• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Terminologi Judul

Judul dari perancangan ini adalah Apartemen Khusus Karyawan

Operasional Bandara Kualanamu. Berikut merupakan penjelasan terhadap judul

perancangan tersebut :  Apartemen

Apartemen adalah bangunan hunian yang dipisahkan secara horizontal dan vertikal, agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat rendah atau bertingkat tinggi, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan. Dengan ciri-ciri umum sebagai berikut :

1. Memiliki jumlah lantai lebih dari satu

2. Terdiri atas beberapa unit hunian dalam satu lantai

3. Setiap unit hunian terdiri atas minimal 3 macam ruang yaitu ruang tidur, dapur dan kamar mandi

4. Setiap penghuni akan saling berbagi fasilitas yang ada pada apartemen

5. Sirkulasi vertikal berupa tangga atau lift, sedangkan sirkulasi horizontalnya berupa koridor

6. Setiap unit mendapatkan jendela yang menghadap ke luar bangunan.

Apartemen Khusus merupakan apartemen yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja, dan biasanya dimiliki suatu perusahaan atau instansi yang dipergunakan oleh para pegawai maupun tamu yang berhubungan dengan pekerjaan.

 Karyawan

Karyawan adalah setiap orang yang menyediakan jasa (baik dalam bentuk pikiran maupun dalam bentuk tenaga) dan mendapatkan balas jasa ataupun kompensasi yang besarannya telah ditentukan terlebih dahulu (Hasibuan, 2002).

(2)

 Karyawan Operasional Bandara

Karyawan yang memastikan proses keberangkatan dan kedatangan pesawat berjalan lancar, mengatur pelayanan penumpang di terminal dan kargo, serta pos di cargo area. Karyawan ini berada dibawah pengelolaan PT. Gapura Angkasa.

 Bandara Kualanamu (Kualanamu International Airport/KNIA)

Bandara Kualanamu adalah bandar yang terletak di kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, 39 km dari pusat kota Medan, dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Angkasa Pura II.

Berdasarkan pengertian diatas, maka Apartemen Khusus Karyawan

Operasional Bandara Kualanamu adalah sebuah bangunan hunian vertikal yang

hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja, yaitu karyawan operasional Bandara Kualanamu, dan dimiliki suatu perusahaan atau instansi, yaitu PT. Gapura Angkasa, yang dipergunakan oleh para pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan.

2.2. Tinjauan Umum Proyek

Pembangunan proyek apartemen untuk karyawan ini memiliki prospek yang sangat baik. Kebutuhan akan karyawan khususnya karyawan operasional yang bekerja di Bandara Kualanamu akan semakin meningkat seiring dengan penerapan konsep aerotropolis pada bandara tersebut.

Diagram 2.1 Peningkatan jumlah karyawan di bandara dari tahun 2008-2012

(3)

Diagram 2.2 Peningkatan jumlah karyawan di bandara dari tahun 2009-2013

Sumber: Laporan Tahunan PT. Angkasa Pura II

Diagram 2.3 Peningkatan jumlah karyawan di bandara dari tahun 2010-2014

Sumber: Laporan Tahunan PT. Angkasa Pura II

Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa jumlah karyawan cenderung meningkat. Rata – rata peningkatan jumlah karyawan dari tahun 2008 – 2014 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1 Peningkatan Jumlah karyawan per Tahun 2008-2014

Tahun Jumlah Karyawan Peningkatan

2008 7024

(4)

2010 7783 389 2011 8193 380 2012 8301 108 2013 7900 -401 2014 8471 571 Jumlah 1417 Rata - rata 202

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dari tabel diatas didapat rata – rata peningkatan jumlah karyawan sebanyak 202 orang per tahunnya, walaupun pada tahun 2013 ke-2014 terjadi penurunan yang disebabkan pemindahan bandara dari Bandara Polonia ke Bandara Kualanamu. Jumlah karyawan pada batas maksimum yaitu tahun 2025, tahun dimana Bandara Kualanmu berada pada fase pembangunan terakhir, dapat dihitung sebagai berikut:

2025-2014 = 11 tahun 11 tahun x 202 = 2222 orang 2014 + 11 tahun = 8471 + 2222

= 10693 orang

Dapat disimpulkan bahwa pertambahan karyawan yang semakin banyak menjadi salah satu alasan akan berkembangnya hunian – hunian untuk karyawan yang bekerja di bandara.

2.2.1. Tinjauan Fungsi

2.2.1.1. Pengertian Apartemen

Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal. (Harris; 1975; 20). Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen didefinisikan sebagai “....several dwelling units share a common (usually an

(5)

indoor) access and are enclosed by a common structural envelope...”, yang berarti beberapa unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh struktur kulit bangunan yang sama. Menurut Time Saver Standard (1983) satu unit apartemen setidaknya terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, runag tamu, dapur dan ruang santai.

Menurut Stein (1967), sebuah ruangan atau beberapa susunan dalam beberapa jenis yang memiliki kesamaan dalam suatu bangunan yang digunakan sebagai rumah tinggal. Menurut Endy Marlina (2008: 86) dalam bukunya yang berjudul Perancangan Bangunan Komersial mengatakan bahwa, apartemen adalah bangunan yang membuat beberapa grup hunian, yang berupa rumah flat atau petak bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat hunian dari keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di perkotaan.

2.2.1.2. Fungsi Apartemen

Apartemen sebagai sebuah bangunan hunian mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Hunian

Apartemen sebagai fungsi hunian ditandai dengan adanya ruang yang meliputi kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dapur, dan ruang-ruang yang dapat mewadahi aktivitas penghuni yang berlangsung secara rutin.

2. Fungsi Sosial

Di dalam sebuah apartemen, seorang penghuni yang satu dengan yang lain akan saling berinteraksi, sehingga dapat menimbulkan interaksi sosial dalam lingkungan apartemen.

3. Fungsi Pendukung

Fungsi ini merupakan sebuah fungsi sekunder sebagai sebuah pendukung yang dapat menambah tingkat kenyamanan pada fungsi utama hunian. Fungsi pendukung yang biasanya ditambahkan dalam sebuah apartemen dapat berupa:

(6)

- layanan olahraga : kolam renang, fitness center, jogging track, lapangan badminton, dan lapangan volley

- layanan komersial : minimarket, cafeteria dan lain-lain - layanan kesehatan : poliklinik, apotik

4. Fungsi Rekreasi

Sebuah apartemen juga mempunyai fungsi rekreasi, yaitu dalam lingkungan apartemen biasanya terdapat taman ataupun ruang terbuka bagi para penghuninya.

2.2.1.3. Klasifikasi Apartemen

a. Apartemen berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Imelda Akmal, 2007) :

1. High-rise Apartemen

Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh lantai yang dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis penuh.

2. Mid-Rise Apartemen

Bangunan apartemen yang terdiri dari 7-10 lantai. 3. Low-Rise Apartemen

Apartemen dengan ketinggian kurang dari 7 lantai dan penggunaan tangga sebagai sirkulasi transportasi vertikal.

