• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pembiayaan Menerapkan Metode WASPAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pembiayaan Menerapkan Metode WASPAS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pembiayaan

Menerapkan Metode WASPAS

Syafrida Hafni Sahir

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Manajemen, Universitas Medan Area, Medan, Indonesia

Abstrak

Pembiayaan adalah dana yang dikeluarakan untuk investasi yang sudah direncanakan oleh diri sendiri maupun suatu lembaga. Suatu perusahaan masalah yang sering terjadi dalam menganalisa data dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak perusahaan tersebut di karenakan kemacetan pembiayaan. Oleh karena itu suatu pihak perusahaan mempercayai seseorang untuk melaksanakan amanah yang telah mereka sepakati dengan tujuan dana yang dikeluarkan harus benar, adil dan mempunyai syarat-syarat yang sesuai dan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Hal ini yang menjadi sangat perlu sebuah sistem pendukung keputusan yang akan membantu dalam menentukan kelayakan pembiayaan dengan menggunakan metode WASPAS untuk memcari nilai yang layak untuk penyaluran pembiayaan.

Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, WASPAS, Pembiayaan

1. PENDAHULUAN

Di Indonesia istilah pembiayaan biasanya digunakan oleh masyarakat memberi pinjaman kepada orang lain karena pembiayaan itu termasuk aktivitas bisnis. Pembiayaan merupakan dana yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain guna untuk mendukung investasi yang mereka tanamkan, baik dibangun sendiri maupun suatu kelompok. Biasanya pembiayaan ini bukan digunakan bagi masyarakat mampu saja, bahkan bagi masyakarat yang kurang mampu pun mengambil pembiayaan guna untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Suatu perusahaan masalah yang sering terjadi dalam menganalisa data dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak perusahaan tersebut di karenakan kemacetan pembiayaan. Sistem Pendukung Keputusan dibuat dengan maksud untuk membantu dan memperlancar bagi pengambil keputusan dengan adanya alternatif-alternatif dalam hal diterima atau tidaknya pembiayaan tersebut[1][2].

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siti Rendani Anjaryanti dan Yudi Ramdhani bahwa sangat dibutuhkan sebuah metode pendukung keputusan untuk menilai kelayakan penerima pembiayaan, sehingga diteliti semakin banyak pihak yang mengajukan permohonan pembiayaan, dapat terjadi masalah dalam keterlambatan informasi untuk permohonan tersebut. Adapun metode sebelumnya untuk membantu mengambil keputusan lainnya yaitu Metode Multi-Objective Optimization on The Basis of Ratio Analysis (MOORA)[3], Simple Additive Weighting[4],Analytical Hierarchy Proces (AHP), Vlse Kriterijumska Optimizacija Kompromisno Resenje in Serbia (VIKOR), ELECTRE[5], TOPSIS[6][7][1][8][9].

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode WASPAS dalam melakukan keputusan kelayakan pembiayaan. WASPAS merupakan salah satu metode yang dapat melakukan perhitungan terhadap nilai kriteria atribut (kelayakan pembiayaan) yang membantu pengambil keputusan dalam menghasilkan keputusan yang lebih baik.

2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik[10][11][12].

2.2 Pembiayaan

Pembiayaan merupakan suatu kepercayaan yang telah diberikan oleh suatu pihak kepihak lain guna dalam proses untuk mendukung kerjasama dari kedua pihak dengan syarat-syarat dan ketentuan masing-masing. Adapun unsur-usur yang harus diketahui oleh kedua pihak yaitu kepercayaan, kesepakatan, batas waktu, serta resiko bila terjadi penipuan dari salah satu pihak.

(2)

2.3 Metode Weighted Aggregated Sum Product Assessment (WASPAS)

Penerapan metode WASPAS dengan mencari prioritas pilihan lokasi yang paling sesuai dengan menggunakan pembobotan. Penerapan metode WASPAS, yang merupakan kombinasi unik dua sumur dikenal sebagai MCDM approaches, WMM dan model produk berat (WPM) pada awalnya memerlukan normalisasi linier dari elemen hasil[13][14][15].

