Adam Smith Sebuah Primer Bag. 6: Tentang Wealth of Nations Sejarah lembaga ekonomi
Buku III mempelajari tentang perkembangan hubungan ekonomi, kadang kala lewat perkiraan sejarah, kadang lewat fakta sejarah dan kesejahteraan. Smith memulai dengan menapak tilas evolosu dari masyarakat agrarian ke industri. Berkembangnya perkotaan, dan saling ketergantungan antara kota denga desa, adalah hal yang sepenuhnya alamiah, selidiknya. Pengrajin membutuhkan petani untuk memproduksi makanan mereka, tetapi petani membutuhkan pengrajin untuk peralatan mereka, dan kota menyediakan pasar untuk barang-barang mereka: tentu saja, lebih besar kontanya, lebih besar pasarnya. Dan tentu saja salah (sebagaimana seorang ekonom ‘fisiokrat’ Perancis pada saat itu berpendapat) bahwa kota-kota sekedar dipelihara oleh desa: kedua pihak saling menambah nilai lewat pertukaran dari kontribusi masing-masing yang berbeda.
Smith memetakan runtuhnya sistem feudal di Eropa dan menjelajahi awal dari hukum feudal setelah runtuhnya Kekaisaran Romwai dan bagaimana perdagangan yang setelahnya
tercipta.1 Sebelum zaman perdagangan dan perniagaan, Smith berspekulasi, kekayaan
dimiliki oleh tuan tanah yang besar; dan para baron ini tentunya juga menjadi otoritas hukum lokal. Tetapi kekuasaannya sewenang-wenang, dan hukum feudal dikembangkan sebagai usaha untuk menengahi hal ini – walaupun tidak sepenuhnya sukses. Tetapi munculnya perdagangan dan perniagaan mengakibatkan kekayaan (dan tentu saja kekuasaan) dari tuan tanah terkikis dan retainers (orang-orang yang tinggal di tanah tuan tanah pada zaman feudal dan mengabdi pada tuan tanah) kini menjadi penyewa independen. Penyewa tersebut, sekarang dengan aspirasi-nya masing-masing, menginginkan lebih banyak keamanan, dan sistem feudal digantikan dengan sistem kekuasaan hukum yang berlaku bagi yang kaya maupun yang miskin. Bertumbuhnya perdagangan telah memisahkan ekonomi dari kekuasaan politis; dan kekuatan ekonomi tentu saja berkuasa.
Ini adalah hal yang menggembirakan, dalam pendapat Smith, karena ini melindungi modal orang banyak dan memungkinkan perdagangan, perniagaan, dan manufaktur untuk berkembang dibawah lindungan sistem hukum sipil. Sekali lagi, hasil yang menguntungkan ini dihasilkan oleh kelompok orang yang paling tidak peduli dengan kepentingan umum, tetapi hanya peduli terhadap properti dan keamanan mereka sendiri.
1 Ibid., Buku III, bab IV.
Teori dan kebijakan ekonomi
Dalam Buku IV, Smith membangun kritiknya terhadap intervensi ekonomi. Dia memulai dengan para merkantilis dan pandangan salah mereka bahwa uang dan kekayaan adalah hal yang sama – dan kebijakan mereka untuk mengekang impor dan memperluas ekspor sehingga
memperoleh emas dan perak sebanyak mungkin. 2
Merkantilis dan uang
Uang, ingat Smith, hanyalah sekedar alat untuk memfasilitasi pertukaran. Karena perdagangan luar negeri hanyalah sebagian kecil dari total perdagangan, pergerakan lintas batas dari emas sangatlah sulit untuk menghancurkan bangsa yang besar.
Tentu saja, merkantili berkata bahwa emas tahan lama bangsa yang mengekspor ke Negara kita bisa secara jahat mengumpulkannya perlahan-lahan selama puluhan tahun sementara kita dengan bodohnya mempertukarkan komoditas yang tidak tahan lama dengan yang tahan lama. Smith menjawab balik bahwa kita tentunya senang bisa mengimpor anggur (yang bisa rusak) dari Perancis dan mengekspor peralatan (yang tahan lama). Tetapi orang perancis tentu saja tidak sebegitu bodohnya sehingga mau menimbun begitu banyak panci dan Loyang melebihi dari yang mereka butuhkan; dan tentu kita tidak seharusnya sebodoh itu untuk mengumpulkan emas dan perak melebihi jumlahnya yang berguna. Kelebihan logam tahan lama adalah modal yang mati, dan modal yang mati tidak bisa membuat kita lebih kaya.
