Hikayat Aladin - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Teks penuh
Dokumen terkait
Pada kesempatan itu, tokoh si Hutan (Indra Bangsawan) masuk ke istana menghadap Raja Kabir dengan membawa air susu harimau beranak muda. Akan tetapi, tokoh ini berpura-pura
Laki-laki muda itu diantar oleh nakhoda menghadap Syahbandar, lalu berkata, “Tuanku Syahbandar, hamba datang hendak melaporkan bahwa istri hamba dibawa lari orang yang membawa
tangannya pun diulurkan hendak meraih benda itu. Sekonyong- konyong tangan Nyi Putri lengket, tidak bisa dilepaskan lagi dari bunga tersebut. Perlahan-Iahan benda
Lalu , mereka mengepak barang-barangitu dan menyimpannya di atas langit-Iangit kamarnya (di bawah genting). Oi atas langit-Iangit itu telah dibuat semacam lemari
Puguh dengan pelan seraya menuju tempat tidurnyao Dengan bungkusan yang masih dalam genggam- annya, laki-laki itu duduk di tepi pembaringano Sesaat Puguh tampak melamuno
Men eari Pencuri Anak Perawan.. Orang tua itu termenung, menyesali dirinya karena belum cekatan itu. Ibu pun sudah juga mengatakan bahwa si Nona tak bersenang hati
Beberapa jurus ia memandang kepadaku. Dan melalui sinar matanya itu seolah-olah mengalirlah perasaan kasih sayang yang mesra yang berlimpah-limpah tercurah dari hatinya ke
Punoh mideuen agam inong Han peue tanyong tuba muda Sulaiman yang bri mupeuti Geupumandi yang mulia Lhee lapeh kafan di Nabi U kubu le nyan geubawa Lheueh geukubu Nabi Daud