• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Pemanenan Hasil Hutan

Pemanenan kayu menurut Conway (1987) adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan pengeluaran kayu dari hutan ketempat penggunaan dan pengolahan.

Ditinjau dari penerapan teknologi yang dipakai, United Tractors (1993) secara garis besar menjadi :

1). Sistem manual yaitu sistem ini diterapkan pada pekerjaan yang volumenya kecil, sejak dari proses penebangan, pemangkasan cabang dan ranting, penebangan batang-batang pohon menjadi ukuran tertentu, penyaradan dari tempat merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang punya sifat mampu mempermudah diri atau dapat dipermudakan kembali. Dalam pemanfaatannya untuk mencapai kondisi hasil tebangan ke tempat penumpukan sementara (landing deck), serta pemuatan ke atas truk dilakukan dengan excavator atau tenaga manusia.

2). Sistem semi mekanis yaitu merupakan cara konvensional yang diterapkan pada logging operation di lokasi HPH. Dalam sistem ini proses penebangan, pemangkasan cabang dan ranting dan pemotongan batang menjadi sortimen tertentu dilakukan dengan mengunakan chainsaw. sedangkan pemuatan dan pengangkutan dilakukan secara mekanis.

3). Sistem mekanis penuh yaitu sistem ini sejak dari penebangan, pemangkasan cabang dan ranting, pembagian batang-batang kayu menjadi sortimen tertentu,

(2)

penyaradan, muat bongkar dan pengangkutan dilakukan secara mekanis. sistem ini dilakukan pada pekerjaan yang berskala besar.

Menurut brown (1958), pengangkutan dibagi menjadi dua yaitu : ”Minor transportation” berarti membawa kayu dari tempat pengumpulan kayu. dan ”mayor transportation” berarti membawa kayu dari tempat pengumpulan kayu ke tempat penimbunana kayu, tempat pengolahan atau pemasaran.

Masalah pengangkutan adalah masalah utama dan mendasar di dalam eksploitasi hutan. Hal ini mengingat hal-hal sebagai berikut :

1.) Kayu adalah bahan yang relatif murah harganya persatuan berat atau volume. 2.) Volume kayu dan bobotnya berat .

3.) Hutan-hutan produksi pada umumnya terletak ditempat yang jauh dan tegakan-tegakannya tersebar luas.

4.) Pada umumnya wilayah hutan bertopografi berat dan areal dipotong oleh lembah dan sungai-sungai.

5.) Pos biaya pengangkutan merupakan pos pembiayaan yang terbesar di dalam kegiatan eksploitasi hutan.

Pengangkutan

Tahap terakhir dari kegiatan pemanenan hasil hutan adalah kegiatan pengangkutan, yaitu pemindahan kayu atau hasil hutan dari hutan ke pabrik atau tempat angkutan selanjutnya. Berdasarkan tempatnya secara garis besar pengangkutan dibagi menjadi 3 macam, yaitu pengangkutan melalui darat, air, dan udara. Untuk pengangkutan melalui darat dapat dibagi menjadi dua golongan

(3)

besar, yaitu pengangkutan dengan menggunakan rel dan pengangkutan dengan menggunakan truk (Haryanto, 1987).

Selanjutnya Haryanto (1987) mengatakan bahwa dalam pengangkutan melalui darat terlebih dahulu harus mempersiapkan jalan angkutan. Berhubungan dengan hal ini, maka jalan yang telah ada menjadi pertimbangan dalam menentukan metode pengangkutan. Selain itu metode pengangkutan dari alat pengangkutan berkaitan erat dengan penentuan metode untuk tahap-tahap sebelum tahap pengangkutan dalam kegiatan pemanenan hasil hutan.

Hal ini dikarenakan tahap pengangkutan memerlukan biaya yang paling besar, sehingga penetapan alat-alat dan metode dari pemungutan dimulai dari tahap pengangkutan yang kemudian tahap-tahap sebelumnya menyesuaikan.

