PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN 27/07/2010. Efek Limbah Batubara. Pencemaran Logam Berat (Pb, Cr, Ar) Pencemaran lindi limbah batubara
Teks penuh
(2) 27/07/2010. PENDAHULUAN. PENDAHULUAN. y Tujuan. y Ruang Lingkup. Merencanakan secara teknis upaya penanganan limbah batubara hasil proses pembakaran sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. y Adapun tujuan khusus dalam tugas akhir ini adalah: 1. Merencanakan pengumpulan limbah padat batubara 2.Merencanakan pengemasan limbah padat batubara 3.Merencanakan penyimpanan limbah padat batubara. 1. Wilayah perencanaan adalah PT. SRC, Krian‐ Sidoarjo. 2.Upaya penanganan limbah batubara meliputi pengumpulan, pengemasan, dan l d penyimpanan i 3. Limbah berupa limbah padat batubara yaitu bottom ash dan boiler slag dari sisa pembakaran pada boiler. 4.Gas yang dihasilkan oleh unit boiler tidak dibahas dalam tugas akhir ini.. PENDAHULUAN Peraturan Perundangan yang digunakan, antara lain: 1. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang : Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 Tahun 2001 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. 3. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.01 Tahun 1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 4. Keputusan Badan Pengendali Dampak Lingkungan No. 05/BAPEDAL/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.. PENDAHULUAN y Manfaat . Hasil dari perencanaan ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak industri dalam perencanaan upaya penanganan limbah batubara li b h b b hasil proses pembakaran yang meliputi pengumpulan, pengemasan, dan penyimpanan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.. 2.
(3) 27/07/2010. TINJAUAN PUSTAKA y Limbah Batubara. Fly Ash Abu yang keluar dari tempat pembakaran melalui cerobong.. TINJAUAN PUSTAKA y Penanganan Limbah Batubara. Pengumpulan 1.. Bottom Ash Abu sisa pembakaran yang bentuknya kasar dengan ukuran. 2.. beragam dikeluarkan di dasar tungku pembakaran. 3.. Boiler Slag. 4.. Mengetahui karakteristik limbah Pengujian karakteristik limbah k k kl b h Bentuk, ukuran, dan bahan wadah sesuai dengan karakteristik limbah Bahan wadah tidak bereaksi dengan limbah . Kerak boiler yang dikumpulkan di dasar tungku pembakaran batubara bersama bottom ash.. TINJAUAN PUSTAKA. TINJAUAN PUSTAKA. Pengemasan 1. Kemasan (drum, tong, atau bak kontainer) yang digunakan harus dalam kondisi baik, tidak bocor, berkarat atau rusak, terbuat dari bahan yang cocok berkarat atau rusak terbuat dari bahan yang cocok dengan karakteristik limbah 2. Limbah yang disimpan dalam satu kemasan adalah yang memiliki karakteristik yang sama, atau dengan limbah lain yang karakteristiknya saling cocok. 3. Kemasan yang telah diisi atau terisi penuh dengan limbah B3 harus ditandai dengan simbol dan label. Penyimpanan 1. Penyimpanan kemasan harus dibuat dengan sistem blok. Setiap blok terdiri atas 2 (dua) x 2 (dua) kemasan 2. Lebar gang untuk lalu lintas manusia minimal 60 cm dan lebar gang untuk lalu lintas kendaraan pengangkut (forklift) disesuaikan dengan kelayakan pengoperasiannya 3. Jika kemasan berupa drum logam (isi 200 liter), maka tumpukan maksimum adalah 3 (tiga) lapis dengan tiap lapis dialasi palet (setiap palet mengalasi 4 drum). 4. Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari 1 (satu) meter.. 3.
(4) 27/07/2010. TINJAUAN PUSTAKA. TINJAUAN PUSTAKA Ruang Penyimpanan 1. Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan/akan disimpan. 2. Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan, serta memasang kasa atau bahan lain untuk mencegah masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang penyimpanan.. METODOLOGI PERENCANAAN Ide Tugas Akhir UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA SISA PROSES PEMBAKARAN PT. SRC. Studi Literatur. Pengumpulan Data Upaya Penanganan Limbah Batubara Penulisan Laporan Kesimpulan dan Saran. METODOLOGI PERENCANAAN Data Primer Data Pengujian Lindi Limbah Batubara yaitu BOD, COD, pH, TSS, serta kandungan timbal (Pb) 2. Uji Toxicity Characterization Leaching Procedures (TCLP) limbah padat batubara li b h d t b t b 1.. Data Sekunder 1. Gambaran Umum PT. Surya Rengo Containers 2. Proses Produksi PT. Surya Rengo Containers 3. Sumber dan Jenis Limbah B3 yang dihasilkan dari proses 4. Volume limbah padat batubara yang dihasilkan 5. Peraturan perundangan yang berlaku. 4.