Pada metode WASPAS, kriteria kombinasi optimum dicari berdasarkan dua kriteria optimum. Kriteria pertama yang optimal, kriteria keberhasilan rata-rata tertimbang sama dengan metode WSM. Ini adalah pendekatan yang populer dan diadopsi untuk MCDM untuk mengevaluasi beberapa alternatif dalam beberapa kriteria keputusan[16].

Berikut langkah-langkah Metode WASPAS[16][13][17] sebagai berikut : 1. Membuat Matrix Keputusan

X = [ 𝑋11 𝑋12 . 𝑋1𝑛 𝑋21 𝑋22. 𝑋2𝑛 . . . . 𝑋𝑚1 𝑋𝑚2. 𝑋𝑚𝑛 ] ... (1)

Jika nilai maksimal dan minimal telah ditentukan maka persamaan sebagai berikut: 2. Menormalisasikan Matrix X

Untuk kriteria benefit: 𝑋ij = Xij

maxi Xij ... (2)

Untuk kriteria biaya: 𝑋ij = 𝑚𝑖𝑛 𝑋𝑖𝑗

𝑋𝑖𝑗 ... (3)

3. Menghitung Preferensi (Qi)

Q=0,5∑nj=1ijwj + 0,5 Πj=1(x̅i ij) wj ... (4)

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Data yang digunakan sebagai contoh perangkingan alternatif menggunakan metodeWASPAS merupakan data kelayakan pembiayaan. Adapun dalam menentukan perangkingan alternatif yaitu menentukan kriteria- kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan yaitu Pendidikan (C1), Ekonomi (C2), Kesehatan (C3), dan Lingkungan (C4).

Langkah kedua adalah melakukan pembobotan kriteria. Tabel 1.Kriteria

Kriteria Keterangan Bobot Jenis

C1 Pendidikan 0.3 Benefit

C2 Ekonomi 0,2 Cost

C3 Kesehatan 0,3 Benefit

C4 Lingkungan 0.2 Benefit

Dari masing-masing kriteria tersebut akan ditentukan keterangan nilai fuzzy. Pada nilai fuzzy terdiri lima nilai, yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Buruk, dan Sangat Buruk. Seperti yang ada pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Keterangan Nilai Fuzzy Keterangan Nilai Fuzzy SangatBuruk 1

(3)

Keterangan Nilai Fuzzy Sangat Baik 5

Pada table 3. penentuan nilai bobot pada kriteria Pendidikan (C1).

Tabel 3. Keterangan kriteria Pendidikan

Modal Nilai

Tinggi 5

Sedang 3

Rendah 1

Pada table 4. penentuan nilai bobot pada kriteria Ekonomi (C2).

Tabel 4. Keterangan kriteria Ekonomi

Modal Nilai

Atas 5

Menengah 4

Bawah 2

Pada table 5. penentuan nilai bobot pada kriteria Kesehatan (C3)

Tabel 5. Keterangan kriteria Kesehatan Modal Nilai

Baik 5

Buruk 1

Pada table 5. penentuan nilai bobot pada kriteria Lingkungan (C4)

Tabel 5. Keterangan kriteria Lingkungan Modal Nilai

Bersih 5

Kotor 3

Berikut adalah Rating Kecocokan Alternatif pada setiap Kriteria.

Tabel 6. Rating Kecocokan Alternatif dan Kriteria Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 A1 3 2 1 5 A2 1 2 1 3 A3 5 5 5 3 A4 5 4 5 3 A5 1 2 1 5 A6 3 2 1 5 A7 3 5 5 3 Max 5 5 5 5 Min 1 2 1 3

Langkah-langkah penggunaan metode WASPAS : 1. Membuat Matrix Keputusan

(4)

X = [ 3 2 1 5 1 2 1 3 5 5 5 3 5 4 5 3 1 2 1 5 3 2 1 5 3 5 5 3] 2. Menormalisasikan Matrix X X11 = 3 5 = 0,6 X21 = 1 5= 0,2 X31 = 5 5 = 1 X41 = 5 5 = 1 X51 = 1 5 = 0,2 X61 = 3 5 = 0,6 X71 = 3 5 = 0,6 X12 = 2 2 = 1 X22 =2 2= 1 X32 = 2 5 = 0,4 X42 = 2 4 = 0,5 X52 = 2 2 = 1 X62 = 2 2 = 1 X72 = 2 5 = 0,4 X13 = 1 5 = 0,2 X23 = 1 5= 0,2 X33 = 5 5 = 1 X43 = 5 5 = 1 X53 = 1 5 = 0,2 X63 = 1 5 = 0,2 X73 = 5 5 = 1 X14 = 5 5 = 1 X24 = 3 5= 0,6 X34 = 3 5 = 0,6 X44 = 3 5 = 0,6 X54 = 5 5 = 1 X64 = 5 5 = 1 X74 = 3 5 = 0,6

Dari hasil perhitungan di atas, dapat dilihat pada matrik berikut ini:

X = [ 0,6 1 0,2 1 0,2 1 0,2 0,6 1 0,4 1 0,6 1 0,5 1 0,6 0,2 1 0,2 1 0,6 1 0,2 1 0,6 0,4 1 0,6]

3. Berdasarkan persamaan diatas, maka hasil nilai Preferensi (Qi).

Q1 = 0,5 ∑(0,6 ∗ 0,3) + (1 ∗ 0,2 ) + (0,2 ∗ 0,3) + (1 ∗ 0,2) + 0,5 ∏(0,6)0,3 * (1)0,2 * (0,2)0,3 * (1)0,2 = 0,5 ∑(0,18 + 0,2 + 0,06 + 0,2) + 0,5 ∏(0,8580 ∗ 1 ∗ 0,6170 ∗ 1) = 0,5 * 0,64 + 0,5 * 0,5294 = 0,32 + 0,2647 = 0,5847 Q2 = 0,5 ∑(0,2 ∗ 0,3) + (1 ∗ 0,2 ) + (0,2 ∗ 0,3) + (0,6 ∗ 0,2) + 0,5 ∏(0,2)0,3 * (1)0,2 * (0,2)0,3 * (0,6)0,2 = 0,5 ∑(0,06 + 0,2 + 0,06 + 0,12) + 0,5 ∏(0,6170 ∗ 1 ∗ 0,6170 ∗ 0,9029)

(5)

