• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

JETri,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 21-40, ISSN 1412-0372

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN

SOFTWARE PSPICE

Kiki Prawiroredjo

Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti

Abstract

A Sallen–Key filter is a type of active filter, particularly valued for its simplicity. The circuit produces a 2-pole (12 dB/octave) lowpass or highpass response using two resistors, two capacitors and a buffer amplifier or operational amplifier. By varying the gain of the amplifier the filter will have a certain type of frequency response such as Bessel, Butterworth or Chebyshev. Higher-order filters can be obtained by cascading two or more stages. This filter topology is also known as a voltage controlled voltage source (VCVS) filter. The op-amp provides buffering between filter stages, so that each stage can be designed independently. PSpice software can be used to simulate the filter circuits and the frequency response can be analyzed before the circuits are built. Designers can change the frequency response easily by changing the values of the components in the filter design by PSpice software. The results of the simulation show that the Bessel response has the lowest output voltage and the lowest roll-off, Butterworth frequency response has higher output voltage than Bessel and as the most stable one but Chebyshev response has the highest output voltage and the highest roll-off but not stable.

Keywords: Sallen-Key filter, PSpice software, frequency response, lowpass filter, highpass

filter, Operational Amplifier, Bessel, Butterworth, Chebyshev.

1. Pendahuluan.

Sebuah filter dapat dibangun dari komponen pasif saja seperti resistor, kapasitor dan induktor dan disebut filter pasive, sedangkan filter aktif adalah perluasan dari filter passive dengan menambahkan satu atau lebih komponen penguat.

Filter aktif Sallen-Key adalah filter aktif yang dapat dibangun dari sebuah Operational Amplifier, komponen passive resistor dan kapasitor. Dengan mengubah-ubah nilai penguatan dari amplifier yang dipasang dapat diatur tanggapan frekuensi filter yang dikehendaki.

(2)

JETri,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 21-40, ISSN 1412-0372

Jenis filter bandpass maupun bandstop dapat dibuat dengan mengkombinasikan dua jenis filter highpass dan lowpass. Orde filter yang lebih tinggi dapat dibuat dengan mengkaskade dua atau lebih filter orde dua.

Untuk mengetahui tanggapan frekuensi dari filter yang akan dibuat, seorang perancang dapat melakukan simulasi rangkaian filter tersebut dengan menggunakan software PSpice sebelum rangkaian dibuat.

Dengan melakukan simulasi dapat diatur tanggapan frekuensi yang dikehendaki dengan mengubah-ubah besar nilai komponen yang akan dipasang pada rangkaian.

Komponen penentu frekuensi cut off maupun komponen penentu penguatan filter akan menentukan jenis tanggapan frekuensinya yaitu Bessel, Butterworth atau Chebyshev.

Dari tanggapan frekuensi filter juga dapat ditentukan kemiringan

(roll-off) dari filter.

2. Filter Aktif Sallen Key dengan Operational Amplifier 2.1. Lowpass Filter Aktif Sallen Key orde dua

Berdasarkan Gambar 1. seperti pada halaman berikut ini, bentuk umum

Transfer Function LPF orde dua:

H(s) = ) ( ) .( 2 0 0 2 2 0 0



  s s A (1)

Dimana A0 adalah penguatan dari Non Inverting Amplifier Op-Amp yaitu :

0 A = 1 + g f R R (2)

(3)

Kiki Prawirodjo, Simulasi Filter Sallen Key Dengan Softwere Pspice

Gambar1. Rangkaian Low Pass Filter Orde Dua

Transfer Function dari rangkaian Gambar 1. Halaman berikut ini adalah (J.

