i
ANALISIS VEGETASI GULMA DI PERTANAMAN KOPI
ARABIKA(Coffea arabica L.) DI KABUPATEN ENREKANG
TUGAS AKHIR
Oleh:
FITRA S
1722040028
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI
PANGKAJENNE DAN KEPULAUAN
2020
ii ii
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diberikan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam kdaftar pustaka.
Pangkep, Mei 2020 Yang menyatakan,
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Oleh karena Rahmat dan Hidayat-Nyalah sehingga penulis dapat menyusun laporan TUGAS AKHIR ini dengan baik sesui waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil yang didapatkan selama melakukan penelitian di Kabupaten Enrekang tepatnya di Desa Bone-bone, Kecamatan Baraka, dan Desa Rante Mario, Kecamatan Malua.
Penulis menyadari bahwa manusia itu adalah ,mahluk sosial yang tidak bias hidup tampa bantuan orang lain, dalam penyusunan loporan TUGAS AKHIR ini penulis mendapat bayak sekali bantuan dari berbai pihak yang tentunya sangat berarti bagi penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih terutama kepada kedua orang tua serta segenap keluarga dan teman-teman yang telah memberikan memberikan bantuan baik berupa material serta spiritual hingga penulis dapat menyelesaikan LAPORAN TUGAS AKHIR ini. Melalui kesepakatan ini penulis juga mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Syatrawati, SP.,MP dan Ir. Erna Halid, M.Si selaku pembimbig I dan pembimbing II Tugas Akhir Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan.
2. Bapak Muhammad Yusuf, SP.,MP Selaku ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.
3. Bapak Abdul Mutalib, SP.,MP Selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
vi
4. Bapak Dr.Ir.Darmawan, M.P Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
5. Teman-teman Seangkatan XXX Dan Seluruh Staf Di Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan.
6. Kepala Dusun Pendokesan Dan Kepala Dusun Talinga Yang Telah Membantu Dalam Melakukan Penelitian Ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk penulisan laporan ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penuis berharap semoga laporan ini dapat bermamfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua khususnya saya pribadi, amin.
Wabillahi Taufik Walhidayah
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Pangkep, Mei 2020
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL... i
HALAMAN PENGESAHAN...ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI...iii
HALAMAN PERNYATAAN...iv KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI...vii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………. 1 1.2. Tujuan Penelitian……….. 2 1.3. Kegunaan Penelitian……… ………2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifiasi Tanaman Kopi………3
2.2. Ciri Dan Marfologi Tanaman Kopi...3
2.3. Varietas Kopi Arabika...5
2.3.1. AB 3...6
2.3.2. S 795...6
2.3.3. USDA 765...6
viii
2.5. Gulma Tanaman Kopi...7
2.5.1. Gulma Berdaun Sempit/Rerumputan (Grasses)...7
2.5.2. Gulma Teki-tekian (Sedges)...8
2.5.3. Gulma Berdaun Lebar (Broad Leaves)...8
2.5.4. Gulma Pakis-pakisan (Feruns)...8
2.6. Gulma Berdasarkans Siklus Hidup...9
2.6.1. Gulma Semusim (Annual Weeds)……….9
2.6.2. Gulma Dua Musim (Biannual Weeds)………. .9
2.6.3. Gulma Tahunan (Perennial weeds)... 9
2.7. Gulma Berdasarkan Pengaruh Terhadap Tanaman Perkebunan.... 9
2.7.1. Gulma Kelas A... 9
2.7.2. Gulma Kelas B...10
2.7.3. Gulma Kelas C...10
2.7.4. Gulma Kelas D...10
ix
BAB III METODOLOGI
3.1. Waktu Dan Tempat...11
3.2. Alat dan Bahan...11
3.3. Metode Pelaksanaan...11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAM 4.1. Komposisi Gulma...13
4.2. Pembahasan...15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...17 5.2. Saran...17 DAFTAR PUSTAKA...18 LAMPIRAN... 19 RIWAYAT HIDUP ...23
x
DAFTAR TABEL
1. Hasil Analisis Vegetasi Gulma Di Pertanaman Kopi Arabika Lahan 1....13 2. Hasil Analisis Vegetasi Gulma Di Pertanaman Kopi Arabika Lahan 2....13 3. Perbandingan Jumlah Gulma Pada 2 Lahan Dan Penggolongan Gulma....14
Lampiran
1. Jumlah Gulma Pada Lahan 1………20 2. Jumlah Gulma Pada Lahan 2………21
xi
ABSTRAK
Fitra .S.. 1722040028
.
