• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DI MI TERPADU MUTIARA KOTA PADANGSIDIMPUAN. Darliana Sormin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DI MI TERPADU MUTIARA KOTA PADANGSIDIMPUAN. Darliana Sormin"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PADANGSIDIMPUAN Darliana Sormin

Dosen Tetap Fakultas Agama Islam UMTS Padangsidimpuan

e-mail: darliana.sormin@um-tapsel.ac.id

Abstract:Curriculum planning is one of the parts that will be a determinant of quality educational institutions or not, the application of this curriculum can be seen in the learning process, the ultimate goal being able to produce quality graduates as well. Therefore, every educational institution must have a very mature planning in developing a curriculum that will be applied in the learning process. In developing the curriculum there needs to be good cooperation from all parties involved in the preparation of the curriculum planning. Required preparedness and a mature strategy in planning curriculum, because they have to see various aspects of the uniqueness of the curriculum that can be a differentiator with other schools. MI Terpadu Mutiara implements two curriculum models, namely the government curriculum and religious curriculum based on fitrah in accordance with the provisions of the Integrated Islamic school. Both of these models are incorporated or integrated into the subjects, so that according to expectations the education component must work together to make it happen in the form of careful planning and full readiness. Keyword: Planning, Kurriculum, MI Terpadu Mutiara

PENDAHULUAN

Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan kependidikan nasional adalah aspek kurikulum. Kuri-kulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lem-baga pendidikan, sehingga kurikulum me-megang peranan penting dalam mewujud-kan sekolah yang bermutu/berkualitas. Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang pendidikan nasional me-rupakan salah satu upaya untuk menyiap-kan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap dalam memasuki era globalisasi dan informasi sekarang ini.

Proses pendidikan merupakan pekerjaan strategis yang melakukan pengembangan potensi anak secara maksimal sehingga menghasilkan sumber-daya manusia untuk menjadi pelaksana

pembangunan nasional dalam berbagai bidang kehidupan. Hampir dipastikan masa depan banyak profesi sangat ter-gantung kemajuannya pada ketersediaan sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepribadi-an ykepribadi-ang dibutuhkkepribadi-an serta disiapkkepribadi-an me-lalui rencana strategis lembaga pendi-dikan. Oleh sebab itu, setiap sekolah, madrasah dan pesantren perlu memiliki rencana strategik pendidikan baik jangka menengah maupun dalam jangka panjang agar dapat dievaluasi dengan mudah, pada setiap tahun berjalan agar dapat hasil yang lebih baik.1

Perencanaan memegang peranan penting dalam organisasi karena akan menjadi penentu sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian perencanaan pendi-dikan merupakan proses menetapkan

1Syafaruddin, Manajemen Organisasi Pendi-dikan (Medan: Perdana Publising, 2015), h. 147.

(2)

kegiatan yang akan dilaksanakan pada masa akan datang dalam mencapai tujuan pendidikan, termasuk tujuan sekolah.2 Seluruh manajemen komponen pendi-dikan harus senantiasa berorientasi pada pencapaian mutu. Semua program dan kegiatan pendidikan serta pembelajaran di lembaga pendidikan pada hakikatnya harus bisa diarahkan pada pencapaian mutu. Walau hingga sekarang ini, persoal-an mutu masih menjadi pembahaspersoal-an di tataran idealisme, belum menjadi realitas dalam lembaga pendidikan, sehingga mutu pendidikan ini benar-benar misterius. Maka, perlu dikerahkan semua pikiran, tenaga, dan strategi untuk bisa me-wujudkan mutu tersebut dalam lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan Islam.3

Permasalahan mutu di dalam lem-baga pendidikan Islam merupakan per-masalahan yang paling serius dan paling kompleks. Rata-rata, lembaga pendidikan Islam belum ada yang berhasil me-realisasikan mutu pendidikan. Padahal mutu pendidikan itu menjadi cita-cita bersama seluruh pemikiran dan praktisi pendidikan Islam, bahkan telah diupaya-kan melalui berbagai cara, metode, pen-dekatan, strategi, dan kebijakan.4

Salah satu aspek yang dapat mem-pengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendi-dikan. Pengelolaan kurikulum pada seko-lah perlu dikoordinasikan oleh pihak pimpinan lembaga dan pembantu pim-pinan yang dikembangkan secara integral. Kurikulum 2013 perlu disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan. Kuri-kulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kom-petensi yang telah dirintis pada tahun

2 Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendi-dikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 128.

3 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 204.

4 Mujamil Qomar, Manajemen… h. 204.

2004 dan KTSP 2006 yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan se-cara terpadu. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mengutamakan pema-haman skill, dan pendidikan berkarakter, siswa di tuntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan disiplin yang tinggi.

