KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Semarang, september 2014
DAFTAR ISI
Halaman cofer ... 1
Kata Pengantar ... 2
Daftar isi ... 3
Pendahuluan ... ... 4
Pembahasan ... 7
Penutup ... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan.Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir, bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup, dan penghidupan manusia yang mengembang tugas dari Allah untuk beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran dan pendidikan itu tidak dapat luntur atau tidak dapat dilupakan sampai akhir hayat. Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri.Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia pendidikan seharusnya selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan, merefleksikannya di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai hasil Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna hakikat pendidikan.
2.
Rumusan Masalah
1. Apa arti pendidikan ?2. Apa hakikat Pendidikan itu?
3. Hakikat pendidikan menurut islam?
4. Apa Tujuan Hakikat Pendidikan ?
3 . Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui arti pendidikan yang ditinjau dari beberapa konsep, atau beberapa defenisi
2. Dapat mengetahui arti dari hakikat pendidikan dan penerapannya di kehidupan sehari-hari
3. Dapat mengeahui hakikat pendidikan menurut Islam
4. Dapat mengetahui tentang tujuan dari hakikat pendidikan
5. Dapat mengetahui tentang unsur unsur dan faktor faktor yang mempengaruhi pendidikan
6. dapat mengetahui pendidikan berlangsung sepanjang hayat.
7. Dan Bagaimana bentuk dan kondisi Pendidikan di masa yang akan datang.
4 . Metode Penulisan
Metode yang digunakan yaitu metode studi pustaka atau menggunakan literature seperti, buku dan pengambilan data dari internet atau media elektronik, serta penulisannya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pendidikan
a. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir
bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
b. Berdasarkan
UU
SPN
No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
c. Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekutan batin,karakter),pikiran (intelek),dan tubuh anak.
d. Menurut William F Pendidikan harus dilihat di dalam cakupan pengertian yang luas.
Pendidikan juga bukan merupakan suatu proses yang netral sehingga terbebas dari nilai-nilai dan Ideologi.
e. Kosasih Djahiri (1980 : 3) mengatakan bahwa Pendidikan adalah merupakan upaya yang
terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) kearah membina manusia/anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya (civilized). f. Dalam bahasa Yunani pendidikan adalah pedagogik, yaitu : ilmu menuntun anak.
g. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun,
tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia.
h. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yakni : membangkitkan kekuatan
Apabila ditarik secara garis besar dapat di artikan pendidikan ialah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik masyarakatnya. Terlepas dari berbagai macam definisi pendidikan yang diutarakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Usaha
Pendidikan mengandung unsur usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah direncanakan.
2. Tujuan
Pendidikan harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk terfokusnya sistem pendidikan yang berlangsung.
3. Lingkungan
Pendidikan harus memiliki suatu lingkungan tertentu. Tanpa adanya lingkungan tersebut, maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan dengan tidak teratur.
4. Kesengajaan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan sadar.
2.
Pengertian Hakikat Pendidikan
Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua pendapat yaitu: pendekatan
epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda mengenai apakah hakikat pendidikan itu. Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah adalah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu proses yang interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang
mengalami perubahan yang semakin pesat;
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.
Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua kelompok besar
yaitu :
• Pendekatan reduksionisme
Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal namun tidak melebar secara horizontal. .
• Pendekatan Redaksional
Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia dewasa. Pandangan ini penganutnya beranggapan bahwa anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.
2. Pendekatan Filasofis / religionisme
Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri.
3. Pendekatan religius / religionisme
Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
4. Pendekatan psikologis / psikologisme
Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja. 5. Pendekatan negativis / negativism
6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu
Jadi pada intinya, Hakikat Pendidikan adalah mendidik manusia menjadi manusia sehingga hakekat atau inti dari pendidikan tidak akan terlepas dari hakekat manusia, sebab urusan utama pendidikan adalah manusia. Wawasan yang dianut oleh pendidik tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam melaksanakan tugasnya, disamping konsep pendidikan yang dianut.
3.
Hakikat Pendidikan menurut Islam
Pendidikan secara semantik menunjukkan pada suatu kegiatan atau proses yang berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan seseorang kepada orang lain . Pengertian tersebut belum menunjukkan adanya program, sistem, dan metoda yang lazimnya digunakan dalam melakukan pendidikan atau pengajaran. Ada 3 pengerian hakikat pendidikan di dalam islam yaitu:
Ta”lim : Pembinaan/Pengarahan (Ilmu Pengetahuan)
Tarbiyah : Pengajaran
Ta”dib : Pembinaan/Pengarahan (moral dan esetika)
Pendidikan menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung didalam ketiga istilah tersebut. Namun demikian, ketiga istilah tersebut sebenarnya memberi kesan bahwa antara satu dan yang lainnya berbeda. Beda istilah ta‟lim mengesankan memberikan proses pemberian bekal pengetahuan. Sedangkan istilah tarbiyah, mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental.sementara istilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental, sedangkan sitilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan estetika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia.
4 . Tujuan Hakikat Pendidikan
Secara elaboratif tujuan ini oleh bloom dkk (1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan dan pengertian, nilai dan sikap, dan keterampilan psikomotorik.
Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
5 . Unsur dan faktor yang mempengaruhu pendidikan
Unsur yang terdapat didalam setiap kegiatan pendidikan yaitu :
a. Peserta didik
b. Pendidik
Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan
di gugu lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua muridnya. Artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran oleh semua muridnya dan sekaligus untuk diteladani.
c. Tujuan
Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan
pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
d. Isi Pendidikan (Kurikulum)
Banyak para ahli yang mendifnisikan kurikulum, yaitu antara lain: Lewis dan Meil Kurikulum adalah seperangkat bahan pelajaran,
merumuskan hasil belajar, penyediaan kesempatan belajar, kewajiban peserta didik.
Taba Kurikulum adalah tak peduli bagaimana rancangan
detailnya. Suatu kurikum biasanya mengandung suatu kenyataan mengenai maksud dan tujuan tertentu. Ia memberi petunjuk tentang beberapa pilihan dan susunan isinya. Ia menyuratkan pola-pola belajar dan mengajar tertentu, baik karena dikehendaki oleh tujuannya maupun oleh susunan isinya. Akibatnya ia
memerluakn suatu program pengevakuasian hasil-hasilnya. Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat di simbulkan sebagai berikut: kurikulum merupakan rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok bahasan penilaian dan perangkat lainnya. Sedangkan pokok pikiran
penting yang biasa dalam kurikulum adalah tujuan pendidikan, bahan pelajaran, pengalaman dan aspek perencanaan. Isi dari program
pendidikan adalah segala sesuatu yang di berikan kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.
e. Metode
Metode metode dalam pembelajaran antara lain : Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik
. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca.
Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/ membicarakan dan menganalisis secara ilmiyah guna
alternative pemecahan atas sesuatu masalah. Abdurrahman Anahlawi menyebut metode ini dengan sebutan hiwar (dialog).
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan murid harus mempertanggung jawabkannya.
Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.
Metode Amsal/perumpamaan
Yaitu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran melalui contoh atau perumpamaan.
Metode Targhib dan Tarhib
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman
terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.
Metode pengulangan (tikror)
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara mengulang-ngulang materi tersebut dengan harapan siswa bisa
mengingat lebih lama materi yang disampaikan.
f. Lingkungan
6
.
Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi,dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini.Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kkritik yang dilontarkan pada sekolah.Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup-kebutuhan hidup atau tuntunan manusia yang makin meningkat.Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari sejak kanka-kanak sampai dewasa,tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang pesat.Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang fleksibel.Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
Terjadinya suatu perubahan pandangan pendidikan kearah Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH),karena :
a.Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa :
o Semakin banyaknya keluaran dari system persekolahan (system pendidikan formal)yang ingin melanjutkan pendidikan ,
b. Pendidikan Sepanjang Masa di pandang sebagai hal yang melatar belakangi kebutuhan system pendidikan secara keseluruhan yang dapat merespon kebutuhan dan tujuan dasar bidang sosial ekonomi,politik dan kebudayaan.
c. Banyaknya hasil penelitian tentang sekolah yang antara lain menyatakan “Bahwa system pendidikan dewasa ini tidak sesuai sebagaimana yang diharapkan”.
d. Peningkatan kuantitas dan kualitas sekolah tidak membantu memecahkan pemenuhan kebutuhan hidup ,dan perbaikan system sekolah hanya menguntungkan mereka yang sudah mendapat kesempatan sekolah,sedang di luarnya masih banyak berjuta-juta anak yang menunggu kesempatan ini.Dalam rangka ini fungsi guru adalah membantu anak untuk mengetahui sesuatu yang ada dalam dirinya.
e. Keterbatasan system persekolahan yang telah mempaketkan atau membakukan sehingga para siswa menerima pengetahuan dengan keahlian yang telah terpilihkan dan dengan resiko dapat digunakan/tidak setelah akhir studinya.
Kalau kita mendengar kalimat sepanjang hayat artinya tidak akan pernah punah, atau tidak akan pernah pudar sepanjang waktu kecuali suatu zat, benuk itu mati. Begitu halnya juga dengan pendidikan, pendidikan tidak akan pernah punah atau pudar, bahkan terkadang ilmu atau materi yang didapat dari pendidikan biasanya bertambah dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuaan teknologi. Mengapa pendidikan itu dapat dikatakan harta yang paling berharga sepanjang hayat?, karena pendidikan inilah yang akan anda ajarkan kepada setiap generasi masa depan anda, bahkan ilmu yang anda dapatkan di waktu dulu mungkin dapat berbeda atau terjadi penambahan ilmu dengan generasi anda dimasa depan.
Kalau kita ingin mendalami suatu ilmu atau suatu pendidikan maka sampai anda mati pun masih ada ilmu yang anda belum temui atau anda belum ketahui, bahkan ilmu atau suatu pendidikan dapat membawa kita kea rah yang lebih baik untuk masa depan kita dan masa depan generasi kita kelak nanti. Apalagi dizaman globalisasi ini orang yang tidak berpendidikan atau berilmu masih saja terus dipandang rendah dan ditertawakan, bagaimana orang yang hidup dimasa depan nanti?, sekarang anda dapat membayangkan 50 tahun kedepan atau beberapa ahun ke depan nasib anda apabila anda tidak berpendidikan.contoh dilingkungan anda saja, mungkin anda berpendapa bahwa pendidikan itu tidak bermanfaat, tapi kelak anda butuhkan untuk masa depan anda, contoh kecil dilingkungan keluarga :
kesekolah, yakin dan percaya anda hanya dapat diam saat anda dihadapkan suatu masalah apabila anda tidak memiliki ilmu atau anda tidak berpendidikan maka itulah diperlukan adanya pendidikan, dan pendidikan iu digunakan sepanjang hayat kita
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa Hakikat Pendidikan adalah
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang
mengalami perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/47067144/Makalah-Hakikat-Tujuan-Pendidikan . www.filsafatpendidikanblogs.com