(5) 27/07/2010. METODOLOGI PERENCANAAN Identifikasi Limbah B3 yang dihasilkan Penentuan sumber‐sumber limbah B3 hasil proses produksi Penentuan jenis limbah B3 yang dihasilkan Uji kandungan lindi limbah padat batu bara Uji TCLP limbah padat batu bara Perencanaan Sistem Pengumpulan: Penentuan karakteristik limbah batubara hasil proses produksi Penentuan volume limbah batubara yang dihasilkan per hari Penentuan jangka waktu pengumpulan limbah batubara Perencanaan pengumpulan limbah batubara. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN y PT. Surya Rengo Containers adalah perusahaaan. karton box berbahan baku kertas. y Lokasi PT. Surya Rengo Containers berada di Jl. Raya By Pass Krian KM 29,2 Sidoarjo. KM 29 2 Sidoarjo. METODOLOGI PERENCANAAN Perencanaan Sistem Pengemasan: Penentuan jenis kemasan yang sesuai dengan limbah yang dihasilkan y g p Penentuan ukuran kemasan yang diperlukan Penentuan bentuk kemasan yang diperlukan Penentuan jumlah kemasan yang diperlukan Penentuan label kemasan Perencanaan Sistem Penyimpanan: Persyaratan penyimpanan Desain ruang penyimpanan limbah padat batubara RAB upaya penanganan limbah batu bara. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN y atas Wilayah. Sebelah Barat: Sebelah Timur: Sebelah Utara: S b l h Ut Sebelah Selatan:. Aliran Sungai Kali Surabaya PT. Hasil Karya By Pass Krian B P K i Tanah Desa Tambak Kemeraan. y Luas Lahan 34. 607 m2. 5.
(6) 27/07/2010. GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN y Limbah yang dihasilkan 1. Limbah cair Limbah cair diolah di Wastewater Treatment Plant. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA • Identifikasi Sumber Limbah . GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN y Limbah yang dihasilkan 2. Limbah Batubara. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA y Identifikasi dan Karakteristik Limbah Batubara. Bottom Ash. Boiler Slag. 6.
(7) 27/07/2010. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA • Identifikasi dan Karakteristik Limbah Batubara PT. Surya . Rengo Containers (PT.SRC). UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA • Identifikasi dan Karakteristik Limbah Batubara PT. Surya . Rengo Containers (PT.SRC). Hasil Uji TCLP Limbah Batubara Konsentrasi No. Parameter. Satuan. Bottom ash Bottom ash. Hasil Uji Lindi Limbah Batubara. Fly ash Fly ash. Baku Mutu TCLP 5 100. 1. 2.. Arsen (As) Barium (Ba). mg/L mg/L. 0,03 68,8. 0,01 32,5. 3.. Kadmium (Cd). mg/L. 0,5. 1,14. 1. 4.. Kromium (Cr). mg/L. 3,83. tt. 5. 5. 6. 7. 8. 9.. Tembaga (Cu) Timbal (Pb) Merkuri (Hg) Perak (Ag) Seng (Zn). mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L. tt 11,69 tt 0,37 0,62. tt 14,1 tt 0,44 1,55. 10 5 0,2 5 50. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA Berdasarkan data sekunder dan data primer yang ada dapat dilakukan identifikasi terhadap limbah padat batubara sebagai berikut: 1. Limbah padat batubara termasuk dalam limbah B3 sumber spesifik dalam Lampiran I PP No. 85 tahun 1999 dengan kode limbah D223. 2. Uji TCLP oleh PT.SRC menunjukkan bahwa limbah padat batubara yang dihasilkan merupakan limbah B3. 3. Uji TCLP yang dilakukan terhadap limbah padat batubara menunjukkan bahwa Pb melampaui ambang batas maksimum uji TCLP Berdasarkan identifikasi tersebut, dapat disimpulakan bahwa limbah padat batubara merupakan limbah B3.. Parameter BOD COD pH TSS Timbal Kromium (Cr). Unit mg/L O2 mg/L O2 ‐ mg/L mg/L Pb mg/L Cr. Hasil Uji 299 620 8,85 3600 0,046 0,06. Metode Uji Baku Mutu Winkler 30 Refluks 80 pHmeter 6-9 Gravimetri 100 AAS 0,1 AAS 0,1. Hasil Uji TCLP Parameter Timbal (Pb) Kromium (Cr). Unit mg/L mg/L. Hasil Uji Metode Uji 1200 Agitasi/AAS 0,04 AAS. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA • Rencana Penanganan Limbah Batubara Outlet Limbah Batubara Wadah Pengumpul (Kontainer). Forklift Ruang Pengemasan. Pengemasan oleh pekerja Pengangkutan oleh vendor. Penyimpanan. Drum. Forklift. 7.
(8) 27/07/2010. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA y Volume Bottom Ash dan Boiler Slag. Total timbunan per bulan = jumlah timbunan per hari x hari kerja per bulan Total timbunan T l i b = 500 kg/hari x 24 hari/bulan k /h i h i/b l = 12000 kg = 12 ton Volume batubara = berat batubara/densitas batubara = 12000 kg/1200 kg/m3 = 10 m3 Volume batubara/bulan = 10 m3. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA y Rencana Pengumpulan. Direncanakan bahwa limbah padat batubara akan ditempatkan di kontainer hanya selama 2 hari Volume limbah padat batubara yang terkumpul V l li b h d b b k l selama 2 hari adalah: (Berat limbah batubara/hari x 2 hari)/densitas batubara = (500 kg/hari x 2 hari)/1200 kg/m3 = 0,83 m3 = 833 L. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA y Desain untuk wadah pengumpulan limbah batubara adalah sebagai berikut: Panjang : 150 cm 3 Lebar : 130 cm Tinggi : 75 cm Volume = panjang x lebar x tinggi = 150 cm x 130 cm x 75 cm = 1.462.500 cm3 = 1,46 m3 ≈ 1,5 m3 Bahan yang digunakan adalah: Profil besi ( besi UNP 100 mm) Plat besi 2 mm . 8.
(9) 27/07/2010. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA y Rute Pengumpulan. Limbah padat batubara yang telah ditampung selama 2 hari pada kontainer diangkut ke tempat pengemasan dengan menggunakan forklift. pengemasan dengan menggunakan forklift. 9.
(10) 27/07/2010. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA y Rencana Pengemasan. Drum yang akan digunakan untuk menampung limbah padat batubara adalah drum besi dengan ukuran: Diameter = 50 cm Tinggi = 100 cm Volume = πr2t = 3,14 x (25 cm)2 x 100 cm = 196.250 cm3 = 196, 25 m3. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA Tutup Karet Cincin Pengunci. y Jumlah kemasan yang akan dihitung adalah jumlah kemasan yang diperlukan setiap bulannya. Volume limbah batubara dalam 1 bulan adalah: 500 kg/hari x 6 hari/minggu x 4 minggux 1200 kg/m3 = 10 m3. Kapasitas drum = πr2t = 3,14 x (25 cm)2 x (100 cm – 10 cm) = 176.625 cm3 = 176,625 m3 Jumlah drum berkapasitas 176,625 liter yang diperlukan untuk menampung 10 m3 limbah batubara dalam adalah: 10000 liter/176,625liter = 57 drum. 10.
