• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI DOPLANG KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI DOPLANG KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE SNOWBALL THROWING

PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI DOPLANG KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

Duwi Hariyani NIM: 11511031

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)

ii

(3)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE SNOWBALL THROWING

PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI DOPLANG KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh : Duwi Hariyani NIM: 11511031

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

اقيرط ًل الله لٍس املع ًيف سمتلي اقيرط كلس همَ :لاق الله لُسر نا ًىع الله ىضر ةريرٌ ىبا هع ىلا

)ملسم ياَر( ةىجلا

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda: Dan barang siapa menjalani akan suatu jalan, untuk mencari ilmu pengetahuan, maka Allah akan

memudahkan baginya jalan menuju syurga”. (H.R. Muslim)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

Orang tuaku yang selalu mendo’akan dan memberikan motivasi kepada saya,

Kakakku yang selalu mensuport saya

Suami tercinta yang telah menemani jerit payahnya menyelesaikan skripsi ini

Semua keluarga besarku yang selalu menyemangatiku

Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku yang selalu meluangkan waktunya

untuk membimbing dalam pembuatan skripsi ini

Semua warga besasr IAIN Salatiga atas kerja samanya

Semua teman- teman seperjuangan

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada penulis serta kita semua, sehingga

penulis dapat melakukan penelitian skripsi yang berjenis Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) di MI Negeri Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang

dengan lancer tanpa halangan suatu apapun. Sholawat dan salam tidak lupa kami

haturkan kepada nabi agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di

hari akhir dan semoga kita tergolong umatnya yang mendapatkan syafaatnya.

Pada kesempatan kali ini, penulis bersyukur telah menyelesaikan

penyusunan laporan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir

yang tidaklah ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang terjadi dalam

penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatan kemampuan penulis. Walalupun

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tentunya karena beberapa pihak

yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Berkaitan dengan hal

diatas, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang

membantu menyelesaikan dalam pembuatan skripsi ini dan khususnya ucapan

terima kasih penulis berikan kepada:

1. Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga yang banyak

berjasa dan berkenan memberikan pengesahan terhadap skripsi ini;

2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga

3. Peni Susapti, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI);

4. Drs.Sumarna Widjadipa, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta berkenan meluangkan

(9)

ix

5. Drs. M. Choderin, M.A. selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing dan memotivasi dari awal kuliah hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini;

6. Segenap Bapak/Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program

studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah:

7. Selaku Kepala Madrasah MI Negeri Doplang Kecamatan Bawen

Kabupaten semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

melakukan penelitian di MI yang dipimpinnya;

8. Luqman, S.Pd selaku guru kelas IV yang memberikan bantuan kepada

penulis selama proses penelitian berlangsung;

9. Guru dan karyawan di MI Negeri Doplang yang telah membantu peneliti

selama proses penelitian berlangsung;

10.Siswa kelas IV MI Negeri Doplang yang telah membantu dan mendukung

penulis dalam melakukan penelitian;

11.Bapak, Ibu, Kakak, Suami, dan semua keluarga yang mendo’akan dan

memberikan dukungan demi keberhasilan penulis;

12.Teman- teman seperjuangan PGMI A 2011, yang selama ini telah

memberikan dukungan dan berjuang bersama;

13.Semua teman dan sahabat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,

terimaskih telah mendukung penulis melewati hambatan- hambatan dalam

menyelesaikan skripsi ini;

14.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, baik

(10)
(11)

xi ABSTRAK

Hariyani, Duwi. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA Materi Sumber Daya Alam Melalui Metode Snowball Throwing

Pada Siswa Kelas IV MI Negeri Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyan dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd

Kata Kunci : Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA dan metode Snowball Throwing

Pembelajaran seharusnya dilakukan dengan cara yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Tetapi, banyak kita jumpai sekolah-sekolah yang masih menggunakan metode atau pendekatan yang monoton dan tidak bervariasi sehingga siswa tidak semangat dan bosan. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa penggunaan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar dan pencapaian target KKM pada mata pelajaran IPA materi sumber daya alam pada siswa kelas IV MI Negeri Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2015. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa IV yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 12 laki- laki dan 7 perempuan. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun 2015.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitia ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dengan menggunakan metode Snowball Throwing. Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar dan nilai rata- rata yang dicapai siswa. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM individu pada pra siklus sebelum menggunakan metode Snowball Throwing sebanyak 6 siswa atau 31,6%. Setelah menggunakan metode Snowball Throwing yaitu pada siklus I sebanyak 11 siswa atau 57,9%, pada siklus II 14 siswa atau 73,7%, dan pada siklus III sebanyak 18 siswa atau 94,7%. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai KKM nasional atau ideal pada pra siklus 1 siswa atau 5,3%, pada siklus I sebanyak 11 atau 57,9%, pada siklus II sebanyak 14 siswa atau 73,7%, dan pada siklus III sebanyak 18 siswa atau 94,7%. Dengan pencapaian nilai rata- rata pada pra siklus adalah 60,5, dan pada siklus I meningkat menjadi 73,7, pada siklus II menjadi 81,05, dan pada siklus III meningkat menjadi 91,6.

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR LOGO ... ii

HALAMAN SAMPUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ... 7

E. Kegunaan Penelitian... 8

F. Definisi Operasional... 10

G. Metode Penelitian... 11

1. Rancangan Penelitian ... 11

2. Subjek Penelitian ... 13

3. Langkah- langkah Penelitian ... 13

4. Instrumen Penelitian... 14

5. Pengumpulan Data ... 15

6. Analisis Data ... 16

H. Sistematika Penulisan ... 17

(13)

xiii

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 19

2. Jenis Prestasi Belajar ... 19

3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasl Belajar ... 20

B. Ilmu Pengetahuan ALam ... 28

1. Pengertian Ilmu pengetahuan Alam ... 28

2. Ruang Lingkup Ilmu pengetahuan Alam ... 29

3. Hakikat Pembelajaran IPA ... 29

4. Karakteristik IPA ... 32

5. Tujuan Pembelajaran IPA ... 33

6. Sumber Daya Alam ... 34

7. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 43

C. Metode Snowball Throwing ... 50

1. Pengertian Metode Snowball Throwing ... 50

2. Langkah- langkah Metode Snowball Throwing ... 51

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Snowball Throwing ... 52

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 53

1. Lokasi Penelitian ... 53

2. Waktu pelaksanaan... 52

3. Subjek Yang Dijadikan Penelitian ... 54

4. Tenaga Pendidik ... 55

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus Penelitian ... 56

1. Pelaksanaan Pra Siklus ... 56

2. Pelaksanaan Siklus I ... 60

3. Pelaksanaan Siklus II ... 65

4. Pelaksanaan Siklus III ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Standar Pencapaian KKM ... 75

B. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus ... 76

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 78

(14)

