• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH JARAK TERHADAP KUALITAS JARINGAN ADSL PADA ARAH UPLINK DI TELKOM PURWOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH JARAK TERHADAP KUALITAS JARINGAN ADSL PADA ARAH UPLINK DI TELKOM PURWOKERTO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH JARAK TERHADAP KUALITAS

JARINGAN ADSL PADA ARAH UPLINK DI TELKOM

PURWOKERTO

Anggun Fitrian Isnawati

1)

, Irwan Susanto

2)

, Kinanthi Nindhita Widosari

3)

1,2,3)

Teknik Telekomunikasi, AKATEL Purwokerto 1

anggun_fitrian@yahoo.com,

2

irwansusanto_yk@yahoo.com ,

3

nindhi_ta@yahoo.com

Abstract

One communication cable for data communication medium is a technology Asymetric Digital Subscriber Line (ADSL). But on this technology was a symptom of deeper range of customer with the telephone exchange network quality decreases. To ensure the quality of the relationship between distance to the network we must observe the relationship between the distance parameters with network quality parameters. The parameters measured were distance, attenuation, Signal to Noise Ratio (SNR) and upload datarate. Observations specific to upstream data. Source data used is ADSL upstream data, especially data networking attenuation, SNR and upload datarate and distance to the central telephone subscribers. The rResults is that the near and far the distances affect to the value of attenuation, Signal to Noise Ratio (SNR) and upload datarate.

Keywords— attenuation, Signal to Noise Ratio (SNR), attainable rate

1. PENDAHULUAN

alah satu komunikasi kabel untuk media komunikasi data adalah teknologi Asymetric

Digital Subscriber Line (ADSL), teknologi ini

telah diterapkan di PT.Telkom, Tbk. Pemanfaatan teknologi ADSL ternyata menunjukkan kualitas yang dirasakan oleh pengguna yang berbeda-beda, terutama bagi para pengguna yang jarak jangkaunya relatif lebih jauh dari sentral. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat beberapa parameter yang performansinya terpengaruhi oleh jarak yaitu redaman, Signal to Noise Ratio (SNR) dan kecepatan upload.

2. METODE PENELITIAN 1. Studi Pustaka

Berdasarkan literatur-literatur yang sesuai dengan materi yang akan dijadikan bahan penelitian yang berasal dari buku (texbook) dan internet. Melakukan kajian pustaka atau karya ilmiah yang memiliki kompetensi yang sama.

2. Pengumpulan Data

Melakukan pengumpulan data dengan cara observasi terhadap data-data kinerja jaringan ADSL. Pengamatan difokuskan pada data-data upstream. Data-data yang dikumpulkan adalah data upstream pada daerah tertentu Purwokerto.

3. Metoda Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, yaitu analisis yang mengarah kepada pengamatan perilaku pada jarak terhadap redaman, jarak terhadap SNR (Signal to Noise Ratio), dan jarak terhadap kecepatan upload data pada sutau daerah tertentu.

Secara umum formulasi hubungan parameter dapat dijabarkan sebagai berikut:

f(x) ≈ Redaman f(x) ≈ SNR

f(x) ≈ Kecepatan upload

X= Jarak antara pelanggan dengan sentral

3. PENGACUAN PUSTAKA

3.1 Teknologi xDSL

Teknologi xDSL merupakan sebuah teknologi yang cocok diterapkan untuk mempercepat akses transfer data pada subscriber lines. xDSL adalah istilah yang digunakan untuk menyebut semua tipe teknologi Digital Subscriber Lines yang memiliki kecepatan data antara 160 Kbps sampai dengan 60 Mbps [11]. Perkembangan dari teknologi DSL ini adalah teknologi xDSL yaitu “seri teknologi

broadband”, teknologi ini memanfaatkan media kabel

tembaga untuk mengalirkan pelayanan data berpita lebar [5]. Terdapat beberapa jenis DSL, di antaranya

(2)

adalah HDSL (High bit-rate DSL), IDSL (Integrated

Service Digital Network DSL), ADSL (Asymmetric

DSL), SDSL (Symmetric or Single Line DSL), G.Lite atau disebut juga DSL-Lite, Very High Rate DSL (VDSL) dan lain-lain. Akan tetapi semua jenis DSL ini menggunakan cara yang sama untuk memperoleh kecepatan koneksi yang tinggi yaitu dengan memanfaatkan jaringan kabel tembaga sebagai media transmisinya. DSL merupakan teknologi jaringan digital yang menggunakan kabel tembaga berdiameter 0,6 mm, yang dirancang untuk diimplementasikan pada kabel telepon dengan perkiraan jarak hingga 6 km. Mode transmisi pada teknologi xDSL dikenal dengan istilah simetris dan asimetris. Maksud dari mode simetris adalah bahwa kecepatan transmisi arah kirim (Upstream) sama dengan transmisi arah terima (Downstream), sedangkan maksud dari mode asimetris adalah bahwa kecepatan transmisi arah kirim (upstream) dan arah terima (downstream) berbeda-beda.

