• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FUNGSI SHUUJOSHI NA PADA BAHASA PERCAKAPAN JEPANG DALAM KOMIK HANA YORI DANGO JILID SATU SAMPAI TIGA KARANGAN YOKO KAMIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FUNGSI SHUUJOSHI NA PADA BAHASA PERCAKAPAN JEPANG DALAM KOMIK HANA YORI DANGO JILID SATU SAMPAI TIGA KARANGAN YOKO KAMIO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FUNGSI SHUUJOSHI NA PADA

BAHASA PERCAKAPAN JEPANG DALAM

KOMIK HANA YORI DANGO JILID SATU

SAMPAI TIGA KARANGAN YOKO KAMIO

Nora Sutricia, Timur Sri Astami

Bina Nusantara, Universitas Bina Nusantara, JL. Kemanggisan Ilir III No.45, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat, 11480, (+6221) 532 7630, nora_sutricia@hotmail.co.id

ABSTRAK

Partikel dalam bahasa Jepang cukup banyak dan cara penggunaannya pun beragam. Partikel bahasa Jepang dibagi menjadi empat yaitu, kakujoshi, setsuzokujoshi, fukujoshi, dan shuujoshi. Penulis ingin meneliti fungsi salah satu jenis partikel yang cukup banyak digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari orang Jepang yaitu, shuujoshi na. Penulis meneliti fungsi shuujoshi na yang terdapat dalam komik Hana Yori Dango jilid satu sampai tiga karangan Yoko Kamio. Oleh karena itu, penulis mengambil tema, “Analisis Fungsi Shuujoshi Na Pada Bahasa Percakapan Jepang Dalam Komik Hana Yori Dango Jilid Satu Sampai Tiga Karangan Yoko Kamio”. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif, metode kepustakaan, dan metode analisis deskriptif dalam menganalisis fungsi shuujoshi na. Melalui penelitian ini, penulis berharap para pembelajar bahasa Jepang terutama para kohai, dapat mengetahui dan memahami fungsi shuujoshi na secara lebih mendalam. Setelah melakukan penelitian, ternyata semua fungsi shuujoshi na ditemukan dalam korpus data, diantaranya, fungsi untuk menunjukkan larangan, menunjukkan perintah, menunjukkan emosi atau perasaan pembicara, menegaskan kepada lawan bicara mengenai apa yang dibicarakan, membuat lawan bicara setuju atau memiliki opini yang sama mengenai apa yang dibicarakan, Menekankan pendapat pribadi, serta memastikan kepada diri sendiri mengenai apa yang dipikirkan dan dilakukan oleh diri sendiri. Fungsi yang banyak ditemukan adalah untuk menunjukkan emosi atau perasaan pembicara dan menegaskan kepada lawan bicara mengenai apa yang dibicarakan.

Kata Kunci: Joshi, Shuujoshi Na, Hana Yori Dango

ABSTRACT

There’re so many particles in Japanese language. Moreover, each particle has various functios. Japanese particles are divided into four types. They’re kakujoshi, setsuzokujoshi, fukujoshi, dan shuujoshi. Writer does research about one of Japanese particles, shuujoshi na that often used in Japanese conversation language. Writer is using comic Hana Yori Dango volume one to three as data. Based on that, writer choose “Analysis Of Shuujoshi Na Function At Japanaese Conversation Language In Comic Hana Yori Dango Volume One To Three” as the title. The method used is qualitative approach, descriptive analysis, and literature method to analyze shuujoshi na function. Through this research, writer expects that all Japanese language learners could deeply understand about shuujoshi na’s function. From the research, the function of shuujoshi na have found, including to forbids an action, to indicates a command, to expresses emotion, to emphasizes sentence, to asks agreement from other party,to emphasize the opinion, and to make sure about our thought and action. In addition, the most common functions are to to expresses emotion and to emphasizes sentence.

(2)

PENDAHULUAN

Bahasa Jepang termasuk bahasa yang cukup rumit untuk dipelajari. Mungkin para pembelajar asing, khususnya di Indonesia akan mengalami kesulitan karena struktur kalimat bahasa Jepang yang berbeda dengan Bahasa Indonesia, adanya huruf hiragana katakana dan kumpulan kanji, tata bahasa yang beragam, serta penggunaan banyak partikel dalam bahasa Jepang.

