i UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
POKOK BAHASAN LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STRUKTURAL
PADA SISWA KELAS III SDN RANDUACIR 01 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI)
Oleh:
SITI KOMARIYAH
11510061
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
v MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Tiada alasan untuk tidak tersenyum, tersenyumlah maka semuanya menjadi indah ^_^
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
Ayahku tercinta Kasdi dan Ibunda tercinta Paerah terimakasih atas segalanya
hingga aku bisa menjadi seperti ini
Kakakku Suwarti, Vani, dan Robiah yang telah banyak memberikan banyak
bantuan kepada penulis
Sahabat-sahabatku Umi Latifah, Khusnul AB,Siti nur fadilah,Dias
Ribyanti,Syarifatul umami, Arian Maghfuroh,Siti Fatimah ikhwan yang akan menyempurnakan agamaku terimakasih telah
menyemangatiku
Seluruh keluarga besar LDK Darul Amal STAIN Salatiga
Seluruh keluarga SDN Randuacir 01 Salatiga
vi KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur atas rahmat dan nikmat Allah SWT, hanya dengan kehendaknya segala sesuatu terjadi dan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan semua Umat Islam yang Mengikutinya.
Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, Penulisan skripsi dengan judul: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPS Pokok Bahasan lingkungan Alam dan Buatan melalui Model Cooperative Learning Tipe Struktural Pada Siswa Kelas III SDN Randuacir 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014” ini telah selesai. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Kami hatirkan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini.
Harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas segala dorongan dan bantuannya penulis menghaturkan bayak terimakasih kepada:
vii yang telah memberikan pendidikan dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Kajur Tarbiyah STAIN Salatiga Bapak Suwardi,M.Pd 3. Kaprodi PGMI STAIN Salatiga Ibu Peni Susapti,M.Si
4. Bapak Rasimin, M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan perhatian dengan penuh kesabaran sampai terselesainya skripsi ini.
5. Teman-teman kampus senasib seperjuangan yang senantiasa ada dikala aku butuh bantuan.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis menempuh studi di STAIN Salatiga sampai penulisan skripsi ini selesai .
Penulis yakin skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Salatiga, 09 Januari 2015
Hormat saya
viii ABSTRAK
Siti Komariyah, 2014, Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPS Pokok Bahasan Lingkungan Alam Dan Buatan Melalui Model Cooperative Learning Tipe Struktural Pada Siswa Kelas III SDN Randuacir 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Kata Kunci : Model Cooperative Learning dan Prestasi Belajar IPS
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah kegiatan interaktif antara guru dengan siswa dalam sebuah pembelajaran. Pembelajaran merupakan aktifitas paling utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran cooperative learning tipe struktural dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pokok bahasan Lingkungan Alam dan Buatan pada siswa kelas III di SDN Randuacir 01 Salatiga. Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalahuntuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe struktural di SDN Randuacir 01 Salatiga. Metode pada penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ix HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... Iv MOTTO PERSEMBAHAN... V
F. Definisi Operasional ... 9
G. Metodologi Penelitian... 10
H. Sisitematika Penulisan ... 18 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar IPS
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar...
19
x
a. Faktor Internal ... 23
b. Faktor Eksternal ... 26
3. Materi IPS ... 27
B. Model Cooperative Learning 1. Pengertian Cooperative Learning... 32
2. Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Struktural ... 36
a. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Struktural... 37
b. Langkah-langkah Cooperative Learning Tipe Struktural ... 38
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning... 39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan ... 42
1. Deskripsi Siklus I ... 2. Deskripsi Siklus II ... 3. Deskripsi Siklus III ... 42 44 47 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Per Siklus ... 51
1. Pra Siklus ... 51
2. Siklus I ... 53
xi 4. Siklus III ... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 72 B. Saran-saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA
xii DAFTER TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas III …….
Tabel 4.1 Nilai siswa pada prasiklus………
Tabel 4.2 Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus I……….
Tabel 4.3 Nilai siswa pada siklus I……….. Tabel 4.4 Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus II………
Tabel 4.5 Nilai siswa pada siklus II……….
Tabel 4.6 Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus III………..
Tabel 4.7 Nilai siswa pada siklus III………
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dari Siklus I, II, III………….. Tabel 4.9 Hasil Prestasi Belajar Siswa dari Siklus I, II, dan III…………..
1 BAB 1
PENDALUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahua Sosial merupakan mata pelajaran yang sangat tidak asing bagi siswa karena semua yang diajarkan nyata dan ada di sekitar kita. Namun kebanyakan guru menyampaikan materi kurang menarik dan membuat siswa jenuh terhadap materi yang disampaikan. Tugas pokok seorang guru adalah mendidik dan mengajar. Seorang guru berperan dan berfungsi sebagai pembimbing peserta didik, mitivator, dan suri tauladan bagi peserta didik. Dengan demikian seorang guru tidak hanya menyampaiakan materi kepada peserta didik saja namun juga sebagai tokoh yang memberi teladan bagi peserta didik.
Terkain dengan hal tersebut, maka dalam proses belajar mengajar seorang guru harus menciptakan susana yang baik dan menyenangkan, dimana siswa diberikan keleluasaan untuk berpendapat didalam kelas berkaitan dengan materi yang diajarkan. Sehingga dalam proses pembelajaran terjadi interaksi yang aktif antara peserta didik dan guru. Jadi tidak hanya guru saja yang aktif dalam proses pembelajaran namun peserta didik juga terlibat aktif.
2 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik di arahkan untuk dapat menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pada masa yang akan datang peserta didik akn menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisi terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 22 tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS ditingkat sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tau, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3 4. Memiliki kemampuan bekomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional, dan global.
Untuk menunjang ketercapianya tujuan IPS tersebut harus didukung oleh suasana pembelajaran yang kondusif. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pebelajaran. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide.
4 didik pasif dan krang berkonsentrasi. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleah guru. Dalam hal ini keterampilan proses siswa belum berkembang dan belum maksimal.
Data lain juga menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta didik sangat rendah pada mata pelajaran IPS materi lingkungan alam dan buatan. Dari 12 siswa hanya 2 peserta didik yang nilainya mencapai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM).