xiv

E. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III ... 82

F. Pembahasan ... 84

1. Hasil Rekapitulasi ... 84

2. Kondisi Awal ... 86

3. Kondisi Akhir ... 87

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

1. Bagi Siswa ... 89

2. Bagi Guru ... 89

3. Bagi sekolah ... 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(15)

xv

DAFTAR TABEL

1 Tabel 3.1 Waktu pelaksanaan penelitian 54

2. Tabel 3.2 Data Nama Siswa kelas IV MI Negeri Doplang 54

3 Tabel.3.3 Daftar tenaga pendidik di MI Negeri Doplang 55

4 Tabel 3.4 Data hasil nilai siswa pada pengamatan pra siklus 59

5 Tabel 3.5 Data hasil nilai siswa pada pengamatan siklus I 63

6 Tabel 3.6 Data hasil nilai siswa pada pengamatan siklus II 68

7 Tabel 3.7 Data hasil nilai siswa pada pengamatan siklus III 72

4 Tabel 4.1 Hasil tes formatif siswa pada pra siklus 76

5 Tabel 4.2 Hasil tes formatif siswa pada siklus I 78

6 Tabel 4.3 Hasil tes formatif pada siklus II 80

7 Tabel 4.4 Hasil tes formatif pada siklus III 82

8 Tabel 4.5 Rekapitulasi nilai siswa per siklus 85

9 Tabel 4.6 Rekapitulasi prestasi ketuntasan belajar siswa per siklus

KKM Individu

86

10 Tabel 4.7 Rekapitulasi prestasi ketuntasan belajar siswa per siklus

KKM Nasional

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 3 Lembar pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I

Lampiran 5 Data autentik siswa siklus I

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II

Lampiran 9 Data autentik siswa siklus II

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Siklus III

Lampiran 12 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III

Lampiran 13 Data autentik siswa siklus III

Lampiran 14 Kriteria Penilaian Aktifitas Belajar Siswa

Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 16 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 19 Daftar Nilai SKK

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

mulia di dunia ini, tidak ada sesuatupun ciptaan Tuhan yang menyamai

manusia, karena kesempurnaan itulah manusia dikaruniai berbagai potensi

yang luar biasa diantaranya adalah diberi akal fikiran. Dengan akal manusia

bisa berfikir, berbuat, dan bertindak untuk membuat perubahan dengan

maksud pengembangan sebagai manusia yang utuh. Dengan akal pula manusia

juga dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan

yang salah, bahkan dengan akal manusia bisa mengkaji dan meneliti sebab

akibat dari setiap peristiwa pada alam semesta ini. Hal ini dijelaskan Allah

SWT dalam surat Attin ayat 4 yang berbunyi

مْيُِْقَت ِهَسْحَا ْيِف َهَسْوِلأا اَىْقَلَخ ْدَقَل

Artinya : sesungguhnya kami jadikan manusia sebaik-baik kejadian.

Kemampuan belajar dan mengolah informasi pada manusia juga

merupakan ciri penting yang membedakan manusia dari makhluk lain,

kemampuan belajar ini memberi manfaat bagi individu dan juga bagi

masyarakat untuk menempatkan diri dalam makhluk yang berbudaya, dengan

belajar seseorang juga mampu mengubah perilaku, dan membawa pada

perubahan individu-individu belajar yang memiliki pengetahuan, sikap, dan

(18)

2

Gage (1984) mendefiniskan belajar sebagai suatu proses dimana

organisma berubah perilakunya diakibatkan pengalaman. Demikian juga

Harold Spear mendefinisikan bahwa belajar terdiri dari pengamatan,

pendengaran, membaca, dan meniru. Dari definisi dua ahli tersebut

mengandung pengertian bahwa belajar adalah perubahan perilaku seseorang

akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran,

membaca, dan meniru (Martinis Yamin, 2005: 99)

Disamping itu untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas diperlukan

proses pembelajaran yang baik dan terarah. Maka pendidik sebaiknya bisa

memahami karakteristik ataupun pemikiran anak dalam proses pembelajaran.

Karena para pendidik yang berkualitas adalah salah satu modal membangun

pemikiran anak didik agar lebih baik. Selain itu para pendidik hendaknya juga

mulai memberi pengajaran kepada anak mulai sejak dini agar dalam proses

berfikir anak sudah mulai matang (Yusep Nurjatmika, 2011)

Pentingnya pendidikan pada anak usia dini telah menjadi perhatian

internasional. Dalam pertemuan Forum Pendidikan Dunia Tahun 2000 di

Dakar Senegal, dihasilkan enam kesepakatan sebagai kerangka aksi

pendidikan untuk semua. Salah satu butir kesepakatan tersebut adalah untuk

memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak

usia dini, terutama bagi mereka yang sangat rawan dan kurang beruntung.

Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh

pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap

(19)

3

Namun, kita perlu memahami bahwa anak bukanlah manusia dewasa

dalam bentuk kecil, ia memiliki potensi, tetapi potensi tersebut hanya dapat

berkembang manakala diberi rangsangan, bimbingan, bantuan, dan perlakuan

yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena

itu, dalam proses pembelajaran pada anak usia dini sampai sekolah dasar,

pemahaman terhadap keunikan dan tingkat pertumbuhan serta perkembangan

pada diri setiap anak merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan oleh

para pendidik (Conny R. Semiawan, 2008)

Seperti halnya dalam belajar IPA atau yang sekarang ini lebih dikenal

dengan sains, pembelajaran ini sudah diberikan pendidik kepada siswa sejak

dini yaitu mulai anak sekolah di SD. Pendidikan IPA di sekolah dasar atau

madrasah ibtidaiyah diharapkan menjadi wahana bagi siswa untuk

mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya sehingga siswa dapat

melakukan kegiatan sehari-hari sesuai konsep. Namun, Pembelajaran IPA

bukan hanya sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip- prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan (Poppy, dkk 2008).