Michael Jacob, 1993: 383): 2 1 2 1 2 1 2 1 0 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 0

1

)

1

(

C

C

R

R

C

C

R

R

s

A

C

R

C

R

C

R

s

C

C

R

R

A

V

V

in o

(3)

Pada rangkaian filter Sallen Key Komponen Serupa berlaku:

,

2 1

R

R

R

U17 LM741

+

3

-

2 V+ V-

4

OUT 6 OS1 1 OS2 5 C2 Rf Rg R2 R1 C1 Vout Vin +15Vdc -15Vdc V2 V1

(4)

JETri,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 21-40, ISSN 1412-0372

C

C

C

1

2

maka 2 1 2 1 0

1

C

C

R

R

(4) Menjadi

RC

1

0

(5)

Atau frekuensi cutoffnya:

RC

f

2

1

0

(6)

Dengan membandingkan persamaan (1) dan (3) di atas didapat:

2 1 2 1 0 1 1 2 1 2 2 (1 ) C C R R A C R C R C R    

(7) Menjadi:

3A0 (8)

Nilai α disebut juga koefisien redaman (damping coeficient). Berdasarkan nilai α dikenal bermacam-macam frekuensi tanggapan filter yaitu (Denton J. Dailey, 1989: 198):

a. Filter Butterworth dengan nilai α = 1,414 disebut critical damp dengan koefisien koreksi frekuensi kf = 1. Tanggapan frekuensi dari filter Butterworth adalah tanggapan frekuensi yang paling stabil atau rata pada daerah passbandnya.

b. Filter Chebyshev dengan nilai α < 1,414 disebut under damp dengan koefisien koreksi frekuensi kf > 1. Tanggapan frekuensi dari filter Chebyshev adalah tanggapan frekuensi yang paling bergejolak (kurang stabil) pada daerah passbandnya.

(5)

Kiki Prawirodjo, Simulasi Filter Sallen Key Dengan Softwere Pspice

c. Filter Bessel dengan nilai α > 1,414 disebut over damp dengan koefisien koreksi frekuensi kf < 1. Tanggapan frekuensi dari filter Bessel adalah tanggapan yang paling landai pada daerah passbandnya karena faktor redamannya yang besar.

Dengan adanya faktor koreksi frekuensi maka frekuensi cutoff menjadi:

RC

k

f

f

2

0

(9)

Pada Low Pass Filter nilai kf disebut juga klp.

Faktor Kualitas (Quality Factor) Q adalah bilangan yang menentukan tinggi dan lebar dari puncak tanggapan frekuensi filter didapat dari :

Q =

1

(10)

2.2. High Pass Filter Aktif Sallen Key Orde Dua

Berdasarkan Gambar 2. pada halaman berikut, bentuk umum Transfer

Function HPF orde dua:

H(s) = ) ( . 2 0 0 2 2 0



  s s s A (11)

Dimana A0 adalah penguatan dari Non Inverting Amplifier Op-Amp yaitu:

0 A = 1 + g f R R (12)

Transfer Function dari rangkaian gambar 2. di atas adalah (J. Michael

Jacob, 1993: 404): 2 1 2 1 2 1 2 1 0 2 2 2 1 1 1 2 2 0 1 ) 1 ( . C C R R C C R R s A C R C R C R s s A V V in o       (13)

(6)

JETri,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 21-40, ISSN 1412-0372

Gambar 2. High Pass Filter Orde Dua

Pada rangkaian filter Sallen Key Komponen Serupa berlaku seperti persamaan (4), (5) dan (6).

Dengan membandingkan persamaan (11) dan (13) di atas didapat:

2 1 2 1 0 2 2 2 1 1 1 (1 ) C C R R A C R C R C R    

(14) Menjadi: U17 LM741

+

3

-

2 V+ V-

4

OUT 6 OS1 1 OS2 5 R2 Rf Rg C2 C1 R1 Vout Vin +15Vdc -15Vdc V2 V1

(7)

Kiki Prawirodjo, Simulasi Filter Sallen Key Dengan Softwere Pspice

0 3A

(15)

Untuk jenis High Pass Filter yang menggunakan koefisien koreksi frekuensi dapat menggunakan:

lp hp

k

k

1

(16)

Faktor Kualitas (Quality Factor) Q adalah bilangan yang menentukan tinggi dan lebar dari puncak tanggapan frekuensi filter didapat dari:

Q =

1

3. Rancangan LPF dan HPF

Untuk dapat melakukan simulasi dari LPF dan HPF harus ditentukan dahulu spesifikasi yang dikehendaki yaitu jenis tanggapan filter, frekuensi cutoff, dan orde dari filter.

