• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stasiun Pengolahan Biji

Pada pabrik kelapa sawit setasiun biji merupakan stasiun akhir untuk memproleh inti sawit. Biji yang di dapat dari pemisahan biji dan ampas (Depericarper) dikirim ke stasiun ini untuk diperam, dipecah, dipisahkan antara inti dan cangkang. inti dikeringkan sampai batas yang ditentukan dan cangkang dikirim kepusat pembangkit tenaga sebagai bahan bakar.(Pahan,2008).

Proses pemecahan biji pada pabrik kelapa sawit merupakan suatu proses yang sangat berpengaruh untuk keberhasilan pengolahan inti. Ripple mill merupakan salah satu alat pemecah biji yang sering digunakan pada pabrik kelapa sawit(Pahan,2008).

2.1 diagram alir proses pemecahan biji dan kernel 2.2 Ripple Mill

Alat yang berfungsi untuk memecahkan nut (biji sawit), sehingga akan dihasilkan inti/kernel. Dalam proses pemecahan ini dilakukan dengan putaran roda yang terbuat dari besi yang mempunyai jarak antara satu dengan yang lainnya. Ripple Mill terdiri dari Ripple Plate yang menempel di dinding dan roda steel yang berputar. Hasil dari Ripple Mill akan jatuh ke Cracked

(2)

4

Adapun berbagai keuntungan dengan menggunakan mesin ripple mill

1) Dapat langsung memecah biji basah dari nut polishing drum tanpa proses pengeringan melalui nut silo, heater, dan fan sehingga konsumsi listrik dan biaya perawatan untuk peralatan tambahan dapat diperkecil, begitu juga dengan penghematan uap yang mana bisa digunakan untuk stasiun yang memerlukan seperti stasiun perebusan buah dan lain-lain.

2) Efisiensi pemecahan biji mencapai 98% sehingga kerugian akibat banyak terbuangnya biji yang belum dipecahkan dalam proses claybath dan hydro

ciclone dapat dihemat.

3) Presentase biji yang hancur karena bji yang terlampau kering menjadi lebih sedikit. Abu dan kotoran berkurang karena cangkang dan inti yang hancur lebih sedikit.

4) Kapasitas mesin bisa mencapai 3-5 ton per jam.

5) Sangat cocok digunakan untuk memecah segala jenis ukuran biji sawit, terutama untuk memcah biji berkulit tebal atau jenis dura.

6) Konstruksi yang sederhana mempermudah bongkar pasang dan mengurangi masa stagnasi.

7) Mesin yang konstruksinya sederhana dapat dipasang dimana saja tanpa melakukan perombakan besar-besaran pada konstruksi pabrik yang sudah ada.

Efisiensi pemecah biji dipengaruhi:

a. Kondisi ripple mill. Keadaan plat yang bergerigi tumpul dan rod yang bengkok dan menyebabkan pemecah tidak efektif.

b. Jarak rotor dengan plat bergerigi. Jarak yang terlalu rapat akan menyebabkan persentasi biji yang remuk cukup tinggi dan bila jarak terlalu renggang maka pemecah biji tidak sempurna.

c. Putaran rotor. Putaran yang terlalu cepat akan menghasilkan biji yang hancur dan terlalu rendah menyebabkan biji yang tidak pecah.

d. Bentuk biji. Ukuran biji yang heterogen, bentuk biji yang gepeng dan lonjong akan menyebabkan efisiensi pemecah biji yang rendah.

(3)

5 2.2.1 Macam – Macam Alat Pemecah Biji

a. Nut cracker

Nut cracker berfungsi memecahkan biji dengan sistem lemparan biji

kedinding yang keras. Mekanisme pemecah ini di dasarkan pada kecepatan putar, radius dan masa biji yang dipecahkan. Karena faktor massa yang merupakan faktor yang selalu berubah-ubah maka perrlu dilakukan pengelompokan biji, dan ini telah dilakukan dari nut grading. Karena biji telah dikelompokan menjadi tiga fraksi maka cracker disediakan tiga unit. .(Seran,A 2016).

Ketiga cracker tidak mempunyai putaran yang sama sebab semakin kecil ikuran biji maka dibutuhkan putaran yang tinggi. Penentuan kecepatan putaran mempengaruhi besarnya persentasi inti pecah dan inti lekat.

b. Ripple mill

Ripple Mill berfungsi untuk memecah nut dengan cara menggiling. ripple mill terdiri dari dua bagian yaitu rotating rotor dan sationary

plate. Rotating rotor terdori dari 30 batang rotor rod yang terbat dari high carbon steel yang terdiri dari 2 lapis yaitu 15 batang dipasang dibagian luar dan 15 batang dibagian dalam. Prinsip kerja ripple mill dengan cara menekan biji dengan rotor pada dinding bergerigi dan menyebabkan pecahnya biji. Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi oleh lamanya pemeraman pada nut silo.

2.2.2 Komponen Utama Ripple Mill

komponen komponen utama ripple mll terdiri dari dua bagian yaitu : a. bagian yang tidak bergerak

bagian yang tidak bergerak antara lain :

1) Ripple plat

Ripple plat berpungsi sebagai bagian yang berfunsih untuk penahan

biji sawit agar biji sawit tersebut terjepit diantara ripple plate dan

(4)

6

2.2 gambar ripple plat

Didalam ripple plat terdapar square bar yang disusun sekeliling

ripple plat yang berjumlah 30 batang yang berbentuk persegi

panjang dengan sisi yang tajam.

2) Casing

Casing adalah bagian dari luar dari ripple mill yang berfungsi

sebagai pelindung elemen yang berputar dari ripple mill.

2.3 gambar casing b. Bagian yang bergerak antara lain : 1) Poros

Berfungsih sebagai dudukan rotor rod yang digunakan sebagai penjepit biji sawit antara rotor dan ripple plat.

(5)

7

2) Plat rotor

Plat rotor berfungsih sebagai pemegang steel rod. Plate rotor

terletak di tengah steel rod agar tidak terlepas yang di akibatkan oleh beban dan putaran.

3) Steel rod

Steel rod berbentuk seperti batang besi yang bulat berdiameter 25,3

mm serta panjang 59 mm sebanyak 48 buah.

2.4 gambar steel rod

4) Rotor rod

Rotor rod adalah bagian yang berputar yang terdiri dari plat rotor

dan stel rotor. Rotor rod adalah bagian keseluruhan yang digunakan sebagai penggilas biji sawit.

(6)

8 5) Bantalan (bearing)

Bantalan adalah bagian yang penting pada mesin atau peralatan, demi untuk kelancaran operasi mesin secara berkesinambungan dan terus – menerus sesuai yang dikehendaki.

2.6 gambar bantalan

Bantalan adalah bagian dari komponen yang bergerak yang berfungsih untuk mendukung poros yang berputar serta bebannya, sehingga kerugian gesekan yang terjadi dapat diperkecil.disamping itu bantalan juga berguna untuk mengantisipasi timbulnya gaya – gaya unbalance selama operasi.

6) Vanbel

Vanbel adalah suatu komponen yang terbuat dari bahan karet

khusus. V-belt pada ripple mill berfungsih sebagai penerus putaran yang menghubungkan putaran motor dengan rotor ripple mill.

7) Pulley

Pulley adalh suatu alat yang terpasang pada poros sebagai

kedudukan v-belt. 2.2.3 Cara Kerja Ripple Mill

Ripple Mill merupakan suatu alat yang digunakan pada pabrik kelapa

sawit (PKS) untuk proses pengolahan inti yang berfungsi untuk memecahkan nut sehingga inti terlepas terlepas dari cangkang (Seran,A 2016)

(7)

9

Pada ripple mill terdapat rotor bagian yang berputar pada ripple plat bagian yang diam, biji masuk diantara rotor dan ripple plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dan inti.

Biji dari nut silo masuk ke ripple mill untuk di pecah sehingga inti terpisah dar cangkang. biji yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal (menjauhi pusat putaran) sehingga biji keluar dari

rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan cangkang

pecah.cangkag dan inti yang sudah terpisah diangkut oleh creaked

mixture conveyor lalu creaked mixture elevator dan di olah untuk proses

berikutnya untuk mendapatkan inti kelapa sawit. .(Seran,A 2016).