Salah satu materi pada pembelajaran IPA yaitu sumber daya alam, sumber

daya alam adalah semua kekayaan yang ada di alam dan dimanfaatkan untuk

kesejahteraan manusia. Semua makhluk hidup di dunia ini pasti akan

memerlukan kekayaan alam. Maka materi ini perlu dipelajari siswa untuk

(20)

4

yang membutuhkan pemahaman yang mendalam sehingga siswa dapat

menguasai kompetensi yang ditentukan dengan bimbingan guru.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah

masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para

guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu

mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses

pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan

siswa untuk menghafal informasi, sehinga otak siswa hanya dipaksa untuk

mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami

informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam

kehidupan sehari-hari.

Kondisi ini juga terjadi pada pembelajaran IPA, di MI Negeri Doplang.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada pada tanggal 24 februari

2015 bahwa hasil belajar IPA dari jumlah 19 siswa kelas IV masih tergolong

rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa yang

hanya mencapai 60. Sedangkan pencapaian KKM kelas dari 19 siswa adalah

30%. Jadi dapat dikatakan bahwa nilai tersebut berada dibawah standar

ketuntasan yang diharapkan

Hal ini terjadi karena pembelajaran di MI belum sepenuhnya

melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa

serta belum menggunakan berbagai pendekatan atau strategi pembelajaran

yang bervariasi berdasarkan karakter materi pembelajaran. Para guru di

(21)

5

siswa seperti metode ceramah, tanya jawab, tugas dan diskusi sehingga siswa

merasa bosan dan tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Selain itu penyebab kelemahan pembelajaran tersebut karena guru tidak

melakukan kegiatan pembelajaran dengan memfokuskan pada pengembangan

keterampilan proses sains anak. Pada akhirnya, keadaan ini yang

menyebabkan kegiatan pembelajaran dilakukan hanya terpusat pada

penyampaian materi dalam buku teks saja sehingga penguasaan materi yang

dimiliki siswa belum bisa maksimal.

Dalam penerapan pembelajaran khususnya pada pelajaran IPA, belajar

bukan hanya untuk mendengar cerita, membaca buku, menghafalkan teori,

tetapi juga proses penemuan, melakukan eksplorasi, serta menyajikan

pembelajaran yang menarik. Dengan demikian saat proses pembelajaran

siswa harus aktif bertanya, mencari tahu dan melakukan penyelidikan karena

tidak semua pembelajaran itu didapatkan dari guru.

Melihat keadaan yang demikian, maka peneliti bersama-sama dengan guru

sepakat mencoba suatu penelitian untuk mengatasi masalah yang ada dengan

mencoba menerapkan metode yang menyenangkan dan menarik bagi siswa

agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran dan prestasi belajar siswa

bisa ditingkatkan. Metode yang digunakan peneliti dan guru yaitu metode

Snowball Throwing. Metode ini merupakan pembelajaran yang diadopsi

pertama kali dari game fisik dimana segumpalan salju dilempar dengan

maksud memukul orang lain. Dalam konteks pembelajaran Snowball

(22)

6

siswa yang diharuskan menjawab soal dari guru untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa (Miftahul Huda, 2014: 226)

Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa proses pembelajaran yang

dilakukan selama ini hanya berfokus pada guru sebagai sumber materi dan

kurang adanya metode yang lebih variatif, sehingga dalam pembelajaran yang

dilakukan membosankan, maka untuk memperbaiki proses pembelajaran dan

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran IPA maka perlu

diadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul” PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI DOPLANG KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan

prestasi belajar mata pelajan IPA materi sumber daya alam pada siswa

kelas IV MI Negeri Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang

tahun 2015?

2. Apakah penggunaan metode Snowball Throwing dapat memenuhi target

pencapaian KKM mata pelajaran IPA materi sumber daya alam di MI

Negeri Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penggunaan metode Snowball Throwing dapat

(23)

7

alam pada siswa kelas IV MI Negeri Doplang Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang tahun 2015.

2. Untuk mengetahui penggunaan metode Snowbhall Throwing dapat

memenuhi target pencapaian KKM mata pelajaran IPA materi sumber

daya alam pada siswa kelas IV MI Negeri Doplang Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang tahun 2015.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara atas penelitian yang

akan diuji melalui penelitian. Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Melalui penggunaan Metode Snowball Throwing dapat meningkatkan

prestasi belajar mata pelajaran IPA materi sumber daya alam pada

siswa kelas IV MI Negeri Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang tahun 2015

b. Melalui penggunaan metode Snowball Throwing dapat memenuhi

target pencapaian KKM mata pelajaran IPA materi sumber daya alam

pada siswa kelas IV MI Negeri Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang tahun 2015

2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode Snowball Throwing dalam kegiatan belajar

mengajar (KBM) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan

(24)

8

IPA di Negeri Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Peneliti

sangat berharap siswa mampu mencapai indikator yang telah ditentukan,

sehingga penelitian yang dilakukan dapat berhasil dilaksanakan. Indikator

tersbut adalah sebagai berikut:

a. Secara individu

Siswa diharapkan dapat mencapai skor 70

b. Secara klasikal

Secara klasikal siswa dinyatakan berhasil apabila dalam satu kelas

tersebut siswa yang mendapat skor 70 mencapai persentase yang

telah ditentukan yaitu sebesar 85% atau dengan kata lain, 85% dari

siswa yang ada di dalam kelas tersebut tuntas mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) kelas.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini akan membantu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas

IV pada mata pelajaran IPA khususnya pada materi sumber daya alam melalui

metode Snowball Throwing dalam pembelajaran yang disampaikan guru

secara mendalam. Adapun adanya pelaksanaan penelitian ini akan berguna

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Didapatkannya sebuah pengetahuan baru tentang pembelajaran IPA

melalui metode Snowball Throwing pada siswa kelas IV MI Negeri

Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang

(25)

9

ada dalam proses belajar mengajar IPA sehingga prestasi belajar dapat

tercapai sesuai target yang diharapkan

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Siswa memperoleh pelajaran IPA yang lebih menarik,

menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk meningkatkan

prestasi belajar mata pelajaran IPA

2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam berkelompok

3) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide,

pertanyaan, dan saran

b. Bagi guru

1) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan

pembelajaran IPA melalui metode yang tepat agar dapat

meningkatkan kemampuan siswa sehingga pembelajaran menjadi

efektif dan bermakna

2) Sebagai acuan dan resensi bagi guru yang sedang mengalami

permasalahan dalam pembelajaran

c. Bagi sekolah/madrsah

1) Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan

sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar khususnya untuk

mata pelajaran IPA.

