ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING
(Studi Kasus Pada Perusahaan yang Termasuk LQ-45 Periode 2007 – 2011 Terdaftar di BEI)
Helmida Ayu Angraini Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Bung Hatta
E-mail : [email protected] ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence turn influences management, audit opinion, Firm size, firm size, financial distress and a return on equity of the auditor switching. The research was carried out on companies that are in the LQ-45 in Indonesia Stock Exchange respectively for the year 2007 to 2011. Types of data used is secondary data obtained through the Indonesian Capital Market of Directory (ICMD). This research used two categories of variables. The first independent variable consisting of change management, audit opinion, Firm size, firm size, financial distress, and return on equity. The two dependent variables, namely auditor switching. To perform the data processing carried out by logistic regression models. Based on the results of hypothesis testing found that a change of management, audit opinion, Firm size, firm size, financial distress, and return on equity had no significant effect on the company's auditor switching LQ-45 in Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Managament Change, Audit Opinion, Firm Size, Financial Distress
PENDAHULUAN
Auditor merupakan sebuah profesi yang elegan akan tetapi memiliki tanggung jawab dan tingkat kesulitan yang tinggi. Besarnya tanggung jawab yang dimiliki auditor tentu memiliki kontribusi terhadap keberhasilan sebuah perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Tanpa kehadiran seorang auditor tentu sebuah perusahaan tidak dapat membuat berbagai kebijakan strategis yang dapat meningkatkan eksistensi perusahaan dalam jangka panjang (Faisal, 2010).
Ketika kita mengamati dari berbagai kasus yang terjadi saat ini ketidak tepatan opini audit yang disampaikan di dalam laporan keuangan sering menciptakan kebijakan yang salah dan merugikan perusahaan, salah yang akan mengakibatkan kemunduran bagi perusahaan. Fenomena yang menunjukan buruknya peran seorang auditor dapat dilihat dari terlikuidasinya sejumlah bank pada beberapa tahun yang lalu hingga kasus pailidnya Telkomsel. Terjadinya masalah dengan perusahaan tentu
dipengaruhi oleh kebijakan yang diambil oleh manager yang didasarkan pada hasil opini audit yang dipublikasikan (www.detik.com).
Pada dasarnya pertukaran auditor (auditor switching) dapat dilakukan karena beberapa alasan yaitu masa kontrak yang telah berakhir, auditor yang bersangkutan mengundurkan diri karena sebuah alasan tertentu, atau auditor diputus kontrak oleh manajemen karena sebuah permasalahan tertentu (Wiley 2007). Jika kita melakukan pengamatan pada realita sesungguhnya auditor memiliki peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi eksistensi perusahaan. Opini audit, ukuran KAP, financial distress hingga masalah profitabilitas merupakan dimensi yang mendorong perusahaan untuk melakukan pergantian auditor.
Pergantian auditor juga dapat terjadi karena adanya opini audit yang menyatakan perusahaan sedang dalam resesi atau permasalahan keuangan (financial distress). Akibat pendapat tersebut sering membuat perusahaan klien marah dan melakukan pergantian auditor (Arif et al, 2000).
Menurut Wijayani dan Januarti (2011) pergantian auditor juga dapat terjadi karena analisis yang salah tentang kemampulabaan perusahaan yang dapat dilihat dari return on assets ataupun return on equity. Berkurangnya kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba tentu bukanlah hal yang diharapkan perusahaan klien sehingga salah satu alternatif yang digunakan untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah mengganti auditor.
Joher et al., (2010) di dalam penelitiannya menemukan bahwa bahwa opini audit dan ukuran KAP berpengaruh yang signifikan terhadap auditor switching. Temuan ini memperkuat teori yang menyatakan semakin kecil ukuran total assets sebuah perusahaan akan mendorong perusahaan untuk melakukan pergantian auditor. Wijayani dan Januarti (2011) di dalam penelitianya ditemukan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hasil yang diperoleh bertentangan dengan teori yang menyatakan perusahaan dengan total assets yang kecil cenderung melakukan pergantian KAP. Untuk variabel penelitian yang diukur dengan ukuran KAP, dan profitabilitas berpengaruh negatif yang signifikan terhadap auditor switching, sedangkan financial distress yang diukur dengan debt to equity ratio berpengaruh negatif yang signifikan terhadap auditor switching.
