• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus bekerja akan tetapi semua mahluk hidup yang dengan caranya sendirisendiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yang harus bekerja akan tetapi semua mahluk hidup yang dengan caranya sendirisendiri"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan dan pekerjaan adalah dua sisi dari satu mata uang, agar orang dapat hidup maka orang harus bekerja. Sebenarnya bukan hanya manusia saja yang harus bekerja akan tetapi semua mahluk hidup yang dengan caranya sendiri-sendiri bekerja untuk mencari makan sepanjang hidupnya. Kehidupan bagi manusia tentu saja mempunyai arti yang lebih luas sehingga keperluannya juga lebih luas dari sekedar kebutuhan badannya.

Dahulu dimasa manusia masih bebas untuk mengambil kebutuhan hidupnya dari alam raya orang dapat memenuhi kebutuhannya tanpa harus bekerja pada orang lain. Untuk kebutuhan proteinnya dan pakaiannya orang masih bisa berburu binatang di hutan atau dipadang perburuan yang luas, untuk kebutuhan karbohidrat dia masih dapat memetik tanaman dan buah-buahan di hutan tanpa batas. Setelah muncul para penguasa yang karena kedigdayaannya mengaku memiliki hutan, padang-padang rumput dan ladang-ladang beserta isinya maka orang terpaksa bekerja untuk penguasa ini, dengan kata lain dia menjadi karyawan, hamba sekaligus budak bagi penguasa tersebut.

Sudah menjadi kodrat bagi para pemimpin atau penguasa untuk terus memperoleh bagian terbanyak dari apa yang dapat dilakukan oleh pekerjanya. Penindasan sebagaimana diceritakan oleh Rafles dari bukunya History of Java 1982: 303 nampaknya menjadi tanda batas bagi produktivitas tenaga kerja yang

(2)

tertindas tersebut. Sebagaimana orang akan dapat bekerja lebih giat agar bisa menghasilkan lebih banyak apabila ia kurang makan, bagaimana ia dapat bekerja lebih bersemangat kalau dia tau bahwa kerja kerasnya hanya untuk kepentingan orang lain tanpa imbalan yang pantas. Oleh karenanya Rafles mengancarkan reformasi atau bahkan revolusi agar hubungan kerja itu diperbaiki menuju ke arah keseimbangan agar produktivitas tenaga kerja dapat pulih kembali.

Di zaman modern ini nampaknya situasi yang menyedihkan itu akan terulang kembali, Histoire est repete kata orang Perancis sebab melalui hubungan kerja Outsourcing ini pekerja atau karyawan dapat ditekan sedemikian rupa tanpa bisa menuntut hak normatif yang wajar.

Hubungan kerja melalui outsourcing ini juga merupakan upaya untuk menyiasati hukum, baik itu sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan maupun sesudahnya. Meskipun undang-undang secara eksplisit tidak membenarkan hubungan kerja seperti itu untuk pekerjaan yang sifatnya permanen atau terus menerus dan hanya dibenarkan untuk pekerjaan tertentu serta dengan jangka waktu yang tidak lebih lama dari yang ditentukan undang-undang akan tetapi masih dapat disiasati dengan berbagai cara penetapan ketentuan job discription dan jangka waktu yang diputus-putus serta dengan penggantian nama perusahaan outsourcing.

Pendekatan apa saja yang dapat dilakukan oleh penguasa atau pemerintah agar tragedi di zaman Rafles itu tidak terulang kembali. Perlukah pemerintah meniru tindakan Rafles dahulu untuk melakukan reformasi dan kalau jawabannya

(3)

ya maka apa dan siapakah yang harus direformasi itu. Jawabannya tentu saja sudah jelas bahwaperlu memperhatikan nasib mereka ini bukan saja karena alasan etis bahwa di zaman modern ini masih terdapat keadaan yang mendekati perbudakan, akan tetapi juga yang terlebih penting adalah untuk alasan kemajuan ekonomi.

