• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Komposit

Resin komposit adalah gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul.2 Bahan-bahan ini memiliki sifat mekanis yang baik dan mendekati sifat-sifat dentin dan enamel. Resin komposit paling umum digunakan untuk bahan restorasi karena merupakan bahan yang baik dari segi estetika, kekuatan dan ketahanan terhadap keausan bahan. Resin komposit sering digunakan untuk restorasi anterior kelas 3, 4 dan 5 di mana estetika menjadi keutamaan. Resin komposit juga dapat digunakan untuk restorasi posterior karena tahan terhadap keausan dan mengurangi polimerisasi.1

2.1.1 Komposisi Resin Komposit

Kandungan utama resin komposit adalah matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping dua komponen ini, beberapa komponen lain yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan. Suatu bahan antara (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan yang baik antara bahan pengisi anorganik dan matriks resin dan aktivator-inisiator diperlukan untuk polimerisasi resin.2

2.1.1.1 Matriks Resin

Matriks polimer organik dalam resin komposit yang paling umum adalah diakrilat aromatik atau alipatik. Bisfenol A glicidil metakrilat (bis-GMA), urethane dimetakrilat (UDMA) dan trietilen glikol dimetakrilat (TEGDMA) adalah dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit. Molekul oligomer sangat kental dan membutuhkan penambahan trietilen glikol dimetakrilat (TEGDMA).1

(2)

Gambar 1: Struktur Bis-GMA3

Gambar 2: Struktur TEGDMA3

Gambar 3: Struktur UDMA3

2.1.1.2 Bahan Pengisi

Bahan pengisi adalah komposisi anorganik yang halus dan terdiri dari barium, kaca borosilikat atau gelas barium, strontium atau seng. Resin komposit bisa menjadi radiopak dengan memasukkan unsur atom seperti barium, strontium, zirkonium ke dalam bahan pengisi.1 Bahan pengisi dimasukkan ke dalam matriks resin untuk meningkatkan sifat bahan matriks. Bila bahan pengisi tidak benar-benar berikatan, bahan pengisi dapat melemahkan resin matriks. Bahan pengisi dihasilkan dari pengolahan quartz atau kaca untuk menghasilkan partikel yang berkisar dari 0,1-100µm. Quartz sering digunakan secara luas sebagai bahan pengisi tetapi memiliki

(3)

kelemahan dimana sulit untuk dipoles dan dapat menyebabkan abrasi pada gigi atau restorasi antagonisnya.2

2.1.1.3 Coupling Agent

Ikatan antara bahan pengisi dan matriks resin dapat dipertahankan dengan penggunaan senyawa silikon organik atau bahan penghubung silane. Molekul silane memiliki kelompok reaktif pada kedua ujungnya dan dilapisi pada permukaan bahan pengisi oleh produsen sebelum pencampuran dengan oligomer. Selama polimerisasi, ikatan ganda pada molekul silane bereaksi dengan polimer matriks. Hasil akhirnya adalah bahan dengan sifat kekuatan yang lebih besar daripada bahan pengisi atau matriks secara terpisah. Bonding juga dapat meningkatkan retensi bahan pengisi selama abrasif pada permukaan komposit. Akibatnya, partikel pengisi menjadi keras dan matriks yang dihasilkan menjadi lembut.1 Aplikasi bahan coupling yang tepat dapat meningkatkan sifat mekanis dan fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan mencegah air menembus antara permukaan bahan pengisi dan resin matriks.2

2.1.1.4 Initiators dan Accelerators

Polimerisasi resin komposit dapat dilakukan dengan cara kimia (self-cure) atau dengan aktivasi cahaya. Dual cure adalah kombinasi dari cahaya dan cara kimia. Dalam sistem yang diaktifkan secara kimia, inisiator peroksida akan menghasilkan radikal bebas yang menyerang ikatan ganda molekul oligomer dan memulai proses polimerisasi tambahan organik setelah bereaksi dengan amina tersier akselerator. Inisiasi polimerisasi yang diaktifkan sistem cahaya tergantung pada pemotongan molekul inisiator berdasarkan cahaya dari panjang gelombang yang tepat. Dengan adanya amina alifatik akselerator, radikal bebas diproduksi dan proses polimerisasi dimulai.1

(4)

2.1.1.5 Bahan Tambahan Lain

Terdapat bahan tambahan lain yang ditambah dalam resin komposit yaitu penghambat dan modifier optik.

2.1.1.5.1 Penghambat (Inhibitor)

Penghambat digunakan untuk meminimalkan atau mencegah polimerisasi spontan dari monomer. Penghambat ini mempunyai potensi yang kuat dengan radikal bebas dimana bila radikal bebas terbentuk, bahan penghambat akan bereaksi dengan radikal bebas dan kemudian menghambat perpanjangan rantai dengan mengakhiri kemampuan radikal bebas untuk mengawali proses polimerisasi. Bahan penghambat yang umum dipakai adalah butylated hydroxytoluene dengan konsentrasi 0,01%.2 2.1.1.5.2 Modifier Optik

Bahan tambahan modifier optik juga digunakan untuk menyesuaikan warna gigi. Resin komposit harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi. Warna dapat diperoleh dengan menambahkan pigmen yang berbeda seperti oksida logam. Translusensi dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin.2

2.1.2 Klasifikasi Resin Komposit

Klasifikasi resin komposit dibagi atas tiga yaitu berdasarkan ukuran bahan pengisi, berdasarkan penggunaannya dan berdasarkan aktivasi.

2.1.2.1 Berdasarkan Ukuran Bahan Pengisi

Klasifikasi resin komposit berdasarkan ukuran bahan pengisi terbagi atas lima yaitu resin komposit tradisional, resin komposit berbahan pengisi mikro, resin komposit pengisi partikel kecil, resin komposit hybrid dan resin komposit partikel nano.

(5)

2.1.2.1.1 Resin komposit tradisional

Resin komposit tradisional disebut sebagai komposit konvensional atau komposit berbahan pengisi makro karena ukuran partikel bahan pengisi relatif besar. Bahan pengisi yang paling sering digunakan untuk bahan komposit ini adalah quartz yang memiliki ukuran partikel rata-rata adalah 8-12 µm.1 Resin komposit ini sering digunakan untuk restorasi yang harus tahan terhadap tekanan seperti restorasi kelas 2 dan kelas 4.2

2.1.2.1.2 Resin komposit berbahan pengisi mikro

Resin komposit berbahan pengisi mikro dikembangkan untuk mengatasi masalah kasarnya permukaan pada resin komposit tradisional. Resin komposit ini memiliki ukuran partikel rata-rata sebesar 0,04-0,4 µm. Resin komposit ini memiliki sifat fisik dan mekanis yang kurang dibandingkan komposit tradisional. Meskipun demikian resin komposit berbahan pengisi mikro ini lebih baik daripada resin akrilik dan menghasilkan permukaan akhir yang lebih halus seperti yang diharapkan untuk restorasi estetika dibandingkan dengan komposit lain. Jadi, bahan ini lebih disukai untuk restorasi lesi karies permukaan halus yaitu restorasi kelas 3 dan kelas 5.2

2.1.2.1.3 Resin komposit pengisi partikel kecil

Resin komposit berbahan pengisi partikel kecil dikembangkan untuk memperoleh kehalusan permukaan dari resin komposit berbahan pengisi mikro dengan tetap mempertahankan atau bahkan meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin komposit tradisional. Ukuran rata-rata bahan pengisi untuk resin komposit ini adalah 1-5 µm yang dirancang untuk restorasi posterior. Sebagian resin komposit berbahan pengisi partikel kecil ini menggunakan quartz sebagai bahan pengisi tetapi kebanyakan memakai kaca yang mengandung logam berat. Resin komposit ini menunjukkan sifat fisik dan mekanis yang paling unggul. Resin komposit ini sering digunakan pada area dengan tekanan dan abrasi tinggi seperti restorasi kelas 1 dan kelas 2.2

(6)

2.1.2.1.4 Resin komposit hybrid

Resin komposit hybrid dikembangkan untuk memperoleh kehalusan permukaan yang lebih baik daripada resin komposit partikel kecil tetapi tetap mempertahankan sifat resin komposit pengisi partikel kecil. Kebanyakan bahan pengisi hybrid terdiri atas silika koloidal dan partikel kaca yang dihaluskan. Kaca mempunyai ukuran partikel rata-rata 0,6-1 µm. Resin komposit ini sering digunakan untuk restorasi anterior termasuk restorasi kelas 4 karena kehalusan permukaan dan memiliki kekuatan yang cukup baik.2

2.1.2.1.5 Resin komposit partikel nano

Resin komposit partikel nano terdiri atas dua yaitu nanofiller dan nanohybrid.

Resin komposit nanohybrid mengandung partikel yang berukuran nano (0,005-0,01 mikron) pada matriks resin dengan bahan pengisi yang lebih konvensional. Resin komposit nanohybrid dapat diklasifikasikan sebagai resin komposit universal pertama yang memiliki sifat penanganan dan kemampuan poles didapat dari komposit mikrofilled serta kekuatan dan ketahanan aus dari hybrid tradisional.21

Keuntungan resin komposit nanohybrid diantaranya dapat digunakan pada restorasi kelas 1, 2, 3, 4 dan 5, kemampuan poles yang baik karena memiliki ukuran pertikel yang sangat kecil sehingga dapat mengurangi retensi sisa makanan, memiliki kekerasan yang lebih bagus daripada bahan restorasi komposit lainnya dan memiliki ciri-ciri seperti enamel dan dentin.21-23

2.1.2.2 Berdasarkan Penggunaan

Klasifikasi resin komposit berdasarkan penggunaan terbagi atas enam yaitu resin komposit microfilled, resin komposit packable, resin komposit flowable, resin komposit laboratory, resin komposit core dan resin komposit provisional.

2.1.2.2.1 Resin komposit microfilled

Resin komposit microfilled direkomendasikan untuk restorasi kelas 3 dan kelas 5 dimana pemolesan dan estetika yang paling penting. Salah satu produk resin

(7)

komposit microfilled telah digunakan untuk restorasi posterior yang terdiri dari aktivasi cahaya resin dimetakrilat dengan pengisi silika koloid 0,04 µm dan resin

prepolymerized yang kadang-kadang diisi dengan silika koloid. Total bahan pengisi

anorganik adalah 32% sampai 50%. Resin komposit microfilled menyerap air lebih banyak dan memiliki ekspansi termal yang lebih daripada microhybrid atau nanokomposit karena memiliki bahan pengisi yang kurang penuh.3

2.1.2.2.2 Resin komposit packable

Resin komposit packable adalah pasta komposit yang memiliki viskositas yang sangat tinggi dan perlekatan permukaan yang rendah. Bahan ini tidak terkondensasi seperti amalgam tetapi dapat dikompresi. Resin komposit ini direkomendasikan untuk restorasi kelas 1 dan 2. Resin komposit ini terdiri dari resin dimetakrilat dengan aktivasi cahaya dan diaktifkan dengan pengisi yang berporeus atau tidak teratur. Bahan pengisi dalam komposit ini memiliki volume 66% sampai 70%. Interaksi bahan pengisi dan modifikasi resin komposit ini menyebabkannya menjadi packable.3 2.1.2.2.3 Resin komposit flowable

Resin komposit flowable adalah komposit yang memiliki viskositas yang rendah dengan aktivasi cahaya. Resin komposit ini direkomendasi untuk lesi serviks, restorasi gigi sulung dan restorasi kecil. Resin komposit ini mengandung resin dimetakrilat dan bahan pengisi anorganik dengan ukuran partikel 0,4-3,0 µm dan bahan pengisi 42% - 53%. Resin komposit ini memiliki modulus elastisitas yang rendah sehingga dapat menjadikan resin komposit ini berguna pada abfraksi di daerah servikal. Resin komposit ini juga memiliki penyusutan polimerisasi yang lebih tinggi dan ketahanan aus yang lebih rendah dibanding dengan resin komposit lainnya karena kandungan bahan pengisinya yang rendah.3

2.1.2.2.4 Resin komposit laboratory

Mahkota, inlay dan veneer terikat dengan koping logam dapat dibuat dengan komposit yang diproses di laboratorium dengan menggunakan berbagai kombinasi

(8)

cahaya, panas, tekanan dan vakum untuk meningkatkan derajat polimerisasi, kepadatan, sifat mekanis dan ketahanan aus.3

2.1.2.2.5 Resin komposit core

Resin komposit core ini tersedia self-cured, light-cured dan dual-cured. Resin komposit core biasanya berwarna biru, putih atau opak untuk memberikan warna yang kontras dengan struktur gigi. Sebagian resin komposit core dapat melepaskan fluor. Resin komposit core memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan amalgam yaitu dapat terikat dengan dentin, mudah untuk dikontur dan dapat memiliki warna yang lebih alami di bawah retorasi keramik. Resin komposit core berikatan dengan sisa enamel dan dentin menggunakan agen bonding.3

2.1.2.2.6 Resin komposit provisional

Resin komposit provisional dapat mempertahankan posisi gigi dan melindungi margin serta memberikan dimensi vertikal yang tepat. Inlay sementara, mahkota dan gigi palsu sebagian biasanya dibuat dari resin akrilik atau resin komposit.3

2.1.2.3 Berdasarkan Aktivasi

Klasifikasi resin komposit berdasarkan aktivasi terbagi atas tiga yaitu resin komposit aktivasi cahaya, resin komposit aktivasi kimia dan resin komposit aktivasi

dual.

2.1.2.3.1 Resin komposit aktivasi cahaya (light-cured)

Resin komposit light-cured tersedia dalam berbagai warna dalam syringe yang terbuat dari plastik untuk melindungi bahan dari paparan cahaya. Resin komposit ini menggunakan sinar dengan waktu pengaturan yang dikontrol untuk polimerisasi. Resin komposit ini menggunakan sinar cahaya biru dengan panjang gelombang 470 nm yang diserap dengan foto-aktivator seperti camphoroquinone. 18

(9)

2.1.2.3.2 Resin komposit aktivasi kimia (chemical-cured)

Resin komposit chemical-cured disediakan dalam dua pasta yaitu katalis dan universal. Aktivasi kimia dicapai pada suhu kamar dengan amina organik (pasta katalis) bereaksi dengan peroksida organik (universal) untuk menghasilkan radikal bebas dan menyerang ikatan karbon ganda dan menyebabkan polimerisasi. Dua pasta ini dicampur dalam waktu 20-30 detik. 18

2.1.2.3.3 Resin komposit aktivasi dual (dual-cured)

Jenis resin komposit berdasarkan dual-cured berisi inisiator dan akselerator yang memungkinkan teraktivasi oleh sinar dan mengeras dengan sendirinya (self curing).18

2.1.3 Sifat-sifat Resin Komposit

Sifat-sifat resin komposit terbagi atas empat, yaitu sifat fisik, sifat mekanis, sifat optis dan sifat biologis.

2.1.3.1 Sifat Fisik

2.1.3.1.1 Polymerization shrinkage

Resin komposit memiliki kekurangan yaitu mengalami pengerutan selama polimerisasi. Hal ini akan menyebabkan kebocoran mikro, kegagalan perlekatan bahan adhesif, iritasi pulpa, karies sekunder, sensitif pasca restorasi serta kegagalan restorasi. Dasar dari teknik penambalan sedikit demi sedikit adalah untuk mengompensasi pengerutan yang terjadi pada saat pengerutan. Campuran pertama yang dimasukkan ke dalam dasar kavitas akan sudah terpolimerisasi sebagian sewaktu campuran berikutnya diambil serta dimasukkan ke dalam kavitas sehingga adanya ruangan karena pengerutan lapisan pertama akan diisi oleh lapisan berikutnya.3

2.1.3.1.2 Sifat termal

Resin komposit memberikan isolasi termal yang baik untuk pulpa gigi karena matriks polimer organik memiliki konduktivitas termal yang rendah.1 Koefisien linear

(10)

ekspansi termal dari resin komposit berkisar 25-38 x 10-6/ºC untuk resin komposit dengan partikel halus dan 55-68 x 10-6/ºC untuk resin komposit dengan partikel

microfine.3 Konduktivitas termal dari semua resin komposit cocok dengan enamel dan dentin dan jauh lebih baik dibandingkan dengan amalgam.1 Konduktivitas termal resin komposit dengan partikel halus adalah lebih besar dari resin komposit dengan partikel microfine karena konduktivitas pengisi anorganik lebih tinggi dibandingkan dengan matriks polimer.3

2.1.3.1.3 Penyerapan air

Penyerapan air resin komposit hybrid (5-17 mg/mm3) lebih rendah dibandingkan dengan resin komposit microfine (26-30 mg/mm3) karena fraksi volume yang lebih rendah dari polimer dalam resin komposit dengan partikel halus. Kualitas dan stabilitas bahan antara silane penting dalam meminimalkan kerusakan ikatan antara bahan pengisi dan polimer dan jumlah penyerapan air. Penyerapan air merupakan proses yang lambat bila dibandingkan dengan polymerization shrinkage dan stress.3 Penyerapan air oleh resin komposit berkorelasi dengan penurunan kekerasan permukaan dan ketahanan aus.1

2.1.3.1.4 Kelarutan

Kelarutan resin komposit bervariasi 0,25-2,5 mg/mm3 dan berkisar antara 1,5% sampai 2,0% dari berat bahan asli.3 Alkohol adalah pelarut bis-GMA dan gel fluor yang ditambah asam akan meningkatkan laju disolusi partikel bahan pengisi. Oleh karena itu, produk yang tidak mengandung alkohol harus digunakan.1

2.1.3.1.5 Kestabilan warna

Warna sangat penting dalam restorasi estetik. Perubahan warna dapat terjadi dari oksidasi dan hasil dari pertukaran air dalam matriks polimer dan interaksi dengan polimer yang tidak bereaksi dan inisiator yang tidak terpakai atau akselerator.3

(11)

2.1.3.1.6 Kekasaran permukaan

Kekasaran adalah suatu bentuk iregularitas pada tekstur permukaan yang disebabkan karena friksi, penggunaan yang berlebihan, goresan mekanis dan kimiawi. Kekasaran permukaan dihitung berdasarkan alat surface roughness tester yang nilainya dinyatakan dalam Ra dengan satuan µm.3,24

2.1.3.2 Sifat Mekanis 2.1.3.2.1 Kekuatan

Kekuatan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan tekanan yang diberikan kepadanya tanpa terjadi kerusakan. Kekuatan tarik dan kekuatan tekan yang diuji dengan metode diametral dan kekuatan lentur dan modulus untuk komposit gigi sangat penting. Kekuatan tekan sangat penting karena diperlukan untuk kekuatan mengunyah.3 Kekuatan lentur dan modulus tekan resin komposit microfilled dan

flowable sekitar 50% lebih rendah dari nilai untuk resin komposit hybrid dan resin

komposit packable karena volume persen bahan pengisi yang terdapat di dalam komposit ini sendiri.18

2.1.3.2.2 Modulus elastisis

Modulus lentur dari resin komposit microfilled dan flowable biasanya lebih rendah daripada resin komposit packable karena penurunan volume persen bahan pengisi yang terdapat di dalam resin ini sendiri.3

2.1.3.2.3 Kekerasan permukaan

Restorasi harus memiliki permukaan halus dan teratur tetapi kondisi ini tidak sering terjadi karena resin komposit sering terpapar dengan abrasi, erosi dan atrisi di dalam rongga mulut.24 Kekerasan permukaan memberikan indikasi ketahanan terhadap penetrasi ketika di bebani dengan indentasi. Nilai kekerasan tergantung pada metode yang digunakan untuk pengukuran. Umumnya, nilai yang rendah menunjukkan angka kekerasan bahan yang lunak dan sebaliknya.17 Nilai kekerasan untuk resin komposit (22-80 kg/mm2) yaitu lebih rendah dari enamel (343 kg/mm2)

(12)

dan amalgam (110 kg/mm2). Kekerasan permukaan resin komposit dengan partikel yang halus lebih besar dari nilai untuk resin komposit dengan partikel microfine karena fraksi kekerasan dan volume partikel bahan pengisi.3

2.1.3.2.4 Wear rates

Dalam kondisi klinis, restorasi resin komposit berkontak dengan permukaan lain seperti gigi antagonis, partikel makanan dan cairan rongga mulut yang dapat menyebabkan keausan dan degradasi. Tekanan oklusal terhadap bahan restorasi gigi lebih besar di posterior dibanding dengan tekanan oklusal di anterior. Beberapa studi klinis telah melaporkan bahwa generasi terbaru dari nanokomposit memiliki ketahanan aus yang sangat baik. Komposit nanofilled telah terbukti menunjukkan ketahanan aus yang mirip dengan enamel alami manusia.3

2.1.3.3 Sifat optis 2.1.3.3.1 Radiopacity

Beberapa bahan pengisi seperti kaca kuarsa, lithium-aluminium dan silika tidak radiopak dan harus dicampur dengan bahan pengisi lain untuk menghasilkan komposit radiopak. Dalam komposit nanofilled, radiopacity dicapai dengan menggunakan zirkonia nanomerik (5-7 nm) atau dengan memasukkan zirkonia di dalam nanocluster bersama dengan silika.3

2.1.3.4 Sifat biologis

2.1.3.4.1 Biokompatibilitas

Hampir semua komponen utama dari resin komposit (Bis-GMA, TEGDMA dan UDMA) bersifat sitotoksik. Organisasi Internasional Standardisasi (ISO) membuat pengujian toksisitas bahan material kedokteran gigi dengan merendam bahan komposit di dalam berbagai medium berair dan organik untuk melihat respon biologis dari bahan komposit. 3

(13)

Komposisi Resin komposit Tradisional Berbahan pengisi mikro Partikel kecil Hybrid

Bahan pengisi anogranik % volume % berat 60-70 70-80 20-59 35-67 65-77 80-90 60-65 75-80 Sifat

Kekuatan kompresi (MPa) 250-300 250-350 350-400 300-350

Kekuatan tarik (MPa) 50-65 30-50 75-90 40-50

Modulus elastik (GPa) 8-15 3-6 15-20 11-15

Koefisien ekspansi termal (10-6/ºC)

25-35 50-60 19-26 30-40

Penyerapan air (mg/cm2) 0,5-0,7 1,4-1,7 0,5-0,6 0,5-0,7

Nilai kekerasan Knoop 55 25-35 50-60 50-60

2.1.4 Reaksi polimerisasi resin komposit

Resin komposit biasanya menggunakan visible light activated light dengan panjang gelombang 450-475 nm. Sumber cahaya meliputi quartz halogen, laser, plasma arc dan yang terbaru light emitting diodes (LED). Energi minimum yang diperlukan untuk mengeraskan resin komposit adalah 300 mW/cm2.21 Faktor-faktor yang mempengaruhi polimerisasi dari resin komposit adalah:

1. Lama curing: Ini tergantung pada warna resin, intensitas cahaya, dalamnya kavitas, ketebalan resin, pengisi komposit

2. Warna resin: Warna yang lebih gelap memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicuring (60 detik dengan kedalaman maksimum 0,5 mm)

3. Suhu: resin komposit pada suhu ruangan akan mengeras lebih sempurna dan lebih cepat

4. Ketebalan resin: Ketebalan optimum adalah 1-2 mm

5. Jarak penyinaran: Jarak optimum adalah < 1 mm, dengan posisi cahaya 90º dari permukaan komposit

6. Kualitas sumber cahaya: Panjang gelombang antara 400 – 500 nm22

Reaksi polimerisasi terbagi atas tiga yaitu self-cured resin komposit, light-cured resin komposit dan juga dual-cured resin komposit. Self-cured resin komposit

(14)

mengandung inisiator dan akselerator. Inisiator yang digunakan adalah benzoyl

peroxide dan akselerator yang digunakan adalah tertiary aromatic amine. Kemudian,

resin komposit akan mengeras dengan sendirinya. Light-cured resin komposit menggunakan sinar dengan panjang gelombang tertentu untuk mengaktivasi polimerisasi. Sinar yang digunakan adalah sinar biru dengan panjang gelombang 470 nm yang akan diserap oleh fotoaktivator (0,2%-1%) dan champoroquinone.

Self-cured resin komposit mengandung initiator dan akselerator dan diaktivasi

menggunakan sinar dan akan mengeras dengan sendirinya.3

2.2 Obat Kumur

Obat kumur adalah cairan yang digunakan untuk membersihkan dan meningkatkan kesehatan mulut, estetika dan kesegaran nafas.18 Obat kumur merupakan produk oral hygiene yang sangat penting untuk pasien. Obat kumur telah digunakan lebih dari 3,000 tahun yang lalu.16 Obat kumur paling efektif digunakan pada pagi dan sore hari setelah penyikatan gigi dan terdiri atas 3 bahan utama. Agen yang aktif di dalam obat kumur bisa digunakan untuk anti-karies, efek antimikroba, fluor dan pengurangan adhesi plak. Agen aktif ini kemudian berinteraksi dengan air atau alkohol. Alkohol digunakan untuk melarutkan beberapa bahan aktif, meningkatkan rasa dan bertindak sebagai pengawet untuk memperpanjang jangka kerja obat kumur. Di dalam obat kumur juga terdapat agen penyedap untuk menyegarkan napas termasuk eucalyptol, menthol, thymol dan methyl salicylate.18 Dua faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi obat kumur adalah keasaman dan kadar etanol didalam obat kumur tersebut. Jika dibandingkan dengan minuman beralkohol, bir mengandung sekitar 4% dan wine mengandung sekitar 11% etanol. Meskipun obat kumur tidak ditelan seperti minuman beralkohol tetapi kadar etanol yang tinggi mempunyai efek topikal yang harus dihindari.18 Obat kumur juga memiliki efek terhadap bahan restorasi. 4,5,9-15 Kadar etanol yang tinggi dapat melunakkan permukaan bahan resin seperti komposit resin, kompomer. Ini lebih signifikan pada resin yang menggunakan sinar.18

(15)

Terdapat juga penelitian yang meragukan adanya toksik atau biokompatibilitas obat kumur terutama yang mempunyai kadar etanol yang tinggi. Resiko karsinogenik meningkat dengan meningkatnya durasi terpapar dan frekuensi penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol. Faktor resiko ini mirip dengan efek yang dihasilkan dari peningkatan konsumsi minuman beralkohol. Meskipun ada hasil yang berbeda dari berbagai studi klinis tetapi tampaknya terdapat efek hanya ketika kadar etanol yang tinggi dari obat kumur itu sendiri dan penggunaan yang berlebihan. Alkohol dapat dianggap sebagai unsur yang penting di dalam obat kumur karena bertindak sebagai pelarut untuk minyak aromatik, agen aroma dan memberikan bau yang enak pada rongga mulut. Banyak orang awam tidak menyadari bahwa sebagian besar obat kumur mengandung alkohol.18

Banyak obat kumur memiliki warna yang menarik dan rasa yang menyenangkan yang dapat menarik orang awam. Keracunan alkohol pada anak-anak lebih serius jika dibandingkan dengan orang dewasa karena alkohol bisa menyebabkan induksi hipoglikemia yang merupakan komplikasi serius pada anak-anak. Ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada hati dan otak dan kasus fatal telah dilaporkan pada seorang anak berusia 4 tahun yang menelan obat kumur yang mengandung 10% alkohol. Kekhawatiran tentang bahaya keracunan alkohol pada anak-anak mendorong American Dental Association untuk meminta produsen obat kumur yang mengandung lebih dari 5% alkohol untuk meletakkan label peringatan keselamatan untuk anak-anak. The American Academy of Pediatrics telah merekomendasikan ke U.S Food and Drug Administration untuk membatasi kandungan alkohol didalam obat kumur maksimal sebanyak 5% dan harus mempunyai label peringatan keselamatan untuk anak-anak.16

(16)

2.3 Alat-alat tes uji kekerasan

Pengetahuan tentang kekerasan bahan sangat berguna untuk teknisi dan juga dokter gigi. Uji kekerasan termasuk dalam spesifikasi American Dental Association (ADA) untuk bahan material kedokteran gigi. Ada beberapa jenis tes kekerasan permukaan yang sebagiannya didasarkan pada kemampuan permukaan material untuk menahan penetrasi oleh titik berlian atau steel ball di bawah beban tertentu.2 Tes yang paling sering digunakan dalam menentukan kekerasan bahan material kedokteran gigi dikenal dengan nama Vickers, Knoop, Brinell dan Rockwell.17

Uji kekerasan dilakukan dengan memberikan gaya standar atau beban kepada indentor. Prosedur umum untuk menguji kekerasan adalah gaya standar atau berat diberikan pada titik penetrasi. Gaya standar ini diberikan kepada indentor dan akan menghasilkan lekukan berbentuk simetris yang dapat diukur di bawah mikroskop.18 Lekukan berbentuk simetris diukur di bawah mikroskop untuk kedalaman, area atau lebar lekukan, karena lekukan ini terlalu kecil untuk dilihat dengan mata. Apabila beban tetap diterapkan pada indentor standar, dimensi lekukan akan bervariasi dengan resistensi terhadap penetrasi dari bahan yang diuji. Jadi, beban ringan digunakan untuk bahan yang lebih lunak.3,17 Berbagai uji kekerasan berbeda dalam bahan indentor, geometri dan beban. Indentor dapat dibuat dari baja, tungsten carbide atau berlian dan dibentuk dari 1 sampai dengan 3000 kilogram. Pilihan uji kekerasan tergantung pada bahan, kekerasan yang diharapkan dan tingkat lokalisasinya.18

Tes Knoop dan Vickers diklasifikasikan sebagai tes microhardness manakala tes

Brinell dan Rockwell adalah tes macrohardness. Jumlah kekerasannya berdasarkan

kedalaman penetrasi titik indentor kepada bahan tersebut.2 Bagi metode yang melibatkan pengukuran lekukan dengan mikroskop setelah kekuatan indentasi dikeluarkan, nilai kekerasannya berkait dengan tingkat deformasi permanen yang diproduksi pada permukaan bahan uji dengan indentor di bawah beban yang diberikan. Desain piramida indentor yang digunakan pada Vickers dan Knoop menunjukkan bahwa apabila alat bersentuhan dengan permukaan bahan uji, tekanan awal adalah sangat tinggi. Kekerasan sering digunakan untuk memberi indikasi kemampuan untuk melawan goresan. Oleh karena itu, bahan akrilik lebih mudah

(17)

tergores karena relatif lebih lunak. Bahan yang keras akan lebih sulit untuk dipoles dengan cara mekanis. Kekerasan juga digunakan untuk memberi indikasi ketahanan abrasi material terutama sewaktu pemakaian yang mencakup goresan.17

2.3.1 Vickers Hardness Test

Metode Vickers ini diperkenalkan oleh Smith dan Sandland pada tahun 1925 digunakan untuk mengukur kekerasan sesuatu bahan.20 Vickers Hardness Test ini

menggunakan indenter yang berbentuk persegi berlian piramida dengan sudut 136°. Indentor ini menghasilkan lekukan persegi. Kekerasan berlian piramida dihitung dengan membagi beban yang diterapkan oleh luas permukaan lekukan.1,3,17,20 Metode perhitungan Vickers hardness number (VHN) adalah sama dengan Brinell hardness

number (BHN) yaitu beban dibagi dengan luas proyeksi lekukan. Panjang diagonal

indentasi diukur dan diambil rerata. Vickers hardness test ini digunakan dalam spesifikasi ADA untuk dental casting gold alloys. Uji ini sesuai digunakan untuk mengukur kekerasan struktur gigi.2 Tes ini melibatkan penggunaan sebuah indentor berupa piramida yang lebih keras dari bahan yang diuji.19

Gambar 4: Berlian piramida pada Vickers hardness

(18)

Kekerasan Vickers dihitung dengan rumus:20

Keterangan:

F: gaya yang diberikan (kgf)

d: perhitungan rata-rata dari dua diagonal yaitu d1 dam d2 (mm2)

(19)

2.3.2 Knoop Hardness Test

Tes Knoop merupakan metode yang dikembangkan untuk melakukan metode tes indentasi mikro. Beban yang digunakan dalam tes ini tidak boleh melebihi 3,6 kgf (kilogram-force) yaitu 35 Newton. 3 Tes ini melibatkan penggunaan sebuah indentor berupa bentuk piramida yang lebih keras dari bahan yang diuji.19

2.3.3 Brinell Hardness Test

Tes Brinell merupakan salah satu metode yang tertua di dalam ilmu kedokteran gigi. Tes ini tergantung atas ketahanan bola steel atau bola tungsten karbida dengan diameter 1,6 mm dan beban sebesar 123 Newton. Tes Brinell dilakukan dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu 30 detik dan lalu dilihat melalui miksroskop.3 Tes ini melibatkan penggunaan sebuah indentor berupa bentuk bola yang lebih keras dari bahan yang diuji.24

2.3.4 Rockwell Hardness Test

Tes Rockwell merupakan metode yang dikembangkan untuk mengukur kekerasan yang sangat tinggi. Tes ini melibatkan penggunaan sebuah indentor berupa kerucut yang lebih keras dari bahan yang diuji.19 Indentor yang digunakan berbeda diameter dan beban yaitu 60 sampai 150 kgf atau 588 sampai 1470 Newton. 3

(20)

2.4 Kerangka Teori

Resin Komposit

Sifat-sifat

Fisik Mekanis Optis

Komposisi Matriks resin Bahan pengisi Coupling agent Initiators dan accelerators Bahan tambahan lain:  Penghambat (Inhibitor)  Modifier optik Polymerization shrinkage Sifat termal Penyerapan air Kelarutan Kestabilan air Kekuatan Modulus Kekerasan permukaan Radiopacity Wear rates Biokompatibilitas Klasifikasi Berdasarkan ukuran partikel filler: Tradisional  Berbahan pengisi mikro  Pengisi partikel kecil  Hybrid  Partikel nano Berdasarkan penggunaan:  Mikrofilled  Packable Flowable Laboratory Core Provisional Berdasarkan aktivasi:  Sinar Kimia Duel-cured Kekasaran permukaan Biologis Obat Kumur

(21)

2.5 Kerangka Konsep

Resin Komposit Nanohybrid

Sifat

Mekanis Proses pembersihan

rongga mulut

Sikat gigi Obat kumur

Alkohol

Efek kelarutan

Gambar

Gambar 2: Struktur TEGDMA 3
Gambar 4: Berlian piramida   pada Vickers hardness
Gambar 5: Cara mengukur VHN 20

Referensi

Dokumen terkait

Masukan limbah yang berasal dari aktivitas manusia (antropogenik) dikhawatirkan mengandung logam berat yang secara langsung maupun tidak langsung akan masuk ke perairan

(2) Setiap orang yang tempat tinggalnya dinyatakan sebagai daerah terlarang atau yang hak kepemilikannya dicabut atau dikurangi sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf

Salah satu kategori utama pada material ekologis adalah memiliki syarat aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan dan hal ini selaras dengan apa yang dinyatakan oleh

Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas unsur hara makro (N, P, K), mikro (Ca, Mg, Fe) dan unsur C pada kompos campuran kulit pisang kepok Musa paradisiaca dan Azolla

menyatakan bahwa skripsi berjudul Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid dari Biji Mangga Arummanis (Mangifera indica L) dan Uji Aktivitasnya sebagai

Pekerjaan balok dan plat lantai dilakukan pengukuran di lapangan bersamaan dengan persiapan bekisting dan persiapan tulangan dan dilakukan pabrikasi, kemudian hasil

Pelaporan data kesehatan yang telah dilakukan oleh Rumah Sakit selama ini yang dilaporkan kepada Badan Upaya Kesehatan Kemenkes RI telah dilakukan dengan format

Tahap ini untuk mengatahui intake makanan pasien, dikategorikan menjadi: pasien tidak mendapat intake makanan diberi skor 3, pasien mendapat intake makanan tapi