Berdasarkan uraian fenomena dan latar belakang masalah peneliti tertarik kembali untuk melakukan sebuah replikasi penelitian yang telah dilakukan oleh Wijayani dan Januarti (2011). Pada penelitian ini terdapat beberapa perbedaan
yaitu menggunakan nilai perubahan return on equity sebagai salah satu variabel. Alasan peneliti memilih return on equity berbeda dari peneliti sebelumnya menggunakan return on assets, peneliti mencoba untuk melihat peningkatan efektifitas pengelolaan sumber dana dari pemilik atau equity, karena jika return on equity meningkat tentu ketergantungan perusahaan pada hutang dapat diturunkan. Pembeda kedua adalah karakteristik perusahaan yang digunakan adalah perusahaan yang berada di kelompok LQ-45 sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan manufaktur. Pemilihan LQ-45 disebabkan perusahaan yang masuk LQ-45 memiliki saham yang lebih aktif dibandingkan saham perusahaan lainnya.
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Auditor Switching
Menurut Hudaip dan Cooke (2010) Auditor switching merupakan pergantian nama auditor yang bertugas di dalam sebuah perusahaan. Ketika auditor yang lama diganti ada dua perubahan yang terjadi. Perubahan pertema adalah nama auditor yang dipilih tentu berbeda dari sebelumnya. Kedua auditor yang lama dan baru tentu dapat saja bekerja pada Kantor
Akuntan Pablik (KAP) yang berbeda. Pergantian tersebut dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari klien atau auditor.
Bukti teoritis mengenai auditor switching didasarkan pada teori agensi. Jansen dan Macling (1976) dalam Wijayani dan Januarti (2011) menyatakan masalah agensi disebabkan oleh adanya konflik kepentingan dan informasi asimetris antara principle (pemegang saham) dan agen (manajemen). Dalam teori agensi, auditor independen berperan sebagai penegah kedua belah pihak (agent dan principle) yang berbeda kepentingan. Auditor independen juga berfungsi mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor (Auditor Switching)
Menurut Mardyah (2002) mengungkapkan bahwa secara teori pergantian auditor di dalam lingkungan sebuah organisasi tidak saja terjadi secara alamiah akan tetapi juga terjadi karena berbagai faktor yang melatar belakanginya. Pergantian auditor tidak saja dipengaruhi oleh kesalahan yang berasal dari dalam diri auditor (internal) akan tetapi juga berasal dari faktor eksternal. Faktor internal adalah sejumlah variabel yang mempengaruhi faktor psikologis
yang meliputi kesanggupan, tingkat stress, sikap dan sebagainya (Purwadiredja, 2010).
Opini Audit
Pengertian Opini Audit
Hampir setiap perusahaan pada saat ini memiliki komite audit, yang berguna untuk melakukan pengawasan terhadap aktifitas finansial yang dilakukan perusahaan. Salah satu fungsi auditor adalah memberikan opini audit terhadap kesimpulan akhir dari aktifitas audit yang mereka lakukan. Menurut Heizer (2007) opini audit merupakan pernyataan atau pendapat yang dikemukakan oleh auditor setelah proses audit dilakukan. Opini audit yang terbentuk dapat berupa pernyataan yang menyatakan perusahaan dalam keadaan sehat (non distress) atau dalam keadaan bermasalah (distress). Dari opini yang terbentuk manajemen dapat melakukan berbagai tindakan perbaikan untuk menjaga eksistensi perusahaan dimasa mendatang.
Soemarso (2002) opini audit merupakan kesimpulan akhir yang berbentuk pendapat yang memperlihatkan kondisi sesungguhnya dari sebuah perusahaan, sudut pandang opini yang terbentuk adalah berdasarkan informasi keuangan dan akuntansi. Opini audit
sangat bermanfaat bagi perusahaan, karena dapat dijadikan sebagai alat evaluasi dan dasar pengambilan kebijaksanaan yang berhubungan dengan upaya menjaga eksistensi perusahaan dimasa datang.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa opini audit merupakan penilaian atau pendapat yang muncul dari seorang auditor, yang terbentuk berdasarkan proses pengumpulan informasi, referensi dan pengalaman auditor dalam melakukan audit. Dengan adanya opini audit perusahaan dapat melakukan tindakan preventif demi terjaganya eksistensi perusahaan dimasa mendatang.
Bentuk Opini Audit
Tujuan dalam standar pelaporan keuangan yang di audit oleh auditor memungkinkan pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan dan pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan menentukan seberapa jauh laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor dalam laporan audit yang dipercaya. Menurut Mulyadi (2002) opini audit terdiri dari lima yaitu pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahsa penjelas (unqualified opinion with explonatory language). Pendapatan wajar dengan pengecualian (qualified opinion).