Metode ceramah sebagai metode utama bukan berarti tidak cocok untuk digunakan tetapi penggunaan metode tersebut ang mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya motivasi belajar. Penerapan sistem pembelajaran konvensional secara terus menerus tanpa variasi tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara aktif khususnya dalam mata pelajaran IPS, maka diperlukan variasi dan kreativitas dalam model pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan diatas maka diperlukan model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk berperan aktif dalam setiap pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa. Salah satatu model pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa memperoleh pengalaman belajar secara langsung adalah model pembelajaran kooperatif
5 kelompok-kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen ( Rusman, 2011:202). Model pembelajaran kooperatif menekankan adanya kerja sama antar siswa dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar bersama. Model pembelajaran kooperatif ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit dengan cara bertukar pikiran atau diskusi dengan temannya melalui kegiatan saling membantu dan mendorong untuk mendorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Semua metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerjasama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya.
6 Prestasi Belajar Ips Pokok Bahasan Lingkungan Alam Dan Buatan Melalui Model Cooperative Learning tipe Struktural Pada Siswa Kelas III SDN Randuacir 01 Salatiga Tahun 2014 “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini : Apakah model pembelajaran cooperative Learning tipe struktural dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pokok bahasan Lingkungan Alam dan Buatan pada siswa kelas III di SDN Randuacir 01 Salatiga Tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe struktural di SDN Randuacir 01 Salatiga.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
7 relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang dperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2010:96).
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas rumusan masalah yang masih perlu dibuktikan di lapangan atau masih perlu diuji melalui penelitian. Melalui model pembelajaran cooperative learning tipe struktural dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pokok bahasan Lingkungan Alam dan Buatan siswa kelas III di SDN Randuacir 01 tahun 2014.
2. Indikator Keberhasilan
a. Siswa mampu menjelaskan pengertian lingkungan alam dan buatan b. Siswa mampu mengidentifikasi contoh-contoh lingkungan alam
dan buatan
c. Siswa mampu menjelaskan kegunaan lingkungan alam dan buatan bagi manusia
d. Siswa mampu menyebutkan cara merawat lingkungan alam dan buatan
E. Mafaat Penelitian
8 Adapun manfaat tersebut sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pendidikan tentang penerapan model pembelajaran koooperatif metode struktural dalam meningkatkan prestasi siswa khususnya mata pelajaran IPS dan sebagai bahan pengembangan dan kajian terhadap teori-teori belajar serta sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan calon guru untuk dapat memilih metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang diibahas.
2. Manfaat praktis a. Peneliti
Bagi peneliti calon pendidik, dapat menjadi bekal untuk trjun mdidunia pendidikan.
b. Bagi guru
Bagi para guru dpat meningkatkan ketrampilan dalam penguasaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan proses pembelajaran.
c. Bagi sekolah
Untuk meningkatkan kualitas sekolah, karena prestasi belajar siswa yang baik dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
9 Bagi siswa supaya memiliki kemandirian belajar yang tinggi agar dapat memperoleh prestasi belajar yang baik.
F. Definisi Operasional 1. Upaya Peningkatan
Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan suatu maksut (Poerwadarminta, 2006:1345) sedangkan Pengertian peningkatan adalah perbuatan meningkatkan ( usaha atau cara) (Djamarai, 1990:1435)
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan adalah suatu usaha untuk menaikkan pemahaman dan hasil belajar siswa di akir pembelajaran. Dalam hal ini yaitu usaha untuk menaikkan prestasi siswa dalam pembelajaran.
2. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah di capai, dilakukan, dikerjakan (Suharso, 2005:390). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan (Slameto, 1995:2)
3. IPS
10 4. Cooperative learning Tipe Struktural
Cooperative learning Tipe Struktural merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok – kelompok kecil secara kolaboratif .
Berdasarkan pendapat diatas, yang dimaksud pembelajaran kooperatif learning adalah pembelajaran dengan mengelompokkan siswa kedalam kelompo-kelompok kecil. Dalam kelompoknya siswa belajar bersama, bekerjasama, saling melengkapi, serta saling tolong menolong dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga tercipata iteraksi yang lebih luas yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dangan guru.
Jadi yang dimaksud cooperative learning tipe struktural yaitu pembelajaran secara kelompok dan saling berkolaboratif antara siswa yang satu dengan siswa yang lain secara runtut.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
11 Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti dalam partik pembelajarannya, sehingga peneliti secara reflektif dapat menganalisis, mensinesis terhadap apa yangg dilakukan di kelas.Dalam hal ini berarti dengan melakukan PTK, peneliti dapat memperaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga lebih efektif.
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menjadikan kelas sebagai objek penelitian.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanaka 18 Agustus 2014 sampai 09 September 2014. Lokasi Penelitian ini dilakukan di SDN Randuacir 01 Salatiga
3. Subjek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Randuacir 01 Salatiga. Dengan jumlah siswa 11orang yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Alasan penelitian mengambil kelas III karena dimana siswa berada dalam masa pembelajaran yang konkrit, keadaan lebih kondusif, ruang kelas yang lebih luas, siswanya lebih tertib, dan tenang sehingga mempengaruhi siswa dalam mengikuti pelajaran.
12 Susilo (2010:20) mengemukakan bahwa untuk melaksanakan PTK , dibutuhkan tahapan Planning (rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan), Reflektion (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pemelajaran kita. Kegiatan yang kita lakukan adalah :
1) Menyiapkan materi pembelajaran.
2) Memnbuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3) Menyiapkan lembar soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif metode struktural dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif metode struktural.
4) Membuat instrumen penelitian. 5) Menyiapkan alat pembelajaran b. Tindakan (action)
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tidakan (action) dari guru berupa tindakan sebelumnya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan , inti dan penutu. Dalam RPP bagian inti meliputi elaborasi,eksplorasi dan konfirmasi.
13 Selanjutnya diadakan pengamatan (observing) yang teliti terhadap proses pelaksanaannya. Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar dan motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode struktural.
d. Refleksi (refleksing)
Setelah dimati, barulah guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya. Hasil refleksi terhadap perencanaan yang telah direncanakan tersebut, akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya.