4. Walked-Up Apartemen

Apartemen yang terdiri dari 3 sampai 6 lantai, terkadang memiliki lift. Apartemen ini lebih disukai oleh keluarga besar dan biasanya 1 gedung apartemen hanya terdiri dari 2-3 unit apartemen.

5. Garden Apartemen

Bangunan Apartemen yang terdiri dari 2-4 lantai. Apartemen ini memiliki halaman dan taman disekitar bangunan. Berdasarkan buku Apartements:Their Design and Development (1967: 44-47), Garden

(7)

Apartemen juga termasuk dalam kategori Apartemen Low-Rise karena memiliki ketinggiannya antara 2-4 lantai. Ciri-ciri lainnya adalah :

 Tiap unit hunian memiliki teras dan balkon tersendiri

 Memiliki banyak ruang terbuka hijau dan tempat parkir yang dekat dengan bangunan

 Antara Massa Bangunan satu dengan bangunan lain terdapat ruang terbuka yang cukup luas

 Biasanya dibangun didaerah kepadatan rendah dan memiliki maksimal 30 keluarga per hektar

b. Apartemen berdasarkan tipe unitnya (Imelda Akmal, 2007) : 1. Studio

Unit apartemen ini hanya memiliki satu ruang, ruang ini sifatnya multifungsi sebagai ruang duduk, kamar tidur dan dapur yang semula terbuka tanpa partisi. Satu-satunya ruang yang terpisah biasanya hanya kamar mandi. Apartemen tipe studio relatif kecil. Tipe ini sesuai dihuni oleh satu orang atau pasangan tanpa anak. Luas unit ini minimal 20-35 m².

2. Apartemen 1,2,3 kamar/apartemen keluarga

Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa. Memiliki kamar tidur terpisah serta ruang duduk, ruang makan, dan dapur. Luas apartemen tipe ini sangat beragam tergantung ruang yang dimiliki serta jumlah kamarnya. Luas minimal untuk satu kamar tidur adalah 25 m², 2 kamar tidur 30 m², 3 kamar tidur 85², dan 4 kamar tidur 140m².

3. Loft

Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang kemudian dialihfungsikan sebagai apartemen dengan menyekat-nyekat bangunan besar ini menjadi beberapa unit hunian. Keunikan loft

(8)

atau dua lantai dalam satu unit. Bentuk bangunannya cenderung berpenampilan industrial. Tetapi, beberapa pengembang kini menggunakan istilah loft untuk apartemen dengan mezzanine atau dua lantai tetapi dalam bangunan yang baru.

4. Penthouse

Unit hunian ini berada di lantai paling atas sebuah bangunan apartemen. Luasnya lebih besar daripada unit-unit dibawahnya. Bahkan, terkadang satu lantai hanya ada satu atau dua unit saja. Selain lebih mewah, penthouse juga sangat privat karena memiliki lift khusus untuk penghuninya. Luas minimumnya adalah 300 m².

c. Apartemen berdasarkan tujuan pembangunan (Imelda Akmal, 2007) : 1. Komersial

Apartemen ini ditujukan untuk bisnis komersial yang mengejar keuntungan atau profit.

2. Umum

Apartemen ini ditujukan untuk semua lapisan masyarakat, akan tetapi biasanya hanya dihuni oleh lapisan masyarakat kalangan menengah kebawah.

3. Khusus

Apartemen yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja, dan biasanya dimiliki suatu perusahaan atau instansi yang dipergunakan oleh para pegawai maupun tamu yang berhubungna dengan pekerjaan.

d. Apartemen berdasarkan golongan sosial (Savitri dan Ignatius dan Budihardjo dan Anwar dan Rahwidyasa, 2007) :

1. Apartemen Sederhana 2. Apartemen Menengah 3. Apartemen Mewah 4. Apartemen super Mewah

(9)

Yang membedakan keempat tipe tersebut adalah fasilitas yang terdapat dalam apartemen tersebut. Semakin lengkap fasilitas dalam sebuah apartemen, maka semakin mewah apartemen tersebut. Pemilihan bahan bangunan dan sistem apartemen juga berpengaruh. Semakin baik kualitas material dan semakin banyak pelayanannya, semakin mewah apartemen tersebut.

e. Apartemen berdasarkan penghuni (savitri dan Ignatius dan Budihardjo dan Anwar dan Rahwidyasa, 2007) :

1. Apartemen Keluarga

Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya. Bahkan tidak jarang orang tua dari ayah atau ibu tinggal bersama. Terdiri dari 2 hingga 4 kamar tidur, belum termasuk kamar tidur pembantu yang tidak selalu ada. Biasanya dilengkapi dengan balkon untuk interaksi dengan dunia luar.

2. Apartemen Lajang

Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum menikah dan biasanya tinggal bersama teman mereka. Mereka menggunakan apartemen sebagai tempat tinggal, bekerja, dan beraktivitas lain diluar jam kerja.

3. Apartemen Pebisnis/Ekspatrial

Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk bekerja karena mereka telah mempunyai hunian sendiri di luar apartemen ini. Biasanya terletak dekat dengan tempat kerja sehingga memberi kemudahan bagi pengusaha untuk mengontrol pekerjaannya.

4. Apartemen Manula

Apartemen ini merupakan suatu hal yang baru di Indonesia, bahkan bisa dikatakan tidak ada meskipun sudah menjadi sebuah kebutuhan. Di luar negeri seperti Amerika, China, Jepang, dan lain-lain telah banyak dijumpai apartemen untuk hunian manusia usia lanjut. Desain

(10)

apartemen disesuaikan dengan kondisi fisik para manula dan mengakomodasi manula dengan alat bantu jalan.

f. Apartemen berdasarkan kepemilikan (Chiara, 1986) : 1. Apartemen Sewa

Pemilik membangun dan membiayai operasi serta perawatan bangunan, penghuni membayar uang sewa selama jangka waktu tertentu.

2. Apartemen Kondominium

Penghuni membeli dan mengelola unit yang menjadi haknya, tidak ada batasan bagi penghuni untuk menjual kembali atau menyewakan unit miliknya. Penghuni biasanya membayar uang pengelolaan ruang bersama yang dikelola oleh pemilik gedung.

3. Apartemen Koperasi

Apartemen ini dimiliki oleh koperasi, penghuni memiliki saham didalamnya sesuai dengan unit yang ditempatinya. Bila penghuni pindah, dapat menjual sahamnya kepada koperasi atau calon penghuni baru dengan persetujuan koperasi. Biaya operasional dan pemeliharaan ditanggung oleh koperasi.

g. Apartemen berdasarkan pelayanannya (Chiara, 1986) : 1. Apartemen Fully Service

Apartemen yang menyediakan layanan standar hotel bagi penghuninya, seperti laundry, catering, kebersihan, dan sebagainya. 2. Apartemen Fully Furnished

Apartemen yang menyediakan perabot dalam unit apartemen. 3. Apartemen Fully Furnished and Fully Service

Apartemen yang menyediakan perabot dalam unit apartemennya dan menyediakan layanan standart hotel bagi penghuninya.

