Bagian Pertama
PENDAHULUAN
L
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ditetapkan sebagai salah
satu dari 24 Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 178 Tahun 2000, tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen. Secara struktural, Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) didirikan berdasarkan ketetapan SK Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia No. 1151/M/2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI. Pada Bab VII Bagian Kelima ditetapkan, Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) sebagai salah satu dari lima pusat penelitian yang berada di bawah Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusian (IPSK). Keempat pusat penelitian lainnya adalah: (1) Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan; (2) Pusat Penelitian Ekonomi; (3) Pusat Penelitian Politik dan (4) Pusat Penelitian Sumber Daya Regional.Dilihat dari perkembangannya, Pusat Penelitian (Puslit) Kependudukan telah mengalami beberapa perubahan. Lembaga penelitian ini pertama kali didirikan pada tahun 1969 di Jakarta dengan sebutan Pusat Studi Kependudukan (PSK). Pada awalnya merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional (LEKNAS). Selanjutnya, pada tanggal 1 April 1987, PSK-LEKNAS menjadi Pusat Penelitian Kependudukan dan Ketenagakerjaan (PPT), di bawah Deputi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK-LIPI). PPT-LIPI mempunyai dua ruang lingkup studi, yaitu kependudukan dan ketenagakerjaan. Setelah reorganisasi, ruang lingkup kajian PPK-LIPI diperluas menjadi tiga bidang, yaitu bidang kependudukan, bidang ketenagakerjaan, dan bidang ekologi manusia. Ketiga bidang studi tersebut secara struktur organisasi berada di bawah tiga kepala bidang, yaitu: Kepala Bidang Kependudukan, Kepala Bidang Ketenagakerjaan dan Kepala Bidang Ekologi Manusia. Selain tiga bidang yang langsung membawahi kegiatan penelitian, PPK-LIPI dalam pelaksanaan tugasnya juga ditunjang oleh Bidang Tata Operasional dan Sub Bagian Tata Usaha.
Sebagai salah satu lembaga penelitian bidang kependudukan, selama ini telah ikut serta dalam kancah persaingan yang kompetitif dengan lembaga penelitian lainnya khususnya lembaga penelitian kependudukan dalam melakukan penelitian maupun kajian-kajian kependudukan. Keberadaannya serta kiprahnya di dunia penelitian dan pengkajian tidak luput dari isu dan permasalahan globalisasi yang terus menerus dan secara cepat berubah dan berpengaruh terhadap perkembangan penduduk. Permasalahan dan isu-isu kependudukan menjadi sangat penting dalam menyikapi perkembangan di dunia ini. Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan telah mengembangkan track record penelitian di bidang migrasi, ketenagakerjaan, pendidikan, dan kesehatan reproduksi dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Adapun keberadaan Bidang Ekologi Manusia merupakan jawaban terhadap tantangan paradigma baru kependudukan yang menempatkan lingkungan sebagai salah satu perspektif dalam isu kependudukan, yaitu penduduk dan perubahan lingkungan. Bidang Ekologi manusia merupakan bidang yang dibentuk setelah reorganisasi LIPI berdasarkan SK Kepala LIPI No. 1151/M/2001. Penelitian-penelitian yang dikembangkan oleh ketiga bidang ini diharapkan dapat menunjang kompetensi inti (core competency) dari Pusat Penelitian Kependudukan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi kelembagaan ada beberapa peluang dan tantangan yang dihadapi Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI.
Peluang
Terbukanya akses untuk membina/menjalin kerjasama dengan stakeholders, dimana:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memperbesar peluang untuk pengembangan lembaga (Puslit).
2. Otonomi Daerah membuka kesempatan kerjasama (penelitian, pelatihan, lokakarya/workshop) dengan pemerintah daerah kabupaten/ kota.
Tantangan
1. Meningkatnya tuntutan kualitas hasil-hasil penelitian.
2. Meningkatnya jumlah lembaga penelitian pesaing, baik nasional maupun internasional.
3. Keterbatasan dukungan dana dan kelemahan sistem penggajian/ insentif dari pemerintah.
4. Kerjasama dengan pihak luar belum memberikan manfaat yang seimbang.
Bagian Kedua
ORGANISASI DAN SARANA PENDUKUNG
A. TUGAS DAN FUNGSI PPK – LIPIKeputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor:
1151/M/2001, Pasal 258 menetapkan bahwa Pusat Penelitian Kependudukan LIPI terdiri dari:a) Bidang Kependudukan; b) Bidang Ketenagakerjaan; c) Bidang Ekologi Manusia; d) Bidang Tata Operasional; e) Sub Bidang Kerjasama;
f) Sub Bidang Dokumentasi dan Informasi; g) Sub Bagian Tata Usaha; dan
h) Kelompok Jabatan Fungsional
Selanjutnya, mengacu kepada Tugas dan Fungsi LIPI, berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor: 1151/M/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pasal 256, Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI mempunyai tugas:
Melaksanakan penyiapan bahan rumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang kependudukan serta evaluasi dan penyusunan laporan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas, PPK-LIPI mempunyai fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis penelitian kependudukan;
2. Penyusunan pedoman pembinaan dan pemberian bimbingan teknis penelitian kependudukan
3. Penyusunan rencana dan program, dan pelaksanaan penelitian kependudukan;
4. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian kependudukan; 5. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi kependudukan; 6. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian kependudukan; 7. Pelaksanaan urusan tata usaha.
Tugas-tugas tersebut dilaksanakan oleh masing-masing bidang yang terdapat dalam struktur organisasi Pusat Penelitian Kependudukan, yang penjabarannya adalah sebagai berikut:
1. Bidang Kependudukan
Mengerjakan dan menyusun pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang kependudukan.
2. Bidang Ketenagakerjaan
Mengerjakan dan menyusun pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian, pemantauaan pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang ketenagakerjaan.
3. Bidang Ekologi Manusia
Mengerjakan dan menyusun pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, melaksanakan penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang ekologi manusia.
