• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI LOKASI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI LOKASI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Bab

3

IDENTIFIKASI LOKASI DAERAH

BERPENDAPATAN RENDAH

3.1 Indikator dan Skoring

3.1.1 Indikator Daerah Berpendapatan Rendah

Daerah berpendapatan rendah dalam kajian ini adalah daerah bila dilihat dari kondisi sosial, budaya, ekonomi, keuangan daerah, aksesibilitas, serta ketersediaan infrastrukturnya paling rendah dibandingkan dengan daerah lain di Kabupaten Serdang Bedagai. Untuk menentukan daerah berpendapatan rendah dapat dilihat dari indikator-indikator yang mencerminkan keadaan pembangunan suatu daerah:

a. Prasarana Dasar Wilayah Kurang/Tidak Ada:  Irigasi

b. Sarana Wilayah Kurang/Tidak Ada:

Sarana sosial kesehatan (jumlah fasilitas kesehatan seperti RSD, Puskemas, Polindes)  Sarana sosial pendidikan (jumlah sekolah SD, SMP dan SMU)

c. Kondisi Kehidupan Masyarakat

 Tingkat kesehatan rendah (jumlah kasus DBD, diare, TB, dan malaria)

 Perekonomian masyarakat rendah (jumlah penduduk prasejahtera dan sejahtera) d. Alokasi Dana Desa (ADD)

 Dana Alokasi Umum  Dana Bagi Hasil Pajak  Dana Bagi Hasil Retribusi

(2)

3.1.2 Instrumen Penilaian (Scoring Tools) Daerah Berpendapatan Rendah

Setiap indikator akan mempunyai parameter sebagai acuannya. Lebih lanjut, untuk daerah berpendapatan rendah akan dilakukan penilaian (skoring) untuk tiap kriteria dan parameternya sebagai berikut :

a. Prasarana Dasar Wilayah

 Kriteria : Jaringan Irigasi Parameter :

- Perbandingan jumlah bangunan melayani luas tanah persawahan, semakin kecil rasio perbandingannya berarti semakin baik pelayanannya, sehingga mendapat nilai paling tinggi (skoring);

- Dilihat dari kondisi bangunannya, semakin baik kondisinya maka semakin baik juga tingkat pelayanannya (kondisi Baik : 3, Rusak Ringan : 2, Rusak Berat : 1)(skoring); - Dilihat dari kondisis jaringannya, semakin baik kondisinya maka semakin baik juga

tingkat pelayanannya (kondisi Baik : 3, Rusak Ringan : 2, Rusak Berat : 1) (skoring).

b. Sarana Wilayah

Kriteria : Sarana Kesehatan (RSD, Puskemas, Pustu, dll) Parameter :

- Pelayanan sarana kesehatan terhadap kawasan, melihat jumlahnya dan diskoring, dengan ketetapan semakin besar jumlah sarana kesehatan di suatu daerah maka semakin tinggi nilainya (skoring).

 Kriteria : Sarana Pendidikan (SD, SMP, SMU) Parameter :

- Jumlah pelayanan sarana SD, semakin kecil jumlah pelayanan pendidikannya (SD) semakin kecil juga penilaiannya (skoring);

(3)

- Jumlah pelayanan sarana SMP, semakin kecil jumlah pelayanan pendidikannya (SMP) semakin kecil juga penilaiannya (skoring);

- Jumlah pelayanan sarana SMU, semakin kecil jumlah pelayanan pendidikannya (SMU) semakin kecil juga penilaiannya (skoring).

c. Kondisi Kehidupan Masyarakat

 Kriteria: Tingkat Kesehatan Parameter :

- Jumlah kasus DBD, diare, TB, dan malaria dibandingkan dengan jumlah penduduk, dengan asumsi jika rasio perbandingan semakin kecil maka semakin rendah nilainya (skoring).