Komponen acting(tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pola observasi juga harus dilaksanakan.
14 5. Intrumen Penilaian
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitan adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang dimati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitin (Sugiyono, 2011:102). Instrumen yang digunakan dalam penelitan ini terdiri atas :
Siklus I
Acting Refleksi
Planing
Observasi
Siklus II
Planing Refleksi
Observasi
Acting
Siklus III
15 a. Soal Tes
Instruen dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan materi IPS. Pada penelitian ini materi yang dipilih adalah tentang lingkugan alam dan buatan. Tes dilaksanakan pada pra siklus dan pada tiap akir pemelajaran.
b. Pedoman pengamatan (Observasi)
Pedoman observasi ini berisi aspek-aspek perilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPS.
c. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran.
6. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan tenhik sebagai berikut:
a. Tes
16 dilaksanakan pada pra siklus dan akir setiap siklus penelitian. Dalam hal ini tes digunakan untuk engukur prestasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif metode struktural.
b. Observasi
Pengamatan / Observasi adalah proses engambilan data dalam penelitian ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalampenelitian yang berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok (Hamzah, 2012:90) Observasi juga disebut pengamatan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal yang diamatai adalah aktifitas belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan prestasi siswa dalampembelajaran IPS.
c. Dokumentasi
17 7. Analisis Data
Analisis data dilakukan peneliti bersama kolaborator yaitu guru IPS kelas III sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus berikutnya atau untuk mendekteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya, maka dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tertulis atau tes formatif pada setiap akir pembelajaran.Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul langkah berikutnya yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua data yang terkumpul.
Cara yang ditempuh untuk mengamalisis data adalah memberikan nilai untuk setiap jawaban per item soal dari soal yang telah diberika kepada respoden, dan dari skor observasi yang diniai oleh obsever, kemudian dianalisis per siklus untuk melihat perbandingan nilai yang dicapai. Selain menganalisis data yang diperoleh, analisis juga dilakukan untuk hasil pengamatan / observasi terhadap guru dan siswa dalam setiap proses pembelajaran.
Untuk memperoleh frekuensi relatif (persenan) digunakan
rumus : P = 100
f = Presentasi yang sedang dicari presenasiya.
N = Number of Cases (jumlah rekuensi/banyaknya individu)
18 H. Sistematika Penulisan
Bagian awal meliputi: sampul, lembar berlogo, judl ersetujuan pembimbing, pengesahan keulusan, pernyaaan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lapiran.
BAB I: Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian penjelasan definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: Kajian Pustaka Berisi pembelajaran terstruktur, definisi pembelajaran terstruktur, materi jual beli, pemberian tugas, langkah-langkah pembelajaran terstruktur, penerapan pemberian tugas pada materi jual beli.
BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian Berisi gambaran situasi umum SDN Randuacir 01 subjek penelitian dan karakteristik objek penelitian serta deskripsi persiklus.
BAB IV: Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi deskripsi kondisi awal, hasil penelitian tiap siklus, analisis data dan pembahasan.
BAB V: Penutup
19 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar IPS
1. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie kemudian dalam bahasa indonesia menjadi prestasi yang berati hasil usaha (Arifin, 1988:2).
Prestasi adalah hasil yang telah di capai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya (Suharso, 2005:390). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan linkungannya (Slameto, 1995:2)
20 Pada Qur’an surat Luqman ayat 13 yang berbunyi
ِهَّللاِب ْكِرْشُت لا ََّنَُ ب اَي ُهُظِعَي َوُهَو ِهِنْبلا ُناَمْقُل َلاَق ْذِإَو
ٌميِظَع ٌمْلُظَل َكْرِّشلا َّنِإ
Artinya”Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar".
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil usaha yang dilakukan secara sadar oleh individu yang berdasarkan pada pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pada umumnya belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku koqnitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi pada individu kearah yang lebih baik positif yaitu keadaan kemampuan koqnitif, afektif,dan psikomotor berorientasi kearah yang lebih maju dari keadan sebelumnya. Belajar juga bisa dikatakan sebuah proses peruahan yang terjadi pada diri manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lainnya.
21 diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi (Wahidmurni,2010:216)
Ilmu pengetahuan sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kependidikan menengah. Bahka pada sebagian perguruan tinggi ada jga dikembangkan ilmu pengetahuan social sebagai salah satu mata kuliah, yang sasaran utamanya adalah aspek teoritis, seperti yang menjadi penekanan pada social scinces (Nurdin, 2005:22)
Berdasarkan uaraian yang dikemukakan diatas bahwa ilmu pengetahuan social adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi yang diajarka dari sekolah tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
22 ikut andil dalam mengembangkan lingkungan yang satu ini. Perkembangan yang dimaksud dalam hal ini adalah perkembangan penampilan dari lingkungan.Lingkungan alam meliputi gunung, sungai Sedangkan lingkungan buatan adalah lingkungan yang dibuat oleh
manusia.(http://bangjuju.com/definisi-lingkungan-alami-dan-lingkungan-buatan) diakses pada 15 Agustus 2014 pukul 20.53 WIB
Lingkungan alam merupakan lingkungan yang ada dengan
sendirinya. Lingkungan alam diciptakan oleh Tuhan. Contoh: gunung,
danau,sungai, hutan, pulau, dan laut. Sedangkan lingkungan buatan
merupakan lingkungan yang dibuat oleh manusia. Lingkungan buatan
dibuat untuk keperluan manusia.Contoh: waduk, kolam, sawah, kebun,
jalan, bangunan, stasiun, dan rumah sakit.Secara umum lingkungan
dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan alam dan lingkungan
buatan. Lingkungan alam dibedakan atas lingkungan perairan dan
lingkungan daratan. Lingkungan perairan antara lain laut, sungai,
danau, rawa. Sedangkan lingkungan buatan antara lain rumah, jalan,
sawah, sekolah, dan pasar.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar IPS yaitu hasil yang telah dicapai siswa melalui proses belajar secara keseluruhan dari awal sampai akir dengan berinteraksi pada lingkungan sekitar.