Analisis Vegetasi Gulma di Pertanaman Kopi Arabikadi Kabupaten Enrekang . Dibimbing oleh Syatrawati dan Erna Halid
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis -jenis gulma di lahan pertanaman kopi arabika . Teknik pengambilan data dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan dengan metode sampling secara diagonal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat jenis gulma terdiri dari 11 spesies yaitu Srassocephalum crepidioides, Ageratum conyzoides L Phyllanthus urinaria L. Synedrella nodiflora L. Passiflora foetida L, Digitaria sanguinalis, Mikania micrantha, Euphorbia hirta L ,Lantana Camara L, Athirum filix-fsemina L, Borreria latifolia. Jumlah total 498 individu, Terdiri dari gulma berdaun lebar 8 spesies, Gulma rerumputan 2 spesies, gulma pakis-pakisan 1 spesies. Jenis gulma yang paling banyak (dominan)
Ageratum conyzoides dengan jumlah 304 individu . Dan gulma yang paling sedikit Passiflora foetida dengan jumlah hanya 1 individu.
1
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Tanama kopi (Coffea spp) bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis tanaman berasal dari benua Afrika. Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai peminum berkhasiat dan berenergi pertamakali ditemukan oleh bangsa Etiopia di Benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu, tanaman kopi dibawa dibawa kepulau jawa pada tahun 1696, tapi pada waktu itu masih dalam taraf percobaan.
Indonesi merupakan Negara tropis yang kaya akan penghasilsn kopi, semua kopi yang terbesar di dunia merupakan jenis kopi yang terdapat di Indonesia, slain memiliki rasa yang unik kopi Indonesia juga memiliki aroma yang khas sehingga masyarakat Eropa menyukai kopi tersebut.
Kopi arabika (Coffea arabica L.) merupakan kopi yang memiliki daya produksi rendah, membutuhkan pemeliharaan yang rumit dan siklus pertumbuhan yang lebih lama (prastowo dkk, 2010). Perkebunan kopi banyak mengalami gangguan yang sangat merugikan, gangguan tersebut disebabkan oleh gulma (kanisis 1997).
Agar diperoleh tanaman kopi produksi tinggi sangat diperlukan tindakan pemeliharaan seperti pengendalian gulma, pengendalian gulma dilakukan dengan mengetahui jenis gulma yang dominan tumbuhan budidaya utama,
2
berdasasarkan hal tersebut di atas maka dilakukan analisis vegetasi gulma dipertanaman kopi arabika.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis gulma pada lahan pertanaman kopi.
1.3. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan sebagai imformasi ilmiah dalam upaya pengendalian gulma.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Tanaman Kopi
Klasifikasi tanaman kopi menurut Raharjo (2012) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophita Sub-divisio : Angeospermae Kelas : Dicotiledonea Ordo : Rubiales Family : Rubiaceae Genus : Coffea
Spesies : Coffea sp (Coffea arabica L.).
2.2. Ciri Dan Morfologi Tanaman Kopi
Kopi arabika berbentuk semak agak tegak atau pohon kecil yang memiliki tinggi 5―6m dan memiliki diameter 7cm tingginya setinggi dada orang dewasa, kopi arabika dikenal dengan dua jenis cabang, yaitu orthogeotropic yang tumbuh secara vertical dan plageotropic cabang yang memiliki sudut orientasi yang berbeda kaitannya dengan batang utama. Selain itu, kopi arabika memiliki warna kulit abu-abu, tipis, dan menjadi pecah-pecah dan kasar ketika tua (Hiwot, 2011).
4
Daun kopi Arabika berwarna hijau grlap demgan lapisan lilin mengkip, daun ini memiliki panjang empat empat hingga enam inci dan juga berbentuk oval atau lonjong. Menurut Hiwot (2011).
Bunga kopi arabika memiliki mahkota yang berukuran kecil, kelopak bunga berwarna hijau, dan pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari pada bunga ini terdiri dari 5―7 tangkai yang berukuran pendek. Kopi arabika umumnya akan memulai berbunga setelah berumur ±2 tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kubcup-kuncup sekender dan reprodiktif yang berubah fungsunya menjadi kubcup bunga, krmudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol (Budiman, 2012)
Tanaman kopi menghendaki penyinaran matahari yang cukup panjang, akan tetapi cahaya matahari yang terlalu tinggi kurang baik. Oleh karena itu daam praktek kebun kopi diberi naungan dengan tujuan agar intensitas cahaya matahari tidak terlalu kuat. Sebaliknya naungan yang terlalu lebat akan mengurangi pembuahan pada kopi, produksi dengan naungan sedang akan lebuh tinggi daripada kopi tampa naungan (wachjar, 1984).
