• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Sekolah Dasar Internasional III-

1

BAB III

TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN

III.1. TINJAUAN UMUM KOTA SURAKARTA III.1.1 Data Fisik Surakarta

1.1.1 Peta Kota Surakarta

Batas Administratif Kota Surakarta :

§ Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali § Selatan : Kabupaten Sukoharjo

§ Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali § Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo

1.1.2 Luas dan Pembagian Wilayah

Luas wilayah administratif Kotamadya Surakarta berkisar antara 4404 Ha 1yang terbagi atas lima kecamatan yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Banjarsari, Jebres dan Pasar Kliwon, dan 51 kelurahan. Berdasarkan studi dari tim P3KT (Proyek Pengembangan Program Kota Terpadu), luas wilayah perkotaan Surakarta saat ini telah mencapai 11.000 – 12.000 ha, atau berkembang hampir 3 kali lipat yang meliputi seluruh wilayah Kota Surakarta seluas 4.040 ha, sebagian Kabupaten Dati II Sukoharjo (Kecamatan Kartasura, Grogol,

(2)

Sekolah Dasar Internasional III-

2 Baki, dan Mojolaban) seluas 3.1668 ha, dan sebagian Kabupaten Dati II Karanganyar (Kecamatan Jaten, Colomadu) seluas 1.143 ha.

1.1.3 Geomorfologis dan Klimatologis

- Geografi

Secara geografis Kota Surakarta terletak antara 1100 – 1110 BT dan 7,60 - 80 LS.

- Topografi

Kota Surakarta merupakan daerah rendah dengan ketinggian rata-rata 92 m di atas laut. Kondisi topografinya relatif datar engan kemiringan rata-rata 0 – 3 %. Di bagian Utara agak bergelombang dengan kemiringan lebih kurang 5%.

- Geologi

Kota Surakarta sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan pasir. Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah padas dan agak berbatu.

- Klimatologi

Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan musim hujan. Kelembaban udara kota sebesar 73%. Curah hujan rata-rata 2.200 mm/tahun. Suhu rata-rata udara 260 C, suhu udara maksimum 32,30 C dan suhu udara minimum 21,70.

III.1.2 Perkembangan Potensi Dan Fungsi Kota Surakarta

1.2.1. Pertumbuhan penduduk kota Surakarta (sumber: BPS)

Pertumbuhan penduduk kota Surakarta sekitar 0,775 per tahun, sedang perkembangan penduduk Surakarta diperkirakan akan mencapai 602.901 jiwa, sehingga strategi pengembangan kota mengacu pada konsep metropolitan. Proyeksi tambahan jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel proyeksi pertumbuhan penduduk kota Surakarta:

Tahun Wilayah Luas

(Km2) Jumlah penduduk (jiwa) Tk. Kepadatan (jiwa/Km2) 1991 Kotamadya Surakarta 44,040 516.967 11.699 1992 Kotamadya Surakarta 44,040 519.997 11.807 1993 Kotamadya Surakarta 44,040 527.767 11.984

(3)

Sekolah Dasar Internasional III-

3 § Kec. Laweyan

§ Kec. Serengan § Kec. Pasar kliwon § Kec. Jebres § Kec. Banjarsari 8,638 3,194 4,815 12,582 14,811 100.407 61.945 82.173 124.980 158.262 11.624 19.394 17.066 9.933 10.685 1998 Kotamadya Surakarta 44,040 568.280 12.904 2003 Kotamadya Surakarta 44,040 602.910 13.690 2008 Kotamadya Surakarta 44,040 639.650 14.524 2013 Kotamadya Surakarta 44,040 678.620 15.409

Sumber: Biro pusat statistik 1.2.2 Perkembangan Fungsi Kota Surakarta

Wilayah kotamadya Dati II Surakarta, merupakan kota yang sudah dapat dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta sosial budaya. Seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel fungsi dan skala pelayanan Kotamadya Dati II Surakarta:

No Fungsi kota Skala pelayanan

1. Pemerintahan Lokal dan Regional

2. Industri Lokal, Regional dan Nasional 3. Pendidikan Lokal, Regional dan Nasional 4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan Internasional 5. Perdagangan Lokal dan Regional

6. Pusat Olahraga Lokal, Regional dan Nasional Sumber: Perda no. 8/1993 dan pengolahan studio

III.1.3.Perencanaan Umum Tata Ruang Kota Surakarta

Berdasar SK Walikota Dati II Srakarta No.050/ 228/ 1/ 1989 tanggal 25 Mei 1989, bahwa wilayah kotamadya Surakarta dibagi dalam 4 wilayah pengembangan yaitu meliputi :

a. wilayah pengembangan utara b. wilayah pengembangan barat c. wilayah pengembangan timur d. wilayah pengembangan selatan

(4)

Sekolah Dasar Internasional III-

4 Yang kemudian dirinci dalam 10 sub wilayah pengembangan (SWP), sebagai unit perencanaan dalam penyusunan RUTRK Surakarta 1993-2013.

I. SWP I, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Pucang Sawit. Meliputi 6 kelurahan (Pucang sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkarah, Sewu dan Semanggi) seluas 487,52 Ha.

II. SWP II, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kampung Baru. Meliputi 12 kelurahan (Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan) seluas 430,90 Ha. III. SWP III, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Gajahan. Meliputi 12

kelurahan (Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan, Kemlayan, pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu, dan Joyosuran) seluas 494,31 Ha.

IV. SWP IV, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sriwedari. Meliputi 8 kelurahan (Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen).

V. SWP V, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sondakan. Meliputi 3 kelurahan (Pajang, Laweyan, Sondakan) seluas 253,50 Ha.

(5)

Sekolah Dasar Internasional III-

5 VI. SWP VI, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jajar. Meliputi 3

kelurahan (Karang Asem, Jajar, Kerten) seluas 327,60 Ha.

VII. SWP VII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sumber, meliputi 2 kelurahan (Sumber, Banyuanyar) seluas 258,30 Ha.

VIII. SWP VIII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jebres. Meliputi 2 kelurahan (Jebres, Tegalharjo) seluas 349,50 Ha.

IX. SWP IX, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kadipiro. Meliputi 2 kelurahan (Kadipiro, Nusukan ) seluas 715,10 Ha.

X. SWP X, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Mojosongo. Meliputi 1 kelurahan (Mojosongo) seluas 532,90 Ha.

Sedangkan pengembangan fungsi antara lain meliputi :

a. kawasan pengembangan wisata b. kawasan pengembangan budaya c. kawasan pengembangan olah raga

d. kawasan pengembangan relokasi industri e. kawasan pengembangan pendidikan tinggi f. kawasan pengembangan perbelanjaan g. kawasan pengembangan perkantoran

h. kawasan pengembangan lingkungan perumahan yang digambarkan dalam gambar berikut ini :

Pariwisata Pendidikan

(6)

Sekolah Dasar Internasional III-

6

Olah Raga Perumahan

Perdagangan & Jasa Pergudangan

Pusat Administrasi Area Terbuka

FUNGSI KOTA SW

P Wisat a

Budaya OR Indstri Pend. Dagang Kntor Rm h

LOKASI

I x Pucang sawit

II x x x Mangkunegaran

Balaikota, kaw komersial

III x x x Kraton, kaw komersial

IV x x Sriwedari, Balekambang,

Manahan

V x Sondakan, Laweyan

VI x x Jajar

VII x Sumber, Banyuanyar

VIII x x x Jurug, UNS, Kaw

komersial

IX x x Kadipiro

X x Mojosongo

a. Rencana Struktur Tata Guna Tanah

Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993 – 2013, adapun fungsi masing-masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Skala Pelayanan Kegiatan Ters Sekunder Primer

Fungsi / kegiatan (%) SW P Ling BW K Kota /lokal Regi onal Nas Inte r A B C D E F G H Juml ah (%) I ü ü ü ü ü 20 10 70 100 II ü ü ü ü ü ü 10 5 5 10 10 60 100 III ü ü ü ü ü ü 15 15 25 45 100 IV ü ü ü ü ü ü 5 15 5 10 65 100 V ü ü ü ü 15 5 10 70 100 VI ü ü ü ü 5 10 5 5 75 100 VII ü ü ü 5 5 90 100 VIII ü ü ü ü ü 10 5 10 25 5 55 100 IX ü ü ü ü ü 15 5 5 75 100

(7)

Sekolah Dasar Internasional III-

7 Keterangan : A = Fungsi Pariwisata B = Fungsi Kebudayaan C = Fungsi Olahraga D = Fungsi Industri

BWK = Bagian Wilayah Kota Inter = Internasional

E = Fungsi Pendidikan F = Fungsi Perdagangan

G = Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran H = Fungsi Perumahan

b. Penataan Bangunan

1. Penataan Lingkungan dan Bangunan

Penataan kepadatan bangunan pada penggal jalan utama untuk tiap SWP di kota Surakarta :

a. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) tinggi (>75%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks 4 lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan.

b. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) sedang (50 - 75%), untuk bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks 8 lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk perumahan c. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) rendah (20 - 50%), untuk

bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) min 9 lantai, yang berfungsi komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk industry

2. Penataan Bangunan Bertingkat Banyak a. Sangat Potensial

Sepanjang jalan Slamet Riyadi, Urip Sumohardjo, Sudirman, Yos Sudarso, Gatot Subroto, dan Dr. Rajiman (Coyudan)

b. Potensial

Sepanjang jalan A. Yani, Kapt. Mulyadi, Gadjah Mada, Sutan Syahrir, S. Parman, Sudiarto, Veteran, Honggowongso, dan Kol. Sutarto

c. Cukup Potensial

Sepanjang jalan R.M Said,, Akhmad Dahlan, Juanda, Teuku Umar, Ronggowarsito, Kartini, Monginsisdi, Dr. Rajiman (Laweyan), qdi Sucipto, Dr. Moewardi, dan Brigjend Katamso

(8)

Sekolah Dasar Internasional III-

8 d. Kurang Potensial

Sepanjang Jl. Kyai Mojo, Cokroaminoto, Suryo, Yosodipuro, Bhayangkara, Perintis Kemerdekaan, Dr. Wahidin, Hasanudin, MT. Haryono, Ir. Sutami dan Kol. Sugiono.

e. Tidak Potensial

Sepanjang Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Sugiyopranoto, Prof. Dr. Suharso, Suprapto, Mangunsarkoro, Adi Sumarmo dan Ki Hajar Dewantoro.

3. Penataaan Perpetakan Bangunan Jalan-Jalan Utama

a. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak >5000 m² untuk KB min 9 lantai.

b. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 2000 - 5000 m² untuk KB maks 8 lantai

c. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 1000 – 2500 m² untuk KB maks 4 lantai

d. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 1000 m² untuk KB maks 2 lantai

4. Penataan Ketinggian Bangunan

Materi atau kriteria perancangan yang diatur dalam penataan ketinggian bangunan adalah jumlah lantai ketinggian bangunan maksimum pada jalan-jalan utama di tiap Sub Wilayah Pengembangan Kota Surakarta yaitu :

a. Ketinggian bangunan sangat rendah, yaitu blok dengan bangunan tidak bertingkat maksimum 2 lantai dengan tinggi puncak dasar dan dengan Angka Luas lantai = 2x Angka Lantai Dasar.

b. Ketinggian bangunan rendah, yaitu blok dengan bangunan bertingkat maksimum 4 lantai dengan tinggi puncak maksimum 20m dan minimum 12m dari lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 4x Angka Lantai Dasar.

c. Ketinggian bangunan sedang, yaitu blok dengan bangunan bertingkat maksimum 8 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimum 36m dan minimum 24m dari lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 8x Angka Lantai Dasar.

d. Ketinggian bangunan tinggi, yaitu blok dengan bangunan bertingkat minimum 9 lantai dengan tinggi puncak bangunan minimum 40m dari lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 9x Angka Lantai Dasar,

(9)

Sekolah Dasar Internasional III-

9 maksimum 20 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimum 84m dari lantai dasar dan Angka Luas Lantai = 20x Angka Lantai Dasar

III.1.4. Kaitan Usia Sekolah dengan Sekolah Internasional

usia sekolah WNA yang berada di Indonesia adalah sama dengan usia sekolah Warga Negara Indonesia (WNI) untuk tingkat Taman Kanak - kanak hingga Sekolah Menengah Umum (SMU), yaitu usia 5 sampai dengan 19 tahun, dengan terbagi menjadi:

· 5 — 6 tahun usia setingkat Taman Kanak-kanak. · 7 — 11 tahun usia setingkat Sekolah Dasar (SD).

· 12 — 14 tahun usia setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama · 15 — 19 tahun usia setingkat Sekolah Menengah Umum (SMU)

Penduduk Usia Sekolah Kota Surakarta Tahun 2005 (Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS )

7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun Jumlah 55,460 28,556 28,556 60,888 173,460

Penduduk Surakarta Menurut Table Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2005 (Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS )

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 - 4 1,283,887 1,262,883 2,546,770 5 - 9 1,551,753 1,486,848 3,038,601 10 - 14 1,734,624 1,588,100 3,322,724 15 - 19 1,523,129 1,383,220 2,906,349 20 - 24 1,286,619 1,295,800 2,582,419 25 - 29 1,241,340 1,328,521 2,569,861 30 - 34 1,177,968 1,304,950 2,482,918 35 - 39 1,251,001 1,352,976 2,603,977 40 - 44 1,191,607 1,223,268 2,414,875 45 - 49 1,068,128 1,021,627 2,089,755 50 - 54 862,162 875,795 1,737,957 55 - 59 617,353 624,095 1,241,448 60 - 64 556,159 586,334 1,142,493

(10)

Sekolah Dasar Internasional III-

10

65 - 69 397,656 479,337 876,993

70 - 74 312,641 389,977 702,618

75 + 312,697 336,395 649,092

III.2 TINJAUAN SEKOLAH DASAR INTERNASIONAL YANG AKAN

DIRENCANAKAN

III.2.1 Arah Perencanaan 2.1.1 Fungsi

Sekolah Dasar Internasional yang direncanakan merupakan suatu tempat, bangunan atau lembaga dimana didalamnya terdapat kegiatan belajar mengajar dengan jenjang dasar (setelah pra sekolah dan sebelum sekolah menengah) di Surakarta dengan penekanan pengaplikasian metode student centered dan fun learning dengan konsep pembelajaran moving class pada fisik bangunan sekolah dasar internasional.

2.1.2 Tujuan

Secara garis besar tujuan perencanaan Sekolah adalah sebagai berikut :

Menciptakan sebuah pengolahaan fisik bangunan Sekolah Dasar Internasional di Surakarta yang dapat menampung kegiatan belajar mengajar baik pendidikan formal maupun kegiatan non-formal yang berbeda dengan sekolah-sekolah internasional lain di Surakarta ( mengaplikasian metode student centered dan fun learning dengan penerapan konsep moving class pada fisik bangunan sekolah dasar internasional)

III.2.2 Manfaat Perencanaan

2.2.1 Bagi Masyarakat Umum

1. Mampu memberikan alternatif baru bagi warga Surakarta (warga negara Indonesia maupun warga negara asing) yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah dasar internasional yang setara dengan sekolah-sekolah negara maju.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan yang didukung

(11)

Sekolah Dasar Internasional III-

11 dengan penerapan konsep moving class ke dalam fisik bangunan sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

2.2.2 Bagi Pengguna

1. Meningkatkan tingkat pendidikan melalui pemenuhan fasilitas yang ada.

2. Meningkatkan motivasi belajar pada siswa dengan metode aktif dan menyenangkan

III.2.3 Penerapan Arsitektural Dalam Perencanaan Desain 2.3.1 Langgam Arsitektural yang Digunakan

Pengaplikasian metode student centered dan fun learning dengan penggunaan konsep moving class ke dalam fisik bangunan sekolah dasar internasional. Dengan penggunaan elemen-elemen pendukung yang mencerminkan karakter anak pada fasade bangunan. Bangunan direncanakan dengan menggunakan konsep moving class. Sirkulasi dibuat efektif namun efisien sehingga mempercepat perpindahan siswa saat berganti pelajaran.

2.3.2 Konsep Tampilan Fisik Bangunan

1. Secara keseluruhan konsep Perencanaan Sekolah Dasar Internasional di Surakarta menggunakan konsep pengaplikasian metode student centered dan fun learning dengan penggunaan konsep moving class ke dalam fisik bangunan sekolah dasar internasional, untuk tampilan bangunan menggunakan elemen pendukung yang dinding fasade menggunakan bentuk geometri dan huruf alphabet yang mencerminkan materi belajar yang dipelajari anak SD

2. Interior ruang kelas yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran tersebut dengan bentuk pola meja dan kursi agar interaksi guru dan siswa dapat terjadi.

(12)

Sekolah Dasar Internasional III-

12 Interior kelas pendukung konsep moving class :

3. Sirkulasi dibuat efektif sehingga mempercepat perpindahan siswa saat berganti pelajaran.Dengan didukung interior sirkulasi yang dibuat menarik (berkelok-kelok) sehingga ssat siswa berjalan saat pergantian pelajaran siswa lebih refresh dengan adanya interior menarik seperti adanya ruang komunal (taman ) di tengah-tengah deretan kelas.

4. Lansekap dan lingkungan sekitar ditata sedemikian rupa sehingga pengguna merasa nyaman.

III.2.4 Program Perencanaan

4 3

2

(13)

Sekolah Dasar Internasional III-

13 Perencanaan dilakukan dengan membuat suatu program kegiatan yang sesuai untuk diterapkan pada bangunan Sekolah sehingga antara kegiatan pendidikan berjalan dengan baik. Program perencanaan kegiatan yang dilakukan antara lain:

2.4.1 Merencanakan Kegiatan Sekolah

Ø Bangunan Utama

Ø Ruang kelas dan laboraturium

§ Jenis kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan belajar mengajar.

Ø Ruang Pamer

§ Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pameran hasil Karya siswa

§ Siswa, guru dan seluruh civitas akademika sekolah dapat melalukan kegiatan melihat hasil karya siswa yang dipamerkan.

Ø Perpustakaan

§ Kegiatan yang dilakukan adalah membaca. § siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dengan

membaca buku maupun elekronik book.

Pengunjung juga dapat mengakses Internet yang disediakan dalam perpustakaan digital.

Ø Gedung Olah Raga, lapangan sepak bola dan kolam renang § Kegiatan yang dilakukan adalah olah raga.

§ Siswa, guru dan pengelola dapat melakukan kegiatan berolah raga sesuai dengan jadwal dan peraturan yang sudah ditetapkan.

2.4.2 Merencanakan Kegiatan Pengelola

Bangunan pengelola

Ø Kegiatan yang dilakukan adalah bekerja sesuai dengan kepentingan masing-masing.

Ø Seluruh pengurus dan staf melakukan kegiatan sesuai dengan kepentingannya masing-masing.

(14)

Sekolah Dasar Internasional III-

14

Pola kegiatan siswa sumber: analisa penulis.

.Pola kegiatan Guru

sumber: analisa penulis.

Datang

Istirahat Pulang

Melakukan kegiatan belajar di dalam kelas

Melakukan kegiatan belajar di luar kelas.

Datang

Parkir

Istirahat

Pulang

Melakukan kegiatan mengajar di luar kelas Melakukan koordinasi dengan sesama guru dan dengan pengelola.

Parkir

Melakukan kegiatan mengajar di dalam kelas

2.5.1 Siswa

· Melakukan kegiatan belajar di dalam kelas. · Melakukan kegiatan belajar di luar kelas.

2.5.2 Guru atau Tenaga Pengajar

· Melakukan kegiatan mengajar di dalam kelas. · Melakukan kegiatan mengajar di luar kelas.

· Melakukan koordinasi dengan sesama guru dan dengan pengelola.

2.5.3 Pegawai Sekolah

· Memantau segala kegiatan baik kegiatan umum, kegiatan belajar mengajar dan aktifitas lain di luar jam sekolah.

· Mengelola kegiatan penunjang dan servis. · Mengadakan kerjasama dengan sekolah lain.

(15)

Sekolah Dasar Internasional III-

15

Pola kegiatan Pengelola. sumber: analisa penulis.

Datang

Parkir

mengelola keg. umum mengelola keg. penunjg mengelola keg. servis

Istirahat

Pulang Mengadakan kerjasama

dengan pihak luar mengadakan koordinasi

antar divisi

Parkir

· Mengadakan koordinasi dengan kepala-kepala divisi/bagian.

III.2.6 Pengaturan waktu

Kegiatan pembelajaran dengan sistem moving class berlangsung selama 45 menit setiap 1 jam tatap muka dan jeda waktu untuk perpindahan kelas / ruang adalah 5 menit.

Pengaturan jam setiap hari berlangsung sebagai berikut :

Jam ke Waktu Keterangan

1 Jeda waktu 2 Jeda waktu 3 Jeda waktu 4 Jeda waktu 5 Jeda waktu 6 Jeda waktu 7 Jeda waktu 8 07.00 – 07.45 07.45 – 07.50 07.50 – 08.35 08.35 – 08.40 08.40 – 09.25 09.25 – 09.30 09.30 – 10.15 10.15 – 10.30 10.30 – 11.15 11.15 – 11.20 11.20 – 12.05 12.05 – 12.10 12.10 – 12.55 12.55 – 13.00 13.00 – 13.45 Istirahat

(16)

Gambar

Tabel proyeksi pertumbuhan penduduk kota Surakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada

Sapi FH merupakan sapi perah yang tergolong sensitif terhadap suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi. Indonesia merupakan wilayah yang berada di daerah beriklim tropis

[r]

Dalam perkembangan selanjut, dari beberapa Fuqaha muncul kecenderungan yang berbeda-beda dalam menetapkan hukum (istinbath hukum) terhadap suatu permasalahan

Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh antara kepercayaan diri dan motivasi berprestasi secara bersama- sama terhadap prestasi belajar, yang berarti

a. 137) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan

Penelitian yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se- Kecamatan Majalengka ini didasarkan pada masalah pokok, yaitu rendahnya kinerja staf administrasi

Berlandaskan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala