• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan pintu gerbang suatu wilayah merupakan bagian yang penting bagi sebuah wilayah. Kawasan pintu gerbang merupakan cerminan yang langsung terlihat oleh pendatang yang memasuki maupun yang meninggalkan wilayah tersebut. Oleh karena itu, kawasan pintu gerbang harus menonjolkan ciri khas dan citra dari wilayah itu sendiri. Pendekatan perencanaan pada suatu wilayah atau kawasan kota harus berbeda karena suatu wilyah atau kawasan kota pada hakikatnya memiliki fungsi yang beragam dan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.

Ciri khas suatu wilayah terbentuk dari potensi utama wilayah itu sendiri. Penggalian potensi wilayah tersebut akan membantu pendekatan perencanaan untuk menemukan kondisi ideal wilayah tersebut dimana identitas dan karakteristik wilayah tersebut kuat di kawasan yang direncanakan.

Penataan pintu gerbang sebuah wilayah harus terintegrasi dan matang untuk membentuk identitas dan karakteristik yang khas dan kuat terhadap suatu wilayah tersebut. Identitas dan karakteristik suatu wilayah terbangun dari kawasan-kawasan di suatu wilayah itu sendiri. Kawasan-kawasan yang menarik dengan sendirinya akan membentuk citra wilayah tersebut menjadi baik. Perencanaan kawasan pintu gerbang yang kurang baik akan meninggalkan kesan yang kurang baik bagi pendatang di wilayah tersebut.

Kesan yang buruk terhadap suatu wilayah akan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi para pendatang wilayah tersebut. Suatu wilayah atau kota yang menimbulkan rasa tidak nyaman kepada pendatang akan memiliki citra yang buruk bagi masyarakat luas. Citra yang buruk akan menggambarkan kualitas ruang yang buruk juga bagi kehidupan masyarakatnya.

Penurunan kualitas ruang tidak terlepas dari perkembangan perkotaan yang pesat sehingga banyak kawasan perkotaan mengalami permasalahan. Permasalahan perkotaan ini juga tidak terlepas dari perilaku masyarakat perkotaan

(2)

2

yang tidak peduli dengan lingkungan kota mereka sendiri. Perilaku masyarakat yang tidak peduli dengan keberlangsungan kota membuat identitas dan karakteristik kawasan perkotaan tersebut semakin kabur.

Kota Bekasi beserta Kota Bogor dan Kota Tangerang sejak tahun 1977 telah dtetapkan sebagai wilayah penyangga Kota Jakarta disebabkan Kota Jakarta sudah tidak dapat lagi menanggung kepadatan penduduknya. Sebagai wilayah penyangga Kota Jakarta, Kota Bekasi memiliki peranan yang cukup besar di sektor ekonomi yaitu sebagai penampung industri-industri berskala nasional maupun internasional disalah satu kawasannya. Letak geografis Kota Bekasi yang bersinggungan langsung dengan Kota Jakarta menambah keunggulan Kota Bekasi dalam mengembangkan industri-industri berskala nasional dan internasionalnya dengan kemudahan untuk pendistribusian barang melalui Kota Jakarta.

Keunggulan-keunggulan Kota Bekasi ini tidak sebanding lurus dengan citra Kota Bekasi yang berkembang di masyarakat. Kota Bekasi di kalangan masyarakat terkenal dengan kekumuhan dan kurang memperhatikan aspek-aspek layak huni. Hal ini tidak terlepas dari kondisi eksisting kawasan pintu gerbangnya yang memberikan kesan buruk kepada para pengunjung. Menurut Lynch (1960) kota yang baik adalah kota yang dapat meninggalkan kesan dan kenangan yang baik kepada pengunjungnya.

Kawasan Kalimalang merupakan salah satu gerbang masuk dari Kota Jakarta ke Kota Bekasi lebih luas lagi Kawasan Kalimalang juga merupakan pintu gerbang dari Provinsi DKI Jakarta ke Provinsi Jawa Barat. Kawasan Kalimalang juga tidak terlepas dari berbagai permasalahan perkotaan seperti minimnya ruang terbuka hijau, munculnya permukiman kumuh serta kepadatan penduduk yang berlebihan dan ditambah lagi dengan kurang pedulinya masyarakat Kawasan Kalimalang dengan kondisi lingkungan disekitarnya sendiri. Permasalahan-permasalahan tersebut mengaburkan citra Kota Bekasi yang berpotensi sebagai kota industri mengingat Kawasan Kalimalang merupakan kawasan pintu gerbang dari Kota Bekasi.