5
Buah tanaman kopi terdiri atas kulit biji dan lembaga, atau sering disebut endosperm merupakan bagian yang bias dimamfaatkan sebagai bahan untuk membuat kopi (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Tanaman kopi arabika memiliki akar tunggang yang memiliki panjang yang memiliki panjang ± 45―50 cm, pada akar tunggang ini terdapat empat sampai delapan akar samping yang menurun ke bawah sepanjang 2―3 meter (akar vertical aksial), selain itu banyak akar samping (akar leteral) juga tumbuh secara horizontal yang memiliki panjang 2 meter berada pada kedalaman 30 cm dan bercabang merata masuk ke dalam tanah lebih dalam lagi (Budiman, 2012).
2.3. Verietas Kopi Arabika
Varietas kopi arabika yang dianjurkan:
1. S 795 2. AS 1 3. Gayo 1 4. Gayo 2 5. AB 3 6. AS 2K 7. USDA 762
6
2.3.1. AB 3
Tipe tumbuh tinggi dan lebar, ruas batang yang panjang, ruas cabang panjang (5―8cm), bentuk daun lonjong lebar, permukaan rata, ujung rucing, warna daun hijau agak mudah, pupus coklat kemerahan, dompolan buah 7―12 dompol/cabang, 8―15 buah/dompol, buah mudah hijau, lonjong, ujung tumpul, besar, buah masak masak lambat, tidak serempak, merah cerah.
2.3.2. S 795
Tipe tumbuh tinggi lebar daun rimbun, ruas batang pendek, ruas cabang agak pendek (2,5―4,5 cm), bentu daun lonjong, agak sempit, tepi bergelombang, ujung meruncing, warna hijau tua, pupus coklat, dompolan buah 7―11 dompol/cabang,12―20 buah/dompol, buah muda, hijau kusam, membulat, diskus melebar, buah masak masak lambat, tidak semerempak, bulat sedang, merah hati.
2.3.3 USDA 762
Tipe tumbuh tinggi, melebar, ruas cabang primer mendatar, teratur, agak lebar, ruas cabang agak panjag (4―6cm), bentu daun lonjong agak melebar, pangkal tumpul, ujung meruncing, helaiyan berlekuk tegas, warna daun hijau tua kecoklatan, pupus hijau muda, dompolan buah 7―11 dompolan/cabang,12―24 buah/dompol, buah mudah berwarna hijau tua, ujung meruncing, pangkal tumpul, buah masak lebih cepat, serempak, merah cerah, mudah rontok.
7
2.4. Syarat Tumbuh Kopi Arabika
Kopi arabika akan tumbuh lebih baik apabila lahan lanam mempengaruhi persyaratan dengan temperature 18―25℃, dengan curah hujan 1200―2000mm per tahun dan 1―3 bulan kering. Lahan-lahan yang mempengaruhi persyaratan tersebut di atas hanya dapat diperoleh pada daerah dengan ketinggian di atas 1000m dpl (Cambrony, 1992).
2.5. Gulma Tanaman Kopi
Gulma adalah tumbuhan yang bila di biarkan berkembang biak dalam
sistem akan menimbulkan kerugian dalam berbagai tamanan budidaya (Tjitrosoedirjo et al., 1984) pada umumnya gulma mempunyai daya adaptasi dan daya saing yang tinggi. Soetikno(1990) menjelaskan bahwa adaptasi yang tinggi tersebut berhubungan dengan daya kompetensi tertinggi sebagai rumah inang pada hama dan penyakit, mempengaruhi hasil panen dan menghambat kelancaran aktivitas pertanian.
Menurut Triharso (1994), Rukmana dan Saputra (1999), berdasarkan marfologinya gulma dapat dibedakan atas golongan :
2.5.1. Gulma Berdaun Sempit/Rerumputan (Grasses)
Gulma berdaun sempit memiliki ciri khas sebagai berikut: Daun mempunyai pita, batang tanaman beruas-ruas, tamana tumbuh tegak atau menjalar, hidup semusim, atau tahunan dan memiliki pelepah serta
8
helaiyyan daun, golonan gulma rerumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae) batangnya disebut culums.
2.5.2. Gulma Teki-tekian (Sedges)
Gulma jenis teki-tekian mirip dengan gulma berdaun sempit, namun memiliki batang berbentuk segitiga, kelompok ini memiliki daya tahan yang luar biasa terhadap pengendalian teknik karna memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan, ciri-cirinya sebagai berikut: penampang lintang batang berbentuk segitiga membulat, dan tidak berongga, memiliki daun yang berurutan pangjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan tidak tumbuh bersembunyi.
