• Tidak ada hasil yang ditemukan

probabilitas Atau berlaku hubungan : P(E) + P(Ê) = 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "probabilitas Atau berlaku hubungan : P(E) + P(Ê) = 1"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

probabilitas

Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali

diantara N peristiwa yang saling eksklusif (saling

asing/terjadinya peristiwa yang satu mencegah terjadinya

peristiwa yang lain) dan masing-masing terjadi dengan

kesempatan yang sama, maka probabilitas terjadinya

peristiwa E adalah :

Jika P(E) = 0, maka diartikan peristiwa E pasti tidak terjadi,

sedangkan P(E)=1, dapat diartikan peristiwa E pasti terjadi,

apabila Ê menyatakan bukan peristiwa E, maka diperoleh :

(4)

Probabilitas bersyarat

• Jika P(A) menyatakan probabilitas kejadian A,

• P(B) menyatakan probabilitas kejadian B,

• probabilitas A terjadi jika B (BA) disimbolkan P(A |B), dan besarnya adalah :

• Dengan cara yang sama, probabilitas bahwa kejadian B terjadi jika kejadian A terjadi terlebih dahulu adalah :

(5)

 Contoh :

P(Dila terkena cacar|Dila mempunyai bintik-bintik di wajah) adalah 0,8

Ini sama dengan rule berikut :

IF Dila mempunyai bintik-bintik di wajah THEN Dila terkena cacar (0,8)

Rule ini mempunyai arti sbb :

Jika Dila mempunyai bintik-bintik diwajah, maka probabilitas (kemungkinan) Dila terkena cacar adalah 0,8

(6)

6

KONSEP DASAR HUKUM PROBABILITAS

A. Hukum Penjumlahan

A

AB

B

Apabila P(AB) = 0,2, maka ,

P(A ATAU B) = 0,35 + 0, 40 – 0,2 = 0,55 Konsep Dasar Probabilitas

• Peristiwa atau Kejadian Bersama

Contoh : P(A) = 0,35, P(B) 0,40 DAN P (C) 0,25 Maka P(A ATAU C ) = 0,35 + 0,25 = 0,60 P(A ATAU B) = P(A) + P(B)

(7)

7

• Peristiwa Saling Lepas

P(AB) = 0

Maka P(A ATAU B) = P (A) + P(B) + 0 = P(A) + P(B)

A

B

• Hukum Perkalian

P( A DAN B) = P(A) X P(B)

Apabila P(A) 0,35 DAN P(B) = 0,25

Maka P(A DAN B) = 0,35 X 0,25 = 0,0875

• Kejadian Bersyarat P(B|A)

P(B|A) = P(AB)/P(A)

KONSEP DASAR HUKUM PROBABILITAS

(8)

8

KONSEP DASAR HUKUM PROBABILITAS

• Hukum Perkalian

P( A DAN B) = P(A) X P(B)

Apabila P(A) 0,35 DAN P(B) = 0,25

Maka P(A DAN B) = 0,35 X 0,25 = 0,0875

• Kejadian Bersyarat P(B|A)

P(B|A) = P(AB)/P(A)

• Peristiwa Pelengkap (Complementary Event) P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 – P(B)

(9)

9

DIAGRAM POHON

1 Beli Jua l 0, 6 BNI BL P BC A BNI BL P BC A 0,25 0,40 0,35 0,25 0,4 0 0,3 5

Keputusan Jual atau Beli Jenis Saham Probabilitas Bersyarat Probabilitas bersama 1 x 0,6 x 0,35 = 0,21 1 x 0,6 x 0,40 = 0,24 1 x 0,6 x 0,25 = 0,15 1 x 0,4 x 0,35 = 0,14 1 x 0,4 x 0,40 = 0,16 1 x 0,4 x 0,25 = 0,10 0,21+0,24+0,15+0,14 +0,16+0,10 =1,0 Jumlah Harus = 1.0 • Diagram Pohon Suatu diagram berbentuk pohon yang membantu mempermudah mengetahui probabilitas suatu peristiwa

(10)

10

BEBERAPA PRINSIP MENGHITUNG

Konsep Dasar Probabilitas

Factorial = n!

