapun batas-batas wilayah MTs. Miftahul
Falah Betahlawang, Bonang, Demak adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Serangan.
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Tambak Gojoyo.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan tambak perikanan.
d. Sebelah Utara berbatasan dengan tambak perikanan.
3. Visi dan Misi MTs. Miftahul Falah Betahwalang, Bonang, Demak
a. Visi
“Beriman, bertaqwa, terampil, berwawasan keilmuan, dan