Q3 = 0,5 ∑(1 ∗ 0,3) + (0,4 ∗ 0,2 ) + (1 ∗ 0,3) + (0,6 ∗ 0,2) + 0,5 ∏(1)0,3 * (0,4)0,2 * (1)0,3 * (0,6)0,2 = 0,5 ∑(0,3 + 0,08 + 0,3 + 0,12) + 0,5 ∏(1 ∗ 0,8325 ∗ 1 ∗ 0,9029) = 0,5 * 0,8 + 0,5 * 0,7517 = 0,4 + 0,3758 = 0,7758 Q4 = 0,5 ∑(1 ∗ 0,3) + (0,5 ∗ 0,2 ) + (1 ∗ 0,3) + (0,6 ∗ 0,2) + 0,5 ∏(1)0,3 * (0,5)0,2 * (1)0,3 * (0,6)0,2 = 0,5 ∑(0,3 + 0,1 + 0,3 + 0,12) + 0,5 ∏(1 ∗ 0,8705 ∗ 1 ∗ 0,9029) = 0,5 * 0,82 + 0,5 * 0,7860 = 0,41 + 0,393 = 0,8030 Q5 = 0,5 ∑(0,2 ∗ 0,3) + (1 ∗ 0,2 ) + (0,2 ∗ 0,3) + (1 ∗ 0,2) + 0,5 ∏(0,2)0,3 * (1)0,2 * (0,2)0,3 * (1)0,2 = 0,5 ∑(0,06 + 0,2 + 0,06 + 0,2) + 0,5 ∏(0,6170 ∗ 1 ∗ 0,6170 ∗ 1) = 0,5 * 0,62 + 0,5 * 0,3807 = 0,31 + 0,1903 = 0,5003 Q6 = 0,5 ∑(0,6 ∗ 0,3) + (1 ∗ 0,2 ) + (0,2 ∗ 0,3) + (1 ∗ 0,2) + 0,5 ∏(0,6)0,3 * (1)0,2 * (0,2)0,3 * (1)0,2 = 0,5 ∑(0,18 + 0,2 + 0,06 + 0,2) + 0,5 ∏(0,8580 ∗ 1 ∗ 0,6170 ∗ 1) = 0,5 * 0,64 + 0,5 * 0,5294 = 0,32 + 0,2647 = 0,5847 Q7 = 0,5 ∑(0,6 ∗ 0,3) + (0,4 ∗ 0,2 ) + (1 ∗ 0,3) + (0,6 ∗ 0,2) + 0,5 ∏(0,6)0,3 * (0,4)0,2 * (1)0,3 * (0,6)0,2 = 0,5 ∑(0,18 + 0,08 + 0,3 + 0,12) + 0,5 ∏(0,8580 ∗ 0,8325 ∗ 1 ∗ 0,9029) = 0,5 * 0,68 + 0,5 * 0,6450 = 0,34 + 0,3225 = 0,6625

Kemudian menentukan nilai Alternatif tertinggi:

Tabel 7. Perangkingan Alternatif Hasil Rangking

A1 0,5847 5 A2 0,3918 7 A3 0,7758 2 A4 0,8030 1 A5 0,5003 6 A6 0,5847 4 A7 0,6625 3 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil, yaitu:

1. Hasil dari perhitungan menggunakan metode WASPAS, bahwa A4 merupakan alternatif terbaik

sebagai kelayakan pembiayaan.

2. Sistem pendukung keputusan dapat mengatasi permasalahan untuk kelayakan pembiayaan menjadi lebih tersistem.

(6)

REFERENCES

[1] P. Bpr, S. Artha, M. Bekasi, and A. N. Nuraeni, “Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process ( AHP ),” vol. 1, no. 2, pp. 32–37, 2017.

[2] S. R. Anjaryanti and Y. Ramdhani, “Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pembiayaan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process,” vol. 4, no. 1, pp. 82–93, 2017.

[3] Mesran, S. D. A. Pardede, A. Harapahap, and A. P. U. Siahaan, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Menerapkan Metode MOORA,” Media Inform. Budidarma, vol. Vol 2, No, no. 2, p. hal 16-22, 2018.

[4] S. H. Sahir, R. Rosmawati, and K. Minan, “Simple Additive Weighting Method to Determining Employee Salary Increase Rate,” Int. J. Sci. Res. Sci. Technol., vol. 3, no. 8, pp. 42–48, 2017.

[5] I. Saputra, S. I. Sari, and Mesran, “PENERAPAN ELIMINATION AND CHOICE TRANSLATION REALITY ( ELECTRE ) DALAM PENENTUAN KULKAS TERBAIK,” KOMIK (Konferensi Nas. Teknol. Inf. dan Komputer), vol. I, pp. 295–305, 2017.

[6] G. Ginting, Fadlina, Mesran, A. P. U. Siahaan, and R. Rahim, “Technical Approach of TOPSIS in Decision Making,” Int. J. Recent Trends Eng. Res., vol. 3, no. 8, pp. 58–64, 2017.

