BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang termasuk dalam
golongan Rubonucleat Acid (RNA) di mana virus tersebut menyerang sistem kekebalan tubuh atau sistem imunitas manusia dan menyebabkan penyakit yang disebut dengan
Aqciured Immunodeficiency Symndrome (AIDS). HIV positif adalah orang yang telah
terinfeksi virus HIV dan tubuh telah membentuk antibodi (zat anti) terhadap virus, di Indonesia para penderita HIV AIDS seringkali disebut dengan orang yang hidup dengan HIV AIDS atau disingkat ODHA. Mereka berpotensi sebagai sumber penularan bagi orang lain. AIDS) adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem imun yang timbul sebagai akibat dari infeksi HIV. AIDS sering ditandai dengan munculnya berbagai penyakit infeksi oportunistik, keganasan, gangguan metabolisme dan lainnya (Modul PMTCT DepKes RI, 2008).
Kasus AIDS pertama kali di Indonesia dilaporkan pada 1987. Jumlah kasus masih tetap relatif rendah, meski diperkirakan bahwa akan segera terjadi peningkatan drastis. Hingga Mei 2001, 23 dari 26 Propinsi “lama” telah melaporkan ada kasus HIV, dan dari 23 propinsi tersebut 16 diantaranya telah melaporkan adanya kasus AIDS. (Chrish W.Green, 2001:33)
Pada awal tahun 1970-an di Jakarta mulai ditemukan penggunaan narkoba dengan cara suntik atau biasa disebut Injecting Drug User (IDU). Orang yang terlibat biasanya dikenal sebagai morfinis tetapi sekarang diperkirakan yang disuntikkan itu adalah heroin dan bukan morfin. Awalnya heroin dipakai dengan cara menghirup asapnya, kemudian karena alasan ekonomi dan agar lebih cepat merasakan kenikmatannya, merekapun mulai
memakai cara suntik. (Ibid:34).HIV/AIDS salah satunya dapat ditularkan melalui penggunaan narkoba dengan jarum suntik atau Injecting Drug User (IDU) yang memakai jarum suntik secara bergantian, tanpa proses sterilisasi secara tepat.
Salah satu kotadi Jawa Tengah yang memiliki tingkat penderita HIV AIDS yang tinggi adalah Kota Solo. Kota ini merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah setelah Kota Semarang dan merupakan . Kota Solo merupakankota penyangga kehidupan sosial ekonomi masyarakat dari beberapa daerah sekitarnya (Boyolali, Karanganyar, Klaten, Wonogiri dan Sukoharjo serta Sragen). Seiring dengan perkembangannya, masalah sosial seperti mewabahnya HIV/AIDS di Kota Solo, pemerintah kota Solo secara serius memperhatikan hal ini. Berdasarkan data diketahui bahwa pada tahun 2005 hingga saat ini tercatat sebanyak 249 orang meninggal dunia karena terserang HIV/AIDS (ODHA). Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo juga mencatat angka kematian akibat virus mematikan itu sebanyak 742 oang (Sejak 2005, 249 ODHA Meninggal
Dunia, suaramerdeka.com, 7/4-2012).
Berbagai cara dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta untuk menanggulangi mewabahnya HIV AIDS yang kian hari kian mengkhawatirkan. Salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan virus HIV/AIDS adalah melalui program pendampingan yang dilakukan oleh pemerintah dan bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat.Penanganan dampak HIV AIDS berbasis komunitas ditekankan sebagai sebuah sarana yang dipandang efektif untuk mengatasi semakin luasnya penyebaran virus mematikan tersebut.
Salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang melaksanakan program pendampingan berbasis komunitas adalah Yayasan Mitra Alam Surakarta. Berdasarkan data Yayasan ini, diketahui bahwa 20 persen dari total keseluruhan penderita HIV/AIDS di Kota Solo, berasal dari kalangan pecandu narkoba yang jumlahnya diperkirakan
mencapai 306 orang.Dari jumlah tersebut 60 diantaranya merupakan kalangan yang mengalami ketergantungan pada narkotika dan obat-obatan berbahaya. LSM ini sudah cukup lama melakukan pendampingan terhadap ODHA di beberapa wilayah seperti di Surakarta, Sragen, Boyolali, Salatiga dan beberapa wilayah di Banyumas. Selain itu, LSM ini juga bermitra dengan KPA di beberapa kabupaten dan kota di Jawa Tengah dan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Di Surakarta, nama LSM Mitra Alam sangat melekat dengan penanggulangan HIV/AIDS. Hal ini dikarenakan setiap kegiatan yang dilakukan mendapatkan banyak perhatian dari masyarakat dan disebar-luaskan lewat media massa. Salah satu program yang dikembangkan oleh LSM ini adalah Harm Reduction atau penjangkauan dan pendampingan (outreach) melalui proses penjangkauan langsung yang dilakukan secara aktif kepada pemakai narkoba suntik baik secara kelompok maupun individu. Dalam proses pendampingan dan penjangkauan para pekerja lapangan melakukan proses identifikasi yang biasa menjadi tempat pemakai narkoba suntik berkumpul atau tempat yang memungkinkan untuk melakukan interaksi langsung dengan pemakai.
Dalam melakukan penjangkauan dan pendampingan (outreach) prinsip-prinsip yang digunakan oleh LSM Mitra Alam adalah community developmentatau pengembangan masyarakat.Community development dipahami sebagai suatu proses, dimana masyarakat yang tinggal pada lokasi tertentu mengembangkan prakarsa untuk melaksanakan suatu tindakan sosial (dengan atau tanpa intervensi) untuk mengubah situasi ekonomi, sosial, kultural dan lingkungan. Penekanan pentingnya adalah pada prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam proses yang berlangsung, artinya konsep pengembangan dan pemberdayaan bertujuan untuk menolong diri sendiri keluar dari masalah. (Christenson & robinson, 1989:14). Prinsip ini dapat diterapkan apabila para pendamping mempunyai kemampuan komunikasi. Dengan menguasai dan atau
menguasai komunikasi, maka para pendamping atau petugas lapangan dalam melakukanproses komunikasi akan mempermudah mereka dalam melakukan interaksi dengan masyarakat, dalam menyampaikan ide atau gagasan baru baik berupa program-program atau kegiatan lainnya. Strategi yang kemudiaan harus digunakan para pendamping adalah strategi pemasaran program yang baik dan tepat sasaran yang biasanya dikonsepsikan sebagai pemasaran sosial.
Dalam penelitian ini, fokus penelitian terletak pada Strategi komunikasi LSM Mitra Alam dalam melaksanakan pemasaran sosial (program-program) pada penanggulangan HIV/AIDS di Kota Solo. Dengan mengkaji variabel-variabel yang ada dalam pemasaran sosial pada suatu organisasi atau kelembagaan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pokok masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimanastrategi komunikasi pemasaran sosial (program) LSM Mitra Alam dalam melakukan penanggulangan HIV/AIDS di Kota Solo?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka penulis menyimpulkan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan strategi komunikasi pemasaran sosial (program)yang dilakukan oleh LSM Mitra Alam dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Solo.
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik dari segi teoritis maupun praktis. Adapun manfaat itu sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi pengembangan ilmu penelitian di bidang komunikasi, khususnya dalam kajian tentang bagaimana strategi komunikasi pemasaran sosial (program) LSM Mitra Alam dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Solo.
2. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi referensi berbagai pihak untuk memberikan informasi mengenai strategi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, khususnya bagi Lembaga Sosial Masyarakat.
1.5.Konsep-konsep Penelitian dan Batasan Penelitian 1.5.1.Konsep-konsep Penelitian
1. Organisasi
Organisasi menurut Polak (1976) dan Soekanto (1986) yang disebut suatu organisasi adalah suatukelompok yang sengaja dibentuk atau dibuatkan
struktur, yang mengatur hubungan satu sama lain dari sejumlah orang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Organisasi merupakan suatu wadah atau
tempat dimana individu dapat bersama dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Organisasi menjadi tempat bagi orang-orang unutk bekerjasama.
2. LSM Mitra Alam
LSM Mitra Alam adalah salah satu organisasi non pemerintah (NGO) local yang berkedudukan di Kabupaten Sukoharjo, yang bekerja dalam berbagai kegiatan pengembangan swadaya masyarakat.LSM Mitra Alam adalah salah satu lembaga yang berkecimpung dalam program penanggulangan HIV/AIDS. 3. Stategi Pemasaran Sosial
Secara umum pemasaran sosial dapat diartikan sebagai suatu rancangan dan implementasi program yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mempromosikan suatu gagasan sosial atau suatu kasus kepada masyarakat. Ada dua konsep penting yang ada dalam istilah pemasaran, yaitu informasi tentang barang dan jasa dan barang dan jasa itu sendiri. Jadi, dalam aktivitas proses pemasaran sosial, produsen tidak hanya berpikir tentang strategi menyebarkan barang dan jasa kepada para konsumen melainkan juga tentang bagaimana mengemas informasi tentang barang dan jasa agar bisa sampai ke benak konsumen. (Liliweri, 2007:309)
1.5.2.Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah mengenai “Bagaimana strategi komunikasi pemasaran sosial (program) yang dilakukan LSM Mitra Alam dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Solo”. Penentuan batasan penelitian adalah hal yang penting sebelum melakukan penelitian untuk memudahkan peneliti saat pengumpulan data. Lembaga Swadaya Masyarakat yang akan diteliti adalah LSM Mitra Alam yang berdiri di Kota Surakarta. Dan yang akan menjadi fokus penelitian dalampenelitian ini adalah pemasaran sosial (program) LSM Mitra Alam dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Solo. Subjek yang menjadi key informan adalah direktur program, manajer program, petugas lapangan beserta staff LSM Mitra Alam lainnya dan pengguna napza suntik dampingan, sedangkan objek dari penelitian ini adalah LSM Mitra Alam.