Pelajaran bahasa Jepang yang diterima pembelajar di perguruan tinggi mungkin sudah cukup dalam. Namun, sebenarnya untuk menguasai bahasa Jepang sepenuhnya, itu tidak cukup, Karena apa yang dipelajari dalam perkuliahan itu mayoritas bersifat umum dan terbatas. Mungkin banyak pembelajar bahasa Jepang yang masih kurang mampu mengerti bahasa percakapan orang Jepang sehari-hari, walaupun telah belajar di perguruan tinggi. Ini disebabkan oleh bahasa percakapan Jepang yang beragam dan sering mengalami perubahan, baik dalam struktur maupun kosakata. Partikel yang digunakan pun lebih beragam dan biasanya tidak diajarkan secara mendalam di perguruan tinggi.

Penulis sendiri beranggapan bahwa partikel dalam bahasa Jepang termasuk cukup rumit untuk dipelajari. Hingga kini penulis sendiripun masih kurang mampu mengerti bahasa percakapan Jepang karena kurang paham mengenai penggunaan partikel-partikelnya yang beragam.

Partikel atau joshi merupakan kata bantu. Partikel akan menunjukkan maknanya yang jelas setelah digabungkan dengan kata lain yang dapat berdiri sendiri dan dapat membentuk sebuah bunsetsu. Kawashima (1992, hal.1) mengungkapkan bahwa, dalam bahasa Jepang, partikel mengikuti sebuah kata untuk menunjukkan hubungannya dengan kata lain dalam sebuah kalimat atau memberikan arti dan nuansa tertentu bagi kata tersebut. Tidak seperti kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan, partikel tidak mengalami perubahan dan tetap berada pada posisinya dimanapun ia berada dalam sebuah kalimat. Belajar partikel dalam bahasa Jepang bukanlah hal yang mudah. Ini dikarenakan jumlah partikel dalam bahasa Jepang banyak, sebuah partikel memiliki fungsi dan cara pemakaian yang banyak, serta ada partikel yang berbeda namun memiliki makna yang sama. Tomita (1991, hal.68, 69) menyebutkan bahwa partikel dalam bahasa Jepang dibagi menjadi empat yaitu, Kakujoshi, setsuzokushi, shuujoshi, dan fukujoshi. Penulis merasa tertarik dan ingin menganalisis lebih dalam mengenai partikel golongan shuujoshi yang sering muncul dalam bahasa percakapan orang Jepang sehari-hari. Sakakura (1989, hal. 314) mengungkapkan bahwa shuujoshi merupakan golongan partikel yang berfungsi untuk mengungkapkan pertanyaan, perasaan, seruan, larangan, perintah, penekanan, dan harapan dari pembicaranya. Yang termasuk partikel golongan shuujoshi antara lain, partikel ka, ne, yo, na, zo, no, sa, wa, tomo, kashira, dan ya. Disini penulis hanya akan membahas fungsi shuujoshi na, dimana partikel shuujoshi na cukup sering ditemukan dalam percakapan sehari-hari orang Jepang. Penulis belum cukup paham mengenai fungsi dari shuujoshi na tersebut. Penulis ingin mengetahui lebih dalam, maksud dan perasaan apa yang ditunjukkan melalui penggunaan shuujoshi na tersebut dalam percakapan sehari-hari orang Jepang.

Penulis ingin membahas shuujoshi na secara lebih mendalam melalui sebuah komik berjudul Hana Yori Dango jilid satu sampai tiga, karangan Yoko Kamio. Penulis cukup tertarik dengan komik ini, karena dalam komik yang cukup populer di kalangan penggemar komik ini, cukup banyak ditemukan shuujoshi na. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk menggunakan komik ini sebagai korpus data.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam meneliti tema ini adalah metode kualitatif. Metode ini menekankan kualitas (ciri-ciri data yang alami) sesuai dengan pemahaman deskriptif dan alamiah itu sendiri (Djajasudarma, 2006, hal.14). Penulis melakukan studi kepustakaan terdahulu dengan membaca beberapa buku mengenai partikel-partikel bahasa Jepang dan tulisan ilmiah yang membahas berbagai jenis partikel bahasa Jepang. Penulis menggunakan komik berjudul Hana Yori Dango jilid satu sampai tiga karangan Yoko Kamio sebagai sumber data untuk menganalisis fungsi shuujoshi na. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan, seperti: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran, dan lain-lain) (Nazir, 1998, hal.112). Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi, maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti (Djajasudarma, 2006, hal.9). Pertama-tama penulis akan mencari percakapan yang menggunakan shuujoshi na, lalu dengan melihat dan memahami situasi atau suasana pembicara, penulis akan menganalisis fungsi shuujoshi na apa saja yang digunakan oleh pembicara.