Permutasi nPr = n!/ (n-r)! Kombinasi nCr = n!/r! (n-r)!

• Factorial (berapa banyak cara yang mungkin dalam mengatur sesuatu dalam kelompok).

• Permutasi (sejumlah kemungkinan susunan jika terdapat satu kelompok objek).

• Kombinasi (berapa cara sesuatu diambil dari

(11)

11

Berdasarkan hasil penelitian ternyata bahwa mahasiswa pria hanya 40% dari total jumlah mahasiswa di Jakarta. Berdasarkan pada tingkat kelulusan ternyata mahasiswa wanita 90% lulus tepat waktu, dan 80% mencapai IPK di atas 3,0. Sedang mahasiswa pria yang lulus tepat waktu hanya 40% dan IPK di atas 3,0 hanya 50%. Hitunglah:

•Berapa persen, mahasiswa pria lulus tepat waktu dan IPK di bawah 3,0?

•Berapa peluang mahasiswi lulus tepat waktu dan IPK di atas 3,0?

(12)

Teorema Bayes

• Ditemukan oleh Reverend Thomas Bayes abad ke 18.

• Dikembangkan secara luas dalam statistik inferensia.

(13)

• Brntuk teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan hipotesis tunggal H adalah :

Dengan

• p(H|E) = probabilitas hipotesis H terjadi jika evidence E terjadi

• P(E|H) = probabilitas munculnya evidence E, jika hipotesis H terjadi

• P(H) = probabilitas hipotesis H tanpa memandang evidence apapun

(14)

Contoh :

 Diketahui p(demam)=0,4. p(muntah)=0,3. p(demam|muntah)=0,75.

 Pertanyaan :

a. Berapa nilai dari p(muntah|demam) ?

(15)

JAWAB SOAL A :

• p(muntah|demam)= p(demam|muntah) x p(muntah)

p(demam)

= 0,75 x 0,3 0,4

(16)

JAWAB SOAL B

p(muntah|demam) = p(demam|muntah)xp(muntah)

p(demam)

= (0,75 x 0,3)/0,1 = 2,25

 Jawaban di atas salah. Mengapa ? Karena nilai probabilitas haruslah antara 0 dan 1. lalu apa yang salah ?

 Perhatikan : p(demam) harus lebih besar atau sama dengan p(demam

n

muntah).

 untuk menghitung p(demam

n

muntah) rumusnya adalah p(demam

n

muntah) = p(demam|muntah) x p (muntah) = 0,75 x 0,3 = 0,225

 Jadi, p(demam) ≥ 0,225

 Untuk nilai p(demam) = 0,1 tidak memenuhi syarat sehingga menghasilkan perhitungan yang salah.

(17)

Bentuk Teorema Bayes untuk evidence tunggal E dan

hipotesis ganda H1, H2, …. Hn

• dengan:

• p(Hi|E) = probabilitas hiposesis Hi benar jika diberikan evidence E.

• p(E|Hi) = probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar.

• p(Hi) = probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang evidence apapun.

(18)

Untuk evidence ganda E1, E2,…., Em dan hipotesis ganda H1, H2, …., Hn adalah :

untuk mengaplikasikan persamaan di atas, maka harus

diketahui probabilitas bersyarat dari semua kombinasi yang mungkin dari evidence-evidence untuk seluruh hipotesis.

Secara praktis, ini tidak mungkin. Oleh karena itu, persamaan di atas, diganti dengan persamaan :

(19)
(20)

Contoh kasus

 Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat evidence E1E2E3 dan hipotesis H1H2H3 . Misalkan pertama kali kita hanya mengamati evidence E3 , hitung probabilitas terjadinya hipotesis : a. H1 jika semula hanya evidence E3 yang teramati

b. H2 jika semula hanya evidence E3 yang teramati c. H3 jika semula hanya evidence E3 yang teramati

(21)

• Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk evidence

tunggal E dan hipotesis ganda H1H2H3 dengan persamaan berikut :

(22)
(23)

• tampak bahwa setelah evidence E3 teramati, kepercayaan terhadap hipotesis Hi berkurang dan menjadi sama dengan kepercayaan terhadap H2. kepercayaan terhadap hipotesis H3 bertambah bahkan hampir sama dengan H1 dan H2.