(11)

Apartemen yang hanya menyediakan ruangan atau unit apartemennya saja.

h. Apartemen berdasarkan jumlah lantai per unit (Chiara, 1986) : 1. Simpleks Apartemen

Apartemen yang seluruh ruangannya terdapat dalam satu lantai. 2. Dupleks Apartemen

Apartemen yang ruangannya terdapat dalam dua lantai. 3. Tripleks Apartemen

Apartemen yang ruangannya terdapat dalam tiga lantai

2.2.1.4. Sejarah dan Perkembangan Apartemen di Indonesia

Apartemen pertama kali di perkenalkan di Indonesia pada tahun 1974 yang dimulai dengan terbangunnya apartemen Ratu Plaza di Jakarta, sebuah apartemen mix-used yang memiliki 54 unit apartemen. Kemudian diikuti oleh apartemen Taman Rasuna yang berada di jalan Taman Rasuna Said di kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Kawasan Kuningan merupakan kawasan yang dikelilingi gedung perkantoran sehingga apartemen yang berada di kawasan ini banyak dihuni oleh pekerja. Perkembangan apartemen kemudian semakin meningkat, di Jakarta contohnya, kita dapat melihat banyak apartemen yang sudah dibangun. Di Sumatera Utara sendiri sudah berdiri apartemen beberapa apartemen, contohnya Cambridge Apartment, Aston dan masih banyak lagi.

Gedung perkantoran yang umumnya berada di kota membuat masyarakat berdatangan ke kota untuk mencari kehidupan yang lebih baik sehingga permintaan akan hunian pun meningkat. Akan tetapi, lahan yang berada di kota tidak cukup untuk memenuhi permintaan rumah bagi tiap-tiap masyarakat sehingga apartemen merupakan pilihan yang tepat untuk memenuhi permintaan akan hunian. Masyarakat kemudian melihat efisiensi akan hunian vertikal ini, selain dapat menjadi tempat tinggal, apartemen yang dekat dengan tempat mereka bekerja juga menambah minat mereka untuk tinggal di sana.

(12)

Perkembangan apartemen yang semakin signifikan membuat para pengembang bangunan apartemen mulai bersaing menjadikan apartemen tidak lagi mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal saja melainkan juga sebagai penanda strata sosial. Semakin lengkap fasilitas yang diberikan sebuah apartemen, semakin mewah apartemen tersebut. Tidak jarang suatu apartemen juga digabungkan dengan mall sehingga penghuni apartemen mudah memenuhi kebutuhan sehari- hari dan tidak perlu berjalan jauh untuk berbelanja. Inilah alasan mengapa apartemen sekarang umumnya dihuni oleh masyarakat menengah ke atas yang menginginkan kemudahan dalam mewujudkan kebutuhannya. Akan tetapi pembangunan apartemen untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah juga sangat dibutuhkan karena pada umumnya masyarakat golongan ini belum memiliki tempat tinggal yang layak dan tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk membeli sebuah rumah. Harga rumah dan lahan yang mahal di perkotaan membuat masyarakat golongan ini kesulitan, sehingga dengan adanya apartemen untuk masyarakat golongan menengah ke bawah akan sangat membantu mereka.

2.2.1.5. Studi Banding Proyek Sejenis

 UBM Housing

Arsitek : ID-EA

Lokasi : Jakarta, Indonesia Arsitek Desain : Elsye Alam

(13)

Gambar 2.1 Tampak Depan Bangunan

Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea

Gambar 2.2 Tampak Dalam Bangunan

Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea

Proyek UBM Perumahan Universitas Bunda Mulia menanggapi masalah lalu lintas terburuk Jakarta dunia sebagai salah satu kota besar dengan penduduk lebih dari 10 juta dan meningkatnya jumlah out-of-kota siswa yang mendaftar ke universitas setiap tahun. Terletak dengan hanya menempuh lima menit berjalan kaki

(14)

dari kampus, seluas 17.600 meter persegi fasilitas perumahan mahasiswa termasuk di tempat mini market, ruang serbaguna, ruang siswa, kantin, laundry, ATM dan garasi parkir bawah halaman dalam.

Gambar 2.3 Halaman dalam Bangunan

Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea

Proyek ini merujuk ke permasalahan kepadatan dan biaya perumahan perkotaan dengan mengembangkan pusat perkotaan yang hidup dalam lingkungan layak huni dan mendorong semangat masyarakat dengan menyediakan ruang interaksi dan koneksi visual tanpa menghilangkan privasi.

Gambar 2.4 Ground Plan

(15)

Gambar 2.5 Floor Plan

Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea

Unit apartemen terhubung dengan sistem double-loaded koridor yang memiliki bukaan ke arah sudut selatan untuk lobi lift, sudut utara untuk dapur dan bukaan ke arah halaman untuk ruang-ruang bersama yang memungkinkan ventilasi silang. Pemakaian jendela yang tinggi dan sempit mulai dari lantai ke langit-langit dipilih untuk memancarkan cahaya.

 Apartemen Adhigrya Pangestu Exclusively For Women Pengelola : PT Graha Loka Pangestu

(16)

Gambar 2.6 Perspektif Bangunan

Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Adhigriya Pangestu Apartemen terletak di Jalan Margonda Raya merupakan Gerbang Utama kota Depok yang sangat strategis dengan akses langsung Ke Universitas Indonesia, Margo City, Universitas Gunadarma dan Rumah sakit Bunda Depok. Sebelum berkembang menjadi Adhigrya Pangestu, perusahaan Griya Pangestu, selama 30 tahun telah menyediakan akomodasi eksklusif khusus bagi para mahasiswi dan wanita secara umum.

Sebagai Adhigrya Pangestu, Griya Pangestu telah menambah pelayanan untuk terus menjaga tradisi memberikan katering kepada pelanggan wanita. Peningkatan pelayanan termasuk konsep baru dari sebuah gedung apartemen dengan banyak lantai untuk mengakomodir kebutuhan wanita yang mencari unit untuk disewa di kota Depok baik untuk jangka waktu menengah sampai panjang. Bangunan yang baru ini akan menawarkan berbagai fasilitas dengan cakupan yang luas seperti salon wanita, pusat fitness modern, kolam renang eksklusif, lounge umum yang luas, skylounge pribadi dan banyak fasilitas lainnya.

Adhigirya Pangestu yang bermakna ” Hunian Adi (megah) yang di berkahi akan berkomitmen sesuai namanya, yaitu melindungi dan mengerti apa yang dibutuhkan wanita sehingga merasa safe, save, dan secure.

