• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan salah satu sumber data ketenagakerjaan yang penting di Indonesia. Data hasil Sakernas telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Oleh karena itu, kesinambungan, ketersediaan, dan kualitas data Sakernas harus terus dijaga dan ditingkatkan.

Data berkualitas harus memiliki sampling error dan non-sampling error yang serendah-rendahnya. Dalam upaya untuk memperoleh data berkualitas dengan menekan nonsampling error, telah disusun buku pedoman pengumpulan data, yang memuat keterangan -keterangan atau penjelasan -penjelasan tentang Sakernas secara keseluruhan.

Buku Pedoman Pen cacah Sakernas Agustus 2017 disediakan untuk petugas pencacah dan pengawas, berisi tata cara pengisian kuesioner serta konsep dan definisi yang digunakan dalam pencacahan Sakernas Agustus 2017 . Secara umum, pedoman ini bertujuan untuk memberikan acuan kepada pencacah dan pengawas dalam memahami konsep definisi dan tata cara pengisian kuesioner pemutakhiran (Daftar SAK17.P) dan kuesioner pencacahan rumah tangga (Daftar SAK17.AK) . Secara khusus, buku pedoman pencacah ini bertujuan untuk menyamakan persepsi pen cacah dan pengawas dalam memahami konsep definisi dan mengisi kuesioner yang digunakan pada pencacahan Sakernas Agustus 2017 .

Buku pedoman ini harus dipahami dan digunakan sebagai Standard Operational Procedure (SOP) pengawasan dan pemeriksaan hasil pengum pulan data Sakernas Agustus 2017.

Jakarta, Juni 2017

Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

(2)
(3)
(4)
(5)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Umum

Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (Supas), Survei Sosial Ekonomi Nasional (S usenas) dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Dari survei-survei tersebut, hanya Sakernas yang dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan antar periode pencacahan. Hingga saat ini, Sakernas mengalami berbagai perubahan baik waktu pelaksanaan, level estimasi, cakupan, maupun metodologi.

Tabel 1.1 Sejarah Sakernas 1976-2018

Periode Waktu

Pelaksanaan

Level

Estimasi Cakupan Metodologi

1976-1985 Tidak setiap tahun Provinsi Indonesia* Cluster

1986-1989 Triwulanan Provinsi Indonesia Rotation

1990-1993 Triwulanan Provinsi Indonesia Three stage sampling

1994-1999 Tahunan Provinsi Indonesia Three stage sampling

2000 Semesteran Pulau Indonesia** Three stage sampling

2001 Semesteran Pulau Indonesia Two stage sampling

2002-2004 Triwulanan Provinsi Indonesia Two stage sampling

2005- Februari 2007 Semesteran Provinsi Indonesia Two stage sampling

(panel rumah tangga)

Agustus 2007 - 2010 Semesteran Kabupaten Indonesia

Two stage and three stage sampling (panel rumah tangga)

2011-2014 Triwulanan Kabupaten Indonesia Three stage sampling (panel rumah tangga)

2015 Semesteran Kabupaten Indonesia

Two stage-one phase stratified sampling (Panel

Blok Sensus)

2016 Semesteran Provinsi Indonesia

Two stage-one phase stratified sampling (Panel

Blok Sensus)

2017-2018 Semesteran Kabupaten Indonesia

Two stage-one phase stratified sampling (panel

rumah tangga) *) Tahun 1976-1978 tanpa Timor Timur

**) Tahun 2000 tanpa Maluku

Pendekatan teori ketenagakerjaan yang digunakan dalam Sakernas sejak tahun 1984 menggunakan Konsep Baku Angkatan Kerja (Standard Labour Force Concept ) yang tertuang dalam International Conference of Labour Statistician s (ICLS) ke-13 tahun 1982.

(6)

Pada tahun 2013, International Labour Organization (ILO) menyelenggarakan ICLS ke-19 yang menghasilkan beberapa pengembangan konsep definisi variabel -variabel ketenagakerjaan, serta menyesuaikan konsep aktivitas produktif (yang dalam ICLS ke -19 disebut dengan Work) dengan batasan produksi yang mengacu pada System National Account (SNA) 2008.

Mulai tahun 2016, kuesioner Sakernas sudah mengadopsi 2 konsep baku ketenagakerjaan dari ICLS ke -13 dan ICLS ke-19 meskipun konsep ICLS ke-19 belum diakomodir secara utuh. Pada Sakernas 2017 dilakukan penyempurnaan kembali penerapan konsep ICLS ke -19 mencakup penyempurnaan alur pertanyaan dan penambahan beberapa pertanyaan dalam kuesioner.

1.2 Tujuan

Secara umum, tujuan pengumpulan data melalui Sakernas Agustus 2017 adalah menyediakan data pokok ketenagakerjaan yang berkesinambungan. Secara khusus, untuk memperoleh estimasi data jumlah penduduk bekerja, jumlah pengangguran, dan indikator ketenagakerjaan lainnya serta perkembangannya di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.

1.3 Ruang Lingkup

Besarnya sampel Sakernas Agustus 2017 sebanyak 20.000 blok sensus, yang terdiri dari 5.000 blok sensus sampel Sakernas Februari 2017 dan 15.000 blok sensus merupakan sampel Sakernas tambahan. Penambahan sampel sebesar 15.000 blok sensus dimaksudkan untuk memperoleh estimasi data hingga tingkat kabupaten/kota.

Rumah tangga korps diplomatik, rumah tangga yang tinggal di blok sensus khusus dan rumah tangga khusus yang berada di blok sensus biasa tidak dipilih dalam sampel.

1.4 Data yang Dikumpulkan

Dari setiap rumah tangga terpilih dikumpulkan keterangan mengenai keadaan umum setiap anggota rumah tangga yang mencakup nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, bulan dan tahun lahir serta umur. Untuk anggota rumah tangga yang berumur 5 tahun ke atas ditanyakan partisipasi sekolah, pendidikan, tempat tinggal 5 tahun yang lalu, disabilitas, kegiatan seminggu yang lalu , pertanyaan tambahan terkait konsep baru ketenagakerjaan , kegiatan mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha baru, pekerjaan utama dan tambahan, jam kerja seluruh pekerjaan, serta pengalaman kerja. Sedangkan untuk anggota rumah tangga berumur 10 tahun ke atas juga ditanyakan keterangan mengenai status perkawinan .

(7)

1.5 Instrumen yang Digunakan

No Jenis Instrumen Kegunaan Petugas Disimpan

di

1. Sketsa Peta (SP2010

-WB/ST2013-WB) Mengenali wilayah tugas Pencacah

BPS Kab/Kota 2. Daftar SAK17.P Pemutakhiran rumah

tangga Pencacah

BPS Kab/Kota

3. Daftar SAK17.DSRT Pencatatan rumah tangga

terpilih Pengawas

BPS Kab/Kota 4. Daftar SAK17.AK Pencacahan rumah tangga

terpilih Pencacah

BPS Kab/Kota

5. Daftar SAK17.K Pencatatan perubahan ART

Pencacah dan Pengawas

BPS Kab/Kota

5. Buku Pedoman Pencacah Pedoman Pencacah

Sakernas 2017 -

Pencacah dan pengawas

6. Buku Pedoman Pengawas Pedoman Pengawas

Sakernas 2017 - Pengawas

7. Buku Saku Pedoman singkat Sakernas

2017 -

Pencacah

8. Booklet pengkodean Sakernas 2017

Panduan untuk pengkodean KBLI, KBJI, Kode

Pendidikan, Kode Negara, Kode Provinsi dan

Kabupaten/Kota

(8)

1.6 Alur Dokumen

Alur Dokumen dari BPS RI ke Petugas Lapangan

Keterangan

1. BPS RI mengirimkan buku saku, softcopy file pedoman pencacah, pedoman pengawas, booklet pengkodean, Daftar SAK1 7.AK, Daftar SAK17.P, Daftar SAK17.K, program entry pemutakhiran, program penarikan sampel dan program entry kartu kendali ke BPS Provinsi melalui filelib/ laci.

2. BPS Provinsi mencetak dokumen SAK1 7.AK, booklet pengkodean, pedoman pencacah, dan pedoman pengawas . Dokumen tersebut beserta buku saku selanjutnya didistribusikan ke BPS Kabupaten/Kota.

3. BPS Provinsi meneruskan file SAK17.P dan program entry pemutakhiran, program pengambilan sampel dan program entry kartu kendali dari filelib/laci yang diterima dari Subdit Pengembangan Kerangka Sampel ke BPS Kabupaten/Kota.

4. BPS Kabupaten/Kota mengunduh program entry pemutakhiran, program pengambilan sampel dan program entry kartu kendali dari filelib/laci serta mengunduh Daftar SAK17.P dan SAK17.K untuk dicetak.