4. Bidang Tata Operasional
Melaksanakan penyiapan kerjasama penelitian, dokumentasi dan informasi. Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut di atas, Bidang Tata Operasional mempunyai fungsi:
Penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan program kerjasama penelitian Pusat Penelitian Kependudukan;
Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data informasi, penyebarluasan hasil penelitian Pusat Penelitian Kependudukan dan dokumentasi, serta pengelolaan perpustakaan.
Bidang Tata Operasional terdiri dari: 1 1.. SSuubb--BBiiddaannggKKeerrjjaassaammaa M Meellaakkuukkaann ppeennyyiiaappaann bbaahhaann ppeennyyuussuunnaann ddaann ppeellaakkssaannaaaann pprrooggrraamm k keerrjjaassaammaappeenneelliittiiaannPPuussaattPPeenneelliittiiaannKKeeppeenndduudduukkaann.. 2. Sub-Bidang Dokumentasi dan Informasi
Melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi, penyebarluasan hasil-hasil penelitian Pusat Penelitian Kependudukan, dokumentasi, serta pengelolaan perpustakaan dan website.
5 5..SSuubbBBaaggiiaannTTaattaaUUssaahhaa M Meellaakkuukkaann uurruussaann kkeeppeeggaawwaaiiaann,, kkeeuuaannggaann,, ttaattaa ppeerrssuurraattaann ddaann k keeaarrssiippaann,,ppeerrlleennggkkaappaann,,sseerrttaarruummaahhttaannggggaa..
B. VISI DAN MISI
a) Visi Pusat Penelitian Kependudukan–LIPI
Perubahan-perubahan yang terjadi di tingkat nasional maupun internasional, menjadikan Puslit. Kependudukan LIPI dituntut untuk lebih aktif dan tanggap melakukan pengkajian masalah/ isu-isu kependudukan. Pengelolaan Puslit tentunya harus disesuaikan dengan tuntutan perubahan yang terjadi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai lembaga penelitian pemerintah di bawah Lembaga Pemerintah Non Departemen, yaitu melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian bidang kependudukan serta evaluasi dan penyusunan laporan, Pusat Penelitian Kependudukan – LIPI telah merumuskan visi yaitu:
Menjadi lembaga yang kompeten dan mandiri dalam mengembangkan ilmu tentang kependudukan dan aplikasinya yang humanistik
b) Misi Pusat Penelitian Kependudukan – LIPI
Untuk mewujudkan visi tersebut serta berpedoman pada pengertian-pengertian di atas, serangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan dan merupakan misi PPK-LIPI adalah:
a) Melakukan kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan untuk perkembangan ilmu tentang kependudukan;
b) Melakukan kegiatan penelitian untuk aplikasi pembagunan;
c) Melakukan analisis kritis (critical analysis), dalam rangka merespon permasalahan di bidang kependudukan;
d) Mengembangkan kompetensi tenaga peneliti dan staf penunjang; e) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana
lembaga c) Sasaran
Sasaran stratejik Pusat Penelitian Kependudukan–LIPI adalah: a) Terciptanya kompetensi inti Puslit di bidang Ilmu Kependudukan; b) Termanfaatkannya hasil-hasil penelitian serta sumberdaya manusia
Puslit Kependudukan untuk memenuhi kebutuhan stakeholders; c) Tersedianya sarana dan prasarana kegiatan Pusat Penelitian
Kependudukan yang berkualitas, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan SK Kepala LIPI No. 1151/M/2001, tanggal 5 Juni 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI, Pusat Penelitian Kependudukan–LIPI dipimpin oleh seorang Kepala Pusat. Struktur organisasi pimpinan PPK–LIPI dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 1
Struktur Organisasi Kepemimpinan PPK–LIPI
No. Struktur Organisasi Nama
1. Kepala Pusat Dr. Sri Sunarti Purwaningsih 2. Kepala Bidang Kependudukan Dr. Agustina, MA
3. Kepala Bidang Ketenagakerjaan Nawawi, SE, MA. 4. Kepala Bidang Ekologi Manusia Dr. Herry Yogaswara, MA 5. Kepala Bidang Tata Operasional Dra. Tutik Iriani
6. Kepala Sub Bidang Kerjasama Piping Nurwiana, SAB 7. Kepala Sub Bidang
Dokumentasi & Informasi Dewi Harfina, S.Si, M.Si 8. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Nimun, SH
(lihat lampiran bagan struktur organisasi PPK-LIPI, di halaman terakhir)
D. PERSONALIA
Sumber daya manusia PPK-LIPI terdiri dari peneliti dan tenaga penunjang yaitu tenaga penunjang fungsional non peneliti dan tenaga penunjang administrasi. Kualifikasi pendidikan pegawai PPK-LIPI cukup beragam. Sebagian besar pegawai PPK-LIPI berpendidikan S1 ke atas. Kualifikasi pendidikan peneliti PPK-LIPI, mayoritas telah mencapai tingkat pendidikan S2 dan S3 yang diperoleh di dalam dan luar negeri. Tenaga peneliti mempunyai latar belakang akademis yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya telah mendapat pelatihan di bidang kependudukan. Diluar pendidikan bergelar, para peneliti telah mendapatkan pelatihan, seperti pelatihan demografi dan disiplin lain yang terkait dengan bidang kependudukan. Bidang keahlian peneliti
PPK-LIPI cukup beragam. Disiplin demografi dikuasai oleh sebagian besar peneliti. Walaupun mempunyai latar belakang bukan di bidang demografi, seperti geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi, kesehatan masyarakat, sosial ekonomi pertanian, psikologi, statistik, dan hukum, tetapi mayoritas mendapatkan pemahaman tentang demografi baik melalui pendidikan S2 dan S3 maupun pelatihan demografi secara formal dan in house training yang diselenggarakan oleh PPK-LIPI sendiri.