23 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.
a. Faktor internal 1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seeorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan pat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, nagntuk jika badannya lemah. Agar seseoarnga dapa belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur , makan dll.
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siawa yang cacat belajarnya juga tergangu.
24 Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kamajuan belajar. Hal ini disebabkan karena belajar adalha suatu yang kompleks dengan banyak factor yang mempengaruhinya, sedang inteligensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang lain.Setiap siswa mempunyai tingkat inteligensi yang berbeda-beda. Ada siswa yang tingkat inteligensi tinggi dan ada inteligensi yang rendah.
b) Perhatian
Perhatian menurut Gozali adalh keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus punya perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak suka lagi belajar.
c) Minat
25 d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatik. Maka dari itu bakat mempengaruhi belajar.
e) Motif
James Drever memberi pengertian tentang motif sebagai berikut:
Motive is an effective-conative factor which operate in determining the direction of an individual behavior toward an and goal consciously apprehended or unconsciously. Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/ menunjang belajar.
f) Kematangan
26 memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau berekasi. Kesediaan itu muncul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
h) Faktor kelelahan
Faktor kelelahan dibagi menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan utnuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Dari uraian diatas dapatlah dimengerti bhawa kelelalahan itu mempengaruhi belajar.
b. Faktor eksternal 1) Faktor keluarga
27 pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan. Kesemuanya itu dapat mempengaruhi prestasi belajar anak 2) Faktor sekolah
Terdiri dari: metode mengajar guru, relasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, kurikulum, keadaan gedung, tugas rumah atau PR.
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu: kegitan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat dan media massa (Slameto, 1995:54)
3. Materi IPS
a. Pengertian IPS
Menurut Rasimin (2012:11) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
28 menurut Wahidmurni (2010:216) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, disimpulkan pengertian IPS adalah suatu disiplin ilmu sosial atau bidang kajian sosial kemasyarakatan yang mempelajari manusia pada konteks sosialnya atau manusia dengan anggota masyarakat. Bidang kajian IPS adalah mempelajari kehidupan manusia dan interaksinya dalam masyarakat.
b. Tujuan dan Fungsi IPS
Secara umum tujuan IPS adalah sebagai berikut (Departemen Agama, 2004:78)
1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi,geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.
2) Mengembangkan kemampuan berfikit kritis dan kreatif, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
29 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi,bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang najemuk ditingkat lokal, nasional, dan global.
Mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, negara Indonesia.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelajaran IPS meliputi aspek-aspeksebagai berikut:
1) Sistem sosial dan budaya
2) Manusia, tempat, dan lingkungan 3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan 4) Waktu, keberlanjutan dan perubahan 5) Sistem berbangsa dan bernegara d. Standar Kompetensi IPS
30 Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas III Tahun Pelajaran 2014/2015
Semester Standar Kompetensi Kompetensi dasar I (Satu) Memahami lingkungan dan
melaksanakan kerja sama
31 sesuai dengan kebutuhan.
e. Materi Pokok
1) Lngkungan Alam dan Buatan
Lingkungan Alam dan Buatan adalah salah satu materi pokok dalam mata pelajaran IPS kelas tiga semester pertama. Lingkungan Alam adalah lingkungan yang satu ini disebut juga dengan lingkungan yang original karena masih belum ada campur tangan manusia yang ikut andil dalam mengembangkan lingkungan yang satu ini. Perkembangan yang dimaksud dalam hal ini adalah perkembangan penampilan dari lingkungan.Lingkungan alam meliputi gunung, sungai Sedangkan lingkungan buatan adalah lingkungan yang dibuat oleh manusia.(http://bangjuju.com/definisi-lingkungan-alami-dan-lingkungan-buatan) diakses pada 15 Agustus 2014 pukul 20.53 WIB
Lingkungan alam merupakan lingkungan yang ada dengan
sendirinya. Lingkungan alam diciptakan oleh Tuhan. Contoh:
gunung, danau,sungai, hutan, pulau, dan laut. Sedangkan
lingkungan buatan merupakan lingkungan yang dibuat oleh
manusia. Lingkungan buatan dibuat untuk keperluan
manusia.Contoh: waduk, kolam, sawah, kebun, jalan,
32
dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan alam dan
lingkungan buatan. Lingkungan alam dibedakan atas
lingkungan perairan dan lingkungan daratan. Lingkungan
perairan antara lain laut, sungai, danau, rawa. Sedangkan
lingkungan buatan antara lain rumah, jalan, sawah, sekolah,
dan pasar.
B. Model Cooperative Learning
1. Pengertian Model Cooperative Learning
“Pembelajaran kooperatif adalah merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok –kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen” (Rusman, 2010:202)
Dalam sistem pembelajaran yang kooperatif siswa bekerjasama dengan anggota lainya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar utuk dirinya dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar (Rusman, 2010:203)
33 yang tahu. Dimana guru disarankan agar membagisiswa dalam kelompok yang heterogen.
Menurut Roger dan David Johnson (Rusman, 2011:212) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran koopertif (cooperative learning) yaitu sebagai beriku:
1. Prinsip ketergantungan positif (positiveinterdependensi)
Dalam pembelajran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelmpok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-asing anggota kelompok. Unsur ini mennjukkan bahwa pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama mempelajari bahan yang ditugaskan kepada keompok, Kedua menjamin semua anggota kelompok secara individu bahwa yang ditugaskan tersebut.
Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan.
34 3. Interaksi tatap muka ( face toface promotion interaction)
Memberikan kesempatan yang luas kepda setip anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari kelompok lain.
4. Partisipasi dan komunikasi (participation communication)
Melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini setiap siswa dalam kelompok mempuanyai kesempatan untuk berbicara.
5. Evaluasi proses kelompok
Menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja ama dengan lebih efektif.
Sedangkan menurut Mulimin Ibrahim, dkk (2000) unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah :
1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwamereka “sehidup sepenanggungan bersama”.