Selain dari kawasan industri Kota Bekasi juga memiliki tujuan untuk dapat menjadi kota yang dapat memberikan kenyamanan dalam sektor hunian dan

(3)

3

tempat usaha dengan peningatan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan (RDTRK Bekasi, 2013). Dengan tujuan dan keunggulan kota Bekasi perlu adanyan perencanaan kawasan pintu gerbang yang dapat mengakomodir semua aspek tersebut. Pintu gerbang dijadikan sebagai fokus perencanaan tidak terlepas dari persainagan antar kota satelit Kota Jakarta yang kini mulai membenahi kawasan pintu gerbangnya untuk menarik investor-investor yang menginginkan akses yang mudah menuju Kota Jakarta namun dengan harga sewa yang murah dibandingakan dengan Kota Jakarta. Kota Tangerang contohnya yang mulai memperbaiki citra kotanya melalui pembangunan kota-kota mandiri yang memiliki konsep kota kompak dan kini tengah banyak dilirik para investor.

Perencanaan citra kawasan pintu gerbang merupakan rencana yang dapat mengakomodir semua aspek dan ancaman tersebut. Purbowati (2015) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi tempat usaha antara lain adalah kenyamanan, aksesibilitas, citra banguna, integrasi antar kawasan, landmark kawasan, lingkungan sekitar, harga sewa, lahan parkir dan kedekatan dengan jasa-jasa, dalam uraiannya dapat terlihat bahwa dalam faktor-faktor pemilihan lokasi tempat usaha citra kawasan merupakan aspek yang cukup penting. Untuk itu, diperlukan perencanaan yang terintegrasi dan matang dalamperencanaan citra kawasan.

Perencanaan yang terintegrasi dan matang sangat diperlukan untuk memperbaiki elemen-elemen pembentuk citra kota di salah satu kawasan yang penting dalam pencerminan identitas, karakteristik dan untuk menjawab tantangan investasi Kota Bekasi yaitu kawasan pintu gerbang dalam hal ini Kawasan Kalimalang sebagai kawasan pintu gerbang Kota Bekasi.

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang diangkat dalam Perencanaan Penataan Kawasan Kalimalang Sebagai Pintu gerbang Kota Bekasi ini, adalah:

1. Citra Kota Bekasi dalam berbagai anggapan masyarakat luas kurang baik. Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya Kota Bekasi sebagai bahan ejekan di dunia maya dan menjadi populer secara viral.

(4)

4 Gambar 1.1 Ejekan mengenai Kota Bekasi

Sumber: http://forum.detik.com/, diakses pada 30 November 2015

Selain itu, permasalahan mengenai citra Kota Bekasi yang buruk juga ditunjukan dengan kuesioner pendapat masyarakat yang berkunjung, bermukim, maupun yang melalui Kota Bekasi. Berikut hasil kuesioner pendapat masyarakat luas mengenai citra Kota Bekasi:

Gambar 1.2 Persepsi Masyarakat Mengenai Buruknya Citra Kota Bekasi Sumber: Analisis Penulis, 2017

2. Karakteristik dan identitas Kota Bekasi tidak tercermin dengan jelas pada Kawasan Kalimalang yang merupakan kawasan pintu gerbang Kota Bekasi. Kota Bekasi yang merupakan kota industri pada kondisi eksistingnya kini kawasan-kawasan yang berada didalamnya tidak mencerminkan hal itu salah satunya kawasan yang tidak mencerminkan karakteristik dan identitas tersebut adalah Kawasan

Setuju Tidak Setuju

(5)

5

Kalimalang. Hal ini dibuktikan dengan anggapan masyarakat mengenai pencerminan identitas dan karakteristik Kota Bekasi di Kawasan Kalimalang.