(17)

Gambar 2.7 Lobi Apartemen

Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Gambar 2.8 Ruang Komunal

Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Apartemen ini memiliki 182 unit, yang terdiri dari :  Tipe 39 sebanyak 64 unit

 Tipe 33 sebanyak 16 unit  Tipe 30 sebanyak 272 unit  Tipe 28 sebanyak 42 unit  Tipe 27 sebanyak 86 unit  Tipe 25 sebanyak 16 unit

(18)

Gambar 2.9 Unit Tipe 39

Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Gambar 2.10 Unit Tipe 33

(19)

Gambar 2.11 Unit Tipe 30

Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Gambar 2.12 Unit Tipe 28

(20)

Gambar 2.13 Unit Tipe 27

Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Gambar 2.14 Unit Tipe 25

(21)

2.3. Lokasi Perancangan

2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Sebagai sebuah hunian yang diperuntukkan bagi karyawan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih lokasi yang mendukung keberadaan apartemen tersebut, yaitu :

1. Tidak berada pada kawasan lindung

2. Bebas dari pencemaran air, udara, dan gangguan suara atau gangguan lainnya, baik yang ditimbulkan sumber daya buatan manusia maupun sumber daya alam seperti banjir, tanah longsor dan tsunami

3. Ketinggian lahan kurang dari 1.000 meter di atas permukaan air laut (MDPL) 4. Kemiringan lahan tidak melebihi 15 %, dengan ketentuan:

 Tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan bermorfologi datar landai dengan kemiringan 0-8%

 Diperlukan rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan 8-15%

5. Pada kota-kota yang mempunyai bandar udara, tidak menggangu jalur penerbangan pesawat

6. Kondisi sarana-prasarana memadai

7. Dekat dengan pusat-pusat kegiatan dan pelayanan kota

8. Bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, keterkaitan antara lokasi perumahan dengan pusat-pusat kegiatan (tempat kerja) dan pelayanan kota akan mempunyai implikasi ekonomi. Jarak yang relative jauh akan berpengaruh banyak terhadap pengeluaran biaya transport dibandingkan seluruh pengeluaran rutin keluarga. Hal ini akan menimbulkan tambahan beban terhadap penghuninya, sehingga mempengaruhi kemampuannya untuk mengalokasikan sebagian penghasilannya untuk perumahan (Dwelling Expenditure).

(22)

2.3.2. Alternatif Pemilihan Lokasi

Lokasi Perencanaan Apartemen Khusus Karyawan Operasional Bandara sebagai sebuah hunian membutuhkan lokasi yang memiliki aksesibilitas yang baik dari bandara untuk memudahkan karyawan itu sendiri. Adapun beberapa alternatif lokasi yaitu :

Gambar 2.15 Lokasi alternative

Sumber: http://wikimapia.org/

Tabel 2.2 Analisa Alternatif Lokasi

Karasteristik Lokasi

Lokasi

Lokasi I

Jalan Bandara Kualanamu

Lokasi II

Jalan Lingkungan I

Peraturan (3)

Berada di kawasan Ring II

(3)

(23)

Pencapaian ke Lokasi

(2)

Jalan Bandara Kualanamu tidak dapat dilalui angkutan

umum

(3)

Jalan ini dapat diakses kendaraan umum dan memiliki akses khusus yang

dapat dilewati pejalan kaki

Pengenalan Entrance

(2)

Berada di pinggir jalan

(3)

Dikelilingi jalur sirkulasi

Fungsi Pendukung Sekitar Lokasi

(3)

Sarana ibadah dan perumahan warga

(3)

Sarana ibadah dan perumahan warga

Harga Tanah (1)

Mahal karena berada di pinggir jalan utama ke

bandara

(3)

Murah karena berada di area jalan lingkungan Kontur (3) Relatif datar (3) Relatif datar Tingkat Kebisingan (2)

Cukup tinggi karena berada di pinggir jalan

(3)

Rendah karena berada di area jalan lingkungan

Total Peringkat 16 21

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Keterangan : 1 = Cukup 2 = Baik 3 = Baik Sekali Kesimpulan :

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap 2 alternatif lokasi yang dipilih, terlihat bahwa tabel penilaian menunjukkan bahwa lokasi II merupakan lokasi yang

(24)

paling sesuai untuk dijadikan sebagai site perancangan Apartemen Khusus Karyawan Operasional Bandara Kualanamu.

2.3.3. Area Pelayanan

Lingkungan sekitar site apartemen sewa khusus karyawan bandara ini dekat dengan bangunan dengan fungsi yang dapat mendukungnya, yaitu permukiman warga dan bangunan peribadatan. Sekitar site apartemen ini juga tidak ditemukan bangunan dengan fungsi sebagai apartemen.

2.3.4. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak

Lokasi Site dari perancangan Apartemen Sewa Khusus Karyawan Bandara Kualanamu ini terletak di Jalan Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara.

Gambar 2.16 Peta Lokasi Site

Sumber: https://www.google.com/earth/

Adapun data dari site lokasi perancangan adalah sebagai berikut :

 Kasus Perancangan : Apartemen Khusus Karyawan Operasional Bandara Kualanamu

 Status Proyek : Fiktif Perancangan

(25)

 Pemilik Proyek : PT. Gapura Angkasa Perancangan

 Lokasi Tapak : Jalan Lingkungan I, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

 Batas Tapak

 Utara : Kebun jagung  Timur : Lahan kosong  Barat : Lahan kosong  Selatan : Lahan kosong  Luas Lahan : 1 Ha

 Kontur : Relatif Datar

 KDB : 70 %

 GSB : 5 m

 Ketinggian Maksimal : 46 m  Keadaan Existing

 Site merupakan lahan kosong

 Site berada di depan sebuah jalan lingkungan  Kondisi kontur lahan site relatif datar

 Potensi Lahan

 Berada tidak jauh dari pemukiman warga

 Mudah diakses dari Bandar Udara Internasional Kualanamu dengan adanya sebuah jalan lokal yang langsung menuju Jalan Bandara Kualanamu

 Berada di sekitar kawasan pengembangan jalan Mebidangro

 Dekat dengan fasilitas pendukung seperti rumah ibadah dan pasar tradisional

 Memiliki arus lalu lintas dan tingkat kebisingan yang rendah  Tidak berada pada kawasan perindustrian

(26)

2.4. Tinjauan Kelompok dan Pelaku Kegiatan

2.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

2.4.1.1. Deskripsi Pengguna

Pengguna/pelaku kegiatan pada perancangan Apartemen Khusus Karyawan Operasional Bandara Kualanamu ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Penghuni Apartemen

Penghuni apartemen sewa ini adalah karyawan operasional Bandara Kualanamu. Karyawan operasional memiliki tanggung jawab yang cukup besar di bandara. Sekitar 50% pekerjaan disana dipegang oleh mereka, maka dari itu penyediaan hunian yang dekat dengan bandara akan sangat membantu mereka dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Pengelola Apartemen

Pengelola apartemen adalah pihak-pihak yang mengawasi, mengelola dan memberikan fasilitas pada penghuni apartemen. Pengelola ini berupa suatu badan usaha yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan penghuni apartemen. Penghuni yang menyewa apartemen akan membayarkan kewajibannya kepada pengelola berupa uang sewa sesuai dengan tarif dan jangka waktu tertentu. 3. Karyawan Apartemen (Staff)

Karyawan apartemen adalah sejumlah orang yang bertugas sebagai bagian pelayanan di apartemen. Mereka bekerja melayani penghuni apartemen, menangani sistem bangunan hingga ke perawatan bangunan dan menjadi resepsionis. Karyawan apartemen ini terdiri dari : Staff Administrasi, Staff Pemasaran, Teknisi, Cleaning Service, dan Petugas Keamanan.

2.4.1.2. Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan penghuni apartemen, karyawan Bandara Kualanamu, sebagian besar adalah untuk beristirahat. Mereka beristirahat di malam hari, bekerja di siang hari, dan pada waktu – waktu tertentu mereka akan bersosialisasi dengan para penghuni lainnya. Sosialisasi ini mereka butuhkan

(27)

sebagai salah satu kebutuhan sebagai makhluk sosial. Mereka juga biasanya harus menyiapkan pekerjaan yang belum sempat terselesaikan di saat mereka bekerja. Kegiatan ini membutuhkan sebuah ruangan yang nyaman dan terbuka agar mereka dapat mengerjakan tugas pekerjaan mereka dengan baik.

2.4.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang

Berikut ini merupakan kebutuhan ruang yang di bagi menurut kelompok pengguna :

 Kelompok Pengelola Apartemen dan Pelayanan Apartemen

Pengelolaan apartemen dilakukan oleh sebuah organisasi yang cukup jelas dalam pembagian tugas dan tanggung jawabnya. Organisasi yang mengelola apartemen seperti bagan di bawah ini:

Diagram 2.4 Bagan Organisasi Penngelola Apartemen

Sumber : Palm Court Condominium, Jakarta

Tabel 2.3 Tabel Kebutuhan Ruang Kelompok Pengelola Apartemen

No. Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Zoning 1. Pengelola Apartemen Kepala Pengelola Apartemen Mengkontrol semua kegiatan Kantor pengelola Privasi Asisten Pengelola Membantu pengelola Kantor pegawai Privasi

(28)

Apartemen apartemen (back up) Divisi House Keeping Memelihara kebersihan apartemen Kantor pegawai Privasi Floor Section Mengecek setiap lantai di apartemen Kantor pegawai Privasi

Public Area Memantau bagian area publik Kantor pegawai Privasi Front Office Mengatur bagian kantor utama apartemen Kantor pegawai Privasi Resepsionis dan Pusat Informasi Menerima tamu/pemilik kamar apartemen Area Resepsionis Publik Menghubungi pemilik kamar apartemen apabila terdapat tamu. Memberikan informasi Menerima keluhan, lost & found

Reservasi Membuat bill and payment Area Resepsionis Publik Melayani pemesanan kamar apartemen Area Resepsionis Publik Kasir Mengatur bagian keuangan yang masuk dan keluar Area Resepsionis Publik

Marketing Bagian yang mengurus marketing, pemasaran Kantor pegawai Semi-privasi

(29)

Tabel 2.4 Tabel Kebutuhan Ruang Kelompok Pelayanan Apartemen

No. Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Zoning 1. Teknisi Aparteme n Petugas penerima barang Mengangkut barang masuk Loading dock - Gudang Servis

Teknisi ME Bagian yang mengontrol mekanikal dan elektrikal Kantor teknisi Servis Pengawas CCTV Mengawasi keamanan melalui CCTV Ruang CCTV Servis Mengontrol dan mengendalik an melalui CCTV Teknisi Pemipaan Bagian yang mengontrol plumbing dan pemipaan air Ruang Plumbing Servis Petugas Genset Bagian yang mengontrol genset Ruang Genset Servis 2. Petugas Keamanan Kepala Security Bertugas sebagai kepala keamanan Pos jaga / area jaga Servis Satpam Memeriksa keadaan di sekitar site Pos jaga / area jaga Serivs Ronda malam 3. Pelayan / Service Cleaning Service Membersihk an seluruh bagian-bagian yang ada di apartemen Ruang Office Boy/Girl Servis Office Boy/Girl Mengantar surat Ruang Office Boy/Girl Servis Mengantar minuman/m Ruang Office Servis

(30)

Membersihk an toilet dan kamar mandi Ruang Office Boy/Girl Servis Membantu keperluan karyawan yang ada di apartemen Ruang Office Boy/Girl Servis

Sumber: Dokumentasi Pribadi

 Kelompok Penghuni Apartemen

Kebutuhan para penghuni apartemen meliputi sebagai berikut: 1. Kebutuhan Kenyamanan

Di dalam suatu tempat tinggal kenyamanan sangatlah mutlak diperlukan dan jika di dalam apartemen ada 3 tingkat kenyamanan yang harus dipenuhi yaitu:  Kenyamanan Termal

Kenyamanan ni merupakan kenyamanan dari suhu udara. Suhu udara di dalam ruangan yang nyaman itu berkisar 24oC. untuk mendapatkan suhu udara yang nyaman maka ruang yang digunakan perlu dikondisikan secara baik dan alami dengan cara memberikan ventilasi maupun dengan menggunakan fan atau air conditioner

 Kenyamanan Penglihatan

Hal ini sangat berhubungan dengan pencahayaan karena ada 2 macam pencahayaan yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Untuk penggunaan di dalam apartemen bisa menggunakan pencahayaan alami yaitu pada saat siang hari, akan tetapi untuk malam hari tetap di perlukan suatu pencahayaan buatan.

 Kenyamanan Akustik

Yang dimaksud dengan kenyamanan akustik adalah kenyamanan dari gangguan suara kebisingan misalnya yang disebabkan oleh keributan para tetangga atau unit hunian yang berada di sekitarnya. Kenyamanan akustik sendiri dapat dilakukan dengan alami dan buatan, untuk alami sendiri bisa

(31)

dilakukan dengan mengurangi jumlah bukaan serta memasang barrier pada sekeliling apartemen sedangkan untuk kenyamanan secara buatan dapat dengan penggunaan material yang meredam suara pada ruangan di dalamnya.

2. Kebutuhan Privasi

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan akan ketenangan dan kenyamanan yang tinggi baik bagi pribadi maupun keluarga di dalam satu unit hunian, antar hunian di dalam satu lantai, ataupun di dalam satu bangunan dari apartemen tersebut. Kebutuhan privasi sangat mutlak dipenuhi.

3. Kebutuhan Interaksi Sosial

Kebutuhan interaksi sosial ini ada karena di dalam apartemen para penghuni hidup bersama-sama dengan para penghuni lain sehingga akan terjadi interaksi sosial baik dengan tetangga, antar penghuni, ataupun dengan lingkungan sekitar.

4. Kebutuhan Keamanan

Seperti bangunan yang lain kebutuhan akan keamanan sangatlah perlu dan harus terpenuhi karena kebutuhan keamanan tersebut dapat meliputi keamanan fisik dan psikologis. Keamanan fisik sendiri meliputi gangguang dari luar dan keamanan psikologis adalah kebutuhan akan rasa aman.

Berdasarkan fungsi dan sifatnya ruang-ruang di dalam unit apartemen dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Ruang Tamu

Ruang tamu adalah bagian dari sebuah unit hunian yang fungsinya sebagai tempat untuk menerima tamu baik itu teman ataupun keluarga.

2. Ruang Makan

Ruang makan adalah bagian dari sebuah unit hunian yang sangat penting, intensitas kegiatan yang dilakukan tergantung pada kegiatan yang dilakukan oleh para penghuninya, akan tetapi fungsi ruang makan pada student apartment

(32)

pada umumnya. 3. Ruang Kerja

Ruang kerja yang terdapat dalam sebuah student apartment lebih menekankan sebuah privasi dimana ruang kerja ini dilakukan oleh mahasiswa atau pelajar untuk belajar.

4. Teras (Balkon)

Teras yang terdapat pada sebuah apartemen berfungsi sebagai ruang untuk bersantai bagi para penghuninya, penambahan teras ini sendiri dapat memberikan sebuah nilai lebih dari apartemen dimana dapat menciptakan sebuah ruang terbuka.

Tabel 2.5 Tabel Kebutuhan Ruang Kelompok Penghuni Apartemen

Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang Zoning

Penyewa Apartemen Tetap / Tidak Tetap Menyewa dan membayar biaya apartemen Lobby dan Resepsionis Publik Bersosialisasi dengan penghuni lainnya

Ruang Komunal Publik

Makan dan Minum

Restoran Publik

Beristirahat Kamar Apartemen Privat Mandi &

Buang Air

Kamar mandi Servis Olahraga Jogging track Publik

Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.4.3. Kriteria dan Standar Ruang

Syarat – syarat bangunan apartemen menurut Times-Saver Standards For Building Types, adalah :

1. Entrance Apartemen

Bagian entrance apartemen harus menarik dan mudah dilihat. Bagian entrance menyediakan tempat untuk: berjalan, kendaraan menurunkan penumpang,

(33)

menaikkan barang bawaan, dan tempat untuk menurunkan barang bawaan. Bagian entrance harus mudah di akses, dan mudah akses bila terjadi kebakaran. Kanopi entrance melindungi dari angin dan hujan. Skala dan karakter entrance mengikuti desain bangunan. Lebar entrance minimal 5,5 meter, atau dapat dilalui untuk 2 mobil.

2. Pengiriman Barang

Pengiriman dan pengantaran barang yang dilakukan oleh pengantar barang tidak boleh hingga depan pintu.

3. Aktivitas Orang Tua dan Anak dilakukan di Ruang Keluarga

Kamar anak sebisa mungkin dapat diakses dari ruang keluarga, sehingga aktivitas anak dapat diawasi oleh orang tua.

4. Akses dari Ruang Tidur ke Kamar Mandi

Akses dari ruang tidur ke kamar mandi tidak menjadi satu jalur dengan ruang keluarga.

5. Akses dari Dapur ke Kamar Mandi

Akses dari dapur ke kamar mandi dapat dimungkinkan satu jalur dengan ruang keluarga.

6. Servis dari Dapur ke Ruang Makan

Servis dari dapur ke ruang makan dapat berhubungan dengan ruang lainnya.

Diagram 2.5 Bagian dalam bangunan apartemen Rekreasi/Balkon atau publik

area

Unit tempat tinggal

Tempat pertemuan publik dan privat

Akses Servis Garasi/Tempat parkir Akses pejalan kaki Akses kendaraan bermotor

(34)

Keterangan:

 Akses pejalan kaki berbeda dengan dengan akses kendaraan bermotor, akses pejalan kaki dapat langsung ke lobby, namun akses kendaraan bermotor dapat ke lobby namun hanya sebatas menurunkan penumpang atau lewat, dan kendaraan bermotor parkir di tempat parkir maupun garasi.

 Tempat pertemuan atau lobby merupakan center atau pusat dari fungsi lainnya maupun pusat pertemuan akses yang beragam.

 Ruang rekreasi dapat diakses dari unit apartemen dan melalui lobby.

Standar perencanaan dan perancangan sebuah apartemen dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Rumah Sederhana Sehat

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan dari aktivitas dasar manusia yang berada di dalamnya. Dari hasil kajian kebutuhan ruang perorang adalah 9m2 dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit adalah 2.80m2. Kebutuhan minimum ruangan pada rumah sederhana sehat perlu memperhatikan beberapa ketentuan berikut :

a. Kebutuhan luas per jiwa

b. Kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)

c. Kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK) d. Kebutuhan luas lahan per unit bangunan

Dapat juga dilihat dari data dari Tabel Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan untuk Rumah Sederhana Sehat adalah :

Tabel 2.6

Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan untuk Rumah Sederhana Sehat Standar

Per jiwa (m2)

Luas (m2) Untuk 3 jiwa Luas (m2) Untuk 4 jiwa

Unit Rumah Lahan (L) Unit Rumah Lahan (L) Mini mal

Efektif Ideal Mini mal

(35)

(Ambang Batas) 7,2 21,6 60,0 72-90 200 28,8 60,0 72-90 200 (Indonesia) 9,0 27,0 60,0 72-90 200 36,0 60,0 72-90 200 (Internasion al) 12,0 36,0 60,0 48,0 60,0 72-90

Sumber : Menteri pemukiman dan prasarana wilayah republik Indonesia

2. Kebutuhan Kesehatan dan Kenyamanan

Rumah sebagai sebuah tempat tinggal yang dapat memenuhi syarat kesehatan dan kenyamanan dipengaruhi oleh tiga aspek yang meliputi:

a. Pencahayaan

Matahari sebagai potensi terbesar dapat digunakan sebagai pencahayaan alami pada siang hari sehingga ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya serta ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata.

b. Penghawaan

Yang dimaksud di dalam penghawaan disini adalah udara yang merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernapas, sehingga udara ini sendiri berpengaruh pada tingkat kenyamanan pada bangunan.

c. Suhu Udara dan Kelembapan

Suatu rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembapan udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal. Suatu penghawaan yang kurang akan menyebabkan ruangan terasa pengap serta sumpek dan akan menimbulkan suatu kelembapan tinggi dalam ruangan tersebut.