Dengan menentukan terlebih dahulu spesifikasi tersebut maka dapat ditentukan besarnya α dan koefisien koreksi frekuensi (dari tabel

Second order filter parameters) (J. Michael Jacob, 1993, 390) dan besarnya

nilai-nilai komponen yang belum diketahui.

3.1. Contoh merancang LPF orde dua:

Dalam merancang LPF Orde 2 besarnya nilai tahanan Rf dan Rg perlu ditentukan terlebih dahulu untuk mendapatkan penguatan amplifier yang menentukan jenis tanggapan frekuensinya.

Tabel 1 (pada halaman berikut ini) adalah nilai Rf dan Rg yang didapat dari masing-masing tanggapan filter.

Nilai Rf diambil sama besar untuk semua tanggapan yaitu sebesar 10 kΩ. Nilai Rg dapat dicari d

engan menggunakan persamaan (2) dan

(8)

JETri,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 21-40, ISSN 1412-0372

Tabel 1. Menentukan besarnya nilai tahanan Rf dan Rg

Tanggapan Bessel Tanggapan 1 dB Chebyshev

A = 3 -  A = 3 – 1.732 A = 1.268 A = 1 + (Rf / Rg) Diambil nilai Rg = 10 kΩ 1.268 = 1 + (Rf / 10 kΩ ) (Rf / 10 kΩ) = 0.268 Rf = 2.68 kΩ A = 3 -  A = 3 – 1.054 A = 1.946 A = 1 + (Rf / Rg) Diambil nilai Rg = 10 kΩ 1.946 = 1 + (Rf / 10 kΩ) (Rf / 10 kΩ) = 0.946 Rf = 9.46 kΩ

Tanggapan Butterworth Tanggapan 2 dB Chebyshev

A = 3 -  A = 3 – 1.414 A = 1.586 A = 1 + (Rf / Rg) Diambil nilai Rg = 10 kΩ 1.586 = 1 + (Rf / 10 kΩ ) (Rf / 10 kΩ) = 0.586 Rf = 5.86 kΩ A = 3 -  A = 3 – 0.886 A = 2.114 A = 1 + (Rf / Rg) Diambil nilai Rg = 10 kΩ 2.114 = 1 + (Rf / 10 kΩ) (Rf / 10 kΩ) = 1.114 Rf = 11.14 kΩ Tanggapan 3 dB Chebyshev A = 3 -  A = 3 – 0.766 A = 2.234 A = 1 + (Rf / Rg) Diambil nilai Rg = 10 kΩ 2.234 = 1 + (Rf / 10 kΩ) (Rf / 10 kΩ) = 1.234 Rf = 12.34 kΩ

(9)

Kiki Prawirodjo, Simulasi Filter Sallen Key Dengan Softwere Pspice

Selanjutnya menentukan besar nilai komponen R1, R2, C1 dan C2 untuk menentukan frekuensi cut off filter sebesar 8 kHz. Agar perhitungan nilai:

R1 = R2 = R dan

C1 = C2 = C.

menjadi lebih mudah, maka diambil nilai: R = R1 = R2 = 10 kΩ.

Tabel 2. Menentukan besar nilai komponen Rdan C (kontinyu)

Tanggapan Bessel Tanggapan 1 dB Chebyshev

Ditentukan frekuensi cutoff = 8 kHz 2 R C fo = klp

6.28 x 10 kΩ x C x 8 kHz = 0.785 502.4 x 106 x C = 0.785

C = 1.5625 x 10-9 C = 1.5625 nF

Ditentukan frekuensi cutoff = 8kHz 2 R C fo = klp

6.28 x 10 kΩ x C x 8 kHz = 1.238 502.4 x 106 x C = 1.238

C = 2.4642 x 10-9 C = 2.4642 nF

Tanggapan Butterworth Tanggapan 2 dB Chebyshev

Ditentukan frekuensi cutoff = 8 kHz 2 R C fo = klp

6.28 x 10 kΩ x C x 8 kHz = 1 502.4 x 106 x C = 1

C = 1.9904 x 10-9 C = 1.9904 nF

Ditentukan frekuensi cutoff = 8kHz 2 R C fo = klp

6.28 x 10 kΩ x C x 8 kHz = 1.333 502.4 x 106 x C = 1.333

C = 2.6532 x 10-9 C = 2.6532 nF

(10)

JETri,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 21-40, ISSN 1412-0372

Sambungan Tabel 2.

Tanggapan 3 dB Chebyshev

Ditentukan frekuensi cutoff = 8kHz 2 R C fo = klp 6.28 x 10 kΩ x C x 8 kHz = 1.390 502.4 x 106 x C = 1.390 C = 2.7667 x 10-9 C = 2.7667 nF

Nilai komponen untuk simulasi Low Pass Filter terangkum dalam Tabel 3. berikut:

Tabel 3. Nilai komponen yang digunakan untuk simulasi Low Pass Filter Orde 2 Tanggapan Rf (k) Rg (k) R=R1=R2 (k) C=C1=C2 (nF) Bessel 2.68 10 10 1.5625 Butterworth 5.86 10 10 1.9904 1 dB Chebyshev 9.46 10 10 2.4642 2 dB Chebyshev 11.14 10 10 2.6532 3dB Chebyshev 12.34 10 10 2.7667

(11)

Kiki Prawirodjo, Simulasi Filter Sallen Key Dengan Softwere Pspice

3.2. Hasil simulasi dengan software PSpice.

Gambar 3. Rangkaian LPF Orde 2

Gambar 4. Tanggapan Frekuensi LPF Orde 2 Bessel

U17 LM741 + 3 - 2 V+ V- 4 OUT 6 OS1 1 OS2 5 C2 R3 R4 R2 R 1 C1 Vout V3 +15Vdc -15Vdc V2 V1 1.5625 n 1.5625 n 10 k 10 k 10 k 2.68 k 5 Vac 0 Vdc 8 V 6 V 4 V 2 V 0 V V(C1:-) Frequency 1.0Hz 10Hz 100Hz 1.0KHz 10KHz 100KHz 1.0MHz V(C1:-) 0V 2.0V 4.0V 6.0V 8.0V 1 Hz 10 Hz 100 Hz 1 KHz 10 KHz 100 KHz 1MHz

(12)

JETri,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 21-40, ISSN 1412-0372 1 Hz 10 Hz 100 Hz 1 KHz 10 KHz 100 KHz 1MHz 30 V 20 V 10 V 0 V V(C1:-) Frequency 1.0Hz 10Hz 100Hz 1.0KHz 10KHz 100KHz 1.0MHz V(C1:-) 0V 10V 20V 30V

Gambar 5. Tanggapan Frekuensi LPF Orde 2 Butterworth

Gambar 6. Tanggapan Frekuensi LPF Orde 2, 1 dB Chebyshev 1 Hz 10 Hz 100 Hz 1 KHz 10 KHz 100 KHz 1MHz 8 V 6 V 4 V 2 V 0 V V(C1:-) Frequency 1.0Hz 10Hz 100Hz 1.0KHz 10KHz 100KHz 1.0MHz V(C1:-) 0V 2.0V 4.0V 6.0V 8.0V

(13)

Kiki Prawirodjo, Simulasi Filter Sallen Key Dengan Softwere Pspice

Gambar 7. Tanggapan Frekuensi LPF Orde 2, 2 dB Chebyshev

Gambar 8. Tanggapan Frekuensi LPF Orde 2, 3 dB Chebyshev

1 Hz 10 Hz 100 Hz 1 KHz 10 KHz 100 KHz 1MHz 20 V 15 V 10 V 5 V 0 V V(C1:-) Frequency 1.0Hz 10Hz 100Hz 1.0KHz 10KHz 100KHz 1.0MHz V(U1:OUT) 0V 5V 10V 15V 20V Frequency 1.0Hz 10Hz 100Hz 1.0KHz 10KHz 100KHz 1.0MHz V(R3:2) 0V 4V 8V 12V 1 Hz 10 Hz 100 Hz 1 KHz 10 KHz 100 KHz 1MHz 12 V 8 V 4 V 0 V V(C1:-)