2.5.3. Gulma Berdau Lebar (Broad Leaves)
Pada umummnya gulma berdaun lebar merupakan tumbuhan berkeping dua, meskipun ada juga yang berkeping satu, gulma berdaun lebar memiliki ciri-ciri bentu daun melebar dan tanaman tumbuh tegak dan menjalar, gulma ini bisny tumbuh pada akhir masa budidaya kompotisi terhadap tanaman utama berupa kompotisi cahaya,
2.5.4. Gulma Pakis-pakisan (Feruns)
Pada umumnya gulma pakis-pakisan berkembang biak dengan spora dan berbatang tegak atau menjalar, gulma ini sering dijumpai pada tempat yang lembab.
9
2.6. Gulma Berdasarkan Siklus Hidup
2.6.1. Gulma Semusim (Annual Weeds)
Siklus hidup gulma semusim mulai dari berkecambah, berproduksi, sampai akhirnya mati berlangsung selama satu tahun, umumnya gulma semusim mudah dikendalikan, tetapi pertumbuhan sangatlah cepat karna produksi biji sangat banyak.
2.6.2. Gulma Dua Musim (Biannual Weeds)
Siklus hidup gulma lebih dari satu tahun tapi tidak lebih dari dua tahun, pada tahun pertama gulma ini menghasilkan roset, pada tahun ke dua berbunga, menghasilkan biji dan akhirnya mati. Pada periode roset, gulma jenis ini umumnya sensitive terhadap herbisida.
2.6.3. Gulma Tahunan (perennial Weeds)
Siklus hidup tahunan lebih dari dua tahun dan mungkin tidak terbatas (tahunan), gulma jenis ini sebagian besar berkembang biak dengan biji, meskipun ada juga berkembang biak secara vegetatife.
2.7. Gulma Berdasarkan Pengaruh Terhadap Tanaman Perkebunan 2.7.1. Gulma Kelas A
Merupakan jenis-jenis gulma yang sangat berbahaya bagi tanaman perkebunan sehingga harus diberantas secara tuntas, contoh: Imperata, cylinrica, Mikania sp, mimosa sp.
10
2.7.2. Gulma Kelas B
Merupakan jenis-jenis gulma yang merugikan tanaman perkebunan sehingga perlu dilakukan tindakan pemberantasan atau pengendalian, contoh: Brachiaria mutica, Lantana camara, melastoma malabathricum, Scleria Sumatrensis, Gleichenia linearis.
2.7.3. Gulma kelas C
Merupakan jenis-jenis gulma tanaman perkebunan dan memerlukan tindakan pengendalian tersebut tergantumg pada keadaan, misalnya: ketersedian biaya, atau mempertimbangkan dari segi estetika (kebersihan kebun), conitoh: Axsonopus compresus, Boreria intifolia, Cynodon dactylon, Sporolobus sp.
2.7.4. Gulma Kelas D
Merupakan jenis-jenis gulma yang kurang merugikan tanaman perkebunan namun tetap memerlukan tindakan pengendalian, contoh: Ageratum conyzoides, Cyrtococcum sp, Digitaria sp.
2.7.5. Gulma Kelas E
Merupakan jenis-jenis gulma yang pada umumnya bermamfaat bagi tanaman perkebunan karna berfungsi sebagai pupuk hijau, cintoh: Calopoganium caereleum, Calopoganium mucunoides, Centrosema pubescens, Pueraria javanica, Pueraria phaseoloides.
11
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu Dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2020 yang berlokasi di Desa Rante Mario, Kecamatan Malua, Kabupaten Enrekang, dan Desa Bone-bone, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi selatan.
3.2. Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu alat tulis, tali rapia, alat dokumentasi, kayu (patok), parang, meteran, koran, spidol, Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel gulma
3.3. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pembuatan plot secara diagonal pada lahan seluas 25 m x 25 m jumlah plot 9 buah dengan ukura 1 m × 1 m. perhitungan analisis vegetasi gulma dan identifikasi gulma dengan menggunakan plantsnap dan menggunakan rumus analisis vegetasi gulma sebagai berikut:
Kerapatan (K)= jumlah indivudu suatu jenis
12
Kecepatan Relatif (KR)%= kerapatan suatu jenis
× 100% Kerapatan seluruh jenis
Frekuensi (F)= Jumlah plot yang ditempati suatu jenis
Jumlah semua plot pengamatan
Frekuensi Relatif (FR) % = Frekuensi suatu jenis
× 100% Frekuensi seluruh jenis
Indeks nilai penting(NIP)%= Kerapatan suatu jenis(KR)% + Frekuensi relatif suatu jenis (FR)%
Summed Dominnce Ratio (SDR) % = Indeks nilai penting (NIP)%