Keunggulan absolut
Ketika kita mengekang impor dengan harapan menjaga simpanan emas dan perak, lanjut Smith, itu berarti konsumen dalam negeri punya lebih sedikit pilihan: mereka harus membeli dari produsen dalam negeri, dan bukannya dari berbagai pilihan produsen asing yang
barangnya bisa saja lebih baik dan murah.3 Ini membuat kebijakan ini mahal dan
kontra-produktif. Sebagaimana pembagian kerja diantara berbagai berbagai ketrampilan, negara seharusnya juga mengerjakan apa yang paling baik mereka kerjakan dan perdagangkan kelebihannya. Argumen ini adalah pemikiran awal dari prinsip yang pada saat ini kita sebut
2Ibid., Buku IV, bab I. 3Ibid., Buku IV, bab II.
sebagai keunggulan absolut, dan Smith meneguhkannya dengan sebuah contoh yang memukau:
Menggunakan kaca, atau rumah kaca, buah anggur yang baik bisa ditanam di Skotlandia, dan minuman anggur pun bisa dibuat darinya dengan biaya sekitar tiga puluh kali lebih mahal dari anggur yang sama baiknya yang bisa di beli dari Negara asing. Apakah masuk akal untuk membuat hukum yang melarang impor anggur asing, hanya sekedar untuk mendorong pembuatan anggur merah atau burgundy di
Skotlandia?4
Intervensi seperti ini bukan hanya tidak masuk akal dan mahal. Tetapi juga membuat korup:
Pejabat, yang berusaha untuk mengatur warga Negara untuk berindak dalam bentuk tertentu tentang bagaimana mereka mengatur modalnya, bukan hanya membuat dirinya mendapat beban perhatian yang paling tidak perlu, tetapi juga mendapat kekuasaan yang seharusnya dipercayakan, bukan pada satu orang, bahkan juga bukan pada suatu dewan atau senat dalam bentuk apapun, dan tidak ada yang lebih berbahaya dari pada kekuasaan ini pada satu orang yang begitu bodoh sehingga mampu menganggap bahwa
dirinya cocok untuk memperoleh kekuasaan ini.5
Tarif dan subsidi
Dengan enggan Smith menerima bahwa mungkin ada kasus dimana tarif sementara
diberlakukan jika itu berguna memaksa Negara lain untuk menghentikan tariff mereka. Tetapi secara umum kebijakan ini adalah entah tidak berguna atau merusak dan kita harus mencurigai mereka yang membelanya. Tarif Inggris untuk anggur dan bir impor, contohnya, dibela dengan alasan bahwa tariff ini mengurangi kemabukan. Tetapi, tantang Smith, walau alkohol bisa sering kali disalah gunakan, adalah lebih baik jika kita bisa membelinya lebih murah daripada kita membuatnya sendiri. Dia mencatat juga bahwa tariff ini menguntungkan Portugis dari pada Perancis, dengan argument bahwa Portugis adalah konsumen yang lebih
4Ibid., Buku IV, bab II, h. 458, para. 15 5 Ibid., Buku IV, bab II. H. 456, para. 10.
baik bagi manufaktur Inggris. ‘Taktik dari pedagang rendahan’, keluh Smith, ‘sekarang
diangkat ke ranah politis dari tindak-tanduk imperium besar.’6
Juga kita tidak perlu khawatir tentang neraca perdagangan yang negative, kata Smith kepada merkantilis. Selama satu Negara memproduksi lebih banyak dari yang mereka konsumsi, itu adalah tabungan dan menambah modal. Negara tersebut bisa tetap mengimport lebih dari pada mengekspor dan bisa tetap memporduksi surplus dan bertambah kaya.
Telaah Smith terhadap intervensi perdagangan lain, termasuk ‘drabacks’ (pengurangan
pajak untuk eksportir) dan ‘bounties’ (subsidi),7 meneydiakan cuplikan yang menarik tentang
zamannya, dan kadang-kadang, cerita hebat. Sebagai contoh:
Bounty (subsidi) untuk penangkapan ikan hering putih diukur berdasar tonase; dan berdasar berat kapal, bukan bedasar seringnya kapal digunakan atau keberhasilan kapal dalam mencari ikan; dan hal ini, yang saya takutkan, telah menjadi hal umum bagi kapal untuk dirancang dengan tujuan untuk menangkap, bukan ikan, tetapi bounty
(subsidi).8
Pembatasan perdagangan di koloni
The Wealth of Nations diterbitkan beberapa bulan sebelum Amerika meluapkan
ketidak-puasannya dan menyatakan pemberontakan. Bab buku Smith tentang koloni9 menunjukan
simpatinya terhadap orang Amerika, terutama tentang pembatasan merkantilis yang telah melukai perdagangan mereka (dan diberlakukan tidak menyebabkan hal positif sama sekali bagi Inggris) dan juga sebagian karena dia merasa bahwa kontribusi Amerika terhadap pendapatan pajak seharusnya, atas dasar keadilan, berhak mendapat perwakilan yang lebih besar di Parlemen.