ADSL sebagai salah satu dari beberapa jenis DSL yang merupakan teknologi komunikasi data berkecepatan tinggi melalui media kabel tembaga yang digunakan sebagai media transfer data. Teknologi ini memiliki kecepatan yang berbeda antara arah kirim (upstream) dan arah terima (downstream). Kecepatan upstream-nya berkisar antara 16 Kbps hingga 640 Kbps, sedangkan kecepatan downstream-nya antara 1,544 Mbps hingga lebih dari 7 Mbps. Perbedaan tersebut dikarenakan biasanya para pengguna aplikasi lebih banyak membutuhkan menerima informasi/download daripada mengirim informasi/upload, sehingga kecepatan upload dan download-nya dibedakan.

Upstream adalah kecepatan aliran data ketika

pengguna melakukan pengiriman data ke internet (upload), sedangkan downstream adalah kecepatan aliran data saat pengguna menerima informasi dari internet (download).

Teknologi ADSL dirancang untuk mendukung beberapa jenis aplikasi atau layanan. Konfigurasi jaringan ADSL secara umum dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Konfigurasi Jaringan ADSL

3.2 Atenuasi

Atenuasi atau sering disebut dengan redaman merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penurunan kekuatan sinyal yang disebabkan oleh jarak lintasan yang semakin panjang [7]. Redaman pada kabel tembaga disebabkan karena konduktivitas konduktor yang tidak sempurna dan juga disebabkan oleh resistansi dielektrik yang berhingga (idealnya tak terhingga) [10]. Atenuasi merupakan fungsi logaritma dari perbandingan antara daya sinyal kirim dengan daya sinyal terima. Prinsip pengukuran redaman kabel dapat di lihat pada gambar 3 seperti berikut

Atenuasi diukur dengan satuan decibel (dB). Berikut adalah persamaan atenuasi atau redaman [7]:

Atenuasi = 10 log 10 (P1 / P2) dB ...(1)

P1: level daya sinyal yang ditransmisikan (watt)

P2: level daya sinyal yang di terima

(watt)

Hubungan antara redaman dan jarak dapat digambarkan dalam persamaan resistivitas berikut [2]:

R = ρ (L / A) ……….(2) R: hambatan (resistansi) (Ω) Ρ: hambatan jenis (Ωm) L: panjang kawat penghantar (m) A: luas penampang kawat (m2)

Dalam persamaan 2 nilai hambatan akan sebanding dengan panjang kawat penghantar. Hambatan di sini dapat dianalogikan sebagai redaman, dan panjang kawat penghantar dianalogikan sebagai jarak pelanggan sampai ke ISP.

3.3 Signal To Noise Ratio (SNR)

SNR atau sering disebut dengan Signal to Noise

Ratio merupakan perbandingan antara daya sinyal

rata-rata dengan daya noise yang ada dalam suatau transmisi [7]. Noise atau kebisingan yang terlalu besar dapat menyebabkan nilai SNR yang semakin mengecil. Jarak lintasan juga akan berpengaruh terhadap nilai SNR. Semakin besar nilai SNR maka semakin bagus kualitas jaringan tersebut. Secara matematis SNR merupakan fungsi logaritma dari perbandingan antara daya sinyal rata-rata yang dikirimkan terhadap daya noise yang timbul. Atau dapat dituliskan sebagai berikut [7]:

SNR = 10 log 10 (S / N) dB ………(3)

S: daya sinyal rata-rata (watt)

N: daya derau atau noise yang ada (watt) Hubungan antara jarak dengan SNR secara matematis belum dapat diketahui persamaannya, namun dapat didekati dengan menggunakan persamaan potensial mutlak seperti berikut [2]:

V = k (q / r) ………….(4) V: beda potensial (joule/coulomb)

(3)

k: ketetapan coulomb (9x109 N m2/C2) q: muatan (c)

r: jarak (m)

Dalam persamaan 4 beda potensial akan berbanding terbalik dengan jarak. Begitu pula dengan SNR akan berbanding terbalik dengan jarak pelanggan dengan sentral telepon. Beda potensial di sini dapat dianalogikan sebagai S, dan S sebanding dengan SNR (diasumsikan N konstanta) maka beda potensial dianalogikan berbanding lurus dengan SNR dengan r sebagai jaraknya.

3.4 Kecepatan Upload

Kecepatan dapat diartikan sebagai jumlah data yang dapat dikirim melalui modem yang dinyatakan dalam satuan bits per second (bps), yang artinya berapa jumlah bit data yang dapat dipindahakan dari satu komputer ke komputer lainnya dalam setiap detik. Kecepatan upload merupakan nilai pergerakan

byte per satuan waktu yang dikirim melalui modem

dari pelanggan ke internet. Semakin jauh jarak pelanggan dengan sentral dapat memperlambat kecepatan upload. Pada ADSL terdapat hubungan antara kecepatan terhadap jarak operasionalnya, yaitu seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1 Hubungan kecepatan dengan jarak operasional ADSL [10] Kecepatan (Mbps) Perkiraan Jarak (km) 2 5,5 km 4 4,5 km 6 4 km 8 3,5 km

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data Upstream Jaringan ADSL 384 Kbps

a. Analisis hubungan jarak terhadap redaman

Tabel hasil pengolahan data sempel jarak dan redaman pada kapasitas 384 Kbps seperti tampak pada tabel 2. Dari data tabel 2 hubungan jarak terhadap redaman dapat digambarkan dalam bentuk grafik yang terlihat pada gambar 2.

