• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA YANG PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KATA YANG PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar Ilmu Pendidikan. Modul ini dapat diselesaikan dengan kerjasama kelompok yang baik dan kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

Semu jajaran kampus dan Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan modul ini. Kami juga menyadari bahwa penyusunan modul yang kami buat ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu kami berharap saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki modul ini agar menjadi lebih baik.

Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Karawang, Maret 2017

Penulis

(2)

Halaman HALAMAN JUDUL……….. KATA PENGANTAR……….... DAFTAR ISI………..……….. BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah ……….. ………... Rumusan Masalah……… ………. Tujuan……..……….. BAB II PERMASALAHAN

konsep dari Ilmu Pendidikan itu tujuan Ilmu Pendidikan

ruang lingkup dari Ilm Pendidikan maksud dari Pendidikan sepanjang hayat sifat-sifat dari Ilmu Pendidikan

unsur-unsur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan

BAB III PEMBAHASAN BAB V PENUTUP

Kesimpulan………... Saran ………... DAFTAR PUSTAKA………..

(3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Rumusan Masalah

Cakupan masalah yang akan dibahas dalam makalah bisnis ini adalah : Apa konsep dari Ilmu Pendidikan itu?

Apa tujuan Ilmu Pendidikan?

Apa ruang lingkup dari Ilmu Pendidikan?

Bagaimana yang dimaksud dengan Pendidikan sepanjang hayat? Apa sifat-sifat dari Ilmu Pendidikan?

Apa unsur-unsur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan?

Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah: Mengetahui konsep Ilmu Pendidikan;

Mengetahui tujuan dari Ilmu Pendidikan; Mengetahui ruang lingkup Ilmu Pendidikan; Mengetahui makna Pendidikan sepanjang hayat Mengetahui sifat-sifat dari Ilmu Pendidikan;

Mengetahui unsur-unsur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan

BAB II

(4)

HAKIKAT PENDIDiKAN

Hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak disadari manusia telah melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif sampai zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia di dunia, pendidikan akan tetap berlangsung. Kesadaran akan konsep tersebut diatas menunjukkan bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan. Artinya sebagai pertanda bahwa manusia sebagai makluk budaya yang salah satu tugas kebudayaan itu tampak pada proses pendidikan (Syaifullah,1981).

Maka pembahasan tentang hakikat pendidikan merupakan tinjauan yang menyeluruh dari segi kehidupan manusia yang menampakkan konsep-konsep pendidikan. Karena itu pembahasan hakikat pendidikan meliputi pengertian-pengertian: pendidikan dan ilmu pendidikan; pendidikan dan sekolah; dan pendidikan sebagai aktifitas sepanjang hayat. Komponen-komponen pendidikan yang meliputi: tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, kurikulum dan metode pembelajaran. Konsep Ilmu Pendidikan

Pandangan ini berasal dari Eropa Barat, khusunya Belanda dengan ahli pendidikannya yang terkenal bernama Langeveld. Di negara ini pendidikan secara resmi diakui sebagai Ilmu Pendidikan pada tahun 1925. Ilmu Pendidikanadalah Ilmu yang mempelajari serta memproses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan: proses, cara, pembuatan mendidik.

Pengertian ilmu pendidikan disampaikan oleh para pakar, antara lain :

Prof. Dr. N. Driyarkara; pemikiran ilmiah tentang realitas yang disebut pendidikan (mendidik dan dididik).

Prof. M. J. Langeveld; Paedogogic atau ilmu mendidik merupakan suatu ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak.

Dr. Sutari Imam Barnadib; ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan. Prof. Brodjonegoro; ilmu pendidikan merupakan teori pendidikan, perenungan, tentang pendidikan.