Kriteria: Perekonomian masyarakat Parameter :

- Penduduk yang tidak sejahtera (dengan membandingkan jumlah Rumah Tangga yang tidak sejahtera dengan jumlah Rumah Tangga keseluruhan, dan apabila rasio

perbandingan semakin kecil maka nilainya semakin rendah

(

skoring);

- Penduduk sejahtera (dengan membandingkan jumlah Rumah Tangga yang sejahtera dengan jumlah Rumah Tangga keseluruhan, dan apabila rasio perbandingan semakin kecil maka nilainya semakin tinggi (skoring).

d. Kondisi Keuangan Daerah

Kriteria : Sumber Pendapatan Daerah Parameter :

- Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU), dengan meranking jumlah ADD yang bersumber dari DAU disetiap wilayah, jumlah yang lebih tinggi akan mendapat nilai yang tinggi dan sebaliknya;

(4)

- Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak, dengan meranking jumlah ADD yang bersumber dari DBH disetiap wilayah, jumlah yang lebih tinggi akan mendapat nilai yang tinggi dan sebaliknya;

- Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Retribusi, dengan meranking jumlah ADD yang bersumber dari DBHR disetiap wilayah, jumlah yang tinggi akan mendapat nilai yang tinggi dan sebaliknya.

3.1.3 Pembagian Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai

Untuk mengidentifikasi daerah yang berpendapatan rendah, Kabupaten Serdang Bedagai dibagi menjadi menjadi 3 bagian wilayah, yaitu daerah pesisir yaitu daerah yang terletak di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, daerah dataran rendah yang terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dan daerah dataran tinggi yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Serdang Bedagai. Berikut pembagian wilayahnya.

Tabel 3.1 Pembagian Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai

No Wilayah Pesisir Wilayah Dataran Rendah Wilayah Dataran Tinggi

1. Bandar Khalipah Tebing Tinggi Kotarih

2. Tanjung Beringin Tebing Syahbandar Silinda

3. Teluk Mengkudu Sei Rampah Bintang Bayu

4. Perbaungan Sei Bamban Dolok Masihul

5. Pantai Cermin Pegajahan Serbajadi

6. − − Sipispis

7. − − Dolok Merawan

Untuk daerah pesisir akan diambil 2 (dua) wilayah kecamatan dari 5 kecamatan yang memiliki skor terendah atau ranking paling bawah. Demikian juga dengan wilayah dataran rendah akan diambil 2 (dua) wilayah kecamatan dari 5 kecamatan yang memiliki skor paling rendah atau ranking paling bawah sedangkan untuk wilayah dataran tinggi yang berjumlah 7 kecamatan akan diambil 3 (tiga) wilayah kecamatan yang memiliki skor rendah atau ranking paling bawah.

(5)

3.1.4 Skoring Indikator Penelitian

Penentuan daerah kawasan berpendapatan rendah di Kabupaten Serdang Bedagai dilakukan dengan skoring dan perankingan mengacu pada indikator-indikator yang telah ditentukan sebagai acuan gambaran ekonomi suatu daerah (dalam kajian ini mengacu pada daerah kecamatan) sebagai berikut.

a. Indikator Prasarana Dasar Wilayah

Indikator prasarana dasar wilayah dalam kajian ini parameternya adalah jaringan irigasi, dimana yang akan dilihat adalah perbandingan jumlah bangunan irigasi dengan luas lahan sawah yang terdapat disetiap daerah kecamatan. Selain jumlah bangunan akan dilihat juga kondisi jaringan baik itu kondisi bangunan dan juga kondisi salurannya. Berikut tabel skoring jaringan irigasinya:

Tabel 3.2 Skoring Jaringan Irigasi

JARINGAN IRIGASI

Jumlah Skor

No Kecamatan Sawah Luas

(Ha) Jumlah Bangunan Perban-dingan Nilai Kondisi Jaringan

Bangunan Nilai Saluran Nilai

Wilayah Pesisir

1 Bandar Khalipah 2.000 3 1 : 667 2 Rusak Ringan 2 Rusak Ringan 2 6

2 Tanjung Beringin 2.900 4 1 : 725 1 Rusak Berat 1 Baik 3 5

3 Teluk Mengkudu 1.648 16 1 : 103 3 Rusak Ringan 2 Rusak Berat 1 6

4 Perbaungan 5.395 248 1 : 22 5 Rusak Ringan 2 Baik 3 10

5 Pantai Cermin 2.900 46 1 : 63 4 Rusak Ringan 2 Baik 3 9

Wilayah Dataran Rendah

1 Tebing Tinggi 2.483 37 1 : 67 4 Baik 3 Baik 3 10

2 Tebing Syahbandar 685 2 1 : 343 2 Baik 3 Rusak Ringan 2 7

3 Sei Rampah 2.733 23 1 : 119 3 Rusak Ringan 2 Rusak Ringan 2 7

4 Sei Bamban 5.421 5 1 : 1084 1 Baik 3 Rusak Ringan 2 6

5 Pegajahan 1.428 83 1 : 17 5 Baik 3 Baik 3 11

Wilayah Dataran Tinggi

1 Kotarih 165 1 1 : 165 3 Rusak Berat 1 Baik 3 7

2 Silinda 376 3 1 : 125 4 Rusak Ringan 2 Rusak Ringan 2 8

3 Bintang Bayu 370 1 1 : 370 1 Baik 3 Baik 3 7

4 Dolok Masihul 4.066 128 1 : 32 6 Rusak Berat 1 Baik 3 10

5 Serbajadi 1.118 36 1 : 31 7 Rusak Ringan 2 Baik 3 12

6 Sipispis 368 1 1 : 365 2 Rusak Berat 1 Rusak Ringan 2 5

(6)

dimana : Kondisi Baik : Nilai = 3 Kondisi Rusak Ringan : Nilai = 2 Kondisi Rusak Berat : Nilai = 1

Perbandingan antara jumlah bangunan irigasi dengan luas lahan sawah yang semakin kecil rentangnya akan mendapat nilai yang lebih tinggi karena pada dasarnya apabila suatu wilayah semakin banyak jumlah bangunan irigasinya maka akan semakin melayani kebutuhan lahan sawahnya. Dari skoring di atas dapat disimpulkan bahwa untuk daerah pesisir yang memiliki skoring paling tinggi atau keadaan jaringan irigasi paling maju berturut-turut adalah wilayah Kecamatan Perbaungan, Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan Bandar Khalipah, Kecamatan Teluk Mengkudu, dan yang terakhir adalah Kecamatan Tanjung Beringin.

Untuk wilayah dataran rendah yang memiliki skor paling tinggi atau keadaan jaringan irigasi paling maju berturut-turut adalah Kecamatan Pegajahan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Sei Rampah, Kecamatan Tebing Syahbandar, dan yang terakhir adalah Kecamatan Sei Bamban.

Untuk wilayah dataran tinggi yang memiliki skor paling tinggi atau keadaan jaringan irigasi paling maju berturut-turut adalah Kecamatan Serbajadi, Kecamatan Dolok Masihul dan Dolok Merawan, Kecamatan Silinda, Kecamatan Kotarih, Kecamatan Bintang Bayu dan yang paling rendah skornya adalah Kecamatan Sipispis.

b. Indikator Sarana Wilayah

Sarana wilayah dalam kajian ini parameternya adalah sarana kesehatan dan sarana pendidikan. Sarana kesehatan digambarkan dari jumlah Rumah Sakit Daerah (RSD), pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), puskesmas pembantu (pustu) dan sarana kesehatan lainnya seperti rumah bersalin, posyandu, polindes. Pemberian skoring adalah dengan melihat apabila semakin banyak jumlah sarana kesehatan di suatu wilayah maka akan mendapatkan skor tinggi, karena

(7)

semakin banyak sarana kesehatan akan dapat lebih baik melayani kebutuhan kesehatan masyarakat di suatu wilayah. Pemberian skoring untuk sarana kesehatan di masing-masing wilayah kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Skoring Sarana Kesehatan

Dari hasil skoring di atas maka dapat dilihat bahwa pelayanan sarana kesehatan untuk wilayah daerah pesisir yang memiliki skor paling tinggi atau jumlah sarana kesehatan paling banyak berturut-turut adalah Kecamatan Perbaungan, kemudian Kecamatan Teluk Mengkudu, Kecamatan Pantai Cermin, kemudian Kecamatan Bandar Khalipah, dan yang terendah skornya adalah Kecamatan Tanjung Beringin.

