• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan pusat informasi bagi masyarakat. Melalui perpustakaan umum masyarakat akan mendapat layanan informasi dengan mudah, murah, dan cepat, terutama hal-hal yang terkait dengan aktifitas masyarakat. Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat, karena perpustakaan umum menyediakan semua jenis koleksi bahan pustaka dari berbagai jenis disiplin ilmu.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai pengertian yang berbeda-bada. Berikut ini, penulis mengutip beberapa pendapat tentang pengertian perpustakaan umum :

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 3), “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetetakan serta bahan lain untuk kepentingan masyarakat umum”.

Menurut Zen (2006 : 30), “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status social, agama, suku, pendidikan, dan sebagainya”.

Sedangkan menurut Sulistiyo-Basuki dalam Sutarno (2006 : 38), “perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan”.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun berbagai jenis sumber informasi yang didanai oleh masyarakat dan memberikan pelayanan kepada setiap lapisan masyarakat tanpa memandang adanya perbedaan seperti latar belakang, status sosial, pendidikan, agama, usia, dan sebagainya.

(2)

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai tujuan yang ingin di capai seperti halnya dengan perpustakaan lainnya. Berikut ini penulis mengutip beberapa tujuan perpustakaan umum menurut para pakar, antara lain :

Menurut Zen (2006 : 31), tujuan perpustakaan umum adalah :

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyedian bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Sedangkan menurut Manifesto perpustakaan umum Unesco pada tahun 1972 Dalam Sulistyo-Basuki (1993 : 46), perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup.

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan umum adalah untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat

(3)

menggunakan sumber-sumber informasi yang cepat, tepat, dan mudah dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk menciptakaan masyarakat yang berbudaya bagi masyarakat sekitarnya.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai fungsi antara lain yaitu sebagai mediator bagi pengguna perpustakaan yang ingin membutuhkan informasi. Berikut ini beberapa pendapat dari para pakar mengenai pengertian fungsi perpustakaan umum.

Menurut Yusuf (1995 : 23), fungsi perpustakaan umum adalah : 1. Fungsi Informatif

Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum sanggup menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh segenap anggota masyarakat. Sumber informasinya berpotensi memberitahukan atau memberikan informasi kepada segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya.

2. Fungsi Edukatif

Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum dimaksudkan untuk mendidik segenap anggota masyarakat yang memanfaatkannya, termasuk anggota masyarakat yang belum sempat menggunakannya. 3. Fungsi Rekreatif

Koleksi yang disediakan perpustakaan umum banyak yang berisi informasi ringan, artinya tidak mendalam seperti halnya pada perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi, apalagi perpustakaan khusus. Hal ini disebabkan kondisi masyarakat yang dilayani sangat beragam, baik pada tingkat pengetahuan, pendidikan, maupun usianya sehingga sumber informasi yang disediakan pun harus disesuaikan dengan keragaman kondisi masyarakat tersebut.

Sedangkan menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 1988 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 21 tahun 1988, fungsi perpustakaan umum adalah:

1. menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi. 2. memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi.

3. mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informsi, sebagai pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.

(4)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah menghimpun dan mengolah seluruh bahan pustaka dan informasi untuk mendidik seluruh anggota masyarakat yang memanfaatkannya dan memelihara bahan pustaka dan informasi sebagai pusat kegiatan belajar bagi masyarakat pengguna yang berbeda-beda.

2.1.4 Tugas Perpustakaan umum

Setiap perpustakaan mempunyai tugas sesuai dengan jenis perpustakaannya. Begitu juga dengan perpustakaan umum. Didalam buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan Umum (1992 :2) tugas Perpustakaan Umum adalah “mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, pelestarian suatu pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat”.

Sedangkan menurut Sutarno (2006 : 37), tugas perpustakaan umum adalah “memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki”.

Dari pandapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas Perpustakaan Umum adalah

mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, dan pelestarian serta memberikan layanan kepada lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka untuk pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat.

(5)

2.2 Jenis-jenis Pelayanan Perpustakaan 2.2.1 Pelayanan sirkulasi

Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah layanan sirkulasi. Layanan sirkulasi merupakan layanan peminjaman koleksi yang diberikan untuk pengguna perpustakaan.

Menurut buku Pedoman Umum Penyelengaraan Perpustakaan Umum (2000 : 38)

Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pengguna jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasi. Bahan pustaka yang dipinjam untuk dibaca diluar gedung perpustakaan meliputi buku-buku, majalah yang sudah dijilid dan kaset.

Sedangkan menurut Darmono (2001 : 141) “Layanan sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan sirkulasi adalah layanan kepada pengguna perpustakaan berupa peminjaman, pengembalian, serta penyelesaian administrasi bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.

Menurut Sulistiyo-Basuki (1991 : 257) adapun tugas-tugas yang harus dilaksanakan pelayanan sirkulasi adalah sebagai berikit :

1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan.

2. Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan dan pengunduran diri anggota perpustakaan.

3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan perpanjangan waktu peminjaman .

4. Menarik denda dengan buku yang terlambat di kembalikan.

5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang terlambat di kembalikan pada waktunya.

6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak.

7. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman. 8. Membuat statistik peminjaman.

9. Peminjmana antar perpustakaan.

10. Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan.

(6)

Dari pendapat di atas dapat diuraikan bahwa pelayanan sirkulasi memiliki tugas-tugas seperti pendaftaran anggota, peminjman buku, perpanjangan buku, pengembalian buku, menarik denda bagi yang terlambat mengembalikan, membuat statistik peminjaman, dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan peminjaman.

2.2.2 Pelayanan Referensi

Orang datang ke perpustakaan untuk mencari informasi yang beraneka ragam. Ada yang mencari data biografi seorang pahlawan atau mencari lokasi suatu kota. Untuk dapat membantu dalam menemukan informasi yang diperlukan itu, perpustakaan menyediakan suatu koleksi referensi yang terpilih dan yang tepat untuk menjawab pertanyaan penguna perpustakaan.

Menurut Darmono (2001 : 141) “Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, almanac, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca di tempat”.

Sedangkan menurut Sumardji (1993 : 29) “Pelayanan referensi adlah kegiatan melayankan koleksi perpustakaan terutama koleksi pustaka acuan (referens book) atau koleksi yang tidak boleh dibawa pulang oleh pengguna perpustakaan dengan berbagai macam kegiatan pula, antara lain meliputi :

1. Melayani para anggota perpustakaan yang memerlukan koleksi pustaka acuan (referens book).

2. Melayani permintaan fotokopi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan, sehubungan dengan pemakaian koleksi referensi tersebut karena tidak boleh dibawa keluar perpustakaan oleh anggota perpustakaan.

3. Melayani permintaan penelusuran informasi yang diajukan ileh para anggota perpustakaan ataupun siapa saja yang mengajukan permintaan meskipun bukan anggota perpustakaan, dengan syarat-syarat tertentu. 4. Melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali koleksi pustaka

acuan yang telah dibaca oleh para anggota perpustakaan.

5. Membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan referensi.

(7)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan referensi merupakan kegiatan untuk melayani pengguna perpustakaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan koleksi yang dimiliki perpustakaan seperti ensiklopedi, kamus, almanac, direktori, dan sebagainya. Koleksi ini tidak boleh dipinjam tetapi hanya boleh dibaca ditempat.

2.3 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok yang sangat penting pada sebuah perpustakaan, karena dengan adanya koleksi yang memadai masyarakat akan terbantu untuk mendapatkan informasi, sehingga kehadiran perpustakaan dalam lingkungan masyarakat turut berpengaruh terhadap teratasinya kondisi ketertinggalan masyarakat akan informasi.

2.3.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan koleksi yang dimiliki oleh setiap perpustakaan untuk digunakan oleh pengguna yang ingin mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Berikut ini penulis mengutip beberapa pengertian koleksi perpustakaan menurut para pakar.

Adapun pengertian koleksi Perpustakaan Umum menurut Sumardji (1993 : 15) bahwa “Perpustakaan Umum merupakan perpustakaan dengan koleksinya yang bersifat umum (meliputi berbagai ilmu) yang digunakan sebagai sarana penunjang pengembangan pendidikan masyarakat pada umumnya”.

Sedangkan menurut Phillip (1992 : 139) bahwa “koleksi adalah kumpulan buku atau bahan pustaka lainnya; juga dipakai untuk menyatakan seluruh bahan pustaka yang ada di suatu perpustakaan”.

Selain itu, dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 160) bahwa “koleksi adalah sejumlah pustaka tentang suatu perkara tertentu, atau jenis tertentu, yang di kumpulkan oleh seseorang atau suatu perpustakaan”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua jenis bahan pustaka (meliputi berbagai ilmu) yang dikumpulkan dan diolah

(8)

oleh seseorang atau perpustakaan yang digunakan sebagai sarana penunjang pengembangan pendidikan.

2.3.2 Fungsi Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan sebagai sarana penyebar informasi tentu saja memiliki beberapa fungsi yang sama halnya dengan perpustakaan. Dalam buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979 : 34-35) disebutka bahwa fungsi koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Pendidikan

Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan.

2. Fungsi Penelitian

Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbafai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.

3. Fungsi Referens

Fungsi ini melengkapi kedua fungsi diatas dengan menyediakan bahan-bahan referens diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk penelusuran informasi.

4. fungsi Umum

Perpustakaan perguruan tinggi yang menetapkan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain.

Berdasarkan fungsi koleksi di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan setiap perpustakaan khususnya perpustakaan umum sangat penting bagi seluruh masyarakat, sehingga perpustakaan harus selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan informasi seluruh masyarakat sekitarnya dengan koleksi yang dimiliki.

2.3.3 Jenis Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi juga meliputi segala macam cetakan, non cetak dan elektronik. Kategori bahan perustakaan dapat dilihat berdasarkan pendapat yang dikemukakan Sutarno (2006 : 82) yang menyatakan bahwa :

Koleksi perpustakaan mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka terekam, dan elektronik seperti kaset,

(9)

video, piringan (disk), film, film strp, dan koleksi bentuk tertentu, seperti lukisan, alat peraga, globe, foto, dan lain-lain.

Sedangkan menurut pendapat Yulia (1993 : 3-4) yang termasuk jenis bahan perpustakaan yang tercakup dalam koleksi perpustakaan adalah :

1. Karya cetak, seperti buku dan terbitan berseri

2. karya non cetak, seperti rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan grafika, dan bahan kartografi.

3. Bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis, dan mikro paque.

4. Karya dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan memiliki berbagai jenis koleksi yang dilayangkan kepada pengguna baik koleksi dalam bentuk tercetak seperti buku dan terbitan berseri, koleksi non cetak seperti rekaman suara, gambar hidup, dan rekaman video, bahan grafika, bahan kartografi, mikrofilm, dan mikrofis. Karya dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis, cakaram, dan koleksi lainnya. Semua koleksi tersebut dapat digunakan oleh pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

2.3.4 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemanfaatan koleksi perpustakaan, maka terlebih dahulu harus diketahui definisi dari pemanfaatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 711), bahwa pemanfaatan mengandung arti ”proses, cara dan pembuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri”.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat di artikan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah suatu proses atau cara memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Pemanfaatan koleksi di perpustakaan antara lain yaitu menggunakan koleksi didalam perpustakaan dan meminjam buku untuk digunakan diluar perpustakaan.

(10)

2.3.5 Relevansi Ketersediaan Koleksi dengan Kebutuhan Informasi Pengguna

Kesesuaian antara ketersediaan koleksi pada perpustakaan dengan kebutuhan informasi yang di butuhkan pengguna perpustakaan dikenal dengan istilah relevansi. Hal ini berarti koleksi yang tersedia di perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.

Menurut Pao (1989 : 54) bahwa “suatu transaksi temu balik dianggap sukses jika dokumen yang diperoleh relevan dengan kebutuhan pengguna yang memintanya. Relevansi dapat dijadikan kriteria keberhasilan suatu temu balik informasi yang terdapat pada koleksi perpustakaan. Relevansi adalah suatu ukuran keefektifitasan antara sumber informasi dan penerima informasi”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa relevansi merupakan nilai antara koleksi dengan pengguna yaitu ukuran ketepatan suatu temu balik informasi antara koleksi yang dibutuhkan dengan pengguna yang membutuhkan informasi. Jadi ketersediaan koleksi pada perpustakaan harus mempunyai nilai relevansinya yaitu suatu nilai yang diberlakukan pada koleksi perpustakaan untuk dapat dimanfaatkan oleh seluruh pengguna perpustakaan yang membutuhkan.

2.4 Kebutuhan Informasi

Di era informasi sekarang ini, perubahan dapat terjadi dalam waktu sangat cepat. Informasi menjadi sesuatu yang sangat penting. Tanpa informasi, berupa data, info atau pengetahuan dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan masing-masing, maka pengguna informasi akan kesulitan untuk menentukan keputusan yang tepat. Tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan informasi. Kebutuhan informasi seseorang sangat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

(11)

2.4.1 Pengertian Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi setiap orang pasti berbeda-beda baik dari tingkat kebutuhannya sampai dengan jenis informasi yang di butuhkannya. Berikut ini beberapa pengertian tentang kebutuhan informasi menurut beberapa para ahli.

Hartono (2000 : 692) menyatakan bahwa : “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian (events) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”.

Sedangkan menurut Chowdhury dalam Ishak (1999 : 92) bahwa : “kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi permasalahan tentang subjek tertentu”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh penerima berupa data yang menggambarkan kejadian-kejadian nyata dan yang samar yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Menurut Taylor dalam Putubuku (2008 : 2), ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti:

1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu.

2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan.

3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain.

4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.

Belkin dalam Ishak (2006 : 91) menyatakan bahwa “Kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat

(12)

pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut”.

Sedangkan menurut Krikelas dalam Ishak (2006 : 91) menyatakan bahwa “kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam mencari kebutuhan akan informasi dan berusaha untuk mencari kekurangan dalam memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut.

Selanjutnya Chowdhury dalam Ishak (1999 : 92) menyatakan sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain sebagai berikut :

a. Mempunyai konsep yang relative. b. Berubah pada periode tertentu.

c. Berbeda antara satu orang dengan orang lain. d. Dipengaruhi oleh lingkungan.

e. Sulit diukur secara kuantitas. f. Sulit diekspresikan.

g. Seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi lain.

Prawati dalam Ishak (2003 ; 92) menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan:

a. Current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi mutakhir.

b. Everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang diperlukan sehari-hari.

c. Exhaustive approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi secara menyeluruh.

d. Catching-up approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang cepat dan singkat.

Menurut Diao dalam Mustangimah (1998 : 5), menyatakan bahwa :

Kebutuhan informasi ada 3 macam, yaitu kebutuhan informasi objektif, Kebutuhan informasi subjektif, dan kebutuhan informasi yang terpenuhi. Kebutuhan informasi objektif yaitu kebutuhan informasi yang seharusnya ada apabila seorang ingin mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi subjektif yaitu kebutuhan informasi yang didasari oleh seseorang sebagai persyaratan untuk mencapai tujuan’.

(13)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi mempunyai beberapa jenis/macam dan sifat yang berbeda-beda. Dari jenis/macam itu antara lain kebutuhan informasi subjektif, objektif, dan yang terpenuhi. Dari sifat kebutuhan informasi yaitu bahwa kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang relatif, dapat berubah-ubah sesuai dengan faktor lingkungan yang berbeda-beda. Selain itu, kebutuhan informasi dapat diidentifikasikan dengan memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi, kebutuhan informasi yang diperlukan sehari-hari, kebutuhan informasi secara menyeluruh, dan kebutuhan informasi yang cepat dan singkat.

2.4.2 Jenis Kebutuhan Informasi

Jenis kebutuhan informasi bagi pengguna informasi sangat beraneka ragam. Berikut ini bebrapa pengertian tentang jenis kebutuhan informasi menurut beberapa para ahli.

Menurut Yusup (1995 : 10) bahwa “Jenis-jenis informasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

1. Informasi Lisan, informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak, sulit diukur dan dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan manusia pada umumnya.

2. Informasi Terekam, informasi ini paling bermanfaat dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik secara perorangan maupun dalam bermasyarakat, berorganisasi, dan bergaul sesame anggota masyarakat pada umumnya, terutama bergaul yang bertujuan mengembangkan diri kearah yang lebih baik.

Berhubungan dengan tugas pekerjaan, Jarverlin dalam Ishak (2003 :4) memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu :

1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama

2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalan masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi

(14)

yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.

3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insiyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kebutuhan informasi ada beberapa jenis antara lain yaitu informasi lisan, informasi terekam, Informasi yang berkaitan dengan masalah (problem information), Informasi yang berkaitan dengan wilayah (domain information), dan Informasi sebagai pemecahan masalah

(problem-solving information).

2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Pengguna perpustakaan yang ingin membutuhkan informasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut menurut para ahli adalah sebagai berikut :

Pannen dalam Ishak (1990 : 93) menyatakan bahwa “faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan”.

Sedangkan menurut Nicholas dalam Ishak (2006 : 93) menyatakan bahwa “ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu :

a. Jenis pekerjaan.

b. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian sacara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega, dan atasan.

c. Waktu.

d. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi)

e. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk informasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, personalitas yaitu aspek

(15)

psikologis pencari informasi, waktu, menelusur informasi secara internal, sumber daya teknologi, disiplin ilmu, kebiasaan, dan factor lingkungan pekerjaan.

Wilson dalam Ishak (1981 : 93) menyatakan bahwa faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi adalah seperti digambarkan dibawah ini :

Dari gambar di atas dapat dilihat, bahwa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah :

1. Kebutuhan Individu, faktor yang mempengaruhi pada kebutuhan individu ini antara lain yaitu kebutuhan psikologis, kebutuhan afektif dan kebutuhan kognitif.

2. Peran Sosial, faktor yang mempengaruhi peran sosial yaitu peran kerja dan peran tingkat kinerja individu.

3. Lingkungan, terdiri dari faktor lingkungan kerja, sosial budaya, politik, ekonomi, dan lingkungan fisik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam memenuhi kebutuhan informasi perpustakaan terdapat beberapa faktor yang memepengaruhi yaitu kebutuhan individu seperti kebutuhan psikologis, kebutuhan afektif dan kebutuhan kognitif, peran social seperti peran kerja dan peran tingkat kinerja individu, dan factor lingkungan seperti

lingkungan kerja, sosial budaya, politik, ekonomi, dan lingkungan fisik. KEBUTUHAN INFORMASI

(16)

2.4.4 Sumber Informasi

Perpustakaan merupakan tempat sumber informasi bagi seluruh pengguna perpustakaan. Begitu juga dengan perpustakaan umum, maka segala sumber informasi dalam koleksi yang dimilikinya pun bersifat umum.

Menurut Yusup (1995 : 14) menyatakan bahwa :

Memfokuskan sumber informasi yaitu hanya kepada segala macam informasi yang secara khusus bisa diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepantingan umat manusia, yakni informasi terekam yang bisa diperoleh diperpustakaan-perpustakaan dan segala jenisnya, baik informasi yang bersifat ilmiah (bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan) maupun informasi yang bersifat non-ilmiah sepeti informasi tentang keluarga, berita kematian, dan iklan komersial.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber informasi merupakan segala macam informasi yang bisa diawasi, dikendalikan, diolah, dan dikelola oleh perpustakaan untuk seluruh pengguna yang ingin memenuhi kebutuhan informasi.

2.4.5 Pengguna Informasi

Setiap orang yang membutuhkan informasi disebut pengguna informasi. Menurut para ahli pengguna informasi adalah sebagai berikut :

Menurut Bambang S. Sankarto dan Maman Permana (2008, 4) menyatakan bahwa Pengguna informasi adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi. Pengguna informasi dapat menentukan kualitas seperti apa, menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan informasi mereka. Penyedia informasi harus bekerja dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan mereka, dan bekerjasama dengan sumber informasi lain.

Sedangkan menurut Yusuf (1996 : 156) “pengguna atau pemakai jasa perpustakaan adalah semua pengunjung perpustakaan yang bertujuan menggunakan fasilitas perpustakaan untuk mencari informasi dalam rangka memperoleh bahan pustaka atau pengetahuan”.

Selain itu menurut Djatin (1996 : 8) Karakteristik jenis pengguna informasi adalah :

(17)

a. Mahasiswa

Pada umumnya sering menggunakan buku dari pada majalah yanf memberikan penjelasan mengenai topic-topik tertentu.

b. Mahasiswa Pasca Sarjana

Yang mencari informasi untuk penelitian yang sesuai dengan bidang-bidang mereka.

c. Para dokter

Tenaga medis yang bekerja dirumah sakit yang memiliki kesibukan dengan kegiatan atau aktivitas klinisnya.

d. Dosen dan peneliti

Para dosen yang memerlukan informasi untuk keperluan belajar atau mengajar sedangkan peneliti memerlukan informasi untuk mengetahui sejauhmana telaah orang untuk digunakan dalam menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.

e. Pengamat

Mencari informasi mengenai topik-topik yang banyak diminati orang. f. Bidang-bidang khusus

Orang yang mencari informasi mengenai penelitian dimasa lalu dengan motivasi atau sasaran belajar seumur hidup.

g. Masyarakat Umum

Untuk menambah pengetahuan dan mencari informasi serta hiburan. h. Industri dan Pemasarannya

Untuk mengetahui perkembangan teknologi industri.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengguna informasi adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi seperti mahasiswa, mahasiswa pasca sarjana, dosen dan peneliti, pengamat, bidang-bidang khusus, masyarakat umum, industri dan pemasarannya untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini telah menghasilkan produk pengembangan berupa multimedia interaktif pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 3 Singaraja pada kelas VII yang layak

Teknik Mesin Boleh buta warna sebagian (parsial) Teknik Sipil Boleh buta warna sebagian (parsial) Teknik Industri Boleh buta warna sebagian (parsial) Teknik Lingkungan Tidak

sependapat dari putusan Hakim Tingkat Pertama yang menyatakan bersalah melakukan tindak pidana, “Dengan Sengaja Yang Melakukan, Menyuruh Melakukan dan Turut Serta

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

Di sisi lain, dalam tahun ini terjadi rugi operasi karena produk baru (BjLAS) masih belum sempurna sehingga mengakibatkan harga pokok meningkat. Untuk tahun yang

Keempat risk level tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor seperti jenis kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi sebuah link berbeda-beda, menggunakan mesin atau alat yang

Oleh karena Gapoktan Harjo Kinasih telah mampu membuat chip berkualitas baik maka pembuatan tepung mocaf hanya dimulai dari proses penepungan sampai

Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, diberi hargapada jumlah yang sama