(14)

JETri,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 21-40, ISSN 1412-0372

3.3. Perancangan HPF orde dua :

Cara yang sama pada perancangan LPF orde 2 dilakukan dalam perancangan HPF orde dua yaitu dengan menentukan terlebih dahulu besarnya nilai tahanan Rf dan Rg.

Untuk penguatan amplifier yang menentukan jenis tanggapan frekuensinya.

Tabel 4. Menentukan besarnya nilai tahanan Rf dan Rg (kontinyu)

Tanggapan Bessel Tanggapan 1 dB Chebyshev

A = 3 -  A = 3 – 1.732 A = 1.268 A = 1 + (Rf / Rg) Diambil nilai Rg = 10 kΩ 1.268 = 1 + (Rf / 10 kΩ ) (Rf / 10 kΩ) = 0.268 Rf = 2.68 kΩ A = 3 -  A = 3 – 1.054 A = 1.946 A = 1 + (Rf / Rg) Diambil nilai Rg = 10 kΩ 1.946 = 1 + (Rf / 10 kΩ) (Rf / 10 kΩ) = 0.946 Rf = 9.46 kΩ

Tanggapan Butterworth Tanggapan 2 dB Chebyshev

A = 3 -  A = 3 – 1.414 A = 1.586 A = 1 + (Rf / Rg) Diambil nilai Rg = 10 kΩ 1.586 = 1 + (Rf / 10 kΩ ) (Rf / 10 kΩ) = 0.586 R f = 5.86 kΩ A = 3 -  A = 3 – 0.886 A = 2.114 A = 1 + (Rf / Rg) Diambil nilai Rg = 10 kΩ 2.114 = 1 + (Rf / 10 kΩ) (Rf / 10 kΩ) = 1.114 R f = 11.14 kΩ

(15)

Kiki Prawirodjo, Simulasi Filter Sallen Key Dengan Softwere Pspice Sambungan Tabel 4. Tanggapan 3 dB Chebyshev A = 3 -  A = 3 – 0.766 A = 2.234 A = 1 + (Rf / Rg) Diambil nilai Rg = 10 kΩ 2.234 = 1 + (Rf / 10 kΩ) (Rf / 10 kΩ) = 1.234 Rf = 12.34 kΩ Setelah nilai R

f dan Rg maka selamjutnya menentukan besar nilai komponen R1, R2, C1 dan C2 untuk menentukan frekuensi cut off filter sebesar 8 kHz. Agar perhitungan nilai:

R1 = R2 dan C1 = C2

menjadi lebih mudah, maka juga diambil nilai: R = R1 = R2 = 10 kΩ.

Pada Tabel 5. penentuan besaran nilai komponen Rdan C

Tabel 5. Menentukan besar nilai komponen Rdan C (kontinyu)

Tanggapan Bessel Tanggapan 1 dB Chebyshev

Ditentukan frekuensi cutoff = 8 kHz 2 R C fo = khp 6.28 x 10 kΩ x C x 8 kHz = 1/0.785 502.4 x 106 x C = 1/0.785 C = 2.5356 x 10-9 C = 2.5356 nF

Ditentukan frekuensi cutoff = 8 kHz 2 R C fo = khp 6.28 x 10 kΩ x C x 8 kHz = 1/1.238 502.4 x 106 x C = 1/1.238 C = 1.6078 x 10-9 C = 1.6078 nF

(16)

JETri,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 21-40, ISSN 1412-0372

Sambungan Tabel 5.