Indonesia sebagai Negara yang mempunyai sumber daya manusia yang jumlahnya banyak, harus menjamin terpenuhinya kehidupan yang layak bagi setiap warga negaranya. Untuk tercapainya tujuan tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia yang berhubungan dengan ketenagakerjaan. Perkembangan system peraturan ketenagakerjaan harus diatur dengan baik agar dapat memenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi tenaga kerja dan pekerja/buruh yang bersamaan dapat meningkatkan kondisi perekonomian yang baik bagi perkembangan dunia usaha dan kerja.

Pada prakteknya banyak perusahaan yang menggunakan jasa tenaga kerja

outsourcing dan menjadi suatu kencenderungan, karena banyak manfaat dan

kemudahan yang didapat dengan system outsourcing.1 Dalam jangka panjang, manfaat outsourcing yaitu meningkatkan fokus bisnis perusahaan, masuk pada kemampuan kelas dunia, mempercepat keuntungan dari teknologi baru, membagi resiko usaha, menggunakan sumber-sumber yang ada untuk aktivitas yang lebih strategis. Sedangkan manfaat outsourcing dalam jangka pendek yaitu membuat tersedianya dan mengendalikan biaya-biaya operasional, membuat tersedianya

1

Faisalansyari, Dilema Penerapan Outsourcing/Insourcing Sistem Dan Tehnologi

(4)

dana-dana modal, menghasilkan pemasukan dana tunai, sumber daya tidak perlu tersedia secara internal, pemberdayaan fungsi yang sulit diatur atau diluar kendali.

Pekerjaan yang di-outsourcingkan-kan saat ini sudah sangat beragam. Tidak hanya pekerjaan dengan posisi sederhana yang biasanya bergerak pada hal yang bukan bidang usaha utama (non core bussines) tetapi pekerjaan dengan posisi strategis yang biasanya termasuk bidang usaha utama (core business) dalam sebuah perusahaan juga sudah di- outsourcing-kan.

Tenaga-tenaga outsourcing hampir dapat dijumpai di berbagai perusahaan besar, perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), instansi- instansi pemerintahan. Mereka tersebar mulai dari level rendah seperti supir, cleaning

service, dan security atau satpam, meski dalam status yang tidak sama. Salah

satunya PT. Indi Karya merupakan perusahaan yang menyediakan jasa tenaga kerja. Pengertian outsourcing bagi PT. Indi Karya adalah menyediakan jasa tenaga kerja bagi perusahaan klien yang membutuhkan tenaga kerja untuk menunjang kegiatan perusahaan klien. Sedangkan pengertian outsourcing bagi perusahaan klien adalah sebagai bentuk penyerahan pelaksanaan pekerja dalam suatu kesepakatan tertulis.

Berbagai sektor tenaga kerja berusaha meningkatkan kinerja usahanya melalui pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperkerjakan tenaga kerja seminimal mungkin untuk dapat memberikan kontribusi maksimal sesuai sasaran perusahaan. Untuk itu perusahaan berupaya fokus menangani pekerjaan yang menjadi bisnis inti (core

(5)

business), sedangkan pekerjaan penunjang diserahkan kepada pihak lain. Proses

kegiatan ini dikenal dengan istilah outsourcing.2 Tenaga-tenaga outsourcing hampir dapat dijumpai di berbagai perusahaan besar, perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), instansi- instansi pemerintahan. Mereka tersebar mulai dari level rendah seperti supir, cleaning service, dan security atau satpam, meski dalam status yang tidak sama. Salah satunya PT. Indi Karya merupakan perusahaan yang menyediakan jasa tenaga kerja.

Untuk membangun kepercayaan perusahaan pengguna jasa dan sebagai bukti adanya hubungan hukum antara PT. Indi Karya dengan perusahaan klien maka perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis. Kesepakatan tertulis yang disepakati antara pihak penyedia jasa pekerja dengan pihak yang membutuhkan jasa pekerja dengan perjanjian kerja outsourcing. Berdasarkan pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ditentukan bahwa pekerja yang berasal dari perusahaan penyedia jasa pekerja hanya boleh mengerjakan kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Pasal tersebut juga menyebutkan bahwa pengusaha hanya diperbolehkan memperkerjakan pekerja/buruh dengan perjanjian kerja waktu tertentu dan atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu (antara pekerja dan pengusaha).

2 Definisi outsourcing,

http://www.ppmmanajemen.ac.id/uploads/dirfile_research/PAPER%20OUTSOURCING%20final. doc,

(6)

Secara legal tidak ada hubungan organisatoris antara organisasi dengan pekerja karena secara resmi pekerja adalah tetap karyawan dari perusahaan

outsourcing. Gajinyapun dibayarkan oleh perusahaan outsourcing setelah

pihaknya memperoleh pembayaran dari perusahaan pemakai tenaga kerja. Tentu saja gaji itu diberikan setelah dipotong oleh perusahaan outsourcing. Perintah kerja walaupun sejatinya diberikan oleh perusahaan pemakai tenaga akan tetapi resminya juga diberikan oleh perusahaan outsourcing dan biasanya perintah itu diberikan dalam bentuk paket.

Cara seperti ini melindungi perusahaan pemakai tenaga kerja dari kerepotan dalam hubungan karyawan dan majikan bagi perusahaan pemakai tenaga kerja. Perusahaan tidak perlu memikirkan berbagai kesulitan tentang tuntutan kenaikan upah (UMK), tidak menanggung biaya kesehatan, biaya pemutusan hubungan kerja dengan karyawan outsourcing, dan lain-lain hal yang sepatutnya menjadi beban majikan. Bahkan dapat juga diperjanjikan bahwa semua kerugian dan tuntutan disebabkan kesalahan pihak karyawan menjadi tanggung jawab pihak perusahaan outsourcing.

Bagi pekerjaoutsourcing maka cara kerja seperti ini adalah cara kerja yang sangat menyudutkan karena pekerja tidak dapat menuntut apapun kepada perusahaan dimana pekerja sebenarnya bekerja. Penderitaannya tidak dapat disampaikan kepada perusahaan karena perusahaan penyedia tenaga kerja atau perusahaan outsourcing biasanya adalah perusahaan jadi-jadian yang tidak mempunyai aset apapun sehingga percuma saja menuntut kepada perusahaan ini.

(7)

Tenaga outsourcing ini perlu diberikan perlindungan hukum karena alasan menyelamatkan angkatan kerja work force yang sangat potensial satu dan lain hak untuk melakukan gerak kemajuan ekonomi secara umum. Kebanyakan dari tenaga kerja outsourcing ini adalah profesional dibidangnya, muda dalam usia dan mempunyai semangat kerja yang baik. Kekurangan mereka kebanyakan adalah karena tidak mempunyai kesempatan dan tidak mempunyai hubungan khusus dengan para penentu kebijaksanaan perusahaan.

Perlindungan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja harus merupakan kebijaksanaan yang pokok yang sifatnya menyeluruh di semua sektor. Setiap sektor tenaga kerja saling berkaitan satu sama lainnya. Pihak yang memiliki kedudukan yang tinggi akan menguasai kedudukan yang lebih rendah. Hal ini terjadi di dalam berbagai macam hubungan kerja. Hubungan kerja pada pihak yang memperkerjakan buruh adalah salah satu bentuk contoh hubungan kerja dimana pihak yang memperkerjakan buruh mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan akan menguasai buruh yang lebih rendah.

Untuk itu dengan penuh kesadaran dengan berbasiskan semangat kenegarawanan maka perlu diciptakan iklim usaha yang sungguh-sungguh kondusif. Ini bukan sesuatu yang sifatnya basa basi politis akan tetapi sesuatu hal yang nyata sebagaimana terlihat dalam tindakan memberikan berbagai insentif, kelonggaran pajak, pelayanan birokrasi yang tulus, penyediaan infrastruktur, proteksi rational dari gempuran asing, dan lain-lain usaha yang konstruktif. Tindakan ini pada tahap awal memang memerlukan pengorbanan yang besar dari

(8)

pihak penguasa akan tetapi hasilnya nanti juga akan memberikan kenikmatan dan kesejahteraan kepada baik penguasa maupun rakyat bangsa ini.

Dari gambaran kondisi diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan ditiangkan dalam penulisan hukum dengan judul: “TINJAUAN

YURIDIS TERHADAP PROSES PEREKRUTAN DAN

PEMBERHENTIAN PEKERJA OUTSOURCINGPT. INDI KARYA DI YOGYAKARTA.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

Bagaimanakah implementasi ketentuan outsourcing dalam perundang- undangan berkaitan dengan proses perekrutan dan pemberhentian pekerja

outsourcing di PT. Indi Karya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dari penulisan ini adalah meliputi dua hal yaitu:

1. Tujuan Subyektif

a. Tujuan subyektif dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang diperlukan sebagai bahan untuk penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

b. Untuk menambah pengetahuan dalam bidang hukum perdata dengan harapan bermanfaat dikemudian hari.

(9)

2. Tujuan Obyektif

Tujuan obyektif dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis ketentuan outsourcing dalam perundang – undangan berkaitan dengan proses perekrutan dan pemberhentian pekerja

outsourcing di PT. Indi Karya.

D. Keaslian Penelitian

Sepanjang pencarian penulisan hukum di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada oleh penulis, penulisan hukum tentang outsourcing sudah pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa. Penulisan hukum tersebut diantaranya berjudul:

a. “PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA OUTSORCING JASA PENCATATAN METER SERTA PERMUTUSAN DAN PENYAMBUNGAN ANTARA PT.PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN YOGYAKARTA DENGAN PT.MUSADIQ-DEO“, oleh Yuandita Prasanti pada tahun 2007. Penulisan hukum tersebut mengangkat masalah mengenai bentuk-bentuk wanprestasi dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerja Outsuorcing dan mengenai mekanisme penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian

outsourcing.

b. “PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA OUTSOURCING DALAM PERJANJIAN OUTSOURCING ANTARA FH UGM DENGAN C.V PRIMA KARYA DI SLEMAN (STUDI

(10)

KASUS)”, oleh Susilo Andi Darma pada tahun 2007. Penulisan hukum tersebut mengangkat masalah perlindungan hukum bagi pekerja outsourcing yang diberikan oleh C.V Prima Karya dan Disnakersos dab KB Kabupaten Sleman dalam perjanjian kerja

outsourcing antara FH UGM dengan C.V Prima Karya.

c. “PELAKSANAAN PERJANJIAN PENYEDIAAN TENAGA KERJA OUTSOURCING ANTARA KALREZ PETROLEUM (SERAM) Ltd DENGAN PT. PRAKARSA PRAMANDITA DI JAKARTA“ , oleh Diah Ratri Hapsari pada tahun 2011. Penulisan hukum tersebut mengangkat permasalahan mengenai bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian penyediaan tenaga kerja outsourcing antara Kalrez Petroleum (Seram) Ltd dengan PT. Prakarsa Pramandita, dan upaya penyelesaian yang dilakukan oleh para pihak dalam hal terjadi wanprestasi.

d. “TINJAUAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA

OUTSOURCING DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA

(PERSERO) Tbk. CABANG KATAMSO, YOGYAKARTA “, oleh Raditya Galih Sunutomo pada tahun 2012. Penulisan hukum tersebut mengangkat tentang perlindungan hukum bagi pekerja

outsourcing di PT. BRI ( PERSERO) Tbk. Cabang Katamso

Yogyakarta yang berkaitan dengan status dan hak-hak pekerja

(11)

BRI (PERSERO) Tbk. Cabang Katamso Yogyakarta dengan PT. PKSS perwakilan Yogyakarta.

e. “PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEKERJA OUTSOURCING WANITA DALAM BIDANG SECURITY DARI PT. GARDA TOTAL SECURITY DI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA “ , oleh Giovani pada tahun 2013. Penulisan hukum tersebut mengangkat tentang perlindungan wanita yang bekerja sebagai security.

Penulisan hukum yang dilakukan oleh penulis saat ini berbeda dengan penulis hukum yang pernah dilakukan sejumlah mahasiswa. Penulisan yang dilakukan oleh penulis pada saat ini adalah tentang implementasi perekrutan dan permberhentian tersebut terhadap perundang – undangan yang berlaku saat ini. Hal yang membedakan adalah isi materi dan obyek penelitian.

Isi materi penulisan hukum berdasarkan penelitian lebih mengarah kepada implementasi ketentuan outsourcing dalam peraturan perundang – undangan dalam proses perekrutan dan pemberhentian yang dilakukan oleh PT. Indi Karyayang dilakukannya kepada pekerjanya yang outsourcing. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dianggap asli dan layak untuk diteliti dan penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian sebelumnya.

Apabila ternyata terdapat penelitian yang serupa maka itu diluar dari sepengetahuan penulis, besar harapan penulis agar kelak penelitian dan penulisan

(12)

hukum ini dapat menjadi salah satu pelengkap dari penelitian yang dilakukan sebelumnya.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti

Manfaat bagi penulis dalam penelitian ini adalah memberikan pengetahuan langsung dari penulis atau peneliti mengenai wawasan peraturan dalam penerapannya di lapangan khususnya di bidang ketenagakerjaan outsourcing.

2. Bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum secara umum, dan khususnya pada bidang ketenagakerjaan dalam hal pelaksanaan perjanjian kerja outsourcing, serta para pekerja pencari kerja untuk bisa mengkaji outsourcing dari sudut pandang perlindungan hukumnya, dan para sarjana hukum dalam perkembangan dunia pekerjaan pada umumnya.

3. Bagi pembangunan

Agar pemerintah dan badan aparatur hukum lebih dapat memperhatikan nasib pekerja outsourcing, agar bisa terpenuhinya hak-haknya dan melindungi para pekerja outsourcing agar tidak mengalami ketidaksewenang-wenangan yang dilakukan oleh pihak penyedia jasa atau pengusaha dan instansi terkait mengenai harkat, martabat, maupun kesehatan dan kesejahteraannya yang layak dengan pekerjaannya.

(13)

4. Kegunaan dalam bidang praktik

Hasil dari penelitian ini dapat berguna sebagai pertimbangan bagi pencari kerja yang ingin bergabung dengan perusahaan penyedia jasa tenaga kerja untuk selanjutnya terikat dengan pola pekerja outsourcing agar memahami status pekerjaannya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Referensi

Dokumen terkait

Individu yang tidak berliterasi sains akan sulit bersaing dalam kehidupan di masa depan, karena penguasaan literasi sains (LS) dan teknologi oleh setiap individu

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, penulis telah mengangkat alat musik tiup tersebut sebagai objek penelitian Tugas Akhir dengan judul Ensembel Instrumen

Untuk mengidentifikasi kadar rhodamin b, karmeiosin, dan benzoat pada berbagai merk produk keripik pedas yang dijual dipasaran bila dibandingkan dengan standart

Untuk mengetahui seberapa besar kualitas software momentosh yang digunakan dibagian front office, dan housekeeping sebagai salah satu aplikasi yang digunakan dalam

POLLUTANS ORGANISM ENVIRONMENT MICROORGANISM SOIL WATER AIR Confining Unit Water table Saline Water Lateral intrusion of saline water Ocean Municipal water well Abandoned oil

Pada tahun 1985 industri keramik Plered mulai berupaya untuk meningkatkan keramik gerabahnya baik secara kualitas dan kuantitasnya ke industri kerajinan keramik hias

Kekurangan dalam membeli makanan panas dan berkuah di pinggir jalan (umumnya kaki lima) terjadi ketika banyak pembeli yang memesan, pedagang dituntut untuk sigap

Masih menurut Dwijoseputro (1979) jka medium selalu diadakan pembaruan dan kondisi lingkungan disekitar bakteri selalu dijaga kondusif, beberapa jenis