(3)

HASIL DAN BAHASAN

Rumusan permasalahan yang penulis teliti adalah untuk memahami fungsi shuujoshi na yang terdapat dalam komik Hana Yori Dango jilid satu sampai tiga karangan Yoko Kamio.

Teori utama yang penulis gunakan adalah teori mengenai fungsi shuujoshi na. Teori Fungsi Shuujoshi Na

Menurut Tomita (1991, hal.171), fungsi shuujoshi na dibagi menjadi tujuh yaitu: 1. Menunjukkan larangan

Contoh

a. その木に登るなななな。 Jangan memanjat pohon itu! b. 話しをするななな。 な Jangan berbicara! 2. Menunjukkan perintah Contoh a. 早くななな。 な Ayo, cepat! b. そこで、少し待っていなななな。 Tolong tunggu disana sebentar.

3. Menunjukkan emosi atau perasaan pembicara Contoh

a. この絵はすばらしいなあなあなあなあ。 Gambar ini bagus sekali ya! b. この建物は古いなあなあなあなあ。

Gedung ini tua, ya!

4. Menegaskan kepada lawan bicara mengenai apa yang dibicarakan. Biasanya digunakan oleh orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi kepada kedudukan yang lebih rendah

Contoh

a. 親:もうこんなことはしないなななな。 子:はい、しません。

Orang tua : jangan lakukan hal seperti ini lagi, ya.

Anak : baiklah.

b. 先生:あしたから遅刻しないなななな。 学生:はい、遅刻しません。

Guru : mulai besok jangan telat lagi, ya. Murid : ya, saya mengerti.

5. Membuat lawan bicara setuju atau memiliki opini yang sama mengenai apa yang kita rasakan dan pikirkan. Biasanya digunakan oleh orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi kepada kedudukan yang lebih rendah

Contoh

a. 今日は暑いですなあなあなあ。 なあ Hari ini panas sekali, ya!

b. 昨日は雨がひどかったですなあなあなあ。 なあ Hujan kemarin benar-benar buruk, ya! 6. Menekankan pendapat pribadi

Contoh

a. わたしはそのほうがいいと思うなななな。 Saya pikir, itu lebih baik.

b. Aさんにはできないと思うななな。 な Saya pikir, A tidak bisa.

7. Memastikan kepada diri sendiri mengenai apa yang dipikirkan dan dilakukan oleh diri sendiri Contoh

a. 明日は日曜日だななな。 な Besok hari Minggu, ya.

b. これは変だなあ。道を間違えたかなななな。 Ini aneh. Sepertinya salah jalan, ya.

(4)

Analisis Fungsi Shuujoshi Na Yang Menunjukkan Larangan Situasi:

Makiko dan Makino sedang berlari di lorong sekolah, karena bel masuk kelas telah berbunyi. Namun saat menuruni tangga, Makiko tidak berhati-hati dan terjatuh dari tangga. Kebetulan F4 yang merupakan sekelompok murid yang berkuasa di sekolah Eitoku sedang melewati tangga tersebut. Lalu secara tidak sengaja, Makiko menabrak ketua F4, Doumyoji Tsukasa yang bersifat arogan. Doumyoji marah dan mengancam Makiko bahwa ia akan memberi balasan kepadanya. Makiko terus meminta maaf, namun Doumyoji menolak permintaan maafnya dan melarangnya untuk berbicara.

Percakapan:

真木子 :ご。。。ごめんなさいごめんなさいすみません。

道明寺 :わざとじゃな―、いい度胸しているね。もうなにも言うな言うな言うな言うな。覚悟はいーね。 Sumber: Hana Yori Dango jilid 1 (Yoko, 1993, hal.31)

Terjemahan:

Makiko : “Ma… maaf, maaf, aku minta maaf.”