Gambar 2.7 Ripple mill 2.2.4 Perawatan Ripple Mill

Sistem perawatan dalam suatu pabrik berhubungan erat dengan produktivitas itu sendiri, mesin yang baik memungkinkan produksi dapat berjalan dengan baik begitu pula dengan mesin ripple mill ini. .(Seran,A 2016).

Apabila terjadi kerusakan pada mesin ini, maka produksi inti sawit akan mengalami penurunan (gangguan), oleh karna itu perawatan yang rutin dan teratur adalah satu-satunya cara agar proses produksi inti sawit akan berjalan dengan baik. Adapun perawatan dan perbaikan pada mesin ini umumnya bertujuan sebagai berikut

(8)

10

a. Memperpanjang umur mesin tersebut.

b. Menghindari gangguan-gangguan dalam pengolahan. c. Memperkecil biaya reparasi.

d. Meningkatkan efisiensi mesin.

2.2.5 Bagian – Bagian Yang Sering Terjadi Kerusakan

A. Steel rod

Kerusakan yang biasanya terjadi pada steel rod yaitu sering terjadi kehausan, maka steel rod harus diganti penggantian steel rod dengan cara mengeluarkan rotor dari dalam ripple mill kemudian mengganti steel rod dengan yang baru. Pergantian steel rod biasanya nya setelah 300 jam ripple mill beroperasi.

B. Vanbel

Vanbel yang tidak layak dipakai harus diganti, yaitu dengan cara

membuka vanbel dari motor dan kemudian mengganti vanbel dengan yang baru.

C. Bearing

Mengganti bearing dengan cara membuka baut pada rumah bearing, kemudian membuka adaptor bearing lalu melepaskan rumah bearing dan bearing yang dalam keadaan menempel di as/poros. kemudian melepaskan bearing lalu mengganti bearen tersebut dengan yang baru.

D. Motor

Mengganti motor pada ripple mill denga cara mematikan program pada ripple mill. Kemudian menggantikan motor dengan motor yang dapat digunakan peran motor pada ripple mill sangat penting, karena motor adalah mesin penggerak dari ripple mill, jika motor mengalami kerusakan maka ripple mill tidak dapat berfungsi.

2.3 Perawatan Mesin (Maintenance)

Maintenance adalah semua kegiatan yang berhubungan untuk mempertahankan suatu mesin/peralatan agar tetap dalam kondisi siap untuk

(9)

11

beroperasi, dan jika terjadi kerusakan maka diusahakan agar mesin/peralatan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi yang baik. Peranan pemeliharaan baru akan sangat terasa apabila sistem mulai mengalami gangguan atau tidak dapat dioperasikan lagi. (Ahuja, Khamba J.S. 2007).

Pemeliharaan (maintenance) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas). (M.S Sehwarat dan J.S Narang 2001)

Pada industri manufaktur, mesin-mesin dan peralatan telah tersedia dan siap pakai dibutuhkan setiap saat dalam proses produksi akan dimulai.Fungsi mesin/peralatan yang digunakan dalam proses produksi tersebut akan mengalami gangguan dan kerusakan sejalan dengan semkin menurunnya kemampuan mesin/peralatan tersebut, tetapi usia kegunaanya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan secara berkala melalui suatu aktivitas pemeliharaan yang tepat.

Menurunnya kemampuan mesin/peralatan ada 2 jenis yaitu :

1) Natural Deterioration yaitu menurunnya kinerja mesin/peralatan secara alami akibat terjadi pemburukan keausan pada fisik mesin /peralatan selama waktu pemakaian walaupun penggunaanya secara benar.

2) Accelerated Deterioration yaitu menurunnya kinerja mesin/peralatan akibat kesalahan manusia (human error) sehingga mempercepat pemburukan/keausan mesin/peralatn karena tindakan atau perlakuan yang tidak seharusnya terhadap mesin/peralatan.

Kerusakan yang terjadi pada mesin/peralatan dapat terjadi karena banyak sebab dan terjadi pada waktu yang berbeda sepanjang umur mesin/peralatan tersebut digunakan. Oleh karena itulah dalam usaha mencegah dan berusaha untuk menghilangkan kerusakan yang mungkin timbul akibat proses produksi berjalan, dibutuhkan cara dan metode untuk mengantisipasinya dengan melakukan pemeliharaan mesin/peralatan.

Pada dasarnya hasil yang diharapkan dari kegiatan pemeliharaan mesin/peralatan (equipment maintenance) mencakup dua hal sebagai berikut :

(10)

12

1) Condition Maintenance yaitu mempertahankan kondisi mesin/peralatan agar berfungsi dengan baik sehingga komponenkomponen yang terdapat dalam mesin/peralatan juga berfungsi sesuai dengan umur ekonomisnya. 2) Replacement Maintenance yaitu melakukan tindakan perbaikan dan

penggantian komponen mesin tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sebelum kerusakan terjadi.

2.3.1 Tujuan Maintenance

Maintenace dilakukan pada mesin/peralatan dengan maksud agar

tujuan komersil perusahaan dapat tercapai dan juga kegiatan maintenance yang dilakukan adalah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya kerusakan yang terlalu cepat diaman kerusakan tersebut bisa saja dikarenakan keausan akibat pengoperasian yang salah. Karena maintenance adalah kegiatan pendukung bagi kegiatan komersil, maka seperti kegiatan lainnya, maintenance harus efektif, efisien dan berbiaya rendah. Dengan adanya kegiatan

maintenance ini, maka mesin/peralatan produksi dapat digunakan

sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama jangka waktu tertentu yang telah direncanakan tercapai.

Beberapa tujuan maintenance yang utama antara lain :

1. Untuk memperpanjang umur/masa pakai dari mesin dan perlatan 2. Menjaga agar setiap mesin/peralatan dalam kondisi baik dan dalam

keadaan baik

3. Dapat menjamin ketersediaan optimum perlatan yang dipasang untuk produksi

4. Untuk menjamin kesiapan operasional dari selutruh perlatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktunya

5. Memaksimumkan ketersediaan semua mesin/peralatan system produksi (mengurangi downtime)

6. Dapat menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut

(11)

13 2.3.2 Jenis-Jenis Maintenance

1. Planned Maintenance (Pemeliharaan Terencena)

Planned maintenance (pemeliharaan terencana) adalah pemeliharaan

yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan,pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, program maintenance yang akan dilakukan harus dinamis dan memerlukan pengawasan dan pengendalian secara aktif dari bagian maintenance melalui informasi dari catatan riwayat mesin/peralatan.

Konsep planned maintenance ditujukan untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapi manajer dengan pelaksanaan kegiatan maintenance. Komunikasi dapat diperbaiki dengan informasi yang dapat member data yang lengkap untuk pengambilan keputusan. Adapun data yang penting dalam kegiatan maintenance antara lain laporan permintaan pemeliharaan, laporan pemeriksaan, laporan perbaikan, dan lain-lain.Pemeliharaan terencana (planned maintenance) teridri dari 3 bentuk pelaksanaan yaitu :

A. Preventive Maintenance (Pemeliharaan Pencegahan)

Preventive Maintenance (pemeliharaan pencegahan) adalah

tindakantindakan maintenance yang dilakukan ketika dan selama mesin/peralatan sedang beroperasi dengan baik, sebelum mesin/peralatan tersebut rusak yang bertujuan untuk menjaga agar mesin/peralatan tidak rusak dan mendeteksi gejala akan terjadinya kerusakan dini, sehingga dapat bertindak untuk mengadakan perbaikan sebelum mesin/peralatan mengalami breakdown.

Gambaran yang diperoleh dari pengertian diatas adalah bahwa kegiatanpemeliharaan pencegahan yang paling penting adalah pemeriksaan (inspection), yang meliputi pemeriksaan terhadap semua mesin/peralatan produksi yang sesuai dengan rencana dan pembuatan laporan-laporan dari hasil pemeriksaan.

(12)

14

Dengan demikian semua fasilitas produksi yang dikenai preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan pembuatan suatu rencanadan jadwal pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih tepat.

B. Corrective Maintenance (Pemeliharaan Perbaikan)

Corrective maintenance (pemeliharaan perbaikan) adalah suatu

kegiatan maintenance yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada mesin/peralatan sehingga tidak berfungsi dengan baik. Corrective maintenance menuntut para operator yang mengoperasikan mesin/peralatan untuk melaksanakan dua hal yang mencakup :

1) Mencatat hasil yang diperoleh dari inspeksi harian mencakup semua kerusakan-kerusakan yang timbul secara detail dan terperinci.

2) Secara aktif ikut berperan untuk memberikan ide-ide yang membangun bertujuan pencegahan terjadinya kerusakan mesin dan mengantisipasi kondisi yang memungkinkan akan mengakibatkan kerusakan mesin.

C. Predictive Maintenance (Pemeliharaan prediksi)

Predictive maintenance adalah tingkatan-tingkatan maintenance

yang dilakukan pada tanggal yang telah ditetapkan berdasarkan prediksi hasil analisa dan evaluasi data operasi yang diambil pada interval-interval waktu tertentu. Data rekaman untuk melakukan

predictive maintenance dapat berupa data getaran, temperature, vibrasi, flow rate dan lainlainnya. Perencanaan predictive miantenace dapat dilakukan berdasarkan laporan oleh operator

(13)

15

maintenance untuk dilakukan tindakan yang tepat sehingga tidak akan merugikan perusahaan.

2. Unplanned Maintenance (Pemeliharaan Tidak Terencana) Unplanned maintenance biasanya berupa breakdown/emergency maintenance. Breakdown/emergency maintenance adalah tindakan maintenance yang tidak akan dilakukan pada mesin yang masih

dapat beroperasi sampai mesin tersebut rusak dan tidak dapat berfungsi lagi.Melalui bentuk pelaksanaan pemeliharaan tidak terencana ini, diharapkan penerapan pemeliharaan tersebut dapat memperpanjang umur pakai dari mesin, dan dapat memperkecil

frekuensi kerusakan.

2.3.3 Tugas dan kegiatan Maintenance

Semua tugas-tugas dan kegiatan dari pada maintenance dapat digolongkan kedalam salah satu dari lima tugas pokok yang berikut: a. Inspeksi (Inspection)

Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan dan pemeriksaan secara berkala (routine, schedule check) terhadap mesin/peralatan sesuai dengan rencana yang bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai fasilitas mesin/peralatan yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.

b. Kegiatan teknik (Engineering)

Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli dan kegiatan pengembangan komponen atau peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan komponen atau peralatan, juga berusaha mencegah terjadinya kerusakan.

c. Kegiatan produksi

Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya yaitu dengan memperbaiki seluruh mesin/peralatan produksi.

(14)

16 d. Kegiatan administrasi

Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi didalam melakukan kegiatan pemeliharaan, penyusunan planning dan scheduling, yaitu rencana kapan kegiatan suatu mesin/peralatan tersebut harus diperiksa, diservice dan diperbaiki.

e. Pemeliharaan bangunan

Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance. 2.3.4 Kinerja Dan Evaluasi Pemeliharaan

Pengukuran kinerja adalah alat manajemen untuk mengukur kecepatan perubahan yang dilakukan perusahaan, peran untuk perbaikan suatu kemajuan (berubah) menuju kinerja yang lebih baik. Oleh karena itu perlu di rumuskan indikator kinerja yang tepat.

Indikator harus terkait dengan tujuan strategis perusahaan mengukur kinerja pemeliharaan membantu kita mengidentifikasi faktor penyebab buruk kinerja, dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan selain itu, pengukuran kinerja adalah cara bagi manajemen untuk mengevaluasi kondisi sistemnya dan mengambil keputusan berkaitan dengan kebijakan pemeliharaan yang diadaptasi oleh perusahaan yang memiliki kontribusi yang signifikan dalam 16 operasi biaya sekitar 30 persen operasi biaya, apalagi kalau perusahaan itu menerapkan system produksi otomatis.

2.4 (Realiability) Keandalan

Keandalan dapat didefinisikan sebagai probabilitas sistem akan memiliki kinerja sesuai fungsi yang dibutuhkan dalam periode waktu tertentu. Definisi lain keandalan adalah probabilitas suatu sistem akan berfungsi secara normal ketika digunakan untuk periode waktu yang diinginkan dalam kondisi operasi yang spesifik (Hery Agung Prabowo dkk. 2010)

(15)

17

Berdasarkan definisi diatas, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Probabilitas, dimana nilai reliability adalah berada diantara 0 dan 1.

2. Kemampuan yang diharapkan, harus digambarkan secara terang atau jelas. Untuk setiap unit terdapat suatu standar untuk menentukan apa yang dimaksud dengan kemampuan yang diharapkan.

3. Tujuan yang diinginkan, dimana kegunaan peralatan harus spesifik. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa tingkatan dalam memproduksi suatu barang konsumen.

4. Waktu, merupakan parameter yang penting untuk melakukan penilaian kemungkinan suksesnya suatu sistem.

5. Kondisi Lingkungan, mempengaruhi umur dari sistem atau peralatan seperti suhu, kelembaban dan kecepatan gerak. Hal ini menjelaskan bagaimana perlakuan yang diterima sistem dapat memberikan tingkat keandalan yang berbeda dalam kondisi operasionalnya.

2.5 Distribusi normal

Distribusi normal yang sering kali di refer sebagai distribusi Gaussian, merupakan distribusi probabilitas yang paling banyak dan sering di pakai. Dalam kaitannya dengan keandalan, distribusi ini banyak di pakai pada cabang keandalan struktur (structural reliability).(Dwie Priyanta 20002) Kurva fungsi probibilitas densitas dari distribusi normal memiliki bentuk simetris yang sempurna terhadap nilai rata-ratanya (mean value) dan disperse terhadap mean diukur dengan devisiasi standarnya.bentuk yang presisi dan posisi dari fungsi densitas dapat di tentukan hanya dengan term mean standar deviasi saja.(Dwie Priyanta 2000)

Adapun fungsi-fungsi distribusi normal dinyatakan sebagai berikut: Fungsi kepadatan kerusakan:

f(t)= 1 σ 2π𝑒 1 2 𝑡−𝜇 𝜎𝑡 ² ……….(2.1) Dengan ketentuan: -  < t < 

(16)

18

 = Rata-rata dari distribusi.

 = Standar deviasi distribusi. Fungsi keandalan:

𝑅 𝑡 = 1 − 𝑓 𝑡 (𝑡−𝜇

𝜎𝑡 ) …..………..…(2.2)

Mean time to failure :

MTTF : µ………...(2.3) Berikut ini adalah pola grafik dari Distribusi Normal :

Gambar 2.8 Pola Grafik Fungsi Distribusi Normal Sumber: Jardine, AKS,3

2.6 Data Kualitatif dan Kuantitatif 2.6.1 Data Kualitatif

Data yang diyatakan dalam bentuk kata-kata atau bukan dalam bentuk angka. Data ini biasa nya menjelaskan karakteristik atau sifat. Sebagai contoh: f(t) t F(t) t 1 R(t) t 1 r(t) t 1

Fungsi Keandalan Fungsi Laju kerusakan

(17)

19

kondisi barang (jelek, sedang, bagus), pekerjaan (petani, pengusaha, pedagang), tingkat kepuasan (tidak puas, puas, sangat puas), dll. Data kualitatif terdiri dari data nominal dan ordinal (Purba,Amir dkk 2006) 2.6.2 Data kuantitatif

Data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Merupakan hasil perhitungan dan pengukuran. Data kuantitatif terdiri dari data interval dan rasio (Purba,Amir dkk 2006)

2.6.3 Perbedaan Metode Kualitatif Dan Kuantitatif a. Berdasarkan jenis data

Metode kualitatif jenis datanya adalah data kualitatif sedangkan metode kuantitatif jenis datanya adalah data kuantitatif. Data (yang bersifat) kualitatif merupakan data yang dihasilkan dari carapandang yang menekankan pada ciriciri, sifat dan „mutu‟ objek (subjek) yang bersangkutan. Berbeda dari data kuantitatif yang bersifat numerik, data kualitatif bersifat non-numerik (kata-kata deskriptif).(Purba,Amir dkk 2006)

b. Berdasarkan tujuan

Penelitian kualitatif untuk melakukan penafsiran terhadap fenomena sosial. Tujuan penelitian kuantitatif

c. Berdasarkan objek penelitian

Metode kualitatif lebih berfokus pada suatu objek penelitian saja sedangkan metode kauntitatif bisa lebih dari satu objek penelitian. d. Berdasarkan instrument yang digunakan

Pada metode kuantitatif instrument penelitian yang biasa digunakan adalah angket, kuesioner, atau instrument yang lain. Namun pada metode kulitatif instrument yang digunakan adalah peneliti itu sendiri artinya peneliti sendirilah yang terjun kedalam penelitian agar bisa melihat dan merasakan fakta yang sebenarnya.

e. Berdasarkan orientasi

Penelitian kualitatif lebih berorientasi pada proses penelitian sedangkan penelitian kuantitatif lebih berorientasi pada hasil penelitian.

(18)

20 f. Berdasarkan Proses

Metode kuantitatif menggunakan proses dedukatif-indukatif. Sedangkan metode kualitatif adalah indukatif.

g. Berdasarkan sifat realitas

Dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, realitas dipandang sebagai suatu yang kongkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk,warna dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverifikasi. Dengan demikian dalam metode ini, peneliti dapat menentukan hanya beberapa variabel saja dari objek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrument untuk mengukurnya. Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme atau pradigma interpretive, suatu realitas atau objek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam variable. h. Berdasarkan hubungan variabel

Pada metode kualitatif hubungan antara variabel adalah timbal balik atau interaksi. Pada metode kuantitatif lebih kepada sebab akibat. I. Berdasarkan penggunaan Metode kuantitatif digunakan apabila: 1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. 2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu

populasi.

3. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain.

4. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.

5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur.

6. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan validasi pengetahuan, teori dan produk tertentu.

Metode kualitatif digunakan apabila : 1. Bila masalah penelitian belum jelas.

2. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. 3. Untuk memahami interaksi sosial.

(19)

21 4. Memahami perasaan orang. 5. Untuk mengembangkan teori. 6. Untuk memastikan kebenaran data. 7. Meneliti sejarah perkembangan.

2.6.4 Persamaan Metode Kualitatif Dan Kuantitatif

1. Merupakan sebuah metode yang digunakan dalam penelitian guna memecahkan sebuah masalah.

2. Memiliki objek dan subjek. 3. Memiliki variable.

4. Menerapkan metode pengumpulan data yang sistematis dan terbuka hingga bisa dinilai pihak lain.

5. Melibatkan inferensi (simpulan) detil-detil pengamatan empiris kesuatu kesimpulan umum.

6. Membandingkan data, mencari kesamaan dan perbedaan untuk menemukan pola tertentu pada data.

7. Menggunakan prosedur untuk menghindari kesalahan analisa dan pernarikan inferensi.

Gambar

Gambar 2.7  Ripple mill
Gambar 2.8  Pola Grafik Fungsi Distribusi Normal  Sumber:  Jardine, AKS,3

Referensi

Dokumen terkait

c) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah. mesin-mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan

Boundary dari sistem produksi di industri biodiesel dari limbah industri minyak goreng sawit yakni SBE dibatasi pada proses produksi/manufaktur di lantai produksi, mesin dan

Ketika tenaga kerja yang tersedia mampu memanfaatkan teknologi berupa mesin dalam proses produksi perusahaan, maka proses produksi akan lebih mudah dan cepat untuk

Dalam perusahaan manufaktur, kelancaran proses produksi merupakan hal yang sangat penting untuk dapat mencapai target produksi, oleh karena itu maka segala sesuatu yang

Setiap perusahaan manufaktur menginginkan agar dapat menggunakan peralatan atau fasilitas produksi setiap saat diperlukan, dalam usaha untuk dapat mempergunakan

a. Data pesanan yang telah diterima oleh pihak industri kemudian diolah dan dipetakan dalam proses yang ada pada industri. Karena setiap proses ini nilai waktu mesin

Barang-barang baru yang diperoleh dari proses produksi atau hasil proses produksi disebut dengan produk atau output.Fungsi produksi merupakan suatu fungsi yang

Seluruh biaya yang termasuk dalam proses produksi yang digunakan untuk membuat bahan baku menjadi produk dalam proses lalu menjadi produk yang siap