[7] D. Assrani, N. Huda, R. Sidabutar, I. Saputra, and O. K. Sulaiman, “Penentuan Penerima Bantuan Siswa Miskin Menerapkan Metode Multi Objective Optimization on The Basis of Ratio Analysis (MOORA),” Penentuan Penerima Bantu. Siswa Miskin Menerapkan Metod. Multi Object. Optim. Basis Ratio Anal., vol. 5, no. 2407–389X (Media Cetak), pp. 1–5, 2018.

[8] Adi Nugroho, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. 2005.

[9] B. J. Hutapea, M. A. Hasmi, and A. Karim, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jenis Kulit Terbaik Untuk Pembuatan Sepatu Dengan Menggunakan Metode VIKOR,” J. Ris. Komput., vol. 5, no. 1, pp. 6–12, 2018.

[10] D. Andayati, “Sistem Pendukung Keputusan Pra-Seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB) On-Line Yogyakarta,” J. Teknol., vol. 3, no. 2, pp. 145–153, 2010.

[11] S. Kusumadewi, S. Hartati, A. Harjoko, and R. Wardoyo, Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

[12] M. K. Kusrini, “Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan,” pp. 11–24, 2007.

[13] S. Barus, V. M. Sitorus, D. Napitupulu, M. Mesran, and S. Supiyandi, “Sistem Pendukung Keputusan Pengangkatan Guru Tetap Menerapkan Metode Weight Aggregated Sum Product Assesment ( WASPAS ),” MEDIA Inform. BUDIDARMA, vol. 2, no. 2, pp. 10–15, 2018.

[14] E. Purba, “Peranan Teknologi Informasi Dalam Mengefektifkan Keputusan Pemberian Dana Corporate Social Responsibilty ( CSR ),” Media Inform. Budidarma, vol. 2, no. 3, pp. 69–75, 2018.

[15] E. D. Marbun, L. A. Sinaga, E. R. Simanjuntak, D. Siregar, and J. Afriany, “Penerapan Metode Weighted Aggregated Sum Product Assessment Dalam Menentukan Tepung Terbaik Untuk Memproduksi Bihun,” vol. 5, no. 1, pp. 24–28, 2018.

[16] P. Simanjuntak, I. Irma, N. Kurniasih, M. Mesran, and J. Simarmata, “Penentuan Kayu Terbaik Untuk Bahan Gitar Dengan Metode Weighted Aggregated Sum Product Assessment ( WASPAS ),” J. Ris. Komput., vol. 5, no. 1, pp. 36– 42, 2018.

[17] R. Manurung, R. Sitanggang, and F. T. Waruwu, “Penerapan Metode Weighted Aggregated Sum Product Assessment Dalam Penentuan Penerima Beasiswa Bidik Misi,” vol. 5, no. 1, pp. 79–84, 2018.

Gambar

Tabel 3. Keterangan kriteria Pendidikan  Modal  Nilai

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah menerapkan metode waspas dan vikor dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut,

Dengan masalah- masalah yang dijelaskan diatas untuk menentukan kelayakan pembiayan anggota perlu di terapkan sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Naïve

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9

Pemanfaatan sistem pendukung keputusan sangat membantu dalam penentuan kelayakan daerah pertanian, dan disertai dengan metode Simple Additive Weighting (SAW), metode ini

Masalah yang sering dialami setiap perusahaan yang bergerak di bidang pabrikan adalah jumlah produksi yang tidak stabil maupun produksi yang sudah jadi terlalu

Dengan mengimplementasikan aplikasi sistem pendukung keputusan dengan menerapkan metode WASPAS, maka dilakukan pengimputan pengolahan data alternatif, bobot kriteria dan

130 Kepka ANRI Nomor 153 Tahun 2016 tentang Panitia Pelaksana Bimbingan teknis Tim Pengawas Kearsipan Daerah. 131 Kepka ANRI Nomor 154 Tahun 2016 tentang Tim Juri Pemilihan

Lokasi Perencanaan Apartemen Khusus Karyawan Operasional Bandara sebagai sebuah hunian membutuhkan lokasi yang memiliki aksesibilitas yang baik dari bandara untuk