• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pencitraan pada kafe - resto pada saat ini masih sering menjadi hal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Pencitraan pada kafe - resto pada saat ini masih sering menjadi hal"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencitraan pada kafe - resto pada saat ini masih sering menjadi hal yang disepelekan oleh masyarakat, baik para pemilik maupun para konsumen, padahal bila sebuah kafe - resto dapat membentuk serta mengembangkan citranya dengan baik, maka tiap – tiap kafe ataupun resto pastinya akan memiliki brand awareness yang kuat, dan hal ini akan memberikan dampak pada peningkatan jual beli. Lebih lanjut, menurut Keller dikutip dalam Jurnal Manajemen Perhotelan (Wijaya:2006:76) salah satu dari empat langkah yang bisa digunakan untuk membangun sebuah merek yaitu menciptakan kesesuaian brand image yang ditangkap oleh konsumen dengan brand identity dari produk yang dibangun dan diciptakan produsen. Apabila ingin berhasil dalam persaingan, perusahaan harus berupaya untuk membangun persepsi mengenai produk dan jasa sedemikian rupa dengan menyamakan antara brand identity dengan brand image, sehingga ketika menyebut sebuah kategori produk, dengan sendirinya yang muncul dalam ingatan konsumen adalah merek perusahaan, bukan merek pesaing. Pencitraan kafe – resto sendiri berkaitan erat dengan pemasaran, karena salah satu upaya pencitraan adalah pemasaran.

(2)

Pemasaran restoran menurut Walker dan Lundberg dikutip dalam Jurnal Manajemen Perhotelan (Sari:2006:69) adalah:

“ A Marketing philosophy that patterns the way management and ownership have decided to relate to customers, employee, purveyors and the general public in terms of fairness, honesty, and moral conduct, needed in part because of greater importance being placed on the ethical and moral conduct of business ”

Sesuai dengan filosofi pemasaran tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa teknik dan praktek pemasaran dapat menemukan apa yang konsumen inginkan. Dalam konteks pencitraan kafe – resto hal ini tentu berperan penting agar citra yang terbentuk dan berkembang akan berimbas pada provit yang diharapkan.

Peneliti mengangkat tema pencitraan kafe – resto dengan konsep live entertainment pada The Bee’S House Cafe, karena ketertarikan akan tahap – tahap dari strategi pencitraan bagi sebuah kafe – resto, serta keunikan yang The Bee’S House Cafe hadirkan sejak tahun 2010. The Bee’S House Cafe merupakan sebuah kafe – resto yang menyediakan berbagai jenis makanan, dari makanan khas Indonesia sampai dengan western food, namun The Bee’S House Cafe mengunggulkan menu western food karena khusus mengenai hidangan yang satu ini, sudah tidak diragukan lagi rasanya dan menjadi favorit bagi para pelanggannya. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kafe - resto western food dengan berbagai konsep sudah banyak yang berdiri di wilayah Jakarta. Makanan jenis ini mudah digemari oleh masyarakat karena rasanya yang lezat dan perpaduan selera masing – masing individu. Maka

(3)

dari itu The Bee’S House hadir sebagai kafe - resto western food, namun menambahkan konsep live entertainment, yakni live performance disc jockey dengan menampilkan musik rhytm and blues, live band accoustic, dan NOBAR (Nonton Bareng) untuk beberapa special event, seperti pertandingan bola dari klub besar, event world cup, euro, champion, dan lain-lain. Untuk itu The Bee’S House hadir dalam satu paket kuliner, hiburan serta fasilitas yang menunjang untuk melengkapi kebutuhan masyarakat.

1.2 Ruang Lingkup

Penelitian dibatasi pada beberapa Konsep Live Entertainment didalam The Bee’S House Cafe, yakni:

1. Live Dj Performance yang menampilkan jenis musik RnB

(Periode Desember 2010 – sekarang)

2. Live Accoustic Band (Periode July 2011 – sekarang)

3. Nonton Bareng ( NOBAR ) (Periode Juni 2010 – sekarang)

Penelitian dilakukan di The Bee’S House Cafe yang beralamat di Jl. Greenvile Blok. AV No. 16, Jakarta Barat.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis strategi pencitraan sebuah kafe-resto dengan menggunakan konsep live entertainment ?

2. Mengapa live dj performance serta jenis musik RnB, live

accoustic band, serta NOBAR yang dipilih dalam konsep entertainment di The Bee’S House Cafe ?

(4)

3. Bagaimana citra yang sudah ada dimasyarakat tentang The Bee’S House Cafe ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dari penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Menganalisis strategi pencitraan sebuah kafe-resto dengan menggunakan konsep live entertainment.

2. Mencari tahu alasan The Bee’S House Cafe memilih live dj

performance, live accoustic band serta nobar sebagai konsep live entertainment.

3. Mencari tahu citra yang sudah ada di masyarakat tentang The Bee’S House Cafe.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Praktis :

1. Diharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi The Bee’S House untuk pengembangan citra yang meningkatkan

brand awareness masyarakat dengan adanya strategi

pencitraan kafe dengan menggunakan konsep live

entertainment.

2. Memperluas jangkauan target segmentasi pasar.

3. Diharapkan dapat menjadi trademark sebuah kafe dengan inovasi konsep live entertainment di Jakarta.

(5)

Manfaat Akademis :

1. Mengetahui serta dapat mempelajari lebih dalam strategi pencitraan khususnya untuk sebuah kafe ataupun resto.

2. Merekomendasikan variasi kuliner yakni sebuah kafe dengan konsep yang inovatif dengan adanya konsep live

entertainment.