Pendapat tidak wajar (adverse Opinion) dan Tidak memberikan pendapat (Disclainmer of Opinion).
Ukuran KAP
Ukuran KAP merupakan besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4. Ukuran KAP biasanya dikaitkan dengan kualitas audit. Wibowo dan Hilda (2009) menyatakan bahwa ukuran KAP yang besar mempunyai kemampuan lebih baik dalam melakukan audit dan diyakini KAP yang besar mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi.
Perusahaan akan mencari KAP yang kredibilitas tinggi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dimata pemakai laporan keuangan. Expertise KAP merupakan salah satu atribut dalam service KAP besar. (Mardyah, 2002). Adanya faktor expertise itu akan menentukan perubahan auditor oleh perusahaan sehingga perusahaan akan lebih memilih KAP besar. Eichenseher dan Shields dalam Kartika (2006) mengemukakan fenomena bahwa persepsi expensive/ mahalnya kantor akuntan akan menentukan kesuksesan klien.
KAP yang lebih besar di Indonesia (Big 4) biasa dianggap lebih mampu
mempertahankan tingkat independensi yang memadai daripada rekan rekan mereka yang lebih kecil karena biasanya menyediakan berbagai layanan klien dalam jumlah yang besar, sehingga mengurangi ketergantungan pada klien. KAP yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi dan menikmati reputasi yang tinggi dalam lingkungan bisnis dan karena itu, akan berusaha untuk mempertahankan independensi mereka dalam menjaga image KAP.
Profitabilitas
Menurut Phalipu (2001) profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Mencapai profitabilitas yang tinggi adalah tujuan utama dari semua perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
Menurut Sartono (2010) return on equity merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba atas sejumlah investasi yang dilakukan oleh investor. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang investor, dimana rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gains untuk investor. Hal ini dikarenakan rasio ini bukan pengukur tingkat pengembalian investor yang sebenarnya. Pada dasarnya return on equity memperlihatkan kemampuan peusahaan dalam mengelola equity atau modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba. Secara umum return on equity dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Return on equity = LabaBersih x100% ty
Total Equi
Return on equity memperlihatkan efektifitas manajemen di dalam mengelola dana yang bersumber dari dalam perusahaan. Selain itu meningkatnya nilai Return on equity memperlihatkan terjadinya ketepatan saran atau opini yang disampaikan auditor, kondisi tersebut memperlihatkan auditor yang digunakan untuk melakukan proses audit relatif handal sehingga kemungkinan untuk terjadinya pergantian (switching) auditor.
Berdasarkan uraian ringkas tersebut dapat disimpulkan bahwa Return
on equity merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dana dari owners (pemilik) dalam rangka menghasilkan laba. Semakin tepat (reliable) opini audit yang dipublikasikan auditor tentu akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga pergantian auditor yang disebabkan oleh buruknya kinerja relatif tidak terjadi.
Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah yang didapatkan oleh penulis, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :
a. Pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan auditor switching.
b. Opini auditor berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan auditor switching
c. Ukuran kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan auditor switching.
d. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan auditor switching.
e. Financial distress (debt to equity ratio) berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan auditor switching.
f. Pertumbuhan return on equity berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan auditor switching.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Untuk melakukan tahapan pengujian hipotesis maka digunakan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Di dalam tahapan pengolahan data tersebut peneliti dibantu dengan alat uji statistic. Pada penelitian ini alat uji statistic yang digunakan adalah model regresi logistic.
Uji Instrument Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan akurasi item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Secara umum tahapan pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011) pengujian normalitas bertujuan untuk melihat pola penyebaran data apakah berdistribusi normal atau tidak, selain itu uji normalitas juga dapat digunakan untuk menentukan uji statistik apa yang akan digunakan dalam sebuah penelitian apakah menggunakan uji parametrik maupun uji
non parametrik. Untuk melakukan pengujian normalitas. Di dalam melakukan pengujian normalitas digunakan bantuan program SPSS. Alat uji yang digunakan untuk melakukan pengujian normalitas adalah One Sample Kolmogorov Smirnov. Di dalam pengujian setiap variabel penelitian dinyatakan normal dan layak untuk diuji jika memiliki nilai asymp sig di atas alpha 0,05. Pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah seluruh variabel penelitian yang diikutsertakan telah berdistribusi normal.