BPS RI Softcopy pedoman pencacah Softcopy pedoman pengawas Buku saku Softcopy booklet pengkodean Softcopy Daftar SAK17.AK Softcopy Daftar SAK17.P Softcopy Daftar SAK17.K Program entry pemutakhiran, program pengambilan sampel, dan program entry kartu kendali BPS Provinsi Pedoman pencacah Pedoman pengawas Buku saku Booklet pengkodean Daftar SAK17.AK Softcopy Daftar SAK17.P Softcopy Daftar SAK17.K Program entry pemutakhiran, program pengambilan sampel, dan program entry kartu kendali BPS Kab/Kota Pedoman pencacah Pedoman pengawas Buku Saku Booklet pengkodean Daftar SAK17.AK Daftar SAK17.DSRT Daftar SAK17.P Daftar SAK17.K Program entry pemutakhiran, program pengambilan sampel, dan program entry kartu kendali Sketsa peta (SP2010-WB/ST2013 -WB) Petugas Lapangan Pedoman pencacah Pedoman pengawas Buku saku Booklet pengkodean Daftar SAK17.AK Daftar SAK17.P Daftar SAK17.DSRT Daftar SAK17.K Sketsa peta (SP2010- WB/ST2013-WB)

(9)

5. BPS Kabupaten/Kota mengentri hasil pemutakhiran, mengambil sampel sekaligus mencetak SAK17.DSRT untuk selanjutnya diserahkan ke petugas lapangan.

6. Pencacah dan Pengawas mencatat perubahan ART dengan Daftar SAK17.K, lalu BPS Kabupaten/Kota mengentri Daftar SAK17.K.

Alur Dokumen dari Petugas Lapangan ke BPS RI

Keterangan:

1. Database SAK17.P, database SAK17.DSRT dan database SAK17.K dikirimkan ke BPS RI (Subdit Pengembangan Kerangka Sampel) via filelib/ email.

2. Semua dokumen SAK1 7.AK yang telah diisi oleh PCL diperiksa dan dilakukan pengkodean oleh PML.

3. Dokumen SAK17.AK yang telah selesai diperiksa PML dikirimkan ke BPS Kabupaten/Kota.

4. Dokumen SAK17.AK yang telah diterima di BPS Kabupaten/ Kota selanjutnya dilakukan editing oleh Seksi Statistik Sosial.

5. Dokumen SAK17.AK yang sudah diedit selanjutnya dientri oleh seksi IPDS BPS Kabupaten/Kota.

6. Hasil entri dokumen SAK1 7.AK berupa database dikirimkan ke BPS Provinsi (Bidang IPDS) sesuai jadwal yang telah ditentukan.

7. Database SAK17.AK dari BPS Kabupaten/Kota digabung oleh Bidang IPDS BPS Provinsi untuk kemudian diserahkan kepada Bidang Statistik Sosial untuk dievaluasi.

Petugas Lapangan Sketsa peta (SP2010-WB/ST2013-WB) Dokumen SAK17.P Dokumen SAK17.DSRT Dokumen SAK17.K Dokumen SAK17.AK BPS Kab/Kota Sketsa peta (SP2010-WB/ST2013-WB) Database SAK17.P Database SAK17.DSRT Database SAK17.K Database SAK17.AK BPS Provinsi Database SAK17.P Database SAK17.DSRT Database SAK17.K Database SAK17.AK BPS RI Database SAK17.P Database SAK17.DSRT Database SAK17.K Database SAK17.AK

(10)

8. Database yang telah selesai dievaluasi oleh Bidang Statistik Sosial diserahkan kembali ke Bidang IPDS untuk selanjutnya dikirimkan ke BPS RI (Subdit Integrasi Pengolahan Data) via filelib/axway/email. Jika ada perbaikan database dari hasil evaluasi Bidang Statistik Sosial, akan dikonfirmasi terlebih dahulu ke BPS Kabupaten/Kota sebelum diserahkan ke Bidang IPDS.

1.7 Jadwal Kegiatan Sakernas 2017

KEGIATAN SAKERNAS FEBRUARI 2017 SAKERNAS AGUSTUS 2017

PERSIAPAN

a Penyusunan Kuesioner dan Buku

Pedoman September - Oktober 2016

b Workshop Intama 7 - 9 November 2016

c Pencetakan Dokumen 16 - 30 November 2016

d Pelatihan Innas 11 - 14 Januari 2017

e Pelatihan Inda (Kasisos BPS

Kab/Kota) 16 19 Januari 2017

f Pelatihan Petugas Lapangan 23 24 Januari 2017 3 14 Juli 2017

PELAKSANAAN LAPANGAN

a Pemutahiran Rumah Tangga 25 - 31 Januari 2017 17 - 31 Juli 2017 b Pengawasan dan Pemeriksaan

Pemutahiran Rumah Tangga 26 Januari - 3 Februari 2017 17 Juli - 5 Agustus 2017 c Pemilihan Sampel Rumah

Tangga 30 Januari - 10 Februari 2017 24 Juli - 5 Agustus 2017 d Pencacahan Rumah Tangga 13 - 28 Februari 2017 8 - 31 Agustus 2017 e Pengawasan dan Pemeriksaan

Pencacahan Rumah Tangga 13 Februari - 3 Maret 2017 1 Agustus - 4 September 2017

PENGOLAHAN

a Pengolahan di BPS Kab/Kota 16 Februari - 3 Maret 2017 14 Agustus - 15 September 2017 b Kompilasi, evaluasi di BPS

Provinsi dan Pengiriman raw data ke BPS RI

27 Februari - 10 Maret 2017 28 Agustus - 22 September 2017 c Kompilasi dan Tabulasi di BPS RI 6 - 17 Maret 2017 18 September -31 Oktober 2017

PENYAJIAN

a Evaluasi dan Pembahasan Hasil

di BPS RI 20 Maret - 28 April 2017 25 September - 31 Oktober 2017 b Pengiriman bahan rilis ke BPS

Provinsi 2 Mei 2017 2 November 2017

c Press Release 5 Mei 2017 5 November 2017

d Publikasi di BPS RI Mei 2017 November 2017

(11)

BAB 2

ORGANISASI LAPANGAN

2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan Sakernas di Pusat dan di Daerah

Penanggung jawab pelaksanaan Sakernas Agustus 2017 di BPS RI adalah Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Penanggung jawab pelaksanaan di daerah, baik teknis maupun administrasi adalah Kepala BPS Provinsi dibantu oleh Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kabupaten/Kota dibantu ole h Kepala Seksi Statistik Sosial. Dengan demikian BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab mulai dari penentuan petugas, termasuk aspek -aspek pelaksanaan lapangan lainnya yang berhubungan dengan survei ini.

2.2 Petugas Lapangan

Petugas lapangan Sakernas Agustus 2017 terdiri dari pengawas dan pencacah. Pengawas adalah organik BPS Provinsi atau BPS Kab/Kota (diutamakan lulusan minimal D -III). Pencacah adalah pegawai organik BPS Kab/Kota maupun nonorganik (mitra) BPS yang ditunjuk dan diutamakan berpendidikan minimal SLTA.

Seorang pencacah lapangan (PCL) akan bertugas melakukan penc acahan pada 2 sampai 3 blok sensus. Seorang pengawas/pemeriksa (PML) bertugas mengawasi 2 sampai 3 PCL.

2.3 Tugas dan Kewajiban Pencacah

a. Mengikuti pelatihan petugas Sakernas Agustus 2017;

b. Bersama pengawas mengenali batas-batas wilayah tugas nya dengan berpedoman pada peta SP2010-WB/ST2013-WB;

c. Melakukan pemutakhiran bangunan dan rumah tangga dengan menggunakan Daftar SAK17.P;

d. Melakukan perbaikan peta blok sensus (WB) seperti melengkapi informasi bangunan penting, nama jalan, batas wilayah, dan muatan blok sensus ;

e. Menerima Daftar SAK1 7.DSRT dari pengawas yang berisi identitas rumah tangga terpilih, sesuai dengan wilayah tugasnya ;

f. Melakukan pencacahan rumah tangga dengan menggunakan Daftar SAK1 7.AK pada seluruh rumah tangga terpilih berdasar daftar SAK1 7.DSRT;

(12)

h. Memeriksa kembali kebenaran, kelengkapan, konsistensi dan kewajaran isian Daftar SAK17.AK hasil pencacahan, sebelum menyerahkan kepada pengawas;

i. Mendiskusikan kesulitan yang ditemui dengan pengawas kemudian bersama -sama mencari pemecahannya ;

j. Memperbaiki isian Daftar SAK17.AK yang dinyatakan salah oleh pengawas, dan apabila diperlukan melakukan kunjungan ulang ke rumah responden untuk memperbaiki isian; k. Merahasiakan semua keterangan yang diperoleh dari responden ;

l. Menepati jadwal yang telah ditetapkan.

2.4 Tugas dan Kewajiban Pengawas

a. Mengikuti pelatihan petugas Sakernas Agustus 2017;

b. Bersama pencacah membuat perencanaan jadwal pelaksanaan untuk setiap blok sensus dan memastikan kelengkapan instrumen lainnya yang digunakan untuk kelancaran kegiatan di lapangan;

c. Mendistribusikan dan mengatur alur instrumen yang akan digunakan di lapangan sesuai dengan kebutuhan masing -masing pencacah;

d. Bersama pencacah mengenali lokasi wilayah yang akan dijadikan sasaran survei ; e. Memeriksa hasil pemutakhiran p encacah pada Daftar SAK1 7.P kemudian menyerahkan

Daftar SAK17.P ke seksi IPDS BPS Kab/Kota untuk dientri dan diambil sampel menggunakan program, untuk menghasilkan SAK1 7.DSRT;

f. Menerima Daftar SAK17.DSRT dari seksi IPDS Kabupaten/Kota;

g. Mencatat perubahan ART untuk rumahtangga panel dengan Daftar SAK17.K

h. Mengevaluasi kinerja pencacah an sejak awal pencacahan, dengan cara bersama -sama pencacah mendatangi rumah tangga sampel pertama dan beberapa rumahtangga lainnya secara acak, sehingga kesalahan yang mungkin terjadi bisa seg era diatasi dan tidak terjadi lagi pada pencacahan rumah tangga berikutnya ;

i. Membantu menyelesaikan masalah yang ditemui pencacah. Jika menemukan masalah yang meragukan tentang konsep dan definisi, maka harus mengacu pada buku pedoman, penegasan , atau catatan;

j. Melakukan pengkodean dan pemeriksaan dokumen SAK17.AK yang menjadi beban tugasnya yang mencakup akurasi, konsistensi, kewajaran, dan kualitas data hasil pencacahan;

(13)

l. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan dokumen hasil pencacahan, sebelum melakukan pencacahan ke blok sensus berikutnya ;

m. Menyerahkan semua dokumen hasil pencacahan ke BPS Kab/Kota untuk se gera dilakukan pengentrian data;

n. Merahasiakan semua keterangan yang diperoleh dari responden; o. Menepati jadwal yang telah ditetapkan .

2.5 Prosedur Pelaksanaan Lapangan

a. Menyusun jadwal pelaksanaan untuk setiap blok sensus oleh pengawas bersama pencacah dan memastikan kelengkapan instrumen yang digunakan demi kelancaran pelaksanaan di lapangan;

b. Mengenali wilayah tugas masing-masing, pencacah didampingi pengawas, berpedoman pada peta SP2010 -WB/ST2013-WB;

c. Melakukan pemutakhiran rumah tangga berdasarkan Daftar SAK1 7.P dengan berpedoman pada peta SP2010 -WB/ST2013-WB oleh pencacah dilanjutkan dengan pemeriksaan Daftar SAK17.P oleh pengawas, Daftar SAK1 7.P yang sudah selesai diperiksa pengawas diserahkan ke BPS Kabupaten/Kota (Seksi Sosial) untuk dilakukan editing prakom, tidak perlu menunggu seluruh blok selesai diperiksa . Hasil editing prakom oleh Seksi Sosial diserahkan ke Seksi IPDS ;

d. Melakukan entry data Daftar SAK17.P oleh seksi IPDS BPS Kabupaten/Kota;

e. Melakukan pemilihan sampel oleh seksi IPDS BPS Kab/Kota dengan menggunakan program yang dikirimkan oleh BPS RI untuk menghasilkan Daftar SAK1 7.DSRT;

f. Masing-masing pencacah melakukan pencacahan rumah tangga yang ada di dalam Daftar SAK17.DSRT;

g. Pengawas memantau kualitas pencacah dengan cara mendampingi pencacahan pada rumahtangga pertama dan secara acak mendampingi pada rumahtangga lainnya; h. Pencacah menyerahkan Daftar SAK1 7.AK yang telah diisi kepada pengawas, untuk

diperiksa dan dilengkapi;

i. Pencacah menyelesaian masalah yang ditemui , dengan mengacu pada buku pedoman, penegasan, atau catatan;

j. Pencacah melanjutkan wawancara pada rumah tangga terpilih berikutnya berdasarkan Daftar SAK17.DSRT;

(14)

l. Pengawas berkomunikasi dengan pencacah jika ditemukan kejanggalan atau ketidaklengkapan pada isian dokumen SAK17.AK serta memerintahkan kunjungan ulang apabila diperlukan;

m. Pengawas mengumpulkan seluruh dokumen Sak 17.AK yang digunakan oleh pencacah dan diserahkan kepada BPS Kab/Kota (Seksi Sosial) untuk dilakukan editing prakom, dokumen ini kemudian diserahkan ke Seksi IPDS untuk dientry ;

n. Seksi Sosial BPS Kabupaten/Kota berkewajiban melakukan evalusi terhadap Raw data sebelum dikirim ke BPS Provinsi.

(15)

BAB 3

PEMUTAKHIRAN RUMAH TANGGA,

DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA

DAN KARTU KENDALI SAKERNAS AGUSTUS 2017

3.1 Pemutakhiran Rumah Tangga

Pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih dilakukan oleh pen cacah di BPS Kabupaten/Kota . Pemutakhiran rumah tangga harus dilakukan secara menyeluruh (lengkap) pada wilayah blok sensus terpilih satu minggu menjelang pencacahan Sakernas Agustus 2017. Pencacah diwajibkan mengidentifikasi blok sensus terpilih dan melakukan penelusuran batas -batas wilayah blok sensus yang menjadi tanggungjawabnya. Sebelum melakukan identifikasi dan penelusuran batas -batas wilayah blok sensus, pencacah harus berkoordinasi dengan kepala lingkungan setempat. Koordi nasi sangat diperlukan untuk keamanan dan kelancaran pelaksanaan pemutakhiran dan pencacahan rumah tangga Sakernas.

Setelah semua prosedur tersebut dijalankan, selanjutnya pencacah melakukan pemutakhiran seluruh rumah tangga yang ada di blok sensus terpili h dengan daftar SAK17.P. Pemutakhiran rumah tangga harus dilakukan dari pintu ke pintu ( door to door). Hal ini dilakukan untuk menjaga jangan sampai ada rumah tangga yang lewat cacah karena dapat mengurangi jumlah populasi rumah tangga di blok sensus terpilih. Tujuan utama dari pemutakhiran rumah tangga adalah untuk mengetahui populasi rumah tangga di blok sensus terpilih yang hasilnya akan digunakan untuk keperluan penimbang. Jika populasi rumah tangga tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan, maka akan mempengaruhi angka indikator yang dihasilkan dari Sakernas Agustus 2017.

SAK17.P adalah suatu daftar yang berisikan identitas wilayah, identitas rumah tangga, nama-nama kepala rumah tangga beserta alamatnya, status keberadaan rumah tangga dan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran. Informasi identitas wilayah, identitas rumah tangga, nama kepala rumah tangga dan alamat sudah tercetak ( pre-printed) dan datanya diperoleh dari SP2010 atau survei sebelumnya. Pen cacah hanya melakukan pengecekan keberadaan rumah tangga dengan cara menuliskan kode keberadaan rumah tangga, dan menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran. Pada saat menuliskan kode keberadaan rumah tangga, pen cacah harus cermat dan hati-hati supaya tidak ada

(16)

satupun rumah tangga yang salah kode. Kesalahan penulisan kode khususnya untuk rumah tangga yang masuk sebagai populasi blok sensus terpilih, akan mengakibatkan terjadinya kesalahan estimasi dari indikator yang dihasilkan.

Secara garis besar, pemutakhiran rumah tangga akan menghasilkan tiga kejadian, yaitu:

1) Rumah tangga yang tetap ( nonmover), kondisi dimana rumah tangga tersebut tetap berada di bangunan fisik lama pada blok sensus terpilih. Status keberadaan rumah tangga ini adalah ditemukan atau ganti kepala rumah tangga.

2) Rumah tangga pindah di dalam atau ke keluar blok sensus ( in mover dan out mover), kondisi dimana ada perpindahan rumah tangga pada bangunan fisik baru pada blok sensus terpilih, pindahan rumah tangga baru dari luar blok sensus terpilih atau keluar dari blok sensus terpilih. Status keberadaan rumah tangga ini adalah pindah dal am blok sensus, rumah tangga baru atau keluar blok sensus.

3) Rumah tangga mekar (spread up), kondisi dimana ada pemekaran rumah tangga akibat sebagian anggota rumah tangga membentuk rumah tangga baru atau seluruh anggota rumah tangga bergabung dengan rumah tangga lain pada blok sensus terpilih. Status keberadaan rumah tangga ini rumah tangga baru atau bergabung dengan rumah tangga lain.

Rumah tangga yang akan menjadi populasi blok sensus terpilih atau rumah tangga eligible (kemungkinan terpilih sebagai sa mpel) adalah rumah tangga dengan status keberadaan ditemukan, ganti kepala rumah tangga, pindah dalam blok sensus dan rumah tangga baru. Sedangkan rumah tangga non eligible adalah rumah tangga dengan status keberadaan pindah ke luar blok sensus, bergabung dengan rumah tangga lain, dan tidak ditemukan.

3.2 Daftar Sampel Blok Sensus (DSBS)

DSBS Sakernas Agustus 2017 terdiri dari identitas wilayah untuk 514 kabupaten/kota di 34 provinsi, sesuai master wilayah terakhir. Identitas blok sensus dinyatakan dengan Nomor Kode Sampel (NKS). NKS terdiri dari 5 digit:

Digit 1 : Kode 1 = blok sensus terpilih untuk kegiatan Februari dan Agustus. Kode 2 = blok sensus terpilih untuk kegiatan Agustus.

Digit 2 5 : Nomor urut sampel : 0001-4999 (rural). Nomor urut sampel > 5000 ( urban).

3.3 Instrumen Pemutakhiran Rumah Tangga

Instrumen yang digunakan dalam pemutakhiran rumah tangga Sakernas Agustus 2017 adalah:

(17)

a. Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga ( Daftar SAK17.P).

Daftar SAK17.P adalah daftar yang berisi identitas wilayah, identitas rumah tangga, nama-nama kepala rumah tangga beserta alamat (SLS, nama jalan, d an sebagainya), pada blok sensus terpilih. Contoh Daftar SAK17.P terdapat pada Lampiran.

b. Print Out Peta SP2010.WB atau Peta ST2013.WB.

Print out peta SP2010.WB atau ST2013.WB adalah print out peta yang dibuat pada persiapan SP2010 atau ST2013. Print out peta ini digunakan sebagai dasar untuk mengenali wilayah kerja petugas pemutakhiran rumah tangga dan pencacahan Sakernas Agustus 2017. Dalam print out peta tersebut sudah tercantum legenda, landmark, dan posisi bangunan fisik/sensus yang dapat digunakan untuk menelusuri atau mengidentifikasi lokasi rumah tangga.

3.4 Daftar Pemutakhiran Rumah Tangga (Daftar SAK17.P) Blok I. Pengenalan Tempat

Keterangan yang terc etak pada blok ini adalah kode dan nama wilayah administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan), klasifikasi desa/kelurahan , nomor blok sensus, nama Satuan Lingkungan Setempat (SLS) dan NKS.

Blok II. Rekapitulasi

Keterangan yang terc etak pada blok ini adalah jumlah rumah tangga sebelum pemutakhiran. Sedangkan rekapitulasi jumlah rumah tangga eligible hasil pemutakhiran disalin dari Blok V kolom (8) nomor urut terbesar . Jika jumlah rumah tangga sebelum pemutakhiran sama atau lebih kecil dibandingkan dengan jumlah rumah tangga eligible hasil pemutakhiran, maka pastikan sekali lagi apakah ada rumah tangga eligible yang masih terlewat atau belum dicacah.

Blok III. Keterangan Petugas

Isikan identitas petugas dan waktu pelaksanaan pemutakhiran pada blok sensus terpilih.

Blok IV. Catatan

Digunakan untuk mengisi segala informasi terkait pemutakhiran rumah tangga yang dirasa perlu untuk dicantumkan.

Blok V. Pemutakhiran Rumah Tangga

Terdiri atas 9 kolom, dimana keterangan dari kolom (1) s.d. (6) sudah tercetak. Adapun uraian pada masing-masing kolom adalah sebagai berikut:

(18)

Nomor urut SLS diurutkan dalam satu kabupaten/kota dan datanya diperoleh dari SP2010.

Kolom (2). Nomor Urut Bangunan Fisik

Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini ada kemungkinan tidak berurutan. Bangunan fisik adalah tempat berlindung yang mempunyai dinding, lantai dan atap, baik tetap maupun sementara, baik digunakan untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Bangunan yang luas lantainya kurang dari 10 m2 dan tidak digunakan untuk tempat tinggal dianggap bukan bangunan fisik.

Kolom (3). Nomor Urut Bangunan Sensus.

Bangunan Sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu keluar/masuk sendiri dan merupakan satu kesatuan penggunaan. Untuk diketahui, menurut penggunaannya bangunan sensus bisa dibedakan menjadi 3 (tiga) macam:

Bangunan Sensus Tempat Tinggal Dihuni adalah bangunan sensus yang dihuni baik sebagian maupun seluruhnya oleh rumah tangga .

Bangunan Sensus Tempat Tinggal Kosong adalah bangunan sensus tempat tinggal tetapi belum/tidak dihuni. Ruko (rumah -toko) yang belum dihuni termasuk sebagai bangunan sensus tempat tinggal kosong.

Bangunan Sensus Bukan Tempat Tinggal adalah bangunan sensus yang tidak digunakan untuk tempat tinggal. Misalnya kantor, toko, pabrik, masjid, gereja, dan lainnya, termasuk bangunan kosong bukan tempat tinggal.

Nomor bangunan sensus yang tercantum pada kolom ini adalah nomor bangunan sensus hasil pencacahan lengkap SP2010 atau survei sebelumnya . Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini kemungkinan ada yang tidak berurutan.

Kolom (4). Nomor Urut Rumah Tangga

Nomor urut rumah tangga akan berurut mulai dari nomor urut terkecil sampai terbesar. Nomor urut rumah tangga tidak boleh melompat ataupun berulang. Satu nomor urut hanya untuk satu rumah tangga biasa.

Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan bersama dari satu dapur. Yang dimaksud dengan satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola menjadi satu.

Satu rumah tangga dapat terdiri dari satu anggota rumah tangga atau lebih. Rumah tangga biasa umumnya terdiri dari bapak, ibu dan anak. Rumah tangga sering diartikan keluarga. Meskipun demikian, petugas harus hati -hati, satu keluarga tidak se lalu satu rumah

(19)

tangga atau sebaliknya. Kriteria rumah tangga lebih mempertimbangkan aspek satu -hari.

Penjelasan:

1. Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi makannya diurus sendiri dianggap satu rumah tangga biasa.

2. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi makannya dari satu dapur dianggap satu rumah tangga biasa, asalkan kedua bangunan sensus tersebut masih dalam satu blok sensus.

3. Pemondok dengan makan (indekos) yan g jumlah pemondoknya kurang dari 10 orang pemondok dianggap sebagai anggota rumah tangga induk semangnya. Jika yang mondok dengan makan 10 orang atau lebih, maka rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan merupakan rumah tangga biasa, sedang yang mon dok dengan makan dianggap sebagai rumah tangga khusus.

4. Jika beberapa orang yang bersama -sama mendiami beberapa kamar dalam satu bangunan sensus atau bangunan fisik, dan pengelolaan makannya sendiri -sendiri, maka setiap kamar dianggap satu rumah tangga. Con toh: tiga orang indekos bersama dalam satu kamar, tetapi makannya sendiri -sendiri dianggap satu rumah tangga biasa.

5. Pengurus asrama, pengurus panti asuhan, pengurus lembaga pemasyarakatan, dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama anak istri serta anggota rumah tangga lainnya dianggap rumah tangga biasa .

Kolom (5). Nama Kepala Rumah Tangga

Kepala rumah tangga adalah salah seorang dari anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan sehari -hari di rumah tangga atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala rumah tangga (minimal berumur 10 tahun) , misalnya karena dituakan.

Penjelasan:

1) Kepala rumah tangga yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu (termasuk memiliki lebih dari 1 istri) , hanya dicatat di salah satu tempat tinggalnya di mana ia berada paling lama.

2) Kepala rumah tangga yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan anak -anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan, asalkan masih kurang dari 6 bulan), tetap dic atat sebagai kepala rumah tangga di rumah istri dan anak -anaknya.

(20)

3) Kepala rumah tangga yang berprofesi sebagai pelaut yang bekerja di kapal dan lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak dicatat sebagai kepala rumah tangga di rumah istri dan anak-anaknya.

Kolom (6). Alamat

Alamat yang tercantum pada kolom ini adalah alamat tempat tinggal kepala rumah tangga beserta anggota rumah tangganya berdasarkan hasil SP2010 atau pemutakhiran rumah tangga pada survei sebelumnya. Jika pada saat pemutakhiran rumah tangga terjadi perubahan alamat, coret alamat lama kemudian tuliskan alamat saat pemutakhiran.

Kolom (7). Keberadaan Rumah Tangga

Isikan kode 1 s.d. 7 untuk masing -masing rumah tangga yang tercetak maupun yang tertulis pada Daftar SAK17.P.

Kode 1: Ditemukan, adalah kondisi dimana nama kepala rumah tangga dan alamat pada saat pemutakhiran sama dengan nama kepala rumah tangga da n alamat pada saat pencacahan SP2010 atau survei sebelumnya . Termasuk dalam kategori ini adalah bila nama kepala rumah tangga berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercantum adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan dalam pencacaha n SP2010 atau survei sebelumnya. Juga termasuk ada perubahan nama jalan atau perbedaan alamat akibat kesalahan penulisan pada saat pencacahan SP2010 atau survei sebelumnya.

Kode 2: Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi dimana alamat pada saat pemutakhiran rumah tangga sama dengan alamat pada saat pencacahan SP2010 atau survei sebelumnya, tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga yang diakibatkan nama

Untuk menghindari adanya lewat cacah atau cacah ganda dalam pencatatan anggota rumah tangga, khususnya kepala rumah tangga, maka kepada setiap rumah tangga perlu ditanyakan: a. Apakah kepala rumah tangga mempunyai tempat tinggal lain

selain disini.

b. Apakah ada anggota rumah tangga yang bertempat tinggal di rumah/bangunan tempat tinggal lain yang masih di dalam satu blok sensus.

(21)

kepala rumah tangga yang tercantum pada daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab lain misalnya bercerai. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya kesalahan pengklasifikasian kepala rumah tangga yang dilakukan oleh petugas SP2010 atau survei sebelumnya.

Kode 3: Pindah Dalam Blok Sensus, adalah kondisi dimana nama kepala rumah tangga tetap sama, namun alamat pada saat pemutakhiran rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga pada saat pencacahan SP2010 atau survei sebelumnya. Tidak termasuk perbedaan alamat rumah tangga karena terjadi kesala han penulisan alamat pada saat pencacahan SP2010 atau survei sebelumnya.

Kode 4: Rumah Tangga Baru adalah kondisi dimana rumah tangga ditemukan pada saat pemutakhiran tetapi tidak tercantum dalam Daftar SAK17.P. Termasuk dalam kondisi ini adalah rumah tangga yang terlewat cacah pada saat pemutakhiran rumah tangga SP2010 atau survei sebelumnya. Termasuk juga rumah tangga baru di dalam blok sensus tersebut yang merupakan pecahan rumah tangga yang tercatat dalam pemutakhiran rumah tangga SP2010 atau survei sebelumnya .

