• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENURUNAN NILAI ASET PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 48 (revisi 2009) 22 Desember 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENURUNAN NILAI ASET PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 48 (revisi 2009) 22 Desember 2009"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

P

ERNYATAAN

S

TANDAR

A

KUNTANSI

K

EUANGAN

P

ENURUNAN

N

ILAI

A

SET

(revisi 2009)

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERNY

AT

AAN

ST

ANDAR AKUNT

ANSI

KEUANGAN

(2)

48

Hak cipta © 2009, Ikatan Akuntan Indonesia

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PENURUNAN NILAI ASET

Dikeluarkan oleh

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng

Jakarta 10310

Telp: (021) 3190-4232 Fax : (021) 724-5078

Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id

(revisi 2009)

Desember 2009

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:

Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor: 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau mem-perbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagai mana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara pa-ling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda papa-ling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(3)

PSAK 48 (revisi 2009) tentang Penurunan Nilai Aset telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 22 Desember 2009.

PSAK 48 (revisi 2009) ini merevisi PSAK 48: Penurunan Nilai Aset yang telah dikeluarkan sejak 15 Juli 1998.

Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material.

Jakarta, 22 Desember 2009 Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Rosita Uli Sinaga Ketua

Roy Iman Wirahardja Wakil Ketua

Agus Edy Siregar Anggota

Etty Retno Wulandari Anggota

Merliyana Syamsul Anggota

Meidyah Indreswari Anggota

Riza Noor Karim Anggota

Setiyono Miharjo Anggota

Saptoto Agustomo Anggota

Jumadi Anggota

Ferdinand D. Purba Anggota

Irsan Gunawan Anggota

Budi Susanto Anggota

Ludovicus Sensi Wondabio Anggota

Eddy R. Rasyid Anggota

Liauw She Jin Anggota

(4)

PERBEDAAN DENGAN IFRSs

PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 36: Impairment of Assets per 1 Januari 2009, kecuali:

1. IAS 36 paragraf 2 yang menjadi PSAK 48 paragraf 02 tentang ruang lingkup. PSAK 48 tidak mengecualikan aset biolojik karena IAS 41 Agriculture belum diadopsi ke dalam SAK.

2. IAS 36 paragraf 4(a) yang menjadi PSAK 48 paragraf 04(a) tentang ruang lingkup mencakup entitas anak. PSAK 48 memberikan tambahan penjelasan entitas anak yang dicatat dengan metode biaya dalam laporan keuangan tersendiri sesuai dengan PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.

3. IAS 36 paragraf 12(h) yang menjadi PSAK 48 paragraf 12(h) tentang sumber informasi penurunan nilai entitas anak, entitas asosiasi, dan pengendalian bersama entitas. PSAK 48 memberikan tambahan penjelasan entitas tersebut dicatat dengan metode biaya dalam laporan keuangan tersendiri sesuai dengan PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.

4. IAS 36 paragraf 12(h)(i) tentang sumber informasi penurunan nilai dalam laporan keuangan tersendiri dihilangkan. Hal ini terkait dengan perbedaan pengaturan dalam PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri dibandingkan IAS 27 Separate and

(5)

Consolidated Financial Statements.

5. IAS 36 paragraf 139 yang menjadi PSAK 48 paragraf 133 tentang tanggal efektif.

6. IAS 36 paragraf 140A-D tentang ketentuan transisi amandemen IFRS lain tidak diadopsi, karena IFRS yang diamandemen belum diadopsi sehingga tidak relevan

(6)

DAFTAR ISI

Paragraf PENDAHULUAN ... 1 - 17 Tujuan ... 1 Ruang Lingkup ... 2 - 5 Defi nisi ... 6

Identifi kasi Aset yang Mungkin

Mengalami Penurunan Nilai ... 7 – 17

PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN ... 18 – 57 Pengukuran Jumlah Terpulihkan Aset

Tidak Berwujud Dengan Umur Manfaat

yang Tidak Terbatas ... 24

Nilai Wajar Dikurangi Biaya Penjualan ... 25 – 29 Nilai Pakai ... 30 – 57 Dasar Estimasi Arus Kas Masa Depan ... 33 – 38 Komposisi Estimasi Arus Kas Masa Depan .. 39 – 53

Arus Kas Masa Depan Valuta Asing ... 54

Tingkat Diskonto ... 55 – 57 PENGAKUAN DAN PENGUKURAN RUGI

PENURUNAN NILAI ... 58 - 64 UNIT PENGHASIL KAS DAN GOODWILL ... 65 – 108 Identifi kasi Unit Penghasil Kas Dimana

Aset Tercakup ... 66 – 73 Jumlah Terpulihkan dan Jumlah Tercatat

Unit Penghasil Kas ... 74 – 103 Goodwill ... 80 – 99 Alokasi Goodwill Untuk Unit Penghasil Kas 80 – 87

(7)

Pengujian Unit Penghasil Kas Dengan

Goodwill Untuk Penurunan Nilai ... 88 – 90 Waktu Pengujian Penurunan Nilai ... 91 – 94 Aset Korporat ... 95 – 98 Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit

Penghasil Kas ... 99 – 103 PEMULIHAN SUATU RUGI

PENURUNAN NILAI ... 104 – 120 Pemulihan Rugi Penurunan Nilai

Aset Individual ... 112 – 116 Pemulihan Rugi Penurunan Nilai

Unit Penghasil Kas ... 117 – 118 Pemulihan Rugi Penurunan Nilai

Goodwill ... 119 – 120 PENGUNGKAPAN ... 121 – 128 Estimasi yang Digunakan Untuk

Mengukur Jumlah Terpulihkan Dari Unit Penghasil Kas yang Mengandung Goodwill atau Aset Tidak Berwujud

Dengan Umur Manfaat Tidak Terbatas ... 129 – 132 KETENTUAN TRANSISI DAN

TANGGAL EFEKTIF ... 133 – 134 PENARIKAN ... 135 LAMPIRAN

A. Penggunaan Teknik Nilai Kini Untuk Mengukur Nilai Pakai

B. Pengujian Penurunan Nilai Aset Unit Penghasil Kas dengan Goodwill dan Kepentingan Non-pengendali

(8)
(9)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 (REVISI 2009)

PENURUNAN NILAI ASET

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset terdiri dari paragraf 1-135 dan Lampiran. Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 48 (revisi 2009) harus dibaca dalam konteks prinsip-prinsip utama dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material. PSAK 25 (revisi 2009):

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan

menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit.

PENDAHULUAN Tujuan

01. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tercatat aset melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan Pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. Pernyataan ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

Ruang Lingkup

02. Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi

(10)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

(a) persediaan (lihat PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan); (b) aset yang timbul dari kontrak konstruksi (lihat PSAK

34: Akuntansi Kontrak Konstruksi);

(c) aset pajak tangguhan (lihat PSAK 46: Akuntansi Pajak

Penghasilan);

(d) aset yang timbul dari imbalan kerja (lihat PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja);

(e) aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan

Pengukuran;

(f) properti investasi yang diukur pada nilai wajar (lihat PSAK 13 (revisi 2007): Properti Investasi);

(g) biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual penanggung berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian dan PSAK 36:

Akuntansi Asuransi Jiwa; dan

(h) aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang

Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. 03. Pernyataan ini tidak berlaku untuk persediaan, aset yang timbul dari kontrak konstruksi, aset pajak tangguhan, aset yang timbul dari imbalan kerja, atau aset yang dikelompokkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual (atau termasuk ke dalam kelompok lepasan yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual) karena PSAK yang berlaku untuk aset-aset tersebut memiliki persyaratan pengakuan dan pengukuran atas aset-aset tersebut.