2. Siswa bertanggung jawab atassegala sesuatu didalam kelompoknya.
3. Siswa haruslah melihat bahwa didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
35 5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah / penghargaan yang akan dikenakan kepada semua anggota kelompok.
6. Sswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhan keterampilan untuk belajar bersama.
7. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif (Kunandar, 2011:366). Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahawa pembelajran kooperaif memiliki beberapa unsur-unsur dasar yang membedakan dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Unsusr-unsur model pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan, tanggung jawab perseoragan, interaksi positi, komunikasi antar angota, dan pemprosesan kelompok.Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik diarahkan memiliki persepsi yang sama, tanggung jawab bersama, tujuan yang sama, memiliki pemimpin dan bertanggungjawab individual meskipun masing-asing anggota berbea ras, golongan, jenis kelamin, maupun agama.
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri terhadap empat tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Penjelasan Materi
36 2. Belajar Kelompok
Tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. 3. Penilaan
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau juis, yang dilakukan secara individu ataukelompok. Sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya.Hasil akir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiapkelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya.
4. Pengakuan tim
Penetapan tim yang dianggappaling menonjol atau tim yang paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi (Rusman, 2011:213)
2. Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Struktural
37 pembelajaran kooperatif tipe pendekatan struktural. Keenam komponen itu adalah sebagai berikut :
1. Struktur dan Konstruk yang berkaitan
Premis dasar dari pendekatan struktural adalah bahwa ada hbungan kuat antara yang siswa lakukan dengan yang siswa pelajarai, yaitu interaksi didalam kelas telah memberipengarh besar pada perkembangan siswa pada sisi sosial, kognitif, dan akademisnya. Konstruksi dan pemerolehan pengetahuan, perkembangan bahasa dan kognisi, dan perkembangan keterampilan sosial merupakan fungsi dari situasi di mana siswa bernteraksi.
2. Prinsip-prinsip Dasar
Ada empat prinsip dasar yang penting untuk pendekatan struktural pembelajaran kooperaif, yaitu serentak, partisipasi sejajar, interdepensi positif, dan akuntabilitas peseorangan.
3. Pembentukan Kelompo dan Pembentukan Kelas
Kagan (Shlomo Sharn, 2009:287) membedakan lima tujuan pembentukan kelompok dan memberikan sruktur yang tepat untuk masing-masing.Kelima pementukan kelompok itu adalah: (1) agar dikenal; (2) identits kelompok; (3) dukungan timbal balik; (4) menilai perbedaan; (5) mengembangkan sinergi.
4. Kelompok
38 lama. Kagan (Shlomo Sharn, 2009:288) membedakan empat tipe kelompok belajar tersebut adalah: (1) kelompok heterogen; (2) kelompok acak; (3) kelompok minat; dan (4) kelompok bahasa homogen.
5. Tata Kelola
Dalam kelas kooperatif ditekankan adanya interaksi siswa dengan siswa , untk itu menejemen melibatkan berbagai keterampilan berbeda. Beberapa dari perhatian manajemen diperkenalkan bersamaan dengan pengenalan kelompok, termasuk susunan tempat duduk , tingkat suara, pemberian arahan, distribusi dn penyimpanan materi kelompok, serta metode pembentukan sikap kelompok.
6. Keterampilan Sosial
The Structured Natural Aprooach untuk memperoleh keterampilan sosial menggunakan empat alat, yakni (1) peran dan geraakan pembuka; (2) pemodelan dan penguatan; (3)struktur dan penstrukturan; dan (4) refleksi dan waktu perencanaan (Rusman, 2011:225)
b. Langkah-langkah cooperatif Learning Tipe Struktural
1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok acak 2) Guru membagikan materi kepada setiap kelompok untuk di
diskusikan
39 4) Siswa bekerja secara kelompok untuk mendiskusikan materi
ysng sudah disediakan oleh guru
5) Selesai berdiskusi setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
6) Anggota setiap kelompok dituntut aktif dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran coopreative Learning
1) Kelebihan
a) Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar mengajar yang bersifat terbuka dan demokratis.
b) Dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah dimiliki oleh siswa.
c) Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan-keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.
d) Siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai subyek belajar karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya.
40 potensi dirinya secara optimal bagi kesuksesan kelompoknya.
f) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa yang dipelajarinya lebih bermakna bagi dirinya.
2) Kelemahan
a) Bisa menjadi tempat mengobrol atau gossip
Kelemahan yang senantiasa terjadi dalam belajar kelompok adalah dapat menjadi tempa tmengobrol. Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalambelajar, seperti datang terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.
b) Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok
41 c) Bisa terjadi kesalahan kelompok
Jika ada satu anggota kelompok menjelaskan suatu konsep dan yang lain percaya sepenuhnya konsepitu, dan ternyata konsep itu salah, maka semua anggota kelompok berbuat salah. Untuk menghindarinya, setiap anggota kelompok harus sudah mereview sebelumnya. Kalau membicarakan hal baru dan anggota kelompok lain belum mengetahui, cari konfirmasi dalam buku untuk pendalaman. (http://www.artikelbagus.com/2011/06/kelebihan-dan kelemahan-model-pembelajaran-kooperatif.htm) di akses pada tanggal 30 September 2014 pukul 10.30
42 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan 1. Deskripsi Siklus I
Siklus I dilaksanakan Senin 25 Agustus 2014 jam ke 1-2 selama 105 menit. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Perencanaan 1) Menyusun RPP 2) Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam sklus I meliputi absensi, Lembar Pengamatan dan soal. Absensi di gunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar siswa digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar siswa belajar siswa. Lembar soal digunakan untuk menguji pemahaman akan materi siswa sehingga hasil belajar siklus I dapat diketahui.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin 25 Agustus 2014 jam 4-5 selama 70 menit, dengan materi tentang contoh lingkungan alam dan buatan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
43 2) Guru menjelaskan sekilas mengenai contoh lingkungan alam
buatan.
3) Guru membagi siswa dalam tiga kelompok dan member materi pada setiap kelompok untuk mendiskusikannya.
4) Guru membimbing siswa dalam berdiskusi
5) Guru mengarahkan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.
6) Guru mengarahkan siswa untuk saling berttanya tawab tentang materi yang dipresentaasikan setiap kelompok.
7) Untuk memahami pemahaman setiap siswa, guru member latihan soal secara individu yang nantinya dikumpulkan.
8) Guru menutup pertemuan dengan memberi ulasan materi. c. Observasi
Peneliti dibantu oleh wali kelas III yaitu ibu Sri Susetyaningsih, S.Pd.SD melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran yang mencakup :
1) Mengamati keaktifan siswa, situasi dan kondisi kelas saat pembelajaran model kooperatif tipe struktural berlangsung,
2) Mengamati hasil belajar siswa setelah digunakan pembelajran model kooperatif tipe struktural dengan melakukan penilaian. d. Refleksi
44 seberapa jauh tingkat perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.Baham yang direfleksi adalah hasil catatan pengamatan selama pelaksanaan tindakan baik dari peneliti maupun wali kelas yang kemudian akan didiskusikan bersama-sama. Denga refleksi akan diperoleh masukan untuk menentukan langkah yang akan dilakukan selanjutnya sehingga dapat memperbaiki tindakan berikutnya.
2. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II dimulai hari kamis 28 Agustus 2014. Dalam pelaksanaan siklus II, peneliti mengarahkan siswa untuk lebih aktif ketika pembelajaran berlangsung dan lebih mengoptimalkan pembelajaran IPS materi lingkungan alam dan buatan melalui model pembelajaran cooperative learning tipe struktural, agar indikator pembelajaran tercapai. Peneliti melakukan tahapan di bawah ini:
a. Perencanaan
1) Penyusunan RPP
Penyususna RPP dilakukan setelah adanya pertimbangan dan evaluasi yang dilakukan siklus I.
2) Penyiapan Perangkat
45 sama pada siklus I. Sedangkan lembar soal digunakan untuk menguji pemahaman akan materi siswa sehingga prestasi belajar pada siklus II dapat diketahui.
3) Penyiapan media
Pada siklus II disiapkan media berupa kartu permainan yang berisi mengenai poin-poin pelajaran yang dipelajari dan di sesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah direncanakan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II dilakukan selama 105 menit . Tahap pelaksanaan pada siklus II ini dilaksanakan lebih optimal dari siklus I, yang secara rinci dijelaskan sebagai beikut:
1) Guru memberi tahu tujuan belajar yang harus dicapai anak-anak. 2) Guru memberikan permainan kepada anak-anak mengenai materi
yang akan dipelajari yaitu berupa kartu yang berisi kegunaan lingkung alam dan buatan.
3) Guru menjelaskan sedikit materi kegunaan lingkungan alam dan buatan
4) Guru menbagi siswa menjadi tiga kelompok, setiap kelompok terdiri dari emapat siswa.
5) Guru membagikan soal diskusi yang berbeda kepada setiap kelomok 6) Setiap kelompok membaca, memahami dan mendiskusikan soal
46 7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang kegunaan lingkungan alam dan buatan yang mereka dapatkan sedangkan kelompok yang lain mendengarkan dan mencatat hal-hal yang belum dipahami dan menanyakan kepada kelompok yang mempresentasikannya. Guru sesekali menambahi jawaban dan membari penguatan terhadap jawaban siswa apabila diperlukan. 8) Guru membagi lembar evaluasi untuk mengukur tingkat pencapaian
prestasi siswa.
9) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan meminta siswa untuk mempersiapkan materi yang akan dipelajari pertemuan berikutnya.
c. Observasi
Peneliti dibantu oleh wali kelas III yaitu ibu Sri Susetyaningsih, S.Pd.SD melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran yang mencakup :
1) Mengamati keaktifan siswa, situasi dan kondisi kelas saat pembelajaran model kooperatif tipe struktural berlangsung
47 3) Mengamati prestasi belajar siswa setelah digunakan pembelajaran
model kooperatif tipe struktural dengan melakukan penilaian. d. Refleksi
Berdasarkan analisa data dari hasil pengamatan siklus II ini sudah banyak terjadi perubahan dalam proses pembelajaran diantaranya:
1) Keaktifan siswa mulai meningkat baik dalam kerjasama, partisipasi, bertanya dan menjawab meskipun masih ada beberapa siswa yang belum menunjukkan perubahan keaktifan dalam pembelajaran.
2) Pengelolaan kelas yang dilakukan peneliti juga mengalami peningkatan yang diamati langsungg oleh observer yaitu guru kelas III 3. Deskripsi Siklus III
Siklus III dilaksanakan pada hari Senin 01 September 2014 pada jam 09.00-10.10. Dalam siklus ini peneliti melakukan tahapan sebagai berikut: a. Perencanaan
1) Penyusuna RPP
Penyususna RPP setelah dilakukan refleksi dari hasil pembelajaran siklus II. Data yang diperoleh pada tahap siklus II menjadi bahan pertimbangan dalam pemyusunan RPP siklus III.
2) Penyiapan perangkat
48 sama pada siklus I. Sedangkan lembar soal digunakan untuk menguji pemahaman akan materi siswa sehingga prestasi belajar pada siklus III dapat diketahui.
3) Penyediaan media
Pada siklus III disiapkan media berupa kartu permainan yang berisi mengenai poin-poin pelajaran yang dipelajari dan di sesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah direncanakan. b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus III dilakukan selama 70 menit . Tahap pelaksanaan pada siklus III ini dilaksanakan lebih optimal dari siklus II, yang secara rinci dijelaskan sebagai beikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
2) Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan permaina kepada siswa mengenai materi yang dipelajari yaitu dengan bermain kartu. Guru membagikan 12 kartu 6 kartu berisi pernyataan tentang merawat lingkungan alam dan buatan sedangkan 6 kartu berisi gambar lingkungan alam dan buatan.
3) Guru menjelaska langkah-langkah permainan, setelah menjelaskan kemudian siswa melakukan permainan sesuali petunjuk guru.
49 5) Guru membagi lembar soal disksi pada tiap kelompok untuk
didiskusikan.
6) Guru membimbing tiap kelompok untuk berdiskusi dan memberi arahan kepada tiap kelomok.