(26)

10 F. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan penjelasan

beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah-istilah yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang

setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Jadi seseorang itu tidak akan

memiliki kemampuan sebelum seseorang itu berusaha untuk belajar (Arif

Gunarso, 1993 : 77)

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah

menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam

menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk

menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan kriteria

ketuntasan minimal (Buku KKM, 2008: 4)

3. Mata Pelajaran IPA

Webster New Collegiate Dictionary dalam bukunya Rully Nasrullah,

dkk (2010: 4) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah

pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau

dengan kata lain IPA adalah ilmu pengetahuan yang didapat dengan

menggunakan metode tertentu.

4. Materi Sumber Daya Alam

(27)

11

untuk kesejahteraan manusia (Candra Kirana, 2013: 44)

5. Metode Snowball Throwing

Metode pembelajaran Snowball Throwing merupakan pembelajaran

yang diadopsi pertama kali dari game fisik dimana segumpalan salju

dilempar dengan maksud memukul orang lain. Dalam konteks

pembelajaran, Snowball Throwing diterapkan dengan melempar

segumpalan kertas untuk menunjuk siswa yang diharuskan menjawab

soal dari guru. Metode ini digunakan untuk memberikan konsep

pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat juga digunakan

untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa

dalam materi tersebut (Miftahul Huda, 2014: 226)

G. Metodologi Penelitian

Metode penelitian dalam PTK merupakan deskripsi tindakan yang akan

dikenakan kepada siswa secara detail dan padat. Dengan kata lain, metode

penelitian dalam PTK memuat langkah- langkah sebagai berikut:

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Zainal Aqib (2006: 12) dalam PTK ada tiga pengertian yang

dapat diterangkan yaitu:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek menggunakan

aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi

yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang

(28)

12

b. Tindakan adalah suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, yang berbentuk rangkaian siklus kegiatan

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru.

Dari pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.

PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan

dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat

digambarkan sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2006: 74)

(29)

13 2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian dalam Penelitian ini adalah siswa kelas IV MI

Negeri Doplang Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dengan jumlah

keseluruhan 19 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 7

perempuan.Waktu pelaksanaan penelitian ini pada tanggal 8 sampai 15

Mei semester 2 tahun ajaran 2015

3. Langkah- langkah penelitian

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya PTK terdiri atas rangkaian empat

kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada

pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi

yang dapat dijelaskan sebagai berikut (Suharsimi Arikunto 2006: 74)

a. Perencanaan

1) Menyiapkan RPP dengan menggunakan metode Snowball

Throwing pada materi sumber daya alam

2) menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam

pembelajaran

3) mempersiapkan lembar observasi dan soal mengenai materi

Sumber daya Alam

4) mempersiapkan instrument penilaian

b. Pelaksanaan tindakan

Dalam tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan

(30)

14

tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup menggunakan

metode Snowball Throwing.

c. Pengamatan

Pada bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan

pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan

kegiatan. Tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil

tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam

melakukan refleksi.

d. Refleksi

Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan

peneliti bersama guru kelas melakukan analisis data mengenai

proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan

dengan refleksi sesuai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

melalui metode Snowball Throwing.

4. Instrumen penilaian

a. Lembar Evaluasi (lembar tes)

Tes ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa

setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode

Snowball Throwing dalam mata pelajaran IPA materi sumber daya

alam. Dalam tes ini berisi soal- soal uraian

b. Lembar observasi

lembar observasi ini digunakan untuk mengamati tingkat

(31)

15 c. Pedoman Dokumentasi

Tekhnik ini digunakan untuk menghimpun data tentang prestasi

belajar pengamatan pembelajaran IPA materi sumber daya alam

menggunakan metode Snowball Throwing. Disamping itu obsever

juga mendokumentasikan dengan foto-foto aktivitas siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.

5. Pengumpulan data

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti dibantu oleh guru kelas.

Data penelitian dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan

siswa dalam menguasai materi sumber daya alam. Teknik tes ini

diberikan setelah pembelaran IPA dengan metode Snowball

Throwing dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir apakah ada

peningkatan prestasi belajar antara siklus satu dan siklus

berikutnya.

b. Observasi

Pengamatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data siswa

selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

c. Dokumentasi

Untuk mengetahui prestasi siswa sebelum dan sesudah

dilaksanakan penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini data

(32)

16

siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Selain itu juga berupa

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan nilai siswa di MI

Negeri Doplang sebelum diterapkan metode Snowball Throwing

pada pelajaran IPA

6. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes

b. Menentukan kriteria nilai (70-100 tuntas dan 0-70 tidak tuntas)

c. Data keaktifan siswa diambil dari keaktifan siswa, ketika

pembelajaran, prestasi belajar dianalisis dengan membandingkan tes

antar siklus. Nilai per tes untuk mengetahui seberapa efektif

penggunaan metode Snowball throwing dalam pembelajaran IPA.

Peneliti juga menggunakan analisis deskriptif untuk memperoleh

nilai rata- rata tes formatif maka dapat dirumuskan:

M =

Keterangan:

M : Nilai rata- rata

∑x :Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai

setiap individu

N : Banyaknya individu (Djamarah, 2005: 302)

Sedangkan untuk memperoleh atau menghitung persentase

(33)

17 P = x 100%

Keterangan :

P= Nilai dalam persen

F = frekuensi

N= jumlah keseluruhan (Djamarah, 2006: 225 226)

H. Sistematika Penulisan 1. Bagian Awal

Bagian awal berisi halaman sampul, lembar logo, halaman

sampul,lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan

pengesahan, pernyataan keaslian tulisan,motto dan persembahan, kata

pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran

2. Bagian Inti

Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan

Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional,

Metode Penelitian (Rancangan Penelitian, Subjek Penelitian, langkah-

langkah penelitian, Instrumen penelitian, Pengumpulan data,dan

Analisis data), dan Sistematika Penulisan.