Tanggapan Butterworth Tanggapan 2 dB Chebyshev

Ditentukan frekuensi cutoff = 8 kHz 2 R C fo = khp 6.28 x 10 kΩ x C x 8 kHz = 1 502.4 x 106 x C = 1 C = 1.9904 x 10-9 C = 1.9904 nF

Ditentukan frekuensi cutoff = 8 kHz 2 R C fo = khp 6.28 x 10 kΩ x C x 8 kHz = 1/1.333 502.4 x 106 x C = 1/1.333 C = 1.4932 x 10-9 C = 1.4932 nF Tanggapan 3 dB Chebyshev

Ditentukan frekuensi cutoff = 8 kHz 2 R C fo = khp 6.28 x 10 kΩ x C x 8 kHz = 1/1.390 502.4 x 106 x C = 1/1.390 C = 1.4319 x 10-9 C = 1.4319 nF

Nilai komponen untuk simulasi High Pass Filter terangkum dalam Tabel 6. berikut :

Tabel 6. Nilai komponen yang digunakan untuk simulasi High Pass Filter Orde 2 Tanggapan Rf (k) Rg (k) R=R1=R2 (k) C=C1=C2 (nF) Bessel 2.68 10 10 2.5356 Butterworth 5.86 10 10 1.9904 1 dB Chebyshev 9.46 10 10 1.6078 2 dB Chebyshev 11.14 10 10 1.4932 3dB Chebyshev 12.34 10 10 1.4319

(17)

Kiki Prawirodjo, Simulasi Filter Sallen Key Dengan Softwere Pspice

3.4. Hasil simulasi dengan software PSpice.

Gambar 9. HPF Orde 2 tanggapan Bessel

Gambar 10. HPF Orde 2 tanggapan Butterworth

1 Hz 10 Hz 100 Hz 1 KHz 10 KHz 100 KHz 1MHz 8 V 6 V 4 V 2 V 0 V V(C1:-) Frequency 1.0Hz 10Hz 100Hz 1.0KHz 10KHz 100KHz 1.0MHz V(R3:2) 0V 2.0V 4.0V 6.0V 8.0V Frequency 1.0Hz 10Hz 100Hz 1.0KHz 10KHz 100KHz 1.0MHz V(U1:OUT) 0V 2.0V 4.0V 6.0V 8.0V 1 Hz 10 Hz 100 Hz 1 KHz 10 KHz 100 KHz 1MHz 8 V 6 V 4 V 2 V 0 V V(C1:-)

(18)

JETri,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 21-40, ISSN 1412-0372

Gambar 11. HPF Orde 2 tanggapan 1 dB Chebyshev

Gambar 12. HPF Orde 2 tanggapan 2 dB Chebyshev

1 Hz 10 Hz 100 Hz 1 KHz 10 KHz 100 KHz 1MHz 10 V 5 V 0 V V(C1:-) Frequency 1.0Hz 10Hz 100Hz 1.0KHz 10KHz 100KHz 1.0MHz V(R3:2) 0V 5V 10V 1 Hz 10 Hz 100 Hz 1 KHz 10 KHz 100 KHz 1MHz 10 V 5 V 0 V V(C1:-) Frequency 1.0Hz 10Hz 100Hz 1.0KHz 10KHz 100KHz 1.0MHz V(R3:2) 0V 5V 10V

(19)

Kiki Prawirodjo, Simulasi Filter Sallen Key Dengan Softwere Pspice

Gambar 13. HPF Orde 2 tanggapan 3dB Chebyshev

4. Kesimpulan.

1) Filter Sallen-Key adalah filter yang mudah dirancang, karena dengan model rangkaian yang sama dapat dibuat sebuah filter misalnya lowpass dengan tanggapan frekuensi yang dapat diatur melalui pengaturan nilai komponen penguatan yang dipasang maupun nilai komponen penentu frekuensi cut offnya.