Pada gambar 2 nilai redaman memiliki rata-rata yang semakin meningkat dari jarak 1 km hingga 5,5 km. Trend grafik linier hubungan antara redaman dengan jarak menunjukan bahwa semakin jauh jarak maka redaman yang terjadi semakin besar.

Tabel 2 Hasil pengolahan data jarak terhadap redaman pada kapasitas 384 Kbps

Gambar 2. Grafik jarak terhadap redaman jaringan ADSL 384 Kbps

Sepanjang grafik tersebut terdapat titik grafik redaman yang selintas menunjukkan perilaku

anomaly yaitu pada jarak 1,5 km, 2,5 km, 4,5 km dan

5 km. Berdasrkan catatan data karakter bahan dan jarak penempatan device jaringan, kenaikan dan penurunan nilai redaman dikarenakan faktor percabangan jaringan, karakter bahan dan jarak penempatan device.

Pada jarak 1,5 km nilai redaman sebesar 7,5 dB. Pada titik ini redaman mengalami penurunan dari sebelumnya 8 dB pada km 1. Hal ini disebabkan karena jarak antara modem dengan splitter yang dekat, yaitu sekitar 4m.

Pada jarak 2,5 km nilai redaman meningkat relatif menonjol yaitu sebesar 17,93 dari redaman sebelumnya 11,5 dB pada km 2. Kenaikan nilai redaman pada jarak 2,5 km ini disebabkan karena di beberapa titik terdapat percabangan sebelum masuk

splitter dan banyak jalur percabangan dari sentral.

Pada jarak 4,5 km memiliki nilai redaman sebesar 24,17 dB yang sebelumnya 20,13 dB pada jarak 4 km. Kenaikan nilai redaman pada jarak tersebut dikarenakan pada titik tertentu pada range jarak tersebut terdapat instalasi kabel yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh PT. Telkom, Tbk. Penyebab lainnya adalah terdapat paralel sebelum masuk ke splitter dan jarak dari

splitter dengan modem yang jauh.

No Jarak Rata-rata Redaman (dB) 1 1 km 8 2 1.5 km 7.5 3 2 km 11.5 4 2.5 km 17.93 5 3 km 16.13 6 3.5 km 18 7 4 km 20.13 8 4.5 km 24.17 9 5 km 16 10 5.5 km 28

Grafik jarak terhadap redam an

0 10 20 30 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 Jarak (km ) R e d a m a n ( d B )

(4)

Pada jarak 5 km nilai redaman mengalami penurunan hingga 16 dB yang semestinya naik dari sebelunya 24,17 dB pada jarak 4,5 km. Turunnya nilai redaman pada jarak tersebut dikarenakan kabel yang digunakan adalah jenis kabel dengan diameter 0,8 mm yang biasanya menggunakan kabel berdiameter 0,6 mm.

Pada jarak 5,5 km nilai redaman kembali naik sebesar 28 dB, kenaikan nilai redaman pada jarak ini disebabkan oleh lokasi yang terlalu jauh dan terdapat banyak percabangan dari sentral. Jarak yang terlalu jauh dari sentral telepon hingga rumah pelanggan dapat meningkatkan nilai redaman, begitu juga dengan jarak dari splitter hingga modem. Banyak sedikitmya percabangan dari sentral teleopn hingga sampai ke pelanggan juga mempengaruhi besar nilai redaman.

b. Analisis hubungan jarak terhadap Signal to Noise Ratio (SNR)

Hasil pengolahan data sampel jarak dan Signal to

Noise Ratio (SNR) pada kapasitas 384 Kbps seperti

tampak pada tabel 3.

Tabel 3 Hasil pengolahan data jarak terhadap SNR pada kapasitas 384 Kbps No Jarak Rata-rata SNR (dB) 1 1 km 45.25 2 1.5 km 44.5 3 2 km 44 4 2.5 km 41.6 5 3 km 36.28 6 3.5 km 42.75 7 4 km 39.5 8 4.5 km 37.17 9 5 km 36.88 10 5.5 km 39.13 .

Gambar 3 Grafik jarak terhadap SNR jaringan ADSL 384 Kbps

Melihat pada gambar 3, apabila garis grafik diperbandingkan dengan garis trend linier, kedua garis memperlihatkan hampir berhimpit, kecuali pada beberapa titik yang relatif menunjukkan penyimpangan yaitu pada titik jarak km ke 3; 3,5 dan 5,5.

Berdasarkan catatan data karakter bahan dan jarak penempatan device jaringan, kenaikan dan penurunan nilai SNR mulai jarak 3 km hingga 5,5 km dikarenakan faktor percabangan jaringan, karakter bahan dan jarak penempatan device.