(11) 27/07/2010. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA Label dan Simbol. Simbol 10 cm x 10 cm. Label 15 cm x 20 cm. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA y Rencana Penyimpanan 1. Lahan yang tersedia untuk dijadikan tempat penyimpanan kemasan limbah padat batubara berukuran 18 m x 8 m. 2. Tempat penyimpanan dikelilingi dinding yang terbuat dari batako dengan ketinggian 4,5 m. g gg 4,5 3. Ruang penyimpanan ini diberi atap untuk menghindari kemasan limbah terkena hujan dan panas secara langsung.Tinggi atap 4 m dengan ventilasi setinggi 0,5 m. 4. Lantai ruangan penyimpanan terbuat dari cor beton yang kuat dan kedap air. Lantai ruangan ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah untuk menghindari terjadinya banjir. 5. Ruang penyimpanan dirancang agar forklift dapat masuk ke ruangan ini untuk meletakkan drum yang disusun bertingkat.. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA Direncanakan banyaknya drum yang dapat disimpan didalam bangunan penyimpanan adalah sebanyak 60 buah drum 7. Maksimal tumpukan untuk drum logam 200 liter adalah 3 (tiga) tumpukan dengan tiap lapis dialasi palet (tiap palet mengalasi 4 buah drum) 8. Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan adalah 1 (satu) meter. 9. Lebar gang antar blok adalah 60 cm. 10. Pekerja yang melakukan penyimpanan limbah batubara adalah pekerja yang melakukan pengemasan dibantu dengan operator forklift yang menjalankan forklift. 6.. 11.
(12) 27/07/2010. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA y Kemungkinan Pemanfaatan Limbah Batubara 1. Solidifikasi Perbandingan antara semen : bottom ash = 2.45 : 1 dengan ukuran batako yaitu 190 x 90 x 57 mm3 (Park, et.al., 2007). Jumlah batako yang dapat dibuat dari bottom ash PT. SRC dalam 1 bulan adalah: Volume 1 buah batako = 974.700 mm3 Volume bottom ash yang diperlukan untuk 1 buah batako 692.178, 26 mm3. UPAYA PENANGANAN LIMBAH BATUBARA 2. 3.. Campuran bahan beton Campuran pembuatan konstruksi tanggul dan jalan Reagent Binder. Principle :. Contaminant. Banyaknya batako yang dapat dibuat dalam 1 bulan 14.492 batako. Soil. 12.
(13) 27/07/2010. PENUTUP. PENUTUP. y Kesimpulan 1. Pengumpulan limbah batubara PT.SRC menggunakan kontainer besi 1,5 m3. Kontainer yang digunakan sebanyak 1 buah dan 1 buah sebagai kontainer kosong pengganti. 2. Pengemasan limbah batubara menggunakan drum besi 200 g gg liter yang sesuai dengan karakteristik limbah. Pengemasan limbah padat batubara dilakukan setiap 2 hari sekali. Pengemasan dilakukan di ruang penyimpanan. 3. Penyimpanan limbah batubara dilakukan di ruangan penyimpanan dengan luas 18 m x 8 m. Ruangan dikelilingi dinding batako setinggi 4,5 m dan atap setinggi 4 m dengan ventilasi 0,5 m 4. Ruang penyimpanan direncanakan dapat menampung 60 drum limbah. . y Saran 1. Perlu adanya rancangan Standard Operational Procedure (SOP) yang baik dan lengkap agar penanganan limbah batubara dapat berjalan dengan baik. 2. Perlu adanya pemanfaatan limbah batubara yang dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai nilai tambah dalam penanganan limbah batubara ini. 3. Perlu dilakukan penelitian tentang jenis dan jumlah gas yang dikeluarkan oleh limbah batubara.. TERIMA KASIH. 13.
(14)
Dokumen terkait
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daerah yang berada pada laut selatan pulau lombok untuk kesesuaian budidaya rumput laut Eucheuma cottoni dengan parameter
Untuk periode ketika ketinggian matahari maksimum matahari pada posisi rendah, akan lebih aman untuk memasang kolektor dengan kemiringan yang lebih besar untuk meminimalkan
Pengolahan secara termal dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3; atau Pengolah Limbah B3
(2) Bila limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya lebih dari
Limbah B3 dapat dikategorikan dalam 2 (dua) kelompok yaitu yang berdasarkan sumber dan yang berdasarkan karakteristik. Kategori limbah B3 berdasarkan sumber terdiri
Yang dimaksud dengan “pencampuran Limbah B3” adalah pencampuran Limbah B3 dengan media lingkungan, bahan, Limbah, dan/atau Limbah B3 lainnya, termasuk pengenceran dengan
Kegiatan pengumpulan limbah B3 hanya diperbolehkan apabila jenis limbah B3 tersebut dapat dimanfaatkan; dan/atau badan usaha pengumpul limbah B3 telah memiliki kontrak kerjasama
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dilarang melakukan Pemanfaatan Limbah B3 terhadap Limbah B3 dari sumber spesifik dan sumber tidak spesifik yang