2) Dari hasil simulasi filter baik LPF maupun HPF dapat dilihat bahwa filter dengan tanggapan frekuensi Bessel mempunyai tegangan keluaran yang paling rendah sesuai dengan jenis redamannya under damped, tanggapan frekuensi Butterworth adalah filter dengan tegangan keluaran yang lebih tinggi dari Bessel dan mempunyai daerah yang rata (stabil) sedangkan tanggapan frekuensi Chebyshev adalah filter dengan tegangan keluaran yang terbesar tetapi pada daerah tengah tidak stabil. 3) Dari hasil simulasi dapat dilihat bahwa daerah dimana tegangan

keluaran jatuh yaitu daerah miring (roll-off) dari tanggapan frekuensi Bessel adalah yang paling landai, sedangkan roll-off dari tanggapan frekuensi Butterworth lebih curam dari Bessel sedangkan roll-off dari 1 Hz 10 Hz 100 Hz 1 KHz 10 KHz 100 KHz 1MHz 10 V 5 V 0 V V(C1:-) Frequency 1.0Hz 10Hz 100Hz 1.0KHz 10KHz 100KHz 1.0MHz V(R3:2) 0V 5V 10V

(20)

JETri,

Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, Halaman 21-40, ISSN 1412-0372

tanggapan frekuensi Chebyshev adalah yang paling curam. Kecuraman

roll-off menentukan selektivitas dari suatu filter yang berarti tanggapan

frekuensi Chebyshev mempunyai selektivitas yang terbaik.

4) Dengan software PSpice, perancang dapat mensimulasikan filter yang dikehendaki dengan mengatur nilai-nilai komponen yang dipasang untuk mengubah tanggapan frekuensi maupun frekuensi cut off filter sehingga dapat dilihat hasilnya sebelum rangkaian filter dibuat.

Daftar Pustaka

1. Denton J. Dailey, 1989, Operational Amplifiers And Linier Integrated Circuits, International Edition, Singapore: McGraw-Hill, Inc.

2. J. Michael Jacob, 1993, Applications And Design With Analog Integrated Circuits, Second Edition, Engelwood Cliffs, New Jersey: Prentice_Hall, Inc.

Gambar

Gambar 2. High Pass Filter Orde Dua
Tabel 1. Menentukan besarnya nilai tahanan R f  dan R g
Tabel 2. Menentukan besar nilai komponen  R dan C (kontinyu)  Tanggapan Bessel  Tanggapan 1 dB Chebyshev
Tabel 3.  Nilai komponen yang digunakan untuk simulasi Low Pass Filter  Orde 2  Tanggapan  R f  (k)  R g  (k)  R=R 1 =R 2  (k)  C=C 1 =C 2  (nF)  Bessel  2.68  10  10  1.5625  Butterworth  5.86  10  10  1.9904  1 dB Chebyshev  9.46  10  10  2.4642  2 dB
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan isyarat verbal misalnya secara tertulis, akan tetapi isyarat non verbal dapat menunjukkan bahwa orang tersebut berbohong atau tidak, bisa dilihat atau tercermin

Peta dari sebuah himpunan buka terhadap pemetaan analitik yang tidak konstan senantiasa buka. Misalkan f : C −→ C suatu fungsi analitik yang

Berdasarkan uraian di atas, budidaya paprika banyak dikembangkan di Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat, padahal daerah yang memiliki kondisi fisik dan

Tentang perubahan sistem setelah tahun 1968 hingga sekarang tidak perlu dibahas, karena tidak ada hubungannya dengan IPBA (secara langsung) dan memang sudah

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat solvabilitas, ukuran kantor akuntan publik dan jenis perusahaan terhadap

Namun saat dewasa ikan mengkonsumsi alga hanya sebagi pelengkap, tapi makanan pokoknya yang terdiri dari makanan plankton, pakan udang beku, udang mentah cincang,

rasio kompresi pada penggunaan bahan bakar E100, pembakaran yang terjadi di ruang bakar akan menjadi lebih sempurna, karena tekanan dan temperatur yang lebih tinggi, maka

Gambar 4.9 Persentase Tingkat Pengetahuan Pasien Tuberkulosis Paru sesudah ( Posttest ) dilakukan Penyuluhan Informasi Obat