Kode 5: Pindah Keluar Blok Sensus adalah kondisi dimana rumah tangga yang tercatat pada saat SP2010 atau survei sebelumnya pada saat pemutakhiran tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan dengan te tangga disekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat tinggal diluar blok sensus yang sedang dilakukan pemutakhiran. Termasuk rumah tangga tunggal yang telah meninggal dunia pada saat pemutakhiran.

(22)

Kode 6 : Bergabung dengan Rumah Tangga Lain adalah kondisi dimana seluruh anggota rumah tangga menjadi anggota rumah tangga pada rumah tangga lain di dalam blok sensus.

Kode 7: Tidak Ditemukan adalah kondisi dimana kepala rumah tangga pada saat pemutakhiran tidak dapat ditemukan dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga disekitarnya memang tidak ada yang mengenalnya. Termasuk pula rumah tangga yang bukan merupakan cakupan dari blok sensus tersebut karena kesalahan identifikasi pada saat pemutakhiran SP2010 atau survei sebelumnya.

Ilustrasi dari ketujuh keberadaan rumah tangga pada saat pemutakhiran dibandingkan dengan keadaan pada saat pencacahan lengkap SP2010 dapat dilihat pada gambar berikut:

(23)

Keterangan gambar:

Nomor 1. Rumah tangga ditemukan .

Nomor 2. Rumah tangga ganti kepala rumah tangga . Nomor 3. Rumah tangga pindah dalam blok sensus. Nomor 4. Rumah tangga baru.

Nomor 5. Rumah tangga pindah ke luar blok sensus .

Nomor 6. Rumah tangga bergabung dengan rumah tangga lain . Nomor 7. Rumah tangga tidak ditemukan .

Kolom (8). Nomor Urut Rumah Tangga Hasil Pemutakhiran

Isikan nomor urut rumah tangga eligible (kolom (7) yang berkode 1 s.d. 4) sesuai urutan hasil pemutakhiran. Rumah tangga eligible adalah rumah tangga yang ada di blok sensus terpilih saat pemutakhiran.

Kolom (9). Jumlah Anggota Rumah Tangga

Isikan jumlah anggota rumah tangga untuk masing -masing rumah tangga eligible yang tercetak maupun yang tertulis pada Daftar SAK17.P. Salah satu manfaat pertanyaan ini adalah untuk kontrol atau sebagai acuan dari jumlah anggota rumah tangga yang tercatat pada kartu kendali.

3.5 Tahapan Pemutakhiran Rumah Tangga

a. Berbekal print out peta SP2010.WB atau ST2013.WB yang menjadi wilayah kerjanya, petugas mengelilingi batas luar blok sensus dan batas SLS dalam blok sensus serta mengenali legenda dan land mark yang ada dalam blok sensus. Bila ada legenda dan land mark yang belum tercantum dalam peta petugas harus menambahkan. Perhatikan dengan seksama batas terluar blok sensus tersebut, karena hal ini berkaitan dengan rumah tangga yang menjadi cakupan dalam blo k sensus tersebut, petugas memastikan batas terluar blok sensus tersebut, sehingga tidak akan terjadi salah cakup.

b. Dimulai dari nomor urut rumah tangga terkecil, petugas mengunjungi secara door to door seluruh rumah tangga yang tercantum dalam daftar pemut akhiran SAK17.P untuk mengetahui keberadaan rumah tangga pada saat pemutakhiran dengan berbagai kondisi (ditemukan, ganti kepala rumah tangga, dsb). Kunjungan door to door harus dilakukan per SLS, berpindah ke SLS lain bila telah selesai memutakhirkan ruma h tangga pada SLS tersebut.

c. Petugas mengunjungi rumah tangga dan mencantumkan/menggambar lokasi rumah tangga pada print out peta SP2010-WB/ST2013-WB, serta memberi nomor urut. Setiap

). Nomor urut rumah tangga yang dicantumkan di atas kotak atau titik sama dengan nomor urut rumah tangga yang tercantum pada Kolom (4) Daftar SAK17.P.

d.

Apabila pada saat pemutakhiran ditemukan rumah tangga baru maka tuliskan keterangan untuk rumah tangga yang bersangkutan pada baris setelah baris terakhir

(24)

yang terisi. Rumah tangga baru yang menempati bangunan baru, pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian indeks berupa abjad A, B, C, dan seterusnya. Sedangkan rumah tangga baru yang menempati bangunan yang pernah dihuni oleh rumah tangga sebelumnya , pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus sesuai dengan nomor bangunan lama.

3.6 Contoh Kasus:

Kasus 1: Rumah tangga Pak Beno pindah rumah dalam blok sensus yang sama dan rumah lama ditempati rumah tangga Prabu.

Pengisian di Blok V SAK1 7.P rumah tangga Pak Beno adalah sebagai berikut:

1. Isian nomor urut SLS, nomor urut bangunan fisik, nomor urut bangunan sensus dan alamat (kolom 1, 2, 3, 6) dimutakhirkan.

2. Isian nama kepala rumah tangga (kolom 5) masih tetap sama (Pak Beno). 3. Keberadaan ruta (kolom 7) = kode 3 (pindah dalam blok sensus).

Pengisian di Blok V SAK17.P rumah tangga Prabu:

1. Dicatat pada baris terakhir halaman terakhir Blok V yang terisi.

2. No urut (kolom 1) sampai nomor urut bangunan sensus (kolo m 3) diisi sesuai dengan yang lama, dan kolom (4) nomor rumah tangga diisikan melanjutkan nomor rumah tangga terakhir.

3. Nama kepala rumah tangga (kolom 5) diisi responden baru (Prabu). 4. Keberadaan rumah tangga kol (7) = kode 4 (baru).

Kasus 2: Pak Beni (KRT) pindah dalam blok sensus yang sama dan rumahnya ditempati oleh sebahagian ART (adik ipar Pak Beni).

Pengisian di Blok V SAK17.P rumah tangga Pak Beni:

1. Isian nomor urut SLS, nomor urut bangunan fisik, nomor urut bangunan sensus dan alamat (kolom 1, 2, 3, 6 ) dimutakhirkan.

2. Nama kepala rumah tangga (kolom 5) masih tetap sama (Pak Beni). 3. Alamat di Kolom (6) isikan dengan alamat yang baru.

4. Keberadaan rumah tangga kol (7) = kode 3 (pindah dalam BS). Pengisian di Blok V SAK17.P rumah tangga adik ipar Pak Beni:

1. Dituliskan pada baris terakhir halaman terakhir Blok V yang terisi.

2. No urut (kolom 1) sampai nomor urut bangunan sensus (kolom 3) sesuai dengan rumah yang lama, dan kolom (4) nomor rumah tangga diisikan melanjutkan nomor rumah tangga terakhir.

3. Nama kepala rumah tangga (kolom 5) diisi nama adik ipar Pak Beni. 4. Alamat (kolom 6) isikan sesuai alamat tempat tinggal.

(25)

5. Keberadaan rumah tangga kol (7) = kode 4 (rumahtangga baru). 3.7 Daftar Sampel Rumah Tangga ( Daftar SAK17.DSRT)

Hasil pemutakhiran rumah tangga selengkapnya harus dientri di BPS Kabupaten/Kota. Program entri disiapkan BPS Pusat. Program ini sekaligus menyediakan fasilitas penarikan sampel, sehingga petugas hanya fokus pada entri hasil pendaftaran rumah tangga secara benar. BPS Kabupaten/Kota selanjutnya dapat mencetak daftar sampel SAK17.DSRT sebanyak 10 rumah tangga terpilih yang harus didatangi dan dicacah dengan Daftar SAK17.AK. Contoh Daftar SAK17.DSRT terdapat pada Lampiran.

Berikut keterangan yang terdapat dalam Daftar SAK17.DSRT: Blok I: Pengenalan Tempat

Keterangan yang terc etak pada blok ini adalah nama/kode pro vinsi, nama/kode kabupaten/kota, nama/kode kecamatan, nama/kode desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, nomor blok sensus, nama SLS, dan NKS.

Blok II. Catatan

Digunakan untuk mengisi segala informasi terkait pe ncacahan rumah tangga yang dirasa perlu untuk dicantumkan.

Blok III: Keterangan Rumah Tangga

Keterangan yang terc etak pada blok ini adalah nomor urut rumah tangga terpilih, nomor urut SLS, nomor urut bangunan fisik, nomor urut bangunan sensus, nomor urut rumah tangga, nama kepala rumah tangga , alamat tempat tinggal rumah tangga tersebut (RT, RW, Dusun, dan Nama Jalan/Gang), nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran dan keterangan.

Penjelasan:

1. Pencacah tidak diperbolehkan mengganti rumah tangga sampel, karena sampel rumah tangga panel selama 2 tahun . Hanya rumah tangga yang tercantum dalam SAK17.DSRT yang dicacah dengan Daftar SAK1 7.AK.

2. Jika ternyata pencacah tidak dapat bertemu dengan rumah tangga terpilih, maka pencacah wajib melaporkan kepada pengawas dan pengawas membuat catatan di Blok II.

3.8 Kartu Kendali (Daftar SAK17.K)

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sampel rumah tangga Sakernas 2017-2018 adalah panel. Artinya rumah tangga sampel yang sama akan dicacah dengan

(26)

kuesioner SAK17.AK dan dipantau terus menerus sampai dengan Agustus 2018. Pemantauan yang dilakukan adalah dengan mencatat perubahan komposisi jumlah anggota rumah tangga selama 3 periode yaitu Agustus 2017, Februari 2018 dan Agustus 2018. Pencacah diharuskan mencatat nama dan jenis kelamin anggota rumah tangga baru serta mengisi kode keberadaan anggota rumah tangga yang nonmover (tetap), in mover (masuk) dan out mover (keluar). Pencacah dibekali instrumen kartu kendali (Daftar SAK17.K). Setelah dicatat dan dilengkapi oleh pengawas , kartu kendali ini akan dientri di BPS Kabupaten/Kota. Program entri disiapkan BPS Pusat. Data kartu kendali digunakan sebagai kontrol jumlah anggota rumah tangga pada sampel rumah tangga terpilih.

Kartu kendali terdiri dari 3 blok yaitu, blok pengenalan tempat, blok catatan, dan blok keterangan anggota rumah tangga. Contoh Daftar SAK17.K terdapat pada Lampiran.

Blok I. Pengenalan Tempat

Keterangan yang tercetak pada blok ini adalah kode dan nama wilayah administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan), klasifikasi desa/kelurahan , nomor blok sensus, nama SLS, NKS, nomor urut sampel, nomor urut rumah tangga, nama kepala rumah tangga dan alamat.

Blok II. Catatan

Blok ini digunakan untuk mencatat kejadian -kejadian penting yang dialami dalam pendataan Daftar SAK17.K.

Blok III. Keterangan Anggota Rumah Tangga

Keterangan yang tercetak pada blok ini adalah nomor urut anggota rumah tangga dan nama anggota rumah tangga.

Isikan kode 1 s.d 2 pada kolom (3) untuk jenis kelamin, kode 1 s.d. 3 pada kolom (4) untuk keberadaan anggota rumah tangga, dan pada kolom (5) salin nomor urut anggota rumah tangga dari hasil entri blok IV kolom (1) pada Daftar SAK17.AK Agustus.

Untuk anggota rumah tangga baru, catat nomor urut pada kolom (1), nama pada kolom (2), jenis kelamin pada kolom (3), kode 2 ( inmover) pada kolom (4) dan salin nomor urut anggota rumah tangga dari hasil entri blok IV kolom (1) pada Daftar SAK17.AK Agustus pada kolom (5).

Penjelasan:

1. Saat pencacahan SAK17.AK, Pencacah membawa Daftar SAK17.K sebagai kontrol keberadaan ART.

(27)

2. Kolom (1) s.d (4) Daftar SAK17.K diisi oleh Pencacah berdasarkan kondisi di lapangan.

3. Kolom (5) Daftar SAK17.K diisi oleh Pengawas berdasarkan hasil entri Blok IV kolom (1) Daftar SAK17.AK Agustus.

(28)
(29)

BAB 4

INDIKATOR KETENAGAKERJAAN

Indikator ketenagakerjaan yang dihasilkan Sakernas penting untuk menunjang tercapainya tujuan pembangunan nasional. Selain itu data ketenagakerjaan Sakernas juga berguna untuk mengevaluasi pencapaian pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan secara global melalui SDGs. Dengan memahami indikator ketenagakerjaan serta mengetahui dari rincian mana indikator tersebut dibangun d iharapkan data yang dikumpulkan oleh petugas akan semakin berkualitas.

Bab ini menjelaskan dua konsep baku ketenagakerjaan yang digunakan dalam Sakernas 2017 yaitu pendekatan berdasarkan ICLS (International Conference of Labour Statisticians) ke-13 dan ICLS ke-19 serta penjelasan mengenai indikator ketenagakerjaan lainnya.

4.1 Konsep Baku Ketenagakerjaan berdasarkan International Conference of Labour Statistician (ICLS) ke-13.

Diagram Ketenagakerjaan

Sebagaimana diagram kependudukan di atas, penduduk dikelompokkan menjadi penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja dibedakan atas dua kelompok, angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pengukurannya di dasarkan pada periode rujukan ( time reference ), yaitu kegiatan yang dilak ukan selama seminggu yang lalu, yang berakhir sehari sebelum pencacahan.

(30)

4.1.1 Bekerja

di dalam kuesioner terdapat pada pert anyaan: 1. Subblok V.B rincian 5.a.1 (sedang bekerja).

2. Subblok V.B rincian 6 (sementara tidak bekerja) . 4.1.2 Pengangguran

1. Subblok V.C rincian 15.a dan 15.b.

2. Subblok V.C rincian 20.a kode 1, kode 2 dan kode 3.

Penentuan indikator pengangguran ini sangat penting, sehingga diperlukan kecermatan dalam menggali rincian tersebut. Kesalahan pencacahan akan berdampak terhadap penentuan indikator misalnya jumlah kasus pengangguran dalam suatu wilayah. Contoh: responden yang tidak mencari pekerjaan dikarenakan putus asa (rincian 20.a. kode 3 dilingkari), seharusnya pencacah melakukan probing mendalam terlebih dahulu bahwa yang dikategorikan putus asa adalah mereka yang berkali-kali mencari pekerjaan tetapi tidak berhasil mendapatkan pekerjaan sehingga ia merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan yang diinginkan. Atau mereka yang merasa karena keadaan/situasi/kondisi/iklim/musim menyebabkan tidak mungkin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Bekerja (ICLS ke-13)

Adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama

satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu . Termasuk ke dalam

konsep bekerja adalah orang yang sementara tidak bekerja yaitu mereka yang mempunyai pekerjaan/usaha tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti, menunggu panen, tugas belajar, atau

mogok kerja.

Pengangguran (ICLS ke -13)

Meliputi penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan

(putus asa), atau sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja atau sudah mempunyai usaha tapi belum memulainya.

(31)

4.1.3 Bukan Angkatan Kerja (BAK)

seminggu yang lalu sedang melakukan aktivitas terkait sekolahnya. Kegiatan sekolah terdapat pada Subblok V.B. rincian 5.a.2 sedangkan partisipasi sekolah terdapat pada Blok IV kolom (7).

rincian 5.a.3.

Subblok V.B. rincian 5.a.4. Jika responden tidak bekerja namun melakukan kegiatan sekolah, mengurus rumah tangga dan kegiatan lainnya maka untuk mengkategorikan kegiatan utamanya adalah dengan menanyakan kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak ( Subblok V.B rincian 5.b).

4.2 Konsep Baku Ketenagakerjaan berdasarkan International Conference of Labour Statistician (ICLS) ke -19.

Pada konsep ICLS 19, yang pertama diperkenalkan adalah konsep dari aktivitas dan work. Pada dua diagram dibawah terlihat bahwa konsep aktivitas dan work diintegrasikan dengan batasan produksi SNA.

BAK - Sekolah (ICLS ke-13)

Adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal dan nonformal, baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi.

Tidak termasuk yang sedang libur/cuti .

BAK Mengurus Rumah Tangga (ICLS ke -13)

Adalah kegiatan mengurus rumah tangga atau membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji. Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan, seperti memasak, mencuci

dan sebagainya digolongkan sebagai mengurus rumah tangga.

BAK Lainnya (ICLS ke -13)

Kegiatan lainnya yang dicakup disini adalah kegiatan yang bersifat aktif dan tidak termasuk tidur, bermalas-malasan, santai, bermain dan tidak

(32)

Aktivitas dibagi menjadi dua yaitu aktivitas produktif dan nonproduktif. Aktivitas produktif dalam ICLS 19 disebut juga dengan work. Pada diagram aktivitas work atau batasan produksi umum ( general production boundary ) jika dikurangi dengan kegiatan jasa rumah tangga untuk penggunaan sendiri adalah batasan produksi SNA.

Work adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dari semua jenis kelamin dan usia untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa untuk digunakan oleh orang lain atau untuk penggunaan sendiri. Work terdiri dari:

a. Menghasilkan barang dan jasa untuk penggunaan sendiri , yaitu produksi di mana output yang dihasilkan utamanya unt uk dikonsumsi atau digunakan oleh produsen, anggota rumah tangga (ART), atau ART yang tinggal di rumah tangga lain. Dalam hal ini termasuk juga petani subsisten;

b. Bekerja untuk mendapatkan upah atau keuntungan (employment), konsep ini yang akan digunakan untuk estimasi penduduk bekerja;

c. Pegawai magang yang tidak dibayar , yaitu melakukan aktivitas tidak dibayar untuk memproduksi barang atau jasa bagi orang lain dengan tujuan memperoleh pengalaman kerja atau keterampilan dal am perdagangan atau ket erampilan terkait profesi.

(33)

Orang-orang ini biasanya juga mendapatkan balasan berupa uang saku pendidikan atau sesekali mendapatkan uang dan barang (makanan, minuman).

d. Pekerjaan sukarela , yaitu orang-orang yang melakukan aktivitas ti dak dibayar ataupun aktivitas yang tidak wajib untuk menghasilkan barang dan jasa yang ditujukan untuk orang lain. Dua jenis pekerja sukarela: pekerja berbasis organisasi dan individu;

e. Aktivitas kerja lainnya adalah aktivitas kerja selain 4 kegiatan diatas .

Berdasarkan konsep angkatan kerja dalam ICLS 19, diperoleh diagram ketenagakerjaan yang baru, sebagai berikut:

Sebagaimana diagram ketenagakerjaan di atas, penduduk dikelompokkan menjadi penduduk usia kerja , dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja dibedakan atas dua kelompok, angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pengukurannya didasarkan pada periode rujukan (time reference ) yaitu:

Kegiatan yang dilakukan selama seminggu yang lalu, yang berakhir sehari sebelum pencacahan.

Kegiatan sebulan yang lalu.

Kesediaan memulai pekerjaan dalam waktu dua minggu ke depan . Tiga bulan ke depan.

Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja (untuk mendapatkan penghasilan/keuntungan) dan pengangguran. Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang pada periode rujukan tidak bekerja maupun menganggur (bukan lagi dikatakan sebagai penduduk yang tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi), terdiri dari angkatan kerja potensial, orang yang menginginkan pekerjaan tapi tidak mencari dan tidak bersedia, dan orang yang tidak ingin bekerja.

(34)

4.2.1 Bekerja

Pe

1. Subblok V.B rincian 7.a dan 7.b 2. Subblok V.B rincian 9 s.d. 11 4.2.2 Pengangguran

1. Subblok V.C Rincian 16.a dan rincian.21.b. 2. Subblok V.C Rincian 16.b dan rincian.21.b.

3. Subblok V.C Rincian 20.a (kode 1 atau kode 2) dan Rincian 20.b. 4.2.3 Bukan Angkatan Kerja (BAK)

Bekerja (ICLS ke-19)

Adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu

jam kumulatif dalam seminggu yang lalu . Termasuk ke dalam konsep bekerja

adalah orang yang sementara tidak bekerja .

Pengangguran (ICLS ke -19)

Penduduk tidak bekerja dan :

a. Sebulan yang lalu aktif mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha, dan siap/bersedia bekerja dalam selang waktu dua minggu ke depan.

b. Tidak mencari pekerjaan dengan alasan sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja, dimulainya pekerjaan tersebut dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan ke depan, dan mengaku saat ini dalam kondisi siap/bersedia untuk segera bekerja dalam selang waktu dua minggu ke depan (future starter).

BAK-Angkatan Kerja Potensial (ICLS ke -19)

Mencakup mereka yang:

a. Mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha, namun belum bersedia/siap untuk segera memulai suatu pekerjaan dalam waktu 2 minggu ke depan.

b. Tidak mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha, namun mengaku bersedia/siap untuk segera memulai suatu pekerjaan dalam waktu 2 minggu ke depan. Termasuk dalam kategori ini adalah yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa).

(35)

Angkatan kerja potensial terdapat pada pertanyaan: 1. Subblok V.C rincian 16.a dan rincian 21.b. 2. Subblok V.C rincian 16.b dan rincian 21.b. 3. Subblok V.C rincian 20.a yang berkode 3.

Pertanyaan terkait bukan angkatan kerja kategori ini terdapat pada Subblok V.C rincian 16.a, rincian 21.a dan 21.b

.

Pertanyaan terkait bukan angkatan kerja kategori ini terdapat pada Subblok V.C rincian 22. BAK Menginginkan pekerjaan tapi tidak mencari & tidak

bersedia (ICLS ke-19)

Penduduk yang menginginkan suatu pekerjaan namun tidak sedang mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha dan mengaku belum bersedia/siap untuk segera memulai suatu pekerjaan dalam

2 minggu ke depan.

BAK Tidak menginginkan pekerjaan (ICLS ke-19)

adalah mereka yang tidak bekerja, bukan sementara tidak bekerja tidak mencari pekerjaan/tidak mempersiapkan usaha , tidak

(36)

Perbedaan konsep ICLS ke -13 dan ICLS ke-19 dijelaskan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.1 Perubahan Konsep Ketenagakerjaan

VARIABEL KONSEP LAMA (ICLS KE -13) KONSEP BARU (ICLS KE -19)

Bekerja

Kegiatan untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan, minimal selama 1 (satu) jam berturut-turut tanpa

terputus dalam seminggu yang lalu.

Catatan :

Petani subsisten dikategorikan

bekerja.

Pekerja profesi yang sedang tidak ada order tetapi memproduksi barang/jasa untuk rumahtangganya dikategorikan

bekerja.

Kegiatan untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan, minimal selama 1 (satu) jam secara kumulatif dalam seminggu yang lalu.

Catatan :

Petani subsisten dikategorikan tidak

bekerja.

Pekerja profesi yang sedang tidak ada order tetapi memproduksi barang/jasa untuk rumahtangganya dikategorikan

tidak bekerja.

Pengang-guran

a. Referensi waktu seminggu yang lalu . b. Putus asa termasuk ke dalam kategori

pengangguran

a. Referensi waktu sebulan yang lalu. b. Putus asa tidak termasuk ke dalam

kategori pengangguran.

Bukan Angkatan Kerja

Bukan Angkatan kerja adalah Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang kegiatan utamanya

a. Bersekolah

b. Mengurus rumah tangga

c. Kegiatan lainnya selain tidur, malas-malasan dll.

Bukan angkatan kerja dibagi dalam tiga kelompok :

a. Angkatan kerja potensial (Potential

Labour Force). Termasuk yang merasa

tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa).

Penduduk yang menginginkan suatu pekerjaan namun tidak sedang mencari pekerjaan/ mempersiapkan usaha dan mengaku saat ini belum bersedia/siap untuk segera memulai suatu pekerjaan. Penduduk yang tidak menginginkan pekerjaan.

Setengah Penganggur

Penduduk bekerja yang jam kerjanya kurang dari 35 jam seminggu:

a. Sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha seminggu yang lalu

b. Tidak mencari pekerjaan karena putus asa atau sudah diterima bekerja tapi belum mulai bekerja dan masih mau menerima pekerjaan.

Penduduk bekerja yang menginginkan dan siap/bersedia mengambil jam kerja tambahan dalam kurun waktu 2 minggu ke depan, dimana:

a. Jam kerja seminggu yang lalu dan jam kerja biasanya dibawah 40 jam seminggu

b. Jam kerja seminggu yang lalu lebih dari atau sama dengan 40 jam, namun jam kerja biasanya kurang dari 40 jam . c. Jam kerja seminggu yang lalu kurang

dari 40 jam, namun jam kerja biasanya lebih dari atau sama dengan 40 jam, dikarenakan penurunan aktivitas produksi tempat kerja.

(37)

4.3 Sektor Formal/Informal

Pengukuran sektor formal/informal merupakan bagian penting dari kehidupan ekonomi dan sosial baik di negara berkembang maupun beberapa negara maju. Sektor informal cenderung tumbuh menyerap sebagian besar tenaga kerja.

Dalam Sakernas 2017, penentuan kegiatan/sektor formal dan informal dapat dilakukan dengan 3 pendekatan/proksi yaitu:

1. Proksi pertama

Tenaga kerja formal/infomal berdasarkan status pekerjaan utama (Rincian 27a). Tenaga kerja dengan status pekerjaan berusahan dibantu buruh tetap/dibayar (kode 3) atau buruh/karyawan/pegawai (kode 4) dianggap tenaga kerja formal, sementara status pekerjaan kode yang lainnya (1/2/5/6/7) dianggap tenaga kerja informal

2. Proksi kedua

Penentuan tenaga kerja formal/ informal didasarkan pada tabulasi silang dua variabel yaitu status pekerjaan utama (Rincian 27a) dan jenis pekerjaan utama (Rincian 24). Proksi ini digunakan dalam Publikasi Indikator Pasar Tenaga Kerja pada KILM 7.

(38)

3. Proksi ketiga

Mulai Sakernas Februari 2016 , penentuan usaha dan tenaga kerja formal dan informal sudah mengadopsi konsep pekerjaan formal dan informal yang dicetuskan melalui International Conference of Labour Statistician s (ICLS) ke 17 tahun 2003, yang juga merupakan rekomendasi ILO, yaitu:

a. Usaha formal/informal.

Pengukuran ini didapatkan dari pertanyaan Subblok V.D rincian 27.a (status berkode 1, 2 atau 3), rincian 28 (pembukuan keuangan perusahaan/usaha) dan rincian 35 (jenis instansi/lembaga/institusi tempat kerja/usaha) .

Penentuan Usaha Formal dan Informal

b. Tenaga kerja formal/informal.

Pengukuran ini didapatkan dari pertanyaan Subblok V.D rincian 27.a (status berkode 4, 5 atau 6) dan Rincian 32 (penyediaan jaminan sosial dan pemberian cuti oleh perusahaan/usaha/tempat kerja).

(39)

4.4 Indikator Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals )

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dikenal sebagai Sustainable Development Goals disingkat dengan SDGs adalah tujuan yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda pembangunan secara global, tujuan ini merupakan kelanjutan dari Milenium Development Goals (MDGs) yang berakhir tahun 2015. Sakernas sebagai salah satu sumber data penyusun indikator SDGs diharapkan dapat memenuhi informasi yang diperlukan.

Indikator SDGs yang dapat dihasilkan dari Sakernas diantaranya: Proporsi wanita yang memegang jabatan manajerial .

Proporsi pekerjaan informal di sektor non-pertanian, berdasarkan jenis kelamin.

Pendapatan rata -rata per jam dari pekerja perempuan dan laki -laki, menurut pekerjaan, kelompok usia dan penyandang disabilitas.

Tingkat pengangguran, berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia dan penyandang disabilitas.

Proporsi penduduk muda (15 -24 tahun) yang tidak sedang mengikuti pendidikan, tidak bekerja, dan tidak mengikuti pelatihan (NEET).

Persentase jumlah anak usia 5-17 tahun yang terlibat dalam pekerja anak, menurut kelompok jenis kelamin dan umur.

Jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam proporsi terhadap total pekerja dan tingkat pertumbuhan pekerja, menurut jenis kelamin.

Pekerja sektor manufaktur sebagai proporsi dari total pekerja.

4.5 Pekerja Rumahan ( Home Worker)

ketenagakerjaan di Indonesia, merupakan kategori pekerja rentan dan mayoritas pekerja rumahan adalah perempuan. Mereka terutama bekerja untuk menghasilkan produk dalam rumah mereka (atau tempat yang mereka pilih sendiri) sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemberi kerja/majikan/subkontraktor tanpa ada pengawasan ( atau ada pengawasan, namun minim ). Sakernas diharapkan mampu memotret prevalensi keberadaan pekerja rumahan ini. Pertanyaan terkait pekerja rumahan terdapat pada:

1. Subblok V.D rincian 31. 2. Subblok V.D rincian 36.

(40)
(41)

BAB 5

PENCACAHAN RUMAH TANGGA SAMPEL

Tujuan pencacahan rumah tangga Sakernas Agustus 2017 adalah untuk mendapatkan data ketenagakerjaan dari rumah tangga terpilih. Rumah tangga yang dicacah dengan Daftar SAK17.AK harus sama dengan rumah tangga pada Daftar SAK17.DSRT .

5.1 Daftar SAK17.AK

Daftar SAK17.AK digunakan untuk mencacah semua anggota rumah tangga dalam rumah tangga terpilih. Daftar SAK17.AK terdiri dari:

Blok I : Pengenalan tempat Blok II : Ringkasan

Blok III : Keterangan Petugas

Blok IV : Keterangan Anggota Rumah Tangga

Blok V : Keterangan Anggota Rumah Tangga yang Berumur 5 Tahun ke Atas Subblok V.A : Karakteristik umum

Subblok V.B : Kegiatan seminggu dan sebulan yang lalu

Subblok V.C : Kegiatan mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha Subblok V.D : Pekerjaan utama

Subblok V.E : Pekerjaan tambahan

Subblok V.F : Jam kerja seluruh pekerjaan Subblok V.G : Pengalaman kerja

Blok VI : Catatan

5.2 Tata Tertib Pengisian Daftar

a. Semua isian pada daftar harus ditulis dengan pensil hitam.

b. Semua isian harus dalam Bahasa Indonesia dan ditulis dengan menggunakan huruf besar/kapital. Singkatan hanya diperbolehkan untuk hal -hal yang sudah baku. Untuk nama yang terlalu panjang, gunakan singkatan nama yang mudah dikenali.

c. Menyalin Blok I Pengenalan Tempat Rincian 1 sd Rincian 9 dari daftar SAK17.DSRT sebelum berangkat ke lapangan.

(42)

d. Mulailah wawancara dan melakukan pengisian daftar dari Blok IV kemudian dilanjutkan dengan Blok V. Setelah selesai, kemudian mengisi ringkasan di Blok II, hasil kunjungan di Blok I, serta keterangan petugas di Blok III.

e. Perhatikan tanda -tanda atau alur pertanyaan yang tertera pada daftar isian, misalnya tanda panah ( )

f. Gunakan Blok Catatan untuk mencatat hal-hal yang perlu diketahui oleh pengawas dan petugas pengolahan.

5.3 Tata Cara Pengisian Daftar

Dalam pengisian Daftar SAK1 7.AK perlu diperhatikan aturan pengisian yang berlaku untuk pertanyaan tertentu. Pada dasarnya cara pengisian pertanyaan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Mengisi jawaban pada tempat yang disediakan dan menuliskan kode pada kotak yang tersedia.

Contoh pengisian: Blok V Daftar SAK17.AK .

b. Melingkari kode 1 atau 3 untuk jawaban

Contoh pengisian: Rincian 5.a Blok V.B Daftar SAK17.AK.

c. Menuliskan jawaban dengan jelas dan lengkap pada titik -titik yang tersedia, dan

(43)

d. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban responden.

e. Mencoret yang tidak sesuai.

f. Mengikuti instruksi tanda panah ( )

5.4 Cara Pengisian Daftar SAK17.AK

Berikut ini adalah cara -cara pengisian daftar SAK1 7.AK berurutan sesuai dengan blok-blok di dalam kuesioner:

BLOK I: PENGENALAN TEMPAT

Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pokok identitas rumah tangga pada rumah tangga terpilih, agar tidak terjadi kesalahan dalam pencacahan.

Rincian 1 s.d 9: Provinsi, Kabupaten/Kota*, Kecamatan, Desa/ Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, Nomor Kode Sampel , Nomor Urut Rumah Tangga Sampel, Nama Kepala Rumah Tangga.

Salin Rincian 1 sampai Rincian 9 dari Daftar SAK17.DSRT. Rincian 10: Nama dan Nomor Urut Pemberi Informasi Utama

Tuliskan nama dan nomor urut pemberi informasi utama. Nama dan nomor urut pemberi informasi utama harus ada dan sesuai dengan nama dan nomor urut yang terisi pada kolom (2) dan (1) Blok IV. Pemberi informasi utama adalah ART yang memberikan informasi palin g banyak.

Dalam mengisi Daftar SAK17.AK sebaiknya yang diwawancarai adalah kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga lain yang bisa mewakili dan mengetahui keadaan semua anggota rumah tangga.

(44)

Rincian 11: Hasil Kunjungan

Berhasil yaitu jika petugas berhasil menemui rumah tangga terpilih dan memperoleh informasi mengenai rumah tangga tersebut.

Menolak yaitu responden menolak untuk diwawancarai.

Tidak dapat ditemui yaitu jika tidak ada orang di rumah tangga terpilih dikarenakan responden pergi untuk beberapa hari dan tidak ditemui hingga akhir periode pencacahan .

BLOK II: RINGKASAN

Rincian 1: Jumlah Anggota Rumah Tangga

Isian rincian ini sama dengan nomor urut anggota rumah tangga terakhir pada Kolom (1) yang ada isian di Kolom (2) Blok IV Daftar SAK1 7.AK.

Rincian 2: Jumlah Anggota Rumah Tangga yang Berumur 5 Tahun ke Atas

Rincian ini merupakan jumlah anggota rumah tangga yang berumur 5 tahun ke atas. Isiannya harus sama dengan jumlah kotak yang ada isiannya pada Kolom (7) Blok IV Daftar SAK17.AK .

BLOK III: KETERANGAN PETUGAS

Tujuan pengisian blok ini adalah untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab melakukan pencacahan dan pemeriksaan Daftar SAK17.AK, keterangan waktu pelaksanaan pencacahan dan pemeriksaan Daftar SAK1 7.AK serta kode dan No HP petugas yang masih aktif digunakan untuk memudahkan komunikasi.

Penulisan kode adalah sebagai berikut:

Kode Pencacah dan Pengawas disediakan 3 kotak, dimana:

Dua digit pertama mengenai nomor urut pencacah dan pengawas (nomor urut pencacah dan pengawas masing-masing diurutkan dalam satu kabupaten).

Digit ketiga mengenai status pencacah dan status pengawas.

Nomor Urut Pencacah atau Pengawas

Apapun hasil kunjungan pada Rincian 11, pada Blok III harus tetap diisi keterangan petugas.

Kode Pencacah: 1 = Staf BPS Provinsi 2 = Staf BPS Kab/Kota 3 = KSK 4 = Mitra Kode Pengawas: 1 = Staf BPS Provinsi 2 = Staf BPS Kab/Kota 3 = KSK

Gambar

Tabel 1.1 Sejarah Sakernas 1976-2018
Ilustrasi dari ketujuh keberadaan rumah tangga pada saat pemutakhiran dibandingkan  dengan keadaan pada saat pencacahan lengkap SP2010 dapat dilihat pada  gambar berikut:
Diagram Ketenagakerjaan
Ilustrasi rentang waktu penentuan kesiapan/kesediaan  menambah jam kerja :
+2

Referensi

Dokumen terkait

Semua wanita pernah kawin usia 15 sampai 49 tahun, pria kawin usia 15-54 tahun dan remaja usia 15-24 tahun belum kawin yang biasanya tinggal di rumah tangga itu serta tamu

SDKI12-BPS Provinsi 17 Kode 4: Rumah Tangga Baru adalah kondisi dimana rumah tangga ditemukan pada saat pemutakhiran tetapi tidak tercantum dalam Daftar

Formatted: Font color: Auto.. berakhir, pencacah harus mengunjungi kembali rumah tangga tersebut untuk melakukan wawancara. 5) Apabila rumah tangga yang dikunjungi

Khusus pada 8 rumah tangga sampel PK per blok sensus, untuk setiap responden pria kawin yang memenuhi syarat harus ada satu kuesioner meskipun tidak ada wawancara yang

Khusus pada 8 rumah tangga sampel PK per blok sensus, untuk setiap responden priakawin yang memenuhi syarat harus ada satu kuesioner meskipun tidak ada wawancara yang

Anggota rumah tangga (ART) adalah setiap orang yang biasanya tinggal, atau yang sudah tinggal di suatu rumah tangga paling tidak enam bulan, atau yang baru pindah