• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

ABSTRACT

Antioxidant can neutralize the free radical formation, one of substances cause cell or tissue damage. One of compound which has antioxidant activity is flavonoid. Aleurites

muluccana (L.) Willd leaves is one of plant that has flavonoid content. This research aims

to know antioxidant activity of ethanolic extract of Aleurites muluccana (L.) Willd leaves that was analyzed by DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil).

This research is pure eksperimen research. Antioxidant activity was examined as scavengers of DPPH radical using UV-Vis spectrophotometer at maximum wavelength 514 nm. Concentration of etaholic extract of Aleurites muluccana (L.) Willd leaves were 200 ppm, 400 ppm and 600 ppm. Meanwhile for ascorbic acid as positive control by concentration 8 ppm, 12 ppm and 16 ppm.

The research results showed that IC50 value of Aleurites muluccana (L.) Willd was 643,98 ppm and ascorbic acid was 13,98 ppm. This research concluded that ethanolic extract of Aleurites muluccana (L.) Willd leaves has very low antioxidant activity and ascorbic acid has a very strong antioxidant activity.

Keywords : Aleurites muluccana (L.) Willd leaves, Flavonoid, Antioxidant, DPPH

(2)

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd) Dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil).

Richa Yuswantina, Oni Yulianta W dan Peni Warisman

INTISARI

Antioksidan mempunyai aktivitas menetralisir senyawa radikal bebas yang merupakan salah satu penyebab kerusakan sel dan jaringan. Salah satu antioksidan dalam tanaman adalah flavonoid. Daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) merupakan tanaman yang mengandung flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil).

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni. Aktivitas antioksidan diukur dengan melalui penangkapan radikal DPPH dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang serapan maksimal 514 nm. Konsentrasi ekstrak etanol daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) adalah 200 ppm, 400 ppm dan 600 ppm. Sedangkan konsentrasi vitamin C sebagai pembanding adalah 8 ppm, 12 ppm dan 16 ppm.

Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 untuk ekstrak etanol daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) adalah sebesar 643,98 ppm dan vitamin C sebesar 13,98 ppm. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) memiliki efek yang sangat rendah sebagai antioksidan, sedangkan vitamin C memiliki daya antioksidan yang sangat kuat.

Kata kunci : Aleurites muluccana (L.) Willd, Flavonoid, Antioksidan, DPPH

(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil), IC50.

PENDAHULUAN

Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital paling luar, termasuk diantaranya adalah atom hidrogen, logam-logam transisi dan molekul oksigen. Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil karena kehilangan elektronnya.

Antioksidan dari bahan sintetis memberikan efek samping yang cukup berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu dicari sumber antioksidan alami yang lebih aman untuk dikembangkan. Salah satu tanaman yang mengandung flavonoid adalah daun kemiri. Selain senyawa flavonoid, daun kemiri juga mengandung senyawa tannin, saponin, sterol,

(3)

asam amino, karbohidrat dan polifenol. Secara tradisional daun kemiri bisa digunakan sebagai pengobatan bisul, sakit kepala, demam, diare, dan hipokolesterolemia. Selain itu daun kemiri juga digunakan untuk anti-inflamasi dan anti-piretik (Junaid Niazi, et al., 2010).

Adanya senyawa flavonoid yang terkandung pada daun kemiri dan beberapa khasiat yang terkait, memungkinkan adanya efek antioksidan, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun kemiri (Aleurites

moluccana (L.) Willd) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil), serta

membandingkan aktivitasnya dengan antioksidan alami yaitu vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah tentang potensi ekstrak etanol daun kemiri sebagai antioksadan alami yang dapat dipakai secara luas oleh masyarakat.

BAHAN DAN CARA

Alat untuk membuat ekstrak antara lain : gelas ukur, cawan penguap, kain flanel, ayakan nomor 30 mesh, blender, timbangan elektrik dan waterbath. Alat untuk pengujian senyawa flavonoid dan pengujian aktivitas antioksidan antara lain : tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, kertas saring, lampu spiritus, sentrifuge, pipet volume, mikropipet, inkubator dan spektrofotometer UV-VIS.

Bahan utama yang digunakan adalah daun kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd), yang diperoleh dari Desa Nampirejo, Kecamatan Tumanggung. Sediaan yang digunakan dalam bentuk serbuk kering daun kemiri. Reagen yang digunakan adalah etanol 70 %, etanol p.a, larutan DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil), Vitamin C, metanol, H2SO4 pekat dan metanol.

PROSEDUR PENELITIAN a. Determinasi Tanaman

Determinasi dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi UNDIP Fakultas MIPA untuk mengetahui kebenaran dari daun kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd).

b. Pembuatan Simplisia Daun Kemiri

Penyiapan bahan baku daun kemiri dicuci dahulu dengan menggunakan air mengalir sampai bersih, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari secara tidak langsung dengan ditutup kain hitam. Setelah kering daun dibuat serbuk dengan cara diblender sampai halus dan diayak dengan ayakan nomor 30 mesh.

(4)

c. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kemiri

Pembuatan ekstrak etanol daun kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd) menggunakan metode maserasi dengan perbandingan 1 : 10 bagian untuk 100% ekstrak murni. Maserasi pertama dengan perbandingan 1 : 7,5 bagian Sebanyak 100 g serbuk kering simplisia dimasukkan dalam wadah kemudian diberi pelarut etanol sebanyak 750 ml. Maserasi dilakukan selama 5 hari dalam ruangan yang terlindung dari cahaya matahari dan dilakukan pengadukan secara berkala minimal 3 kali sehari. Setelah itu ekstrak yang diperoleh disaring dengan menggunakan kain flannel, kemudian hasil sarinya di remaserasi dengan menggunakan sisa dari pelarut etanol sebesar 250 ml dan didapatkan ampas. Maserat I dan II digabung, hasil dari maserat tersebut diuapkan pada waterbath temperatur 600C sehingga diperoleh hasil ekstrak kental (Anief, 2000).

d. Identifikasi Senyawa Flavonoid

Sebanyak 0,1 g ekstrak etanol daun kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd) ditambahkan metanol sampai terendam lalu dipanaskan kemudian filtratnya ditambahkan H2SO4, terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi warna merah menunjukkan adanya senyawa flavonoid (Markham, 1988).

e. Pengujian Ativitas Antioksidan

Pengujian antioksidan dilakukan dengan metode (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) (DPPH). Ekstrak daun kemiri dibuat dalam berbagai konsentrasi (200 ppm, 400 ppm dan 600 ppm) dalam pelarut etanol p.a. Masing-masing ekstrak sampel sebanyak 100 µl dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ke dalam tiap tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan DPPH 0.4 mM dalam ethanol p.a, kemudian diinkubasi pada suhu 37 oC sesuai hasil operating time yang diperoleh. Selanjutnya serapan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis sesuai hasil penentuan panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Sebagai pembanding digunakan vitamin C (konsentrasi 8 ppm, 12 ppm dan 16 ppm) dalam pelarut etanol p.a. Nilai IC50 dihitung masing-masing dengan

(5)

ANALISIS DATA

Data yang diperoleh berupa nilai absorbansi dari ekstrak etanol daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) dan vitamin C yang didapat dari pengukuran serapan radikal DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) menggunakan spektrofotometer UV-Vis tereduksi pada panjang gelombang maksimum 514 nm, kemudian dihitung persentase aktivitas antioksidannya dengan rumus :

% inhibisi =Absorban kontrol – Absorban sampel

Absorban Kontrol x100 %

setelah didapatkan persentase aktivitas antioksidan dari masing-masing konsentrasi, dilanjutkan dengan perhitungan secara regresi linier (x,y) untuk mendapatkan nilai IC50 dimana x sebagai konsentrasi (ppm) dan y sebagai persentasi aktivitas antioksidan. Nilai IC50 menunjukkan konsentrasi yang dapat meredam radikal DPPH sebanyak 50 %. IC50 ekstrak etanol daun kemiri dan vitamin C diperoleh dengan rumus :

Y = BX + A

Nilai IC50 didapatkan dari nilai x setelah mengganti y dengan 50.

HASIL

Berdasarkan hasil determinasi dapat diperoleh kepastian bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd).

Metode yang digunakan adalah maserasi, karena metode ini merupakan metode paling sederhana, dengan merendam simplisia ke dalam larutan penyari yaitu larutan etanol 70 %. Hasil ekstrak kental daun kemiri diperoleh sebanyak 25 gram dengan perhitungan rendemen sebanyak 25 % yang berarti kandungan zat aktif yang tersari cukup bagus karena memenuhi kriteria yaitu > 10 %.

Hasil pengujian kualitatif senyawa flavonoid menunjukkan daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) mengandung senyawa flavonoid yang ditunjukkan dengan perubahan warna dari hijau kekuningan menjadi warna merah karena penambahan metanol dan H2SO4 pekat.

Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) diawali dengan penentuan panjang gelombang maksimum DPPH pada rentang ƛ 490-530 nm. Hail yang diperoleh yaitu DPPH 0.4 mM dalam etanol p.a memiliki panjang gelombang maksimum sebesar 514 nm dengan absorbansi sebesar 0.89. Langkah berikutnya yaitu operating time. Berdasarkan hasil operating time diperoleh bahwa pengujian antioksidan akan sangat baik jika dilakukan inkubasi pada suhu 370 C selama

(6)

20-25 menit. Inkubasi selama 20-25 menit menunjukkan bahwa sampel yang mengandung antioksidan telah optimum dalam meredam radikal bebas DPPH. Hal ini ditunjukkan dengan nilai absorbansi yang stabil.

