• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Desa

Perpustakaan desa merupakan salah satu jenis perpustakaan umum yang berada didesa, dikembangkan oleh masyarakat desa, serta memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan informasi bagi masyarakat desa.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Desa

Adapun pengertian perpustakaan desa menurut (Sutarno NS 2008, 9) perpustakaan desa adalah :

Perpustakaan desa adalah lembaga layanan publik yang berada di desa. Sebuah unit layanan yang dikembangkan dari, oleh dan untuk masyarakat tersebut. Tujuannya untuk memberikan layanan dan memenuhi kebutuhan warga yang berkaitan dengan informasi, ilmu pengetahuan, pendidikan dan rekreasi kepada semua lapisan masyarakat.

Sedangkan dalam keputusan menteri dalam negeri dan otonomi daerah nomor 3 tahun 2001, perpustakaan desa adalah :

Perpustakaan masyarakat sebagai salah satu sarana/media untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan pendidikan masyarakat pedesaan, yang merupakan bagian integral dari kegiatan pembangunan desa/kelurahan.

Berdasarkan uraian pengertian perpustakaan desa tersebut dapat dilihat bahwa perpustakaan desa merupakan lembaga pelayanan kepada masyarakat desa setempat yang berisi koleksi buku atau non buku untuk memberikan layanan sebagai pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat, serta mendukung kegiatan pendidikan dan rekreasi masyarakat.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Desa

Pada dasarnya perpustakaan desa bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa akan informasi, sebagai sarana untuk mendukung kegiatan pendidikan anak di sekolah serta membantu anak-anak yang putus sekolah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

(2)

Menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh (F. Rahayuningsih 2007, 5) mengatakan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah :

a) Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik.

b) Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

c) Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi pendidikan berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup. d) Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan

pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Tujuan pembentukan, penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan desa adalah untuk melayani masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat tersebut.

Tujuan yang lebih rinci menurut (Sutarno NS 2008, 27) adalah :

a) Menunjang program wajib belajar dan program pendidikan keterampilan masyarakat lainnya.

b) Menyediakan wahana mencerdaskan kehidupan masyarakat desa dan menumbuhkan daya kreasi, prakarsa dan swakarsa masyarakat melalui peningkatan gemar membaca dan semangat belajar masyarakat.

c) Memberi semangat belajar dan hiburan yang sehat dalam memanfaatkan hal-hal yang bersifat membangun dalam waktu senggang.

d) Menyediakan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat dalam berbagai bidang.

e) Menyediakan kebutuhan sarana edukasi, rekreasi, penerangan, informasi dan penelitian bagi warga desa.

(3)

Berdasarkan uraian tujuan perpustakaan desa tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa tujuan terbentuknya sebuah perpustakaan umum maupun perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah kecamatan maupun pemerintah desa/kelurahan adalah untuk sarana pelayanan kepada masyarakat sebagai penyedia sumber informasi yang cepat, tepat dan murah untuk menunjang program wajib belajar dan program pendidikan keterampilan masyarakat lainnya, serta membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi pendidikan berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup. 2.1.3 Fungsi Perpustakaan Desa

Perpustakaan desa/kelurahan memiliki fungsi sebagai penyedia layanan informasi bagi masyarakat desa untuk berbagai kepentingan seperti pendidikan, rekreasi, mendukung mata pencaharian dan medukung pendidikan sekolah anak.

Menurut (Sutarno NS 2008, 42) untuk melaksanakan tugas pokoknya , maka perpustakaan desa memiliki berbagai fungsi sebagai berikut :

a) Pengkajian kebutuhan informasi dan bahan pustaka bagi para pemakai dan masyarakat.

b) Penyediaan bahan pustaka yang diperlukan. c) Pengelolaan dan penyiapan bahan pustaka. d) Penyimpanan dan pelestarian.

e) Pendayagunaan koleksi/bahan pustaka. f) Pemberian layanan kepada pemakai. g) Pemasyarakatan perpustakaan desa.

h) Pengkajian dana pengembangan semua aspek kepustakawanan. i) Pelaksanaan koordinasi dengan pemerintah desa dan instansi terkait. j) Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dan lembaga lain yang

berkepentingan dengan perpustakaan desa. k) Pengelolaan ketatausahaan perpustakaan desa.

(4)

Sedangkan fungsi utama perpustakaan desa/kelurahan menurut Pedoman penyelenggara perpustakaan desa adalah : Sebagai lembaga layanan bahan pustaka dan informasi kepada masyarakat untuk kepentingan pendidikan, informasi, penerangan, dan rekreasi.