Uji Regresi Binary Logistic
Untuk menjawab kebenaran hipotesis maka digunakan model regresi binary logistic. Secara umum tahapan pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Uji Hosmer and Lemeshow’s
Hosmer and Lemeshow’s berguna untuk menguji apakah data empiris yang digunakan cocok atau sesuai dengan model (Tidak ada perbedaan antara model dengan data, sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and Lomeshow’s test lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Hosmerand
Lemeshow’s test tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer anf Lemeshow’s test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol diterima dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model diterima karena cocok dengan data observasinya (Santoso, 2003).
Menilai Model Fit
Adanya pengurangan nilai antara -2 LL awal (initial --2 LL function) dengan nilai -2 LL pada langkah berikutnya menunjukan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2005). Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian ”Sum of Square Error” pada model regresi, sehingga penurunan Log Likelihood menunjukan model regresi semakin baik.
Model Nagelkarke R Square
Bertujuan untuk melihat seberapa besar proporsi variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Model Nagelkarke R Square memiliki fungsi yang sama dengan koefisien determinasi di dalam model regresi. Kontribusi hasil pengujian akan semakin baik bilai kontribusi yang diperlihatkan variabel
independen terhadap dependen semakin tinggi.
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Umum Responden
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris adanya pengaruh management change, opini audit, ukuran KAP, ukuran perusahaan, financial distress dan return on equity terhadap auditor switching. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan yang berada di dalam kelompok LQ-45 yang listed di Bursa Efek Indonesia selama periode Februari 2007 sampai periode Juli 2011. Data diperoleh melalui observasi ke Pojok Bursa Efek Indonesia dan melalui webside www.idx.co.id .
Setelah seluruh data dan informasi yang dibutuhkan berhasil diperoleh maka tahapan klasifikasi data melalui pembuatan tabulasi dapat dilaksanakan. Proses tersebut dilakukan dengan manual. Setelah tahapan tersebut dilaksanakan, maka pengolahan data dapat segera dilakukan. Proses pengolahan data dilaksanakan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Berdasarkan hasil pengolahan yang telah dilakukan dapat di narasikan statistik deskriptif variabel penelitian dimana
jumlah total observasi data yang digunakan adalah 90.
Pada penelitian ini variabel pertama yang digunakan adalah pergantian manajemen, variabel kedua adalah opini audit, variabel ketiga adalah ukuran KAP, variabel ke empat adalah ukuran perusahaan, variabel kelima adalah financial distress, variabel ke enam adalah perubahan return on equity, dan variabel ketujuh adalah pergantian auditor.
Pengujian Instrumen Data
Sebelum dilakukan tahapan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen data. Tahapan tersebut dilakukan untuk menguji ketepatan dan kehandalan dari masing-masing item pertanyaan. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, secara umum tahapan pengujian instrumen data yang dilakukan meluputi:
Pengujian Normalitas
Menurut Ghozali (2010) pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui pola sebaran variance yang mendukung masing masing variabel penelitian. Pada penelitian ini pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametric One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Pada tahapan
pengolahan data normalnya masing masing variabel penelitian ditentukan dari nilai asymp sig (2-tailed) ≥ α 0,05.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa masing-masing variabel penelitian yang terdiri dari pergantian manajemen, opini audit, ukuran KAP, financial distress, perubahan return on equity dan auditor switching memiliki nilai asymp sig (2-tailed) < alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel penelitian yang akan diuji belum berdistribusi normal kecuali veriabel dummy, oleh sebab itu untuk sementara waktu tahapan pengolahan data lebih lanjut belum dapat dilaksanakan sebelum seluruh variabel penelitian yang diuji berdistribusi normal.
Untuk menormalkan data bagi variabel yang berskala ratio dinormalkan dengan cara mengganti data ekstrim (outlier) dengan rata rata deskriptif statistik. Untuk data berskala nominal seperti ukuran perusahaan dinormalkan dengan melakukan transformasi data kedalam bentuk LN (Logaritma). Bagi variabel berukuran dummy tidak dinormalkan karena nilainya tidak terdefinisi (Cooper, 2003).
Setelah masing masing proses dilakukan pengujian normalitas kembali. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa seluruh
variabel penelitian yang berukuran ratio dan nominal yang terdiri dari LN ukuran perusahaan, financial distress, perubahan return on equity telah memiliki nilai asymp sig (2-tailed) diatas atau sama dengan 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel penelitian tersebut telah berdistribusi normal. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilakukan.
Analisis Regresi Logistik
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang didukung oleh variabel dependen berukuran dummy maka digunakan model regresi logistik. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh tahapan pengujian seperti terlihat pada sub bab di bawah ini:
Analisis -2 Log Likelihood.