(36)

2.5. Elaborasi Tema

2.5.1. Pengertian

Tema yang diterapkan pada rancangan apartemen ini adalah tema arsitektur tropis. Arsitektur Tropis adalah sebuah karya arsitektur yang mencoba untuk memecahkan problematik iklim tropis. Arsitektur tropis digunakan pada sebuah rancangan dengan tujuan agar rancangan tersebut dapat menyelesaikan masalah pada iklim tropis seperti hujan deras, terik matahari, suhu udara tinggi, kelembapan tinggi dan kecepatan angin rendah, sehingga manusia yang semula tidak nyaman berada dialam terbuka, menjadi nyaman ketika berada didalam bangunan tropis.

2.5.2. Kriteria Tema/Pemilihan Tema

Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis adalah,

1. Kenyamanan Thermal

Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal adalah dengan mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas. Hawa panas dapat dikurangi dengan menggunakan bahan atau material yang mempunyai tingkat isolasi tahan panas yang besar, sehingga aliran panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat. Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari dinding. Permukaan bagian atas bangunan dapat di desain dengan beberapa cara, seperti memberikan rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif yang dapat memperbesar tahan panas.

2. Aliran Udara Melalui Bangunan

(37)

a. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan, mengalirkan asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.

b. Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas, membantu mendinginkan bagian dalam bangunan. Aliran udara terjadi karena adanya gaya thermal yaitu terdapat perbedaan temperatur antara udara di dalam dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi kenyamanan thermal. Untuk yang pertama sebaiknya digunakan lubang ventilasi tetap yang selalu terbuka. Untuk memenuhi yang kedua, sebaiknya digunakan lubang ventilasi yang bukaannya dapat diatur.

3. Radiasi Panas

Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device). Pancaran panas dari suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika beda temperatur udara melebihi 40ºC. Hal ini sering terjadi pada permukaan bawah dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap.

Penerangan Alami pada Siang Hari

Cahaya alam siang hari yang terdiri dari: 1. Cahaya matahari langsung.

2. Cahaya matahari difus

Cahaya ini dapat dimanfaatkan untuk penerangan siang hari di dalam bangunan. Tetapi cahaya matahari tidak langsung masuk ke dalam bangunan karena akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga cahaya langit yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan. Untuk

(38)

cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen:

1. Komponen langit 2. Komponen refleksi luar 3. Komponen refleksi dalam

Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan pengaruh terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut adalah:

1. Luas dan posisi lubang cahaya 2. Lebar teritis

3. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya

4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan 5. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya

2.5.3. Keterkaitan Tema

Tema ini sangat cocok bila kita gunakan di Indonesia dilihat dari iklim di Indonesia itu sendiri yaitu iklim Tropis. Tema tropis ini nantinya harus menghasilkan respon positif dari efek iklim tropis itu sendiri.

Dalam arsitektur tropis, hal-hal yang harus diperhatikan seperti penggunaan bahan-bahan alami, sirkulasi udara dalam bangunan, serta pemanfaatan dari pencahayaan alami. Bangunan tropis lebih mengutamakan pemakaian material yang berasal dari alam. Adapun contoh-contoh material alami tersebut yang sering digunakan dalam bangunan tropis seperti kayu, bamboo dan batuan-batuan alam. Dari segi sirkulasi udara, bukaan-bukaan dalam bangunan perlu diperhatikan. Sehingga udara yang masuk akan membuat ruangan terasa nyaman dan mendapatkan udara yang segar dan menyehatkan. Bukaan-bukaan tersebut juga harus memperhatikan dari segi arah cahaya, yaitu memanfaatkan cahaya sehat pada pagi hari dan menghindari cahaya kurang baik pada siang hingga sore hari.

(39)

Pembangunan pada bangunan tropis yang lebih cenderung bersifat vertikal, sehingga makin banyak lahan tersisa untuk penghijauan dan peresapan air tanah. Meskipun tidak memiliki taman di atas tanah, bisa juga menggunakan taman di atas atap dan beton, hal ini juga mulai menjadi tren, sehingga tetap ada area untuk bersantai bagi keluarga menikmati alam.

2.5.4. Penerapan Tema dalam Perancangan

 Shading

Shading atau pembayangan adalah upaya mematahkan sinar matahari, karna sinar matahari membawa panas yang tidak baik untuk thermal bangunan

 High Cross Ventilation

Aliran udara yang baik dalam bangunan selain menetralisir udara juga dapat menetralisir kelembaban udara

 Pemanfaatan Tanaman

Tanaman biasanya juga dapat berfungsi sebagai barier, pemecah udara maupun filter debu, pemilihan tanaman yang tepat dapat mempengaruhi iklim mikro dan dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik karena hasil dari fotosintesisnya

 Roof Ventilation

Sebisa mungkin panas akibat radiasi sinar matahari pada atap bangunan dapat di keluarkan dengan aliran udara, dan diharapkan ventilasi pada atap dapat memasukan udara kedalamnya.

(40)

2.5.5. Studi Banding Tema Sejenis

 Avana Apartemen

Arsitek : Aboday Architects Lokasi : Jakarta, Indonesia Arsitek Proyek : PT. Parama Loka Cipta Konsultan Struktur : PT. Agoes Kurnia

Kosultan ME : PT. Policipta Multidesain Quantity Surveyor : PT. Korra Antarbuana Konsultan Pencahayaan : PT. Litac Consultant Pengembang : PT. Asiana Lintas Cipta Konstruksi Manajemen : PT. Arkonin

Gambar 2.17 Tampak Bangunan

Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Impian untuk memiliki tempat tinggal seperti komplek perumahan landed di pusat kota dan dekat dengan tempat kerja sangatlah sulit didapat dikarenakan keterbatasan lahan yang ada. Pilihan akan tertuju pada hunian vertikal atau sebuah

(41)

apartment. Sebuah apartemen yang mengakomodir kebutuhan penghuni serasa tinggal di landed house adalah Avana Apartment karena di desain dengan konsep memindahkan hunian rumah kedalam bentuk hunian vertikal. Dimana disetiap unitnya di desain memiliki kelengkapan seperti layaknya rumah tinggal di landed house lengkap dengan halaman, hal ini diwujudkan dengan adanya balkon yang cukup luas dan pool deck. Bahkan pada unit-unit tertentu dan penthouse mempunyai kolam renang pribadi. Avana Apartemen sempat mengalami perubahan desain, dimana desain awal ditangani SCDA dan selanjutnya ditangani oleh Aboday architect. SCDA membuat rancangan/perencanaan luar biasa dengan kontruksi modulasi yang efisien. Terbagi menjadi 4 unit tiap lantainya, di pisah pilar, balok lurus sesuai dengan denah dan sekitarnya.

Gambar 2.18 Site Plan

Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Gambar 2.19 Ground Plan

(42)

Gambar 2.20 Floor Plan I

Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Gambar 2.21 Floor Plan II

(43)

Gambar 2.22 Potongan Bangunan

Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Aboday architect sendiri mempunyai visi agar bangunan ini lebih berkarakter dan menarik dengan menterjemahkan konsep bangunan tropis kedalam bentuk bangunan vertikal. Hal ini diwujudkan dengan banyaknya ruang terbuka yang mengelilingi perimeter setiap unitnya, sebagai balkon (yang bisa difungsikan sebagai ruang hijau) sekaligus menyediakan overhang selebar 2,5 meter berfungsi untuk menghindari tampias air hujan yang berlebihan. Selain itu juga mengurangi penggunaan AC di setiap unitnya karena keberadaan ‘area bayangan’ dapat mengurangi panas.