Tabel. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) Dan Vitamin C Pada Berbagai Konsentrasi

Replikasi

% aktivitas antioksidan Konsentrasi ekstrak etanol daun

kemiri (ppm) Konsentrasi vitamin C (ppm) 200 400 600 8 12 16 1 26.97 33.71 42.70 32.58 49.44 57.30 2 31.46 37.08 53.93 34.83 44.94 55.06 3 24.72 34.83 47.19 32.58 44.94 52.81 4 22.47 34.83 49.44 30.34 44.94 53.93 5 24.72 32.58 49.44 30.34 42.70 57.30 Mean ± SD 26.07 ± 3.41 34.61 ± 1.67 46.75 ± 4.08 32.13 ± 1.88 45.39 ± 2.46 55.28 ± 2.01 IC50(ppm) 643.98 13.98

Harga IC50 berbanding terbalik dengan aktivitas antioksidan. Semakin besar harga IC50 aktivitas antioksidan semakin kecil, artinya konsentrasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan aktivitas antioksidan sebesar 50 % semakin besar. Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat untuk IC50 bernilai 50-100 ppm, sedang jika IC50 bernilai 100-150, sedangkan jika IC50 bernilai 151-200 ppm dikatakan antioksidannya rendah dan jika IC50 bernilai >200 ppm maka aktivitas antioksidan yang dimiliki sangat rendah. Vitamin C memiliki daya antioksidan yang sangat kuat sedangkan ekstrak etanol daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) memiliki efek yang sangat rendah sebagai antioksidan. Berdasarkan tabel di atas, bahwa ekstrak etanol daun kemiri memiliki nilai IC50 sebesar 643,98 ppm, hal ini menunjukkan bahwa sampel memiliki efek yang sangat rendah sebagai aktivitas antioksidan dibandingkan dengan vitamin C yang memiliki nilai IC50 sebesar 13,98 ppm yang menunjukkan aktivitas antioksidannya sangat kuat.

(7)

Kesimpulan

1. Ekstrak etanol daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) mempunyai efek yang sangat rendah sebagai aktivitas antioksidan.

2. Ekstrak etanol daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) memiliki potensi yang sangat lemah sebagai antioksidan dikarenakan nilai IC50 daun kemiri sebesar 643,98 ppm dan IC50 vitamin C sebesar 13,98 ppm

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian yang lain dengan senyawa selain flavonoid yang terkandung dalam daun kemiri (Aleurites muluccana (L.) Willd) seperti senyawa tannin, saponin, sterol, asam amino dan polifenol.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Kepada Drs.Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes., selaku ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

2. Kepada Richa Yuswantina, S. Farm., Apt., M.Si., selaku dosen pembimbing I. 3. Kepada Oni Yulianta Wilisa, S. Farm., Apt., selaku dosen pembimbing II.

DAFTAR PUSTAKA

Junaid Niazi., Vikas Gupta., Prithviraj Chakarborty., dan Pawan Kumar, (2010). Anti-Inflammatory And Antipyretic Activity Of Aleuritis Moluccana Leaves, Jurnal. Department of Pharmaceutical Sciences, Govt. Polytechnic for Girls, Patiala, Punjab.

Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik, Cetakan ke 9, 168-169, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Markham, K.R., 1988, Techniques of Flavonoid Identification, diterjemahkan oleh Padmawinata, K., 10, 15, Penerbit ITB, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis 1 pengaruh penilaian kinerja terhadap motivasi kerja pegawai UPBJJ-UT Kupang, 2 pengaruh budaya organisasi

Konsep konkret dalam BSE karangan Endarto, dkk banyak terdapat kesalahan penyajian. Penyajian konsep konkret seharusnya dalam bentuk gambar. Akan tetapi dalam BSE ini disajikan

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dari metode diskusi buzz group (variabel X) sebagai variabel

3 (Anda diminta menyediakan bukti identitas akan tetapi Anda tidak membawa paspor.) Berikan penjelasan dan katakan paspor Anda ada di mana.. 4 Katakan bahwa Anda akan kembali

Kabupaten Padang Pariaman yang paling banyak menggunakan kendaraan (64%) yaitu di objek wisata alam Pemandian Lubuk Bonta, wisata tirta Bahari Tiram Tapakis, wisata

(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Kesehatan Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan dan pengembangan kawasan dan/atau unit usaha budidaya hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penetapan norma, standar,

Pada penyebaran virus H5N1, populasi unggas dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu (1) unggas yang masuk ke dalam kelas rentan (susceptible) yaitu unggas yang sehat namun rentan