DINAMIKA TEKNIK
O
2
A
2
3
4
P
T
2
B
• Holowenko; Dynamic of machinery; John Wiley; New York
POKOK BAHASAN : Pengenalan umum, Hukum Newton dan prinsip
D’Alembert, Analisis gaya statis pada partikel dan mekanika mesin, Analisis gaya gesekan dan inersia, Perhitungan roda daya, Perhitungan bobot balans, Giroskop
TUJUAN : Menguasai dan mampu menyelesaikan permasalahan
gaya-gaya pada gerak partikel dan mekanika mesin
DAFTAR PUSTAKA :
• Martin, George; Kinematic and dynamic of machine; Mc. Graw Hills; New York
• Timoshenko & DH. Young; Engineering mechanics; Mc. Graw Hills; New York
Dinamika adalah cabang ilmu mekanika yang mempelajari
gaya-gaya dalam mesin.
Gaya-gaya dalam mesin dapat timbul dari :
• Gravitasi • Proses perakitan • Beban • Transfer tenaga • Gesekan • Kelembaman • Pegas • Impak • Temperatur
1. PENDAHULUAN
Gaya berhubungan dengan percepatan, sehingga dinamika
memerlukan pengetahuan tentang gerak benda.
TEORI-TEORI DASAR
Karena mempelajari gaya maka banyak dipakai Hukum
Newton tentang gerak
Teori penunjang :
• Aljabar vektor
• Mekanisme perpindahan gaya • Kalkulus • Aljabar matriks • Menggambar teknik/mesin
Sistem satuan :
• Satuan dasar : • Satuan turunan :Massa (M), Panjang (L), Waktu (T)
2. GAYA STATIKA DAN STATIKA GRAFIS
Analisa gaya :
• Gaya diproyeksikan dalam sistem koordinat (2D atau 3D) • Mengacu pada sistem keseimbangan :
- Jumlah gaya-gaya yang bekerja harus nol
- Jumlah momen di suatu titik harus nol
Fx,y,z = 0
M = 0
• Gaya dianggap sebagai vektor : - Memiliki harga/kuantitas
- Memiliki titik tangkap pada garis kerjanya - Memiliki arah
KOPEL
• Kopel adalah dua gaya yang sama besar, paralel dan
berlawanan arah
F F h O x• Gaya resultannya nol
• Momen kedua gaya tersebut adalah konstan, tanpa
memperdulikan titik acuan kerja momen
• Penyelesaian grafis untuk resultannya adalah nol jika
poligon gayanya berupa kurva tertutup
TIGA GAYA TAK SEJAJAR DALAM
KESEIMBANGAN
F1 F3 F2 F 1 F3 F2 OF• Jika gaya-gaya membentuk kopel maka resultannya
nol, tetapi poligonnya tidak tertutup
• Jika gaya-gaya berpotongan di satu titik, maka momen
terhadap titik tersebut sama dengan nol
EMPAT GAYA TAK SEJAJAR DALAM
KESEIMBANGAN
• Berdasarkan keseimbangan momen titik m :
3 VARIABEL TAK DIKETAHUI
F1 F2 F3 F4 a b m a b “F2” “F1” a b F F 2 1
Hanya harga F2 yang ditentukan di atas
b a F F2 1
• F
1diketahui besar dan arahnya, yang lain hanya arahnya saja
yang diketahui
2 VARIABEL TAK DIKETAHUI, 1 ARAH GAYA DIKETAHUI F1 F2 Resultan F4 F2 F1 F3
• 2 gaya yang diketahui besar dan arahnya
• 1 gaya yang diketahui arahnya saja
• Diketahui 1 titik pada garis kerja gaya ke empat
• Penyelesaian dilakukan dengan mereduksi ke sistem
tiga gaya
GAYA-GAYA PARALEL
a b P F1 F2 a b F1 F2 P F1 F2 P OF• P diketahui, F
1dan F
2tidak diketahui
• Penerapan persamaan momen titik O :
a
b
F
P
RESULTAN DUA GAYA
P1 (a) P2 b P1 (b) P2 b x P1 + P2 x P1 + P2 P2 o o P1 + P2 d (c) P1 P2 R1 R2 S’ S” P1 P2 S’ P1 Resultan S” P2 Resultan (d)• Penerapan persamaan momen titik O :
2 1 2 P P P b x
ANGGOTA DUA GAYA
F1 F2 A B (a) (b) A B F1x F 2 x F1y (= 0) F 2y (= 0)• Gaya-gaya dapat diuraikan menjadi
komponen-komponennya
• Dengan penerapan keseimbangan :
Jika hanya ada dua gaya bekerja pada benda kaku
yang seimbang, maka kedua gaya tersebut harus
sama besar, berlawanan arah dan segaris kerja