Sedangkan untuk wilayah dataran rendah yang memiliki skor paling tinggi atau jumlah sarana kesehatan paling banyak berturut-turut adalah Kecamatan Sei Rampah, kemudian Kecamatan

PELAYANAN KESEHATAN

No Kecamatan Rumah Sakit Bersalin Rumah Puskes-mas Posyandu Polindes Jumlah Skor

Wilayah Pesisir 1 Bandar Khalipah - - 1 45 - 46 2 2 Tanjung Beringin - - 1 30 - 31 1 3 Teluk Mengkudu - - 1 55 - 56 4 4 Perbaungan 3 6 2 109 - 120 5 5 Pantai Cermin - - 1 47 - 48 3

Wilayah Dataran Rendah

1 Tebing Tinggi 1 - 2 65 - 68 4

2 Tebing Syahbandar - - 1 27 - 28 1

3 Sei Rampah 1 - 2 90 - 93 5

4 Sei Bamban 1 - 1 65 - 67 3

5 Pegajahan - 1 1 45 5 52 2

Wilayah Dataran Tinggi

1 Kotarih - - 1 21 - 22 1 2 Silinda - - 1 33 - 34 4 3 Bintang Bayu - - 1 24 - 25 2 4 Dolok Masihul - 1 1 70 - 72 7 5 Serbajadi - - 1 45 - 46 5 6 Sipispis - - 1 60 - 61 6 7 Dolok Merawan - - 1 32 - 33 3

(8)

Tebing Tinggi, Kecamatan Sei Bamban, Kecamatan Pegajahan, dan yang paling rendah skornya adalah Kecamatan Tebing Syahbandar.

Untuk wilayah dataran tinggi yang memiliki skor paling tinggi atau jumlah sarana kesehatan paling banyak berturut-turut adalah Kecamatan Dolok Masihul, kemudian Kecamatan Sipispis, Kecamatan Serbajadi, Kecamatan Silinda, Kecamatan Dolok Merawan, Kecamatan Bintang Bayu dan yang paling rendah skornya adalah Kecamatan Kotarih.

Gambaran sarana pendidikan dapat dilihat dari jumlah bangunan sekolah antara lain Sekolah Dasar (SD) dan setaranya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan setaranya, dan Sekolah Menengah Umum (SMU) dan setaranya. Pemberian skoring adalah dengan melihat apabila semakin banyak jumlah sarana bangunan sekolah di suatu wilayah maka akan mendapatkan skor tinggi, karena semakin banyak sarana pendidikan akan dapat lebih baik melayani kebutuhan pendidikan masyarakat suatu wilayah. Berikut skoring sarana pendidikan di setiap kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai.

(9)

Tabel 3.4 Skoring Sarana Pendidikan

TINGKAT PELAYANAN PENDIDIKAN

No Kecamatan SD N SD S Jlh SD Skor SMP N SMP S Jlh SMP Skor SMU N SMU S SMK N SMK S Jlh SMU Skor Jlh Skor

Wilayah Pesisir 1 Bandar Khalipah 26 - 26 3 2 1 3 2 1 - - - 1 2 7 2 Tanjung Beringin 22 1 23 2 4 2 6 4 1 1 - - 2 3 9 3 Teluk Mengkudu 27 - 27 4 3 2 5 3 1 - - 1 2 3 10 4 Perbaungan 43 4 47 5 3 11 14 5 2 7 - 11 20 5 15 5 Pantai Cermin 24 2 26 3 2 1 3 2 1 1 1 - 3 4 9

Wilayah Dataran Rendah

1 Tebing Tinggi 38 2 40 3 2 2 4 3 1 - - - 1 1 7

2 Tebing Syahbandar 21 1 22 2 2 4 6 4 1 1 - 1 3 2 8

3 Sei Rampah 40 9 49 5 4 7 11 5 1 4 1 5 11 5 15

4 Sei Bamban 36 5 41 4 3 3 6 4 1 2 - 1 4 3 11

5 Pegajahan 19 - 19 1 3 1 4 3 1 2 - 2 5 4 8

Wilayah Dataran Tinggi

1 Kotarih 6 1 7 1 1 1 2 4 1 - - - 1 4 9 2 Silinda 7 1 8 2 - 1 1 3 1 1 - - 2 5 10 3 Bintang Bayu 13 - 13 3 1 1 2 4 1 - - - 1 4 11 4 Dolok Masihul 39 - 39 7 3 1 4 6 1 1 1 2 5 6 19 5 Serbajadi 15 1 16 4 1 1 2 4 1 - - - 1 4 12 6 Sipispis 35 - 35 6 2 6 8 7 1 2 1 3 7 7 20 7 Dolok Merawan 20 - 20 5 2 1 3 5 1 - - - 1 4 14

(10)

Dari hasil skoring di atas maka dapat dilihat bahwa pelayanan sarana pendidikan untuk wilayah daerah pesisir yang memiliki skor paling tinggi atau jumlah sarana pendidikan paling banyak berturut-turut adalah Kecamatan Perbaungan, kemudian Kecamatan Teluk Mengkudu, kemudian Kecamatan Tanjung Beringin dan kecamatan Pantai Cermin, dan yang paling rendah skor nilainya adalah Kecamatan Bandar Khalipah.