Doumyoji : “Sengaja, ya! Berani juga. Sudah, jangan bicara apapun! Kamu sudah siap, ya!” Analisis:

Berdasarkan situasi dan percakapan di atas Fungsi shuujoshi na yang dilekati verba 「言う」yang berarti ‘bicara’ pada percakapan di atas adalah untuk menunjukkan larangan. Doumyoji yang merupakan tokoh yang bersifat arogan, merasa kesal ditabrak oleh Makiko. Makiko yang terkejut karena telah menabrak Doumyoji, langsung meminta maaf. Namun, walaupun ia terus meminta maaf, Doumyoji tetap merasa kesal dan melarangnya untuk berbicara dengan berkata, 「もうなにも言うなななな」. Oleh karena itu, shuujoshi na yang melekat pada kalimat yang diucapkan oleh Doumyoji tersebut, berfungsi untuk menunjukan larangan. Fungsi shuujoshi na pada data 1 ini sesuai dengan teori Tomita (1991, hal.171) yang menyatakan bahwa fungsi shuujoshi na adalah untuk menunjukkan larangan. Teori ini juga didukung oleh teori Kawashima (1992, hal. 107) yang menyatakan bahwa, shuujoshi na diletakkan pada akhir kalimat, dan berfungsi untuk menunjukkan larangan yang kuat terhadap suatu aksi.

Analisis Fungsi Shuujoshi Na Yang Menunjukkan Perintah Situasi:

Makino datang ke acara pesta ulang tahun Toudou Shizuka yang mewah. Ia datang bersama temannya, Matsuoka Yuki dan Aoike Kazuya. Saat berada di sana, Makino melihat seorang gadis berkimono sedang digoda oleh seorang pria. Ia merasa kesal dan berusaha membela gadis itu dengan menegur dan menyuruh pria tersebut untuk melepaskan tangannya dari gadis itu.

Percakapan:

牧野 : このけだものっいやがってんだろ―が。。。とっととその手をはなしなはなしなはなしな! はなしな Sumber: Hana Yori Dango jilid 3 (Yoko, 1993, hal.174)

Terjemahan:

Makino : “Dasar serigala! Dia sudah tidak mau, kan?! Cepat lepaskan tangan itu!” Analisis:

Shuujoshi na yang melekat dengan verba 「はなす」yang berarti ‘melepaskan’ pada kalimat yang diucapkan oleh Makino, berfungsi untuk menunjukkan perintah. Makino merasa kesal melihat pria yang terus menggoda gadis berkimono tersebut, karena mengingatkannya pada Doumyoji. Lalu, ia pun menegur dan menyuruh pria itu untuk melepaskan tangannya dari gadis tersebut, dengan berkata, 「とっととその 手をはなしななな!」. Oleh karena itu, shuujoshi na yang melekat pada kalimat tersebut, berfungsi untuk な menunjukkan perintah. Fungsi ini sesuai dengan teori Tomita (1991, hal.171) yang menyatakan bahwa shuujoshi na berfungsi untuk menunjukkan perintah.

Analisis Fungsi Shuujoshi Na yang Menunjukkan Emosi atau Perasaan Pembicara Situasi:

Makino sedang mencari Hanazawa Rui untuk mengucapkan terima kasih karena telah menolongnya dari murid-murid lain yang pernah mengganggunya. Saat sedang berjalan di lorong kelas, tidak sengaja Makino mendengar suara alunan biola yang indah berasal dari ruang musik. Ia pun mengikuti arah suara biola tersebut. Ternyata suara tersebut berasal dari ruang musik dan yang sedang memainkan biola adalah Hanazawa Rui. Makino memuji Hanazawa karena permainan biolanya yang indah.

(5)

牧野 :あっどうしてやめちゃうの?!意外!バイオリンがひけるなんてすごいわっ。 なんていう曲?!今のすごくきれいなきれいなきれいなきれいな―。

Sumber: Hana Yori Dango Jilid 1 (Yoko, 1993, hal.90) Terjemahan:

Makino : “Ah, kenapa berhenti?! Tidak disangka!! Ternyata kamu bisa main biola ya… Wah, hebat! Apa judul lagunya? Yang tadi, indah sekali…”

Analisis:

Fungsi shuujoshi na yang dilekati adjektiva 「きれい」 yang berarti ‘indah’ tersebut, berfungsi untuk menunjukkan emosi atau perasaan pembicara. Makino mengungkapkan perasaan kagumnya pada lagu yang dimainkan oleh Hanazawa, dengan menanyakan apa judul lagu yang dimainkan dan berkata bahwa lagu yang dimainkan tersebut sangat indah. Oleh karena itu, jelas bahwa shuujoshi na yang diucapkan oleh Makino berfungsi untuk menunjukkan emosi atau perasaan. Fungsi shuujoshi na ini sesuai dengan teori Tomita (1991, hal.171) yang menyatakan bahwa shuujoshi na berfungsi untuk menunjukkan emosi atau perasaan pembicara. Fungsi ini juga sesuai dengan teori Kiyokata (2003, hal.78) yang menyatakan bahwa, shuujoshi na berfungsi untuk mengungkapkan rasa kekaguman. Tanimori (1992, hal. 204) juga menyatakan bahwa shuujoshi na biasanya diikuti oleh adjektiva dan berfungsi untuk menunjukkan rasa kekaguman. Analisis Fungsi Shuujoshi Na yang Berfungsi untuk Menegaskan kepada Lawan Bicara Mengenai Apa yang Dibicarakan

Situasi:

Makino mendapat kartu merah di lokernya setelah berusaha membela temannya, Makiko yang pernah secara tidak sengaja terjatuh dari tangga lalu menabrak Doumyoji. Kartu merah adalah kartu yang dikeluarkan oleh F4 ketika mereka berniat untuk mengeluarkan seseorang dari sekolah. Setiap murid yang menerima kartu merah biasanya akan dijauhi oleh teman-temannya, karena mereka takut akan mendapat kartu merah pula. Murid yang mendapat kartu merah biasanya pun akan dengan sukarela keluar dari sekolah karena tidak tahan dengan berbagai gangguan yang dilakukan oleh F4. Makino yang mendapat kartu merah juga dijauhi teman-temannya, termasuk teman baiknya sendiri, Makiko. Makino menyapa Makiko namun Makiko lari meninggalkannya. Cemoohan murid-murid lain pun terdengar di sekitar Makino. Percakapan: 学生たち :きたよっほらあの子っ。 早く行こっ。目あわせちゃダメよっ。 牧野 :真木子ちゃ。。。 学生1 :ひゃははは、所詮安売りの友情なんてこんなもんだよなこんなもんだよなこんなもんだよなこんなもんだよな。 Sumber: Hana Yori Dango jilid 1 (Yoko, 1993, hal.37)

Terjemahan:

Para murid : “Dia datang! Lihat anak itu! Ayo, kita pergi! Jangan sampai bertemu pandang.” Makino : “Makiko cha…”

Murid 1 : “Hahaha, akhirnya, memang seperti ini hasil ‘Obral Persahabatan’, ya.” Analisis:

Fungsi shuujoshi na yang dilekati oleh nomina 「こんなもんだ」 yang berarti ‘seperti ini’ dan partikel 「よ」 tersebut adalah untuk menegaskan kepada lawan bicara mengenai apa yang dibicarakan. Makino mendapat kartu merah di lokernya setelah berusaha membela temannya, Makiko. Kebetulan saat itu, Makino berpapasan dengan Makiko, lalu ia memanggilnya. Namun, Makiko terlihat takut mendekati Makino dan berlari meninggalkannya. Pada saat itu, ada sekelompok murid yang melihat kejadian tersebut dan tertawa mengejek Makino ketika melihat Makiko lari meninggalkan Makino. Salah satu murid tersebut lalu mengejek Makino, dengan berkata, 「所詮安売りの友情なんてこんなもんだよなななな」, yang artinya, ‘memang seperti ini hasil obral persahabatan, ya’. Jelas bahwa shuujoshi na yang melekat pada kalimat sindiran tersebut mengandung penegasan agar Makino mendengar apa yang dibicarakan oleh murid tersebut. Fungsi shuujoshi na ini sesuai dengan teori Tomita (1991, hal.171) yang menyatakan bahwa shuujoshi na berfungsi untuk menegaskan kepada lawan bicara mengenai apa yang dibicarakan. Chino (2005, hal.170) juga mengungkapkan bahwa shuujoshi na yang melekat pada partikel 「よ」 berfungsi untuk memberi kesan lebih tegas dalam suatu kalimat.