KASUS KHUSUS I
Garis kerja sebuah gaya yang melalui satu titik x tertentu
dan perpotongan dua gaya di suatu titik di luar kertas
F1 (a) F2 x F1 F2 x B D A C P Ax xB AB m m l l (b)
KASUS KHUSUS II
Dua buah gaya yang diketahui, F1 dan F2, yang hampir sejajar
P2 P1 S” S’ a R = P1 P2 P2 S” P1 S’ s' s" (a) (b) P2 P1 R
3. GAYA-GAYA STATIS DALAM MESIN
RODA GIGI LURUS SEDERHANA
A B Sudut tekan A (penggerak) Lingkaran jarak bagi Lingkaran dasar roda gigi A B (yang digerakkan) Lingkaran jarak bagi Lingkaran dasar roda gigi A (a) A B A B R R FT FR FT FR
Kopel yang dikenakan ke roda gigi A
Kopel yang dikenakan ke roda gigi B
PENA
P P (a) (b) P (c) Gaya resultan P(a). Gesekan dan berat pena diabaikan
(b). Setiap gaya diferensial tegak lurus permukaan dan melalui pusat pena
ANGGOTA LUNCUR/TORAK
P (a) (b) N Reaksi resultan N P Reaksi resultan (a). Gesekan diabaikan, gaya reaksi tegak lurus ke permukaan kontak
(b). Gesekan tidak diabaikan, gaya resultan miring terhadap garis vertikal :
N N tanMEKANISME ENGKOL PELUNCUR
O2 A 2 3 4 P T2 B (a) F23 F43 3 A B F34 B F14 P 4 F32 A 2 O2 T2 = ? F12 (b) P O F F34 F14 (c) F43 F32 F34 F23 F12 A O2 2 T2 (d) F12 F32 h Prosedur :1. Buat diagram benda bebas
2. Jika variabel < 3. maka diterapkan persamaan keseimbangan
3. Jika variabel > 3. maka perlu informasi tambahan dengan mengisolasi
MEKANISME EMPAT LINK
O2 O4 T2 = ? 2 3 4 A B S P (a) T2 2 F32 F12 3 S F43 F23 4 P F14 F34 (b)Dibuat diagram benda bebas dan analisa tiap link + poligon gaya
3 A S F23 B F43 T4 F43N4 (a) F43T4 4 F43 T4 hanya besarnya O4 F14 (b) C B P F34N4 Aksi dan reaksi R = S F43T4
Analisa link 3 dan 4
F34N4 F43T4 S R F23 OF F43 F23 (a) (b) P S F43 F34 OF F14 (F43 = F43T4 F 43N4)
GESEKAN
A. GESEKAN KERING (COULOMB’S FRICTION)
W N (a) W N (b) P F F Fm Fk P Equilibrium Motion (c)
N
F
m
s
N
F
k
k
s = koefisien gesekan statis
k = koefisien gesekan kinetis
B. GESEKAN FLUIDA
• Penerapan pada mesin adalah masalah pelumasan • Besar gesekan tergantung pada kecepatan, tekanan,
viskositas dan temperatur
C. GESEKAN LUNCUR
O2 A 2 3 4 P T2 B (a) P F34 4 N N S Q (b) P F34 4 N N (c) F14 F14Penentuan gaya-gaya pada pena dan kopel yang harus diberikan pada batang 2 menentukan kondisi keseim-bangan dimana besar dan arah P diketahui
C. GESEKAN SAMBUNGAN PENA
pin 3 Arah gerak pin 3 (a) R r N N 2 sec 2 N N N r = R sec Gaya yang dikenakan ke
link 3 oleh aksi pena Gaya luar yang dikenakan ke link 3
P = N sec
(b)
• Gaya gesek tidak melalui pusat pena : • jari-jari lingkaran gesek :
ANALISA GESEKAN PENA PADA
MEKANISME ENGKOL PELUNCUR
4 P B 3 bertambah mengecil A T2 Lingkaran gesek
Arah gerak link 4
O2 Lingkaran gesek 2 (a) B 3 A Lingkaran gesek Lingkaran gesek 1 B 3 A 2 B 3 A 3 B 3 A 4 B 3 A F43 34 (c) B (d) 3 F23 34 A F43 4 F14 P B Link 3 P F34 OF F14 (e) A 2 2 F32 F12 (f) P OF F14 43 32 F F 34 23 12 F F F (g)
4. GAYA-GAYA INERSIA
(a) (b) P x y A r AA dM (r2) (dM) AA (dM) r Ag MAg m n h h Lokasi Mag yang salahLokasi gaya resultan yang benar
A. GAYA DALAM GERAK BIDANG
Dari penurunan rumus pada persamaan 4-1) hingga 4-10)
dapat diinterpretasikan bahwa gaya resultan = M . A
gpada
posisi h yang memberikan momen terhadap titik berat = I
g g g
A
k
MA
Mk
MA
I
h
2 2
B. GAYA INERSIA
1. Gaya inersia merupakan gaya kebalikan gaya resultan
yang memenuhi prinsip keseimbangan D’Alembert.
h G 2 F1 F2 h G 2 F1 F2 Percepatan titik berat = Ag Gaya resultan = MAg (a) (b) Ag MAg
2. Pada faktanya terdapat percepatan yang menyebabkan
sistem tidak seimbang.
C. GERAK TRANSLASI
1. Pada gerak translasi, percepatan = 0, jadi gaya resultan
harus melalui titik berat.
O2 A 2 3 4 2 B (a) konstan G2 G3 G4 g3 Oa g2 b,g3 ABAt ABAn O2 O2 2 2 G2 G2 A A f2 M2Ag2 (b) A 3 B G3 Ag3 (bjj) h A 3 B G3 Ag3 (bjj) h f3 Gaya resultan terhadap link 3 (c) (d) a
2. Arah gaya resultan = arah percepatan titik berat, pada
posisi :
3 3 3 3 3 g A M I h
3. Gaya inersia sama besar dengan gaya resultan dengan
arah berlawanan.
D. PENENTUAN MOMEN INERSIA MASSA
1. Matematis, dengan memakai hubungan dasar I =
dM r
2.
Cara ini dilakukan jika komponen masih dalam taraf desain
2. Eksperimen, pengecekan komponen yang telah didesain
(a) G (b) O r W G2 W sin W sin
Contoh : kasus gambar di atas
Penerapan keseimbangan momen di titik O :
g
Wr
T
Wr
I
2 22
SISTEM EKUIVALEN KINETIK
• Massa yang sama
• Posisi titik berat sama
• Momen inersia yang sama
h1 h2 m1 G m2 Massa = m (a) G m2 Pena engkol Pena torak m1 G Massa terpusat = m2
Massa ekuivalen di pena torak = massa torak + m1 h1 h2 3 2 (b) M 4 O2 2 4 h2
Batang tanpa bobot
(c)
• Satu sistem digantikan oleh sistem lain yang ekuivalen
secara kinetik
5. ANALISA LENGKAP SISTEM DINAMIK
MEKANISME ENGKOL PELUNCUR
ANALISA BEBAN P PADA LINK 4
O2 A 2 3 4 2 B konstan G2 G3 G4 T2 = ? f2 f3
f4 dikenakan ke torakP (gaya yang
(a) g3 Oa g2 b,g3 ABAt ABAn a (b) 3 f3 f4 P F23 F14 (c)
3 variabel yang harus dicari : • harga dan arah F23 • harga F14
Posisi F14 ditentukan dari kondisi link 4
ANALISA KECEPATAN SUDUT LINK 2
O2 A 2 3 4 2 B konstan G2 G3 f2 f3 f4 P = ? (a) 3 f3 f4 P A f23 B f14 O2 A 2 f2 f32 f12 f3 f23 f4 f14 P Of (b) O2 A 2 f2 f32 f12 (c)METODE SUPERPOSISI GAYA STATIK DAN
GAYA INERSIA
O2 A 2 3 4 2 B konstan G2 G3 f3 f4 P (gaya yang dikenakan pada torak)(a) T2 f2 O2 2 3 4 f3 f4 (b) tf f2 O2 2 4 P (c) ts ts - tf = T2
• Metode ini hanya dapat diterapkan jika gaya gesek diabaikan • Memisahkan poligon gaya untuk gaya statik dan gaya inersia
GAYA GETAR
• Penjumlahan vektor dari gaya-gaya yang terdapat pada rangka
mesin dengan besar, arah atau keduanya berubah-ubah
• Gaya-gaya pada rangka mesin disebabkan oleh beban statik
dan gaya inersia
• Efek gabungan dapat dilakukan namun seringkali efek inersia
dipisahkan dari efek statik karena pada beberapa kasus, efek
inersia dapat diseimbangkan sebagian atau sepenuhnya
6. ANALISA RODA GILA
• Energi pada mesin dapat diberikan dengan :
- Motor dengan daya besar sesuai kebutuhan tetapi mahal - Motor kecil dengan dilengkapi roda gila
• Roda gila berfungsi sebagai reservoar energi
• Elemen mesin yang menerapkan energi kinetik dari momen
inersia
• Jika kecepatan mesin berkurang maka roda gila akan
melepaskan energinya
• Contoh terapan :
- Ilustrasi mesin pres pelubang pelat - Motor bakar
KOEFISIEN FLUKTUASI KECEPATAN
• Yaitu variasi kecepatan yang diijinkan
1 2 V V V1 2
- Rasio kecepatan sudut :
- Rasio kecepatan :
• Koefisien maksimum yang diijinkan bervariasi :
- 0,2 untuk pompa dan mesin pemecah
- Sampai dengan 0,003 untuk generator bolak-balik - Dilihat di buku teks atau handbook
BERAT RODA GILA
• Roda gila dianggap pelat bundar rata dan dianalisa
berdasarkan energi kinetiknya
• Berat berdasarkan rasio koefisien fluktuasi kecepatan :
2
V
Eg
W
• Berat berdasarkan rasio kecepatan minimum dan maksimum :
2 2 2 1 2 V V Eg W
• Berat rim roda gila sesungguhnya
10% karena efek lengan,
hub dan bagian berputar lainnya
• Kecepatan rata-rata tergantung bahan dan gaya sentrifugal
atau dilihat di buku teks dan handbook
PROSEDUR ANALISA RODA GILA
• Diagram benda bebas
• Perhitungan
energi
yang dibutuhkan mesin
(daya)
• Analisa energi tanpa
roda gila
• Analisa dengan roda gila : kecepatan, berat, dimensi
• Ukuran roda gila : lebar dan tebal rim
d t Pelat Cetakan (a) Gaya Perpindahan pelubang Gaya maksimum terjadi sekitar 3/8 t t Gaya Perpindahan pelubang (b) Gaya
Energi yang disuplai oleh motor g d e h c f i 9/5 detik 1/5 detik 2 detik (satu siklus)
Energi yang diperlukan dalam operasi pelubangan (c) Perpindahan pelubang (b)(h)(D)()
7. PENYEIMBANGAN
MASSA-MASSA BERPUTAR
Gaya-gaya dan inersia Getaran mesin PeredamanMASSA PUTAR TUNGGAL
A B W1 (a) A B W 1 (b) W2 W1 R1 O2 W1 R1 O2 W2 R2 Keseimbangan di titik O2 : W1R1 = W2R2
DUA BEBAN PUTAR
A B W1 W2 W1 R1 O2 W2 R2 Keseimbangan statik tetapi belum seimbang
SISTEM BEBAN JAMAK
W1 W2 W3 a1 Bidang A Bidang B R3 R2 R1 W1 W2 W3 1 2 3 Bidang A Bidang B (a) b a1 b (b) 2 1 1 R g W 2 1 1R g W 2 1 1R g W Suatu kopel C poros C poros b a R g W 2 1 1 1 b a R g W 2 1 1 1 2 1 1R g W Bidang A Bidang B (c)R3 R2 R1 W1 W2 W3 1 2 3 Bidang A Bidang B (a) Efek W1 Efek W3 Efek W2 Gaya penyeimbang untuk efek W1, W2, W3 di bidang A Efek W2 Efek W1 Efek W3 Gaya penyeimbang untuk efek W1, W2, W3 di bidang B W1 W2 W3 Bidang A Bidang B a2 a1 aB a3 B WB WA A (b) W1 W2 (c) Sistem tak seimbang
• Gaya inersia digantikan oleh komponen-komponennya • Analisa dengan metode analitis dan grafis
METODE ANALITIS
• Keseimbangan gaya horisontal• Keseimbangan gaya vertikal
• Keseimbangan momen gaya horisontal terhadap bidang A
• Keseimbangan momen gaya vertikal terhadap bidang A
WR cos = 0
WR sin = 0
WR a cos = 0
METODE GRAFIS
Berlaku persamaan yang sama tetapi dalam bentuk vektor
• Vektor-vektor gaya inersia
0 WR 0 WRa • Vektor-vektor momen 0 WRa 0 WRb
-
Menggunakan satu persamaan gaya dan satu persamaan momenMOMEN SEBAGAI VEKTOR
Bidang 1 Bidang 2 M1 M2 (a) P P P P p q r (b) p q b Bidang 1 Bidang 2 r c P P a Pandangan atas Bidang 1 Bidang 2 (c) M1 M2 M1 M2 A B C MR’ = (MR) M1 M2 MR (d)• Gambar a : kopel M1 yang bekerja pada bidang 1 dan kopel M
2
yang bekerja pada bidang 2
• Gambar b : Kopel M1 dan M2 digantikan dengan dua gaya P yang
sama besar
8. GIROSKOP
GIROSKOP MAINAN
• massa putar yang ditumpu pada cincin datar
• Tangkai cincin datar di-tumpu di atas alas tanpa gesekan
• Asumsi : massa jatuh vertikal • Hasil eksperimen : reaksi
massa sangat berlawanan, sumbu poros berputar
PERSAMAAN-PERSAMAAN GIROSKOP DARI
HUKUM NEWTON
• Gerak simultan
terhadap sumbu z dan sumbu y dapat dipandang sebagai dua gerak terpisah :
- Perpindahan sumbu z akibat putaran terhadap sumbu y - Perpindahan O-x’ ke O-x”
Komponen kecepatan titik P :
• Kecepatan akibat putaran terhadap sumbu y : V1 = r cos p
• Kecepatan akibat putaran terhadap sumbu z : V2 = rs
Komponen kecepatan titik P” :
• Kecepatan putaran terhadap sumbu y V1’ = r cos ( + ) p
• Kecepatan akibat putaran terhadap sumbu yang tegak lurus ke massa (sumbu z’) :
PERUBAHAN KECEPATAN DARI V
1ke V
1’
• Perubahan kecepatan menyebabkan percepatan
+z O’, O” Sumbu y r cos V1 = r cos p +x r cos + V1' = r cos + p (a) V1 V1' V1x = -V 1' sin V1z = V 1 - V1' cos (b)
• Percepatan yang terjadi adalah jumlah percepatan dalam arah z dan x akibat perubahan V1 dalam besar dan arah
sin 1 p s z r A
2 cos
1 p x r A PERUBAHAN KECEPATAN DARI V
2ke V
2’
• Percepatan yang terjadi disebabkan perubahan arah kecepatan dalam sumbu x, y dan z
-y +y +x -y +y +x’ r P V2 = rs V2 y = + r s cos V2 x = - r s sin (a) (b) -x -x’ V2'y = rs cos +) V2' = rs + V2' x’ = - r s sin ( + ) +x +z O,y V2' z = [r s sin ( + )] sin V2' x = -[r s sin ( + )] cos V2'x’ = rs sin ( + ) (c) A2x = - r( s)2 cos A2y = - r( s)2 sin A2x = r s p cos Komponen percepatan :
KOPEL AKIBAT PERCEPATAN A
z +x +y +z s p Az = 2y ps dF = (dM)(2yps) (a) (b) +x +y +z Sumbu torsi Sumbu presesi Sumbu spin (dM)x(p)2 (dM)x(p)2• Gaya-gaya yang dikenakan ke setiap partikel menyebabkan sebuah kopel
• Gaya resultan pada arah z adalah nol jika diambil melalui titik berat • Kopel resultan :
GAYA AKIBAT PERCEPATAN A
nJika rangka berputar terhadap suatu sumbu yang melalui titik
berat, maka gaya resultan akibat percepatan normal An = r(
s)2
dari setiap partikel adalah nol
GAYA AKIBAT PERCEPATAN A
1x• Akibat putaran terhadap sumbu y
• Gaya resultan sama dengan nol jika sumbu y melalui titik berat rangka • Momen terhadap sumbu z adalah :
M = (dM)[-x(p)2](y) = -(
KAIDAH TANGAN KANAN
• Jari-jari tangan menyatakan arah putaran
CONTOH APLIKASI AKSI GIROSKOP
• Efek pada bantalan-bantalan poros engkol sebuah mobil dalammenempuh perjalanan mengelilingi suatu lengkungan
• Idealisasi susunan poros engkol, roda gila dan batang hubung osilasi dilakukan dengan menganggap sistem sebagai sebuah piringan putar
y
x z
Bantalan belakang F (dikenakan ke poros engkol) Vektor torsi
s (spin)
Vektor spin Arah torsi
Pusat lengkungan jalan Bantalan depan
Kecepatan mobil F (dikenakan ke poros engkol)
p (presesi)
Akibat gerak mobil mengelilingi lengungkan dalam arah putaran jarum jam