3. Berbagi pengetahuan mengenai pencitraan kafe-resto, hiburan, serta musik.

1.6 Asumsi

Strategi pencitraan sebuah kafe dengan menggunakan konsep live

entertainment diharapkan akan membentuk citra kafe - resto yang lain dari

yang lain, unik serta inovatif. Harapan dengan adanya konsep live

entertainment itu sendiri pada The Bee’S House Cafe berpotensi

menggabungkan selera kuliner dengan selera musik masyarakat sehingga akan memperluas segementasi target konsumen dan meningkatkan daya tarik bagi masyarakat.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, serta observasi. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dikarenakan metode penelitian kualitatif sangat sesuai untuk menjelaskan masalah yang akan diteliti dan memberikan data yang dapat menjelaskan masalah serta solusinya. Dimana menurut Moleong Penelitian Kualitatif adalah penelitian

(6)

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.(Herdiansyah:2010:9)

Sementara itu metode penelitian deskriptif ialah suatu metode yang meneliti suatu objek, kondisi, peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antar bidang yang diteliti. Menurut Whitney dikutip dalam Nazir(2005:54), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah – masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi – situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan – kegiatan, sikap – sikap, pandangan serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh – pengaruh dari suatu peristiwa. Sedangkan Observasi dilapangan dilakukan dengan sistem yang telah diterapkan yang berkaitan dengan pengembangan image (branding), diantaranya, pemasaran, strategi pencitraan, serta social media branding. Lalu, metode kualitatif dilakukan dengan mewawancarai para narasumber internal dan narasumber eksternal.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti adalah: 1. Wawancara, adalah proses memperoleh keterangan untuk

(7)

muka antara si pewawancara dengan responden. Keunggulan utama wawancara ialah memungkinkan peneliti mendapatkan jumlah data lebih banyak, sebaliknya kelemahannya ialah wawancara melibatkan aspek emosi, maka kerjasama yang baik antara pewawancara dengan yang diwawancarai sangat diperlukan. Jadi sebisa mungkin pewawancara harus dapat melakukan interaksi dengan narasumber dengan baik, sehingga dapat mengemas pertanyaan dengan baik, dan mampu mengolaborasi secara halus apa yang sedang ditanyakan jika dirasa hasil wawancara kurang cukup memberikan informasi yang diharapkan.

2. Observasi adalah pengumpulan data dengan pengamatan langsung. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang direncanakan. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.

3. Studi Pustaka dilakukan untuk menemukan variabel – variabel yang melengkapi proses penelitian, diantaranya: Teori dari buku, Jurnal ilmiah, serta website yang terpercaya dan mendukung penelitian.

1.7.2 Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah, owner The Bee’S House Cafe, Owner Wave Production sebagai Event Organizer Partner,

(8)

konsumen. Sedangkan teknik sampling dilakukan karena sampel merupakan bagian dari populasi. Survey sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan pada penelitian ini teknik sampling dilakukan untuk memilih konsumen yang cocok sebagai responden.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Berisikan beberapa uraian teori – teori yang menjadi

landasan pokok penulisan skripsi.

BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan mengenai jenis penelitian, penentuan narasumber,

metode pengumpulan data dengan kualitatif yakni wawancara semi terstruktur serta observasi di lokasi penelitian.

BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang sejarah umum The Bee’S House Cafe,

perkembangan berdiri hingga bekerja sama dengan event

(9)

serta pembentukan citra, serta analisis – analisis yang peneliti temukan.

BAB 5 : PENUTUP

Berisikan tentang simpulan, serta saran bagi The Bee’S

House Cafe dan juga peneliti berikutnya apabila akan ada yang meneliti tentang pencitraan The Bee’S House Cafe.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan teknologi grafika komputer itu sendiri pada dunia pendidikan untuk saat ini masih jarang yang menggunakan pencitraan tiga dimensi dan dimainkan secara bersama

Berdasarkan uraian diatas tersebut, maka pada tugas akhir ini penulis tertarik untuk mengangkat tema tentang pembangunan perangkat lunak dengan judul ”Implementasi Hidden

D-dimer diperkirakan dapat menurunkan jumlah pemeriksaan stroke iskemik dengan CT-scan atau pencitraan yang lain sehingga menurunkan biaya perawatan.Banyak penelitian dilakukan

Berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan, maka peneliti mengangkat PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) dengan tema “Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan

Di kampung bintang kota Pangkalpinang tidak hanya berdiri satu kafe saja, namun ada beberapa kafe lain yang tidak lain merupakan pesaing/ kompetitor Kafe Yellover

Dalam hal ini jika kita mengkaitkannya dengan fenomena pencitraan diri di media sosial Path, dapat diketahui bahwa apa yang ditampilkan oleh pengguna melalui akun Path

Pada tahap ini penulis pertama-tama menentukan topik yang nantinya akan dibuat sebuah aplikasi untuk menyelesaikan proyek akhir di semester 6 mendatang dengan

Terlepas dari ketertarikan penulis dalam penelitian terhadap pesan kesabaran dalam kisah religi berjudul “Camar yang Pulang” ini, program ini juga sebagai salah satu bentuk pencitraan