Untuk wilayah dataran rendah yang memiliki skor pelayanan sarana pendidikan yang paling tinggi atau jumlah sarana pendidikan paling banyak berturut-turut adalah Kecamatan Sei Rampah, kemudian Kecamatan Sei Bamban, kemudian Kecamatan Tebing Syahbandar dan Kecamatan Pegajahan, dan yang paling rendah skornya adalah Kecamatan Tebing Tinggi.

Untuk wilayah dataran tinggi memiliki skor pelayanan pendidikan yang paling tinggi atau jumlah sarana pendidikan paling banyak berturut-turut adalah Kecamatan Sipispis, kemudian Kecamatan Dolok Masihul, kemudian Kecamatan Dolok merawan, kemudian Kecamatan Serbajadi, kemudian Kecamatan Bintang Bayu, kemudian Kecamatan Silinda, dan yang paling rendah skornya adalah Kecamatan Kotarih.

c. Indikator Kondisi Kehidupan Masyarakat

Kondisi kehidupan masyarakat di Kabupaten Serdang Bedagai dalam kajian ini parameternya adalah tingkat kesehatan masyarakatnya dan juga tingkat kesejahteraan masyarakat. Tingkat kesehatan dilihat dari jumlah masyarakat yang menderita penyakit Demam Berdarah (DBD), diare,TB, dan malaria di setiap kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai. Pemberian skoring adalah dengan melihat apabila semakin banyak jumlah penderita penyakit DBD, diare, TB, malaria di suatu wilayah maka akan mendapatkan skor rendah, karena semakin banyak jumlah penderita penyakit DBD, diare, TB, malaria dapat menggambarkan tingkat kesehatan masyarakat di wilayah tersebut semakin rendah. Pemilihan jenis penyakit tersebut di atas, didasarkan atas

(11)

penyebab penyakit yang berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Diasumsikan bahwa masyarakat ataupun kawasan yang berpendapatan rendah akan rendah kualitas PHBS-nya. Ini disebabkan karena masyarakat atau kawasan yang berpendapatan rendah biasanya tinggal di kawasan yang kumuh dengan sistem sanitasi dan kualitas kesehatan lingkungan yang rendah. Skoring dapat dilihat jumlah penderita dibandingkan dengan jumlah penduduk daerah yang bersangkutan, dan apabila rentangnya semakin tinggi maka semakin tinggi nilai skornya. Berikut skoring tingkat kesehatan di setiap kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai.

Tabel 3.5 Skoring Tingkat Kesehatan

TINGKAT KESEHATAN

No Kecamatan DBD Diare TB Malaria Jumlah Penduduk Jumlah Perban-dingan Skor

Wilayah Pesisir 1 Bandar Khalipah - 686 42 6 734 24.774 1:34 2 2 Tanjung Beringin - 1.110 26 12 1.148 36.864 1:32 1 3 Teluk Mengkudu 3 430 40 11 484 41.118 1:85 5 4 Perbaungan 19 1.635 69 3 1.726 99.936 1:58 4 5 Pantai Cermin - 810 44 2 856 42.883 1:50 3

Wilayah Dataran Rendah

1 Tebing Tinggi 16 1.346 34 - 1.396 40.253 1:29 1

2 Tebing Syahbandar 3 508 32 - 543 32.191 1:59 3

3 Sei Rampah 15 1.289 112 5 1.421 63.379 1:45 2

4 Sei Bamban 14 132 63 - 209 42.791 1:205 4

5 Pegajahan - - 44 - 44 26.859 1:610 5

Wilayah Dataran Tinggi

1 Kotarih - 166 2 23 191 7.975 1:42 3 2 Silinda - 163 8 9 180 8.332 1:46 5 3 Bintang Bayu 6 678 14 9 707 10.581 1:15 1 4 Dolok Masihul 2 1.021 68 8 1.099 48.241 1:44 4 5 Serbajadi 5 - 20 - 25 19.560 1:782 7 6 Sipispis 2 885 40 - 927 31.617 1:34 2 7 Dolok Merawan - 168 7 - 175 17.029 1:97 6