04. Pernyataan ini berlaku untuk aset keuangan yang dikelompokkan sebagai investasi dalam entitas anak dan ventura bersama yang disajikan dengan metode biaya dalam laporan keuangan tersendiri seperti yang dijelaskan dalam PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri; Ketentuan mengenai penurunan nilai investasi dalam entitas asosiasi diatur dalam PSAK 15

(11)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

(revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi. Untuk penurunan nilai aset keuangan lainnya, merujuk kepada PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

05. Pernyataan ini tidak berlaku untuk aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, properti investasi yang diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 13 (revisi 2007) : Properti Investasi. Namun demikian, Pernyataan ini berlaku untuk aset yang dicatat pada jumlah revaluasian (yaitu nilai wajar) sesuai dengan PSAK lain, seperti model revaluasi dalam PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap. Penentuan apakah suatu aset revaluasian mengalami penurunan nilai bergantung pada dasar yang digunakan dalam menentukan nilai wajar:

(a) Jika nilai wajar aset ditentukan berdasarkan nilai pasarnya,

maka satu-satunya perbedaan antara nilai wajar aset dengan nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual adalah biaya tambahan langsung untuk pelepasan aset tersebut:

(i) jika biaya pelepasan dapat diabaikan, maka jumlah terpulihkan aset revaluasian mendekati atau lebih besar dari jumlah revaluasiannya (yaitu nilai wajar). Dalam kasus ini, setelah ketentuan revaluasi diterapkan, kemungkinan kecil aset revaluasian mengalami penurunan nilai dan jumlah terpulihkan tidak perlu diestimasi.

(ii) Jika biaya pelepasan tidak dapat diabaikan, maka nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset revaluasian lebih kecil dari nilai wajarnya. Oleh karena itu, aset revaluasian akan mengalami penurunan nilai jika nilai pakainya kurang dari jumlah revaluasian (yaitu nilai wajar). Dalam kasus ini, setelah ketentuan revaluasi diterapkan, entitas menerapkan Pernyataan ini untuk menentukan apakah aset mengalami penurunan nilai.

(12)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

(b) jika nilai wajar aset ditentukan dengan dasar selain nilai pasarnya, maka jumlah revaluasiannya (yaitu nilai wajar) dapat lebih besar atau lebih rendah dari jumlah terpulihkan. Oleh karena itu, setelah ketentuan revaluasi diterapkan, entitas menerapkan Pernyataan ini untuk menentukan apakah aset mengalami penurunan nilai.

Defi nisi

06. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Aset korporat adalah aset selain goodwill yang berkontribusi terhadap arus kas masa depan baik dari unit penghasil kas yang sedang ditelaah maupun unit penghasil kas lain. Biaya pelepasan adalah tambahan biaya yang secara langsung terkait dengan pelepasan aset atau unit penghasil kas, tidak termasuk biaya pendanaan dan beban pajak penghasilan.

Jumlah tercatat adalah jumlah yang diakui untuk suatu aset setelah dikurangi akumulasi penyusutan (amortisasi) dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi nilai residunya.

Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya.

Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima dari aset atau unit penghasil kas.

(13)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset.

Pasar aktif adalah pasar yang memenuhi semua kondisi-kondisi berikut:

(a) aset yang diperdagangkan di pasar bersifat homogen; (b) pembeli dan penjual yang berkeinginan untuk

bertransaksi biasanya dapat ditemui setiap saat; dan (c) harga tersedia untuk publik.

Penyusutan (amortisasi) adalah alokasi sistematis jumlah

tersusutkan suatu aset selama umur manfaatnya.1

Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih nilai tercatat suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya.

Unit penghasil kas adalah kelompok aset terkecil teridentifi kasi yang menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain.

Umur manfaat adalah:

(a) jangka waktu suatu aset diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau

(b) jumlah unit produksi atau unit sejenis yang diharapkan dapat dihasilkan dari suatu aset oleh entitas.

1 Untuk aset tidak berwujud, istilah “amortisasi” lebih umum digunakan

(14)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Identifi kasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai

07. Paragraf 08-17 menetapkan kapan jumlah

terpulihkan ditentukan. Persyaratan ini menggunakan istilah ”suatu aset” tetapi berlaku sama untuk suatu aset individual atau suatu unit penghasil kas. Paragraf lain dari Pernyataan ini disusun sebagai berikut:

(a) Paragraf 18-57 menjelaskan persyaratan untuk mengukur

jumlah terpulihkan. Persyaratan ini juga menggunakan istilah ”suatu aset” tetapi berlaku sama untuk suatu aset individual dan suatu unit penghasil kas.

(b) Paragraf 58-103 menjelaskan persyaratan untuk mengakui

dan mengukur rugi penurunan nilai. Pengakuan dan pengukuran rugi penurunan nilai untuk aset individual selain goodwill diatur dalam paragraf 58-64. Paragraf 65-103 mengatur pengakuan dan pengukuran rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas dan goodwill.

(c) Paragraf 104-111 menjelaskan persyaratan untuk

membalik rugi penurunan nilai yang diakui pada periode sebelumnya untuk aset atau unit penghasil kas. Sebagai penegasan kembali, persyaratan ini mengunakan istilah “suatu aset” tetapi berlaku sama untuk suatu aset individual atau unit penghasil kas. Persyaratan tambahan untuk suatu aset individual dijelaskan di paragraf 112-116, untuk suatu unit penghasil kas di paragraf 117 dan 118, dan untuk goodwill di paragraf 119 dan 120.

(d) Paragraf 121-128 menetapkan informasi yang

diungkapkan mengenai rugi penurunan nilai dan pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset dan unit penghasil kas. Paragraf 129-132 menetapkan persyaratan pengungkapan tambahan untuk unit penghasil kas yang mendapatkan alokasi goodwill atau aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas untuk tujuan pengujian penurunan nilai.

08. Suatu aset mengalami penurunan nilai jika jumlah tercatatnya melebihi jumlah terpulihkan. Paragraf 12-14

(15)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

menjelaskan beberapa indikasi bahwa rugi penurunan nilai mungkin telah terjadi. Jika terdapat indikasi-indikasi tersebut, maka entitas diharuskan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan. Kecuali seperti yang dijelaskan di paragraf 10, Pernyataan ini tidak mensyaratkan entitas untuk membuat estimasi formal jumlah terpulihkan jika tidak terdapat indikasi rugi penurunan nilai.

09. Pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

10. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas juga:

(a) menguji penurunan nilai aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas atau aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, secara tahunan, dengan membandingkan nilai tercatat dengan jumlah terpulihkannya. Pengujian penurunan nilai ini dapat dilakukan kapan saja dalam suatu periode tahunan asalkan dilakukan pada saat yang sama setiap tahunnya. Aset tidak berwujud yang berbeda dapat diuji penurunan nilainya pada waktu yang berbeda. Namun untuk aset tidak berwujud yang baru diakui dalam periode tahunan berjalan, aset tidak berwujud tersebut diuji penurunan nilainya sebelum periode tahunan berjalan berakhir. (b) menguji penurunan nilai goodwill yang diperoleh dalam

suatu kombinasi bisnis secara tahunan sesuai dengan paragraf 80-94.

11. Ketidakpastian mengenai kemampuan aset tidak berwujud dalam menghasilkan manfaat ekonomi masa depan yang cukup untuk memulihkan jumlah tercatatnya biasanya lebih besar pada saat aset tersebut belum dapat digunakan daripada setelah aset tersebut dapat digunakan. Oleh karena itu, Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk menguji penurunan nilai, minimal sekali setahun, untuk jumlah tercatat aset tidak

(16)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

berwujud yang belum dapat digunakan.

12. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai, entitas minimum mempertimbangkan, hal-hal berikut ini:

Informasi dari sumber-sumber eksternal

(a) selama periode tersebut, nilai pasar aset telah turun secara signifi kan lebih dari yang diharapkan sebagai akibat dari berjalannya waktu atau pemakaian normal. (b) perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum tempat entitas beroperasi atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan terhadap entitas, telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat.