Menelusuri asal mula koloni, Smith berpendapat bahwa mereka biasanya didirikan dengan harapan untuk menemukan emas atau perak, yang tentu saja disamakan oleh merkantilis dengan kekayaan. Tetapi asset terbesar Amerika adalah tanah. Tanah berlimpah dan murah, dan banyak pekerja yang dibutuhkan untuk mewujudkan hasil potensialnya. Ini membuat tenaga kerja menjadi mahal, tetapi pertanian Amerika faktanya begitu produktif
6 Ibid., Buku IV, bab III, bag. II, h. 493, para. C8. 7 Ibid., Buku IV, bab IV dan V.
8Ibid., Buku IV, bab V, h. 520, para. 32. 9 Ibid., Buku IV, bab VII.
sehingga tenaga kerja tetap terjangkau. Tentu saja, Amerika begitu subur dan kaya sehingga bahkan pajak Inggris dan pembatasan perdagangan tidak (belum) menghancurkannya.
Sayangnya, kebijakan yang memaksa Amerika untuk berdagang hanya dengan Inggris telah menarik modal Inggris dan usahanya menjauh dari penggunaan yang produktif – menekan kekayaannya bersama dengan kesejahteraan Amerika, dan menuntun kepada melambatnya akumulasi modal dan oleh karena itu lebih rendahnya pendapatan masa depan untuk keduanya. Inggris, kata dia, telah berusaha membuat Amerika menjadi ‘bangsa konsumen’, tetapi malah kebijakan tersebut telah merubah para petani menjadi politisi: dan karena begitu banyak industri Inggris berfokus pada perdagangan lintas Atlantis, resiko politik juga besar. Hanya liberalisasi perdagangan – dan politik – yang bisa mengurangi ancaman ini, tetapi investasi Inggris sudah sangat melenceng sehingga penyesuaian yang diperlukan akan sangat menyakitkan.
Pembatasan perdagangan Inggris terhadap Amerika adalah contoh lain dari pemikiran merkantilis, dimana kepentingan produsen mendominasi. Tetapi: ‘Konsumsi adalah akhir dan tujuan dari semua produksi; dan kepentingan produsen harus diperhatikan, selama itu penting
untuk mendukung kepentingan konsumen.’10
Alternatif liberal
Smith mengkritisi para fisiokrat Perancis karena pandangan mereka bahwa semua nilai diperoleh dari tanah dan pertanian – bahwa pedagang perkotaan dan ‘artificers’ (pe-semu) sekedar mengatur ulang kekayaan, tetapi tidak meproduksi apa-apa. Dia menjawab bahwa penduduk kota pada faktanya produktif. Mereka bukan sekedar mengkonsumsi modal;
mereka menggantikannya. Mereka adalah tangan yang produktif, bukan non-produktif.
Tetapi paling tidak dia menganggap filsafat ekonomi para fisiokrat adalah yang lebih baik dibandingkan merkantilis. Mereka tidak salah berpikir bahwa output sebagai uang dan mereka melihat bahwa perdagangan bebas sempurna sebagai cara terbaik untuk memaksimalkan output.
Smith percaya bahwa ekonomi pasar cukup kuat untuk bertahan hidup, bahkan jika kebebasannya kurang dari sama: tetapi hal indah dari sistem ekonomi bebas adalah dia bekerja secara otomatis. Dalam kata-kata Smith, ‘sistem alamiah yang pasti dan sederhana
dari kebebasan alamiah bertindak menciptakan dirinya sendiri’. Orang-orang dibiarkan bebas untuk mengejar kepentingannya sendiri – dan dengannya, sebagaimana yang kita telah lihat, tanpa mereka sadari mereka memajukan kepentingan orang lain. Tak ada perencanaan terpusat yang dibutuhkan:
Pemerintah sama sekali dibebas-tugaskan dari tugas (yang mana) tidak ada kebijaksanaan atau pengetahuan yang pernah cukup mampu untuk melaksanakannya; tugas untuk mengawasi pekerjaan masing-masing pribadi, dan mengaturnya ke arah
kegiatan yang paling sesuai dengan kepentingan masyarakat.11
Yang ini adalah hal yang menguntungkan menurut Smith, karena setiap sistem yang mencoba untuk mengarahkan sumber daya ke tujuan tertentu ‘pada kenyataannya menyimpang dari
tujuan besar yang sebenarnya ingin dicapainya’.12
11 Ibid., Buku IV, bab IX, h. 687, para. 51. 12 Ibid., Buku IV, bab IX, h. 687, para. 50.