Perencanaan kurikulum di MI Ter-padu Mutiara sudah ada dan sistematis, sekolah ini adalah satu-satunya Madrasah Ibtidaiyah yang bernaung di bawah Jaringan Sekolah Islam Terpadu bukan hanya di Kota Padangsidimpuan tetapi juga di Tapanuli Bagian Selatan. Sekolah ini menjadikan sekolahnya bercirikan sekolah yang berbasis fitrah. Selain kuri-kulum 2013, MI Terpadu Mutiara juga memiliki kurikulum yang khas dan unik yaitu kurikulum yang terdapat pada JSIT 5

Kedua model kurikulum yang di-terapkan oleh MI Terpadu Mutiara dapat dipadukan, oleh sebab itu kepala sekolah harus dapat memanajemen dua model kurikulum tersebut supaya lebih mudah dilaksanakan. Jadi sebelum diterapkan kurikulum yang cocok untuk MI Terpadu, maka kepala sekolah membuat satu peren-canaan mengenai kurikulum yang baik. Agar kurikulum yang sudah direncanakan-kan ini dapat terlaksana dengan baik pula maka harus ada dukungan dari orang tua dan para guru, oleh sebab itu guru yang mengajar di MI Terpadu adalah guru yang memilki pengetahuan agama yang men-dalam. Dengan diterapkannya dua model kurikulum ini, MI Terpadu mampu ber-prestasi dengan menjuarai beberapa perlombaan baik akademik maupun non akademik. Para siswa yang akan menyele-saikan studi di MI Terpadu ini diharapkan mempunyai kemampuan berstandar nasi-onal dan pondasi keagamaan yang kokoh dengan Alquran sebagai landasan utama-nya.

5 Observasi pada tanggal 02 Oktober 2019 di

(3)

Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Mutia-ra memandang semua anak berbakat (Fitrah). Setiap individu anak telah me-miliki potensi keagamaan, oleh karenanya jika di didik dengan benar, maka potensi itu akan menjadi kekuatan sekaligus bekal bagi setiap anak untuk dapat hidup mandiri dan mengembangkan bakatnya untuk pendidikan selanjutnya.

Maka tantangan bagi para guru adalah mempersiapkan diri sepenuh hati, waktu dan pikiran dalam mengembangkan fitrah anak sekaligus mengeliminasi potensi negatif yang akan menghambat tumbuh kembangnya siswa. Menyadari begitu beragamnya kecerdasan dan ke-unikaan manusia secara individu, maka MI Terpadu Mutiara mengembangkan model pembelajaran yang mengedepankan pe-layanan terhadap berbagai sisi kecerdasan (Multiple Intellegence) yang dimiliki oleh pribadi-pribadi siswa. Kecerdasan ganda (Multiple Intellegence) merupakan kecer-dasan yang dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan kemampuan atau ke-terampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Kecerdasan ini ada pada setiap anak tetapi dengan kadar yang berbeda-beda.

Konsep pembelajaran MI Terpadu Mutiara tidak hanya belajar di kelas, tapi di mana saja, kapan saja, pada siapa saja, dari siapa saja dan berlangsung sepanjang hidup. Proses belajar tidak hanya terjadi pada anak tetapi pada guru, orangtua dan masyarakat yang terlibat dalam proses pembelajaran. Ada saatnya anak belajar dari guru dan orangtua tetapi ada saatnya guru dan orang tua belajar dari anak. Ada saatnya anak belajar dari lingkungan masyarakat sekitar (individu/lembaga) karena ilmu dan pengalaman tidak se-penuhnya ada pada guru dan orang tua, karenanya setiap bagian selalu meningkat-kan kapasitas pribadi dan pengetahuan-nya. Alam yang sangat kaya menyediakan berbagai jenis benda yang bisa digunakan sebagai media dan bahan ajar yang diperlukan untuk mendukung efektivitas

program pembelajaran. Media dan bahan ajar alamiah digunakan dengan mengacu pada prinsip :reduce-reuse-recycle (men-daur ulang kembali), misalnya mengguna-kan kertas origami bekas, kertas koran, botol bekas dan lain-lain, semua bahan bekas tersebut dapat digunakan sebagai media dan bahan ajar oleh guru, sekaligus mengajarkan agar siswa lebih kreatif dan cinta lingkungan.6

Berdasarkan latar belakang inilah, perlu dilakukan penelitian tentang Peren-canaan Kurikulum Pendidikan Islam di MI Terpadu Mutiara Kota Padangsidimpuan yang menerapkan dua kurikulum dan serta merupakan satu-satunya Madrasah Ibtidaiyah yang bernaung di Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT).

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana tahapan perencana-an dperencana-an pelaksperencana-anaperencana-an kurikulum di MI Terpadu Mutiara Kota Padangsidimpuan ?

Tujuan pada penelitian ini adalah: Untuk mengetahui tahapan perencanaan dan pelaksanaan kurikulum di MI Ter-padu Mutiara Kota Padangsidimpuan. KAJIAN TEORI

Perencanaan Pendidikan

Perencanaan merupakan tindakkan awal yang dilakukan dalam setiap organi-sasi perusahaan, bisnis, perbankan, pe-merintahan tak terkecuali lembaga pendi-dikan, “planning is the process of

deter-mining in advance what should be accom-plished and how it should be realized”.

Sebagai sebuah aktivitas menajerial, perencanaan diartikan seagai proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana tujuan itu harus diwujud-kan atau direalisasidiwujud-kan.7 Secara subtansial sebuah perencanaan mencakup dimensi yang kompleks dan menyangkut masa depan organisasi. Perencanaan sebagai sebuah aktivitas manajerial meliputi,

6 Observasi pada tanggal 02 oktober 2019 di

Sekolah MI Terpadu

7Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendi-dikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 128.