Untuk meningkatkan kinerja Puslit. Kependudukan dalam mengantisipasi persaingan baik di dalam maupun di luar negeri terkait bidang penelitian sosial dan kependudukan yang diperkirakan dapat menghambat pencapaian Visi Puslit, maka program peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) staf peneliti maupun staf penunjang masih sangat diperlukan. Permasalahan ini didukung oleh kondisi SDM Puslit. Kependudukan, terutama peneliti muda yang masih memerlukan pembekalan dalam ilmu demografi / kependudukan dilihat dari berbagai perspektif sesuai dengan kompetensi yang akan dikembangkan Puslit. Sedangkan peneliti senior perlu meningkatkan pengetahuan pada kajian isu-isu kependudukan yang sedang berkembang, baik secara nasional maupun internasional, agar tidak tertinggal dan dapat bersaing dengan lembaga-lembaga penelitian kependudukan maupun sosial di dalam dan luar negeri.
Permasalahan SDM di atas sangat menjadi perhatian Puslit. Kependudukan yang teraplikasi pada Misi Puslit, yaitu untuk mengembangkan kompetensi tenaga peneliti dan staf penunjang sesuai dengan bidang kegiatannya. Khusus untuk staf penunjang, mengingat adanya kebijakan Zero Growth untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dimana tidak mungkin menambah staf penunjang yang professional dibidangnya maka perlu ditingkatkan kemampuannya dalam upaya mendukung kegiatan lembaga. Namun, kendala yang dihadapi untuk pelaksanaan program peningkatan kualitas SDM Puslit Kependudukan tersebut adalah tidak adanya dana tetap yang dapat digunakan, sedangkan bila mengharapkan dana dari staf maupun lembaga donor dirasakan sangat sulit.
Pada saat ini (sampai akhir Desember 2012) jumlah pegawai Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI sebanyak 71 orang, terdiri dari 43 orang tenaga fungsional peneliti dan 28 orang staf administrasi. Dari 43 orang tenaga fungsional peneliti, satu orang mengikuti studi S2 di Bidang
Riset Sosial di Australian National University, Canberra, Australia, dan satu orang mengikuti studi S2 di Bidang Sosiologi Pedesaan, IPB, Bogor (Lihat juga di Bagian / Bab Ke-4). Selain beberapa peneliti yang melanjutkan studi S2, ada satu tenaga peneliti yang diperbantukan pada Kementerian Negara Riset dan Teknologi Jakarta, yaitu Dra. Alvini Pranoto, MMS, M.Si.
Gambaran menyeluruh mengenai pegawai di lingkungan PPK-LIPI dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel-tabel tersebut memperlihatkan status pegawai PPK-LIPI menurut jenis kelamin, tingkat golongan, pendidikan, jenjang jabatan fungsional, keahlian, fokus kajian, pensiun, mendapat kenaikan pangkat / jabatan fungsional peneliti, dan peningkatan pendidikan.
Tabel 2 Pegawai PPK-LIPI
Menurut Golongan dan Jenis Kelamin Per 31 Desember 2012
No Golongan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 IV e IV d IV c IV b IV a III d III c III b III a II d II c II b II a I d I c I b I a 3 0 1 2 3 9 7 6 2 0 0 0 1 0 1 0 0 1 2 3 2 4 3 2 13 3 0 2 0 1 0 0 0 0 4 2 4 4 7 12 9 19 5 0 2 0 2 0 1 0 0 Jumlah 35 36 71
Tabel 3 Peneliti PPK-LIPI
Menurut Jenjang Jabatan Fungsional Peneliti dan Jenis Kelamin Per 31 Desember 2012
No Jenjang Jabatan Peneliti Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Profesor Riset 1 1 2 2 Peneliti Utama 1 2 3 3 Peneliti Madya 7 6 13 4 Peneliti Muda 5 7 12 5 Peneliti Pertama 2 5 7 6 Kandidat Peneliti 2 4 6 Jumlah 18 25 43 Tabel 4 Peneliti PPK-LIPI
Menurut Bidang Keahlian dan Jenjang Pendidikan Per 31 Desember 2012
No Bidang Keahlian Jenjang Pendidikan
S3 S2 S1
1 Antropologi 1 2 1
2 Demografi/Kependudukan 4 9 -
3 Ekonomi Pembangunan - 1 -
4 Ekonomi Pertanian - - 1
5 Ekonomi Sumber Daya - - 1
6 Ekonomi Manajemen - 1 - 7 Lingkungan 1 1 - 8 Sosiologi - 1 3 9 Geografi Manusia 1 - 1 10 Geografi Kependudukan 1 11 Kajian Wanita - 1 - 12 13 14 15 16 17 18 Statistik Kesehatan Masyarakat Psikologi Kelautan/Maritim Kajian Kependudukan/Ketenagakerjaan Sosial Kependudukan Sosial Kemasyarakatan - - - 1 - 1 - 1 2 - 1 4 - 1 - - 1 - - - - JUMLAH 9 27 7
Tabel 5 Pegawai PPK-LIPI
Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Per 31 Desember 2012
No Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 S.3 5 4 9 2 S.2 8 18 26 3 S.1 9 7 16 4 S.0 1 1 2 5 6 SLTA SLTP 11 1 6 0 17 1 Jumlah 35 36 71 Tabel 6 Peneliti PPK-LIPI
Menurut Bidang Penelitian, Pendidikan, dan Fokus Kajian/Kepakaran Per 31 Desember 2012
Bidang Kependudukan
No Nama Pendidikan Fokus Kajian/Kepakaran 1 Prof. Dr. Ir. Aswatini, MA S3 Demografi Kependudukan / Migrasi
2 Dr. Sri Sunarti P., MA S3 Demografi Kependudukan /