Nilai SNR pada jarak 3 km turun dari 41,6 dB menjadi 36,28 dB disebabkan karena bebrapa titik pada jarak tersebut terdapat paralel sebelum masuk ke

splitter dan terdapat percabangan dari sentral ke

tempat lain.

Pada jarak 3,5 km nilai SNR naik yang sebelumnya 36,28 dB pada jarak 3 km menjadi 42,75 dB. Hal tersebut dikarenakan pada titik tersebut memiliki jarak splitter hingga modem hanya 2 m saja. Pada jarak 4,5 km nilai SNR kembali menurun yang sebelumnya pada km 4 sebesar 39,5 dB. Penurunan nilai SNR ini disebabkan karena terdapat paralel sebelum masuk ke spitter. Selain hal tersebut juga disebabkan instalasi rumah pelanggan tidak sesuai dengan Instalasi Kabel Rumah (IKR). IKR adalah persyaratan standar yang harus diikuti oleh pemasang kabel rumah agar mempunyai kesamaan pemahaman tentang instalasi kabel rumah baik tentang material maupun tata cara yang benar menurut spesifikasi yang ditetapkan [4].

Pada jarak 5,5 km nilai SNR sedikit meningkat dari sebelumnya 36,88 dB pada jarak 5 km menjadi 39,13 dB. Peningkatan nilai SNR pada jarak ini disebabkan karena jarak antara splitter denagn modem yang dekat yaitu antara 3 m hingga 4 m.

Faktor percabangan mempengaruhi besar kecil nilai SNR. Pada umumnya di daerah perkotaan terdapat banyak percabangan. Semakin banyak percabangan akan menurunkan kualitas sinyal. Jarak antara splitter dengan modem sebaiknya relatif tidak jauh. Walaupun nilai SNR pada jaringan ADSL 384 Kbps mengalami kenaikan dan penurunan tetapi masih di atas standar, karena batasan minimal SNR untuk Speedy memiliki nilai standar dari PT. Telkom, Tbk harus lebih dari 25 dB.

c. Analisis hubungan jarak terhadap kecepatan upload

Hasil pengolahan data sempel jarak dan kecepatan upload data pada kapasitas 384 Kbps seperti tampak pada tabel 4. Dari tabel 4 dapat digambarkan grafik hubungan jarak terhadap kecepatan upload data. Grafik hubungan jarak

Grafik jarak terhadap SNR

0 10 20 30 40 50 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 Jarak (km ) S N R ( d B ) SNR Regresi Linier

(5)

terhadap kecepatan upload dapat dilihat pada gambar 4.

Grafik jarak terhadap kecepatan upload pada gambar 4 memiliki trend yang semakin menurun seiring bertambahnya jarak. Tampak terlihat pada gambar 4, terdapat beberapa titik grafik kecepatan

upload yang sekilas menunjukan perilaku

penyimpangan yaitu pada jarak 3 km, 3,5 km, 4 km, 4,5 km dan 5 km. Penyimpangan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti berdasarkan pada catatan data karakter bahan dan jarak penempatan device jaringan.

Tabel 4 Hasil pengolahan data jarak terhadap kecepatan upload pada kapasitas 384 Kbps

Gambar 4 Grafik jarak terhadap kecepatan Upload jaringan ADSL 384 Kbps

Dalam gambar 4 terlihat bahwa besarnya

kecepatan upload pada jarak 1 km adalah sebesar

985 Kbps, kecepatan terus menurun hingga jarak

2,5 km. Pada jarak 3 km kecepatan upload turun

hingga 901,81 Kbps. Penurunan kecepatan pada

jarak tersebut dikarenakan terdapat paralel

sebelum masuk splitter pada beberapa titik.

Pada jarak 3,5 km kecepatan bertambah

menjadi 976 Kbps. Kenaikan kecepatan pada

jarak ini disebabkan karena jarak splitter yang

dekat yaitu sekitar 2 m.

Pada jarak 4 km dan 4,5 km kecepatan

upload kembali turun mencapai 873 dan 855,17

Kbps.

Penurunan

kecepatan

upload

ini

dikarenakan pada jarak 4 km terdapat paralel

sebelum masuk splitter dan pada jarak 4,5 km

instalasi kabel rumah tidak sesuai standar dari

PT. Telkom, Tbk.

Kecepatan Upload pada jarak 5 km kembali

meningkat

menjadi

sebesar

914,5

Kbps.

Peningkatan pada jarak ini disebabkan kabel

yang digunakan adalah kabel dengan diameter

0,8 mm, sehingga dapat menambah kecepatan

upload.

4.2 Analisis Data Upstream Jaringan ADSL 1024 Kbps

a. Analisis hubungan jarak terhadap redaman

Hasil pengolahan data sempel jarak dan redaman pada kapasitas 1024 Kbps seperti tampak pada tabel 5. Berdasarkan tabel 5 tersebut didapat grafik hubungan jarak terhadap redaman seperti terlihat pada gambar 5. Grafik linier hubungan jarak terhadap redaman separti pada gambar 5 memiliki

trend yang menunjukan bahwa dengan bertambahnya

jarak nilai redaman semakin besar.