(4)

milihan dan penetapan tujuan-tujuan, penerapan strategi, kebijakan dan prog-ram kerja serta prosedur yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.8

Proses perencanaan harus dapat menjawab sejumlah pertanyaan dan di-pusatkan oleh para manajer dalam organi-sasi. Pertanyaan-pertanyaan itu men-cakup; apa yang hendak dilakukan organi-sasi, kapan akan dilakukan, bagaimana melukannya dan siapa yang betanggung jawab melakukan sesuatu kegiatan yang direncakan. Semua itu bermuara kepada penentuan dan penetapan cita ideal ten-tang masa depan organisasi dan keharus-an keharus-anggotkeharus-anya dalam mewujudkkeharus-an cita ideal tersebut, baik berbentuk visi, misi, strategi, kebijakan maupun tujuan dan sasaran organisasi.9

Berkaitan dengan perencanaan pen-didikan di sekolah, sekolah sebagai unit kerja terkecil dan terendah dalam struktur organisasi lembaga pendidikan formal adalah sebagai perencanaan dan pelak-sana, baik perencanaan strategis maupun operasional.10 Sekolah/madrasah harus berupaya mengembangkan visi, tujuan, dan sasaran yang telah dibuat kedalam upaya-upaya untuk mencapai visi, tujuan, dan sasaran tersebut. Proses pencapaian visi sekolah/madrasah akan dapat dilak-sanakan dengan baik jika sekolah/ madrasah memiliki strategi utama dalam proses pengembangannya.11

Strategi utama merupakan ke-bijakan-kebijakan penting dari sekolah/ madrasah yang penting untuk diambil agar dapat digunakan sebagai patokan dalam pembuatan program. Walaupun ke-giatan utama dalam mencapai visi sekolah/madrasah tersebut telah

8 Syafaruddin, Manajemen… h. 128. 9 Syafaruddin, Manajemen…h. 129. 10 Syafaruddin, Manajemen…h. 129.

11Muhaimin, Manajemen Pendidikan, Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2012), hal. 179

kan dalam misi, namun sekolah/madrasah masih perlu untuk mengembangkan ber-bagai strategi untuk penyusunan program yang lebih detail. Dalam konteks organi-sasi sekolah, untuk menyusun rencana kegiatan sekolah, diperlukan banyak data, pertimbangan-pertimbangan dua pemikir-an oleh sejumlah orpemikir-ang ypemikir-ang berkaitpemikir-an dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu, kegiatan perencanaan sebaik-nya melibatkan setiap unsur sekolah baik guru maupun pengawai dan orangtua siswa serta tokoh masyarakat yang ter-tarik dan peduli terhadap peningkatan mutu pendidikan.

Oleh karena itu, manajer lembaga pendidikan Islam harus berkonsentrasi pada upaya menjadikan input yang baik melalui proses yang sangat baik untuk menghasilkan output yang unggul/ istime-wa: input yang sedang melalui proses yang istimewa menghasilkan output yang baik sekali; dan input yang rendah melalui proses yang sangat istimewa menghasil-kan output yang lebih baik.

Tahapan Perencanaan Kurikulum Kurikulum sebagaimana yang di-tegaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pe-doman penyelenggaraan kegiatan pela-jaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.12

Perencanaan kurikulum adalah pe-rencanaan kesempatan-kesempatan bela-jar yang dimaksudkan untuk membina siswa kearah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa. Di dalam perencanaan kuri-kulum minimal ada lima hal yang me-mengaruhi perencanaan dan pembuatan keputusan, yaitu filosofis, konten/materi,

12 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Pasal 1 Ayat 19, Tentang Sistem Pendidikan

(5)

manajemen pembelajaran, pelatihan guru dan sistem pembelajaran.

Tujuan perencanaan kurikulum di-kembangkan dalam bentuk kerangka teori dan penelitian terhadap kekuatan sosial, pengembangan masyarakat, kebutuhan, dan gaya belajar siswa. Beberapa keputus-an harus dibuat ketika merenckeputus-anakkeputus-an kurikulum dan keputusan tersebut harus mengarah pada spesifikasi berdasarkan kriteria. Merencanakan pembelajaran me-rupakan bagian yang sangat penting dalam perencanaan kurikulum karena pembelajaran mempunyai pengaruh sig-nifikan terhadap siswa.

Perencanaan kurikulum sangat ter-gantung pada pengembangan kurikulum dan tujuan kurikulum yang akan menjadi penghubung teori-teori pendidikan yang digunakan. Menurut Oemar Hamalik perencanaan kurikulum adalah suatu pro-ses sosial yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat pembuatan keputusan. Perencanaan kurikulum ini berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber individu yang diperlu-kan, media pembelajaran yang digunadiperlu-kan, tindakan-tindakan yang perlu dilakukan, sumber daya, tenga, dan sarana yang di-perlukan, sistem monitoring dan evaluasi, peran unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen lembaga pendidikan.