Berdasarkan uraian fungsi perpustakaan tersebut maka dapat dilihat bahwa perpustakaan desa bukan hanya sebagai tempat penyedia, penyimpanan dan pengelola bahan pustaka serta informasi, perpustakaan desa juga harus melayani masyarakat, memasyarakatkan perpustakaan, serta menjalin kerjasama dengan perpustakaan dan instansi lain untuk kepentingan pendidikan, informasi, penerangan dan rekreasi masyarakat desa.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Desa

Tugas utama perpustakaan desa/ kelurahan ialah menyediakan, mengolah dan melayankan informasi bagi masyarakat pedesaan.

Menurut (Sutarno NS 2006, 61) tugas perpustakaan secara garis besar adalah :

a) Tugas menghimpun informasi adalah kegiatan mencari, menyeleksi, mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai/lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang di sesuaikan dengan kebijakan organisasi, ketersediaan dana, dan keinginan pemakai serta mutakhir.

b) Tugas mengelola meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelusur, ditemukan kembali dan diakses oleh pemakai. Pekerjaan pengolahan mencakup pemeliharaan dan perawatan agar seluruh koleksi perpustakaan tetap dalam kondisi bersih, utuh dan baik. Sedangkan kegiatan pelestarian adalah dalam rangka preservasi konservasi karena untuk menjaga nilai-nilai sejarah dan dokumentasi.

c) Tugas memberdayakan dan memberikan layanan secara optimal bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, teknologi dan budaya masyarakat di sekitarnya. Termasuk didalam tugas ini adalah upaya promosi dan publikasi serta sosialisasi agar masyarakat di sekitar perpustakaan mengetahui dengan jelas apa yang ada dan dapat dimanfaatkan dari perpustakaan.

(5)

Berdasarkan uraian tugas perpustakaan desa tersebut, dapat dijelaskan bahwa tugas pokok perpustakaan desa adalah menghimpun atau mengumpulkan informasi, mengelolanya, menyimpan, memberdayakan serta memberikan layanan kepada masyarakat dengan menyediakan bahan perpustakaan daninformasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Maksudnya adalah menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan mata pencaharian disuatu desa tersebut. Misalnya mayoritas masyarakat desa bermata pencaharian sebagai pedagang, maka layaknya suatu perpustakaan desa menyediakan bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah perdagangan dan lain sebagainya.

2.2 Evaluasi

Kata evaluasi sering digunakan untuk sebuah penilaian dan perkiraan mengenai objek tertentu. Menurut (Arikunto 2004, 1) menyatakan bahwa:

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil sebuah kepustusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak dection maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Sedangkan (Ajick 2009, 2) menyatakan bahwa evaluasi adalah “penggunaan teknik penelitian untuk mengukur kebutuhan pemakai serta tujuan-tujuan yang dapat mencapai suatu program dalam proses, mengoleksi, menganalisis dan mengartikan informasi atau sebagai bentuk instruksi”.

Berdasarkan beberapa defenisi evaluasi tersebut dapat dijelaskan bahwa evaluasi adalah proses penilaian sistematis terhadap suatu obyek. Dimana untuk menilainya dilakukan proses analisis.

2.2.1 Pengertian Evaluasi Koleksi

Evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi perpustakaan baik dari segi ketersediaan koleksi itu bagi pengguna maupun pemanfaatan koleksi itu oleh pengguna.

(6)

Evaluasi koleksi menurut (Clayton dan Gorman 2001) adalah :

Evaluation of a collection of information resources is the process of getting to know its strengths and weaknesses using techniques that are likely to yield valid and reliable results (in other words, techniques that measure what they set out to measure and provide results that can be replicated if necessary). Collection evaluation is defined as the process of measuring the degree to which a library acquires the materials it intends to acquire in accordance with stated parameters (usually in a collection development policy).

Maksudnya, evaluasi koleksi adalah proses untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan menggunakan teknik tertentu untuk memperoleh hasil yang valid dan reliabel. Evaluasi koleksi didefinisikan sebagai proses mengukur sejauh mana perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan parameter tertentu pada bagian pengembangan koleksi suatu perpustakaan.

Sedangkan (Hernon dan McClure 1990) menyebutkan evaluasi koleksi adalah :

The process of identifying and collecting data about specific services or activities, establishing criteria by which their success can be assessed, and determining both the quality of the services or activityand the degree to which the service or activity accomplishes stated goals and objectives. Berdasarkan pendapat Henon dan McClure diatas dapat dilihat bahwa evaluasi koleksi merupakan proses proses mengidentifikasi dan mengumpulkan data tentang kegiatan tertentu, menetapkan criteria yang dapat menilai keberhasilan mereka dan menentukan baik tidaknya kualitas layanan serta sejauh mana kegiatan perpustakaan mencapai tujuan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa evaluasi koleksi merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui, mengukur, mengidentifikasi dan mengunpulkan data tentang koleksi yang tersedia pada perpustakaan untuk menilai baik tidaknya kualitas layanan perpustakaan serta sejauh mana perpustakaan mencapai tujuan yang berakhir untuk kepentingan kepuasan pengguna.

(7)

2.2.2 Tujuan Evaluasi Koleksi

Pada dasarnya evaluasi koleksi dilakukan adalah untuk kepentingan pengguna, dengan mengevaluasi koleksi tentu kita dapat memutuskan pengembangan dan penyiangan koleksi agar tetap sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Pernyataan (Clayton dan Gorman 2001, 10) memutuskan tujuan evaluasi koleksi adalah untuk:

a) Mencari pemahaman lebih akurat tentang wilayah (scope), kedalaman, dan kegunaan dari koleksi.

b) Mempersiapkan pedoman dan dasar untuk pengembangan koleksi. c) Membantu persiapan kebijakan pengembangan koleksi.

d) Mengukur efektifitas kebijakan pengembangan koleksi. e) Menetapkan kecukupan dan kualitas dari koleksi.

f) Menolong memperbaiki ketidakmampuan pustakawan dan meningkatkan kemampuan mereka.

g) Focus terhadap sumber daya manusia dan financial pada area yang membutuhkan perhatian lebih

h) Membuktikan untuk administrator bahwa sesuatu telah dilakukan tentang tuntutan untuk “penambahan anggaran”

i) Menetapkan adanya kekuatan khusus atau kelemahan dalam koleksi. j) Memeriksa kebutuhan untuk penyiangan dan control koleksi, dan

menetapkan wilayah prioritas untuk kegiatan ini.

Tujuan dari evaluasi koleksi pada perpustakaan perguruan tinggi menurut dokumen (Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2005) adalah :

1) mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi

2) menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruan tinggi 3) mengikuti perubahan, perkembangan sosial budaya, ilmu dan

teknologi

4) meningkatkan nilai informasi

5) mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi 6) menyesuaikan kebijakan penyiangan koleksi.

(8)

Walaupun tujuan yang disebutkan di atas untuk perpustakaan perguruan tinggi, namun materi tersebut bisa digunakan untuk perpustakaanjenis yang lain.

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa tujuan evaluasi koleksi adalah untuk mengetahui mutu, lingkup dan kedalaman koleksi untuk keperluan pengembangan dan penyiangan koleksi agar dapat mengikuti perubahan, perkembangan sosial budaya, ilmu dan teknologi. Serta tentu saja kesemua upaya tersebut dilakukan untuk keperluan pengguna agar koleksi perpustakaan selalu sesuai atau relevan dengan kebutuhan pengguna sesuai dengan perkembangan global.

2.2.3 Metode Evaluasi Koleksi

Metode evaluasi koleksi merupakan teknik atau cara mengumpulkan data dalam mengevalusi koleksi.

Pendapat George Bonn yang dikutip oleh (Evans, 2000) memberikan lima pendekatan umum terhadap evaluasi, yaitu:

1) Pengumpulan data statistik semua koleksi yang dimiliki 2) Pengecekan pada daftar standar seperti katalog dan bibliografi

3) Pengumpulan pendapat dari pengguna yang biasa datang ke perpustakaan

4) Pemeriksaan koleksi langsung

5) Penerapan standar, pembuatan daftar kemampuan perpustakaan dalam penyampaian dokumen, dan pencatatan manfaat relatif dari kelompok khusus.

Terdapat 2 metode dan beberapa cara dalam evaluasi koleksi yaitu sebagai berikut :

1. Metode Terpusat pada Koleksi

Pada metode ini terdapat beberapa cara untuk melakukan evaluasi koleksi, yaitu:

a) Pencocokan terhadap daftar tertentu, bibliografi, atau catalog b) Penilaian dari pakar

(9)

c) perbandingan data statistic

d) Perbandingan pada berbagai standar koleksi

2. Metode Terpusat pada Penggunaan

Pada metode ini terdapat beberapa cara untuk melakukan evaluasi koleksi, yaitu:

a) Melakukan kajian sirkulasi b) Meminta pendapat pengguna

c) Menganalisis statistik pinjam antar perpustakaan d) Melakukan kajian sitiran

e) Melakukan kajian penggunaan di tempat (ruang baca) f) Memeriksa ketersediaan koleksi di rak

Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Seringkali yang terbaik adalah menggunakan beberapa metode yang saling dapat menutupi kelemahannya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode terpusat pada penggunaa dengan cara meminta pendapat pengguna dengan melakukan survei dengan membagikan kuesioner untuk diisi oleh sebagian pengguna yang penulis putuskan sebagai sampel dalam penelitian ini untuk mendapatkan data persepsi pengguna tentang kecukupan koleksi untuk ditarik kesimpulannya serta kesimpulan tersebut diberlakukan untuk seluruh pengguna.

2.3 Pemanfaatan

Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna. Faedah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 646) disebutkan bahwa pemanfaatan mengandung arti proses, cara dan perbuatan memanfaatkan.

(10)

2.3.1 Pengertian Pemanfaatan

Pemanfaatan koleksi erat kaitannya dengan manajemen koleksi. Kata memanfaatkan koleksi perpustakaan dapat diartikan membaca koleksi di ruang baca perpustakaan ( in library use) dan meminjam koleksi dari bagian sirkulasi perpustakaan (out library use).

Berdasarkan uraian pengertian pemanfaatan tersebut maka dapat dijelaskan bahwa pemanfaatan merupakan kegiatan menggunakan. Jika dikaitkan dengan pemanfaatan koleksi di perpustakaan maka pemanfaatan adalah kegiatan menggunakan bahan pustaka baik membaca koleksi di ruang baca maupun meminjam koleksi untuk dibaca dirumah. Pada dasarnya pemanfaatan koleksi pada perpustakaan juga mencakup kegiatan membaca, menyalin atau mencatat, memfotokopi serta meminjam koleksi untuk dibawa keluar perpustakaan.

Suatu hal yang sering menjadi masalah bagi suatu perpustakaan adalah bahwa dari koleksi yang disediakan, hanya sebagian kecilnya saja yang dimanfaatkan oleh pengguna dan sebagian besarnya kurang atau tidak dimanfaatkan.

2.3.2 Pemanfaatan Pelayanan Koleksi Perpustakaan

Pemanfaatan perpustakaan merupakan kegiatan menggunakan bahan perpustakaan dengan berbagai cara misalnya membaca bahan pustaka ditempat, mencatat isi bahan pustaka untuk berbagai keperluan, memfotocopy, serta meminjam bahan pustaka.

Pemanfaatan koleksi perpustakaan dapat berarti proses atau perbuatan memanfaatkan koleksi di ruang baca (in library use) dan meminjam koleksi dari bagian sirkulasi perpustakaan (out libarary use).

(11)

Menurut (Lancaster 1993, 77) membatasi pengertian pemanfaatan di ruang baca dengan bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1) If a book is removed from the shelves, casually glanced at and immediately returned, has it been use?

2) If it is removed, some portion of it read at the shelves, and then put back, has it been used?

3) If it is carried to table, along with others, glanced at and pushed to one side, has it been used?

Pendapat di atas dapat diartikan sebagai berikut :

1) Jika koleksi di ambil dari rak dan dikembalikan lagi, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

2) Jika koleksi diambil dari rak dan sebagian dibaca, apakah koleksi itu dimanfaatkan?

3) Jika koleksi ada di atas meja atau ruang baca dan dibaca sekilas, apakah koleksi itu dimanfaatkan?

Menurut (Zulkarnaen 1997, 45), cara memanfaatkan koleksi buku pada perpustakaan secara umum dikategorikan sebagai berikut:

1) Meminjam

Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi perpustakaan setelah mendapatkan buku yang ia inginkan. Dengan melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu lebih banyak untuk membaca buku yang ia pinjam. Buku tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi kemeja sirkulasi. 2) Membaca di tempat

Bagi pengguna yang memiliki waktu luang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya pada perpustakaan.

3) Mencatat informasi dari buku

Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang ia dapat dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari berbagai buku berbeda.

4) Memperbanyak (menggunakan jasa foto copy)

Dengan memanfaatkan fasilitas mesin foto copy, pengguna dapat memiliki sendiri informasi-informasi yang ia inginkan. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan.

(12)

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dijelaskan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan merupakan semua kegiatan yang mencakup membaca, mencatat, memfotokopi hingga meminjam bahan pustaka.

Menurut Handoko yang dikutip oleh (Handayani 2007, 28) dari segi pengguna, pemanfaatan koleksi perpustakaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) Faktor internal yang meliputi:

a) Kebutuhan, merupakan kebutuhan pengguna akan informasi

b) Motif, merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang mau memanfaatkan koleksi pada perpustakaan

c) Minat, merupakan kecenderungan hati yang tinggi pengguna dalam membaca dan memanfaatkan koleksi perpustakaan.

2) Faktor eksternal yang meliputi:

a) Kelengkapan koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang bisa dimanfaatkan informasinya oleh masyarakat

b) Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna, yaitu keterampilan pustakawan dalam melayani masyarakat dapat dilihat melalui kecepatan dan keramahan pustakawan dalam memberikan layanan perpustakaan

c) Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali ini yang menjadi fasilitas pencarian informasi adalah sarana akses koleksi perpustakaan

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna memanfaaatkan koleksi perpustakaan yaitu faktor internal yang meliputi kebutuhan informasi pengguna, motif yang mendorong pengguna memanfaatkan koleksi perpustakaan serta minat atau kecenderungan hati pengguna untuk memanfaatkan kolrksi perpustakaan. Serta faktor ekternal yang meliputi Lengkap atau tidaknya koleksi yang tersedia di perpustakaan,

(13)

keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna tersebut, serta fasilitas alat bantu temu kembali informasi yang disediakan di perpustakaan.

2.3.3 Cara Memanfaatkan Koleksi Perpustakaan

Dalam memanfatkan bahan pustaka ada beberapa cara yang dilakukan oleh pengguna yaitu : membaca, mencatat, memfotocopy dan meminjam.

1. Membaca

Menurut (Salim 2002, 114) makna dari membaca adalah melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya (dengan melisankan atau dalam hati). Sedangkan dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 85) disebutkan membaca berarti “melihat, serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati)”. Maka dapat dijelaskan bahwa membaca diperpustakaan adalah melihat dan memahami isi suatu bahan bacaan dengan cara melisankan atau hanya dalam hati.

2. Mencatat

Menurut (Salim 2002, 263) makna dari mencatat adalah “menulis atau memasukkan sesuatu dalam buku sebagai peringatan”. Sedangkan dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, 196) disebutkan mencatat adalah menulis atau menyalin. Jadi mencatat di perpustakaan adalah menulis atau menyalin informasi yang ada pada koleksi perpustakaan kedalam sebuah media lainnya sebagai peringatan.

3. Memfotokopi

Menurut (Salim 2002,425) makna dari memfotocopy adalah “membuat salinan barabf cetakan atau barang tulisan lainnya dengan menggunakan mesin fotokopi. Sedangkan dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, 321) disebutkan memfotokopi memiliki makna membuat reproduksi dengan mesin fotocopy. Maka memfotokopi di perpustakaan adalah membuat salinan bahan pustaka dengan menggunakan mesin fotokopi.

(14)

4. Meminjam

Menurut (Salim 2002, 1165) meminjam adalah memakai barang orang lain untuk sementara waktu. Sedangkan dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, 876) disebutkan meminjam bermakna memakai barang urang lain untuk waktu tertentu (kalau sudah sampai waktunya harus dikembalikan. Maka meminjam di perpustakaan adalah memakai koleksi yang ada di perpustakaan dalam waktu yang sudah ditentukan dengan ketentuan yang berlaku dalam jangka waktu peminjaman, dan apabila sudah sampai waktunya maka harus dikembalikan. 2.4 Koleksi Perpustakaan

Koleksi merupakan salah satu unsur yang paling pokok dalam suatu lembaga perpustakaan. Perpustakaan tidak akan dapat berjalan sesuai harapan jika koleksi tidak memadai. Koleksi perpustakaan desa juga haruslah sesuai atau relevan dengan kebutuhan informasi penggunanya. Perpustakaan desa diharapkan dapat menyedikan bahan pustaka yang sesuai dengan mayoritas kebutuhan informasi penggunanya, misalnya disesuaikan dengan mata pencaharian masyarakat setempat.

2.4.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan (Pasal 1 Ayat 2 UU Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan). Koleksi perpustakaan merupakan factor utama dalam mendirikan suatu perpustakaan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan (Sutarno 2006, 113) bahwa Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama (pilar) sebuah perpustakaan.

Sedangkan menurut (Darmono 2001, 60) Koleksi adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan bentuk tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio visual, peta).

Berdasarkan uraian pengertian koleksi perpustakaan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa koleksi merupakan faktor utama terbentuknya suatu

(15)

perpustakaan jika koleksi di suatu perpustakaan belum memadai, maka kegiatan perpustakaan tidak akan berjalan dengan baik. Koleksi perpustakaan merupakan semua bahan pustaka dalam berbagai bentuk tercetak dan bentuk tidak tercetak untuk disajikan kepada pengguna sebagai media pemenuhan kebutuhan informasi yang mereka perlukan.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang perpustakaan desa/kelurahan jenis koleksi perpustakaan desa terdiri atas koleksi karya cetak dan karya rekam.

2.4.2 Tujuan dan Fungsi Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu unsur pokok dalam membangun suatu perpustakaan dan diadakannya koleksi perpustakaan tentu dengan tujuan dan fungsi tertentu yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan

Tujuan diadakannya koleksi perpustakaan tak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan tersebut. Jika tidak ada koleksi maka tidak mungkin ada perpustakaan. Dengan demikian suatu perpustakaan harus menyediakan koleksi yang memadai serta relevan dengan kebutuhan informasi penggunanya.

2. Fungsi

Fungsi koleksi perpustakaan menurut pendapat Randall dan Godrich yang dikutip oleh (Andi Prastowo 2012, 117) ada empat, yaitu reference function, curriculum function, General function, dan research function.

a) Fungsi Referensi (Reference function) yaitu koleksi perpustakaan yang dapat memberikan rujukan tentang berbagai informasi secara cepat, tepat, dan akurat bagi para pemakainya.

b) Fungsi Kurikuler (Curricular function) yaitu koleksi perpustakaan yang mampu mendukung kurikulum.

(16)

c) Fungsi Umum (General function) maksudnya, fungsi koleksi perpustakaan yang bersifat umum ini berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka dan hasil budaya manusia secara keseluruhan.

d) Fungsi Penelitian (Research function) maksudnya, keberadaan koleksi perpustakaan harus mampu berfungsi memberikan jawaban atas keingintahuan dari para pemakai perpustakaan. Dengan begitu, perpustakaan dapat dijadikan sarana yang menyediakan berbagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai atau peneliti. 2.4.3 Jenis Koleksi Perpustakaan

Jenis Koleksi perpustakaan pada dasarnya dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

Menurut (Darmono 2001, 52) beberapa jenis koleksi perpustakaan sebagai sumber belajar yang mungkin dapat dijangkau perpustakaan adalah :

a) Buku

Buku merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun perpustakaan. Pengertian buku adalah terbitan yang membahas informasi tertentu, disajikan secara tertulis sedikitnya setebal 64 halaman tidak termasuk hal sampul.

b) Koleksi Referens

Koleksi referens sebenarnya juga dalam bentuk buku, yang membedakan dengan buku adalah isi dan cara penyusunannya. Contoh buku referens: Kamus, Ensiklopedi, Almanak, Direktori, Buku Tahunan.

c) Sumber Geografi

Jenis koleksi ini berisi informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, bahan tambang, hutan, hasil pertanian daerah tertentu, laut, hasil laut, gunung, gurun, curah hujan untuk daerah tertentu. Bentuk sumber geografi pada umumnya adalah atlas, globe, peta.

d) Jenis Serial (Terbitan Berkala)

Pada umumnya terbitan berkala berupa majalah dan Koran. Majalah dan Koran diperlukan sebagai koleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita aktual yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia. e) Bahan Mikro

Bahan mikro adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media dari buku ke dalam bentuk mikro seperti mikro film dan mikrofis (carik mikro).

(17)

Bahan pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Contoh: Video, kaset, CD-ROM, VCD, Film.

Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang perpustakaan desa/kelurahan, jenis koleksi perpustakaan desa terbagi atas 2 yaitu koleksi karya cetak dan karya noncetak (karya rekam) dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Karya Cetak

a) Buku/Monograf

Buku atau monograf adalah terbitan yang mempunyai satu kesatuan yang utuh, dapat terdiri satu jilid atau lebih. Terbitan yang termasuk dalam kelompok ini adalah buku, laporan penelitin, skripsi, tesis, disertasi.

b) Bahan Bukan Buku

1. Terbitan berkala/berseri Terbitan berkala/berseri adalah terbitan yang diterbitkan terus-menerus dalam jangka waktu/kala terbit tertentu. Terbitan seperti ini dapat berupa harian, mingguan, bulanan dan sebagainya. Yang termasuk dalam bentuk ini adalah surat kabar, majalah dan terbitan lain yang mempunyai kala terbit tretentu.

2. Peta 3. Gambar

4. Brosur, pamflet, booklet dan lain-lain 5. Makalah

Dari uraian penjelasan tentang karya cetak diatas, maka karya cetak merupakan semuan jenis terbitan yang merupakan hasil dari ide pemikiran manusia, yang dituangkan kedalam sebuah bentuk tercetak seperti buku, buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan, majalah, surat kabar, peta, brosur serta terbitan berseri lainnya yang diperuntukkan bagi umum.

(18)

a) Rekaman gambar, misalnya film, CD, microfilm, mikrofis b) Rekaman suara, misalnya piringan hitam, CD dan kaset

c) Rekaman data magnetik/digital, misalnya dalam bentuk disket, CD dan pangkalan data.

Dari uraian penjelasan tentang karya noncetak tersebut diatas maka karya noncetak merupakan hasil pemikiran manusia yang dituangkan kedalam bentuk rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan grafika serta bahan kartografi.

2.5 Layanan Perpustakaan Desa

Layanan perpustakaan desa merupakan salah satu fasilitas umum yang di sediakan untuk kepentingan informasi masyarakat, yang terletas di wilayah pedesaan dan dikelola oleh masyarakat pedesaan.

2.5.1 Pengertian Layanan Perpustakaan

Layanan Perpustakaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi akan berhasil atau tidaknya suatu perpustakaan. Pelayanan yang baik, cepat, tepat dan benar akan member kepuasan bagi penggunanya sehingga pengguna akan percaya bahwa layanan perpustakaan dapat memnuhi informasinya serta akan kembali lagi bila suatu saat dia membutuhkan informasi yang lain.

Baik tidaknya suatu perpustakaan dapat diukur dari kemampuannya memberikan informasi yang tepat kepada penggunanya. (Soeatminah 1992, 129) mengatakan bahwa suatu perpustakaan dianggap bermutu apabila dapat memberi layanan yang cepat, tepat dan benar kepada pemakainnya.

(19)

Layanan perpustakaan-untuk selanjutnya disebut layanan pustaka- adalah layanan informasi pustaka/sumber informasi yang dilakukan oleh perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Layanan ini merupakan aktivitas perpustakaan dalam memberikan jasa perpustakaan kepada pemustaka. Jenis/divisi layanan pemustaka cukup banyak. Adapun penyelenggaraan semua jenis/divisi layanan tersebut disesuaikan dengan kondisi di setiap perpustakaan dan kebutuhan penmustakanya.

2.5.2 Jenis Layanan Perpustakaan Desa

Pada dasarnya ada beberapa jenis layanan di perpustakaan. Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai perpustakaan desa, layanan yang disediakan perpustakaan desa/kelurahan yaitu layanan pembaca dan layanan sirkulasi.

2.5.2.1 Layanan Pembaca

Layanan pembaca merupakan suatu layanan yang memungkinkan pengguna menggunakan atau memanfaatkan bahan pustaka di dalam gedung perpustakaan atau membaca ditempat .

Menururut (Saifullah 2008, 60-61) perpustakaan mengenal dua macam system layanan, yaitu system layanan terbuka dan system layanan tertutup.

1) Sistem layanan terbuka

Layanan terbuka (open access) adalah suatu system layanan yang memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi untuk melihat-lihat, membuka-buka pustaka, dan mengambilnya dari tempat penyimpanan untuk dibaca diruang baca yang disediakan perpustakaan.

2) Sistem layanan tertutup

Layanan tertutup (cloce access) adalah suatu system layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi. Pengunjung memilih pustaka yang ingin dibacanya melalui catalog perpustakaan, dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat meminta kepada petugas untuk mengambilkannya.

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelskan bahwa layanan pembaca meliputi semua kegiatan yang memungkinkan pengguna memanfaatkan koleksi

(20)

perpustakaan didalam gedung perpustakaan tanpa harus terlebih dahulu meminjam koleksi lewat proses sirkulasi.

2.5.2.2 Layanan Sirkulasi

Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris “circulation” yang mempunyai arti perputaran, peredaran. Sedangkan dalam ilmu perpustakaan, kata sirkulasi sering dikenal dengan pemanfaatan bahan pustaka. Menurut (Bafadal-Ibrahim 2000, 24), pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembaliaan bahan pustaka.

Menurut (Sjahrial-Pamuntjak 2000, 97), “Sirkulasi adalah kegiatan peredaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca didalam perpustakaan maupun dibawah keluar perpustakaan.”

Menurut (Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud 2004, 73) layanan yang lazim ditawarkan adalah layanan sirkulasi . layanan ini memberikan kesempatan kepada pengguna untuk meminjam bahan perpustakaan untuk dibawah keluar perputakaan. Jenis bahan yang dapat dipinjamkan berupa buku, jurnal, kaset, CD, atau bahan lainnya.

Pembahasan ini khusus membahas peminjaman buku. Kelancaran proses layanan ini tergantung kepada hal-hal berikut :

1. Sistem peminjaman yang dipilih 2. Petugas yang terampil

3. Peraturan peminjaman yang jelas

Layanan peminjaman mengikuti azas sebagai berikut : 1. Layanan dilakukan dengan cepat dan tepat

(21)

2. Prosedur yang ditempuh mudah dan sederhana

3. Kepuasan pengguna atas pelayanan, harus diperhatikan 4. Pencatatan peminjaman dengan tertib dan teratur

Pelayanan sirkulasi terdiri dari peminjaman, perpanjangan, penagihan,pemberian sanksi, dan surat keterangan bebas pustaka. Faktor utama yang perlu mendapat perhatian dalam menjalankan pekerjaan pelayanan sirkulasi ini adalah terciptanya hubungan yang baik antara petugas dan pengunjung, suasana tenang, sikap yang ramah dan suka membantu serta tidak lekas bosan sehingga pengunjung perpustakaan merasa senang berkunjung keperpustakaan.

Proses layanan sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut : a. Meminjamkan

b. Mengembalikan c. Mencatat pemesanan

d. Memperpanjang masa pinjam e. Penagihan

f. Pemberian sanksi

g. Memberikan keterangan bebas pinjaman

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa layanan sirkulasi merupakan kegiatan peredaran koleksi atau pelayanan kepada pengguna berkaitan dengan kegiatan peminjaman, perpanjangan dan pengembalian bahan pustaka.

(22)

Menurut (Sayuti Hasibuan 2000, 3) sumber daya manusia (SDM) adalah semua manusia yang terlibat didalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut.

Sedangkan (Nawawi 2003, 37) membagi pengertian SDM menjadi 2, yaitu pengertian secara makro dan mikro. Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum memperoleh lapangan pekerjaan (lapangan kerja). Pengertian SDM secara mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatau organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja, dan lain-lain.

Jadi jika dikaitkan dengan perpustakaan, SDM adalah orang yang terlibat didalam organisasi perpustakaan dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi perpustakaan tersebut sebagai personil, pegawai, karyawan, atau pekerja yang dalam istilah perpustakaan disebut pustakawan.

2.6.1 Pustakawan

Dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 dijelaskan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Sedangkan (Sulistiyo Basuki 1993, 8) menyatakan bahwa pustakawan ialah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian layanan kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misi lembaga induknya

Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan atau

(23)

pelatihan kepustakawanan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misi suatu perpustakaan. 2.6.2 Tenaga Perpustakaan Desa/Kelurahan

Dalam Standar Nasional Indonesia tentang perpustakaan desa /kelurahan dijelaskan Perpustakaan desa/kelurahan dikelola sekurang-kurangnya 2 orang dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan yang bertanggung jawab kepada desa/lurah. Kepala perpustakaan adalah tenaga berpendidikan sekurang-kurangnya SMA atau sederajat ditambah dengan pelatihan di bidang perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa perpustakaan desa/kelurahan sekurang-kurangnya memiliki 2 orang pengelola dan sekurang-kurangnya telah menyelasaikan pendidikan SMA atau sederajat ditambah dengan pelatihan dibidang perpustakaan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya pendidikan pemakai pada perpustakaan terutama untuk meningkatkan minat dan keterampilan

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah memberikan layanan kepada masyarakat dalam menyediakan, menyiapkan, mengolah, dan memelihara koleksi

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan perpustakaan dalam menyediakan bahan perpustakaan harus sesuai dengan kebutuhan informasi penggunanya yaitu

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pustakawan layanan referensi harus memiliki pengetahuan umum yang luas, mampu mengidentifikasi dan mengakses sumber-sumber informasi

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan dari perpustakaan sekolah adalah menjadi tempat yang menyediakan berbagai ilmu pengetahuan

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pendidikan berbasis masyarakat adalah suatu proses penyelenggaraan pendidikan yang berdasarkan pada kehidupan masyarakat

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem peminjaman koleksi perpustakaan dimana pengguna tidak dapat masuk ke ruang koleksi jadi

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peranan perpustakaan umum adalah sesuatu yang menjadi bagian dari tugas utama yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan pada