Objek pendidikan ada dua macam, yaitu objek materi dan objek formal. Yang dimaksud dengan objek materi dan materinya atau bendanya yang dikenai pendidikan yaitu para peserta didik dan warga belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan objek formal pendidikan ialah gejala yang tampak, dirasakan, dihayati, dan diekspresikan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Banyak ilmu yang berkaitan dengan manusia, seperti sosiologi, psikologi, biologi, pendidikan, dan sebagainya yang berobyek materi sama yaitu manusia, namun yang membedakan ilmu itu adalah objerk formalnya. Bila objek formal sosiologi adalah kemasyarakatn, objek formal psikologi adalah kejiwaan, objek formal biologi adalah jasmaniah, maka objek formal pendidikan adalah perilaku peserta didik dan warga belajar.

Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan

Menurut Made Pinarta (2006: 7), Ilmu Pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang terkait satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori. Cabang-cabang ilmu pendidikan yang dimaksud adalah:

a. Pendidikan Teoretis

(5)

c. Pengembangan Kurikulum

d. Didaktik Metodik atau Proses Belajar Mengajar e. Media dan Alat Belajar

Cabang-cabang ilmu pendidikan ini, suatu ketika sangat mungkin akan berkembang menjadi ilmu tersendiri. Bila kita perhatikan cabang-cabang Ilmu Pendidikan di atas, tampak dengan jelas merupakan sesuatu yang sistematis. Butir 1 dan 2 menjelaskan tentang Ilmu Pendidikan secara global atau menyeluruh. Butir 3 sampai dengan 6 membahas tentang bahan dan prosesing pendidikan. Butir 7 sampai dengan 8 membahas tentang faktor menunjang proses pendidikan. Butir 9 khusus tentang pendidik. Butir 10 sampai dengan 12 membahas tentang penyelenggaraan pendidikan. Dan butir 13, membahas tentang alat –alat mengembangkan ilmu pendidikan. Di samping sistematika tersebut di atas, ada masing-masing cabang itu sendiri juga materinya tersusun secara sistematis.

Tujuan Ilmu Pendidikan

pendidikan mempunyai dua tujuan besar yakni mengembangkan individu dan masyarakat yang “ smart and good” (Lickona 1992 : 6). Konsepsi tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan pendidikan tidak lain adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas (smart) dan baik (good).

Secara elaboratif tujuan ini oleh bloom dkk (1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan dan pengertian, nilai dan sikap, dan keterampilan psikomotorik.

Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia yaitu:

Hubungan dengan Tuhan Ialah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(6)

Bidang usaha mencakup keterampilan, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif.

Kesehatan yang mencakup kesehatan jasmani dan rohani.

Keempat kelompok ini sudah mencakup keseluruhan perkembangan dan pertumbuhan yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Setiap orang normal membutuhkan pembentukan diri, baik dari segi kepribadian, kesehatan, maupun kemampuan mempertahankan hidup dan tanggung jawabnya kepada Tuhan Ynag Maha Esa sebagai pencipta. Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia-manusia yang lebih berbudaya, manusia yang memiliki kepribadian yang baik.

Pendidikan Sepanjang Haya

Life long education cenderung melihat pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia secara penuh yang berjalan terus-menerus seolah-olah tidak ada batasannya sampai meninggal. Ini berarti bahwa pendidikan itu tidak hanya penting bagi anak-anak (yang biasa dianggap belum siap kehidupan sosialnya dan melakukan peranan masyarakat dewasa), tetapi juga penting untuk orang dewasa maupun orangtua dalam rangka pencapaian perkemmbangan manusia yang penuh.

Bahwa manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.

Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi,dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini.Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kkritik yang dilontarkan pada sekolah.Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup-kebutuhan hidup atau tuntunan manusia yang makin meningkat.Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari sejak kanka-kanak sampai dewasa,tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang pesat.Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang fleksibel.Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.

Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan

Menurut Munib (2006: 34) ada beberapa sifat dari ilmu pendidikan, yaitu: 1. Ilmu pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Deskriptif-Normatif

Ilmu pendidikan itu selalu berhubungan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan tentang, siapakah manusia biasaya termasuk bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melaksanakan pendidikan.

Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan cirri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai ini diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tapi secara normatif bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat, dan pandangan hidup, bahkan juga dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.

(7)

a. Di Yunani Kuno orang sangat mementingkan tujuan pendidikan, yaitu pembentukan warga negara yang kuat. Orang Yunani mempunyai pandangan, bahwa manusia dilihat sebagai makhluk bermain (humo iudens). Jadi yang utama adalah pendidikan jasmani, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat juga jiwa yang sehat (men sana in corpora sano). Dapat dipahami latar belakang mengapa mereka berpandangan demikian. Oleh karena Yunani terdiri atas negara yang banyak mengalami ketegangan, sehingga memerlukan kemampuan untuk mengatasi keadaan yang sulit. Sementara itu Yunani terdiri atas polis-polis (negara kota) yang saling berperang. b. Pada abad ke-17, 18, dan 19 di Eropa Barat tampak Rasionalisme yang sangat kuat. Eropa Barat mempunyai pandangan tentang manusi sebagai berikut :

Manusia adalah makluk berfikir (homo sapiens), akal sebagai pangkal otak. Orang sangat menjunjung tinggi akal, baik akal teoritis maupun akal praktis. Dengan akal menusia menghasilkan pengetahuan. Dengan pengetahuan manusia dapat berbuat baik dalam pengertian sempurna. Sebagai contoh kita kembali ingat kepada Rene Descartes dengan metode keraguanya yang bersemboyan: “eogito ergo sun”, yang artinya saya berfikir, jadi saya ada. Oleh karena saya sadar bahwa saya ada, maka ada yang meng-Ada-kan dan yang meng-Ada-kan itu sempurna, maka yang diciptakan itu sempurna. Atas dasar titik tolak itu, maka paham ini berpendapat, bahwa akal (pengetahuan) maha kuasa.

John Lock, bapak Empirisme yang sangat mementingkan pengaruh pendidikan atas dasar teori tabularasa. Dari contoh-contoh di atas kelihatan, bahwa ada nilai-nilai tertentu yang menjadi norma, misalnya pengetahuan yang merupakan norma bagi pelaksana pendidikan.

c. Di Amerika Serikat kita berkenalan dengan John Dewey dengan filsafat Pragmatisme dan Etika Utilirianisme beserta dengan Psikologi Behaviorisme. Normanya terletak pada :”bahwa kebenaran itu terletak pada kenyataan yang praktis”. Apa yang berguna untuk diri itu adalah benar. Segala yang sesuai dengan praktik itulah yang benar.

Pandangan ini sangat berpengaruh dalam psikologi dan menghasilkan metode-metode mendidik dengan cara mendriil dan pelatihan yang pada akhirnya menghasilkan manusia sebagai mesin yang berdasarkanrespons terhadap stimulus.

2. Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis dan Praktis-Pragmatis

Pada umumnya ilmu mendidik tidak hanya mencari pengetahuan diskriptif tentang objek pendidikan, melainkan ingin juga mengetahui bagaimana cara sebaiknya untuk berfaedah terhadap objek didiknya. Jadi dilihat dari maksut dan tujuanya, ilmu mendidik boleh disebut “ilmu yang praktis”, sebab ditujukan kepada praktik dan perbuatan-perbuatan yang mempengaruhi anak didiknya. Walaupun ilmu pendidikan ditujukan kepada praktik mendidik, namun perlu dibedakan ilmu pendidikan sebagai ilmu yang bersifat praktis-pragmatis.

Dalam ilmu mendidik teoritis kita bedakan, ilmu mendidik teoritis menjadi ilmu mendidik sistematis dan ilmu mendidik historis. Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistematiskan di dalam pemikiranya apa yang tersusun sebagai pola pemikiran pedidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran teoritis ini disusun dalam satu sistem pendidikan dan biasanya disebut ilmu mendidik teoritis. Ilmu mendidik teoritis ini disebut juga ilmu mendidik sistematis. Jadi sebenarnya kedua istilah itu mempunya arti yang sama, yaitu teoritis sama saja dengan sistematis.

Dalam rangka membicarakan ilmu mendidik teoritis perlu diperhatikan sejarah pendidikan. Dengan mempelajari sejarah endidikan itu terlihat telah tersusun pandangan – pandangan teoritis yang dapat dipakai sebagai peringatan untuk menyusun teori pendidikan selanjutnya.

(8)

Para pendidik yang jenius itu sebenarnya juga menggunakan teorinya sendiri, walapun teori tersebut belum disistematiskan. Seorang mahaguru ilmu mendidik J.M Gunning pernah berkata: “teori tanpa praktik adalah baik pada kaum cerdik cendekiawan dan praktik tanpa teori hanya terdapat pada orang gila dan para penjahat”. Akan tetapi pada kebanyakan pendidik diperlukan teori dan praktik berjalan bersama-sama.

Unsur-unsur dan faktor-faktor yang mmempengaruhi pendidikan PESERTA DIDIK

Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun dari segi perkembangan mental.Setiap individu memerlukan bantuan dan perkembangan pada tingkat yang sesuai dengan tugas perkembangan setiap anak didik. Peserta didik berbeda menurut kodratnya di mana ia sedang mendapatkan pendidikan. Dalam keluarga yang berfungsi sebagai peserta didik adalah anak, di sekolah-sekolah adalah murid, di masyarakat yaitu anak-anak yang mebutuhkan bimbingan dan pertolongan menurut lembaga yang mengasuh pendidikan tersebut.Dengan demikian pendidikan harus memahami irama perkembangan setiap peserta didik pada tiap-tiap tingkat perkembangan sehingga memungkinkan memberikan bantuan yang tepat dan berdaya guna. Adapun hubungan antara pendidik dan peserta didik itu dalam proses belajar mengajar itulah yang merupakan faktor yang sangat menentukan.

Setiap kegiatan pendidikan sudah pasti memerlukan unsur anak didik sebagai sasaran dari pada kegiatan tersebut. Yang dimaksudkan dengan anak didik di sini adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan bimbingan dan pertolongan dari orang lain yang sudah dewasa, guna dapat melaksankan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu yang mandiri.

Sudah di jelaskan bahwa anak pada waktu lahir mendapkan bekal berupa perbuatan sikap yang di sebut insting.Insting tidak banyak berperan dalam kehidupan manusia.Selain itu, juga mendapatkan bekal berupa benih dan potensi yang mempunyai kemungkinan berkembang pada waktunya dan apabila ada kesempatan dan stimulusnya melalui kegiatan pendidikan yang diberikan padanya.Benih atau potensi tersebut dinamakan pembawaan.

Setiap anak didik mempunyai pembawaan yang berlainan.Karena itu pendidik wajib senantiasa berusaha untuk mengetahui pembawaan masing-masing anak didiknya, agar layanan pendidikan yang diberikan itu sesuai dengan keadaan pembawaan masing-masing.

PENDIDIK

Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan di gugu lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua muridnya. Artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran oleh semua muridnya dan sekaligus untuk diteladani. Adapun definisi guru menurut :

a. Zakiyah Daradjat

Mengartikan guru adalah pendidik professional, karena secara inplisit ia telah menerima dan memikul sebagian tanggung jawab orang tua murid ketika menyekolahkan anaknya ke sekolah atau madrasah, berarti telah melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.

b. Poerwadarminta

(9)

Guru dalam islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif maupun potensi psikomotorik dan mampu mandiri secara makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial dalam memenuhi tugasnya sebagai makhluk Allah.

Pekerjaan Guru adalah mendidik. Mendidik itu merupakan suatu usaha yang amat kompleks, mengingatkan banyaknya kegiatan yang harus diantisipasi untuk membantu anak didik menjadi orang yang dewasa. Kecakapan mendidik mutlak diperlukan, agar tujuan pendidikan itu dapat tercapai, untuk itu seorang guru benar-benar dituntut untuk bekerja secara profesional. Dengan kata lain guru adalah pekerjaan profesional.

TUJUAN

Setiap kegiatan pendidikan baik di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat tentu memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Menurut Langeveld dalam bukunya Beknopte Theoretische Paedagogiek dibedakan adanya berbagai macam tujuan pendidikan sebagai berikut: Tujuan Umum kepada kepada peserta didik dan diharapkan untuk dikuasai peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu, syarat-syarat pemilihan materi pelajaran harus mendapatkan perhatian tersendiri. Adapun syarat-syarat yang dimaksud adalah (a)materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan dan, (b)materi harus sesuai dengan peserta didik.

