• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4. Hasil dan Pembahasan Pengukuran Risiko Manajemen Proyek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 4. Hasil dan Pembahasan Pengukuran Risiko Manajemen Proyek"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 4

Hasil dan Pembahasan Pengukuran Risiko Manajemen Proyek

4.1 Latar Belakang Pembahasan

Dalam mengumpulkan data–data yang dibutuhkan pada penelitian ini, maka telah dilakukan wawancara dengan pihak yang terlibat dalam proyek TI, yaitu : Chief

Technical Officer, Head of Creative and Designer, Head of Developer, dan Quality Analysis serta pengisian kuesioner oleh Bapak Sukoco Halim, Bapak Riky, Bapak

Supiandi dan Ibu Rossa.

Untuk melakukan pengukuran risiko terhadap manajemen proyek TI perusahaan, menyangkut proses umum yang berhubungan dengan manajemen proyek serta proses– proses manajemen risiko proyek TI berdasarkan PM BOK (Project Management Body of

Knowledge). Seperti yang sebelumnya telah dibahas pada Bab II, penulis menggunakan

proses manajemen risiko proyek TI menurut Schwalbe (2007), dimana proses tersebut terdiri dari beberapa langkah, yaitu :

1. Perencanaan M anajemen Risiko Proyek

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah diperoleh, perusahaan belum pernah melakukan perencanaan manajemen risiko proyek. Dalam penelitian ini, penulis ingin meninjau perencanaan proyek yang telah dibuat oleh perusahaan. Adapun hasil dari perencanaan manajemen risiko proyek yaitu dengan melakukan identifikasi risiko, menentukan probabilitas dan dampak terhadap risiko, serta menentukan strategi untuk merespon risiko yang berhubungan dengan proyek.

(2)

2. Identifikasi Risiko

Proses ini menentukan risiko yang mungkin dapat mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan tiap–tiap karakteristik risiko.

3. Analisis Risiko Kualitatif

Setelah mengidentifikasi risiko, proses selanjutnya adalah memprioritaskan risiko berdasarkan probabilitas dan dampak yang terjadi dengan menggunakan teknik pemetaan risiko berdasarkan matrix analisis risiko kualitatif.

4. Pengembangan Tanggapan Terhadap Risiko

Pada proses ini dilakukan langkah–langkah untuk mengurangi ancaman terhadap proyek dan merespon risiko yang telah diprioritaskan.

4.2 Overview Proyek

4.2.1 Proyek Yamaha Music Indonesia

PT Yamaha M usic Indonesia ingin mengembangkan dan mengenalkan sekolah musiknya ke masyarakat luas, namun website desain dan sistem yang dibangun oleh YM I masih dalam bentuk HTM L website. Untuk memenuhi keinginan YM I, maka Web Access memperbaharui desain dan sistem yang telah ada menjadi CM S website dengan halaman administrasi guna mempermudah dalam penambahan atau perubahan konten

website dan membantu YM I agar lebih mudah mempromosikan sekolah–sekolah

musiknya di seluruh Indonesia.

4.2.2 Proyek Pada S alah S atu Perusahaan Waralaba

Perusahaan waralaba yang bergerak dibidang pelayanan jasa ini sudah mempunyai sistem untuk setiap masing–masing usaha yang sudah berjalan, untuk

(3)

mendukung bisnis mereka. Namun sistem yang berjalan tersebut masih belum terintegrasi dari masing–masing sistem. Untuk itu, Web Access membangun sebuah aplikasi yang mengintegrasikan seluruh sistem yang sudah berjalan di perusahaan tersebut. Aplikasi yang ingin dikembangkan adalah aplikasi Point of Sales/POS.

4.3 Identifikasi Risiko Proyek

Dalam identifikasi risiko, penulis menggunakan faktor–faktor risiko proyek TI menurut Zhang dan Lee (2008), dimana faktor–faktor tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu risiko ekonomi, risiko organisasi, dan risiko teknologi.

4.3.1 Risiko Ekonomi (Economic Risk)

1. Risiko Ukuran (Size Risk)

a. Kurangnya analisa kebutuhan user

Kurangnya analisa kebutuhan user dapat disebabkan karena perolehan data yang kurang lengkap. Dalam hal ini, Web Access sudah memahami kebutuhan user dengan sangat baik.

b. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek

Kurangnya anggota tim dalam proyek dapat menyebabkan pekerjaan tiap anggota tim menjadi overload. Dalam hal ini, Web Access belum melakukan perencanaan dengan baik mengenai jumlah anggota tim untuk menangani proyek tersebut.

(4)

c. Kesalahan estimasi biaya terhadap anggaran proyek

Kesalahan estimasi anggaran ini dapat terjadi karena adanya pengaruh ekonomi yang tidak menentu yang dapat mengakibatkan perubahan dari estimasi yang telah dilakukan. Dalam hal ini, Web Access telah melakukan pendugaan keuntungan yang relevan dengan memperhitungkan estimasi biaya yang mungkin terjadi.

d. Jadwal proyek yang kurang realistis

Jadwal proyek yang kurang realistis dapat disebabkan oleh pihak klien ataupun pihak Web Access, sehingga dapat mengakibatkan mundurnya pengerjaan proyek yang dapat mempengaruhi penjadwalan proyek secara keseluruhan.

2. Risiko Sumber Daya (Resource Risk)

a. Kurang tersedianya sumber daya manusia

Kekurangan sumber daya manusia dapat menyebabkan proyek tidak berjalan dengan baik, sehingga tiap anggota tim proyek mendapatkan pekerjaan yang overload.

b. Kerusakan hardware

Kerusakan hardware dapat terjadi sewaktu–waktu, dikarenakan penyusutan atas umur aset tersebut. Untuk mengatasi hal ini, Web Access sudah memperkirakan berapa lama hardware tersebut dapat digunakan.

(5)

4.3.2 Risiko Organisasi (Organization Risk)

1. Risiko Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of changes brought) a. Terjadi perubahan tugas anggota tim

Perubahan tugas anggota tim dapat disebabkan oleh kesalahan definisi tugas yang diberikan oleh manajer proyek. Hal ini sangat jarang terjadi pada Web Access, karena sebelumnya tugas setiap anggota tim proyek telah terorganisir dan disusun sesuai dengan fungsinya masing–masing.

b. Turnover anggota tim dalam proyek

Turnover anggota tim dapat berpengaruh pada produktivitas tim proyek dan berdampak negatif bagi perkembangan proyek yang sedang berjalan. Web Access menetapkan kebijakan jika karyawan ingin resign maka karyawan tersebut dapat resign setelah proyek yang ia jalani selesai, apabila tidak maka karyawan akan dikenakan sanksi oleh perusahaan.

2. Risiko Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts) a. Konflik anggota tim proyek

Konflik anggota tim dapat terjadi karena masalah personalitas, masalah penugasan yang tidak jelas antara anggota tim proyek, ataupun perbedaan pendapat di antara anggota tim proyek. Dalam hal ini, manajer proyek Web Access belum memberikan definisi tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim proyek secara jelas.

(6)

3. Risiko Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity) a. Sulitnya mendapatkan informasi dari klien

Informasi dari klien merupakan bagian penting dalam menentukan pelaksanaan proyek. Informasi dibutuhkan agar pelaksanaan proyek lebih terarah, dalam hal ini Web Access telah merencanakan jadwal pertemuan terlebih dahulu dengan pihak klien.

b. Komunikasi yang tidak efektif

Komunikasi yang tidak efektif dapat disebabkan karena adanya kesalahan informasi yang diberikan atau kesalahpahaman yang terjadi antara klien dengan manajer proyek serta anggota tim proyek. Dalam hal ini, Web Access mengantisipasi dengan cara meminta informasi yang sejelas–jelasnya dan merespon setiap informasi yang diberikan.

4. Risiko Kurangnya Komitmen (Lack of Commitment) a. Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek

Komitmen dapat berupa kesepakatan antara klien dengan manajer proyek mengenai segala hal yang berhubungan dengan proyek yang akan dilaksanakan. Kurangnya komitmen klien dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proyek. Dalam hal ini, maka Web Access membuat persetujuan kontrak mengenai kesepakatan yang berhubungan dengan proyek tersebut. b. Kurangnya dukungan manajer proyek dalam pelaksanaan proyek

Kurangnya dukungan manajer proyek dalam segi pengetahuan, komunikasi, dan motivasi dapat berpengaruh pada hasil suatu proyek. Dalam

(7)

hal ini, Web Access memilih manajer proyek yang memenuhi kualifikasi pekerjaan yang baik.

c. Kurangnya dukungan diantara para anggota tim proyek

Kurangnya dukungan antar anggota tim dapat dapat menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek, akibatnya penyelesaian sebuah proyek dapat menjadi terhambat. Untuk menghindari hal ini, maka manajer proyek membentuk struktur anggota tim yang memenuhi kualitas pekerjaan yang baik.

4.3.3 Risiko Teknologi (Technology Risk)

1. Risiko Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise) a. Kurangnya keahlian manajer proyek

Kurangnya keahlian manajer proyek sangat berpengaruh pada keberhasilan suatu proyek, karena manajer proyek memiliki tanggungjawab menyeluruh untuk mengelola suatu proyek. M anajer proyek Web Access adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam manajemen proyek dan memiliki pengalaman dalam mengelola proyek.

b. Kurangnya keahlian managerial dan teknis

Kurangnya keahlian dari tim proyek dapat menjadi salah satu kendala dalam pengerjaan proyek. Untuk mengatasi hal ini, maka Web Access memilih orang–orang yang profesional yang dapat bekerja dengan baik.

(8)

c. Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek

Kurangnya pengetahuan berarti anggota tim proyek kurang memahami apa yang harus dikerjakan dalam proyek. Dalam hal ini, Web Access telah memberikan training bagi anggota tim proyek.

d. Kurangnya pengalaman anggota tim dalam pengerjaan proyek

Kurangnya pengalaman anggota tim akan membawa risiko bagi pelaksanaan proyek yang sedang berjalan. Dalam hal ini, proyek Web Access telah dikerjakan oleh tim proyek yang sudah berpengalaman.

2. Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity Technology) a. Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru

Ketika sistem baru yang sudah diimplementasikan tidak berfungsi dengan baik, maka dapat mengganggu aktivitas bisnis suatu organisasi. Untuk mengantisipasi hal ini, Web Access telah melakukan uji coba terhadap sistem yang baru sehingga sistem tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

b. Kurangnya sistem keamanan teknologi

Kurangnya sistem keamanan teknologi berarti tidak adanya sistem yang baik untuk melindungi jaringan dari berbagai bentuk kejahatan komputer. Untuk mengatasi hal ini, maka Web Access menggunakan peralatan yang teruji dalam menjaga sistem keamanan jaringannya.

(9)

3. Risiko Pengguna (User Risk) a. Kurangnya pemahaman user

Kurangnya pemahaman user biasanya mencakup masalah teknis. Anggota tim yang mengerjakan proyek harus mampu mendeskripsikan kebutuhan user akan kebutuhan teknis secara rinci. Dalam hal ini, jika klien kurang memahami sistem yang akan dibangun, maka Web Access akan melakukan pertemuan berulang kali dengan klien sampai ada persamaan persepsi mengenai sistem yang akan dibangun tersebut.

b. Kurangnya keterlibatan user

Kurangnya keterlibatan user berarti user tidak sepenuhnya memantau suatu proyek. Dalam hal ini, Web Access meminta klien untuk tetap memantau perkembangan proyek yang sedang berjalan.

c. Klien yang tidak puas dengan hasil proyek

Klien yang tidak puas dengan hasil proyek akan berpengaruh pada kualitas perusahaan. Untuk menghindari hal itu, maka Web Access melakukan pengujian terhadap sistem, dimana pengujian ini secara langsung dilakukan oleh user untuk memutuskan apakah sistem sudah memenuhi kriteria klien.

(10)

4.4 Analisis Risiko Kualitatif

4.4.1 Proyek Yamaha Music Indonesia

Berdasarkan dari hasil kuisioner yang telah dilampirkan pada lampiran L9 , maka pengukuran probabilitas dan dampak pada proyek YM I, sebagai berikut :

Proyek Yamaha M usic Indonesia

No Risiko Probability Impact

A1 Kurangnya analisa kebutuhan user 1 3

A2 Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek

2 3

A3 Kesalahan estimasi biaya terhadap anggaran proyek

1 2

A4 Jadwal proyek yang kurang realistis 2 3

Risiko ukuran

A5 Kurang tersedianya sumber daya manusia 3 4

A6 Kerusakan hardware 2 3

Risiko sumber daya

A7 Terjadi perubahan tugas anggota tim 1 1

A8 Turnover anggota tim dalam proyek 3 3

Risiko luas perubahan yang terjadi

A9 Konflik anggota tim proyek 3 5

Risiko intensitas terjadi konflik

(11)

A11 Komunikasi yang tidak efektif 1 5

Risiko kompleksitas lingkungan

A12 Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek

2 3

A13 Kurangnya dukungan manajer proyek dalam pelaksanaan proyek

2 3

A14 Kurangnya dukungan diantara para anggota tim proyek

1 3

Risiko kurangnya komitmen

A15 Kurangnya keahlian manajer proyek 1 4 A16 Kurangnya keahlian managerial dan teknis 1 2

A17 Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek

2 4

A18 Kurangnya pengalaman anggota tim dalam pengerjaan proyek

1 4

Risiko kurangnya keahlian

A19 Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru

1 4

A20 Kurangnya sistem keamanan teknologi 1 3

Risiko kompleksitas teknologi

A21 Kurangnya pemahaman user 2 3

(12)

A23 Klien yang tidak puas dengan hasil proyek 1 3

Risiko Pengguna

Tabel 4.1 Tabel Identifikasi Risiko Proyek YM I

Probability Impact

Very Low (1)

Low (2) M edium (3) High (4) Very High (5) Very High (5)   High (4) M edium (3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4.2 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Ekonomi Proyek YM I Keterangan :

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Risiko Ukuran (Size Risk)

: Risiko Sumber Daya (Resource Risk) A1 A3 A4 A2 A6 A5

(13)

Probability Impact

Very Low (1)

Low (2) M edium (3) High (4) Very High (5) Very High (5) High (4) M edium (3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4.3 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Organisasi Proyek YM I Keterangan :

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Risiko Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of Changes Brought) : Risiko Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts)

: Risiko Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity)

A11 A14 A9 A12 A13 A10 A7 A8

(14)

Probability Impact

 

Very Low (1)

Low (2) M edium (3) High (4) Very High (5) Very High (5) High (4) M edium (3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4.4 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Teknologi Proyek YM I Keterangan :

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Risiko Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise)

: Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity Technology) : Risiko Pengguna (User Risk)

A22 A23 A20 A21 A19 A15 A16 A17 A18

(15)

Probability Impact

Very Low (1)

Low (2) M edium (3) High (4) Very High (5) Very High (5) High (4) M edium (3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4.5 M atrix Analisis Risiko Kualitatif Keseluruhan Proyek YM I Keterangan :

: Risiko Ukuran (Size Risk)

: Risiko Sumber Daya (Resource Risk)

: Risiko Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of Changes Brought) : Risiko Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts)

: Risiko Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity) : Risiko Kurangnya Komitmen (Lack of Commitment)

: Risiko Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise)

: Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity Technology)

(16)

4.4.2 Proyek Pada S alah S atu Perusahaan Waralaba

Berdasarkan dari hasil kuesioner yang telah dilampirkan pada lampiran L11, maka pengukuran probabilitas dan dampak pada proyek perusahaan waralaba, sebagai berikut:

Proyek Perusahaan Waralaba

No Risiko Probability Impact

A1 Kurangnya analisa kebutuhan user 3 4

A2 Kurangnya angota tim dalam menjalankan proyek

5 5

A3 Kesalahan estimasi biaya terhadap anggaran proyek

1 1

A4 Jadwal proyek yang kurang realistis 3 5

Risiko ukuran

A5 Kurang tersedianya sumber daya manusia 3 4

A6 Kerusakan hardware 1 1

Risiko sumber daya

A7 Terjadi perubahan tugas anggota tim 2 3

A8 Turnover anggota tim dalam proyek 2 3

Risiko luas perubahan yang terjadi

A9 Konflik anggota tim proyek 1 2

Risiko intensitas terjadi konflik

(17)

A11 Komunikasi yang tidak efektif 1 3

Risiko kompleksitas lingkungan

A12 Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek

3 3

A13 Kurangnya dukungan manajer proyek dalam pelaksanaan proyek

1 3

A14 Kurangnya dukungan diantara para anggota tim proyek

1 3

Risiko kurangnya komitmen

A15 Kurangnya keahlian manajer proyek 2 3 A16 Kurangnya keahlian managerial dan teknis 2 3

A17 Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek

3 3

A18 Kurangnya pengalaman anggota tim dalam pengerjaan proyek

3 3

Risiko kurangnya keahlian

A19 Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru

2 2

A20 Kurangnya sistem keamanan teknologi 1 2

Risiko kompleksitas teknologi

A21 Kurangnya pemahaman user 3 4

(18)

A23 Klien yang tidak puas dengan hasil proyek 2 4

Risiko Pengguna

Tabel 4.6 Tabel Identifikasi Risiko Proyek Perusahaan Waralaba

Probability Impact

Very Low (1)

Low (2) M edium (3) High (4) Very High (5) Very High (5) High (4) M edium (3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4.7 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Ekonomi Proyek Perusahaan Waralaba Keterangan :

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Risiko Ukuran (Size Risk)

: Risiko Sumber Daya (Resource Risk)

A1 A2 A3 A4 A6 A5

(19)

Probability Impact Very Low

(1)

Low (2) M edium (3) High (4) Very High (5) Very High (5) High (4) M edium (3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4.8 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Organisasi Proyek Perusahaan Waralaba Keterangan :

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Risiko Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of Changes Brought) : Risiko Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts)

: Risiko Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity) A7 A8 A9 A10 A11 A13 A12 A14

(20)

Probability Impact

Very Low (1)

Low (2) M edium (3) High (4) Very High (5) Very High (5) High (4) M edium (3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4.9 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Teknologi Proyek Perusahaan Waralaba Keterangan :

: Low Risk : M edium Risk : High Risk

: Risiko Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise)

: Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity Technology) : Risiko Pengguna (User Risk)

A19 A20 A21 A22 A23 A18 A17 A16 A15

(21)

Probability Impact Very Low

(1)

Low (2) M edium (3) High (4) Very High (5) Very High (5) High (4) M edium (3) Low (2) Very Low (1)

Tabel 4.10 M atrix Analisis Risiko Kualitatif Keseluruhan Proyek Perusahaan Waralaba Keterangan :

: Risiko Ukuran (Size Risk)

: Risiko Sumber Daya (Resource Risk)

: Risiko Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of Changes Brought) : Risiko Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts)

: Risiko Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity) : Risiko Kurangnya Komitmen (Lack of Commitment)

: Risiko Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise)

(22)

4.5 Pengembangan Tanggapan Terhadap Risiko

Bedasarkan matrix Analisis Risiko Qualitative, dapat diketahui risiko yang perlu dimitigasi oleh perusahaan, yaitu risiko yang berada di area high risk (warna merah). Sehingga perusahaan dapat menyiapkan rencana untuk memitigasi risiko di daerah ini, yaitu :

1. Proyek YM I

a. Konflik anggota tim

Konflik anggota tim tergolong dalam level tinggi, hal ini disebabkan karena banyak hal, salah satunya karena adanya penugasan atau pembagian tugas yang tidak jelas antara anggota tim proyek. Selain itu bisa juga dikarenakan masalah personalitas dari masing-masing anggota tim yang kurang. Hal ini dapat memicu konflik anggota tim proyek yang secara tidak langsung akan memberikan dampak yang besar terhadap pelaksanaan proyek yang sedang dijalankan oleh tim proyek seperti proyek yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diinginkan dan juga jadwal kerja yang pelaksanaan yang dapat tertunda.