Disamping itu, perencanaan kuri-kulum juga berfungsi sebagai pendorong untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal. Perencanaan kurikulum memiliki be-berapa fungsi, diantaranya adalah:13 1). Perencanaan kurikulum sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi petuntuk tentang jenis dan sumber daya, serta sebagai system control. 2). Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pengerak roda organisasai lembaga pendidikan dan

13 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teori dan Praktek (Bandung: Rosda Karya), h. 11.

tata laksana untuk menciptakan per-ubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan (organisasi) tersebut. 3). Perencanaan kurikulum ber-fungsi sebagai motivasi untuk melak-sanakan sistem pendidikan sehingga men-capai hasil yang optimal.14

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah sebagai prosedur pene-litian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.15 Berdasarkan defenisi penelitian kualitatif di atas Moleong menyatakan bahwa pene-litian kualitatif adalah penepene-litian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya prilaku, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistic dan dengan cara deskriptipsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan meman-faatkan berbagai metode alamiah.16

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data

Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data atau informasi kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang yang tidak lang-sung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau dokumen.17 Maka sumber data dalam penelitian ini adalah:

14 Oemar Hamalik, Manajemen Pengem-bangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006), h. 152.

15 Robert Bogdan, Steven J. Taylor, Kualitatif, Dasar-Dasar Penelitian (Surabaya: Usaha Nasional,

1993), h. 30.

16Robert Bogdan, Steven J. Taylor, Kualitatif …, h. 6

17 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2008),

(6)

a. Informan kunci (key informan), adalah Kepala sekolah dan para guru MI Terpadu Kota Padangsidimpuan. b. Tempat dan peristiwa, dimana peneliti

memperoleh data antara lain meliputi proses belajar mengajar, proses pengambilan keputusan, rapat-rapat dewan guru, sosialisasi dan pengelola-an kurikulum.

c. Dokumen, antara lain meliputi hasil-hasil rapat, hasil-hasil belajar siswa, kondisi sarana prasarana, dan lain-lain. Data ini dipergunakan untuk melengkapi hasil wawancara dan pengamatan terhadap tempat dan peristiwa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang di-gunakan adalah observasi berperan serta, wawancara dan studi dokumentasi. a. Observasi berperan serta (participant

observation) digunakan untuk

menge-tahui dari dekat kegiatan pembelajar-an ypembelajar-ang dilakspembelajar-anakpembelajar-an guru dengpembelajar-an menerapkan kurikulum yang dipakai. Observasi berperan serta ini berfungsi untuk memperoleh data yang yang lebih mendalam. Selama observasi berlangsung dilakukan juga wawan-cara dimana proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas sedang berlangsung dengan menerapkan salah satu kurikulum.

b. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara ini dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan per-tanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanya-an. Lincoln dan Guba dalam Moleong menegaskan bahwa maksud diada-kannya wawancara antara lain untuk mengkonstruksi mengenai orang, ke-jadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan.18

c. Dokumentasi bertujuan untuk men-dapat data-data bukti fisik yang

18 Sugiyono, Metode…., h.175.

berupa informasi tertulis yang ber-kaitan dengan penelitian, seperti dokumen kurikulum, foto kegiatan siswa dan lainnya yang mendukung, hal ini dilakukan untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan

3. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh maka akan dilakukan analisis data yang mengacu kepada tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga tahapan yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan pe-narikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing/verivication), biasa dikenal dengan model analisis interaktif.19 (a). Reduksi data; Reduksi data sebagai suatu proses pemilihan, memfokuskan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data "mentah/kasar" yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. (b). Penyajian data; Penyajian data merupakan proses pemberian se-kumpulan informasi yang sudah disusun yang memungkinkan untuk penarikan ke-simpulan. Penyajian data merupakan gam-baran secara keseluruhan dari sekelom-pok data yang diperoleh, agar mudah dibaca secara menyeluruh. (c). Kesim-pulan; Kesimpulan pada awalnya masih longgar, namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mendalam dengan bertambahnya data dan akhirnya kesim-pulan merupakan suatu konfigurasi yang utuh.20

HASIL PENELITIAN

Sejarah MI Terpadu Mutiara

Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Muti-ara adalah sekolah yang dimiliki oleh yayasan/lembaga yang bernama Yayasan Insan Kamil Kota Padangsidimpuan.

19 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Pene-litian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006), h. 114-116.

20 Huberman AM, Analisis Data Kualitatif,

Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi (Universitas Indonesia: UI. Press, 1992) h. 16.

(7)

Yayasan ini bergerak dalam bidang Pendi-dikan, Sosial Dan Da’wah Islam. Yayasan ini didirikan pada tahun 2014.

Pendiri yayasan ini: a). Sabrina Pasaribu, S. Pd, b). Herti Sitompul, S. Pd, c). Desi Shanti, S. Pd, d). Bintang, S. Pd, e). Yanti Walentina, S. Pd, f). Suriyanun, S. Pd.

Dasar pemikiran berdirinya yayasan ini adalah atas keinginan yang kuat dalam mengambil peran untuk memberikan pen-didikan kepada anak dengan penpen-didikan agama yang lengkap komprehensif dan MI Terpadu Mutiara merupakan satu-satunya Madrasah Ibtidaiyah di Kota Padangsidim-puan yang di bawah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). Awalnya sekolah ini membuka TPA dan TK, setelah 3 tahun berjalan kemudian yayasan Insan Kamil membuka Madrasah Ibtidaiyah pada tahun 2017. Sekarang siswa MI Terpadu masih 3 angkatan yaitu kelas 3 merupakan kelas tertinggi. Sekolah ini sekarang ber-alamat Jl. Sudirman no. 35 Losung Batu Kota Padangsidimpuan.

Sekolah Islam Terpadu adalah lem-baga pendidikan dengan visi menjadi sekolah terbaik dalam membina generasi yang berkualitas dan berkepribadian Islam. Maka Visi, Misi dan Tujuan MI Terpadu Mutiara, yakni:

Visi Sekolah: Terwujudnya Generasi

islami yang Berkarakter, Cerdas, Unggul dalam Prestasi, Terampil dan Berwawasan Global.