Bab II berisi Kajian Pustaka yang mencakup Prestasi Belajar, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Metode Snowball Throwing

Bab III berisi tentang Pelaksanaan Penelitian yang mencakup (1) Deskripsi Pelaksanaan pra Siklus (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/

(34)

18

(Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/ Pengumpulan data, dan

Refleksi), (3)Deskripsi Pelaksanaan Siklus II (Rencana, Pelaksanaan,

Pengamatan/ Pengumpulan data, dan Refleksi), (4) Deskripsi

pelaksanaan Siklus III (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/

Pengumpulan data, dan Refleksi)

Bab IV berisi tentang pemaparan Hasil Penelitian dan Pembahasan yang mencakup analisa hasil pra siklus, Analisis Hasil Siklus I,

Analisis Hasil Siklus II, dan Analisis Hasil Siklus III dan pembahasan.

Bab V berisi penutup (Kesimpulan dan Saran)

3. Bagian akhir terdiri dari: Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, Daftar

(35)

19 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian prestasi belajar

Winkle (1996: 226) dalam bukunya Hamdani mengemukakan prestasi

belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.

Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang

dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar

(Hamdani, 2011: 138)

Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa

dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang

diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai

dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran

yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah

mengalami proses belajar mengajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan

tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan. Kemudian akan diukur dan

dinilai yang diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

2. Jenis- jenis prestasi belajar

Jenis prestasi belajar yang digunakan untuk mengukur peningkatakan

(36)

20

tertulis. Setelah siswa mengerjakan tes, maka hasil tes tersebut dikoreksi

oleh guru dan nilainya dijadikan acuan untuk mengukur prestasi belajar

siswa. Dengan begitu guru dapat mengadakan tes kembali di Siklus

berikutnya jika nilai yang didapat siswa belum mencapai target KKM.

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Pada dasarnya faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada

dua yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara

lain sebagai berikut:

1) Kecerdasan (inteligensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya

inteligensi normal yang selalu menunjukan kecakapan sesuai

dengan tingkat perkembangan sebayanya. Perkembangan ini

ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak

dengan anak lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah

memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan kawan

sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor inteligensi

merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar

(37)

21

Menurut Kartono (1995: 1) dalam bukunya Hamdani,

kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat

menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seseorang

murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal,

secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi (Hamdani,

2011: 138)

Dengan demikian inteligensi yang baik merupakan faktor

yang sangat penting bagi anak dalam usaha belajar. Inteligensi

pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik

untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungannya dengan cara yang tepat. Jadi inteligensi

sebenarnya bukan hanya persoalan kualitas otak melainkan

kualitas organ tubuh lainnya (Hamdani, 2011: 140)

2) Faktor jasmaniah

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Belajar seseorang

berpengaruh terhadap kesehatannya. Proses belajar seseorang

akan terganggu jika kesehatan seseorang juga terganggu. Selain

itu seseorang juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah

pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada

gangguan-gangguan fungsi alat indera serta tubuhnya. Agar

(38)

22

mengatur waktu bekerja, tidur, makan, olahraga dengan teratur

( Slameto 1991: 56)

3) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap

suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh

tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor

pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. Dalam diri siswa harus

ada sikap yang positif (menerima) kepada sesama siswa atau

kepada gurunya. Sikap positif ini akan menggerakkannya untuk

belajar. Adapun siswa yang sikapnya negatif (menolak) kepada

sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai kemauan

untuk belajar (Hamdani, 2011: 140)

Seseorang memiliki sikap tertentu terhadap berbagai hal baik

positif atau negatif. Sikap positif menjadi pilihan untuk

dikembangkan atau ditanamkan kepada seseorang sehingga dapat

bersikap positif terhadap rangsangan yang diterima dan dapat

mencapai prestasi belajar secara optimal.

4) Minat

Minat menurut ahli psikologi adalah suatu kecenderungan

untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus

menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama

perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi karena

(39)

23

terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran,

siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban.

Menurut Winkle (1996: 24) dalam bukunya Hamdani, minat

adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa

tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang

berkecimpung dalam bidang itu. Oleh karena itu minat memiliki

pengaruh yang besar terhadap belajar atau kegiatan. Pelajar yang

menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena

minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat

seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, siswa

diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukan

sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah

satu faktor yang dapat memengaruhi hasil belajarnya. Apabila

seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan

terus beruasaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkan

dapat tercapai (Hamdani, 2011: 141)

5) Bakat

Bakat menurut Hilgard dalam bukunya Slameto adalah

kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi

menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

Orang yang berbakat mengetik akan lebih cepat mengetik dengan

lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang berbakat

(40)

24

Dari uraian di atas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi

belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan

bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang

belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam

belajarnya itu (Slameto, 1991 : 59)

6) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik

tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga kuat lemahnya

motivasi belajar mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena

itu, motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari

dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh

tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal

tersebut mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana

cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula,

dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan

berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Nasution dalam bukunya Hamdani (2011: 142) mengatakan

bahwa motivasi adalah segala daya yang mendorong untuk

melakukan sesuatu. Dalam perkembangannya, motivasi dapat

(41)

25 a. Motivasi instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari

dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri

untuk melakukan suatu pekerjaan belajar.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinstik adalah motivasi yang datang dari luar

diri siswa, yang menyebabkan siswa tersebut melakukan

kegiatan belajar.

Dalam memberikan motivasi, guru harus berusaha untuk

mengarahkan perhatian siswa pada sasaran tertentu. Dengan

adanya dorongan dalam diri siswa akan timbul inisiatif

dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk

membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat

melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan

belajar secara aktif (Hamdani, 2011: 142)

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan sosial

dan lingkungan nonsosial. Yang termasuk dalam lingkungan sosial

adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman- teman sekelas,

rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun

yang termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah,

(42)

26

Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak

memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995: 60)

dalam bukunya Hamdani, faktor ekstern yang dapat mempengaruhi

belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan

masyarakat.

1) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkugan terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang

dijelaskan Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan

pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat

penting dalam keberhasilan seseorang belajar. Rasa aman itu

membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif, karena

rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar

yang menambah motivasi untuk belajar.

Hasbulloh dalam bukunya Hamdani (2011: 143) mengatakan

keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena

dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam

keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi

pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa

pendidikan dimulai dari keluarga. Adapun sekolah merupakan

(43)

27

lembaga formal memerlukan kerja sama yang baik antara

orangtua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan

hasil belajar anak. Jalan kerja sama yang perlu ditingkatkan,

ketika orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang

cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat

memberikan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun.

Hal ini karena anak memerlukan waktu, tempat, dan keadaan

yang baik untuk belajar.

2) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh

karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa

untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara

penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat

pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang

kurang baik akan memengaruhi hasil-hasil belajarnya.

Menurut kartono dalam bukunya Hamdani (2011: 144) , guru

dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan

dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh

sebab itu, guru harus menguasai bahan pelajaran yang disajikan

dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

3) Lingkungan masyarakat

(44)

28

faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam

proses pelaksanaan pendidikan, sebab dalam kehidupan sehari-

hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat

siswa berada.

Dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak

karena dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan selalu

menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungan.

Oleh karena itu apabila seseorang siswa bertempat tinggal di

lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan besar hal

tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan

turut belajar sebagaimana temannya (Hamdan, 2011: 144)

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering juga disebut dengan kata ”sains”.

Sains yang berasal dari bahasa latin yaitu scientia yang berarti

pengetahuan. Perkataan sains dalam bahasa Jerman yaitu Wisaencheff

yang artinya pernyataan kumpulan pengetahuan, seperti halnya tubuh

manusia yang komponen-komponennya terorganisir secara sistematik.

Menurut Webster New Collegiate Dictionary, definisi dari sains adalah

“pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian”.

Atau dengan kata lain, sains adalah ilmu pengetahuan yang didapat dengan

(45)

29

Sedangkan menurut Ahmad Susanto (2013: 167) Sains atau IPA adalah

usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang

tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan

penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam hal ini para

guru, khususnya yang mengajar sains di sekolah dasar diharapkan

mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA, sehingga dalam

pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan

melaksanakan pembelajaran. Siswa yang melakukan pembelajaran juga

tidak mendapat kesulitan dalam memahami konsep sains.

2. Ruang lingkup Ilmu pengetahuan Alam atau sains

Ilmu sains sendiri biasanya dibagi menjadi 4 bagian yaitu:

a. Biologi yang meliputi mikrobiologi, biokimia, genetika, ekologi,

fisiologi, taksonomi, dll.

b. Kimia yang meliputi kimia organik, kimia lingkungan, kimia

analitik, termokimia, kimia farmasi, dll.

c. Fisika yang meliputi kinetika, dinamika, fisika material, optic,

mekanika, termodinamika, dll.

d. Ilmu bumi yang melipiuti geologi, geofisika, geodesi, meteorology,

hidrologi, paleontology, oseanografi (Rully Nasrullah, dkk 2010: 4)

3. Hakikat pembelajaran IPA

Hakikat pembelajaran IPA yang didefinisikan sebagai ilmu tentang

alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetauan alam,

(46)

30

a. Ilmu pengetahuan alam sebagai produk

Ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil

penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep

yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegatan analitis.

Bentuk IPA sebagai produk, antara lain:

1) Fakta dalam IPA, pernyataan- pernyataan tentang benda- benda

yang benar terjadi dan mudah dikonfirmasi secara objektif.

2) Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan

fakta-fakta IPA. Konsep merupakan penghubung antara fakta-fakta-fakta-fakta

yang ada hubungannya.

3) Prinsip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan di antara

konsep-konsep IPA.

4) Hukum- hukum alam (IPA), prinsip-prinsip yang sudah diterima

meskipun juga bersifat tentarif (akan tetapi karena mengalami

pengujian yang berulang- ulang maka hukum alam bersifat

kekal selama belum ada pembuktian yang lebih akurat dan

logis).

5) Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-

fakta, konsep, prinsip yang saling berhubungan (Ahmad

Susanto, 2013: 168)

b. Ilmu pengetahuan alam sebagai proses

Ilmu pengetahuan alam sebagai proses yaitu untuk menggali dan

(47)

31

kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam

menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan.

Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan

proses sains yaitu keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan,

seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan

menyimpulkan (Ahmad Susanto, 2013: 169)

c. Ilmu pengetahuan alam sebagai sikap

Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal

ini sesuai dengan sikap yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan

dalam melakukan penelitian dan mengkomunikasikan hasil

penelitiannya.

Menurut Sulistyorini (2006) dalam bukunya Ahmad Susanto

(2013: 169) ada Sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap

ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu:

1) Sikap ingin tahu.

2) Ingin mendapat sesuatu yang baru.

3) Sikap kerja sama.

4) Tidak putus asa.

5) Tidak berprasangka.

6) Mawas diri.

7) Bertanggung jawab.

8) Berpikir bebas.

(48)

32

Sikap dalam IPA yang dimaksud ialah sikap ilmiah. Jadi

dengan pembelajaran IPA di sekolah dasar diharapkan dapat

menumbuhkan sikap ilmiah seperti Seorang ilmuwan. Adapun

jenis-jenis sikap yang dimaksud, yaitu: sikap ingin tahu, percaya

diri, jujur, tidak tergesa-gesa, dan objektif terhadap fakta. Sikap

ilmiah itu dikembangkan melalui kegiatan- kegiatan siswa

dalam pembelajaran IPA pada saat melakukan diskusi,

percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek di lapangan.

4. Karakteristik IPA

IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya.

Karakteristik tersebut menurut Jacobson dan Bergman (1980) dalam

bukunya (Ahmad Susanto, 2013: 170) yaitu :

a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori.

b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati

fenomena alam, termasuk juga penerapannya.

c. Sikap keteguhan hati, keingin tahuan, dan ketekunan dalam

menyingkap rahasia alam.

d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagaian

atau beberapa saja.

e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang

bersifat objektif.