Demografi Sosial
3 Dr. Agustina, MA S3 Demografi Kesehatan Reproduksi /
Demografi Sosial
4 Dra. Haning Romdiati, MA S2 Demografi Kependudukan /
Demografi Sosial
5 Dra. Mita Noveria, MA S2 Demografi Migrasi / Demografi Sosial
6 Widayatun, SH, MA S2 Demografi Kesehatan Reproduksi /
Demografi Sosial 7 Dra. Ade Latifa S, M.Hum S2 Kajian Wanita Kesehatan Reproduksi /
Demografi Sosial 8 Drs. Bayu Setiawan, MPS,
MA
S2 Demografi Migrasi / Demografi Sosial
9 Fitranita, S.Si, M.Si S2 Kajian
Kependudukan
Migrasi / Demografi Sosial
10 Yuly Astuti, SKM, MA S2 Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan Reproduksi / Demografi Sosial 11 Zainal Fatoni, SKM, MPH S2 Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan Reproduksi / Demografi Sosial
13 Sari Seftiani, S.Sos S1 Sosiologi Kependudukan / Demografi Sosial
14 Inayah Hidyati, S.Si S1 Geografi
Kependudukan
Kependuduan / Demografi Sosial
Bidang Ketenagakerjaan
No Nama Pendidikan Fokus Kajian / Kepakaran
1 Nawawi, SE, MA S2 Sosial
Kemanusiaan
Ketenagakerjaan / Demografi Sosial
2 Prof. Drs. Daliyo, MA S2 Demografi Ketenagakerjaan /
Demografi Sosial
3 Drs. Soewartoyo, MA S2 Demografi Ketenagakerjaan /
Demografi Sosial
4 Dra.Titik Handayani, MS S2 Demografi Ketenagakerjaan /
Demografi Sosial 5 Dra. Eniarti B. Djohan, MA S2 Sosiologi Ketenagakerjaan /
Demografi Sosial 6 Drs. Yohanes Bosco Widodo S1 Ekonomi
Pertanian
Ketenagakerjaan / Demografi Sosial
7 Dr. Makmuri Sukarno, MA Demografi Pendidikan / Demografi Sosial
8 Dr. Raldi H.S. Koestoer, MA S3 Lingkungan Lingkungan
9 Drs. Sri Hargiono S1 Sosiologi Ketenagakerjaan /
Demogafi Sosial
10 Dr. Andy A. Zaelany, MA S3 Kelautan Lingkungan /
Demografi Sosial
11 Devi Asiati, SE, M.Si S2 Kajian
Kependudukan
Ketenagakerjaan / Demografi Sosial
12 Ngadi, SP, M.Si S2 Kajian
Kependudukan
Ketenagakerjaan / Demografi Sosial 13 Dewi Harfina S., S.Si, M.Si S2 Kajian
Kependudukan
Pendidikan / Demografi Sosial 14 Deshinta Vibriyanti, S.Psi,
M.Si
S2 Kependudukan dan
Ketenagakerjaan
Pendidikan / Demografi Sosial
15 Vanda Ningrum, SE, MGM S2 Ekonomi
Manajemen
Ketenagakerjaan / Demografi Sosial 16 Angga Sisca Rahadian,
S.Sos
S1 Antropologi Ketenagakerjaan / Demografi Sosial
17 Triyono, S.Sos S1 Sosiologi Ketenagakerjaan /
Demografi Sosial
Bidang Ekologi Manusia
1 Dr. Herry Yogaswara, MA S3 Antropologi Lingkungan / Demografi Lainnya
2 Dr. Ir. Deny Hidayati S3 Geografi
Manusia
Lingkungan / Demografi Lainnya
3 Dr. Fadjri Alihar, MS S3 Sosial
Kependudukan
Lingkungan / Demografi Sosial
4 Drs. Toni Soetopo, M.Si S2 Lingkungan Lingkungan / Demografi Sosial 5 Laksmi Rachmawati, SE,
M.Ec.Dev
S2 Ekonomi Pembangunan
6 Gutomo Bayu Aji, S.Sos S1 Antropologi Lingkungan / Demografi Sosial
7 Rusli Cahyadi, S.Sos, M.Si S2 Antropologi Lingkungan / Demografi Sosial
8 Dra. Alvini Pranoto, MMS, M.Si
S2 Kelautan Lingkungan / Demografi Sosial
9 Temi Indriati M., S.Sos, MSc S2 Hukum Pertanian
Lingkungan / Demografi Sosial
10 Gusti Ayu Ketut S, S.Si, M.Si S2 Kajian Kependudukan
Lingkungan / Demografi Sosial
11 Rusida Yulianti, S.Si, M.Si S2 Statistik Lingkungan / Demografi Sosial
12 Ali Yansyah Abdurahim, SP S1 Ekonomi Pertanian dan Sumber Daya
Lingkungan / Demografi Sosial
Tabel 7
Pegawai PPK-LIPI Yang Pensiun Per 31 Desember 2012
No Nama TMT
1 Syaiful Anwar 1 Mei 2012
2 Suparman 1 Juni 2012
3 Herman Sunardi 1 Juli 2012
4 Bambang Purnomo 1 Oktober 2012
5 Siti Rusminah 1 Desember 2012
Tabel 8
Pegawai PPK-LIPI Yang Mendapat Kenaikan Pangkat Per 31 Desember 2012
NO NAMA PANGKAT/
GOLONGAN RUANG TMT Keterangan 1. Dra. Eniarti B. Djohan, MA Pembina Utama Madya
IV/d 01-04-2012 Pilihan
2. Dra. Haning Romdiati, MA Pembina Utama Madya
IV/d 01-04-2012 Pilihan
3. Drs. Yohanes Bosco Widodo
Pembina Utama Muda
IV/c 01-04-2012 Pilihan
4. Nawawi, SE, MA Penata Tk. I III/d 01-04-2012 Pilihan
5. Devi Asiati, SE, M.Si Penata Tk. I III/d 01-04-2012 Pilihan
7. Dr. Andy A. Zaelany, MA Pembina IV/a 01-10-2012 Proses (pilihan)
8. Puji Hartana, S.Sos Pembina IV/a 01-10-2012 Proses
(pilihan) 9 Temi Indriati M., S.Sos, MA Penata III/c 01-10-2012 (pilihan) Proses
10 Zainal Fatoni, SKM, MPH Penata III/c 01-10-2012 Proses
(pilihan)
Tabel 9
Pegawai PPK-LIPI
Yang Mendapat Kenaikan Jabatan Fungsional Per 31 Desember 2012
NO NAMA JENJANG JABATAN TMT
1. Yuly Astuti, SKM, MA Peneliti Pertama 01-02-2012
2. Djuhartinah S., S.Sos Pranata Humas Muda 01-03-2012
3. Zainal Fatoni, SKM, MPH Peneliti Muda 01-03-2012
4. Dr. Andy A. Zaelany, MA Peneliti Madya 01-05-2012
