• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Rio Sudirman ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Rio Sudirman ABSTRAK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN BERORIENTASI PADA TUGAS DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO)Tbk. CABANG BANYUWANGI

*Rio Sudirman ABSTRAK

Pemimpin mempunyai peran yang sangat strategis dalam menggerakkan dan mengarahkan karyawan suatu perusahaan untuk melakukan aktifitas sesuai dengan keinginan perusahaan. Didalam mengarahkan karyawan agar memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan aktivitas sesuai dengan keinginan perusahan tergantung bagaimana pimpinan perusahaan mengarahkan, dimana salah satu factor keberhasilan dalam mengarahkan karyawan ini adalah gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh pimpan perusahaan tersebut. Gaya kepemimipianan yang terjadi pada obyek penelitian adalah gaya kepemimpinan yang mendekati gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas dan lingkungan kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpianan yang berorienytasi pada tugas dan lingkunan kerja secara simulatn dan parsial terhadap motivasi kerja karyawan. Hipotesis yang ada dalam penelitian ini adalah Gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas dan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan secara simultan dan parsial terhadap motivasi kerja.

Penelitian dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk cabang Banyuwangi dengan mengambil sampel 68 orang dari 214 orang karyawan yang dimilik. Hasil penelitian menunjukan bahwa, gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas mempunyai pengaruh paling dominan terhadap motivasi kerja .Secara bersama-sama variabel gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpianan berorientasi pada liingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Lingkungan dan motivasi kerja. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kepemimpinan di dalam suatu organisasi memegang peranan penting terhadap perkembangan dan pencapaian tujuan perusahaan. Pada umumnya kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk pencapaian tujuan pada situasi tertentu .

Dalam proses mempengaruhi untuk pencapaian tujuan perusahaan

juga tergantung pada Sumber Daya Manusia yang dimiliki, yaitu Sumber daya manusia yang yang terampil,

cakap, ramah, semangat,

berwawasan, jujur, disiplin,

menguasai teknologi yang

mendukung pekerjaannya, dan memliki loyalitas yang tinggi kepada perushaan.

Tenaga kerja yang memiliki kinerja dan semangat kerja adalah karyawan yang memiliki ketrampilan dan kecakapan serta kedisplinan. Terciptanya kinerja yang tinggi pada

(2)

setiap karyawan dalam perusahaan dapat terwujud jika karyawan tersebut memiliki motivasi kerja yang tinggi. Motivasi kerja dapat tercipta apabila dalam perusahaan telah dibuat suatu aturan adanya keseimbangan antara kompensasi dan kontribusi. Aturan yang bisa menciptakan keseimbangan antara kompensasi dan kontribusi dapat terwujud karena adanya kemampuan dari seorang pemimpin. Apabila dalam perusahaan yang sudah memiliki peraturan yang sistematik, kinerja suatu perusahaan sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan pemimpin bagian atau pemimpin masing-masing unit kerja.

Kepemimpinan adalah proses

mempengaruhi, di dalam

mempengaruhi karyawan agar

berjalan efektif dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan . Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Umumnya dikenal lima macam gaya kepemimpinan, yaitu : otokratis, demokratis, partisipatif, orientasi dan situasional

Gaya Kepemimpinan Otokratis

yang disebut juga dengan

kepemimpinan diktator atau direktif.

Orang-orang yang menganut

pendekatan ini mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para

karyawan yang harus

melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut. Mereka menentukan apa yang harus

dilakukan orang lain dan

mengharapkan mereka mematuhinya. Kritik yang muncul adalah bahwa pendekatan ini tidak akan efektif dalam jangka panjang.

Gaya Kepemimpinan

Demokratis dikenal pula dengan istilah kepemimpinan konsultatif atau konsensus. Orang-orang yang

menganut pendekatan ini melibatkan

para karyawan yang harus

melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya. Sebenarnya yang membuat keputusan akhir adalah pemimpin, tetapi hanya setelah menerima masukan dan rekomendasi dari anggota tim. Kritik terhadap pendekatan ini menyatakan bahwa keputusan yang paling popular / disukai tidak selalu merupakan keputusan terbaik, dan bahwa kepemimpinan demokratis, sesuai

dengan sifatnya, cenderung

menghasilkan keputusan yang disukai daripada keputusan yang tepat. Gaya ini juga dapat mengarah pada kompromi yang ada akhirnya memberikan hasil yang diharapkan.