METODE-METODE PEMBELAJARAN. a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Al Qur’an Surat Yunus ayat 23

b. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca.

c. Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/ membicarakan dan menganalisis secara ilmiyah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah. Abdurrahman Anahlawi menyebut metode ini dengan sebutan hiwar (dialog).

(10)

Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan murid harus mempertanggung jawabkannya.

e. Metode Demontrasi

Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.

f. Metode Amsal/perumpamaan

Yaitu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran melalui contoh atau perumpamaan.

g. Metode Targhib dan Tarhib

Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.

h. Metode pengulangan (tikror)

Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara mengulang-ngulang materi tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih lama materi yang disampaikan. Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau praktek yang diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seseorang membayangkan dirinya melakukan perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental, mengaktifkan orang yang belajar untuk membayangkan kejadian-kejadian yang sudah tidak ada untuk berikutnya bayangan-bayangan ini membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.

Lingkungan

Situasi lingkungan pada dasarnya juga dapat mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan yang dimaksud meliputi: lingkungan sosial budaya,lingkungan fisik dan lingkungan alam fisis. Sebagai salah satu unsur pendidikan, situasi lingkungan secara potensial dapat meanunjang atau menghambat usaha pendidikan

Yang jelas antara situasi lingkungan dan unsur-unsur lainnya, seperti: peserta didik, pendidik, tujuan, isi pendidikan, dan metode saling berhubungan dan mempengaruhi dalam pelaksanaan proses pendidikan. Pada hal-hal tertentu, yaitu situasi lingkungan tertentu dapat berpengaruh negatif terhadap pendidikan, maka situasi lingkungan tersebut menjadi pembatas pendidikan.

BAB III

(11)

KESIMPULAN

Suatu pendidikan di mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif sampai zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia didunia pendidikan akan tetap berlangsung karena itu adalah hakikat manusia dalam kehidupannya.

Dalam pendidikan ada 1). Tujuan pendidikan yaitu: mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2). Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan di gugu lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua muridnya. Artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran oleh semua muridnya dan sekaligus untuk diteladani.3).Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun dari segi perkembangan mental.4).kurikulum adalah rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok bahasan penilaian dan perangkat lainnya.5). metode pembelajaran.

Pendidikan sangat bermanfaat dikehidupan selanjutnya karena pendidikan dapat mengangakat harkat dan martabat seseorang, dan pendidikan tidak akan pernah pudar.

SARAN

Sebaiknya kita tidak hanya mendengar kata pendidikan, tapi kita harus mengetahui apa arti sebenarnya dari pendidikan, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Pelbagai kajian mendapati bahawa proses pembelajaran melalui pengalaman amat berkesan dalam menghasilkan kesan pembelajaran sepanjang hayat berbanding proses pendidikan yang

Peneliti menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tesis yang berjudul “ Perspektif Epidemiologi Sepanjang Hayat tentang Faktor Sosioekonomi yang Mempengaruhi Status Gizi

Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial mengandung arti bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri namun pasti akan selalu berhubungan dengan orang lain..

Bagi orang-orang tidak percaya, yang menjadi penguasa atas diri mereka adalah dosa dan juga segala filsafat dunia yang berkembang pada zaman mereka hidup, sehingga pada

Mata kuliah ini membahas tentang dasar-dasar pendidikan yang meliputi; hakikat manusia dan pengembangannya, unsur-unsur pendidikan, landasan dan asas-asas

Transformasi dalam dunia pendidikan selalu harus diupayakan agar pendidikan benar-benar dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam usaha untuk mencerdaskan

Dari uraian tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa paradigma pendidikan merupakan kerangka berpikir dari setiap orang yang terlibat dalam dunia pendidikan

Keluarga, sekolah, masyarakat merupakan gambaran dari sistem pendidikan yang saling terkait dalam penyelenggraan pendidikan, keluarga merupakan dasar pendidikan dan merupakan awal dari