(c) suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama periode tersebut, dan kenaikan tersebut mungkin akan mempengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset dan menurunkan nilai terpulihkan aset secara material.

(d) jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.

Informasi dari sumber-sumber internal

(e) terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fi sik aset.

(f) telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang berdampak merugikan sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, suatu aset digunakan atau diharapkan akan digunakan. Perubahan ini termasuk dalam hal aset menjadi tidak digunakan, rencana untuk menghentikan atau restrukturisasi operasi yang di dalamnya suatu aset digunakan, rencana untuk melepas aset sebelum tanggal yang diharapkan sebelumnya, dan penilaian ulang umur manfaat aset

(17)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

dari tidak terbatas menjadi terbatas.2

(g) t e r d a p a t b u k t i d a r i p e l a p o r a n i n t e r n a l y a n g mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk, atau akan lebih buruk, dari yang diharapkan.

Dividen dari Entitas Anak, entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang disajikan dalam laporan keuangan tersendiri berdasarkan metode biaya.

(h) untuk suatu investasi dalam entitas anak, entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang disajikan dalam laporan keuangan tersendiri berdasarkan metode biaya, investor mengakui dividen dari investasi dan terdapat bukti bahwa dividen melebihi total laba komprehensif entitas anak dan entitas yang dikendalikan bersama dalam periode dividen diumumkan.

13. Daftar indikasi penurunan nilai di paragraf 12

tidak dimaksudkan untuk mencakup seluruh indikasi. Entitas mungkin mengidentifi kasi indikasi-indikasi lainnya bahwa suatu aset mungkin mengalami penurunan nilai dan indikasi-indikasi ini juga mengharuskan entitas untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut atau, dalam kasus goodwill, melakukan suatu pengujian penurunan nilai sesuai dengan paragraf 80-94.

14. Bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan

bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai mencakup adanya:

(a) arus kas untuk memperoleh suatu aset, atau kebutuhan kas selanjutnya untuk pengoperasian atau pemeliharaan aset tersebut, yang secara signifi kan lebih tinggi dari yang

2 Ketika suatu aset memenuhi syarat untuk diklasifi kasikan sebagai

dimiliki untuk dijual (atau masuk dalam kelompok lepasan yang diklasifi -kasikan sebagai dimiliki untuk dijual), aset tersebut dikeluarkan dari ruang lingkup Pernyataan ini dan dicatat sesuai dengan dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

(18)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 dianggarkan sebelumnya;

(b) arus kas neto atau laba rugi operasi aktual dari suatu aset yang lebih buruk dari yang dianggarkan;

(c) penurunan signifi kan arus kas neto atau laba operasi yang dianggarkan, atau kenaikan signifi kan rugi yang dianggarkan, yang berasal dari aset tersebut; atau

(d) rugi operasi atau arus kas keluar neto aset, ketika jumlah periode berjalan diagregasi dengan jumlah yang dianggarkan untuk masa depan.

15. Seperti diindikasikan di paragraf 10, Pernyataan ini mensyaratkan pengujian penurunan nilai, minimal setahun sekali, untuk aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas atau yang belum dapat digunakan dan goodwill. Terlepas kapan persyaratan di paragraf 10 diterapkan, konsep materialitas diterapkan dalam mengidentifikasi apakah jumlah terpulihkan suatu aset perlu diestimasi. Misalnya, jika penghitungan sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah terpulihkan suatu aset lebih besar secara signifi kan dari jumlah tercatatnya, maka entitas tidak perlu mengestimasi ulang jumlah terpulihkan aset tersebut jika tidak terdapat peristiwa yang akan menghapus selisih tersebut. Demikian pula, analisis sebelumnya mungkin menunjukkan bahwa jumlah terpulihkan aset tidak sensitif terhadap satu (atau lebih) indikasi-indikasi yang terdapat di paragraf 12.

16. Sebagai ilustrasi untuk paragraf 15, jika suku bunga pasar atau tingkat imbalan investasi pasar telah meningkat selama periode tertentu, maka entitas tidak membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset dalam kasus-kasus berikut: (a) jika tingkat diskonto yang digunakan dalam penghitungan

nilai pakai suatu aset tidak mungkin akan terpengaruh oleh peningkatan tingkat imbalan pasar. Misalnya, peningkatan suku bunga jangka pendek mungkin tidak akan berpengaruh material terhadap tingkat diskonto yang digunakan untuk aset yang memiliki sisa umur manfaat yang panjang.

(19)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

(b) jika tingkat diskonto yang digunakan dalam penghitungan nilai pakai aset mungkin akan terpengaruh oleh kenaikan tingkat imbalan pasar ini tetapi analisis sensitivitas sebelumnya atas jumlah terpulihkan menunjukkan bahwa:

(i) tidak mungkin terjadi penurunan jumlah terpulihkan yang material karena arus kas masa depan juga mungkin meningkat (misalnya pada beberapa kasus, suatu entitas mungkin dapat menunjukkan bahwa pendapatannya disesuaikan sebagai kompensasi dari setiap kenaikan tingkat imbalan pasar); atau

(ii) penurunan dalam jumlah terpulihkan tidak mungkin menghasilkan suatu rugi penurunan nilai yang material.

17. Suatu indikasi yang ada bahwa aset mungkin

mengalami penurunan nilai dapat juga mengindikasikan bahwa sisa umur manfaat, metode penyusutan (amortisasi) atau nilai residu aset perlu ditelaah dan disesuaikan berdasarkan Pernyataan yang berlaku untuk aset tersebut, meskipun bila tidak terdapat rugi penurunan nilai yang diakui untuk aset ini.

PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN

18. Pernyataan ini mendefi nisikan jumlah terpulihkan

sebagai jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya. Paragraf 19-57 menjelaskan persyaratan untuk mengukur jumlah terpulihkan. Persyaratan ini menggunakan istilah “suatu aset” tetapi berlaku sama untuk aset individual atau unit penghasil kas.

19. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai

pakai dari suatu aset tidak selalu perlu ditentukan dua-duanya. Jika salah satu jumlahnya melebihi jumlah tercatat aset, maka aset tersebut tidak mengalami penurunan nilai dan estimasi jumlah lainnya tidak perlu dilakukan.

(20)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

20. Penentuan nilai wajar dikurangi biaya untuk

menjual suatu aset mungkin dapat dilakukan meskipun jika aset tersebut tidak diperdagangkan di pasar aktif. Namun, kadang tidak mungkin untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual karena tidak terdapat dasar untuk membuat suatu estimasi yang andal atas jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan aset dalam transaksi wajar (arm-length transaction) antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan. Dalam kasus ini, entitas dapat menggunakan nilai pakai aset sebagai jumlah terpulihkan.

21. Jika tidak terdapat alasan untuk meyakini bahwa nilai pakai aset secara material melebihi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, maka nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dapat digunakan sebagai jumlah terpulihkan. Ini akan sering terjadi dalam kasus untuk aset yang dimiliki untuk dilepaskan. Hal ini disebabkan nilai pakai aset yang dimiliki untuk dilepaskan sebagian besar akan merupakan hasil neto dari pelepasan, karena arus kas masa depan dari pemakaian lebih lanjut atas aset sampai aset tersebut dilepas biasanya dapat diabaikan.

22. Jumlah terpulihkan ditentukan untuk aset

individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Dalam hal ini, jumlah terpulihkan ditentukan untuk unit penghasil kas yang mencakup aset tersebut (lihat paragraf 65-98), kecuali:

(a) nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tersebut lebih besar dari jumlah tercatatnya; atau

(b) nilai pakai aset tersebut diestimasikan mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual, dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual tersebut dapat ditentukan.