Gaya Kepemimpinan Partisipatif juga dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas atau

nondirective. Orang yang menganut

pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya. Tugas pemimpin adalah mengarahkan tim kepada tercapainya konsensus. Asumsi yang mendasari gaya kepemimpinan ini adalah para karyawan akan lebih siap menerima tanggung jawab dari solusi, tujuan dan strategi, dimana mereka

diberdayakan untuk

mengembangkannya. Kritik terhadap pendekatan ini menyatakan bahwa pembentukan konsensus banyak membuang waktu dan hanya berjalan bila semua orang yang terlibat

memiliki komitmen terhadap

kepentingan utama organisasi.

Gaya Kepemimpinan

(3)

kepemimpinan berdasarkan hasil atau berdasarkan sasaran. Orang yang menganut pendekatan ini meminta anggota tim untuk memusatkan perhatiannya hanya pada tujuan yang ada. Hanya strategi yang dapat menghasilkan kontribusi nyata dan dapat diukur dalam mencapai tujuan organisasilah yang dibahas. Pengaruh kepribadian dan faktor lainnya yang tidak berhubungan dengan tujuan organisasi tertentu diminimumkan. Kritik terhadap pendekatan ini bahwa gaya kepemimpinan ini memilik fokus yang terlampau sempit dan seringkali berfokus pada perhatian yang keliru.

Gaya Kepemimpinan

Situasional dikenal pula sebagai kepemimpinan tak tetap (fluid) atau kotigensi. Asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah bahwa tidak

ada satu gaya pun gaya

kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer dalam segala kondisi. Oleh karena itu gaya kepemimpinan situasional akan mengharapkan suatu

gaya tertentu berdasarkan

pertimbangan atas faktor-faktor seperti pemimpin, pengikut dan situasi (dalam arti struktur, tugas, peta kekuasaan dan dinamika kelompok). Pakar manajemen Mary Parker Follet menyatakan bahwa ketiga faktor tersebut merupakan variabel-variabel kritis yang saling berhubungan dan berienteraksi. Pernyataannya ini dikenal dengan istilah hukum situasi

(law of the situation).

Dengan demikian berdasarkan pertimbangan terhadap faktor-faktor

tersebut, seorang manajer

memutuskan apakah akan

menggunakan pendekatan otokratis, demokratis, partisipatif atau berorientasi pada tujuan. Pada situasi berbeda, manajer yang sama dengan

menerapkan gaya kepemimpinan yang berlainan.

Demikian juga dengan PT BRI Cabang Banyuwangi yang merupakan suatu bagian dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam aktivitasnya sudah memiliki sistem dan prosedur yang baku. Namun adanya perbedaan keberhasilan antar wilayah, antar cabang dan antar unit kerja selalu muncul. Perbedaan itu disamping karena faktor potensi, situasi dan kondisi wilayah kerja

masing-masing juga sangat

ditentukan oleh gaya kepemimpinan para pemimpin setiap wilayah, cabang dan unit kerja itu sendiri.

Selain mempengaruhi dan mengarahkan orang lain, gaya

seorang pemimpin sangat

mempengaruhi tingkat kedisiplinan para karyawan. Disiplin kerja merupakan kebijaksanaan yang menuju kearah tanggung jawab dan kewajiban bagi karyawan untuk menaati peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan di tempat karyawan itu bekerja. Seorang pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kelebihan.

Dengan memiliki kelebihan,

seorang pemimpin mendapat

pengakuan dan respek dari karyawan serta dipatuhi segala perintahnya.

Maju mundurnya perusahaan, tumbuh berkembangnya organisasi, tercapai atau tidaknya tujuan perusahaan dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan. Pimpinan

menyelenggarakan kepemimpinan dengan mengelola orang-orang atau karyawannya sebagai suatu kesatuan. Pemimpin yang pandai diharapkan dapat memelihara hubungan yang baik antara atasan dan karyawan dan

juga keseimbangan antara

(4)

kebutuhan semua pihak. Seorang pemimpin memiliki tipe dan gaya kepemimpinan sendiri dimana ia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan bawahan atau

karyawan untuk melakukan

pekerjaannya.