Dari hasil skoring tingkat kesehatan di atas dapat dilihat bahwa pada daerah pesisir yang memiliki skor paling tinggi berturut-turut adalah Kecamatan Teluk Mengkudu, kemudian

(12)

Perbaungan, Pantai Cermin, Bandar Khalipah dan yang paling rendah skornya adalah Tanjung Beringin.

Sedangkan di wilayah dataran rendah yang memiliki skor paling tinggi berturut-turut adalah Kecamatan Pegajahan, kemudian Sei Bamban, Tebing Syahbandar, Sei Rampah, dan yang paling rendah skornya adalah Tebing Tinggi.

Untuk wilayah dataran tinggi yang memiliki nilai skor paling tinggi berturut-turut adalah adalah Kecamatan Serbajadi, kemudian Dolok Merawan, Silinda, Dolok Masihul, Kotarih, Sipispis, dan yang paling rendah skornya adalah Bintang Bayu.

Untuk melihat kondisi kehidupan masyarakat juga dilihat dari parameter tingkat kesejahteraan keluarga. Berikut skoring keluarga sejahtera di Kabupaten Serdang Bedagai.

Tabel 3.6 Skoring Keluarga Sejahtera

No Kecamatan Keluarga Sejahtera Keluarga

Pra-Sejahtera Jumlah RT Persentase Penduduk Pra-sejahtera Skor/ Ranking I II III III+ Wilayah Pesisir 1 Bandar Khalipah 1.694 2.653 839 181 1.215 6.582 18,45 2 2 Tanjung Beringin 2.668 4.041 1.128 545 2.009 10.391 19,33 1 3 Teluk Mengkudu 2.472 3.464 2.375 314 1.766 10.391 16,89 3 4 Perbaungan 2.686 9.122 12.210 1.803 1.309 27.130 4,82 5 5 Pantai Cermin 2.734 3.285 2.525 244 1.256 10.041 12,51 4

Wilayah Dataran Rendah

1 Tebing Tinggi 1.197 2.763 5.589 1.096 675 11.320 5,96 3

2 Tebing Syahbandar 1.342 2.686 2.529 1.044 633 8.234 7,68 1

3 Sei Rampah 1.912 9.908 1.748 678 1.807 16.053 6,77 2

4 Sei Bamban 622 321 7.660 1.870 556 11.029 5,04 4

5 Pegajahan 784 2.854 3.146 273 297 7.354 4,04 5

Wilayah Dataran Tinggi

1 Kotarih 410 1.322 251 112 151 2.246 6,72 4 2 Silinda 335 507 936 172 138 2.109 6,54 5 3 Bintang Bayu 635 1.501 542 78 300 3.056 9,82 3 4 Dolok Masihul 2.123 6.270 2.321 529 1.650 12.893 12,79 2 5 Serbajadi 1.185 2.245 1.588 153 310 5.481 5,66 6 6 Sipispis 1.413 2.877 2.694 190 1.114 8.288 13,44 1 7 Dolok Merawan 529 1.832 1.888 105 172 4.526 3,80 7

(13)

Tingkat kesejahteraan dilihat dari persentase jumlah keluarga pra-sejahtera dibandingan dengan rata-rata jumlah rumah tangga di setiap kecamatan. Apabila persentase nya tinggi, berarti wilayah tersebut memiliki keluarga pra-sejahtera yang tinggi.

Dari hasil skoring tingkat penduduk sejahtera di atas maka dapat dihasilkan bahwa pada wilayah pesisir memiliki rata-rata tingkat kesejahteraan yang rendah dengan persentase keluarga pra-sejahtera mencapai 14,4 %, di bawah rata-rata kabupaten 9,56 %.

Sedangkan di wilayah dataran rendah yang memiliki rata-rata tingkat kesejahteraan yang paling baik mencapai 5,89 % di atas rata-rata kabupaten 9,56 %.