Analisis Fungsi Shuujoshi Na yang Berfungsi untuk Membuat Lawan Bicara Setuju atau Memiliki Opini yang Sama Mengenai Apa yang Kita Rasakan dan Pikirkan

(6)

Situasi:

Makino yang berusaha membela temannya yang dikerjai oleh F4, Aoike Kazuya, ikut dikerjai habis-habisan oleh murid-murid sekolah Eitoku. Saat sedang berusaha melarikan diri, Makino yang berpenampilan kotor dan berantakan, tidak sengaja berpapasan dengan F4. Hanazawa marah dan mengusir murid-murid yang mengganggu Makino. Doumyoji terkejut melihat Hanazawa membela Makino. Ia pun bertengkar dengan Hanazawa. Percakapan: 花沢 :てめえら!ガキくせ―ことやってんじゃねえよっ! 道明寺 :ふざげんなよっ!類、おまえ自分が今なにしてるのかわかってんのかよ。 花沢 :司、おまえもたいがいにしろよ。 道明寺 :おまえまさか。。。このボンビ―女を好きだとか言うんじゃないだろうな言うんじゃないだろうな言うんじゃないだろうな。 言うんじゃないだろうな Sumber: Hana Yori Dango jilid 2 (Yoko, 1993, hal.119)

Terjemahan:

Hanazawa : “Kalian! Kelakuan kalian, jangan seperti anak-anak!” Doumyoji : “Jangan main-main! Rui, apa kamu tahu apa yang sedang

kamu lakukan?”

Hanazawa : “Tsukasa, kamu juga lebih baik menyerah saja.”

Doumyoji : “Tsukasa, kamu jangan-jangan… Kamu tidak akan bilang, kalau kamu suka sama

cewek miskin ini, kan?

Analisis:

Fungsi shuujoshi na yang melekat dengan kata 「言うんじゃないだろう」pada kalimat yang diucapkan oleh Doumyoji adalah untuk membuat lawan bicara setuju mengenai apa yang dipikirkan dan dirasakannya. Doumyoji terkejut dan tidak menyangka Hanazawa akan membela Makino. Doumyoji yang sebenarnya menyukai Makino, menjadi curiga kalau Hanazawa juga menyukai Makino. Ia tentu berharap Hanazawa tidak menyukai Makino. Lalu ia pun ingin memastikan bahwa Hanazawa tidak menyukai Makino dengan berkata, 「このボンビ―女を好きだとか言うんじゃないだろうなななな」. Jelas, penekanan dengan shuujoshi na yang diucapkan Doumyoji tersebut adalah untuk membuat Hanazawa setuju atau memiliki opini yang sama dengannya. Fungsi shuujoshi na untuk membuat lawan bicara setuju ini sesuai dengan teori Tomita (1991, hal.171) yang menyatakan bahwa fungsi shuujoshi na adalah untuk membuat lawan bicara setuju mengenai apa yang kita rasakan dan pikirkan. Ini juga sesuai dengan teori Chino (1991, hal.116) yang menyatakan bahwa shuujoshi na berfungsi untuk meminta persetujuan lawan bicara.

Analisis Fungsi Shuujoshi Na yang Berfungsi untuk Menekankan Pendapat Pribadi Situasi:

Doumyoji mengetahui Makino tidak masuk sekolah karena sakit. Ia pun datang ke rumah Makino secara tiba-tiba untuk menjenguknya. Doumyoji disambut dengan senang hati oleh orang tua Makino. Ia masuk ke kamar Makino dan memperhatikan ukuran kamar Makino yang menurutnya sangat kecil, lalu membanding-bandingkannya dengan toilet di rumahnya.

Percakapan:

道明寺 : ふ―ん、こういう場所に人間が住めるのか?おれんちのトイレの大きさだな大きさだな大きさだな大きさだな。 Sumber: Hana Yori Dango jilid 2 (Yoko, 1993, hal.140)

Terjemahan:

Doumyoji : “Hm... Manusia bisa tinggal di tempat seperti ini, ya? Besarnya seperti toilet di rumahku,

ya.”

Analisis:

Fungsi shuujoshi na yang melekat pada nomina「大きさ」 yang berarti ‘besarnya’ pada kalimat yang diucapkan oleh Doumyoji tersebut, adalah untuk menekankan pendapat pribadi. Doumyoji yang merupakan anak konglomerat, baru pertama kali masuk ke rumah Makino yang biasa-biasa saja. Saat masuk ke dalam kamar Makino, ia merasa ruangan tersebut sangat kecil dan merasa besar kamar Makino adalah sebesar toilet di rumahnya. Ia pun mengungkapkan pendapatnya dengan berkata, 「おれんちのトイレの大きさ だなななな」. Doumyoji menekankan pendapat pribadinya tersebut dengan maksud untuk sedikit mengejek Makino. Oleh karena itu, fungsi shuujoshi na yang melekat pada kalimat tersebut adalah untuk menekankan pendapat pribadi (Tomita, 1991, hal.171).