Atas dasar latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian, kajian dan analisis tentang pengaruh gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan. Untuk itu penelitian ini diberi judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Yang Berorientasi Pada Tugas Dan Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Banyuwangi.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan.

2. Apakah gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan lingkungan kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan lingkungan kerja secara simultan terhadap motivasi kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan lingkungan kerja secara parsial terhadap motivasi kerja karyawan.

Hipotesis

1.

Gaya kepemimpinan yang ber orientasi pada tugas dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan.

2.

Gaya kepemimpinan yang ber orientasi pada tugas dan lingkungan kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan.

METODE PENELITIAN Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Banyuwangi (Persero) Tbk. yang berjumlah 214 karyawan yang terdiri dari 57 karyawan divisi ritel dan 157 karyawan divisi mikro.

Sampel

Peneliti mengambil sampel sebanyak 68 orang karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Banyuwangi (Persero) Tbk. Untuk menentukan ukuran sample dari suatu populasi yaitu dengan cara sebagai berikut : N n = (Umar, 1997:74) 1 + N (e)  Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = presentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan

Maka dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh sampel sebagai berikut :

(5)

n = = 68,15287 = 68

1 + 214 (0.1)

Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini digunakan teknik random sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yaitu seluruh individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.

Identifikasi Variabel

Variabel bebas (X) yang terdiri dari : a. Gaya kepemimpinan yang

berorientasi pada tugas (X1) b. Gaya kepemimpinan yang

berorientasi pada lingkungan kerja (X2)

Variabel terikat yaitu motivasi kerja (Y)

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel bebas (X) yang terdiri dari dari dua variabel yaitu gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (X1), lingkungan kerja (X2)

1. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (X1) adalah gaya yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam memimpin di perusahaan baik dalam hal perintah, memberikan petunjuk dan mengarahkan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ada guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

2. Gaya Kepemimpinan yang berorientasi pada lingkungan kerja (X2)

Adalah gaya kepemimpinan yang memperhatikan tempat kerja karyawan meliputi lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik yang dapat

mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan. Indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah suasana kerja yang terdiri dari penjelasan pembagian kerja dalam setiap divisi (bagian), hubungan dan komunikasi yang ada di perusahaan baik antara sesama karyawan maupun atasan. 3. Variabel terikat adalah motivasi

kerja (Y) yaitu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan dalam bekerja. Indikator yang digunakan pada variabel ini adalah keinginan untuk berusaha melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang ada tepat waktu yang telah ditentukan, memiliki keinginan kuat untuk berdisiplin dalam berupaya untuk selalu mentaati peraturan yang berlaku di perusahaan.

Pengukuran masing masing variable menggunakan skala Likert Sangat tidak setuju = skor 1

Tidak Setuju = skor 2

Ragu-ragu = skor 3

Setuju = skor 4

Sangat setuju = skor 5

Jenis Data

a. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian dari hasil kuisioner

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari perusahaan berupa laporan dan bahan informasi lainnya yang berkenaan dengan skripsi.

(6)

Sumber data ada 2 yaitu : 1. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara langsung dari karyawan staf pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. Cabang

Banyuwangi. Datanya berupa data jumlah karyawan staf PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Banyuwangi, sejarah perusahaan, kutipan dan literatur yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

2. Data Primer

Data hasil kuisioner yang disebarkan pada seluruh karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Banyuwangi.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Metode pengumpulan data dengan mengadakan wawancara kepada pemimpin perusahaan

atau orang yang diberi wewenang untuk menjawab sesuai dengan tujuan penulisan skripsi.

2. Dokumentasi

Penulis mencari data dengan mempelajari dokumen-dokumen berupa buku-buku dan catatan yang sesuai dengan data yang diperlukan.

3. Kuisoner

Dalam hal ini penulis membuat dan menyebarkan kuisioner

kepada karyawan yang

bersangkutan berkenan dengan masalah yang diteliti oleh penulis.