Untuk wilayah dataran tinggi yang memiliki rata-rata tingkat kesejahteraan mencapai 8,39 % di atas rata-rata kabupaten 9,56 %.

d. Indikator Kondisi Keuangan Daerah

Kondisi keuangan daerah (kecamatan dan desa) dalam penelitian ini parameternya adalah jumlah Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil Pajak (DBHP) dan Dana Bagi Hasil Retribusi (DBHR). Pemberian nilai skor adalah dengan melihat kecamatan mana saja yang mendapat jumlah ADD yang paling banyak dan akan mendapat nilai skor tinggi. Berikut tabel pemberian skor kondisi keuangan daerah kecamatan-kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai.

(14)

Tabel 3.7 Skoring Kondisi Keuangan

KONDISI KEUANGAN

No Kecamatan DAU Skor DBHP Skor DBHR Skor Total/ Skor

Wilayah Pesisir 1 Bandar Khalipah 525.740.677,99 1 49.288.188,56 1 16.429.396,19 1 3 2 Tanjung Beringin 806.008.229,01 2 75.563.271,47 2 25.187.757,16 3 7 3 Teluk Mengkudu 942.002.502,89 4 88.312.734,65 4 29.437.578,22 2 10 4 Perbaungan 1.622.358.650,43 5 152.096.123,48 5 50.698.707,83 5 15 5 Pantai Cermin 856.058.005,86 3 80.255.438,05 3 26.751.812,67 4 10 Wilayah Dataran Rendah

1 Tebing Tinggi 889.427.610,78 4 83.383.838,51 4 27.794.612,84 4 12

2 Tebing Syahbandar 656.149.834,36 1 61.514.046,97 1 20.504.682,32 1 3

3 Sei Rampah 1.409.537.299,71 5 132.144.121,85 5 44.048.040,62 5 15

4 Sei Bamban 848.635.759,13 3 79.559.602,42 3 26.519.867,47 3 9

5 Pegajahan 749.111.773,56 2 70.229.228,77 2 23.409.742,92 2 6 Wilayah Dataran Tinggi

1 Kotarih 615.413.589,59 3 57.695.024,02 3 19.231.674,67 3 9 2 Silinda 510.685.736,87 1 47.876.787,83 1 15.958.929,28 1 3 3 Bintang Bayu 1.013.016.469,02 4 94.970.293,97 4 31.656.764,66 4 12 4 Dolok Masihul 1.632.223.731,72 7 153.020.974,85 7 51.006.991,62 7 21 5 Serbajadi 613.164.479,47 2 57.484.169,95 2 19.161.389,98 2 6 6 Sipispis 1.282.170.966,29 6 120.203.528,09 6 40.067.842,70 6 18 7 Dolok Merawan 1.028.294.683,32 5 96.402.626,56 5 32.134.208,85 5 15

Dari hasil skoring kondisi keuangan daerah maka dapat dilihat bahwa pada wilayah pesisir yang memiliki skor paling tinggi berturut-turut adalah Kecamatan Perbaungan, kemudian Kecamatan Pantai Cermin dan Kecamatan Teluk Mengkudu, Kecamatan Tanjung Beringin, dan yang paling rendah skornya adalah Kecamatan Bandar Khalipah.

Sedangkan di wilayah dataran rendah yang memiliki skor paling tinggi berturut-turut adalah Kecamatan Sei Rampah, kemudian Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Sei Bamban, Kecamatan Pegajahan, dan yang paling rendah skornya adalah Kecamatan Tebing Syahbandar. Untuk wilayah dataran tinggi yang memiliki nilai skor paling tinggi berturut-turut adalah Kecamatan Dolok Masihul, kemudian Kecamatan Sipispis, Kecamatan Dolok Merawan,

(15)

Kecamatan Bintang Bayu, Kecamatan Kotarih, Kecamatan Serbajadi, dan yang paling rendah skornya adalah Kecamatan Silinda.