(7)

Analisis Fungsi Shuujoshi Na yang Berfungsi untuk Memastikan kepada Diri Sendiri Mengenai Apa yang Dipikirkan dan Dilakukan oleh Diri Sendiri

Situasi:

Makino marah kepada Doumyoji karena ia memberikan kartu merah kepada temannya, Aoike Kazuya dan mengerjainya habis-habisan. Merekapun bertengkar karena masalah ini. Setelah kejadian ini, Makino tiba-tiba pingsan saat sedang mengobrol dengan Aoike mengenai liburan musim panas. Keesokan harinya, Makino tidak masuk sekolah karena demam tinggi. Doumyoji yang mengetahui Makino tidak masuk sekolah hari itu, berpikir bahwa Makino melarikan diri darinya.

Percakapan: 道明寺 : なにいッ?!牧野が休み?!風邪?!ちくしょう、あの女にげやがったにげやがったにげやがった にげやがった な な な な。。。

Sumber: Hana Yori Dango Jilid 2 (Yoko, 1993, hal.135) Terjemahan:

Doumyoji : “Apaa?! Tsukushi tidak masuk?! Sakit flu? Sialan, cewek itu melarikan diri,

ya...”

Analisis:

Shuujoshi na yang melekat pada verba 「逃げやがった」yang berarti ‘melarikan diri’ pada kalimat yang diucapkan oleh Doumyoji, menunjukkan fungsi untuk memastikan kepada diri sendiri mengenai apa yang dipikirkan oleh diri sendiri. Setelah bertengkar dengan Doumyoji, keesokan harinya Makino jatuh sakit dan tidak masuk sekolah. Doumyoji tidak percaya bahwa Makino sakit, karena Makino tidak masuk sekolah tepat sehari setelah ia bertengkar dengannya. Doumyoji pun berpikir Makino menghindar dari dirinya. Lalu Doumyoji memastikan apa yang ia pikirkan dengan berkata pada dirinya sendiri, 「あの女にげやがった な

な な

な 」 . Oleh karena itu, fungsi shuujoshi na yang diucapkan oleh Doumyoji tersebut adalah untuk memastikan kepada dirinya sendiri, mengenai apa yang dipikirkan oleh dirinya sendiri (Tomita, 1991, hal.171).

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian penulis mengenai fungsi shuujoshi na dalam komik Hana Yori Dango jilid satu sampai tiga, ternyata shuujoshi na memiliki banyak fungsi yaitu, untuk menunjukkan larangan, menunjukkan perintah, menunjukkan emosi atau perasaan pembicara, menegaskan kepada lawan bicara mengenai apa yang dibicarakan, membuat lawan bicara setuju atau memiliki opini yang sama mengenai apa yang kita rasakan dan pikirkan, menekankan pendapat pribadi, serta memastikan kepada diri sendiri mengenai apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh diri sendiri. Dalam Komik Hana Yori Dango jilid satu sampai tiga, penulis menemukan semua shuujoshi na menurut Tomita (1991, hal.171) tersebut. Fungsi shuujoshi na yang paling banyak ditemukan adalah fungsi untuk menunjukkan emosi atau perasaan pembicara dan untuk menegaskan kepada lawan bicara mengenai apa yang dibicarakan. Sedangkan, fungsi yang paling sedikit adalah untuk menunjukkan perintah dan menekankan pendapat pribadi.

Setelah melakukan penelitian fungsi shuujoshi na ini, penulis juga menemukan dalam korpus data bahwa, ternyata fungsi untuk menegaskan kepada lawan bicara mengenai apa yang dibicarakan dan fungsi untuk membuat lawan bicara setuju atau memiliki opini yang sama mengenai apa yang kita rasakan dan pikirkan, tidak hanya digunakan oleh orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi kepada kedudukan yang lebih rendah, namun dapat pula digunakan dalam percakapan sehari-hari, misalnya dengan keluarga atau teman. Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat lebih membantu para pembelajar bahasa Jepang, terutama para kohai untuk memahami penggunaan shuujoshi na yang banyak digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari orang Jepang. Penelitian yang penulis lakukan ini, bersifat terbatas dalam satu komik saja. Oleh karena itu, penulis juga berharap, pembelajar dapat menggunakan metode lain untuk lebih memahami fungsi shuujoshi na yang banyak digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari orang Jepang ini. Masih banyak metode lain yang dapat digunakan, misalnya dengan membaca novel, majalah, dan menonton drama Jepang. Selain itu, dalam pengajaran bahasa Jepang sendiri, pelajaran mengenai shuujoshi masih sangat terbatas. Padahal, penulis beranggapan bahwa shuujoshi cukup memberikan pengaruh bagi pembelajar bahasa Jepang dalam memahami bahasa percakapan orang Jepang sehari-hari. Shuujoshi sangat beragam dan memiliki fungsi yang beragam pula. Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya, jika pelajaran mengenai shuujoshi dapat lebih diperdalam, sehingga para pembelajar bahasa Jepang sendiri dapat lebih memahami bahasa percakapan orang Jepang sehari-hari.