Nilai redaman pada gambar 5 memiliki beberapa titik anomaly. Berdasarkan grafik pada gambar 7, pergerakan nilai redaman diawali dengan nilai sebesar 9,25 dB dan terus meningkat hingga jarak 2 km sebesar 14,5 dB, namun pada jarak 2,5 km sedikit mengalami penurunan. Penurunan nilai redaman pada jarak 2,5 km menjadi 12,25 dB disebabkan oleh jarak dari splitter menuju modem yang relatif pendek yaitu sekitar 2 m hingga 4 m.

Tabel 5 Hasil pengolahan data jarak terhadap redaman pada kapasitas 1024 Kbps

No Jarak Rata-rata Kec.UL (Kbps) 1 1 km 985 2 1.5 km 983 3 2 km 976.5 4 2.5 km 942.93 5 3 km 901.81 6 3.5 km 976 7 4 km 873 8 4.5 km 855.17 9 5 km 914.5 10 5.5 km 887.5

No Jarak Rata-rata Redaman (dB) 1 1 km 9.25 2 1.5 km 14 3 2 km 14.5 4 2.5 km 12.25 5 3 km 12 6 3.5 km 21.38 7 4 km 18.125 8 4.5 km 23.08 9 5.5 km 17

Grafik jarak terhadap Kec. Upload

750 800 850 900 950 1000 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 Jarak (km) K e c . U p lo a d ( K b p s )

(6)

Gambar 5 Grafik jarak terhadap redaman jaringan ADSL 1024 Kbps

Nilai redaman semakin turun pada jarak 3 km sebesar 12 dB yang sebelumnya sebesar 12,25 dB pada km 2,5. Penurunan ini disebabkan oleh jarak

splitter yang relatif pendek yaitu sekitar 5 m.

Nilai redaman turun dari jarak 3,5 km sebesar 21,38 dB hingga mencapai 18,125 dB pada jarak 4 km. Penurunan ini dikarenakan jarak splitter dengan modem yang lebih pendek dibandingkan dengan jarak sebelumnya yaitu sekitar 5 m.

Nilai redaman turun pada jarak 5,5 km menjadi sebesar 17 dB. Penurunan nilai redaman pada jarak 5 km dan 5,5 km ini disebabkan karena pada jarak tersebut instalasi kabel menggunakan kabel berdiameter 0,8 mm.

Kenaikan dan penurunan nilai redaman ini menunjukan bahwa tidak hanya jarak saja yang mempengaruhi besar kecil nilai redaman dalam suatu transmisi. Kondisi riil jaringan di lapangan juga mempengaruhi niali redaman. Dalam jaringan ADSL 1024 Kbps terdapat faktor lain yang mempengaruhi besar kecil nilai redaman. Di antaranya adalah banyak tidaknya percabangan yang ada dan jenis kabel yang digunakan. Meskipun pergerakan nilai redaman pada grafik 7 mengalami kenaikan dan penurunan, namun masih dalam batas range nilai redaman yang diizinkan. Dalam arti bahwa tidak melampaui batas maksimal nilai redaman. Batas maksimal nilai redaman yang telah di tetapkan oleh PT. TELKOM, Tbk untuk koneksi jaringan Speedy adalah kurang dari 60 dB.

b. Analisis hubungan jarak terhadap SNR

Hasil pengolahan data sempel jarak dan SNR pada kapasitas 1024 Kbps seperti tampak pada tabel 6. Berdasarkan tabel 6, dapat digambarkan grafik hubungan jarak terhadap Signal to Noise Ratio yang terlihat pada gambar 6.

Tabel 6 Hasil pengolahan data jarak terhadap SNR pada kapasitas 1024 Kbps

Grafik linier hubungan jarak terhadap SNR memiliki trend yang menurun. Trend grafik linier hubungan jarak terhadap SNR menunjukkan bahwa semakin jauh jarak maka nilai SNR semakin menurun.

Pada jarak 1 km nilai SNR rendah yaitu sebesar 29,5 dB. Hal ini dikarenakan pada titik tersebut jarak antara modem dengan splitter yang lumayan jauh yaitu mencapai 10 m. Penyebab lainnya adalah titik trsebut banyak percabangan ke tempat lain dari sentral telepon.

Gambar 6. Grafik jarak terhadap SNR 1024 Kbps

Pada jarak 2 km nilai SNR meningkat dari 34,75

dB pada jarak 1,5 km hingga 36,75 dB. Kenaikan nilai SNR ini dikarenakan terdapat beberapa titik pada jarak tersebut yang memiliki jarak antara splitter dengan modem hanya berkisar 2 m dan 3 m saja.