Misi Sekolah: 1. Menyelenggarakan pendidikan dasar umum dan Islam yang mampu membentuk karakter, sikap dan sesuai dengan tuntunan anak dalam Islam, 2. Menyelenggarakan Kegiatan belajar ter-padu, aktif, efektif, inovatif, menyenang-kan dan islami (PAIKEMI), 3. Membimbing dan mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki peserta didik guna mencipta-kan generasi yang berprestasi, berbudaya dan bertaqwa.

Tujuan Sekolah:

a. Tujuan Umum: Meletakkan dasar ke-cerdasan, pengetahuan. kepribadian,

akhlak mulia, serta ntuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. b. Tujuan Khusus: 1. Terwujudnya

peser-ta didik yang mampu dahm kehidupan sehari-hari., 2. Terwujudnya prilaku peserta didik yang berakhlak mulia, beriman menuju ketaqwaan terhadap Allah swt, 3. Tercapainya keunggulan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non akademik

Kurikulum

Muatan kurikulum 2013 MI Terpadu Mutiara meliputi sejulah mata pelajaran yang kedalamannya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Muatan kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Materi muat-an lokal dmuat-an kegiatmuat-an pengembmuat-angmuat-an diri termasuk ke dalam isi kurikulum.Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmu-an ykeilmu-ang akkeilmu-an disampaikkeilmu-an kepada siswa sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Selain belajar di kelas, siswa juga diberikan pembelajaran ekstrakurikuler dan pembelajaran pen-dukung yang menjadi ciri khas dari MI Terpadu Mutiara, diantaranya:

1. Kegiatan ektrakurikuler dalam pengembangan diri yang sesuai dengan minat dan bakat siswa, terdiri atas: a). Pramuka, b). Unit Kesehatan Sekolah, c). Kepemimpinan

2. Kegiatan pembiasaan dalam mem-bentuk karakter siswa dilakukan me-lalui: a. Sholat berjamaah, b. Upacara bendera setiap hari senin, c. Berdoa sebelum dan sesudah belajar, d. Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas, e. Mem-bersihkan kelas serta halaman se-belum dan sesudah belajar.

3. Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang direncanakan baik pada tingkat kelas maupun tingkat sekolah, di-antaranya: a). Pesantren Kilat, b).

(8)

Pekan kreatifitas dan olahraga, c). Peringatan hari besar Nasional, d). Karya wisata, wisata religi

4. Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja tanpa di batasi oleh ruang, diantaranya: a). Memberi salam, b). Membiasakan antri, c). Membiasakan membantu teman yang kena musibah, d). Ber-diskusi dengan baik dan benar, e). Operasi Semut

5. Kegiatan keteladanan adalah kegiatan yang dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih mengutamakan pem-berian contoh dari guru kepada siswa 6. Kegiatan Nasionalisme dan

Patriotis-me, misal: Peringatan Hari Kemerdeka-an, Hari pahlawKemerdeka-an, hari pendidikan nasional, seminar pendidikan dan seminar buku.

7. Kegiatan pengembangan potensi dan ekspresi diri, a). Memanah, b). Tahfiz, c). Qiroah, d). Drama, e). Nasyid.

Metode pembelajaran yang diterap-kan yakni: 1). Pengembangan akhlak me-lalui pengarahan, pembiasaan, dan teladan (Learning by Qudwah), 2). Pengembangan logika dan daya cipta melalui Experiental

Learning (melibatkan anak didik untuk

merasakan pengalaman nyata). 3). Pengembangan kepemimpinan dengan metode Outbound Training/Pramuka. 4. Pengembangan kemampuan berwirausaha Belajar tidak hanya belajar di kelas, di mana saja, Kapan saja, pada siapa saja, dari siapa saja dan berlangsung sepanjang hidup. Proses belajar tidak hanya terjadi pada anak tetapi pada guru, orangtua dan masyarakat yang terlibat dalam proses pembelajaran. Ada saatnya anak belajar dari guru dan orangtua tetapi ada saatnya guru dan orang tua belajar dari anak. Ada saatnya anak belajar dari lingkungan masyarakat sekitar (individu/lembaga) karena ilmu dan pengalaman tidak se-penuhnya ada pada guru dan orang tua, karenanya setiap bagian selalu meningkat-kan kapasitas pribadi dan pengetahuan-nya. Alam yang sangat kaya menyediakan

berbagai jenis benda yang bisa digunakan sebagai media dan bahan ajar yang di-perlukan untuk mendukung efektivitas program pembelajaran.

TEMUAN KHUSUS PENELITIAN

Adapun temuan khusus penelitian ini berkaitan dengan Perencanaan Kuri-kulum MI Terpadu Mutiara. Dalam hal ini data diperoleh melalui wawancara, obser-vasi dan dokumentasi dengan Kepala Sekolah.

Kepala Sekolah sebagai seorang administrator dan supervisor, kepala juga harus menjalankan fungsi-fungsi jemen terutama dalam menerapkan mana-jemen kurikulum pada sekolah yang dipimpinnya. Hal ini bertujuan supaya seluruh komponen sekolah yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum tersebut dapat bertugas dengan baik dan segala aktivitas sekolah dapat mempercepat ter-capainya tujuan pendidikan dan pengajar-an di sekolah ypengajar-ang telah dirumuskpengajar-an oleh masing-masing guru bidang studi dapat terealisasi. Adapun fungsi-fungsi mana-jemen yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut. Adapun fungsi yang telah dilaksanakan adalah perencanaan kuriku-lum,sebagai berikut.

Kepala sekolah dalam melakukan manajemen sekolah khususnya pada perencanaan kurikulum bertindak sebagai manajer dan bekerja sama dengan guru-guru dan staf tata usaha sekolah. Peran Kepala MI Terpadu ini dapat dilihat pada kutipan hasil wawancara tanggal 03 Oktober 2019 sebagai berikut: Sejak dari pertama beroperasi sampai sekarang MI Terpadu melaksanakan Kurikulum peme-rintah yang dipadukan dengan kurikulum keislaman (pesantren) yang berbasis fitrah, khususnya tahfidz Alquran, me-manah, life skill. Pemaduan dua kurikulum ini disesuaikan dengan basic MI Terpadu yang memadukan setiap pelajaran dan aktifitas sekolah dengan keislaman. Karena basiknya Islam Terpadu maka

(9)

setiap kegiatan MI Terpadu orientasinya berdasarkan nilai-nilai Islam.21

Wawancara terus dilanjutkan dengan Kepala Sekolah (KS), yang intinya sebagai berikut: Dalam hal ini, saya mem-buat peraturan bahwa tenaga pendidik atau guru yang diterima di MI Terpadu harus sarjana. Tetapi setiap guru yang masih belum berkompeten di bidangnya, maka diberikan kesempatan untuk melan-jutkan ke jurusan yang sesuai dengan MI yaitu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidai-yah (PGMI). Tujuannya adalah supaya guru-guru yang bertugas di MI Terpadu ini lebih kompeten dan professional.22

Kemudian wawancara tanggal 03 Oktober 2019 dilaksanakan di ruang guru, dimana kepala sekolah (KS) dan Guru Bidang Studi (GBS) berkenaan menjelas-kan pelaksanan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai berikut: Jadi pada intinya, kurikulum yang dilaksanakan adalah Kurikulum MI Terpadu. Terpadu maksudnya adalah adanya integrasi materi pelajaran sekolah dengan ke-Islaman. Dalam perencanaan ini, setiap guru bidang studi harus mempersiapkan semua administrasi pembelajaran, seperti (1) kalender pendidikan guru bidang studi, (2) kriteria ketuntasan minimal (KKM), (3) silabus, (4) program semester, (5) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan (6) evaluasi program pem-belajaran. Segala sesuatunya yang diperlu-kan untuk penyusunan administrasi pem-belajaran ini kami bekerja sama dengan tata usaha.23

Dari catatan lapangan wawancara di atas dapat dilihat bahwa dalam peren-canaan ini sudah terlihat dengan jelas hal-hal yang direncanakan oleh kepala sekolah

21Wawancara dengan Kepala Sekolah pada

tanggal 03 Oktober 2019, jam 10.10 di ruang kepala sekolah.

22Wawancara dengan Kepala Sekolah pada

tanggal 03 Oktober 2019, jam 10.20 di ruang kepala sekolah.

23Wawancara dengan kepala sekolah dan

Guru bidang studi pada tanggal 03 Oktober 2019 di ruang guru.

dalam rangka pelaksanaan kurikulum ter-utama yang berkaitan dengan operasional-nya. Setiap guru bidang studi harus mem-buat dan memiliki administrasi pem-belajaran ini, yaitu (1) kalender pendi-dikan guru bidang studi, ini disesuaikan dengan hari kerja dan jam belajar masuk kelas masing-masing guru tersebut; (2) kriteria ketuntasan minimal (KKM), untuk setiap bidang studi KKM ini juga berbeda. Dasar penetapan KKM ini adalah per-olehan nilai rata-rata ujian mata pelajaran tertentu selama satu tahun terakhir dan mengikuti ketentuan depdiknas pusat, (3) melengkapi silabus dengan indikator, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber bacaan, silabus yang dipakai adalah yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mata pelajaran umum dan silabus yang disusun sekolah untuk bidang studi muatan lokal, (4) Program senester yang disusun berdasarkan standar kompetensi (SK), kompetensi dasarnya (KD), indikator dan dilengkapi dengan KKMnya, (5) format rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meng-ikuti format yang diberikan oleh peme-rintah kemudian guru sendiri yang mem-buat RPP dan (6) evaluasi program pem-belajaran yang terdiri dari evaluasi mengajar guru, evaluasi hasil belajar siswa dan evaluasi ketercapaian kurikulum.