Gambar 1.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Pencerminan Identitas dan

Karakteristik Kota Bekasi di Kawasan Kalimalang Sumber: Analisis Penulis, 2016

3. Elemen-elemen pembentuk citra kawasan di Kawasan Kalimalang terabaikan. Elemen-elemen yang menjadi dasar dalam pengembangan citra kawasan tidak dimiliki oleh Kawasan Kalimalang. Salah satu elemen yang penting yang dikemukakan oleh Kevin Lynch (1960) dan tidak dimiliki Kawasan Kalimalang adalah elemen landmark.

4. Sarana dan prasarana perkotaan di Kawasan Kalimalang kurang terpelihara dengan baik.

2 13 26 56 42 0 10 20 30 40 50 60 Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

(6)

6 Gambar 1.4 Kondisi Sarana dan Prasarana di Kawasan Kalimalang

Sumber: Google Street View, 2015

5. Persaingan antar kota satelit Kota Jakarta semakin sengit dengan upaya kota-kota satelit Ibukota memperbaiki kawasan pintu gerbangnya untuk menarik investor-investor yang memerlukan aksesibilitas yang baik menuju dan dari Kota Jakarta. Sebagai contoh, Kota Tangerang Selatan yang mengalami kemajuan perekonomian yang pesat setelah banyaknya pengembang properti berinvestasi di daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Jakarta seperti Alam Sutera dan Bumi Serpong Damai. Pembangunan properti-properti hunian baru memberikan gambaran baru terhadap Kota Tangerang Selatan sehingga dapat menarik pemodal usaha untuk dapat berinvestasi di Kota Tangerang Selatan.

1.3 Tujuan Perencanaan

Citra Kota Bekasi yang kurang baik pada kondisi eksistingnya sedikit banyak telah mempengaruhi pandangan masyarakat luas akan kondisi yang sebenarnya Kota Bekasi kini. Tujuan dari perencanaan kawasan Kalimalang sebagai pintu gerbang Kota Bekasi adalah untuk mewujudkan kawasan Kalimalang sebagai kawasan pintu gerbang yang dapat mencerminkan identitas dan karakteristik Kota Bekasi, dan untuk menjadikan kawasan pintu gerbang

(7)

7

yang strategis bagi pertumbuhan ekonomi kota dan regional yang berwawasan lingkungan melalui pendekatan perencanaan citra kawasan.

1.4 Manfaat Perencanaan

1.4.1 Bagi Masyarakat

Perencanaan penataan Kawasan Kalimalang sebagai pintu gerbang Kota Bekasi ini memiliki beberapa manfaat bagi masyarakat diantaranya adalah:

a. Meningkatkan kualitas ruang untuk kehidupan masyarakat. b. Meningkatkan kenyamanan dalam berkegiatan bagi

masyarakat.

1.4.2 Bagi Pemerintah

Perencanaan penataan Kawasan Kalimalang sebagai pintu gerbang Kota Bekasi memberikan manfaat bagi pemerintah salah satunya adalah sebagai bahan rekomendasi untuk pemerintah melakukan kegiatan perencanaan dimasa yang akan datang.

(8)

8 1.5 Ruang Lingkup Perencanaan

Gambar 1.5 Peta Administrasi Kota Bekasi 2013 Sumber: Designmap Indonesia, 2014

Batasan perencanaan dimulai dari batas administratif Kota Bekasi dengan Kota Jakarta di sisi sebelah barat hingga persimpangan Jalan KH. Noor Ali dengan Jalan Taman Galaxi Raya di sebelah timur. Batas Utara dari perencanaan ini adalah Jalan KH. Noor Ali dan batas selatannya adalah Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Kawasan Kalimalang yang menjadi lokus perencanaan secara administratif termasuk kedalam wilayah Kecamatan Bekasi Barat, Kelurahan Bintara Jaya dan Kelurahan Jakasampurna dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Pondok Gede, Kelurahan Jatibening.

(9)

9 Gambar 1.6 Lokasi Perencanaan

Sumber: Google Maps 2015, diakses pada 19 November 2015

Perenencanaan akan berfokus kepada perencanaan citra Kawasan Kalimalang sebagai kawasan pintu gerbang Kota Bekasi, sehingga masyarakat dapat merasakan perbedaan karakteristik/kekhasan Kota Bekasi dengan Kota Jakarta.