Pada jarak 2,5 km nilai SNR sedikit menurun dari 36,75 dB pada km 2 menjadi 34,75 dB. Penurunan nilai SNR ini dikarenakan oleh jarak

splitter dengan modem yang mencapai 6 m. Selain hal

tersebut juga karenakan pada beberapa titik pada jarak 2,5 km ini banyak terdapat percabangan dari sentral ke tempat lain. No Jarak Rata-rata SNR (dB) 1 1 km 29.5 2 1.5 km 34.75 3 2 km 36.75 4 2.5 km 34.75 5 3 km 31.5 6 3.5 km 29.63 7 4 km 34.25 8 4.5 km 30 9 5.5 km 21.25

Grafik jarak terhadap redam an

0 5 10 15 20 25 30 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5.5 Jarak (km ) R e d a m a n ( d B )

Redaman Regresi Linier

Grafik jarak terhadap SNR

0 10 20 30 40 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5.5 Jarak (km ) S N R ( d B ) SNR Regresi Linier

(7)

Pada jarak 4 km nilai SNR kembali meningkat yang sebelumnya pada km 3,5 sebesar 29,63 dB menjadi 34,25 dB. Peningkatan ini disebabkan karena jarak splitter yang relatif pendek yaitu hanya 5 m dari modem.

Pada jarak 5,5 km nilai SNR memiliki nilai yang paling kecil dibandingkan dengan nilai SNR pada jarak yang lain pada jaringan ADSL 1024 Kbps. Yaitu memiliki nilai sebesar 21,25 dB. Meskipun kabel yang digunakan pada jarak 5,5 km adalah kabel berdiameter 0,8 mm tetapi pada titik tersebut terdapat banyak percabangan dari sentral menuju rumah pelanggan dan terdapat paralel sebelum masuk ke

splitter, selain itu juga jarak antara splitter dengan

modem mencapai 6 m, sehingga nilai SNR pada jarak ini sangat jatuh, kurang dari batas minimal yang telah ditetapkan. Batas minimal SNR yang telah ditetapkan oleh PT. Telkom, Tbk adalah sebesar 25 dB.

c. Analisis hubungan jarak terhadap kecepatan upload

Hasil pengolahan data sempel jarak dan kecepatan upload data pada kapasitas 1024 Kbps seperti tampak pada tabel 7. Berdasarkan tebel 7 dapt digambarkan grafik hubungan jarak terhadap kecepatan upload seperti terlihat pada gambar 7.

Tabel 7 Hasil pengolahan data jarak terhadap kecepatan upload pada kapasitas 1024 Kbps

No Jarak Rata-rata Kec.UL (Kbps) 1 1 km 900.5 2 1.5 km 994 3 2 km 1022.75 4 2.5 km 1024.75 5 3 km 1024 6 3.5 km 880.75 7 4 km 943.75 8 4.5 km 950.83 9 5.5 km 928.5

Tampak pada gambar 7, pada jarak 1 km kecepatan upload sebesar 900,5 Kbps. Besar kecepatan upload pada jarak 1 km sebesar 900,5 Kbps dikarenakan pada titik tersebut jarak antara modem dengan splitter yang lumayan jauh hingga mencapai 10m. Penyebab lainnya yaitu banyak titik percabangan ke tempat lain.

Gambar 7 Grafik jarak terhadap kecepatan upload jaringan ADSL 1024 Kbps

Kecepatan upload meningkat pada jarak 1,5 km sampai 3 km hingga mencapai 1 Mbps yang sebelumnya 900,5 Kbps pada jarak 1 km. Kenaikan pada jarak 1,5 km dikarenakan jarak antara splitter dengan modem hanya 3 m saja.

Pada jarak 2 km dan 2,5 km kecepatan upload meningkat yaitu sebesar 1022,75 Kbps pada km 2 dan 1024,75 Kbps pada km 2,5. Hal tersebut dikarenakan pada jarak 2 km dan 2,5 km, memiliki jarak antara modem dengan splitter yang relatif pendek yaitu sekitar 2 m hingga 4 m.

Pada jarak 3 km kecepatan upload sedikit menurun dari 1024,75 Kbps pada km 2,5 menjadi 1024 Kbps. Penurunan kecepatan upload pada jarak ini disebabkan oleh jarak antara splitter dengan modem lebih panjang dari jarak sebelumya, yaitu mencapai sekitar 5 m.

Kecepatan upload turun drastis pada jarak 3,5 km sebesar 880,75 Kbps yang sebelumnya 1024 Kbps pada jarak 3 km. Kecepatan upload pada jarak ini merupakan nilai kecepatan upload terendah pada jaringan ADSL 1024 Kbps. Penurunan kecepatan

upload pada jarak 3,5 km disebabkan oleh jarak splitter dengan modem pada salah satu titik mencapai

10 m. Penyebab lainnya adalah banyak terdapat percabangan. Selain itu juga terdapat percabangan sebelum masuk ke splitter.

Pada jarak 4 km kecepatan upload bertambah menjadi 943,75 Kbps yang sebelumnya 880,75 Kbps pada jarak 3,5 km. Peningkatan kecepatan upload pada jarak ini disebabkan karena jarak antara splitter dengan modem yang lebih pendek dari jarak sebelumnya yaitu sekitar 5 m.

Pada jarak 5,5 km kecepatan upload kembali turun menjadi 928,5 Kbps yang sebelumnya pada jarak 4,5 km adalah sebesar 950,83 Kbps. Berdasarkan catatan data karakter bahan dan jarak penempatan device jaringan seperti tertera pada lampiran, meskipun pada daerah tersebut sudah menggunakan kabel berdiameter 0,8 mm tetapi

Grafik jarak terhadap Kec. Upload

800 900 1000 1100 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5.5 Jarak (km) K e c . U p lo a d (K b p s )

(8)

terdapat paralel sebelum masuk ke splitter. Penyebab yang lain adalah jarak yang jauh dari sentral hingga hampir mencapai 6 km.