Teknik Analisis

1. Analisis Regresi Linier Berganda. 2. Uji F

3. Analisis Korelasi Berganda

Uji Validitas dan Realibitas

Rekapitulasi hasil korelasi product moment untuk uji validitas dikemukakan pada tabel berikut :

Tabel 1. KORELASI PRODUCT MOMENT UNTUK UJI VALIDITAS Variabel Item Koefisien

Korelasi Nilai r Tabel Probabilitas (sig) Keterangan Gaya Kepemimpinan (X1) Lingkungan Kerja (X2) Motivasi X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 .843(**) .843(**) .989(**) .919(**) .905(**) .861(**) .861(**) .863(**) .880(**) .887(**) .849(**) 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 0.250 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

(7)

Kerja (Y) Y1 Y2 Y3 .884(**) .949(**) .892(**) 0.250 0.250 0.250 .000 .000 .000 Valid Valid Valid

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa semua item instrumen penelitian untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Cabang Banyuwangi terbukti

berkorelasi secara signifikan pada taraf keprcayaan 95 % terhadap skor

total dimana r hitung > r tabel (r hitung > 0.250) atau sig < 0,05 sehingga dinyatakan valid dalam pengukuran.

Uji reabilitas menggunakan formula koefisien Alpha Cronbach yang dihitung menggunakan paket program SPSS for windows, diperoleh nilai alpha untuk masing-masing indikator sebagai beikur :

TABEL 2. ALPHA CONBRACH UNTUK UJI REABILITAS

NO ITEM ALPHA KETERANGAN

1 X1 .9487 Reliabel

2 X2 .8918 Reliabel

3 Y .8654 Reliabel

Sumber data : Lampiran 5

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa semua indikator dari variabel gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Banyuwangi item-itemnya yang dinyatakan valid, terbukti signifikan (r < 0.5) sehingga dinyatakan reliable atau konsisten dalam pengukuran.

Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam analisis yang selanjutnya dijadikan dasar untuk meneliti

pengaruh gaya kepemimpinan adalah besarnya mean skor. Dari masing-masing variabel selanjutnya digunakan program SPSS (Statisic Program for Social Science) 11 yang hasilnya disajikan pada lampiran dalam penulisan penelitian ini. Berikut akan disajikan variabel-variabel yang dianalisis. Uji hipotesis dengan

menggunakan regresi linear

berganda.Dapat diketahui persamaan regresi antar variabel gaya kepemimpinan (X1) dan lingkungan kerja (X2) terhadap motivasi kerja (Y) adalah :

TABEL3. HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Model Unstandardized Coefficinets Standardized Coefficinets t Sig B Std. Error Beta

(8)

1 (Constant) X1 X2 .478 .537 .374 .109 .145 .147 .576 .397 4.399 3.709 2.552 .000 .000 .013

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier berganda tersebut diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 0,478 + 0,537 X1 + 0,374 X2 + e

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Nilai Konstanta (a)

Nilai a = 0,478 artinya variabel Y akan meningkat sebesar 0,478 poin bila dianggap X1 = 0 dan X2 = 0

b. Koefisien Regresi (X1)

b1 = 0,537 menunjukkan slope (arah) dari regresi, maksudnya Y akan bertambah 0,537 poin bila X1 bertambah satu poin, artinya menunjukkan adanya kenaikan variabel gaya kepemimpinan (X1) yang dapat mengakibatkan motivasi kerja (Y) atau dengan kata lain kenaikan gaya kepemimpinan (X1) sebesar satu

poin akan menyebabkan

peningkatan kepuasan konsumen sebesar 0,537. Berarti hubungan antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja berbanding lurus.

c. Koefisien Regresi (X2)

B2 = 0,374 menunjukkan slope (arah) regresi, maksudnya Y akan bertambah 0,374 poin bila (X2) ditambah satu poin, artinya menunjukkan adanya kenaikan variabel lingkungan kerja (X2) yang dapat mengakibatkan motivasi kerja (Y) atau dengan kata lain kenaikan lingkungan kerja (X2) sebesar satu poin akan

menyebabkan peningkatan

kepuasan konsumen sebesar 0,374.

Berarti hubungan antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja berbanding lurus.

Koefisien Korelasi Berganda

TABEL 4. HASIL KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error the Estimate

1 .986a .937 .935 .1797296

Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan variabel

bebas secara bersama-sama

terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai korelasi berganda (R) sebesar 0,968, dengan demikian dapat diketahui bahwa antara gaya kepemimpinan (X1) dan lingkungan kerja (X2) secara

simultan (bersama-sama) mempunyai hubungan yang kuat dengan motivasi kerja (Y).