7) Guru membimbing siswa yang mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi.
8) Guru mendampingi dan mengarahkan siswa untuk bertanya mengenai materi yang dipresentasikan tiap kelompok.
9) Setelah berdiskusi dan bertanya jawab, guru menyuruh siswa untuk kembali pada tempat duduknya masing-masing dan membagikan lembar soal untuk dikerjakan sendiri-sendiri.
10)Selesai mengerjakan guru dan siswa bersam-sam menyimpulkan materi yang dipelajari dan menutup pertemuan pembelajaran dengan salam.
c. Observasi
Peneliti dibantu guru kelas III ibu Sri Susetyaningsih, S.Pd.SD melakukan pengamatan terhadap jalannya pembelajaran yang mencakup 1) Mengamati aktifitas dan keterampilan dalam berdiskusiki dan
mengerjakan soal saat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe struktural.
2) Mengamati prestasi belajar siswa setelah penerapan pembelajaran model kooperatif tipe struktural dengan melakukan penilaian.
50 d. Refleksi
Berdasarkan analisa data dari hasil pengamatan siklus III ini sudah banyak terjadi perubahan dalam proses pembelajaran diantaranya:
1) Keaktifan siswa mulai meningkat baik dalam kerjasama, partisipasi, bertanya dan menjawab meskipun masih ada beberapa siswa yang belum menunjukkan perubahan keaktifan dalam pembelajaran.
51 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Per Siklus 1. Pra Siklus
Metode yang digunakan pada pembelajaran IPS SDN Randuacir 01 sebelum diterapkannya pembelajaran model cooperative tipe struktural adalah pendekatan klasikal yang banyak menggunakan metode ceramah sehingga kurang mengoptimalkan peran serta siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil pra siklus diperoleh nilai murni siswa pada mata pelajaran sebagai pembanding antara sebelum dan sesudah diterapkannya pembelajaran model kooperatif tipe structural. Dokumen nilai prasiklus diambil dari nilai ulangan harian sebelum diterapkannya pembelajaran model kooperatif tipe structural, nilai ini diambil sebelum diadakan pengayaan ataupun remidi. Adapun nilai patokan ketuntasan pembelajaran IPS menggunakan nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas III sd Randuacir 01 Salatiga pada mata pelajaran IPS yaitu 70.
52 Adapun nilai siswa dari pra siklus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jumlah Siswa yang mencapai KKM 3
Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM 9
Dari table 4.1 diatas dapat diketahui bahwa prestasi belajar IPS siswa di SDN Randuacir 01 masih rendah yaitu dari 12 siswa, baru ada 3 siswa yang mendapat nilai tuntas dan 9 siswa lainnya masih dibawah Kriteria Kentutasan Minimal. Hal ini jika di prosentasekan baru 25% siswa yang mendapat kriteria tuntas (Data terlampir).
53 masih rendah yaitu dari 12 siswa, baru 3 siswa yang mendapat nilai tuntas dan 9 siswa lainnya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal. Ketiga siswa yang sudah tuntas merupakan siswa yang memang kecerdasan diatas rata-rata sehingga dengan metode ceramah saja mereka sudah dapat memahami isi dari materi yang diajarakan.
Hasil ini menunjukkan bahwa minat dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPS masih rendah.Untuk itu peneliti berusaha menerapkan model pembelajaran baru yang berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan model cooperative learning tipe struktural.
2. Siklus I
Pada siklus I pengumpulan data menggunakan lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan guru dan tes formatif. Dari lembar observasi kegiatan siswa diperoleh data tentang perhatian siswa dalam menerima materi, keatifan dalam proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam bekerja sama di dalam kelompoknya dengan tujuan menanamkan kemampuan untuk besosialisasi dan bekerja sama dengan orang lain. Sedangkan hasil prestasi belajar siswa didapat dari nilai tes.
a. Hasil Pengamatan Terhadap Siswa
54 pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus I
No Kriteria
Penilaian Kerjasama Partisipasi Bertanya Menjawab
1. Kurang 1 1 2 3
2. Cukup 6 7 4 4
3. Baik 5 4 5 5
4. Sangat Baik - - 1 -
Jumlah 12 12 12 12
Dari data pengamatan pada kegiatan pembelajaran siklus I tentang siswa dalam tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa kerjasama siswa belum maksimal yaitu dari 12 siswa, baru 5 siswa yang sudah menunjukkan kerjasama yang baik selama pembelajaran, 6 siswa cukup bekerjasama dalam artian bisa mengikuti diskusi pembelajaran dengan baik namun masih melakukan kegiatan lain diluar kegiatan pembelajaran dan 1 siswa sama sekali belum bisa menjalin kerjasama dalam pembelajaran dengan baik karena siswa tersebut terbiasa melakukan kegiatannya sendiri saat pembelajaran berlangsung.
Partisipasi siswa dalam berdiskusi sudah nampak namun baru 4 siswa yang menunjukkan partisipasi baik, 7 siswa cukup berpartisipasi, dan 1 siswa yang belum berpartisipasi karena siswa tersebut tergolong anak yang pendiam.
55 terlihat akatif dalam setiap kegiatan, 5 siswa bertanya dengan baik, 2 siswa cukup bertanya dan 3 siswa yang masih belum bertanya.
Pada siklus pertama 5 siswa sudah mampu menjawab pertanyaan dengan baik hal ini tidak terlepas dari bimbingan guru atau peneliti dalam mendampingi siswa menjawab pertanyaan yang ada, 4 siswa menjawab dengan cukup dan 3 siswa yang belum menjawab dikarenakan kurangnnya partisipasi dalam kelompok.