Respon yang dapat dilakukan adalah melakukan mitigasi risiko dengan memberikan definisi pembagian tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing anggota tim proyek dengan jelas. Personalitas dari masing-masing-masin g anggota tim juga harus ditingkatkan dengan melakukan sharing antar anggota tim dan saling terbuka untuk menyampaikan ide–ide atau saran yang ingin dilakukan selama proses pelaksanaan proyek yang sedang dilakukan. Selain keterbukaan dapat juga dilakukan mitigasi risiko dengan saling mendukung antar anggota tim proyek.

(23)

b. Komunikasi yang tidak efektif

Selain dibutuhkannya kerja sama yang baik antar anggota tim, dibutuhkan juga komunikasi yang efektif, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan masing–masing tugas yang dijalankan. Komunikasi yang tidak efektif ini tergolong dalam level yang tinggi karena apabila dalam pelaksanaan proyek komunikasi yang dilakukan tidak efektif akan menghambat pelaksanaan proyek.

Proyek YM I mengalami risiko tersebut karena terkadang antar anggota tim kurang melakukan konfirmasi atau komunikasi, serta kurangnya informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek sehingga menyebabkan munculnya komunikasi yang tidak efektif. Respon yang dapat dilakukan adalah melakukan mitigasi risiko yaitu dengan selalu melakukan konfirmasi–konfirmasi mengenai pengerjaan tugas masing–masing termasuk perubahan–perubahan yang dilakukan serta mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai proyek yang akan dijalankan dan dibutuhkan dalam pengerjaan proyek.

2. Proyek Perusahaan Waralaba

a. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek

Kurangnya anggota tim mempengaruhi kinerja dari jalan sebuah proyek memiliki level risiko yang tinggi. Dalam proyek ini memiliki kekurangaan anggota tim sehingga proyek tersebut tidak dapat segera terealisasikan dengan baik sehingga mengalami kekurangan.

Untuk menghadapi risiko ini perusahaaan dapat melakukan mitigasi risiko dengan melakukan perekrutan karyawan serta pembagian tugas yang jelas dan

(24)

b. Jadwal proyek yang kurang realistis

Dalam pelaksanaan proyek perusahaan waralaba memiliki risiko pada level yang tinggi yakni jadwal proyek yang dijalankan atau dilakukan kurang realistis. Dimana proyek yang dilakukan tidak sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah disusun sebelumnya. Hal ini dikarenakan penjadwalan yang tidak sesuai dengan pelaksanaan yang ada.

Risiko ini dapat diatasi perusahaan dengan melakukan mitigasi risiko yaitu dengan membuat rincian kerja dan aktivitas yang jelas dan terperinci sehingga proyek dapat berjalan dengan baik dan tidak memiliki hambatan dalam hal penetapan jadwal proyek.

(25)

4.6 Perbandingan Proyek YMI dengan Proyek Perusahaan Waralaba

Gambar 4.1 M atrix Perbandingan Risiko Proyek YM I dengan Proyek Waralaba

Berdasarkan hasil analisis risiko terhadap dua sampel proyek yang berbeda, yaitu proyek YM I dan proyek perusahaan waralaba, dimana proyek YM I ini telah selesai dijalankan, sedangkan proyek perusahaan waralaba belum selesai atau sedang dalam proses penyelesaian, maka dapat diketahui bahwa dari mas ing–masing proyek yang dijalankan tersebut memiliki tingkat dan jenis risiko yang berbeda. Hal ini ditunjukkan

(26)

Uraian Proyek YMI Proyek Waralaba 1) Risiko Ekonomi

a. Risiko Ukuran

- Kurangnya analisa kebutuhan user - Kurangnya anggota tim dalam proyek

- Kurangnya estimasi biaya terhadap

anggaran proyek

- Jadwal proyek yang kurang realistis

b. Risiko Sumber Daya

- Kurang tersedianya sumber daya manusia - Kerusakan hardware Medium Medium Low Medium High Medium Medium Very High Very Low Very High High Very Low 2) Risiko Organisasi

a. Luas perubahan yang terjadi

- Terjadi perubahan tugas anggota tim - Turnover anggota tim dalam proyek

b. Intensitas terjadi konflik

- Konflik anggota tim proyek

c. Kompleksitas lingkungan

- Sulitnya mendapatkan informasi dari klien - Komunikasi yang tidak efektif

d. Kurangnya komitmen

- Kurangnya komitmen klien dalam

pelaksanaan proyek

- Kurangnya dukungan manajer proyek

dalam pelaksanaan proyek

- Kurangnya dukungan diantara para

anggota tim proyek

Very Low Medium Very High Medium Very High Medium Medium Medium Low Low Low Medium Medium Medium Medium Medium

(27)

3) Risiko teknologi

a. Risiko kurangnya keahlian

- Kurangnya keahlian manajer proyek - Kurangnya keahlian manajerial dan teknis - Kurangnya pengetahuan anggota tim

proyek

- Kurangnya pengalaman anggota tim dalam

pengerjaan proyek

b. Risiko kompleksitas teknologi

- Kesulitan dalam konversi sistem lama ke

sistem baru

- Kurangnya sistem keamanan teknologi

c. Risiko pengguna

- Kurangnya pemahaman user - Kurangnya keterlibatan user

- Klien yang tidak puas dengan hasil proyek

High Low High High High Medium Medium Medium Medium Medium Medium Medium Medium Low Low High High High

Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Risiko Proyek YM I dengan Proyek Waralaba

Dalam proyek YM I, risiko yang perlu dimitigasi adalah risiko organisas i sedangkan dalam proyek perusahaan waralaba, risiko yang perlu dimitigasi adalah risiko ekonomi, maka dari itu perusahaan harus lebih memperhatikan kemungkinan risiko yang terjadi pada golongan risiko ekonomi dan risiko organisasi. A gar pengerjaan proyek– proyek selanjutnya dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

(28)

4.7 Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

Gambar 4.2 M atrix Analisis Risiko Penelitian Sebelumnya

Dari hasil pengukuran risiko terhadap dua perusahaan yang berbeda yaitu PT Web Access yang bergerak dalam bidang pengembangan aplikasi software berbasis web (Gambar 4.1), sedangkan PT M itra Solusi Infokom bergerak dalam bidang computer

network & system integrator (Gambar 4.2), maka dapat dikatakan bahwa masing–

masing perusahaan memiliki tingkat dan jenis risiko yang berbeda–beda. Hal ini ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

(29)

Uraian Web Access Global Indo

Mitra Solusi Infokom

Proyek Yamaha Proyek Waralaba Proyek Jardiknas Proyek RSJPDHK 1) Risiko Ekonomi a. Risiko Ukuran

- Kurangnya analisa kebutuhan user - Kurangnya anggota tim dalam

proyek

- Kurangnya estimasi biaya terhadap

anggaran proyek

- Jadwal proyek yang kurang realistis

b. Risiko Sumber Daya

- Kurang tersedianya sumber daya

manusia - Kerusakan hardware Medium Medium Low Medium High Medium Medium Very High Very Low Very High High Very Low High Low High High High Medium High Low High High High Medium 2) Risiko Organisasi

a. Luas perubahan yang terjadi

- Terjadi perubahan tugas anggota tim - Turnover anggota tim dalam proyek

b. Intensitas terjadi konflik

- Konflik anggota tim proyek

c. Kompleksitas lingkungan

- Sulitnya mendapatkan informasi dari

klien

- Komunikasi yang tidak efektif

d. Kurangnya komitmen Very Low Medium Very High Medium Very High Low Low Low Medium Medium Very Low Low High Medium Medium Very Low Low High Medium Medium

(30)

- Kurangnya komitmen klien dalam

pelaksanaan proyek

- Kurangnya dukungan manajer

proyek dalam pelaksanaan proyek

- Kurangnya dukungan diantara para

anggota tim proyek

Medium Medium Medium Medium Medium Medium Very High High High Very High High High 3) Risiko teknologi

a. Risiko kurangnya keahlian

- Kurangnya keahlian manajer proyek - Kurangnya keahlian manajerial dan

teknis

- Kurangnya pengetahuan anggota tim

proyek

- Kurangnya pengalaman anggota tim

dalam pengerjaan proyek b. Risiko kompleksitas teknologi

- Kesulitan dalam konversi sistem

lama ke sistem baru

- Kurangnya sistem keamanan

teknologi c. Risiko pengguna

- Kurangnya pemahaman user - Kurangnya keterlibatan user

- Klien yang tidak puas dengan hasil

proyek High Low High High High Medium Medium Medium Medium Medium Medium Medium Medium Low Low High High High High High High High Medium Medium Medium High High High High High High Medium Medium Medium High High

(31)

Dalam dua sampel proyek pada Web Access, risiko yang perlu dimitigasi adalah risiko ekonomi dan risiko organisasi, sedangkan dua sampel proyek pada M itra Solusi Infokom, risiko yang perlu di mitigasi adalah risiko organisasi, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan memiliki tingkat dan jenis risiko yang berbeda pada setiap proyek yang dijalankan.

Dari kesimpulan tersebut diharapkan setiap perusahaan yang ingin menjalankan suatu proyek lebih memperhatikan kemungkinan risiko–risiko yang akan terjadi dengan melakukan manajemen risiko proyek teknologi informasi terhadap setiap proyek yang akan dijalankan sehingga dapat meminimalisasi risiko yang akan terjadi.

Gambar

Tabel 4.2 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Ekonomi Proyek YM I  Keterangan :
Tabel 4.3 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Organisasi Proyek YM I  Keterangan :
Tabel 4.4 M atrix Berdasarkan Kategori Risiko Teknologi Proyek YM I  Keterangan :
Tabel 4.5 M atrix Analisis Risiko Kualitatif Keseluruhan Proyek YM I  Keterangan :
+7

Referensi

Dokumen terkait

18 EVA MAIDYA SMP NEGERI 07 PONTIANAK 19 LASMIYATUN SMP NEGERI 16 PONTIANAK 20 LOURENTINE TERENJO TANIA SMP KRISTEN MARANATHA 21 MARTA HUTAPEA SMP NEGERI 16 PONTIANAK 22

72 - Bandung (Kota) - Jawa Barat Pengadaan Barang 180 Dinas Peternakan Perikanan dan.

114 tegangan yang dipasang pada rangkaian photodioda. Karena tegangan yang dihasilkan pada keluaran sangat kecil maka diberikan rangkaian penguatan differensial dan penguatan non

karena adanya masyarakat dan hubungan antar individu dalam bermasyarakat. Hubungan antar individu dalam bermasyarakat merupakan suatu hal yang hakiki sesuai kodrat

Dalam beberapa kasus, menjadi social entrepreneur dalam konteks ini mengabdi sebagai volunteer atau amil lembaga zakat belumlah menjadi pilihan utama sebagian

Secara umum manfaat penelitian ini adalah dalam rangka pengembangan ilmu pangan terutama dalam bidang mikrobiologi pangan, dan secara khusus penelitian ini dilaksanakan

Dengan penerapan 5R dapat menghasilkan lingkungan gudang bahan jadi yang bersih dan tidak adanya pasir yang menggunung dan menumpuk yang dapat menyebabkan debu yang

(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Unit Pengembangan Usaha dan Kerja Sama berkoordinasi dengan Seksi Kesehatan Pelaut dan Tenaga