(8)

REFERENSI

Chandra, T. (2009). Nihongo No Joshi. Jakarta: Evergreen.

Chino, Naoko. (1991). All About Particles. Tokyo: Kodansha International, LTD.

Chino, Naoko. (2005). How To Tell The Difference Between Japanese Particles. Tokyo: Kodansha International, LTD.

Djajasudarma, Fatimah. (2006). Metode Linguistik. Bandung: PT Refika Aditama. Kamio, Yoko. (1993). Hana Yori Dango 1-3. Tokyo: Margaret Comics.

Kamio, Yoko. (2003). Meteor Garden 1-3. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Kawashima, Atsuko. (1992). Particles Plus. Tokyo: Harcourt Brace Jovanovich Japan, INC.

Kazuhito, M., Adachi, T., Noda, H., & Takanashi, S. (2002). Shin Nihongo Bunpou Sensho 4 Modality. Tokyo: Kuroshio Shuppan.

Kiyokata, K., Ashihara., K., Yoshizawa, Y., & Yuda, M. (2003). Living Japanese Through Comics. Tokyo: Asuku.

M, nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Maharani, Vicky. (2008). Analisis Shuujoshi Dalam Serial Komik Conan Seri 19. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Masuoka, T., & Takubo, K. (1992). Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan. Matsuura, Kenji. (1994). Kamus Jepang-Indonesia. Kyoto: Kyoto Sangyo University Press.

Nakagawa, H., & Ono, S. (2009). Shuujoshi Na No Kinou. Nihongo No Shuujoshi No Kinou – Yo Ne Na No Kinou Wo Chuushin Toshite. 3 (2), 15-16.

Permatasari, Anissa. (2009). Analisis Fungsi Jyodoushi Da Dalam Manga Das Fenster Von Orpheus. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Program Sarjana Universitas Bina Nusantara.

Sakakura, Atsuyoshi. (1989). Nihon Bunpou No Hanashi. Tokyo: Kyoiku Shuppan.

Sudijanto & Dahidi, A. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc. Tanimori, Masahiro. (1992). Japanese Language’s Grammar And Usage. Kobe: Koyoshobo. Tomita, Takayuki. (1991). Bunpou No Kiso Chishiki To Sono Oshiekata. Tokyo: Bonjinsha.

Yoshida, Masaaki. (2008). Yona No Tokuki Ni Tsuite. Shuujoshi Yona To Yone No Kinou Imi Ni Tsuite, 12, 44-45.

RIWAYAT PENULIS

Nora Sutricia lahir di kota Jakarta pada 22 November 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan “asas kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat” adalah bahwa setiap jenis produk hukum daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Hasil dari eksperimen pada tugas ini akhir ini menunjukkan efficient frontier yang terbentuk dari portofolio mean-semivariance sedikit berbeda dengan.. efficient frontier

  Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel penelitian  dengan  menggunakan  uji  Chi  Square  dimana dengan  membandingkan  p 

Kadar konsentrasi yang abnormal dari lipid dan lipoprotein akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan termasuk peningkatan serum low density lipoprotein (LDL)

Thus, video recording was the instrument to answer both research questions in this research which was finding out what patterns of classroom interaction occurred in the

Untuk menjawab masalah tersebut, pihak restoran berusaha untuk memberikan promo yang berbeda kepada setiap pelanggannya dengan melakukan analisis terhadap transaksi

Pengujian pada Tugas Akhir ini dilakukan untuk mengetahui hasil dari pengukuran laplacian centrality pada graf berbobot tak berarah dan menganalisa pengaruh penggunaan

Berdasarkan uji korelasi, memperlihatkan bahwa adanya hubungan negatif antara ketidak mampuan PDAM dengan eksploitasi air tanah oleh masyarakat, dan hubungan positif antara