Koefisien Determinasi Berganda (R)

Nilai koefisien determinasi berganda (R) digunakan untuk

(9)

independen gaya kepemimpinan (X1) dan lingkungan kerja yang diteliti terhadap variasi variebel dependen motivasi kerja (Y). Dari tabel XVIII dapat diketahui nilai koefisien determinasi berganda sebesar 0,937. Koefisien determinasi berganda menunjukkan seberapa besar variasi dari kedua variabel independen. Dengan demikian berarti 93,7 % variasi. Dari dua variabel independent yaitu gaya kepemimpinan (X1) dan lingkungan kerja (X2) sedangkan sisanya 100 % - 93,7 % = 6,3 % dijelaskan oleh variabel yang lain.

Setelah diperoleh hasil regresi linier berganda seperti diatas kemudian dapat ditentukan hubungan antar variabelnya dengan melakukan pengujian hipotesis.

Pengujian Hipotesis Uji F (Fisher)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan tentang gaya kepemimpinan (X1) dan lingkungan kerja (X2) terhadap motivasi kerja (Y). Untuk menjawab hipotesis, maka analisis yang digunakan adalah :

TABEL 5. PERHITUNGAN UJI F

Model Sum of squares df Mean Square F Regresion Residual Total 31.371 2.100 33.471 2 65 67 15.685 .032 485.577

Hipotesis pertama dengan uji F untuk menguji model regresi

H0 : β = 0 artinya tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan lingkungan terhadap motivasi kerja

H1 : β € 0 artinya ada pengaruh gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan lingkungan terhadap motivasi kerja α = 0,05  Ftabel 0,95 (k;n-k-1) = Ftabel 0,95 (2;68-2-1) = Ftabel 0,95 (2;65) = 3.150

Karena Fhitung > Ftabel (485.577 > 3.150) dan signifikansi F lebih kecil dari 5 % (0,000a), maka model regresi linier berganda : Y =

0,478 + 0,537 X1 + 0,374 X2 + e

merupakan model regresi yang bisa digunakan untuk memprediksi

pengaruh variabel gaya

kepemimpinan (X1) dan lingkungan kerja (X2) terhadap motivasi kerja (Y).

KURVA NORMAL UJI F (FISHER)

Daerah Kritik Ho Daerah tolak H0

3.700 H0 diterima bila Fhitung  F tabel

(10)

Uji Parsial (Uji t) Uji Aktivitas (X1)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara parsial yang

signifikan faktor gaya kepemimpinan (X1) terhadap motivasi kerja, maka dilakukan uji t sebagai berikut :

TABEL 6. HASIL PERHITUNGAN UJI t

Model Unstandardized Coefficinets Standardized Coefficinets t Sig B Std. Error Beta X1 X2 .537 .374 .145 .147 .576 .397 3.709 2.552 .000 .013 Variabel (X1)

H0 : β = 0 artinya tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan lingkungan terhadap motivasi kerja

H1 : β € 0 artinya ada pengaruh

gaya kepemimpinan yang

berorientasi pada tugas dan lingkungan terhadap motivasi kerja

α = 0,05  ttabel (1/2 : n-k-1)

= ttabel 0,95 (0,025;68-2-1) = ttabel 0,95 (0,025;65)

= 2000

Ho diterima bila -2.000 ≤ t hitung ≤

2.000

Ho ditolak bila < -2.000 atau t hitung >

2.000

Karena thitung > ttabel (3.709 > 2.000) dan signifikansi t lebih kecil dari 5 % (0,000a), maka secara parsial ada pengaruh variabel gaya kepemimpinan (X1) dan terhadap motivasi kerja (Y).

KURVA NORMAL UJI t (PARSIAL)

Daerah Tolak Ho Daerah Kritik Ho Daerah Tolak Ho

-2.000 2.000

Uji Aktivitas (X2)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara parsial yang signifikan faktor lingkungan kerja (X2) terhadap motivasi kerja, maka dilakukan uji t sebagai berikut :

H0 : β = 0 artinya tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan

lingkungan terhadap motivasi kerja

H1 : β € 0 artinya ada pengaruh

gaya kepemimpinan yang

berorientasi pada tugas dan lingkungan terhadap motivasi kerja

α = 0,05  ttabel 0,95 (1/2 

(11)

= ttabel 0,95 (0,25;65) = 2000

Karena thitung > ttabel (2.552 > 2000) dan signifikansi t lebih kecil dari

5 % (0,000a), maka secara parsial ada pengaruh variabel lingkungan kerja (X2) terhadap motivasi kerja (Y).

KURVA NORMAL UJI t (PARSIAL)

Daerah Tolak Ho Daerah Kritik Ho Daerah Tolak Ho

-2000 2000

H0 diterima bila -2000  thitung  2.000

H0 ditolak bila thitung < - 2.000 atau thitung >2.000

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil pembahasan analisis yang telah dilakukan terhadap data-data observasi yang diperoleh dari lapangan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Y = 0,478 + 0,537 X1 + 0,374 X2 + e

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Nilai Konstanta (a)

Nilai a = 0,478 mempunyai arti bahwa jika gaya

kepemimpinan (X1),

lingkungan kerja (X2) konstan (X=0), maka variabel Y (motivasi kerja) akan meningkat sebesar 0,478 satuan

b. Koefisien Regresi (X1)

b1 = 0,537 mempunyai arti jika gaya kepemimpinan (X1) naik 1 satuan maka kepuasan nasabah naik 0,537 satuan dengan catatan variabel lingkungan kerja (X2) konstan. c. Koefisien Regresi (X2)

b2 = 0,374 mempunyai arti jika variabel lingkungan kerja (X2) naik 1 satuan maka kepuasan nasabah naik

sebesar 0,374 satuan dengan catatan variabel gaya kepemimpinan (X1) konstan. 2. Dari analisa tersebut maka dapat

diketahui koefisien regresi gaya kepemimpinan (X1) mempunyai pengaruh paling dominan terhadap motivasi kerja (Y). Secara bersama-sama variabel gaya kepemimpinan (X1), lingkungan kerja (X2) di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Cabang Banyuwangi

berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (Y).

3. Dari analisa uji F diperoleh Fhitung = 485.577 lebih besar dari pada F tabel = 3.150 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara

gaya kepemimpinan dan

lingkungan kerja terhadap motivasi kerja karyawan.

4. Dari analisa uji t untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel secara parsial diperoleh :

 Pengaruh secara parsial antara tingkat gaya kepemimpinan (X1) terhadap motivasi kerja karyawan (Y) diperoleh t hitung = 3.709 > t tabel = 2.000, maka Ho ditolak dan H1 diterima,

(12)

dengan demikian secara parsial variabel gaya kepemimpinan (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja karyawan (Y).

 Pengaruh secara parsial antara lingkungan kerja (X2) terhadap motivasi kerja karyawan (Y) diperoleh t hitung = 2.552 > t tabel = 2.000 maka Ho ditolak dan H1 diterima, dengan

demikian secara parsial variabel

lingkungan kerja (X2)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja karyawan (Y).

Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan tersebut direkomendasikan sebagai berikut :

1. Dari kesimpulan diketahui bahwa gaya kepemimpinan (X1) yang

paling dominan dalam

mempengaruhi motivasi kerja karyawan (Y) sehingga PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Banyuwangi harus mengutamakan upaya-upaya untuk melakukan program gaya

kepemimpinan yang lebih baik agar tingkat produktivitas kerja meningkat.

2. Hendaknya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Banyuwangi perlu menaambah fasilitas tempat hiburan dan olahraga, dengan ditambahnya fasilitas-fasilitas tersebut, maka diharapkan karyawan dapat meluangkan waktu senggang untuk berolahraga ataupun refresing sehingga karyawan akan berkurang kepenatan dalam bekerja.

3. Hendaknya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang

Banyuwangi dapat lebih

memperhatikan penempatan tenaga kerja para karyawan yang selama ini dirasa kurang tepat dalam mengatur penempatan tenaga kerjanya sesuai dengan pendidikan, keahlian dan pengalaman yang dimilik oleh karyawan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul hakim, 2000 . Statistik Induktif, Ekonesia, Yogyakarta.

Augusty Ferdinand,2006. Metode Penelitian Manajemen. BP Undip Semarang. Erni Tiasnawati dan sule Kurniawan Saefullah, 2005. Pengntar Manajemen. Edisi

Pertama, Prenada Media , Yogyakarta.

Edwin B, Flippo, Personal Management, McGraw-Hill, Inc Singapura.

Fred Luthans, 2005. Organizational Behavior, The Mcgraw-Hill Comapanies, Inc. Indriyo Gitosudarmo dan I nyoman Sudita,2000. Prilaku Keorganisasian. BPFE,

(13)

Jhonatan Sarwono,2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif.Graha Ilmu, Yogyakarta.

Nur Indriyanto dan Bambang Supomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE, Yogyakarta.

Shaun Tyson- Tony Jackson, 2000. Organizaonal Behavior.Prentice Hall International Ltd.

Singgih Santoso,2001. SPSS Statistik Non Parametrik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Administrasi.Alfabeta Bandung.

Stephen P. Robibns- Tmothy A Judge. 2005. Organizational Behavior, Person Education , Inc. Upper Saddle river, New Jersey.

Teguh W, 2004 . Cara Mudah melakukan Analissis Statistik Dengan SPSS, Gaya media,Yogyakarta.

(14)

LANDASAN TEORI

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengertian manajemen sumber daya manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang dijalankan. Menurut Flippo Manajemen Sumber Daya Manusia adalah Perncanaan, Peng organisasian, Pengarahan, dan Pengandalian kegiatan kegiatan Pengadaan, Pengembangan, Pem berian konpensasi, Pengintegrasian, Pemeliharaan,dan Pemutusan Hub ungan Kerja.

Pengertian Kepemimpinan

Ada banyak definisi mengenai kepemimpinan, tergantung pada perspektif yang digunakan. Kepe mimpinan dapat didefinisikan berdasarkan penerapannya pada bidang militer, olahraga, bisnis, pedidikan, industri dan bidang-bidang lainnya. Robbins (1991) men definiskan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Schriesheim, et al. (dalam Kreitner dan Kinichi, 1992, p. 516) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial dimana pemimpin mengupayakan partisipasi sukarela para bawahannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Gibson et al. (1991, p.364) memberikan definisi kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mem pengaruhi motivasi atau kompetensi individu-individu lainnya dalam suatu kelompok. Ketiga definisi tersebut hanyalah sebagian dari definisi-definisi yang ada. Sedangkan dalam kaitannya dengan Total Quality Management (TQM), definisi yang diberikan oleh Goetsch dan Davis (1994, P.192) adalah bahwa kepemimpinan merupakan kemam punan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi.

Karakteristik Kepemimpinan

Karakteristik kepemimpinan menurut (Ross) adalah sebagai berikut : 1. Visible, commited dan knowledgeable

Kepemimpinan yang baik mengembangkan fokus pada aspek kualitas, melibatkan setiap orang dalam pendidikan dan pelatihan. Selain itu juga mengembangkan hubungan rutin dengan para karyawan, pelanggan dan pemasok.

2. Semangat misionaris

Pemimpin yang baik berusaha mempromosikan aspek kualitas diluar organisasi, baik melalui pemasok, distributor maupun pelanggan.

(15)

Kepemimpinan yang baik mengarah pada perbaikan yang bersifat inkremental, tidak sekedar memperbaiki proses tetapi juga mengupayakan proses-proses yang berbeda.

4. Strong driver

Tujuan yang ingin dicapai dalam aktivitas perbaikan ditetapkan dengan jelas dalam ukuran kepuasan pelanggan dan kualitas.

5. Komunikasi nilai-nilai

Kepemimpinan yang baik melakukan perubahan budaya kearah budaya kualitas secara efektif. Hal ini dilakukan dengan menyusun suatu sistem komunikasi yang jelas dan konsisten melalui kebijakan tertulis, misi, pedoman dan pernyataan lainnya mengenai nilai-nilai kualitas.

6. Organisasi

Struktur organisasi yang dimiliki adalah adalah struktur datar (flat structure) yang memungkinkan adanya wewenang yang lebih besar bagi level-level yang lebih rendah. Setiap karyawan diberdayakan dan dilibatkan dalam tim-tim perbaikan interdepartemental.

7. Kontak dengan pelanggan

Para pelanggan memiliki akses untuk menghubungi CEO dan para manajer senior perusahaan.

Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Umumnya dikenal lima macam gaya kepemimpinan, yaitu otokratis, demokratis, partisipatif, orientasi dan situasional.

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Gaya Kepemimpinan Otokratis adalah disebut juga kepemimpinan diktator atau direktif. Orang-orang yang menganut pendekatan ini mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut. Mereka menentukan apa yang harus dilakukan orang lain dan mengharapkan mereka mematuhinya. Kritik yang muncul adalah bahwa pendekatan ini tidak akan efektif dalam jangka panjang.

2 Gaya Kepemimpinan Demo- kratis

Gaya Kepemimpinan ini dikenal pula dengan istilah kepemimpinan konsultatif atau konsensus. Orang-orang yang menganut pendekatan ini melibatkan para karyawan yang harus melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya. Sebenarnya yang membuat keputusan akhir adalah pemimpin, tetapi hanya setelah menerima masukan dan rekomendasi dari anggota tim.

3.

Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan partisipatif juga dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas atau nondirective. Orang yang menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan

(16)

strategi dan pemecahannya. Tugas pemimpin adalah mengarahkan tim kepada tercapainya konsensus.

4.

Gaya Kepemimpinan Ber orientasi pada Tujuan

Gaya kepemimpinan ini juga disebut kepemimpinan berdasarkan hasil atau berdasarkan sasaran. Orang yang menganut pendekatan ini meminta anggota tim untuk memusatkan perhatiannya hanya pada tujuan yang ada. Hanya strategi yang dapat menghasilkan kontribusi nyata dan dapat diukur dalam mencapai tujuan organisasilah yang dibahas.

5.

Gaya Kepemimpinan Situa sional

Gaya kepemimpinan ini dikenal pula sebagai kepemimpinan tak tetap (fluid) atau kotigensi. Asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah bahwa tidak ada satu gaya pun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer dalam segala kondisi.

Dengan demikian berdasarkan pertimbangan terhadap faktor-faktor tersebut, seorang manajer memutuskan apakah akan menggunakan pendekatan otokratis, demokratis, partisipatif atau berorientasi pada tujuan. Pada situasi berbeda, manajer yang sama dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang berlainan.

Gambar

Tabel 1.  KORELASI PRODUCT MOMENT UNTUK UJI VALIDITAS  Variabel  Item  Koefisien
TABEL 2. ALPHA CONBRACH UNTUK UJI REABILITAS
TABEL 4. HASIL KOEFISIEN DETERMINASI (R 2 )
TABEL 5. PERHITUNGAN UJI F  Model  Sum of  squares  df  Mean  Square  F  Regresion  Residual  Total  31.371 2.100 33.471  2  65 67  15.685 .032  485.577
+2

Referensi

Dokumen terkait

6 Dengan dukungan dari tenaga profesional diharapkan BPRS Gala Mira Abadi dapat menjadi perusahaan perbankan yang baik sesuai dengan prinsip syariah, maka BPRS Gala Mitra

Dengan rerata skor per- olehan kelompok eksperimen yang lebih besar daripa- da kelompok kontrol, pembelajaran biokimia melalui analisis kasus-kasus olahraga tampak lebih efektif

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan penduga parameter model regresi nonlinier multiplikatif dengan menggunakan metode maksimum likelihood, dan mengetahui cara

Untuk mengetahui golongan senyawa aktif yang terkandung dalam fraksi paling besar aktivitas antibakteri dan antibiofilm dari ekstrak etanol biji kelengkeng (Euphoria

Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dan otot perut terhadap akurasi shooting pada siswa ekstrakurikuler futsal SMP Negeri

Motivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dominan ditentukan oleh gaji yang diterima karyawan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini secara layak,

“On this PC” refers to music files actually on your machine, while “in the cloud” lists songs you’ve bought from Microsoft’s online music store; they’re held for you in

Sarana pendukung yang dibutuhkan antara lain perangkat keras, yaitu kebutuhan perangkat keras komputer dalam pengolahan data, kemudian perangkat lunak yaitu untuk