Berdasarkan analisis hasil pengamatan terhadap siswa ketika pembelajaran berlangsung pada siklus I. Terlihat bahwa dari 12 siswa baru ada 7 siswa yang masuk dalam kriteria siswa aktif dan 5 siswa cukup aktif. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian siswa pada saat pembelajaran berlangsung masih kurang dari target yang ditetapkan. b. Hasil Belajar
Adapun hasil prestasi siswa dalam sklus I adalah sebagai berikut: Tabel 4.3
Nilai siswa pada siklus I
56
10 Nurul Khoirunnisa 70 60 BelumTuntas
11 Himma tur Riva 70 50 Belum Tuntas
12 Aziz Ferry Santoso 70 50 Belum Tuntas
Rata-Rata 61.6 41,67%
Jumlah Siswa yang mencapai KKM 5
Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM 7
Dari data analisis tes formatif siswa pada siklus I dalam tabel 4.3 dapat dilihat bahwa baru 5 siswa yang mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70, sedangkan 7 siswa lainnya masih mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal, jika di prosentasikan 41,67%. Hal ini belum memenuhi standar ideal ketuntasan belajar yaitu 100% dari seluruh siswa mendapat nilai diatas kriteria ketuntasan minimal karena jika di prosentasekan baru ada 41,67% siswa yang tuntas dalam proses pembelajaran siklus I.
Dari hasil nilai tes formatif dalam tabel 4.3 terlihat bahwa sudah ada 5 siswa yang sudah mendapatkan nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal karena siswa-siswa tersebut tergolong cepat dalam memahami materi yang diberikan dalam diskusi kelompok. Siswa-siswa tersebut terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat memahami materi secara utuh. Siswa mendapat perhatian dan dukungan penuh dari pihak keluarga
57 aktif dalam proses pembelajaran. Siswa kurang mendapat perhatian dan dukungan dari pihak keluarga .Siswa belum bisa bekerjasama dengan teman dalam satu kelompok.
c. Hasil Observasi Terhadap Guru
Setelah pembelajran siklus I selesai, pengamatan aktivitas guru (peneliti) yang diamati oleh Guru kelas III, maka dapat diketahui melalui lembar observasi. Dari hasil pengamatan tercatan 2 butir mendapat tanggapan cukup baik dan 8 butir mendapat tanggapan baik (Data terlampir). Hal ini menuntut guru (peneliti) untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam siklus II.
58 Berdasarkan hal-hal tersebut maka hal-hal yang peneliti perbaiki pada siklus II adalah penjelasan guru dalam mengantarkan materi pembelajaran harus diperjelas. Guru lebih terampil dalam mengelola kelas. Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif dan efisien. Pemilihan dan pemanfaatan media yang menarik perhatian siswa. Memotifasi siswa untuk lebih berani bertanya msupun berbicara. Menggunakan metode yang bervariasi untuk mencapai prestasi yang optimal.
3. Siklus II
a. Hasil Pengamatan Terhadap Siswa
Berdasarkan analisis hasil pengamatan terhadap sikap siswa yang mencakup kerjasama, partisipasi, bertanya dan menjawab siswa ketika pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat terlihat dalam tabel berikut
Tabel 4.4
Hasil Observasi Sikap Siswa pada Siklus II
No Kriteria
Penilaian Kerjasama Partisipasi Bertanya Menjawab
59 4 siswa bekerjasama dengan cukup dan 2 anak kurang bekerjasama hal ini menurun dari siklus pertama dikarenakan siswa tersebut asik sendiri tidak memperhatikan pembelajaran dalam kelompoknya (data terlampir). Partisipasi siswa sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu 6 siswa dapat berpartisipasi dengan baik dan 6 siswa cukup berpartisipasi. Dalam siklus ini tidak ada siswa yang pasif. Hal ini menunjukkan bahwa dlam siklus II sudah terjadi peningkatan dari siklus pertama walaupun masih ada beberapa siswa yang perlu mendapat bimbingan dari guru. Peningkatan dalam bertanya pada siklus II yaitu hanya ada 1 siswa yang belum bertanya hal ini karena siswa tersebut pendiam dan saat disuruh berbicara tidak mau, 5 siswa cukup bertanya meskipun pertanyaannya tidak sesuai dengan materi yang didiskusikan, 4 siswa bertanya dengan baik, dan 1 siswa yang bertanya sangat baik hal ini karena anak tersebut sangat akatif dan rasa ingin taunya besar. Pada siklus II mengalami kenaikan dan penurunan, 2 siswa mampu menjawab pertanyaan dengan sangat baik, 2 siswa baik dalam memnjawab, 4 siswa menjawab dengan nilai cukup, dan 4 siswa sama sekali tidak menjawab hal ini menurun dari siklus pertama karena siswa tersebut terpengaruh oleh temannya yang lain dan tidak memperhatika kelompok lain yang melontarkan pertanyaan.
60 sudah ad 1 siswa yang termasuk dalam klasifikasi sangat aktif, 6 siswa termasuk dalam kriteria aktif, dan 5 siswa lainnya termasuk dalam kriteria cukup aktif.
Hal ini menunjukkan peningkatan walaupun masih ada beberapa siswa yang masih belum begitu aktif dalam proses pembelajaran.
b. Hasil Prestasi Belajar
Adapun hasil prestasi siswa dalam sklus II adalah sebagai berikut: Tabel 4.5
Nilai siswa pada siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
Jumlah Siswa yang mencapai KKM 8
Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM 4
61 kriteria ketuntasan minimal yaitu 70, sedangkan 4 siswa lainya masih mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 33,3% siswa yg belum tuntas. Walaupun sudah ada 8 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan namun jumlah ini belum memenuhi standar ideal ketuntasan belajar karena jika di prosentasekan jumlah tersebut baru mencapai angka 66,67%, sedangkan kriteria ketuntasan belajar ideal kelas adalah 100% dari seluruh siswa mendapat nilai diatas kriteria ketuntasan minimal.
Peningkatan kerjasama, partisipasi, bertanya, dan menjawab sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil prestasi belajar siswa. Dari data analisis tes formatif siswa pada siklus II dalam tabel 4.5 terlihat bahwa ada 8 siswa yang sudah mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimal, ini menunjukkan bahwa ada 3 siswa yang dalm siklus I belum tuntas menyusul tuntas karena beberapa faktor yaitu siswa tersebut sudah terlibat aktif dalam proses bembelajaran sehinggga dapat membangun kembali pengetahuannya sendiri. Kerjasama didalam kelompok menghilangkan sikap individualisme siswa yang pandai untuk menularkan ilmunya kepada siswa yang lain.