23. Dalam beberapa kasus, estimasi, rata-rata dan

penghitungan jalan pintas dapat memberikan hasil yang mendekati penghitungan terperinci yang diilustrasikan dalam

(21)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Pernyataan ini dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai.

Pengukuran Jumlah Terpulihkan Aset Tidak Berwujud Dengan Umur Manfaat yang Tidak Terbatas

24. Paragraf 10 mensyaratkan aset tidak berwujud

dengan umur manfaat tidak terbatas untuk diuji penurunan nilainya setiap tahun dengan membandingkan jumlah tercatat dengan jumlah terpulihkannya, terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Namun, penghitungan rinci terkini atas jumlah terpulihkan aset yang dilakukan periode sebelumnya dapat digunakan dalam menguji penurunan nilai untuk aset tersebut pada periode berjalan, sepanjang semua kriteria berikut dipenuhi:

(a) jika aset tidak berwujud tidak menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan secara berkelanjutan yang sebagian besar independen dari arus kas masuk aset atau kelompok aset lain dan karenanya diuji penurunan nilainya sebagai bagian dari unit penghasil kas yang mencakup aset tidak berwujud tersebut, dimana aset dan liabilitas yang membentuk unit tersebut tidak berubah secara signifi kan sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan;

(b) penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan suatu jumlah yang melebihi jumlah tercatat aset dengan margin substansial; dan

(c) berdasarkan analisis peristiwa yang telah terjadi dan kondisi-kondisi yang telah berubah sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan, kecil kemungkinan bahwa penentuan jumlah terpulihkan saat ini akan lebih kecil daripada jumlah tercatat aset.

Nilai Wajar Dikurangi Biaya untuk Menjual

25. Bukti terbaik dari nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual adalah harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi wajar, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung

(22)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

dengan pelepasan aset.

26. Jika tidak terdapat perjanjian penjualan yang

mengikat namun aset diperdagangkan di pasar aktif, maka nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual adalah harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut. Harga pasar yang sesuai biasanya adalah harga penawaran kini. Jika harga penawaran kini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir dapat menjadi dasar untuk mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, sepanjang tidak terdapat perubahan yang signifi kan dalam kondisi ekonomi antara tanggal transaksi dengan tanggal ketika estimasi dibuat.

27. Jika tidak terdapat perjanjian penjualan yang

mengikat atau pasar aktif untuk aset, maka nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas pada akhir periode pelaporan, dari pelepasan aset dalam transaksi wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan setelah dikurangi biaya pelepasan. Dalam menentukan jumlah tersebut, entitas mempertimbangkan hasil dari transaksi terkini untuk aset serupa dalam industri yang sama. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual tidak menggambarkan suatu penjualan yang dipaksakan, kecuali manajemen terdorong untuk menjual segera.

28. Biaya pelepasan aset, selain dari yang telah diakui sebagai liabilitas, dikurangkan dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Contoh biaya tersebut adalah biaya hukum, materai dan pajak transaksi sejenis, biaya pemindahan aset, dan biaya tambahan langsung untuk menjadikan aset dalam kondisi siap dijual. Namun, imbalan akibat pemutusan hubungan kerja (seperti dijelaskan di PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja) dan biaya terkait dengan pengurangan atau reorganisasi bisnis setelah pelepasan aset bukan merupakan biaya tambahan langsung untuk pelepasan aset.

(23)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

29. Terkadang dalam suatu pelepasan aset, pembeli disyaratkan menanggung suatu liabilitas dan hanya tersedia satu nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual yang mencakup aset dan liabilitas tersebut. Paragraf 78 menjelaskan apa yang dilakukan dalam kasus tersebut.

Nilai Pakai

30. Elemen-elemen berikut diperhitungkan dalam

penghitungan nilai pakai aset:

(a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset;

(b) ekspektasi tentang kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan tersebut;

(c) nilai waktu dari uang, dicerminkan oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku;

(d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset; dan

(e) faktor-faktor lain, seperti likuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut.

31. Pengestimasian nilai pakai suatu aset meliputi

langkah-langkah berikut:

(a) mengestimasi arus kas masuk dan keluar di masa depan dari pemakaian aset dan dari pelepasan akhirnya;

(b) menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas masa depan.

32. Elemen-elemen yang diidentifi kasikan di paragraf 30

(b), (d) dan (e) dapat diperhitungkan baik sebagai penyesuaian arus kas di masa depan atau penyesuaian tingkat diskonto. Pendekatan apapun yang digunakan untuk memasukkan unsur perkiraan kemungkinan variasi dalam jumlah atau waktu arus kas masa depan, hasilnya mencerminkan nilai kini arus kas masa depan yang diharapkan, yaitu rata-rata tertimbang dari seluruh hasil yang mungkin terjadi. Lampiran A memberikan

(24)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

panduan tambahan atas penggunaan teknik nilai kini dalam mengukur nilai pakai aset.

Dasar Estimasi Arus Kas Masa Depan

33. Dalam mengukur nilai pakai, entitas:

(a) mendasarkan proyeksi arus kas pada asumsi-asumsi yang memadai dan terdukungkan yang mencerminkan estimasi terbaik manajeman mengenai rentang kemungkinan kondisi ekonomi yang akan terjadi selama umur manfaat aset. Bukti eksternal diberi bobot yang lebih tinggi.

(b) mendasarkan proyeksi arus kas pada anggaran atau prakiraan keuangan terkini yang disetujui manajemen, tetapi mengeluarkan unsur estimasi arus kas masuk atau keluar yang berkaitan dengan restrukturisasi di masa depan atau perbaikan maupun peningkatan kinerja aset. Proyeksi berdasarkan anggaran atau prakiraan keuangan tersebut meliputi jangka waktu maksimum lima tahun, kecuali jika penggunaan waktu yang lebih panjang dapat dijustifi kasi.

(c) mengestimasi proyeksi arus kas yang melewati periode yang tercakup dalam anggaran atau prakiraan terkini dengan mengekstrapolasi proyeksi yang didasarkan pada anggaran atau prakiraan tersebut dengan menggunakan tingkat pertumbuhan tetap atau menurun untuk tahun-tahun berikutnya, kecuali jika peningkatan tingkat pertumbuhan dapat dijustifi kasi. Tingkat pertumbuhan ini tidak boleh melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata jangka panjang suatu produk, industri, negara atau negara-negara tempat entitas beroperasi, atau untuk pasar tempat aset digunakan, kecuali tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dapat dijustifi kasi.

34. Manajemen menilai kelayakan asumsi dalam

proyeksi arus kas kini dengan menguji penyebab perbedaan antara proyeksi arus kas masa lalu dan arus kas aktual. Manajemen memastikan bahwa asumsi yang digunakan

(25)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

terhadap proyeksi arus kas kini konsisten dengan hasil aktual di masa lalu, sepanjang pengaruh dari peristiwa atau kondisi kemudian yang tidak terjadi ketika arus kas aktual tersebut dihasilkan telah dipertimbangkan.

35. Anggaran/prakiraan keuangan atas arus kas masa depan yang lebih rinci, jelas dan andal untuk periode yang lebih panjang dari lima tahun biasanya tidak tersedia. Untuk alasan ini, estimasi manajemen mengenai arus kas masa depan didasarkan pada anggaran/prakiraan terkini untuk masa paling lama lima tahun. Manajemen dapat menggunakan proyeksi arus kas yang didasarkan pada anggaran/prakiraan keuangan yang lebih lama dari lima tahun jika manajemen yakin bahwa proyeksi tersebut dapat diandalkan dan manajemen dapat menunjukkan kemampuannya dalam menyusun prakiraan arus kas secara akurat untuk periode lebih dari lima tahun, berdasarkan pengalaman masa lalu.

36. Proyeksi arus kas sampai berakhirnya umur manfaat

aset diestimasi dengan cara mengekstrapolasi proyeksi arus kas yang disusun berdasarkan anggaran/prakiraan keuangan yang menggunakan tingkat pertumbuhan untuk tahun-tahun selanjutnya. Tingkat pertumbuhan ini tetap atau menurun, kecuali kenaikan tingkat pertumbuhan sejalan dengan informasi tentang pola siklus hidup suatu produk atau industri. Jika sesuai, maka tingkat pertumbuhan adalah nol atau negatif.

37. Dalam kondisi yang menguntungkan, pesaing

kemungkinan akan memasuki pasar dan membatasi pertumbuhan. Oleh karena itu, entitas akan mengalami kesulitan dalam melampaui tingkat pertumbuhan rata-rata historis dalam jangka panjang (misalnya, dua puluh tahun) untuk produk, industri, negara atau negara-negara tempat entitas beroperasi, atau untuk pasar tempat aset digunakan.

38. Dalam menggunakan informasi dari anggaran/

prakiraan keuangan, entitas mempertimbangkan apakah informasi mencerminkan asumsi-asumsi yang memadai dan

(26)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

terdukungkan serta mewakili estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang akan berlaku selama umur manfaat aset.

Komposisi Estimasi Arus Kas Masa Depan

39. Estimasi arus kas masa depan meliputi: (a) proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset;

(b) proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan aset (termasuk arus kas keluar untuk menyiapkan aset agar dapat digunakan) dan dapat diatribusikan secara langsung, atau dialokasikan dengan dasar yang rasional dan konsisten, pada aset; dan

(c) arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk pelepasan aset pada akhir umur manfaatnya.

40. Estimasi arus kas masa depan dan tingkat diskonto menggambarkan asumsi yang konsisten mengenai kenaikan harga yang dikaitkan pada infl asi umum. Oleh karena itu, jika tingkat diskonto memasukkan dampak kenaikan harga yang dikaitkan pada infl asi umum, maka arus kas masa depan diestimasikan pada nilai nominal. Jika tingkat diskonto tidak memasukkan dampak kenaikan harga yang dikaitkan pada infl asi umum, maka arus kas masa depan diestimasikan dalam nilai sebenarnya (tetapi termasuk kenaikan atau penurunan harga tertentu masa depan).

41. Proyeksi arus kas keluar mencakup arus kas keluar untuk pemeliharaan rutin aset dan biaya overhead masa depan yang dapat diatribusikan secara langsung, atau dialokasikan dengan dasar yang rasional dan konsisten, terhadap penggunaan aset.

42. Ketika jumlah tercatat aset belum mencakup semua

arus kas keluar yang akan terjadi sebelum aset siap digunakan atau dijual, estimasi arus kas keluar masa depan mencakup

(27)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

estimasi arus kas keluar lainnya yang diharapkan akan timbul sebelum aset siap digunakan atau dijual. Contohnya, untuk kasus gedung dalam masa konstruksi atau suatu proyek pengembangan yang belum selesai.

43. Untuk menghindari penghitungan ganda, estimasi arus kas keluar masa depan tidak mencakup:

(a) arus kas masuk dari aset yang menghasilkan arus kas masuk independen dari arus kas masuk aset yang sedang ditelaah (contoh, aset keuangan seperti piutang); dan (b) arus kas keluar terkait dengan liabilitas yang telah diakui

sebagai liabilitas (contoh, utang, pensiun, atau provisi).

44. Arus kas masa depan diestimasi berdasarkan

kondisi aset saat ini. Estimasi arus kas masa depan tidak mencakup arus kas masuk atau keluar masa depan yang diharapkan timbul dari:

(a) restrukturisasi masa depan yang mana entitas belum berkomitmen; atau

(b) perbaikan dan peningkatan kinerja aset.

45. Karena arus kas masa depan diestimasi dengan kondisi aset saat ini, nilai pakai tidak menggambarkan: (a) arus kas keluar masa depan atau penghematan biaya

yang terkait (misalnya pengurangan biaya pegawai) atau manfaat yang diharapkan timbul dari restrukturisasi masa depan di mana entitas belum berkomitmen; atau

(b) arus kas keluar masa depan yang akan memperbaiki atau meningkatkan kinerja aset atau arus kas masuk terkait yang diharapkan timbul dari arus keluar tersebut.

46. Restrukturisasi adalah suatu program yang

direncanakan dan dikendalikan manajemen dan mengubah secara material baik ruang lingkup bisnis yang dilakukan oleh entitas maupun cara bagaimana bisnis dilaksanakan. PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi memberikan panduan yang menjelaskankan kapan entitas berkomitmen untuk restrukturisasi.

(28)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

47. Ketika entitas berkomitmen untuk restrukturisasi, beberapa aset mungkin akan terpengaruh oleh restrukturisasi tersebut. Ketika entitas berkomitmen untuk restrukturisasi: (a) estimasi arus kas masuk dan keluar masa depan

untuk tujuan menentukan nilai pakai menggambarkan penghematan biaya dan manfaat lain dari restrukturisasi (berdasarkan anggaran/prakiraan keuangan terkini yang telah disetujui manajemen); dan

(b) estimasi arus kas keluar masa depan untuk restrukturisasi diperhitungkan dalam penentuan provisi restukturisasi sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi.

Contoh Ilustrasi 5 menjelaskan dampak dari restrukturisasi masa depan dalam penghitungan nilai pakai.

48. Sampai entitas mengalami arus kas keluar yang memperbaiki atau meningkatkan kinerja aset, estimasi arus kas masa depan tidak termasuk estimasi arus kas masuk yang diharapkan timbul dari kenaikan manfaat ekonomi yang terkait dengan arus kas keluar tersebut (lihat Contoh Ilustrasi 6).

49. Estimasi arus kas masa depan meliputi arus kas keluar masa depan yang diperlukan untuk memelihara tingkat manfaat ekonomis yang diharapkan timbul dari aset dalam kondisinya saat ini. Ketika suatu unit penghasil kas terdiri dari aset dengan estimasi umur manfaat yang berbeda (yang semuanya adalah penting untuk kelangsungan operasi unit tersebut), penggantian aset dengan masa yang lebih pendek dipertimbangkan sebagai bagian dari pemeliharaan rutin unit tersebut ketika mengestimasi arus kas masa depan yang berkaitan dengan unit tersebut. Demikian pula, ketika aset tunggal terdiri dari komponen-komponen dengan estimasi umur manfaat yang berbeda, penggantian komponen dengan masa yang lebih pendek dipertimbangkan sebagai bagian dari pemeliharaan rutin aset ketika mengestimasi arus kas masa depan yang dihasilkan oleh aset tersebut.

(29)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

50. Estimasi arus kas masa depan tidak termasuk: (a) arus kas masuk atau keluar dari aktivitas pendanaan;

dan

(b) penerimaan atau pembayaran pajak penghasilan.

51. Estimasi arus kas masa depan menggambarkan

asumsi yang konsisten dengan cara penentuan tingkat diskonto. Jika tidak, dampak dari beberapa asumsi akan dihitung dua kali atau diabaikan. Karena nilai waktu dari uang dipertimbangkan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan, arus kas ini tidak termasuk arus kas masuk atau keluar dari aktivitas pendanaan. Demikian pula, karena tingkat diskonto ditentukan atas dasar sebelum pajak, arus kas masa depan juga diestimasi atas dasar sebelum pajak.

52. Estimasi arus kas neto yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk pelepasan aset pada akhir umur manfaat merupakan jumlah yang diharapkan akan diperoleh entitas dari pelepasan aset melalui transaksi wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan.

53.`Estimasi arus kas neto yang akan diterima (atau dibayarkan) untuk pelepasan aset pada akhir umur manfaat ditentukan dengan cara yang serupa dengan penentuan nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual, kecuali dalam mengestimasi arus kas neto tersebut:

(a) entitas menggunakan harga yang berlaku pada tanggal estimasi untuk aset sejenis yang telah habis umur manfaatnya dan telah beroperasi dalam kondisi serupa dengan aset yang akan digunakan.

(b) entitas menyesuaikan harga tersebut dengan dampak kenaikan harga masa depan akibat infl asi umum maupun kenaikan atau penurunan harga yang spesifik. Namun demikian, jika estimasi arus kas masa depan dari penggunaan aset dan tingkat diskonto mengecualikan dampak infl asi umum, maka entitas juga mengecualikan dampak tersebut dalam estimasi arus kas neto pelepasan aset.

(30)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Arus Kas Masa Depan Valuta Asing

54. Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan

mata uang ketika akan dihasilkan dan kemudian didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata uang tersebut. Entitas menjabarkan nilai sekarang dengan menggunakan nilai tukar spot pada tanggal penghitungan nilai pakai.

Tingkat Diskonto

55. Tingkat diskonto ditetapkan atas dasar tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari:

(a) nilai waktu uang; dan

(b) risiko spesifi k atas aset dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.

56. Tarif diskonto yang mencerminkan penilaian pasar kini atas nilai waktu dari uang dan risiko spesifi k atas aset tertentu adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya mereka hendak memilih suatu investasi yang menghasilkan arus kas dengan jumlah, waktu, dan profi l risiko yang sama dengan yang entitas harapkan akan dihasilkan dari aset tersebut. Tingkat diskonto ini diestimasi dari tingkat diskonto implisit pada transaksi pasar kini terhadap aset sejenis atau dari rata-rata tertimbang biaya modal entitas yang tercatat di bursa efek yang memiliki aset tunggal (atau suatu portfolio aset) sejenis dalam kaitannya dengan jasa potensial dan risiko aset yang ditelaah. Namun demikian, tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur nilai pakai aset tidak harus menggambarkan risiko estimasi arus kas masa depan telah disesuaikan. Jika tidak demikian, maka dampak dari beberapa asumsi akan dihitung dua kali.

57. Ketika suatu tingkat diskonto spesifi k aset tidak

tersedia secara langsung di pasar, entitas menggunakan pengganti untuk mengestimasi tingkat diskonto. Lampiran A menyediakan panduan tambahan dalam mengestimasi tingkat diskonto pada

(31)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 keadaan tersebut. P E N G A K U A N D A N P E N G U K U R A N R U G I PENURUNAN NILAI

58. Paragraf 59-64 menjelaskan persyaratan dalam

pengakuan dan pengukuran rugi penurunan nilai untuk aset individual selain goodwill. Pengakuan dan pengukuran rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas dan goodwill diuraikan di paragraf 65-103.

59. Jika, dan hanya jika, nilai terpulihkan aset lebih kecil dari nilai tercatatnya, maka nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai.

60. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan

laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan PSAK lain (misalnya, sesuai dengan model revaluasi di PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap). Setiap rugi penurunan nilai aset revaluasian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai dengan PSAK lain.

61. Rugi penurunan nilai aset yang tidak direvaluasi diakui dalam laporan laba rugi. Namun demikian, kerugian penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama. Rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut.

62. Ketika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih

besar dari nilai tercatat aset yang terkait, entitas mengakui liabilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh PSAK lain.

63. Setelah pengakuan rugi penurunan nilai,

(32)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset revisian, setelah dikurangi nilai sisa (jika ada), secara sistematis selama sisa umur manfaatnya.

64. Jika rugi penurunan nilai diakui, maka semua aset atau liabilitas pajak tangguhan yang terkait ditentukan sesuai dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan dengan membandingkan nilai tercatat aset revisian dengan nilai dasar pajaknya (lihat Contoh Ilustrasi 3).

UNIT PENGHASIL KAS DAN GOODWILL

65. Paragraf 66 -103 dan Lampiran C menjelaskan

persyaratan untuk mengidentifi kasikan unit penghasil kas yang mana suatu aset tercakup dan menentukan nilai tercatat dari, dan mengakui rugi penurunan nilai untuk, unit penghasil kas dan goodwill.

Identifi kasi Unit Penghasil Kas Dimana Aset Tercakup

66. Jika terdapat indikasi bahwa suatu aset turun nilainya, maka jumlah terpulihkan diestimasi untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, maka entitas menentukan nilai terpulihkan dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup (aset dari unit penghasil kas).

67. Jumlah terpulihkan dari suatu aset individual tidak dapat ditentukan jika:

(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (misalnya, ketika arus kas masa depan dari penggunaan aset yang tidak dapat diestimasi menjadi dapat diabaikan); dan

(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset lain.

Dalam kasus ini, nilai pakai dan jumlah terpulihkan dapat ditentukan hanya untuk unit penghasil kas dari aset.

(33)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Contoh

Entitas pertambangan memiliki jalur kereta api privat untuk mendukung aktivitas pertambangannya. Jalur kereta api privat dapat dijual hanya atas nilai sisanya dan itu tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset lain pertambangan itu.

Hal ini tidak dimungkin untuk mengestimasi jumlah ter-pulihkan dari jalur kereta privat itu karena nilai pakainya tidak dapat ditentukan dan kemungkinan berbeda dari ni-lai sisanya. Oleh karena itu, entitas mengestimasi jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas dimana jalur kereta privat tersebut tercakup, yaitu pertambangan itu secara keseluruhan.

68. Seperti didefi nisikan di paragraf 06, unit penghasil

kas dari suatu aset adalah kelompok aset terkecil yang termasuk aset tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain. Pengidentifi kasian unit penghasil dari suatu kas aset memerlukan pertimbangan tersendiri. Jika jumlah terpulihkan tidak dapat ditentukan untuk aset individual, maka entitas mengidentifi kasikan agregasi terendah atas aset yang menghasilkan arus kas masuk yang berdiri sendiri.

Contoh

Perusahaan bus menyediakan kontrak jasa dengan suatu kotamadya yang mensyaratkan jasa minimal untuk setiap lima rute berbeda. Aset yang disediakan untuk setiap rute dan arus kas dari setiap rute dapat diidentifi kasikan secara terpisah. Salah satu rute beroperasi dengan kerugian yang signifi kan.

(34)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Karena entitas tidak memiliki pilihan untuk membatasi salah satu rute bus, tingkat terendah dari arus kas masuk yang teridentifi kasi yang independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain adalah arus kas masuk yang dihasilkan kelima rute bus tersebut. Unit penghasil kas untuk tiap rute adalah perusahaan bus tersebut secara keseluruhan.

69. Arus kas masuk adalah arus masuk dari kas

dan setara kas yang diterima dari pihak luar entitas. Dalam mengidentifi kasikan apakah arus kas masuk dari suatu aset (atau kelompok aset) independen dari arus kas masuk aset (atau kelompok aset) lainnya, entitas mempertimbangkan berbagai faktor termasuk bagaimana manajemen memantau operasi entitas (seperti lini produksi, bisnis, lokasi individual, wilayah distrik atau regional) atau bagaimana manajemen membuat keputusan tentang kelanjutan atau pelepasan aset dan operasi entitas. Contoh Ilustrasi 1 memberikan contoh cara mengidentifi kasikan unit penghasil kas.