1.6 Perencanaan Terkait

Perencanaan Kawasan Kalimalang Sebagai Pintu gerbang Kota Bekasi belum pernah dilakukan sebelumnya. Perencanaan yang terkait dengan perencanaan kawasan pintu gerbang yang hampir serupa namun dengan lokus yang berbeda pernah dilakukan oleh Christanto (2014) dengan judul “Perencanaan Citra Kawasan Bokoharjo Sebagai Salah Satu Pintu gerbang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta” dalam perencanaan ini berfokus pada perbaikan kualitas ruang melalui pendekatan desain. Dalam perencanaan Kawasan Bokoharjo sebagai pintu gerbang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tingkat kompleksitas permasalahan kawasannya jauh berbeda dengan Kawasan Kalimalang yang menjadi lokus dalam perencanaan ini.

Beberapa penelitian-penelitian yang terkait dengan citra kawasan pernah dilakukan sebelumnya, namun beberapa penelitian-penelitian tersebut hanya sebatas menggali citra dari suatu kawasan dengan mengidentifikasi elemen dan

(10)

10

aspek pembentuk citra suatu kawasan, tidak sampai merencanakan perbaikan kualitas citra ruang suatu kawasan.

Sebelumnya, telah banyak perencanaan dan penelitian yang hampir serupa dengan Perencanaan Penataan Kawasan Kalimalang sebagai pintu gerbang Kota Bekasi. Perbedaan yang jelas terlihat antara perencanaan dan penelitian sebelumnya dapat terlihat dari lokus amatan, fokus amatan dan perbedaan desain akhir yang ditawarkan pada perencanaan ini. Beberapa penelitian dan perencanaan terkait dirinci pada tabel 1.1 dibawah ini.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Jenis Judul Pengarang Tahun Terbit

Perencanaan dan Penelitian

Perencanaan Citra Kawasan Bokoharjo Sebagai

Salah Satu Pintu Masuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Andreas Deny Christanto 2014 Citra Koridor Jalan Muhammad Husni Thamrin, DKI Jakarta Andina Oktavia Sulistya Putri 2015

Citra Kota Cimahi Sebagai Kota Militer Berdasarkan Presepsi Masyarakat Rahadyan 2011

Gambar

Gambar 1.2  Persepsi Masyarakat Mengenai Buruknya Citra Kota Bekasi  Sumber: Analisis Penulis, 2017
Gambar 1.3  Persepsi Masyarakat Terhadap Pencerminan Identitas dan  Karakteristik Kota Bekasi di Kawasan Kalimalang
Gambar 1.5 Peta Administrasi Kota Bekasi 2013  Sumber: Designmap Indonesia, 2014
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada kategori kualitas lingkungan, kata kunci ruang terbuka hijau merupakan kata kunci terbanyak yang diuraikan oleh responden de- ngan jumlah 17 atau 85% dari

(2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing- masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian

Secara umum dengan penggunaan kos- metika anti aging wajah berpengaruh terhadap perubahan tekstur, yaitu Permukaan kulit (dapat dilihat dan diraba) permukaan pada kulit yang

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu data analog gelombang otak dapat digunakan sebagai perintah untuk menghidupkan atau

Banyak eksipien yang biasa digunakan dalam formulasi tablet dapat digunakan dalam formulasi tablet kunyah karena kemampuannya untuk memberikan rasa manis dan

Berdasarkan dari penjelasan-penjelasan di atas, terdapat poin penting yang akan dikaji oleh peneliti, yakni terkait dengan konsep negara hukum yang selalu menjunjung tinggi

Perubahan Sosial, 2003), hal.. Upacara kematian adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah keluarga untuk memberikan peringatan terakhir kepada orang yang dikasihinya

Gambar 10 Keberhasilan Pemahaman perangkat keras Hasil dari post tes tentang pemrograman C untuk aplikasi mikrokontroler dan robot, 60% peserta dapat memahami dengan