Pengujian Hosmer and Lemeshow Test Analisis Negelkerke R-Square
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pergaruh Pergantian Manajemen Terhadap Auditor switching
kepuasan belajar yang dimiliki mahasiswa yang mepelajari mata kuliah akuntansi dasar dengan metode konvensional berjumlah 100 orang yang
memeberikan skor penilaian rata-rata terhadap kepuasan belajar adalah sebesar 59,90 sedangkan mahasiswa akuntansi yang mempelajari mata kuliah akuntansi dasar dengan metode matematika berjumlah 21 orang dengan rata-rata skor nilai kepuasan mencapai 66,24. Hasil tersebut dibuktikan nilai signifikan sebesar 0,448. Pengujian dilakukan dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan yang dihasilkan adalah sebesar 0,448 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kepuasan belajar yang dirasakan mahasiswa yang mempelajari mata kuliah akuntansi dasar dengan metode konvensional dengan mahasiswa akuntansi yang mempelajari akuntansi dasar dengan metode matematika.
Hasil yang diperoleh diddalam tahapan pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan tingkat kepuasan belajar yang dirasakan mahasiswa akuntansi yang mempelajari mata kuliah akuntansi dengan menggunakan metode matematika dengan kepuasan yang dirasakan mahasiswa akuntansi yang mempelajari mata kuliah dasar dengan metode konvensional. Hasil yang diperoleh tidak konsisten dengan hipotesis yang diajukan. Kondisi ini
menunjukan bahwa masing-masing mahasiswa akuntansi yang mempelajari mata kuliah akuntansi dasar baik dengan menggunakan metode matematika maupun metode konvensional sama-sama puas ketika mereka mampu menguasai dan memahami materi akuntansi dasar. Kepuasan akan semakin terasa kuat ketika prestasi belajar yang dihasilkan dalam ujian relatif baik. Hal tersebut terjadi karena masing-masing mahasiswa akuntansi yang mempelajari akuntansi dengan metode yang berbeda mampu belajar dengan efektif, melakukan latihan dan serius dalam mendalami ilmu akuntansi dasar.
Dalam hal ini tentu kadar kepuasan yang dirasakan mahasiswa tidak jauh berbeda, karena nilai yang bagus dalam proses pembelajaran akuntansi berasal dari hal kerja keras mahasiswa, seperti dalam mengerjakan tugas, mengikuti mata kuliah secara baik ataupun mengerjakan latihan yang diinstruksikan dosen.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan variabel pergantian manajemen diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 23.980 dengan nilai signifikan sebesar 0,997. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengolahan data menunjukan nilai signifikan sebesar 0,997 > alpha 0,05
maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pergantian manajemen tidak mempengaruhi pertukaran auditor (auditor switching). Hasil tersebut tidak konsisten dengan penelitian terdahulu.
Pergaruh Opini Audit Terhadap Auditor switching
Pada hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel opini audit diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 26,742 dengan nilai signifikansi hasil pengolahan data sebesar 0,999. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,999 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap proses pergantian auditor pada peerusahaan yang tergabung dalam kelompok LQ-45.
Pergaruh Ukuran KAP Terhadap Auditor switching
Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis ketiga konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Joher et al., (2010) yang berhasil menemukan bahwa ukuran KAP bukanlah dimensi yang memiliki kontribusi yang besar dalam mempengaruhi pergantian auditor pada perusahaan yang listed di Bursa Saham Malaysia. Jadi dapat disimpulkan ukuran KAP bukanlah dimensi atau faktor yang mendorong manajer perusahaan untuk melakukan pergantian auditor.
Pergaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Auditor switching
Pada hasil pengujian hipotesis keempat dengan menggunakan ukuran perusahaan diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 12,178 dengan nilai signifikan sebesar 0,996. Proses pengolahan data dilakukan dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,996 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor
switching di lingkungan perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis keempat menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan LQ-45.
Pergaruh Financial distress Terhadap Auditor switching
Hasil pengujian hipotesis kelima dengan menggunakan variabel financial distress diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar -18.421 dengan nilai signifikan sebesar 0,997. Hasil pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,997 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa financial distress tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kelima menunjukan bahwa komposisi hutang yang dimiliki perusahaan dapat dikelola dengan baik. Hal tersebut terlihat dari bertahannya perusahaan di dalam kelompok LQ-45.