4.3 Analisis Hubungan Antar Parameter

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakuakan, terdapat parameter-parameter yang memiliki keterkaitan. Yaitu antara nilai SNR dengan kecepatan

upload. Jika semakin besar nilai SNR maka kecepatan upload akan cenderung semakin bertambah, atau

dapat dikatakan besar kecepatan upload sebanding dengan nilai redaman. Hal tersebut dapat digambarkan dalam persamaan berikut [7]:

SNR = 𝐸𝑏 𝑁𝑜 ×

𝑅

𝐵 ... (5)

SNR: nilai SNR (dB)

Eb/No: energi bit terhadap noise (dB) R: bit rate (kecepatan upoad) (Kbps) B: bandwidth (Hz)

Berdasarkan persamaan 5, nilai SNR akan sebanding dengan kecepatan upload data. Dimana nilai Eb/No diasumsikan sebagai konstanta.

a. Hubungan antar parameter pada jaringan ADSL kapasitas 384 Kbps.

Pergerakan grafik hubungan antara nilai SNR dan kecepatan upload dapat dilihat pada gambar 10. Grafik tersebut berdasarkan pada tabel 8.

Pada gambar 8, berdasarkan tabel 8 bahwa nilai SNR diawali pada jarak 1 km sebesar 45,25 dB dengan kecepatan upload sebesar 985 Kbps. Pada jarak 1,5 km nilai SNR turun menjadi 44,5 dB, begitu juga pada kecepatan upload menurun menjadi 983 Kbps. Kecepatan upload turun dari jarak sebelumnya menjadi 976,5 Kbps pada jarak 2 km yang disebabkan karena nilai SNR pada jarak tersebut juga turun dari jarak sebelumnya. Begitu seterusnya hingga jarak 4,5 km.

Tabel 8 Hubungan antara nilai SNR dengan kecepatan

upload jaringan ADSL 384 Kbps.

Gambar 8 Grafik hubungan antara SNR dengan kecepatan upload jaringan ADSL 384 Kbps.

Pada jarak 5 km nilai SNR turun dari sebelumnya menjadi 36,88 dB, namun kecepatan upload bertambah dari jarak sebelumnya menjadi 914,5 Kbps. Bertambahnya kecepatan upload pada jarak 5 km ini disebabkan oleh penggunaan kabel berdiameter 0,8 mm. Selain hal tersebut besar kecepatan upload juga dimungkinkan ada faktor lain yang tidak dapat terukur yang mempengaruhi seperti banyaknya pengguna yang sedang mengakses internet pada waktu tersebut.

b. Hubungan antar parameter pada kapasitas jaringan ADSL 1024 Kbps.

Pergerakan grafik hubungan antara nilai SNR dan kecepatan upload dapat dilihat pada gambar 9. Grafik tersebut berdasarkan pada tabel 9.

Tabel 9 Hubungan antara nilai SNR dengan kecepatan upload jaringan ADSL 1024 Kbps.

Pada gambar 9, berdasarkan tabel 9 nilai SNR diawali pada jarak 1 km sebesar 29,5 dB dengan kecepatan upload sebesar 900,5 Kbps. Pada jarak 1,5 km hingga 2 km nilai SNR meningkat yang diikuti dengan peningkatan kecepatan upload. Peningkatan nilai SNR dan kecepatan upload pada jarak tersebut, No Jarak (km) SNR (dB) Kec. Upload x 10 (Kbps) 1 1 29,5 90,05 2 1.5 34,75 99,4 3 2 36,75 102,275 4 2.5 34,75 102,475 5 3 31,5 102,4 6 3.5 29,63 88,075 7 4 34,25 94,375 8 4.5 30 95,083 9 5.5 21,25 92,85 No Jarak (km) SNR (dB) Kec. Upload x 10 (Kbps) 1 1 45,25 98,5 2 1.5 44,5 98,3 3 2 44 97,65 4 2.5 41,6 94,293 5 3 36,28 90,181 6 3.5 42,75 97,6 7 4 39,5 87,3 8 4.5 37,17 85,517 9 5 36,88 91,45 10 5.5 39,13 88,75 0 50 100 150 200 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 K e ce p atan Upl o ad (K b p s) SNR (dB)

Grafik hubungan SNR terhadap

kecepatan upload

(9)

berdasarkan data pada lampiran 4 disebabkan oleh jarak antara splitter dengan modem yang dekat yaitu sekitar 2 m sampai 3 m.

Gambar 9 Grafik hubungan antara SNR dengan kecepatan upload jaringan ADSL 1024 Kbps

Pada jarak 2,5 km nilai SNR kembali turun dari sebelumnya menjadi 34,75 dB, namun kecepatan

upload bertambah. Hal ini dikarenakan peningkatan

kecepatan upload tidak hanya dipengaruhi oleh nilai SNR saja. Pada jarak 3 km hingga 3,5 km nilai SNR semakin menurun. Penurunan nilai SNR pada jarak tersebut juga diikuti oleh penurunan kecepatan

upload.