Ruang terbuka (balkon/kolam renang) dibeberapa unit di buat menonjol melewati batas perimeter bangunan sehingga ruang yang tercipta dapat digunakan untuk area hijau. Dengan menggunakan struktur kantilever maka terlihat penonjolan fasade pada titik-titik tertentu dan ini menambah keindahan sekaligus keunikan bangunan. Merupakan salah satu pemikiran utama dalam merencanakan bentuk bangunan karena itu menyangkut bagaimana kita melihat, menikmati dan melaluinya setiap hari. Desain fasade bisa dikatakan ‘berhasil’ apabila bisa menenangkan, menyejukkan dan membangkitkan gairah beraktifitas bagi penghuninya.

(44)

Gambar 2.23 Balkon

Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Hal ini merupakan daya tarik calon penghuni untuk memiliki apartemen yang menawarkan suatu kelebihan dari segi arsitektur, kemewahan dan belum ada sebelumnya di kota besar seperti Jakarta. Adanya balkon yang difungsikan sebagai ruang hijau menjadi ekstensif, ini tidak hanya terdapat di lantai dasar tetapi juga terdapat di lantai-lantai atasnya menjadikan bangunan tampil lebih hijau pada waktunya. Nantinya akan menjadi taman vertikal atau taman gantung dengan pohon-pohon disetiap lantainya. Dengan gaya desain tidak konvensional membedakan Avana Apartemen dengan apartemen lain yang berada dikawasan Kemang. Pencampuran unsur kaca dengan concrete dan batu alam sengaja dilakukan agar terlihat bangunan lebih bertekstur. Juga dengan adanya balkon atau kolam renang yang menonjol akan membuat seolah-olah memiliki kanopi-kanopi kecil lebih menegaskan keinginannya menjadi bangunan berkarakter modern ditengah iklim tropis. Pada interiornya mempunyai gaya eklektik modern dimana memadukan praktilitas gaya hidup modern dengan romantisme keindahan interior bangunan-bangunan masa lalu.

Dengan banyak digunakannya elemen-elemen kayu dan besi mewakili gaya hidup modern, sementara romantisme masa lalu diterjemahkan pada banyaknya penggunaan bentuk organic di elemen interiornya. Kenyamanan romantisme penghuni juga dimanjakan dengan interiornya yang mengalami distorsi dengan

(45)

pencapaian cahaya alami yang masuk ke dalam atau sebagian lighting tersembunyi pada bagian-bagian tertentu membiaskan keindahan cahaya. Avana Apartemen lebih menonjolkan tekstur dari pada materi. Fasilitas publik yang menunjang aktifitas penghuni dikonsentrasikan dilantai bawah seperti laundry, fitness center, sarana parkir dll. Desain eksklusif merupakan salah satu yang ditekankan pada Nirvana. Bangunan ini mempunyai 64 unit dan memakai privat lift dimana setiap unit hanya bisa digunakan sesuai penghuni kamarnya. Dengan begitu nilai privasi sangat diutamakan bagi penghuni.

 Apartemen Senopati Suite

Arsitek : Aboday Architects dan Aedas Lokasi : Jakarta, Indonesia

Pengembang : PT. Mahkota Asia Graha

Gambar 2.24 Tampak Bangunan

(46)

Gambar 2.25 Entrance Bangunan

Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Apartemen ini terletak didaerah Senopati Jakarta Selatan. Pendekatan bentuk massa ini terdiri dari satu blok massa bangunan. Di setiap unit apartemen dibangun mezanine, atau balkon. Menurut Arsiteknya bahwa Hunian ini akan menggunakan sistem kaca penuh, agar sinar matahari dapat langsung menerangi dalam apartemen sehingga mengurangi beban pemakaian listrik pada siang hari. Apartemen Senopati Suites berdiri di atas lahan seluas 4.700 m² dengan ketinggian di atas 30 lantai.

Gambar 2.26 Ground Plan

(47)

Gambar 2.27 Floor Plan

Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Apartemen ini memiliki luas bangunan sekitar 20.000 m² dengan jumlah hunian sebanyak 86 unit. Apartemen dengan satu tower ini hanya terdiri atas empat unit per lantai. Hingga lantai 10, perseroan membangun tipe kecil, sedangkan tipe besar berada diatas lantai 10. Apartemen ini juga terdapat empat tipe Penthouse seluas 400 m² tiap unitnya. Tipe Penthouse hanya terdapat dua unit dalam satu lantai.

Di sisi timur apartemen ini dibuat private skin panel, yakni Selain berfungsi untuk mereduksi cahaya yang berlebihan dan juga panel yang membuat penghuni apartemen ini hanya dapat melihat ke depan, tidak bisa melihat ke bawah. Panel ini meliputi 80% dari sisi apartemen di bagian timur. Pada bagian lainnya pemandangan apartemen tetap bisa dilihat seperti biasanya.

Gambar

Diagram 2.1 Peningkatan jumlah karyawan di bandara dari tahun 2008-2012  Sumber: Laporan Tahunan PT
Diagram 2.2 Peningkatan jumlah karyawan di bandara dari tahun 2009-2013  Sumber: Laporan Tahunan PT
Gambar 2.1 Tampak Depan Bangunan
Gambar 2.3 Halaman dalam Bangunan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk bayi yang mengalami gangguan pencernaan yakni gula susu, protein dan lemak sehingga membutuhkan formula khusus yang dapat ditoleransi oleh ususnya..

Apabila perencanaan karir individu yang dilakukan karyawan sesuai dengan kesempatan karir yang diberikan perusahaan, maka kemungkinan besar dari diri karyawan tersebut

Karyawan front-line merupakan ujung tombak sistem penyampaian jasa, agar mereka dapat memberikan jasa secara efektif, mereka tentunya membutuhkan dukungan dari

Vierstraete (2012) menjelaskan bahwa DEA memiliki keunggulan antara lain: tidak membutuhkan asumsi hubungan khusus antara variabel input dan output atau Free Disposal Hull

Aksebilitas dalam operasional perusahaan akan lebih efektif jika menerapkan metode perencanaan tata letak seperti penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Satria, etc

Operasional proses komposting secara umum sangat tergantung dari teknologi yang digunakan dan tergantung dari alat komposter dan lokasi dimana proses

bambu digunakan sebagai tanaman untuk penghijauan karena memiliki pertumbuhan yang cepat, investasi kecil, tidak membutuhkan perawatan khusus, dalam usia 3-5 tahun

Menurut Peraturan Menteri Pariwisata No 3 tahun 2018 tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata, standar tempat belanja cinderamata adalah