70. Jika terdapat pasar aktif untuk hasil produk

yang diproduksi oleh aset atau kelompok aset, maka aset atau kelompok aset tersebut diidentifi kasikan sebagai unit penghasil kas, meskipun jika sebagian atau keseluruhan hasil produksi digunakan secara internal. Jika arus kas masuk yang dihasilkan setiap aset atau unit penghasil kas dipengaruhi oleh penetapan harga transfer internal, maka entitas menggunakan estimasi terbaik manajemen tentang harga masa depan yang dapat dicapai dalam transaksi wajar dalam mengestimasi:

(a) arus kas masuk masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai aset atau unit penghasil kas; dan

(b) arus kas keluar masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai dari setiap aset atau unit penghasil kas lain yang dipengaruhi oleh penetapan harga transfer internal.

(35)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

71. Meskipun jika sebagian atau keseluruhan hasil

yang diproduksi oleh aset atau kelompok aset digunakan oleh unit lain entitas (misalnya, produk yang berada pada tingkat menengah dari satu proses produksi), aset atau kelompok aset tersebut membentuk suatu unit penghasil kas terpisah jika entitas dapat menjual hasil produknya di pasar aktif. Hal ini karena aset atau kelompok aset tersebut dapat menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk aset atau kelompok aset lainnya. Dalam menggunakan informasi berdasarkan anggaran/prakiraan keuangan yang berhubungan dengan unit penghasil kas (atau untuk setiap aset atau unit penghasil kas lainnya yang dipengaruhi oleh penetapan harga transfer internal), entitas menyesuaikan informasi ini jika harga transfer internal tidak mencerminkan estimasi terbaik manajemen atas harga masa depan yang dapat dicapai dalam transaksi wajar.

72. Unit penghasil kas diidentifikasikan secara

konsisten dari periode ke periode untuk aset atau jenis aset yang sama, kecuali suatu perubahan dapat dijustifi kasi.

73. Jika entitas menetapkan bahwa suatu aset dimiliki unit penghasil kas yang berbeda dari periode sebelumnya, atau jenis aset yang diagregasi untuk unit penghasil kas aset telah berubah, maka paragraf 125 mensyaratkan pengungkapan tentang unit penghasil kas, jika rugi penurunan nilai diakui atau dibalik untuk unit penghasil kas.

Jumlah Terpulihkan dan Jumlah Tercatat Unit Pernghasil Kas

74. Jumlah terpulihkan unit penghasil kas adalah

jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Dalam menentukan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas, setiap rujukan di paragraf 19-57 mengenai “suatu aset” dimaksudkan sebagai rujukan mengenai “unit penghasil kas”.

(36)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

75. Jumlah tercatat unit penghasil kas ditentukan atas dasar yang konsisten dengan cara menentukan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas.

76. Jumlah tercatat unit penghasil kas:

(a) mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang dapat diatribusikan langsung, atau dialokasikan dengan dasar yang rasional dan konsisten, pada unit penghasil kas dan akan menghasilkan arus kas masuk yang digunakan dalam menentukan nilai pakai unit penghasil kas; dan

(b) tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas yang telah diakui, kecuali jumlah terpulihkan unit penghasil kas tidak dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan liabilitas tersebut.

Hal ini karena nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai dari unit penghasil kas ditetapkan dengan mengecualikan arus kas berkaitan dengan aset yang bukan merupakan bagian unit penghasil kas dan liabilitas yang telah diakui (lihat paragraf 28 dan 43).

77. Ketika aset-aset dikelompokkan untuk penilaian keterpulihkan, sangat penting bagi unit penghasil kas untuk mencakup semua aset yang menghasilkan atau digunakan untuk menghasilkan arus kas masuk yang relevan. Sebaliknya, unit penghasil kas dapat terlihat menjadi dapat terpulihkan sepenuhnya ketika faktanya telah terjadi rugi penurunan nilai. Dalam beberapa kasus, meskipun beberapa aset berkontribusi untuk estimasi arus kas masa depan unit penghasil kas, aset tersebut tidak dapat dialokasikan unit penghasil kas atas dasar yang rasional dan konsisten. Ini dapat menjadi kasus untuk goodwill atau aset korporat seperti aset kantor pusat. Paragraf 80-98 menjelaskan bagaimana memperlakukan aset tersebut dalam uji penurunan nilai atas unit penghasil kas.

78. Dimungkinkan perlu untuk mempertimbangkan

beberapa liabilitas yang telah diakui untuk menetapkan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas. Hal ini mungkin terjadi jika pelepasan suatu unit penghasil kas mensyaratkan pembeli

(37)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

menanggung liabilitas. Dalam kasus ini, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (atau arus kas estimasian dari pelepasan akhir) dari unit penghasil kas adalah estimasi harga jual aset unit penghasil kas dan liabilitas secara bersamaan, dikurangi biaya pelepasan. Untuk menghasilkan suatu perbandingan berarti antara jumlah tercatat unit penghasil kas dan jumlah terpulihkannya, jumlah tercatat dari liabilitas dikurangkan dalam menetapkan nilai pakai unit penghasil kas dan jumlah tercatatnya.

Contoh

Suatu entitas yang mengoperasikan sebuah pertambangan di suatu negara dengan perundang-undangan yang mensyaratkan pemilik harus memulihkan kembali lokasi tambang pada saat penyelesaian operasi pertambangan tersebut. Biaya pemulihan tersebut termasuk penggantian lapisan tanah atas (overburden) yang harus dipindahkan sebelum memulai penambangan. Penyisihan untuk biaya pengganti lapisan atas diakui segera setelah lapisan tanah atas dipindahkan. Jumlah yang disediakan diakui sebagai bagian dari biaya pertambangan dan disusutkan selama umur manfaat pertambangan tersebut. Jumlah tercatat atas penyisihan untuk biaya pemulihan adalah Rp500, yang setara dengan nilai kini dari biaya pemulihan tersebut.

Entitas menguji penurunan nilai dari pertambangan. Unit penghasil kas untuk pertambangan adalah pertambangan tersebut secara keseluruhan. Entitas telah menerima berbagai penawaran untuk membeli pertambangan itu pada harga sekitar Rp800. Harga ini mencerminkan fakta bahwa pembeli akan menanggung liabilitas untuk memulihkan lapisan tanah atas. Biaya pelepasan pertambangan dapat diabaikan. Nilai pakai pertambangan itu mendekati Rp1.200, di luar biaya pemulihan. Jumlah tercatat pertambangan itu adalah Rp1.000.

(38)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Nilai wajar unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual adalah Rp800. Nilai ini mempertimbangkan biaya yang sudah disediakan untuk pemulihan. Sebagai konsekuensinya, nilai pakai unit penghasil kas ditetapkan setelah mempertimbangkan biaya pemulihan dan diestimasi menjadi Rp700 (Rp1.200 dikurangi Rp500). Jumlah tercatat dari unit penghasil kas adalah Rp500, dengan jumlah tercatat dari pertambangan (Rp1.000) dikurangi jumlah tercatat penyisihan untuk biaya restorasi (Rp500). Sehingga, jumlah terpulihkan unit penghasil kas melebihi jumlah tercatatnya.

79. Untuk alasan praktis, jumlah terpulihkan unit

penghasil kas terkadang ditentukan setelah mempertimbangkan aset yang bukan merupakan bagian unit penghasil kas (misalnya, piutang atau aset keuangan lain) atau liabilitas yang telah diakui (misalnya, utang, pensiun, dan provisi lain). Dalam kasus tersebut, jumlah tercatat dari unit penghasil kas tersebut dinaikkan sebesar jumlah tercatat aset tersebut dan diturunkan sebesar jumlah tercatat liabilitas tersebut.

Goodwill

Alokasi Goodwill pada Unit Penghasil Kas

80. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill

yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis sejak tanggal akuisisi dialokasikan pada setiap unit penghasil kas pihak pengakuisisi, (atau kelompok unit penghasil kas) yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas unit atau kelompok unit tersebut. Setiap unit atau kelompok unit yang memperoleh alokasi goodwill:

(a) menunjukkan tingkat terendah dalam entitas yang

goodwill-nya dipantau untuk tujuan manajemen

(39)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

(b) tidak lebih besar dari suatu segmen operasi yang ditentukan sesuai dengan PSAK 5 (revisi 2009): Segmen

Operasi.