Pergaruh Pertumbuhan Profitabilitas Terhadap Auditor switching
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis untuk mengetahui pertumbuhan profitabilitas yang diukur dengan return on equity diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -9,331 dengan nilai signifikan sebesar 0,996. Tingkat kesalahan yang dilakukan di dalam tahapan pengolahan data adalah 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,996 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan yang tergabung di dalam kelompok LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis maka dapat diajukan beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang diajukan. Beberapa kesimpulan tersebut adalah:
1. Hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan variabel pergantian manajemen diperoleh nilai
signifikan sebesar 0,997. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
2. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel opini audit diperoleh nilai signifikan sebesar 0,999. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara statistic opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan variabel ukuran KAP, setelah dilakukan tahapan pengolahan data diperoleh nilai signifikan sebesar 0,992. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan tehradap auditor switching pada perusahaan yang tergabung dalam kelompok LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
4. Hasil pengujian hipotesis keempat dengan menggunakan ukuran perusahaan diperoleh nilai signifikan
sebesar 0,996. Proses pengolahan data dilakukan dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching di lingkungan perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
5. Hasil pengujian hipotesis kelima dengan menggunakan variabel financial distress diperoleh nilai signifikan sebesar 0,997. Hasil pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa financial distress tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
6. Hasil pengujian hipotesis untuk mengetahui pertumbuhan profitabilitas yang diukur dengan return on equity diperoleh nilai signifikan sebesar 0,996. Tingkat kesalahan yang dilakukan di dalam tahapan pengolahan data adalah 0,05. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan yang tergabung di dalam kelompok LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa analisis yang telah dilakukan masih memiliki sejumlah kekurangan yang terjadi karena adanya keterbatasan yang peneliti dalam pembuatan skripsi ini. Keterbatasan tersebut adalah:
1. Jumlah sampel penelitian yang relatif kecil karena hanya menggunakan perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.
2. Masih terdapatnya sejumlah variabel yang juga dapat dijadikan indikator yang akan mempengaruhi pergantian auditor (auditor switching) di dalam organisasi atau perusahaan seperti kondisi psikologis, waktu atau risiko audit yang diterima dan berbagai variabel lainnya.
Saran
Berdasarkan kepada analsis dan keterbatasan penelitian maka diajukan sejumlah saran yang dapat memperbaiki kelemahan yang ada di dalam penelitian ini. Saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Peneliti dimasa mendatang disarankan
untuk mencoba menambah jumlah sampel penelitian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok perusahaan yang akan dijadikan sampel atau menggunakan metode sampel yang berbeda. Saran ini penting untuk dilakukan agar terjadi
peningkatan akurasi hasil penelitian dimasa yang akan datang.
2. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk mencoba mencari dan menambahkan minimal satu variabel baru yang belum digunakan di dalam penelitian ini, akan tetapi mepengaruhi pergantian auditor (auditor switching) di dalam perusahaan, seperti variabel waktu atau pun risiko audit.
DAFTAR PUSTAKA
Almant. 1987. Dalam Wijayanti, Putri Martina. 2010. Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor switching di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol 3 No 2. Universitas Diponegoro, Semarang.
Arif Mustakim, Deni Malik dan Zalvan. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perpindahan Auditor. Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana, Bali.
Heizer, Keiser. 2007. Corporate Finance. Edisi Indonesia. Prientice-Hall. Indonesia, Jakarta.
Madura Jason. 2001. Financial Managemen Stated. Edisi Indonesia. Salemba Empat, Jakarta. Phalipu, Healy. 2005. Analisys Finance For Management. Mc Graw-Hill, Iriwin
Ross Westerfield Jefft. 2008. Corporate Finance. Mc Graw-Hill, Irwin
Sartono, Agus. 2001. Dasar-dasar Perbelanjaan Perusahaan Teori dan Aplikasi. BPFE, Yogyakarta. Soemarso. 2002. Dasar-dasar Akuntansi
Sebuah Pengantar. BPFE, Yogyakarta.
Untara, Stevani. 2011. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor pada Perusahaan LQ-45. Jurnal Manajemen dan Akuntansi Berskala Enam Bulan Volume 2 Nomor 4. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Wiley dan Almant. 2001. Corporate Financial Statement. Printice Hall Indonesiam Jakarta
Wiley. 2008. Financial Distress Analisys. Edisi Indonesia. Gramedia, Jakarta Wijayani, Evi Dwi dan Januarti Indira.
2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Indonesia Melakukan Auditor Switching. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh 2011.
Wijayanti, Putri Martina. 2010. Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor switching di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol 3 No 2. Universitas Diponegoro, Semarang.