3.2 Perankingan Indikator Penelitian

Setelah dilakukan skoring pada setiap indikator yang menjadi parameter dalam kajian untuk menentukan wilayah daerah berpendapatan rendah maka akan dilakukan perankingan pada setiap wilayah kecamatan sesuai dengan kriteria indikator prasarana dasar wilayah (parameternya adalah jaringan irigasi), indikator sarana wilayah (parameternya sarana kesehatan yaitu jumlah fasilitas kesehatan seperti RSD, Puskemas, Pustu, dll; dan sarana pendidikan yaitu jumlah sekolah SD, SMP dan SMU), indikator kondisi kehidupan masyarakat (parameternya tingkat kesehatan yaitu jumlah penderita DBD, diare, TB, dan malaria; dan perekonomian masyarakat rendah yaitu persentase penduduk prasejahtera), dan indikator kondisi keuangan daerah (ADD). Berikut akumulasi perankingan pada setiap indikatornya:

Tabel 3.8 Perankingan Kecamatan

No Kecamatan Irigasi Jar. KesehataPely.

n

Tkt. Pendidika

n

Tkt.

Kesehatan % kel pra Sejahtera Keuangan Kondisi Jumlah Skor Ranking Wilayah Pesisir 1 Bandar Khalipah 6 2 7 2 2 3 22 5 2 Tanjung Beringin 5 1 9 1 1 7 24 4 3 Teluk Mengkudu 6 4 10 5 3 10 38 3 4 Perbaungan 10 5 15 4 5 15 54 1 5 Pantai Cermin 9 3 9 3 4 10 38 2

Wilayah Dataran Rendah

1 Tebing Tinggi 10 4 7 1 3 12 37 3

2 Tebing Syahbandar 7 1 8 3 1 3 23 5

3 Sei Rampah 7 5 15 2 2 15 46 1

4 Sei Bamban 6 3 11 4 4 9 37 4

5 Pegajahan 11 2 8 5 5 6 37 2

Wilayah Dataran Tinggi

1 Kotarih 7 1 9 3 4 9 33 7 2 Silinda 8 4 10 5 5 3 35 6 3 Bintang Bayu 7 2 11 1 3 12 35 5 4 Dolok Masihul 10 7 19 4 2 21 63 1 5 Serbajadi 12 5 12 7 6 6 48 4 6 Sipispis 5 6 20 2 1 18 52 3

(16)

7 Dolok Merawan 10 3 14 6 7 15 55 2

Dari hasil perankingan dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk daerah pesisir yang termasuk daerah berpendapatan rendah adalah 2 ranking terbawah yaitu Kecamatan Bandar Khalipah dan Kecamatan Tanjung Beringin, sedangkan untuk daerah dataran rendah yang termasuk daerah berpendapatan rendah adalah 2 ranking terbawah yaitu Kecamatan Tebing Syahbandar dan Kecamatan Sei Bamban. Untuk wilayah dataran tinggi yang termasuk daerah berpendapatan rendah adalah 3 ranking terbawah yaitu Kecamatan Kotarih, Kecamatan Silinda dan Kecamatan Bintang Bayu. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini.

Tabel 3.9 Daerah Berpendapatan Rendah

No Wilayah Kecamatan

1. Pesisir  Tanjung Beringin  Bandar Khalipah 2. Dataran Rendah  Tebing Syahbandar

 Sei Bamban 3. Dataran Tinggi  Kotarih

 Silinda  Bintang Bayu

Gambar

Tabel 3.1 Pembagian Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai
Tabel 3.2 Skoring Jaringan Irigasi
Tabel 3.3 Skoring Sarana Kesehatan
Tabel 3.4 Skoring Sarana Pendidikan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tahap pembentukan: Pemimpin kelompok membentuk kelompok terdiri dari 11 siswa kemudian mengawali dengan berdoa dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran anggota kelompok

Untuk itu, peneliti dan guru matematika kelas X SMA negeri 7 Palu sepakat menerapkan suatu model pembelajaran kelompok dan membuat siswa memahami materi tersebut sehingga Dimensi

Jika belum dapat diperbuat satu petikan dari keputusan pengadilan negeri yang telah menjatuhkan hukuman yang telah memperol h kekuatan hukum yang pasti, maka panitera

Minat, berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhdap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa

Program Pemberian Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan kepada masyarakat miskin Kelurahan tidar Utara Kecamatan magelang selatan dianalisis berdasarkan 3

a) Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil trimester II dan trimester III, dimulai dari pengkajian, pemeriksaan umum, fisik, pemeriksaan

Keberadaan Objek Wisata Batu Kursi Siallagan terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Siallagan Pindaraya Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Beberapa daerah lain yang merupakan penghasil utama batu kapur adalah Jawa TimurM. Selanjutnya