81. Goodwill yang diakui dalam kombinasi bisnis

adalah aset yang mewakili manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset lain yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak teridentifi kasi secara individual dan diakui secara terpisah. Goodwill tidak menghasilkan arus kas secara independen dari aset atau kelompok aset lain, dan seringkali berkontribusi terhadap arus kas dari beragam unit penghasil kas. Goodwill kadang tidak dapat dialokasikan atas suatu dasar yang non-arbitrer pada unit penghasil kas individual, tetapi hanya pada sekolompok unit penghasil kas. Akibatnya, tingkatan terendah dalam entitas dimana goodwill dipantau untuk tujuan manajemen internal terkadang terdiri dari sejumlah unit penghasil kas yang mana goodwill terkait, tetapi goodwill tidak dapat dialokasikan padanya. Rujukan di paragraf 83-94 dan Lampiran C mengenai unit penghasil kas yang mendapatkan alokasi goodwill dimaksudkan juga sebagai rujukan mengenai sekelompok unit penghasil kas yang memperoleh alokasi goodwill.

82. Penerapan persyaratan di paragraf 80 menghasilkan

goodwill yang diuji penurunan nilainya pada tingkat yang mencerminkan bagaimana entitas mengelola operasinya dan bagaimana goodwill diasosiasikan secara alami. Sehingga, pengembangan sistem pelaporan tambahan secara khusus tidak diperlukan.

83. Unit penghasil kas yang mana goodwill yang dialokasikan untuk tujuan pengujian penurunan nilai mungkin tidak serupa dengan tingkat ketika goodwill dialokasikan dalam hubungannya dengan PSAK 10: Transaksi dalam Mata Asing untuk tujuan pengukuran keuntungan atau kerugian valuta asing. Misalnya, jika PSAK 10 mensyaratkan entitas mengalokasikan goodwill pada tingkatan yang rendah untuk tujuan pengukuran keuntungan dan kerugian valuta asing, maka entitas tidak

(40)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

disyaratkan untuk menguji penurunan nilai goodwill pada tingkatan yang sama kecuali entitas juga memantau goodwill pada tingkatan tersebut untuk tujuan manajemen internal.

84. Jika alokasi awal goodwill yang diperoleh

dalam kombinasi bisnis tidak dapat diselesaikan sebelum berakhirnya periode tahunan ketika kombinasi bisnis berdampak maka alokasi awal tersebut diselesaikan sebelum akhir periode tahunan pertama setelah tanggal akuisisi.

85. Sesuai PSAK 22, jika akuntansi awal untuk

kombinasi bisnis hanya dapat ditentukan sementara pada akhir periode terjadinya kombinasi bisnis, maka pihak pengakuisisi:

(a) mencatat kombinasi bisnis menggunakan nilai sementara; dan

(b) mengakui setiap penyesuaian atas nilai sementara tersebut sebagai hasil penyelesaian akuntansi awal selama periode pengukuran, yang tidak melebihi dua belas bulan sejak tanggal akuisisi.

Dalam kondisi tersebut, mungkin saja alokasi awal goodwill yang diakui dalam kombinasi bisnis tidak dapat diselesaikan sebelum akhir dari periode tahunan ketika kombinasi bisnis terjadi. Ketika hal ini terjadi, entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh paragraf 133.

86. Jika goodwill telah dialokasikan pada unit

penghasil kas dan entitas menghentikan suatu operasi tertentu atas unit tersebut, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut:

(a) termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan; dan

(b) diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi unit penghasil kas yang ditahan, kecuali entitas dapat menunjukkan bahwa beberapa metode lain lebih baik dalam mencerminkan goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan.

(41)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Contoh

Entitas menjual seharga Rp100 suatu operasi yang merupakan bagian dari unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill. Goodwill yang dialokasikan pada unit tersebut tidak dapat diidentifikasikan atau diasosiasikan dengan suatu kelompok aset pada tingkat yang lebih rendah dari unit tersebut, kecuali secara arbitrer. Jumlah terpulihkan dari porsi unit penghasil kas yang ditahan adalah Rp300.

Karena goodwill yang dialokasikan pada unit penghasil kas tidak dapat diidentifi kasikan atau diasosiasikan secara non-arbitrer dengan satu kelompok aset pada tingkatan yang lebih rendah dari unit itu, goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan diukur berdasarkan nilai relatif dari operasi yang dihentikan dan porsi goodwill atas unit tersebut yang ditahan. Dengan demikian, 25 % dari goodwill yang dialokasikan pada unit penghasil kas termasuk di dalam jumlah tercatat dari operasi yang dijual.

87. Jika suatu entitas mereorganisasi struktur

pelaporannya dengan cara mengubah komposisi dari satu atau lebih unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill, maka goodwill tersebut dialokasikan ulang pada unit-unit yang terpengaruh. Pengalokasian ulang ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan nilai relatif yang serupa dengan yang digunakan ketika entitas menghentikan suatu operasi dalam unit penghasil kas, kecuali entitas dapat menunjukkan bahwa beberapa metode lain lebih baik dalam mencerminkan goodwill yang diasosiasikan dengan unit-unit yang sudah direorganisasi.

Gambar

Tabel 1. Data pada akhir 20X0 Akhir 20X0 Alokasi Harga  Beli Rp Nilai wajar dari aset teridentifi kasiRp GoodwilRp(a) Aktivitas di  Negara A 3.000 2.000 1.000 Aktivitas di  Negara B 2.000 1.500 500 Aktivitas di  Negara C 5.000 3.500 1.500 Total 10.000 7.00
Tabel 2. Penghitungan nilai pakai unit penghasil kas negara A pada awal tahun 20X2 1   Berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas proyeksi arus kas bersih (setelah dipotong 40%)
Tabel 3. Penghitungan dan alokasi rugi penurunan nilai untuk  unit penghasil kas negara A pada awal 20X2
Tabel 1. Penghitungan jumlah tercatat unit penghasil kas negara  A pada akhir 20X3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika Anda menggunakan web-proxy internal dan melakukan redirecting trafic, maka Anda membuat 2 buah rule tambahan seperti contoh di bawah ini (rule tambahan yang tercetak

Usulan  perbaikan  tata  letak  pada  minimarket  Warga,  diantaranya  adalah  menyesuaikan  ketinggian  rak  jenis  4  dengan  ukuran  anthropometri  konsumen 

Beberapa data pengujian di atas dapat dilihat, bahwa konsumsi bahan bakar pada mesin Diesel Mitsubishi L300 paling rendah atau paling hemat yaitu pada pengujian

8.1 Mengeja ujaran bahasa Inggris sangat sederhana secara tepat dan berterima dengan tanda baca yang benar yang melibatkan: kata, frasa, dan kalimat sangat sederhana. 8.2

Sumber motif adalah ransangan (stimulasi), sehingga terjadi perubahan tersebut pada perbedaan afektif saat munculnya motif dalam pencapaian yang diharapkan. Dengan demikian,

2. Hasil evaluasi rancangan Peraturan Daerah Kab/Kota tentang RPIK ditetapkan dengan Keputsan Gubernur.. TENTANG SISTEM NASIONAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI. UU NO 11

Dalam kasus Shah Bano jika dikaitkan dengan pendapat Asghar, sesungguhnya tidak jauh berbeda, karena menurut Asghar adalah jauh dari rasa keadilan bila isteri

Benny Issakh Sp.B., Sp.B(K)Onk, selaku Ketua Program Studi PPDS I Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang telah memberikan kesempatan pada kami