Pada jarak 4 km nilai SNR meningkat dari sebelumnya pada jarak 3,5 km menjadi 34,25 dB, begitu juga pada kecepatan upload jarak tersebut ikut meningkat menjadi 943,75 Kbps. Pada jarak 4,5 km hingga 5,5 km nilai SNR semakin menurun yang juga diikuti oleh penurunan kecepatan upload. Penurunan kecepatan upload pada jarak 4,5 km dan 5,5 km ini disebabkan oleh nilai SNR yang turun. Selain hal tersebut, penurunan ini juga disebabkan karena jarak yang terlalu jauh dari sentral telepon dan berdasarkan data pada lampiran 4, pada jarak tersebut terdapat paralel sebelum masuk ke splitter. Selain faktor tersebut besar kecil kecepatan upload juga dimungkinkan disebabkan oleh faktor lain yang tidak dapat terukur.

DAFTARPUSTAKA

[1] ADSL Broadband 2. Telkom Training Centre. 2004. [2]. Bueche, J. F. Teori Dan Soal Fisika Edisi Kedelapan.

Jakarta: Erlangga. 1989.

[3]. Cahya,Afif. http://pengertian_definisi, konfiguarasi ADSL (Asymmertic Digital Subscriber Line) / afifch.htm. 2009. diakses tanggal 1 Mei 2010 pukul 11.45 WIB.

[4]. Haryadi, Cahya. Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi. Purwokerto: SMK Telkom Sadhy Putra Purwokerto.

[5]. http://inetworking.net/wpcontent/uploads/2007/07/ adsl.pdf. diakses tanggal 15 April 2010 pukul 10.20 WIB.

[6]. http://lecturer.eepisits.edu/~prima/jaringan_teleponi/ bahan_ajar/DSL-2.pdf

diakses tanggal 15 April 2010 pukul 11.00 WIB. [7]. Isnawati, A. F. Diktat Komunikasi Data Edisi

Pertama. Purwokerto: Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto. 2006. [8]. Microteaching IFT Speedy. Telkom Training Centre. [9]. Overview xDSL. Telkom Training Centre. 2004. [10]. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Basic

Knowledge x Digital Subscriber Line (xDSL).

Bandung: TELKOMRisTI. 2004.

[11]. Purwanita, R. A. Analisis Pengaruh Jarak Terhadap

Redaman, SNR (Signal To Noise Ratio), Dan Kecepatan Downloaad Pada Jaringan ADSL.

Purwokerto: Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto. 2010.

[12]. Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 1996. [13]. Susanto, Irwan. Pedoman Penulisan Laporan Praktik

Kerja Lapangan Edisi II. Purwokerto: Akademi

Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto. 2007.

[14]. Syamsurana. Endro Mulyanto. A. Arif. X-DSL Dari

Modem Analog ke Modem Digital. Jakarta:

Gramedia. 2000. 0 50 100 150 1 2 3 4 5 6 7 8 9 K e ce p atan Upl o ad (K b p s) SNR (dB)

Grafik hubungan SNR dengan

kecepatan upload

Gambar

Tabel  1  Hubungan  kecepatan  dengan  jarak  operasional ADSL [10]  Kecepatan  (Mbps)  Perkiraan Jarak (km)  2  5,5 km  4  4,5 km  6  4 km  8  3,5 km
Gambar 3 Grafik jarak terhadap SNR jaringan ADSL  384 Kbps
Tabel  4  Hasil  pengolahan  data  jarak  terhadap  kecepatan upload pada kapasitas 384 Kbps
Tabel 6 Hasil pengolahan data jarak terhadap SNR  pada kapasitas 1024 Kbps
+4

Referensi

Dokumen terkait

usahatani padi, dapat dilihat dari nilai R/C nya, yaitu total penerimaan dibagi dengan total biayanya. Hasil analisis usahatani menunjukan bahwa rata-rata total penerimaan

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan ibu dengan pengetahuan yang baik memiliki kemungkinan 2,160 lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi implant, faktor

KAGUM HOTELS BANDUNG (Golden Flower, Gino Feruci, Amaroossa & Serela Merdeka) Konfirmasi kepastian training diberikan 1 minggu sebelum jadwal, berdasarkan jumlah peserta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi polar ekstrak etanol buah stroberi (Fragaria x ananassa Duch) terhadap Escherichia coli dan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan perbandingan harga material, kecepatan pengerjaan dan berat antara bata merah dengan bata ringan untuk pekerjaan pasangan dinding,

Menurut John A Stubin, material handling adalah suatu bagian yang integral dari proses produksi yang meliputi penyimpanan, pemuatan, penuranan, dan juga

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan level optimum kombinasi Se organik, inorganik dan vitamin E dalam menghasilkan kandungan Se daging, selenium telur, vitamin E

Selanjutnya dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat diketahui nilai akhir masing-masing kecamatan dan berdasarkan total rangking dapat dibuat urutan