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa pembelajaran IPA

(49)

33

prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa

tehadap konsep-konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di

sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan

hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan

tesebut pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung

melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana.

Pembelajaran yang demikian dapat menumbuhkan sikap ilmiah

siswa yang diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik

kesimpulan, sehingga mampu berpikir kritis saat pembelajaran

IPA.

5. Tujuan Pembelajaran IPA

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu

pengetahuan alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep

yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti

mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika.

Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan

Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), dimaksudkan untuk:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaannya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA

(50)

34

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketarampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah

pertama (Ahmad Susanto, 2013: 171)

6. Sumber Daya Alam

a. Berbagai jenis Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang ada di alam

dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Berdasarkan jenisnya,

sumber daya alam dibedakan menjadi dua yaitu

1) Sumber daya alam alam hayati

Sumber daya alam alam hayati adalah sumber daya alam yang

berasal dari makhluk hidup. Contoh: hewan, tumbuhan, dan

mikroorganisme.

2) Sumber daya alam nonhayati

(51)

35

cahaya matahari, udara, batu bara, logam, dan lain-lain.

Berdasarkan ketersediaannya di alam sumber daya alam

dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

1) Sumber daya alam yang kekal adalah sumber daya alam

yang selalu tersedia dan tidak akan habis meskipun setiap

saat dimanfaatkan. Contoh: cahaya matahari, angin, ombak.

2) Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber

daya alam yang dapat dibentuk lagi jika rusak atau habis.

Contoh: berbagai jenis hewan dan tumbuhan.

3) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah

sumber daya alam dengan persediaan yang terbatas dan tidak

dapat dibentuk lagi jika habis. Contoh: batu bara, minyak

bumi, gas bumi, serta logam (bijih besi, alumunium).

Bedasarkan lingkungannya, sumber daya alam dibedakan

menjadi empat yaitu sebagai berikut.

1) Sumber Daya Laut

Sumber daya laut adalah sumber daya alam yang terdapat di

laut. Contoh ikan, rumput laut, kerang, udara, dll.

2) Sumber Daya sungai

Sumber daya sungai adalah sumber daya alam yang terdapat

(52)

36 3) Sumber daya Hutan

Sumber daya hutan adalah sumber daya alam yang terdapat

di hutan. Contohnya kayu yang berasal dari pohon.

4) Sumber Daya Pegunungan

Sumber daya pegunungan adalah sumber daya alam yang

terdapat di pegunungan. Contoh bahan tambang mineral dan

logam (Candra kirana, dkk 2013: 45)

Berdasarkan asalnya benda dibedakan menjadi 3 yaitu:

1) Benda yang Berasal dari Tumbuhan.

a) Sebagai bahan pangan

Berbagai makanan berasal dari tumbuhan. Nasi dibuat

dari beras, beras berasal dari padi.

b) Sebagai bahan sandang

Kain katun terbuat dari serat kapas. Serat kapas terbuat

dari buah kapas. Buah kapas hasil dari pohon, dan

pohon termasuk tumbuhan.

c) Sebagai peralatan rumah tangga

Bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan

untuk membuat peralatan rumah tangga adalah kayu.

Kayu dipotong dan dihaluskan menjadi balok dan papan

yang bisa digunakan untuk membuat kursi, meja, ,tiang,

(53)

37

d) Produk kesehatan dan perawatan tubuh

Obat tradisional disebut juga jamu .jamu dibuat dari

berbagai tanaman obat,misalnya kencur, jahe, kunyit,

kumis kucing, dan pace (mengkudu). Berbagai produk

perawatan tubuh dengan menggunakan sari tumbuhan

sebagai bahan utamanya. Shampo mengandung sari lidah

buaya, orang aring, kelapa, dan kemiri. Sabun mandi

mengandung lidah buaya,apel, bunga mawar, dan

avokat.

2) Benda yang Berasal dari Hewan

a) Bahan pangan

Hewan memberikan bahan makanan yang lezat,

misalnya daging, telur, dan susu. Keju merupakan produk

olahan susu. Daging berasal dari ayam,sapi, kambing,

kerbau, dan ikan. Telur berasal dari ayam, bebek, dan

burung puyuh. Susu berasal dari sapi dan kambing.

b) Bahan sandang

Beberapa bahan sandang bermutu tinggi berasal dari

hewan. Kain sutra berasal dari serat kepompong ulat

sutra. Wol berasal dari serat rambut domba. Kulit sapi,

kerbau, ular, dan buaya. Kulit hewan-hewan itu dapat

(54)

38 c) Produk kesehatan

bagian tertentu hewan dipercaya menjadi obat mujarab

ada yang memanfaatkan bisa ular sebagai obat. Ada pula

yang percaya bahwa susu kuda liar dapat membuat tubuh

kuat. Daging biawak diolah sebagai obat penyakit kulit.

3) Benda yang Berasal dari Bahan Alam Tidak hidup

a) Bahan bangunan

Benda- benda apa saja yang dipakai di sekolahmu?

Sekolah dibangun dengan batu bata, pasir, semen,

genteng dan tiang besi. Batu bata dan genteng dibuat

dari tanah liat. Pasir berasal dari hancuran batuan.

Semen dibuat dari batu kapur dan batuan lain. Tiang

besi dibuat dari logam besi. Lampu dibuat dari gelas

(kaca).

b) Peralatan rumah tangga

Saat ini bahan yang sering digunakan untuk

membuat berbagai peralatan rumah tangga adalah

plastik. Plastik berasal dari bahan kimia buatan yang di

olah di pabrik. Berbagai benda dari plastik antara lain

ember,baskom, sendok plastik,sedotan dan kantong

(55)

39

b. Hubungan antara Sumber Daya Alam dan Tekhnologi yang digunakan

Pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteeraan manusia

dapat dilakukan secara langsung maupun diolah terlebih dahulu

menggunakan teknologi, baik teknologi yang sederhana maupun

teknologi canggih. Benda-benda yang dibuat menggunakan teknologi

menjadi sangat berbeda dengan bahan asalnya. Contoh pembuatan

benda dengan memanfaatkan teknologi sederhana yaitu pembuatan

kerajinan dari bambu atau rotan, pembuatan batu bata, pembuatan

gerabah, pembuatan tempe, dll.

Adapun contoh pembuatan benda- benda dengan memanfaatkan

teknologi canggih yaitu:

1) Pembuatan kertas dari kayu

Bahan dasar pembuatan kertas adalah kayu. Kayu dijadikan

selembar kertas dengan cara serat kayu yang untuk membuat

kertas disebut selulosa. Adapun proses pembuatan kertas dari

kayu adalah sebagai berikut:

a) Kayu dipotong dan dikupas kulitnya. Selanjutnya kayu

dijadikan bubur kayu (pulp). Pulp dibuat menggunakan

campuran bahan kimia.

b) Pulp dicampur bahan pemutih untuk menghasilkan kertas

putih.

(56)

40

mesin hasilnya adalah lembaran kertas.

2) Pembuatan roti dari gandum

Bahan dasar pembuatan roti adalah biji gandum. Gandum

adalah jenis rumput- rumputan seperti halnya padi. Biji

gandum dapat diolah menjadi tepung terigu. Tepung terigu

adalah salah satu bahan pembuat roti. Selain itu, bahan

pembuat roti adalah gula, air, dan, ragi. Biji gandum diubah

menjadi terigu dengan cara digiling.

3) Pembuatan nasi berasal dari padi

Pernahkah kamu memasak nasi sendiri? Coba perhatikan

ibumu sedang menanak nasi. Nasi adalah makanan pokok kita

setiap hari. Nasi berasal dari beras. Biji padi yang sudah

terkupas kulitya disebut beras. Biji padi yang ada kulitnya

disebut gabah. Untuk membuat nasi, beras harus dicuci terlebih

dahulu. Selanjutnya, beras ditambah dengan air dan dimasak.

4) Pembuatan pakaian

Pakaian biasanya terbuat dari kapas dan wol.

a) Pembuatan pakaian dari bahan kapas.

Proses pembuatan pakaian dari kapas dimulai dari proses

pemintalan. Hasil dari proses pemintalan menjadi benang.

Setelah dipintal, benang ditenun hingga berbentuk kain.

b) Pembuatan pakaian dari bahan wol

(57)

41

pemintalan serat domba yang masih kusut. Bulu domba

dipilih untuk mendapatkan benang wol yang kuat. Benang

wol ditenun untuk menghasilkan lembaran kain.

c. Dampak pengaruh bahan alam terhadap kelestarian lingkungan Pengambilan sumber daya alam yang berlebihan tanpa disertai

usaha-usaha pelestariannya dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Rusaknya kelestarian lingkungan dapat disebabkan oleh dua faktor,

yaitu sebagai berikut.

1) Faktor alam

Peristiwa alam ternyata dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Adapun peristiwa alam yang dapat menimbulkan

kerusakan lingkungan antara lain sebagai berikut:

a) Musim kemarau yang berkepanjangan.

b) Musim hujan yang berkepanjangan dapat menyebabkan banjir

dan tanah longsor.

c) Gunung meletus.

d) Angin topan.

e) Gempa bumi.

f) Gelombang pasang.

g) Tsunami.

h) Kebakaran, dll.

2) Faktor manusia

(58)

42 lain sebagai berikut:

a) Menangkap ikan dengan bahan peledak.

b) Membasmi hama tumbuhan dengan menggunakan pestisida.

c) Pembukaan lahan pemukiman dan pertanian dengan cara

membakar hutan.

d) Penebangan hutan secara liar Berburu hewan di hutan.

e) Mengadakan ladang berpindah.

Agar sumber daya alam tetap terjaga kelestariannya maka

dalam penggunaanya harus dihemat, karena penggunaan dan

pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dapat merusak

lingkungan. Oleh karena itu diperlukan usaha- usaha atau cara-

cara untuk melestarikannya.beberapa usaha atau cara untuk

melestarikan sumber daya alam yaitu sebagai berikut:

a. Penebangan hutan dengan sistem tebang pilih dan menanam

sepuluh pohon baru untuk setiap satu pohon yang ditebang.

b. Menanam kembali hutan yang gundul (reboisasi).

c. Mencegah perburuan liar dan menerbitkan aturan tentang

larangan membunuh hewan dan tumbuhan langka.

d. Membuat suaka marga satwa, cagar alam, hutan lindung, dan

sebagainya.

e. Menjaga kesuburan tanah dengan cara pemupukan kandang

maupun buatan, pembuatan sengkedan atau terasering, dan

(59)

43

f. Menghemat penggunaan bahan tambang dan mencari energi

alternatif penggantinya.

g. membuat waduk atau bendungan Candra Kirana, dkk (2013:48)

7. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran IPA a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi

adalah menggunakan acuan Kriteria, yakni menggunakan Kriteria

tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik mencapai

ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai.

Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas

ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam

menyatakan lulus dan tidak lulusnya pembelajaran. Acuan kriteria

tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada

acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan

ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang

memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk

mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai

proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk

melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu

memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau

Gambar

Tabel 3.2 daftar siswa kelas IV MI Negeri Doplang
Tabel 3.3 daftar tenaga pendidik di MI Negeri Doplang
Tabel 3.4 hasil nilai siswa pada pra siklus
Tabel 3.5 hasil nilai siswa pada Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan kasus perdagangan orang yang berpotensi menjadi korban khususnya anak. Dalam hal tersebut, penulis menganalisa mengapa diperlukannya

[r]

Saya merasa sulit tidur, jika teringat pada kejadian gempa tahun 2006 Saya akan mengganti chanel TV ketika memberitakan mengenai bencana alam, karena mengingatkan saya pada

Pada Gambar 4.23 Merupakan hasil pengujian nilai kuat tekan core drill yang berlokasi di sayung dengan umur benda uji mencapai umur 14. bulan, titik yang diambil adalah sebanyak

Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Akhir ini adalah untuk melengkapi salah satu syarat mata kuliah Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik

static boolean addUser(String username, String password) throws Exception { return userDirectory.add(username, password);. static String getPassword(String username) {

H5: The higher share ownership by mutual fund will increase the level of earnings opacity Research Method. Thc research sample are 548 firms listed on the lndonesian

Tanah yang baik untuk pertumbuhan padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang