• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Komposit

Komposit merupakan suatu bahan yang buat dari pada dua ataupun lebih komponen-komponen yang mempunyai perbedaan sifat kimia ataupun fisika yang signifikan (Anonimos 4), dalam kata lain komposit adalah campuran makroskopis antara komponen serat dan matrik dalam hal ini makroskopis yang dimaksut menunjukkan bahwa material pembentuk dalam matrik masih terlihat seperti aslinya (J.Hermawan 2007).

Pada umumnya komposit tersusun atas dua komponen material yaitu material matrik dan subastrat (reinforcment) ataupun penguat, kedua bagian material ini saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya berdasarkan atas fungsi masing-masing bagian tersebut. Substrat ataupun bahan pengisi berfungsi memperkuat matrik karena pada umumnya substrat jauh lebih kuat dari pada matrik dan nantinya akan memperkuat pembentukan bahan dengan mempengaruhi sifat fisik dan mekanik bahan yang terbentuk. Sedangkan matrik polimer berfungsi sebagai pelindung substrat dari pada efek lingkungan dan kerusakan akibat adanya benturan (Anonimos 4 ).

Hasil penggabungan antara matrik polimer yang umumnya merupakan suatu senyawa polimer yang dikenal dengan sebutan resin dengan suatu bahan pengisi yang memperkuat bahan tersebut dengan penggabungan yang karakareristik akan menghasilkan kombinasi sifat yang diinginkan oleh pembuat bahan, hal ini dikarenakan komponen-komponen komposit ini dapat disusun dan diatur pencampurannya sehingga sifat dari pada komposit terutama kekuatanya dapat diatur (tailorability) hal ini menjadi keunggulan dari pada bahan komposit bila dibandingkan dengan bahan lain yang bukan komposit, dilain pihak sifat komposit tahan terhadap korosi, mempunyai ketahanan lelah (fatigue resistance) yang baik, dan kekuatan jenis (perbandingan antara kekuatan terhadap berat jenis) yang tinggi

(2)

dan tampilan bahan komposit yang ringan juga menjadikan komposit sebagai bahan pilihan (Azki Hakim,2007).

Komposit dapat dikategorikan kedalam beberapa bentuk antara lain dapat berdasarkan atas bahan substrat (serat) penyusunnya yang antara lain di golongkan kepada komposit serat kontiniu, komposit serat anyam, komposit serat acak komposit hibrid dan komposit serat logam dimana dalam hal ini serat atau substrat dapat terbuat dari karbon, aramid, boron, silikon karbida, alumina ataupun materi- materi lainnya yang dapat terbuat dari bahan organik ataupun bahan anorganik, dan dua istilah yang sering digunakan dalam dunia komposit adalah lamina dan laminate dimana lamina adalah suatu selembaran komposit dengan arah serat yang searah sedangkan laminate adalah merupakan gabungan dari beberapa lamina (Yudhanto,A.,2007).

Komposit pertama sekali dikenalkan pada zaman mesir kuno,pada saat itu raja-raja mesir kuno telah membengun makam-makam untuk diri dan keluarganya, makam-makam itu berupa suatu bangunan-bangunan besar piramid yang bahan bakunya dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam, di zaman sekarang ini aplikasi penggunaan komposit dapat dijumpai pada kehidupan sehari hari, penggunaan aspal di jalan-jalan umum, bangunan-bangunan yang menggunakan lantai keramik ataupun yang terbuat dari maineral merupakan bahan komposit yang umum dilihat dan didapat dengan mudah (Anonimos 5).

Hal yang paling menarik bila kita memperhatikan adalah terciptanya bahan komposit alami dari alam yaitu jaring laba-laba atau yang lebih dikenal dengan benang sutra.

Benang ini dihasilkan dari hewan laba-laba (arachnoid) yang dihasilkan dari kelenjar yang ada didalam tubuhnya, yang menjadi keunikan dari pada komposit alami ini adalah daya kekuatan dan elastisitasnya yang luar biasa. Bila kekuatan dari pada benang sutra dibandingkan dengan baja yang dibentuk dengan diameter yang sama maka dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat kekuatan benang sutra jauh lebih kuat 4-5x dari pada benang baja dengan diameter yang

(3)

sama, selain itu kelenturan benang sutra juga sangat mengagumkan dimana dapat mengangkat beban yang jauh lebih berat dari pada beratnya dengan kelenturan yang dapat mencapai 4x panjang benang dasar (Anonimos 2).

Kemudahan-kemudahana yang ditawarkan serta keunggulan dari pada bahan komposit bila dibandingkan bahan yang bukan komposit telah membuat para ahli material untuk terus berpikir untuk dapat menciptakan aplikasi baru dari penggunaan komposit sebagai bahan bakunya, industri-industri yang telah menggunakan produk komposit dalam menciptakan bahannya antara lain adalah industri pabrik pesawat terbang dimana penciptaan bahan baku badan pesawat yang ringan, tahan terhadap kondisi suhu yang tinggi tetapi mempunyai kekuatan yang besar telah menggeser bahan-bahan logam yang pada dasarnya mempunyai massa jenis yang besar dan merupakan penghantar panas yang baik (Ron,A., 1999).

Bukan hanya pada industri pesawat terbang, didalam dunia outomotif para perancang material bahan badan mobile berlomba-lomba menciptakan tidak hanya desain mobil yang menarik tetapi juga kekuatan dan performa dari pada bahan baku badan mobil, toyota merupakan salah satu produsen mobil balap F1 telah membuktikan keunggulan penggunaan material komposit dan terus mengembangkan penggunaan komposit kebahagian-bahagian yang lainnya.

Dalam dunia pertambangan baik didaratan ataupun ditengah-tengah perairan penggunaan selang dan mata bor yang terbuat dari campuran logam-logam tertentu telah banyak ditinggalkan, hal ini dikarenakan bobot ataupun massa benda yang menggunakan campuran bahan logam ini mempunyai bobot yang sangat berat dan di sisi lain bersifat terlalu kaku, sehingga perlu dibuat suatu alternatif baru untuk mengatasi masalah-masalah ini, dan salah satu solusi yang digunakan adalah menggunakan suatu material komposit yang terbuat dari pada campuran karbon yang mempuyai kekerasan bahan yang luar biasa tetapi cukup ringan sehingga memudahkan proses penggalian dan pertambangan (Yudhanto,A.,2007)..

Dunia komposit juga telah masuk ke dalam pembuatan senjata, baik dalam penggunaan bahan manual yang konvensional sampai dengan senjata outomatis

(4)

berupa rudal dan bom-bom balastik. Dalam dunia olah raga penciptaan bahan reket, papan tenis meja sampai dengan cincin bola basket yang berkualitas telah membuktikan kesuksesan material komposit sebagai suatu material unggulan.

Tetapi pada saat ini yang menjadi permasalahan dalam penggunaan komposit adalah proses pembuatan komposit yang tidak jarang membutuhkan biaya yang relatif besar, karena itu kebanyakan dari pada industri-industri hanya menggunakan material-material komposit pada bahagian-bahagian yang vital ataupun penting saja untuk memperkecil biaya produksi.

Untuk mengatasi masalah diatas maka perlu dipikirkan untuk mencari suatu bahan ataupun material pembentuk komposit alternatif, yang tidak hanya berharga murah tetapi dapat memberikan kontribusi pada sifat-sifat material yang terbentuk dan terutama bersifat aman digunakan dan bersifat ramah terhadap lingkungan, sehingga nantinya tidak memberikan dampak terhadap kesehatan manuasia pada khususnya dan lingkungan pada umumnya.

2.2 Matrik polimer

Polistirena merupakan suatu polimer termoplastik yang tidak berwarna yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi antara lain untuk pembuatan tombol knop, gelas minuman, kotak komersil, gulangan tape, pembalut, table model radio, botol dan lain-lain.

Polistirena dapat digunakan pada suhu 100o

Polistirena merupakan suatu plastik keras ataupun kaku yang relatif mudah digores bila dibandingkan dengan bahan plastik yang lebih ulet seperti polietilena dan polipropilena (Anonimos 1).

C, yang mempunyai sifat-sifat antara lain tahan terhadap zat asam, zat basa, dan zat pengkarat (korosif), sedikit mengalami penyusutan selama dalam proses penggunaan, tetapi mudah larut didalam suatu hidrokarbon aromatik dan hidrokarbon yang mengandung klor antara lain seperti benzen, etil benzen, karbon tetra klorida, karbon disulfida, piridin, metil etil keton, toluena dan lain-lain.

(5)

Tabel.sifat-sifat umum polistirena.

Sifat-sifat Nilai

densitas(22,8 C) 1,04-1,09

ketahanan panas 66 oC- 99 oC

Pengkerutan 0,0045 in/in

Serapan air 0,02 %

Indeks bias 1,59

Cahaya tembus 90 %

Tabel sifat-sifat polistirena hasil cetakan proses kompressi

Kekuatan tekan,(Psi) 11000 - 16000 Kekuatan Lentur,(Psi) 10000 - 17000 Kekuatan Pukul,Izod,ft.Lb/in 0,02 - 0,40 Kekerasan,Rockwell M 65 -80

Pemanjangan,% 0,8 - 2,0

2.3. Bahan Pengisi (substrat)

Banyak bahan pengisi anorganik yang secara sengaja di campurkan dalam suatu bahan polimer untuk membentuk plastik yang berperan dalam meningkatkan dispersi permukaan matriks polimer serta dapat memperbaiki sifat mekanis dari pada bahan polimer sehingga memiliki sifat-sifat mekanis yang lebih unggul.

Pemilihan bahan pengisi yang sesuai dengan matrik bahan polimer menjadi suatu ketentuan yang diharuskan untuk mendapatkan suatu bahan polimer baru yang mempunyai sifat mekanis yang unggul (wirjosentono 1996).

Bahan-bahan pengisi yang ditambahkan kedalam matriks polimer ini biasanya merupakan suatu mineral-mineral non logam, bubuk-bubuk logam dan bahan-bahan organik yang sering ditambahkan dalam persentase yang cukup tinggi (washabaugh,1998).

(6)

Penggunaan bahan pengisi secara luas dapat menghasilkan perubahan berikut dalam sifat-sifat termoplastik suatu matrik polimer.

1.bertambahnya densitas

2.bertambahnya modulus elastisitas, pemadatan dan pengerasan bahan 3. peningkatan kekuatan kualitas permukaan

4. berkurangnya penyusutan bahan (Schlumpf 1990).

Bahan pengisi yang digunakan dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu organik dan anorganik dan setiap kelompok ini dibagi kedalam tipe atau jenis berserat (fibrous) dan tidak berserat (unfibrous)

Tipe Organik Anorganik

Berserat. Tepung kayu, kapas,

selulosa kayu murni.

Asbestos, serat kaca.

Tidak berserat. Karbon hitam, grafit, serbuk gabus.

Silika, kalsium karbonat, kalsium silikat, mika, barium sulfat, tanah liat.

(ritchie .1972).

CaCO3 merupakan suatu bahan pengisi anorganik yang terkenal dalam industri plastik hal ini dikarenakan CaCO3 terdapat dalam berbagai kombinasi baik dalam ukuran dan jenis kristal partikel, harganya yang relatif murah dan kemurniannya yang tinggi serta dapat digunakan dalam kuantitas yang besar (washabaugh.1998).

Di dalam dunia agroindustri dapat digunakan sebagai penentral keasaman tanah gambut, sebagai campuran media tanam jamur, campuran pakan ternak, dan didunia farmasi sering digunakan sebagai campuran untuk pasta gigi, sedangkan dalam industri pulp sering pula digunakan sebagai bahan pengisi pengganti bahan pengisi yang bersifat basa.

(7)

Adapun beberapa keuntungan penggunaan CaCO3

1. cenderung tidak menggumpal ketika digunakan

sebagai bahan pengisi antara lain;

2. pigmen putih yang tinggi 98%

3. dapat meningkatkan modulus elastisitas 4. dapat menurunkan penyusutan bahan polimer

5. dapat memperbaiki kualitas permukaan dan produk akhir bahan polimer . 6. dapat menambah kekuatan impak.

7. dapat memperbaiki stabilitas dan tahan terhadap kerusakan.

8. bukan merupakan suatu bahan yang beracun dan tahan terhadap panas hingga mencapai 600o

9. harga relatif murah (muller 1990).

C.

Berdasarkan atas proses pembuatannya dikenal tiga jenis kalsium karbonat (CaCO3

1. Hasil penggilingan batu kapur disebut juga dengan tipe K dengan kadar CaCO

) yang antara lain:

3

2. Hasil penggilingan dari kalsit disebut juga dengan tipe C dengan kadar dari CaCO

mencapai 96%.

3

3. Dan dari hasil reaksi atau proses sedimentasi yang dikenal juga dengan tipe CC dengan kadar CaCO

mencapai 98%.

3

Sedangkan berdasarkan atas ukuran dari pada partikelnya, CaCO mencapai 98%.

3

1. Tipe HG (high grade)

dibagi kepada dua kelompok yaitu :

2. Tipe LG (light grade) yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pada 2000 mesh.(Rismana,E,.2003)

yang mempunyai ukuran partikel lebih kecil dari pada 2000 mesh.

(8)

Berdasarkan atas bentuk kristalnya maka CaCO3 dapat dibagi kedalam 2 bentuk kristal yaitu bentuk kristal jarum dan bentuk kristal kotak (kubus), dimana kedua kristal mempunyai ukuran (diameter) kristal yang berbeda sehingga penggunaan jenis kristal disesuaikan dengan kebutuhan.

Kristal berbentuk kubus memiliki ukuran diameter kristal yang lebih kecil dari pada diameter kristal berbentuk jarum sehingga pada jumlah konsentrasi yang sama kristal CaCO3

(Fuchigami,K.,2006)

2.4. kompatibilitas Bahan Polimer (Kehomogenan)

yang berbentuk kubus memiliki jumlah partikel yang lebih banyak.

Kompatibilitas dapat didefinisikan sebagai suatu besaran untuk menjelaskan hasil pencampuran antara matrik polimer dengan matrik polimer lainnya atau antara matrik polimer dengan bahan pengisi. Bila hasil pencampuran antara matrik

(9)

polimer tersebut tercampur secara sempurana maka matrik polimer tersebut mempunyai kompatibilitas yang tinggi (wirjosentono 1996).

Dan kompatibilitas suatu bahan polimer dengan bahan yang lainnya juga dipengaruhi oleh komposisi masing-masing komponen bahan dalam campuran yang dibentuk (fellahi at all.1995).

2.5. Pembuatan Komposit Polimer

Blending merupakan suatu metode yang sering digunakan dalam proses pencampuran antara dua jenis ataupun lebih matrik poliomer, dalam proses blending ada ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan yang antara lain menghomogenkan campuran yang dibentuk sehingga dalam pemeriksaan parameter-parameter penentu sifat dari matrik polimer dapat dilakukan dengan baik, sehingga akan didapatkan hasil yang maksimal.

Dalam melakukan proses blending sering mengalami kesulitan terutama dalam hal pemilihan alat blending, sering sekali didapati hasil dari pada blending dengan menggunakan alat yang konvensional tidak seperti yang diharapkan, seperti hasil matrik polimer yang terdegradasi pada saat proses pencampuran polimer meskipun telah digunakan bahan tambahan sebagai penyetabil, kemudian hasil pencampuran bahan polimer yang tidak kompatibel, sehingga perlu digunakan suatu metode yang baru dalam membantu proses blending sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil secara kualitatif (hartomo A,J.,1983).

Komposit merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan setiap bahan yang direkatkan secara bersama-sama dengan menggunakan suatu bahan polimer tertentu, atau dapat pula digambarkan sebagai suatu campuran material yang dibauat dari 2 ataupun lebih komponen materi yang mempunyai perbedaan sifat fisika maupun kimianya yang signifikan (Anonimos 5) . Dalam hal ini bahan pengisi yang ditambahkan akan berinteraksi kedalam matrik polimer (bahan polimer) yang digunakan sehingga nantinya akan terbentuk suatu komposit yang mempunyai sifat baru yang mewakili sifat kedua bahan penyusunnya.

(10)

Penggunaan pelarut dalam proses pembuatan komposit sangatlah menguntungkan, hal ini dikarenakan pada saat pelarut ditambahkan dalam matrik polimer maka akan terjadi interaksi antara pelarut dan matrik polimer akibatnya terlebih dahulu matrik polimer tersebut akan mengembang (mengembung) dengan molekul pelarut yang terdispersi disekitar rantai bahan polimer dan bila pelarut yang digunakan berlebih maka ikatan antara bahan polimer dengan bahan polimer yang lainnya akan semakin lemah dan pada akhirnya terputus akibatnya akan terbentuk suatu larutan polimer yang mempunyai suatu luas permukaan yang besar.

Luasnya permukaan larutan polimer ini sangatlah menguntungkan, hal ini dikarenakan semakin luas permukaan suatu bahan maka kemungkinan untuk terjadinya suatu interaksi terhadap bahan tersebut semakin besar, sehingga bahan baru yang terbentuk (komposit) yang merupakan hasil penggabungan antara matrik polimer yang telah bercampur dengan pelarut dengan bahan pengisi (filler) dapat berupa suatu bahan yang benar-benar homogen (kompatibel).

Kompatibilitas komposit inilah nantinya yang menjadi suatu ukuran seberapa banyak bahan pengisi dapat ditambahkan kedalam suatu matrik polimer sehingga nantinya pada pengujian sifat-sifat mekanis bahannya dapat diketahui pengaruh besarnya penambahan bahan pengisi yang digunakan terhadap matrik polimer (wirjosentono 1996).

2.6. Pengujian sifat-sifat mekanis

Penggunaan bahan-bahan polimer dipasaran baik dalam bidang industri, konstruksi bangunan, transportasi ataupun pabrik sangatlah tergantung kepada sifat mekanis yang di miliki bahan polimer itu yaitu gabungan antara sifat kekuatan bahan yang tinggi dengan sifat elastisitas bahan yang baik, dimana sifat mekanis bahan polimer ini timbul karena adanya dua interaksi yaitu pertama adanya interaksi yang kuat antara komponen-komponen bahan pengisi dan yang kedua adanya interaksi yang lemah antara partikel-partikel polimer.

Gabungan antara kekuatan interaksi dari bahan pengisi dengan interaksi matrik polimer ini yang dimodifikasi sehingga nantinya akan menghasilkan suatu kekuatan mekanis yang diharapkan,untuk dapat digunakan sebagai suatu produk untuk menghasilkan bahan polimer yang diinginkan.

(11)

2.6.1. Pengujian sifat kekuatan tarik (σt) dan kemuluran (ε).

Pengujian dari sifat mekanis suatu bahan polimer sering dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kualitas dari bahan tersebut. Dari uji tarik yang dilakukan akan didapatkan nantinya kurva tegangan-regangan untuk suatu bahan polimer baik yang bersifat keras, lunak, kuat, lemah, rapuh, ataupun liat.

Pengukuran kekuatan tegangan-regangan ini biasanya menggunakan alat tensometer ataupun dapat pula dengan menggunakan dinamometer, adapun besarnya nilai kekuatan tarik adalah tergantung kepada nilai besarnya beban maksimum (Fmaks) yang dibutuhkan untuk memutuskan suatu spesimen bahan polimer dibagi dengan luas penampang bahan polimer tersebut, sedangkan kemuluran merupakan pertambahan panjang dari pada bahan polimer yang diakibatkan gaya yang diberikan kepada suatu bahan polimer.

Besarnya nilai kekauatan tarik (σt) dan kemuluran (ε) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut

F

σt = makx

Ao

Keterangan :

σt = Kekuatan tarik bahan ( Kgf/mm2) Fmaks = Tegangan maksimum (Kgf)

Ao = Luas permukaan mula-mula (mm2 )

L - L

%ε = L

o

Keterangan :

o

(12)

%ε = Kemuluran ( % )

Lo = Panjang spesimem mula-mula(mm)

L = Panjang spesimen setelah diberi beban putus (mm)

Hubungan antara suatu tegangan dan regangan untuk beberapa bahan akan mematuhi aturan hooke,yaitu bahan regangan dan tegangan akan berbanding lurus (Wirjosentono 1998).

Hukum hook telah mengilustrasikandengan sempurna elastisitas dalam suatu bahan modolus elastisitas (E) dapat dituliskan :

E = δt/ε ...

Dimana δt dan ε adalah menunjukkan kekuatan tarik dan kemuluran .

Modulus elstisitas biasanya dfiberikan dalam satuan dyne/cm2 yaitu gaya persatuan luas, selain itu dapat pula digunakan dalam satuan pascal (10 dyne / cm2

2.6.2. Uji Kekuatan lentur

= 1 pascal ) (sperling 1986)

Perlu dilakukan pengukuran terhadap suatu kekuatan tekuk bahan,kalau suatu batang uji ditumpu pada R1 dan R2

σ =

2 bd

dan suatu beban untuk menekuk (beban tekuk ) diberikan ditengah,maka nilai tegangan maksimumnya ( σ ) pada titik nol (0 ) adalah :

3 PL

2

Keterangan :

P = Beban Patah ( Kgf ) b = Lebar Batang Uji ( mm ) d = Tebal Batang Uji ( mm ) L = Jarak antara titik tumpu

(13)

Suatu kekeuatan tekuk akan berubah sesuai dengan ukuran batang uji L/d, karena itu untuk pengukuran besarnya kekuatan tekuk selalu dibetasi penentuan pada L/d = 15 – 17. Nilai dari pada kekuatan tekuk lebih besar dari pada kekuatan tarik tetapi lebih kecil dari pada kekuaatan tekan atau diantara kedua kekuatan itu.

Tujuan pengujian kekuatan tekuk ini untuk mengetahui ketahanan suatu bahan terhadap pembebanan pada titik lentur dan juga untuk mengetahui keelastisan suatu bahan (Surdia,S,1995).

2.6.3. Analisis Termal Deferensial

Analisa termal deferensial atau lebih dikenal dengan istilah ( DTA ) merupakan salah satu metoda yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan sifat termal suatu bahan polimer. Metode analisis ini merupakan salah satu cara untuk mengetahuiperbedaan temperatur lebur antara sampel dan senyawa pembending,baik perbandingan itu dilakukan terhada weaktu ataupun terhadap temperatur. Perubahan dari pada temperatur ( ∆T ) dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikuit :

(rabek 1975)

Jumlah skala ∆T x Total range DTA ( ∆T ) =

Jumlah seluruh skala

2.6.4. Scanning Electron Mikroscopy ( SEM )

Scanning electron mikroscopy merupakan suatu alat yang dapat menggambarkan bentuk suatu bayangan pada permukaan suatu benda, struktur permukaan dari pada benda yang diuji dengan menggunakan mikroskop elelktron payaran karena lebih mudah untuk mempelajari struktur permukaan itu secara langsung.

Pada dasarnya alat ini berkerja dengan menggunakan sinyal yang dihasilkan dari elektron yang untuk dipantulkan atau dengan kata lain berkas sinar elektron sekunder. SEM menggunakan prinsip scanning dengan prinsip utamanya adalah suatu berkas elektron diarahkan pada titik-titik permukaan spesimen.

(14)

Gerakan elelktron diarahkan dari satu titik ke titik yang lain pada permukaan suatu spesimen.

Jika seberkas elektron di tembakkan pada suatu permukaan spesimen maka sebahagian dari pada elektron itu akan dipantulkan kembali dan sebahagian yang lainnya akan diteruskan. Jika permukaan spesimen yang ditembakkan tidak rata,banyak lekukan, lipatan ataupun lubang-lubang maka tiap-tiap bagian permukaan itu akan memantulkan elektron dengan jumlah dan arah yang berbeda dan jika ditangkap oleh detektor akan diteruskan kelayar dan akan diperoleh gambaran yang jelas dari permukaan spesimen dalam bentuk tiga dimensi.

Mikroskop elektron payaran menggunakan hamburan balik elektron- elektron (dengan E = 30 KV) yang merupakan energi datang dan elektron-elektron sekunder (dengan E = 100cV) yang dipantulkan dari benda uji karena elektron sekunder mempunyai energi yang rendah, maka elektron-elektron tersebut dapat dibelokkan membentuk sudut dan menimbulkan bayangana topografi.Intensitas dari hamburan balik elektron-elektron sebanding dengan jumlah atom tetapi berbeda dari elektron-elektron yang cenderung tertimbun karena energi yang lebih tinggi sehingga tidak dapat dikumpulkan oleh sistem kolektor normal seperti yang digunakan oleh mikroskop elektron payaran. Jika elektron-elektron terkumpul maka kisi depan detektor akan mengalami kemiringan positif sekitar 200 V (Nur,C.,1997).

Gambar

Tabel sifat-sifat polistirena hasil cetakan proses kompressi

Referensi

Dokumen terkait

Sifat ketahanan korosi polimer yang tinggi dipadukan dengan kekuatan mekanik dari serat ( fiber ) merupakan salah satu nilai jual dari material komposit matrik polimer

Serat adalah bahan pengisi matrik yang digunakan untuk dapat memperbaiki sifat dan struktur matrik yang tidak dimilikinya, juga diharapkan mampu menjadi bahan penguat matrik

Permukaan selulosa yang telah terlapisi silane bersentuhan dengan resin (matrik), grup R pada permukaan serat bereaksi dengan gugus fungsi dari polimer resin, maka akan

Matrik dalam struktur komposit dapat berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik [9]. Syarat pokok matrik yang digunakan dalam komposit adalah matrik harus bisa

Pencampuran merupakan suatu metode yang sering digunakan dalam proses perpaduan antara dua jenis ataupun lebih matrik polimer, dalam proses blending ada ketentuan–ketentuan yang

Produk resin akrilik polimerisasi panas bersifat padat dan memiliki warna yang stabil, poros dan bila digunakan polimer yang tidak berwarna akan terbentuk

Sebagai bahan pengisi, serat digunakan untuk menahan gaya yang bekerja pada bahan komposit, matrik berfungsi melindungi dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik

Penggabungan matriks polimer sweablle dan senyawa effervescent dalam tablet, ketika tablet tertelan dan kontak dengan cairan lambung yang bersifat asam, akan timbul CO 2