Berdasarkan wawancara setiap hari sabtu setelah selesai proses pembelajaran setiap guru mengumpulkan RPP dan semua yang berkaitan dengan adminis-trasi pembelajaran diserahkan kepada bagian kurikulum untuk diperiksa. Setiap guru mempersiapkan administrasi pem-belajaran sebelum mengajar. Dalam men-jalankan proses pembuatan kurikulum, Kepala Sekolah membentuk kelompok kerja wali kelas dan guru pendamping dalam menyelesaikan kurikulum pem-belajaran. Bagian kurikulum dan para guru membicarakan mengenai hal- hal yang menjadi penunjang keberlangsungan proses belajar yaitu dengan membuat alat-alat peraga pada setiap pelajaran dan

(10)

membuat experiment sederhana serta membawa para siswa untuk terjun sung ke masyarakat untuk melihat lang-sung kehidupan nyata yang disesuaikan dengan materi pelajaran, misalnya belajar ke pasar dengan membawa uang agar melatih anak mengetahui nilai tukar uang dan jenis-jenis nominal uang, ke kantor polisi, kantor pos, kantor Walikota, dan untuk kegiatan olahraga para siswa di bawa ke kolam berenang, tempat me-manah, pacuan kuda, lapangan tembak dll. Kegiatan tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dengan wali kelas pada tanggal 03 Oktober 2019 sebagai berikut: Untuk mendukung program-program yang sudah direncanakan kepala sekolah, selanjutnya kepala sekolah membentuk kelompok musyawarah wali kelas yang dibentuk sebagai bentuk kerjasama untuk membantu kami para guru dalam mem-buat perangkat pembelajaran. Kami saling bertukar informasi dan menyatukan per-sepsi untuk setiap bidang studi sehingga secara umum administrasi pembelajaran kami bisa lebih bervariasi karena saling berbagi ilmu baik ketika rapat. Dengan cara ini menurut hemat saya memudahkan koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas di sekolah. 24

Wawancara berlanjut dengan guru bidang studi sekaligus sebagai guru pendamping dan guru yang lain juga ikut mendengarkan wawancara tersebut. Inti-nya sebagai berikut: Ini adalah salah satu bentuk nyata yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, untuk membantu beliau dalam mewujudkan tujuan sekolah khususnya dalam pelaksanaan pem-belajaran sebagaimana yang dituntut dalam kurikulum. Meskipun demikian, kepala sekolah juga memberi kepercayaan kepada bagian kurikulum untuk bekerja-sama membantu beliau untuk ikut meng-koordinasi semua personil sekolah dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran.

24Wawancara dengan wali kelas Ibu

Nirwana pada tanggal 03 Oktober 2019 pada jam 10.05.

Model pembelajaran di luar kelas misal-nya, kami membawa siswa untuk mengenali dunia luar dengan cara mem-bawa mereka ke pasar untuk mengenal nilai tukar uang, ke kantor pos, kantor Polisi, kantor Walikota ,dll. Para siswa juga dibawa ke tempat memanah, pacuan kuda, menembak, kolam berenang, dll.25

Pada pelaksanaan perencanaan kepala sekolah menunjukkan sifat demok-rasinya dengan memberi kepercayaan kepada bagian kurikulum untuk turut menyelenggarakan tugas kepala sekolah sesuai dengan wewenang yang diberikan. Ini akan memberikan masukan kepada semua personil sekolah bahwa antara satu dengan lainnya harus saling bekerja sama. Dengan demikian tujuan yang akan di capai lebih mudah terwujud. Bagian kurikulum bertugas memeriksa RPP dan bagaimana guru mempersiapkan ran-cangan pembelajaran yang menarik.

Berdasarkan observasi pada hari selasa tanggal 03 Oktober 2019 bagian kurikulum dan para guru mengadakan rapat sekaligus mempersiapkan perangkat pembelajaran untuk disampaikan ke-esokan harinya. Rapat ini dilaksanakan setiap hari setelah siswa pulang sekolah. Berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian kurikulum sudah mak-simal dikerjakan oleh bagian kurikulum dan para guru dalam mempersiapkan rancangan pembelajaran yang menarik agar mudah di terima oleh siswa, seperti: mengadakan experimen sederhana, buat alat peraga yang menarik dan mem-bawa para siswa observasi langsung ke lapangan sesuai tema yang dipelajari. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN 1. Perencanaan (planning)

Berdasarkan teori tujuan perencana-an kurikulum dikembperencana-angkperencana-an dalam bentuk kerangka teori dan penelitian

25Wawancara dengan guru bidang studi dan

guru pendamping pada tanggal 03 Oktober 2019 di kelas.

(11)

hadap kekuatan sosial, pengembangan masyarakat, kebutuhan, dan gaya belajar siswa. Beberapa keputusan harus dibuat ketika merencanakan kurikulum dan ke-putusan tersebut harus mengarah pada spesifikasi berdasarkan kriteria. Meren-canakan pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam perencanaan kurikulum.

Menurut Oemar Hamalik perencana-an kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat pembuatan keputusan. Perencanaan kurikulum ini berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber individu yang diperlukan, media pembelajaran yang digunakan, tindakan-tindakan yang perlu dilakukan, sumber daya, tenaga, dan sarana yang diperlukan, sistem monitoring dan evaluasi, peran unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen lembaga pendidikan. Disamping itu, perencanaan kurikulum juga berfungsi sebagai pendorong untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal.

Berdasarkan teori perencanaan kuri-kulum yang dilaksanakan di MI Terpadu sudah cukup memadai dalam persiapan perencanaan pembelajaran, misalnya dalam merumuskan perencanaan, kepala sekolah bekerja sama dengan semua per-sonil sekolah, Tata Usaha Sekolah, khusus untuk guru bidang studi, maka harus membuat dan memiliki administrasi pem-belajaran, yaitu: (1) kalender pendidikan guru bidang studi, ini disesuaikan dengan hari kerja dan jam belajar masuk kelas masing-masing guru tersebut; (2) menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan berdasarkan perolehan nilai rata-rata ujian mata pelajaran ter-tentu selama satu tahun terakhir dan mengikuti ketentuan depdiknas pusat. (3) melengkapi silabus dengan indikator, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber bacaan, (4) membuat program senester yang disusun

berdasar-kan standar kompetensi (SK), kompetensi dasarnya (KD), indikator dan dilengkapi dengan KKMnya, (5) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meng-ikuti format yang diberikan oleh peme-rintah dan (6) melaksanakan evaluasi program pembelajaran yang terdiri dari evaluasi mengajar guru, evaluasi hasil belajar siswa dan evaluasi ketercapaian kurikulum.

Bagi guru yang tidak membuat atau melaksanakan perencanaan administrasi pembelajaran tidak dibenarkan untuk masuk ke dalam kelas. Kepala Sekolah terus memberikan perhatian kepada guru yang belum selesai dalam menyelesaikan RPP dan perangkat pembelajaran lainnya. 2. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan perencanaan kepala sekolah menunjukkan sifat demok-rasinya dengan memberi kepercayaan kepada bagian kurikulum untuk turut menyelenggarakan tugas kepala sekolah sesuai dengan wewenang yang diberikan. Kemudian kepala sekolah akan memberi-kan masumemberi-kan kepada semua personil sekolah bahwa antara satu dengan lainnya harus saling bekerja sama. Dengan demi-kian tujuan yang akan di capai lebih mudah terwujud. Bagian kurikulum ber-tugas memeriksa RPP dan bagaimana guru mempersiapkan rancangan pembelajaran yang menarik untuk siswa, agar dapat membentuk karakter dan fitrah yang terasah serta terarah sesuai dengan nilai-nilai Islam.

PENUTUP

Perencanaan kurikulum sudah ter-laksana dengan baik sesuai Kurikulum 2013 yang dipadukan dengan nilai ke-Islaman. Setiap guru mempersiapan administrasi pembelajaran sebelum meng-ajar. Dalam perencanaan kurikulum Kepala Sekolah bertindak sebagai manajer dan bekerja sama dengan guru-guru bidang studi dan staf tata usaha sekolah. Setiap guru bidang studi harus membuat dan memiliki administrasi pembelajaran,

(12)

yaitu (1) kalender pendidikan guru bidang studi, ini disesuaikan dengan hari kerja dan jam belajar masuk kelas masing-masing guru tersebut; (2) kriteria ke-tuntasan minimal (KKM) untuk setiap bidang studi, (3) melengkapi silabus, (4) Program senester yang disusun berdasar-kan standar kompetensi (SK), kompetensi dasarnya (KD), indikator dan dilengkapi dengan KKMnya, (5) format rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meng-ikuti format yang diberikan oleh diknas pusat kemudian guru sendiri yang mem-buat RPP dan (6) evaluasi program

pem-belajaran yang terdiri dari evaluasi mengajar guru, evaluasi hasil belajar siswa.

Pada pelaksanaan, kepala sekolah menunjukkan sifat demokrasinya dengan memberi kepercayaan kepada bagian kuri-kulum untuk turut menyelenggarakan tugas kepala sekolah sesuai dengan wewe-nang yang diberikan. Kemudian kepala sekolah akan memberikan masukan kepada semua personil sekolah bahwa antara satu dengan lainnya harus saling bekerja sama. Dengan demikian tujuan yang akan di capai lebih mudah terwujud. DAFTAR BACAAN

AM, Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Universitas Indonesia: UI. Press, 1992.

Bogdan, Robert, dan Steven J. Taylor, Kualitatif, Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya: Usaha Nasional, 1993.

Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 Muhaimin, Manajemen Pendidikan, Aplikasi dalam penyusunan Rencana Pengembangan

Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teori dan Praktek. Bandung: Rosda Karya.

Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga

Pendidikan Islam Jakarta: Erlangga, 2007.

Saefullah, U. dan Boedi H Abdullah, Manajemen Pendidikan Islam, Indonesia: CV Pustaka Setia, 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2008 Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006.

Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press, 2005. Syafaruddin, Manajemen Organisasi Pendidikan, Medan: Perdana Publising, 2015.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Pengungkapan ini merupakan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini peraturan dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam),

Kompetensi tersebut telah dijabarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dalam Standar Kompetensi Lulusan SMK baik tingkat Satuan Pendidikan dan Satuan Mata

Dalam Peraturan Bupati ini antara lain diatur mengenai nilai-nilai dasar yang terkandung didalam pembinaan jiwa korps dan kode etik yang memuat kewajiban Pegawai

Adanya pengaruh positif antara penambahan bioadsorben kulit jagung terhadap penurunan kadar fosfat pada limbah cair buatan ini telah dibuktikan dalam penelitian Retno

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, yang dimaksud dengan Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak

Kegiatan ini juga bertujuan menyamakan persepsi antara pihak sekolah dan orangtua, mengenai kegiatan belajar literasi media. Melalui seminar ini, diharapkan orangtua

Dataran rendah Australia terdapat di bagian tengah dan Selatan, tepatnya di sebelah Utara Teluk Australia Besar yang disebut dengan Dataran Nurlabor ( Nurlabor Plain ), di kawasan

Perumahan Green Ciatayam City yang berletak di Jalan Raya Citayam - Parung No.1, Ragajaya, Kec. Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat , kini dihuni lebih dari 2827 kepala