Pengangkutan Kayu dengan Truk

Truk adalah alat transportasi yang dominan digunakan untuk pengangkutan kayu melalui darat. Biasanya kendaraan ini terdiri dari bagian truk dan trailer, hal ini tergantung pada standar penggunaan jalan dan jumlah kayu yang diangkut (Staaf & Wiksten, 1984).

Menurut Peurifoy (1970), penggunaan truk untuk pengangkutan kayu mempunyai beberapa keuntungan, yaitu truk dapat beroperasi dengan lincah, kecepatan relatif tinggi dan apabila alat terganggu maka kerugian yang diakibatkan tidak terlalu besar. Tetapi disamping itu terdapat beberapa kelemahan antara lain: daya angkut per rit yang relatif kecil, perlu banyak alat dan makan waktu muat lama dalam suatu operasi besar, memerlukan modal yang besar, biaya perbaikan dan pemeliharaan serta suku cadang yang besar.

(4)

Untuk mengatasi kelemahan tersebut dilakukan dengan cara memperbesar daya angkut alat dengan menambah gandengan pada truk menjadi truk gandengan. Dengan cara ini jumlah alat yang dibutuhkan untuk volume angkutan yang sama dalam suatu operasi menjadi lebih sedikit baik modal, biaya perbaikan dan pemeliharaan, upah pekerja, serta biaya bahan bakar menjadi lebih rendah.

Sianturi dan Suparto (1976) menyatakan bahwa semakin jauh jarak angkut, makin besar armada yang dibutuhkan. Pada angkutan jarak pendek, pemuatan merupakan unsur kerja yang relatif besar bila mana jumlah kendaraan besar dari optimum, waktu menunggu akan lebih lama. Hal ini berarti produktivitas menjadi lebih rendah. Selanjutnya dikemukakan bahwa kendaraan yang paling ekonomis dalam suatu perusahaan ditentukan oleh kapasitas angkutan, kapasitas muat bongkar, jarak angkutan dan keadaan jalan yang digunakan.

Pengukuran Kerja dan Penyelidikan Waktu

Pengukuran kerja dan penyelidikan waktu adalah penerapan teknik yang direncanakan untuk menetapkan waktu bagi seorang pekerja yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi yang ditetapkan. Dengan penggunaan pengukuran kerja ini memungkinkan untuk membandingkan efisiensi atas metode-metode alternatif untuk mempersiapkan daftar jam standar dan pedoman-pedoman produksi untuk aktivitas-aktivitas yang berbeda-beda (FAO, 1989).

Penyelidikan waktu adalah suatu teknik pengukuran kerja untuk mencari waktu dan kecepatan kerja dari elemen-elemen dalam suatu pekerjaan tertentu

(5)

dilakukan di bawah kondisi tertentu dan untuk menganalisis agar diperoleh waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pada tingkat prestasi yang ditetapkan (FAO, 1974).

Menurut Sanyoto (1958) bahwa pengukuran waktu berhubungan erat dengan produktivitas, karena metode ini adalah inti dari penyelidikan prestasi. Pengukuran waktu dimaksudkan untuk menghitung prestasi kerja dengan satuan-satuan yang diukur dalam praktek suatu kegiatan sesuai ukuran yang berhubungan.

Waktu Kerja Pengangkutan

Waktu kerja pengangkutan adalah waktu yang dibutukan oleh truk untuk mengeluarkan kayu dari TPN sampai kayu diatur di TPK. Dalam penelitian ini waktu yang di ukur adalah waktu yang berhubungan langsung kegiatan pengangkutan, yakni waktu kerja berjalan kosong, memuat di TPN, mengangkut, dan memongkar muatan di TPK.

Menurut Wiradinata (1985), bahwa waktu memegang peranan penting sehingga erat hubungannya dengan biaya. Ada 3 golongan waktu yaitu :

1. Waktu total, adalah waktu yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh kegiatan

2. Waktu tetap, adalah bagian waktu total yang dianggap tetap dan tidak diperngaruhi oleh jarak, diameter pohon dan sebagainya.

3. Waktu variabel, adalah waktu yang dipengaruhi oleh jarak, diameter pohon dan sebagainya.

(6)

Menurut ILO (1983), dua metode terpenting untuk mengambil waktu dengan stopwatch ialah :

1. Pengambilan waktu secara kumulatif, yaitu pada pengambilan waktu secara kumulatif, jam berputar terus selama penelitian. Pengambilan waktu dimulai pada awal unsur pertama yang akan diambil waktunya dan berlangsung terus hingga seluruh penelitian selesai. Pada akhir tiap unsur jam dibaca dan dicatat. Waktu masing-masing unsur sesudah penelitian diselesaikan seluruhnya. Maksud tata cara ini adalah untuk memastikan bahwa seluruh waktu pekerjaan diamati, dicatat dalam penelitian.

2. Pengambilan waktu secara mundur, yaitu pengambilan waktu secara mundur maka tiap kali unsur berakhir jarum-jarum stopwacth dikembalikan ke nol supaya dapat dimulai dengan segera, untuk secara langsung memperoleh waktu bagi untuk tiap-tiap unsur. Mesin jam tidak pernah diberhentikan karena jarum langsung mencatat waktu unsur berikutnya.

Dalam kegiatan pengangkutan waktu perjalanan yang digunakan oleh truk pulang maupun pergi dipengaruhi oleh tanjakan, keadaan permukaan jalan, kelurusan jalan, jarak pandangan dan faktor-faktor psikologis. Disamping itu juga dipengaruhi oleh perbandingan efektifitas tenaga mesin terhadap berat kotor kendaraan (Elias,1987), sedangkan menurut Muhdi et al (2004), bahwa waktu rata-rata perjalanan kosong dan bermuatan kosong dipengaruhi oleh jarak dan

(7)

diameter kayu yang diangkut. Jarak angkutan yang relatif jauh dan diameter kayu yang diangkut besar akan memperlambat perjalanan.

Prestasi Kerja Pengangkutan dengan Truk

Menurut Siswantoyo (1987) bahwa prestasi kerja truk dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan sebagai berikut:

1. Jarak angkutan dari tempat pengumpulan (TPN) sampai ke log yard. Jarak angkutan akan mempengaruhi banyaknya trip angkutan. Semakin pendek jarak angkutan, maka semakin banyak trip yang akan dihasilkan per satuan waktu, sehingga pengangkutan juga semakin banyak.

2. Kualitas jalan. Kualitas jalan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu diperkeras atau tidak, keadaan tanjakan dan turunan, lebar jalan dan sebagainya. Semakin baik kualitas jalan maka kecepatan truk semakin meningkat, sehingga waktu perjalanan makin pendek, jumlah trip meningkat dan jumlah muatan juga akan meningkat.

3. Kecepatan truk. Kecepatan truk dipengaruhi oleh kualitas jalan, tipe truk, jumlah muatan, keahlian operator, dan sebagainya.

4. Banyaknya muatan. Besar muatan dipengaruhi oleh tipe truk. Truk dengan

trailer mempunyai kapasitas angkut lebih besar daripada truk tanpa trailer.

5. Tipe truk. Masing-masing tipe truk mempunyai kemampuan mengangkut dengan ukuran yang ditunjukkan dengan HP (Horse Power).

6. Jumlah trip. Jumlah trip dipengaruhi oleh jarak angkutan dan kecepatan truk. 7. Hujan. Hujan menyebabkan truk tidak dapat beroperasi, sehingga prestasi

(8)

8. Jumlah jam kerja atau hari kerja.

9. Skill, pengalaman, dan kesungguhan operator. Kelebihan skill, pengaman dan kesungguhan operator akan dapat meningkatkan prestasi kerja.

10. Sistem upah. Upah yang berdasarkan prestasi kerja akan merangsang pekerja untuk bekerja lebih giat agar mendapatkan upah yang lebih besar, sehingga prestasi kerja akan nail.

11. Sistem kerja. Sistem kerja menyangkut peraturan waktu kerja, hari kerja dan hari libur. Sistem kerja akan mempengaruhi prestasi kerja.

Menurut Juta (1954) yang dikutip oleh Radityo (1998), elemen-elemen pekerjaan dalam kegiatan pengangkutan pada pengusahaan hutan adalah:

1. Operator truk melakukan checking muatan meliputi: administrasi, volume, dan jenis.

2. Perjalanan dari TPN ke TPK.

3. Pemeriksaan administrasi di pintu TPK.

4. Perjalanan dari pintu masuk TPK ke lokasi pembongkaran.

Wasono (1965), menyatakan bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja atau produksi dalam satuan kerja per satuan waktu. Banyaknya hasil kerja yang diperoleh oleh seorang pekerja tergantung kepada alat kerja, percakapan dan kemampuan serta keadaan tempat kerja

Menurut Sanyoto (1958), faktor-faktor yang dapat menentukan prestasi kerja yaitu faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor yang dapat diubah misalnya peralatan yang dipergunakan oleh pekerja. Sedangkan faktor-faktor yang tidak dapat diubah adalah iklim, cuaca, keadaan tempat dan teknik kerja secara ilmiah.

(9)

Menurut Wasono (1965), untuk mengetahui prestasi kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

h Bx Hsx

P = 60

Dimana : P = Prestasi kerja per jam yang dicapai Hs = Hasil kerja (m3 )

B = Jumlah tenaga kerja (orang) H = Waktu kerja (menit)

60 = 60 menit, untuk konversi ke dalam jam

Berdasarkan hasil penelitian (Muhdi,1998) diperoleh prestasi kerja pengangkutan kayu dengan menggunakan Lokotraksi dari TPn/betau ke TPK di hutan rawa PT. Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd. Propinsi Sumatera Selatan adalah sebesar 4,210 m3/jam dengan jarak angkut rata-rata 16,375 km dan

volume angkut rata-rata per trip 42,626 m.

Produktivitas

ILO (1983) menyatakan bahwa produktivitas dirumuskan sebagai perbandingan antara output dan input perusahaan, industri dam ekonomi secara keseluruhan. Produktivitas juga merupakan suatu gabungan sumber (input) dengan demikian sama dengan jumlah barang-barang atau jasa (output) yang dihasilkan dari sumber itu. Sumber-sumber itu meliputi tanah dan bangunan, bahan baku, mesin dam tenaga kerja. Produktivitas harus ditinjau dari sudut waktu, karena output produksi yang memuaskan dari sebuah mesin, alat atu seorang pekerja dalam waktu tertentu yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung produktivitas.

(10)

Biaya Pengangkutan Kayu.

Biaya pemilikan dan operasi alat berat per jam sangat bervariasi tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Tinggi rendahnya biaya pemilikan suatu alat tidak hanya tergantung dari harga alat tersebut tapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang dikemukakan oleh United Tractors (1984), yaitu :

1. Kondisi medan kerja 2. Tipe pekerjaan

3. Harga lokal dari minyak lokal dan minyak pelumas 4. Tingkat suku bunga.

5. Pajak, asuransi, dan lain-lain

United Tractor (1984), membagi biaya-biaya yang berkaitan dengan suatu peralatan menjadi biaya pemilikan dan biaya operasi. Biaya pemilikan meliputi : depresiasi, bunga, asuransi dan pajak. Sedangkan biaya operasi meliputi: biaya bahan bakar, pelumas, gemuk, filter, ban, perbaikan, upah operator dan hal-hal khusus pengangkutan.

b. Biaya pemilikan (biaya tetap)

Menurut Trakindo (1996), komponen biaya ini sama sekali bersifat mandiri terhadap pemakaian alat berat. Hal ini berarti bahwa biaya pemilikan akan tetap dihitung sebagai pengeluaran walaupun mesin dan alat tidak dioperasikan. Biaya pemilikan ini muncul begitu pengusaha menginvestasikan modal pada alat berat. Biaya pemilikan dihitung selama umur ekonomis mesin. Unsur biaya yang termasuk dalam komponen ini ialah:

(11)

1. Biaya penyusutan (Depresiation)

Penyusutan atau depresiasi merupakan penurunan atau pemerosotan dari modal suatu mesin atau alat akibat pertambahan umurnya. Depresiasi atau biaya penyusutan alat diperhitungkan menurut lamanya alat tersebut digunakan (masa pakai) dan biasanya dinyatakan dalam jam.

N R M

D= −

Dimana: D = Depresiasi atau penyusutan (Rp/tahun) M = Modal atau harga mula-mula alat (Rp) R = Harga ronsokan akhir masa pakai (Rp) N = Masa pakai alat (tahun)

2. Bunga Modal, Pajak dan Asuransi

Menurut Trakindo (1996), untuk menghitung bunga modal, pajak dan asuransi dirumuskan sebagai berikut:

t rate Int Simple x N N tahun per Modal Bunga % . 2 ) 1 ( + = t rate Insurance Mx x N N tahun per Asuransi % 2 ) 1 ( + = t rate Tax Mx x N N tahun per Pajak % 2 ) 1 ( + =

Dimana: M = Modal atau harga mula-mula alat (Rp) N = Masa pakai alat (tahun)

(12)

c. Biaya Operasi (Biaya Tidak Tetap)

Biaya operasi menurut Trakindo (1996), adalah biaya berbagai kebutuhan yang diperlukan untuk menjaga kelancaran operasi peralatan. Biaya operasi ini bervariasi menurut pemakaian (aplikasi) dan sangat dipengaruhi oleh jam kerja peralatan. Biaya operasi terdiri dari:

1. Biaya bahan bakar

Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar pada kondisi kerja yang ada. Jumlah pemakaian (konsumsi) bahan bakar dapat dengan cepat diperhitungkan di lokasi kerja dan dicatat untuk masing-masing alat berat.

2. Biaya pemeliharaan

Biaya pelumas, saringan dan gemuk merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan alat berat, agar memberi kondisi kerja yang baik. Biaya pelumas, gemuk dan saringan dapat diukur di lokasi kerja yang sebenarnya atau memperkirakan berdasarkan jangka waktu penggantian yang dianjurkan dalam buku pedoman.

3. Biaya ban

Biaya ban dapat diperhitungkan dengan baik adalah menggunakan catatan usia pakai dan biaya ban yang diperoleh dari lokasi kerja. Biaya ban per jam adalah perkiraan biaya ban pengganti dibagi perkiraan masa guna ban dalam jam. 4. Biaya reparasi

Biaya reparasi berbeda-beda tergantung pada aplikasi, cara mengoperasikan peralatan, prosedur perawatan dan sebagainya. Namun demikian berdasarkan penelitian yang telah dilakukan secara luas, beberapa pembuatan alat berat telah

(13)

menyusun dalam bentuk tabel biaya reparasi pada beberapa tingkat kondisi operasi.

5. Biaya lain-lain.

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti bagian tertentu yang cepat aus dari sebuah alat berat.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang diinginkan dari penelitian ini adalah: Untuk menganalisis Pengaruh Perilaku Penyesuaian Diri Terhadap Kinerja Penjualan Pada Perusahaan Asuransi di Surabaya. a)

Tahap segmentasi karakter ini akan mensegmen citra-citra karakter dari citra hasil prapengolahan yang selanjutnya akan dilakukan proses pengurusan citra agar citra

1) Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif. 2) Sistem, mekanisme, dan prosedur

 Terbentuk pada bagian atas kontak intrusi atau pluton granit yang kontak dengan batuan yang impermeable sehingga.. terakumulasi mineral-mineral sebagai produk dari kristalisasi

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional dan telah memperoleh angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi pada tahun pertama

banyak hal, yaitu dengan rasa ingin tahu yang kuat ini, anak usia tk cenderung memperhatikan, membicarakan dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya.

Somerolaisten nuorten liikuntaaktiivisuutta selvittäessä nuoret on luokiteltu liikunta-aktiivisiin vähintään neljä kertaa viikossa liikuntaa, vähän liikkuviin 2 – 3 kertaa

Keadaan superjenuh tersebut terjadi karena begitu banyak gula (lebih dari 70 %) terdapat dalam air yang relatif sangat rendah, kadar air madu sekitar atau kurang dari 20 %..