(24)

 Misalkan setelah kita mengamati evidence E3 kemudian

teramati pula adanya evidence E1 hitung probabilitas terjadinya hipotesis:

a. H1 jika kemudian teramati pula adanya evidence E1

b. H2 jika kemudian teramati pula adanya evidence E1

(25)

• Persoalan ini adalah persoalan teorema bayes untuk evidence ganda E1 E3 dan hipotesis ganda H1 , H2 , H3 dengan persamaan

(26)

 Misalkan setelah kita mengamati evidence E1 teramati pula adanya evidence E2 , hitung probabilitas terjadinya hipotesis :

a. H1 jika kemudian teramati pula adanya evidence E2

b. H2 jika kemudian teramati pula adanya evidence E2

(27)
(28)

Contoh soal lainnya :

 Si Ani mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya.

 Dokter menduga bahwa Si Ani terkena:

1. Cacar, dengan:

• Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani terkena cacar; p(Bintik2|Cacar) = 0,8.

• Probabilitas Si Ani terkena cacar tanpa memandang gejala apapun; p(Cacar) = 0,4

2. Alergi, dengan :

• Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani alergi; p(Bintik2|Alergi) = 0,3.

• Probabilitas Si Ani terkena alergi tanpa memandang gejala apapun; p(Alergi) = 0,7.

(29)

3. Jerawat, dengan

• Probabilitas munculnya bintik-bintik di wajah, jika Si Ani jerawatan; p(Bintik2|Jerawatan) = 0,9.

• Probabilitas Si Ani jerawatan tanpa memandang gejala apapun; p(Jerawatan) = 0,5.

(30)
(31)
(32)

SOAL LATIHAN 1

• Tabel berikut menunjukkan tabel probabilitas bersyarat dari gejala penyakit kulit.

(33)

Pertanyaan :

A. Bila ada seorang yang menderita gejala gatal-gatal, demam. Tentukan penyakit yang diderita oleh orang tersebut

menggunakan teorema bayes !!!!

B. Bila beberapa hari kemudian muncul gejala lainnya yaitu muncul peradangan folikuler kecil & merah yang membesar. Tentukan penyakit yang diderita oleh orang tersebut

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disarankan untuk melengkapi penelitian mengenai uji toksisitas akut limbah cair industri tahu terhadap Ikan Mas, dapat dilakukan

Berdasarkan hasil pemetaan keberadaan tikus dalam rumah, kondisi tempat sampah bahwa keberadaan tikus di dalam rumah paling banyak di RT 05 dan kondisi tempat

(Di sini, f adalah fungsi dari R d ke R.) Hasil ini mengatakan bahwa turunan dari integral f sama dengan f itu sendiri, hampir di mana-mana... Berkenaan dengan operator maksimal M HL

Analisis hasil uji coba Fun With Kambang Iwak Park Game Sebagai Objek Wisata Keluarga di Palembang ini dilakukan untuk mengetahui fungsi-fungsi serta tujuan permainan ini

 Kuadran II, Menunjukkan bahwa indikator atau kearifan yang mempengaruhi kekuatan petani pada kearifan lokal pada kuadran ini harus dipertahankan, karena pada umumnya

bulu disekitar punggung tikus putih dicukur dan dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian dilakukan sayatan dengan scalpel sepanjang 1,5 cm sampai subkutan, dan

Makalah ini membahas mengenai penentuan ukuran lot produksi yang mempergunakan model persediaan terintegrasi, dengan total ongkos persediaan melibatkan sistem persediaan

Pada saat energi kinetik suatu benda yang bergerak harmonik sama dengan energi potensialnya, maka besar sudut fase dan fase getarannya adalah ….. Frekuensi