5 Temi I. Miranda, S.Sos, MA Peneliti Muda 01-06-2012
6 Puji Hartana, S.Sos Pranata Komouter Madya 01-07-2012
7 Drs. Toni Soetopo, M.Si Peneliti Madya 01-07-2012
8 Afriludin Analis Kepegawaian
Pelaksana Lanjutan 01-07-2012
9 Gusti Ayu K.S., M.Si Peneliti Muda 01-09-2012
Tabel 10 Pegawai PPK-LIPI
Yang Mendapatkan Peningkatan Pendidikan Per 31 Desember 2012
NO NAMA PROGRAM UNIVERSITAS
1. Deshinta Vibriyanti, S.Psi
Magister Kajian Kependudukan dan Ketenagakerjaan Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia
E. ANGGARAN BELANJA
Sumber keuangan untuk pelaksanaan kegiatan Pusat Penelitian Kependudukan tahun anggaran 2012 sepenuhnya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang tertuang dalam DIPA. Besarnya anggaran dan penyerapannya dapat dilihat pada matriks di bawah ini:
Tabel 11
Daftar Realisasi Anggaran Pusat Penelitian Kependudukan–LIPI
Tahun Anggaran 2012 JENIS PENGELUARAN JUMLAH PAGU JUMLAH REALISASI SALDO PROGRAM PENELITIAN, PENGUASAAN, DAN PEMANFAATAN IPTEK 11.720.922.000 10.972.849.100 748.072.900
Hasil Penelitian Ilmu Sosial Bidang Kependudukan
2.586.172.000
2.585.713.810 458.190
- Pemberdayaan Tenaga Kerja, Sistem Hubungan dan Kelangsungan Kerja di Sektor Pertanian Tanaman Pangan
376.342.000 376.330.000 12.000
- Dampak Mobilitas Penduduk Terhadap Pola Konsumsi dan
Investasi Rumah Tangga 294.752.000 294.566.340 185.340
- Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim Yang Berdampak
Pada Pengelolaan Perikanan. 218.877.000 218.877.000 0
- Perubahan Iklim dan Kasus DBD di Perkotaan : Respon Pemerintah dan
- Kebijakan Pendidikan / Pelatihan dalam Perencanaan Tenaga Kerja di Sektor Industri dan Jasa
315.761.000 315.730.500 30.500
- Adaptasi Masyarakat Perkotaan Terhadap Perubahan Kualitas Udara
204.369.000 204.369.000 0
Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
466.174.600 464.069.800 2.104.800
- Pengembangan Web Site Puslit. Kependudukan
156.050.000
156.050.000 0
- Penerbitan Jurnal Puslit. Kependudukan 40.000.000 40.000.000 0
- Monitoring Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi 314.580.000 314.380.000 200.000
- Revitalisasi Tata Kelola Penelitian
Bidang IPSK 450.000.000 450.000.000 0
Tata Kelola Pendukung Penelitian
6.004.750.000 5.528.093.990 746.656.010
- Pembayaran Gaji dan Tunjangan, Lembur, Honorarium, dan Vakasi
5.166.897.000 4.421.454.277 745.442.723
Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
532.285.000 531.230.863
1.054.137
- Operasional Perkantoran dan Pimpinan 287.005.000 287.000.000 5.000
- Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor 113.360.000 112.330.863 1.029.137
- Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 131.920.000 131.900.000 20.000
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan PPK-LIPI 305.568.000 305.408.850 159.150
Penelitian Unggulan dan Kompetitif untuk Kajian IPSK bagi Keutuhan NKRI
3.130.000.000 3.129.041.300 958.700
F. SARANA DAN PRASARANA
Pusat Penelitian Kependudukan–LIPI bertempat di Widya Graha LIPI, Jalan Jendral Gatot Subroto No. 10, Jakarta Selatan. Pada saat ini PPK–LIPI menempati tiga lantai, yaitu keseluruhan lantai 10, empat ruangan di lantai 4, dan empat ruangan di lantai 7. Selain ruang peneliti dan tenaga penunjang, terdapat juga satu ruang seminar, ruang komputer dan perpustakaan. Ruang peneliti yang ada sekarang ini dirasa kurang karena tidak mencukupi untuk peneliti Puslit. Kependudukan yang berjumlah 43 orang. Ruangan yang ada umumnya ditempati oleh 2 sampai 4 orang peneliti. Kondisi ini dirasakan sangat tidak efektif untuk bekerja karena ruangan yang ada tidak terlalu luas, sehingga dapat menggangu konsentrasi kerja. Oleh karena itu, diperlukan penambahan ruang kerja untuk peneliti agar dapat lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Selain ruangan, dalam menunjang kegiatan peneliti dan staf penunjang, Puslit. Kependudukan memiliki berbagai sarana dan prasarana lainnya terutama yang terkait dengan kegiatan dokumentasi dan informasi. Kegiatan dokumentasi dan informasi ditujukan untuk mendokumentasikan serta menyebarluaskan hasil-hasil penelitian PPK-LIPI sehingga dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan maupun oleh masyarakat luas. Semua data, informasi dan publikasi yang dihasilkan dari kegiatan PPK-LIPI telah didokumentasikan di dalam pangkalan data, untuk menunjang kegiatan penelitian selanjutnya maupun pemberian informasi ilmiah dalam bidang kependudukan. Untuk mendukung kegiatan dokumentasi dan informasi, PPK-LIPI memiliki sarana perpustakaan dan pusat komputer.
1) Perpustakaan, merupakan salah satu sarana penting yang dimiliki Puslit. Kependudukan guna menunjang kegiatan penelitian yang terkait dengan bidang kajian di Puslit. ini. Perpustakaan di Puslit. ini merupakan perpustakaan kerja, dengan koleksi buku yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan perpustakaan umum. Sebagai perpustakaan kerja (working library) koleksi buku yang dimiliki sekitar 12.873 judul, baik penerbitan dari dalam maupun luar negeri, yang terfokus kepada buku-buku yang berhubungan dengan isu kependudukan, ketenagakerjaan, ekologi manusia dan isu-isu sosial lainnya. Setiap tahunnya koleksi buku selalu mengalami penambahan baik yang dilakukan dengan membeli maupun pemberian atau hadiah dari lembaga ataupun perorangan. Perpustakaan ini juga melanggan satu surat kabar nasional berbahasa Indonesia dan satu surat kabar nasional berbahasa Inggris. Selain itu, perpustakaan juga memiliki beberapa majalah yang diperoleh sebagai hadiah dari lembaga penelitian, perguruan tinggi, lembaga lainya di dalam maupun luar negeri, dan perorangan. Selain itu melalui kerjasama dengan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII)-LIPI, Puslit. Kependudukan dapat memperoleh akses untuk mendapatkan beberapa majalah asing secara on line.
2) Pusat komputer (Computer Center), merupakan sarana dan prasarana untuk pengolahan, penyimpanan data dan informasi serta desiminasi hasil penelitian. Berbagai data dan informasi hasil penelitian yang dilakukan para peneliti tersimpan di pusat komputer. Selain itu, Puslit. Kependudukan LIPI telah memiliki berbagai data atau informasi mikro hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh peneliti, dan data makro hasil survei Biro Pusat Statistik (BPS), seperti Sensus Penduduk (SP) 1980, SP 1990, SP 2000 Kabupaten / Kota Sangau, Kepulauan Riau, Batam dan Belu, SP 2000 Kabupaten / Kota Surabaya, Malinau, dan Nunukan, Dimensi Data Sakernas 2004, Supas 1995, Susenas 1995, Susenas 1999 Susenas 2000 dan SP 2000. Semua data tersebut dimasukan dalam server yang dapat diakses langsung oleh setiap peneliti. Untuk menunjang kegiatan bagian komputer, Pusat Penelitian Kependudukan–LIPI memiliki sarana komputer yang masih dalam kondisi baik, yaitu: 35 unit PC;2 unit laptop; 10 unit notebook; 1 unit netbook; 1 unit komputer tablet; 20 unit printer; 2 unit scanner; 5 unit monitor; 5 unit LCD monitor; 1 server
3) Pangkalan Data, Website PPK-LIPI dan Intranet, merupakan wahana untuk memperkenalkan dan menginformasikan kegiatan Puslit. Kependudukan kepada dunia luar. Selain itu, dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan dengan dibangunnya website (http://www.ppk.lipi.go.id) ini telah memberikan sumbangan yang penting dalam mengelola data penelitian termasuk dalam dokumentasi dan desiminasi hasil-hasil penelitian Puslit. Kependudukan LIPI. Sementara itu, untuk mendapatkan informasi yang begitu cepat berkembang dari segala penjuru dunia, pada saat ini PPK-LIPI telah menyediakan sarana bagi para peneliti agar dapat mengakses internet dari pusat komputer. Untuk kelancaran komunikasi, masing-masing staf peneliti dan staf penunjang dapat memanfaatkan surat elektronik (e-mail), sedangkan untuk alamat e-mail Pusat Penelitian Kependudukan, yaitu: [email protected]. Upaya pengembangan pangkalan data dan web-site PPK-LIPI telah dilakukan dan masih perlu dikembangkan lagi sesuai dengan tuntutan LIPI sebagai lembaga penyedia informasi penelitian sekaligus ikut berpartisipasi dalam upaya mencerdaskan bangsa. Sementara untuk informasi dan komunikasi di dalam lembaga, fasilitas intranet (http://intra.ppk.lipi.go.id) yang telah ada di website PPK-LIPI perlu terus dikembangkan lagi agar dapat menyediakan informasi internal secara lebih efisien sekaligus mengembangkan motivasi peneliti. Sementara itu untuk memperlancar kegiatan administrasi kepegawaian, keuangan, dan inventaris, setiap pegawai yang ditunjuk dan mempunyai account akan dapat mengakses informasi melalui Jejaring LIPI.
Bagian Ketiga
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN
KEGIATAN PENELITIAN
Selama ini berbagai kegiatan penelitian telah dilakukan oleh PPK-LIPI. Bidang Kependudukan, telah mengembangkan track record di bidang migrasi dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Selain itu, bidang kependudukan juga melakukan penelitian yang terkait dengan masalah kesehatan reproduksi dan kemiskinan. Bidang Ketenagakerjaan melakukan kegiatan penelitian yang mengkaji permasalahan-permasalahan kualitas dan kuantitas tenaga kerja dan kebijakan pengembangannya. Pendidikan yang menjadi tolok ukur kualitas sumber daya manusia juga menjadi fokus kajian Bidang Ketenagakerjaan. Bidang Ekologi Manusia dalam kegiatan penelitiannya lebih melihat pada dinamika penduduk dan perubahan lingkungan dalam konteks pembangunan berkelanjutan.
Untuk tahun 2012, DIPA Puslit. Kependudukan membiayai Program Penelitian, Penguasaan, dan Pemanfaatan Iptek, yang dijabarkan dalam Program Penelitian Ilmu Sosial Bidang Kependudukan dan Pengembangan Iptek. Ada delapan kegiatan yang dikembangkan sebagai antisipasi terhadap tantangan kebutuhan dan perkembangan dalam penelitian kependudukan, ketenagakerjaan dan ekologi manusia. Enam kegiatan berupa penelitian lapangan, satu kegiatan pengembangan website, dan satu kegiatan penerbitan Jurnal Puslit. Kependudukan. Pengembangan website ini bertujuan untuk pengelolaan informasi dan dokumentasi kegiatan Puslit., dan bertujuan meningkatkan sarana penelitian guna menunjang peningkatan kualitas penelitian dan pelayanan kepada masyarakat dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh stakeholders. Dari delapan kegiatan tersebut, dihasilkan enam laporan penelitian dan satu laporan kegiatan. Enam laporan penelitian dan satu laporan kegiatan tahun 2012 adalah sebagai berikut:
1. PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA, SISTEM HUBUNGAN, DAN KELANGSUNGAN KERJA DI SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI PROVINSI JAWA TIMUR
Penulis : 1. Dewi Harfina S, S.Si, M.Si (Koordinator) 2. Pof. Drs. Daliyo, MA
3. Dra. Eniarti B. Djohan, MA 4. Devi Asiati, SE, M.Si 5. Nawawi, SE, MA 6. Triyono, S.Sos
7. Vanda Ningrum, SE, MGM ABSTRAK
Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan strategis bagi kehidupan masyarakat Indonesia sebagai penyediaan kebutuhan pangan dan menyerap tenaga kerja di perdesaan. Dalam kenyataannya, sektor pertanian masih mengalami kendala dari proses produksi sampai dengan distribusi pemasaran hasil. Pengelolaan pertanian yang belum maksimal, kebijakan yang kurang berpihak, perubahan fungsi lahan, pasar bebas, globalisasi, serta perubahan iklim yang mengaruhi kemerosotan produksi yang semakin menghimpit permasalahan petani. Pemberdayaan dan kemitraaan adalah salah satu program peningkatan kemampuan petani untuk mengatasi permasalahan pertanian menuju kemandirian dan kesejahteraan. Peran dan partisipasi kelembangaan yang optimal merupakan upaya pemberdayaan tenaga kerja terkait sistem kemitraan harmonis saling membutuhkan, memperkuat dan menguntungkan antara tenaga kerja, dunia usaha dan pemerintah yang dapat menjamin kelangsungan pekerjaan di sektor pertanian.
Adapun tujuan penelitian ini adalah mengkaji pemberdayaan terkait dengan sistem kemitraan antara tenaga kerja, pemerintah dan dunia swasta dalam upaya menuju kelangsungan pekerjaan di sektor pertanian. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kediri (Provinsi Jawa Timur), dengan fokus pada komoditi tanaman pangan dan perkebunan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Hubungan kemitraan yang terjalin antara petani dan pihak mitra (pemerintah/swasta) pada tanaman pangan dan perkebunan di Kabupaten Kediri memperlihatkan hubungan yang relatif berbeda.
Hubungan kemitraan antar petani di tanaman pangan, khususnya padi dan jagung masih sangat mengedepankan saling menguntungkan. Sedangkan, hubungan kemitraan pada petani tanaman kakao(perkebunan) telah memperlihatkan bentuk hubungan yang lebih luas yaitu penguatan petani dalam peningkatkan kemampuan berbudidaya, dan pemasaran. Dalam hal pemberdayaan tenaga kerja, sangat diperlukan kerjasama yang komperensif berbagai pemangku kepentingan, seperti Dinas Pertanian/Perkebunan, Balai Penyuluh Pertanian, perusahaan agribisnis, Lembaga perbankan, Perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, menciptakan kemandirian, partisipasi dan keterlibatan kelembagaan petani, serta pendampingan yang berkesinambungan oleh/dari berbagai pemangku kepentingan merupakan faktor yang mempengaruhi sistem kemitraan dan pemberdayaan menuju kelangsungan pekerjaan melalui kontinuitas produksi dan kesempatan kerja.
Pada akhirnya, pengembangan kemitraan antara pemangku kepentingan diharapkan secara aktif terlibat dalam
menumbuhkembangkan pertumbuhan kegiatan ekonomi,
kelangsungan usaha dan penciptaan kesempatan kerja. Sistem kemitraan sebagai trobosan strategis dapat mereduksi berbagai permasalahan, kendala, kekurangan dan keterbatasan petani. Di sisi lain Persiapan dan pembinaan usaha tani skala kecil melalui peran kelompok tani/koperasi menuju konsep kemitraan dalam upaya pemberdayaan dan kelangsungan pekerjaan.
Kata kunci : pemberdayaan, kemitraan, kelangsungan pekerjaan, pertanian
2. KEBIJAKAN PENDIDIKAN / PELATIHAN DALAM PERENCANAAN TENAGA KERJA DI SEKTOR INDUSTRI DAN JASA DI PROVINSI BALI DAN JAWA BARAT
Penulis : 1. Dr. Andy A. Zaelany, MA (Koordinator) 2. Drs. Soewartoyo, MA
3. Dr. Raldi H.S. Koestoer 4. Drs. Y.B. Widodo
5. Dra. Titik Handayani, MS 6. Dr. Makmuri Sukarno 7. Drs. Sri Hargiono 8. Ngadi, SP, M.Si
9. Angga Sisca Rahadian, S.Sos
ABSTRAK
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan salah satu strategi utama MP3EI (masterplan percepatan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia). Demikian pula dalam menghadapi globalisasi ekonomi dan window opportunity kualitas SDM menjadi prasyarat utama. Sementara itu, kualitas SDM di sektor pariwisata belum mendukung potensi pariwisata yang tumbuh secara cepat dan dinamis. Penelitian ini mengkaji kebijakan pendidikan/pelatihan dalam perencanaan tenaga kerja di sektor industri jasa pariwisata dengan menggunakan metode kualitatif.
Hasil kajian menunjukkan bahwa proses pendidikan dan pelatihan SDM pariwisata di NTB dan Jawa Barat dilakukan melalui pendidikan formal, nonformal dan informal. Jalur formal ditempuh melalui sekolah kejuruan dan perguruan tinggi. Pendidikan nonformal diperoleh melalui lembaga-lembaga kursus seperti LPK, BLK, in-house training, dan lain-lain. Sedangkan pendidikan informal diperoleh melalui sosialisasi dan internalisasi dalam tingkat rumah tangga dan komunitas. Persoalan utama berkaitan dengan pendidikan pelatihan melalui jalur formal adalah kurangnya tenaga pengajar, sarana prasarana untuk praktek dan rendahnya minat masyarakat untuk belajar pariwisata. Sedangkan persoalan pada jalur pendidikan nonformal lokasinya berada di pusat kota sehingga tidak terjangkau penduduk dari kabupaten lainnya. Untuk jalur informal pendidikan
pelatihan yang dilakukan tidak ada standar kualitas dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini tidak berkesinambungan.
Upaya penyelarasan pendidikan di jalur formal dan dunia kerja di lakukan melalui koordinasi antara lembaga pendidikan dan pelatihan dengan pihak dunia usaha dan industri dalam bentuk reorientasi kurikulum, kerjasama pemagangan, dan MOU untuk menampung lulusan lembaga pendidikan. Sementara itu, penyelarasan di jalur nonformal diantaranya merekrut staf pengajar berasal dari praktisi kegiatan pariwisata dan penyelarasan di jalur informal dengan keterlibatan aktif pada pekerjaannya. Permasalahan penyelarasan lebih banyak terdapat pada jalur pendidikan formal dan peran pengusaha jasa pariwisata lebih menonjol dibandingkan pemerintah yang memiliki fungsi regulator dan fasilitator. Persoalan-persoalan di atas berkontribusi terhadap adanya ketidakselarasan baik dilihat dari segi kuantitas maupun kualitas/kompetensi antara pendidikan dan pelatihan dengan kebutuhan dunia kerja.
Dalam konteks perencanaan tenaga kerja terdapat kesenjangan antara industri jasa pariwisata yang mengalami perkembangan lebih cepat dibanding dengan perkembangan tenaga kerja baik dilihat dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal tersebut juga berimplikasi terhadap penyiapan SDM dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja pariwisata. Secara mikro perencanaan tenaga kerja sudah dilakukan akan tetapi pada tataran makro/pemerintah hal tersebut belum dilakukan secara optimal.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka alternatif rekomendasi yang diusulkan adalah (1)Memperkuat dan meningkatkan akses lembaga pendidikan dan pelatihan yang berorientasi dunia usaha, (2)menyusun jaringan kerja sama yang operasional antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha pariwisata, diantaranya melalui reorientasi kurikulum, sistem pemagangan, meningkatkan jumlah dan kompetensi tenaga pengajar, (3)sosialisasi kepada masyarakat tentang nilai-nilai positif dari pariwisata yang tidak bertentangan dengan agama.
Kata Kunci : Kebijakan pendidikan, perencanaan tenaga kerja, sektor pariwisata, provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Jawa Barat
3. ADAPTASI NELAYAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM YANG
BERDAMPAK PADA PENGELOLAAN PERIKANAN DI
PROVINSI JAWA BARAT
Penulis: 1. Dr. Herry Yogaswara, MA (Koordinator) 2. Dr. Deny Hidayati
3. Gutomo Bayu Aji, S.Sos
4. Temi Indriati Miranda, S.Sos, M.Sc 5. Ali Yansyah Abdurrahim, SP ABSTRAK
Perubahan iklim telah terjadi di beberapa daerah pesisir Indonesia dengan berbagai manifestasinya. Fenomena perubahan iklim pada wilayah pesisir diantaranya adalah pemutihan terumbu karang (coral bleaching), anomali musim angin, efek La Nino and El Nina, dan perubahan suhu air laut. Dampak perubahan iklim yang dirasakan oleh masyarakat pesisir diantaranya adalah hilang atau berkurangnya jenis ikan tertentu pada musim tertentu; kerusakan budi-daya rumput laut; hilangnya produksi dari ekosistem terumbu karang. Dampak perubahan iklim ini diperparah dengan adanya dampak dari degradasi lingkungan pesisir, seperti ekrusakan ekosistem terumbu karang oleh kegiatan penggunaan bom dan racun, penggunaan alat tangkap yang merusak, sedimentasi oleh karena kerusakan lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS), abrasi dan penumpukan sampah yang bersifat antar pulau.
Pulau Bali yang dikenal dunia sebagai salah satu daerah tujuan wisata penting, dimana potensi sumber daya alam merupakan salahsatu komoditas yang sering dijual untuk kepentingan pariwsiata terancam oleh dampak perubahan iklim, sekaligus diperparah oleh berbagai kerusakan lingkungan yang ada di daerah tersebut. Dampak perubahan iklim terjadi di beberapa wilayah pesisir pulau Bali dengan jenis, intensitas serta luasan dampak yang berbebeda-beda. Dampak perubahan iklim serta kerusakan lingkungan pesisir yang terjadi diantaranya adalah pemutihan terumbu karang, hilangnya jenis ikan Lemuru di Selat Bali, serangan penyakit budi daya rumput laut,
kerusakan termbu karang akibat penggunaan potasium, bergesernya musim angin, reklamasi kawasan pantai, dan penumpukan sampah yang berasal dari wilayah pesisir Pulau Jawa.
Penelitian ini mengajukan tiga pertanyaan kunci, yaitu (1) isu-isu kenelayanan apa sajakah yang terkait dengan perubahan iklim dan degradasi lingkungan di Pulau Bali ?, (2) Bagaimanakah dampak perubahan iklim dan degradasi lingkungan terhadap kehidupan kenelayanan, (3) Bagaimanakah mekanisme coping strategy, strategi adaptasi dan mitigasi nelayan dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan degradasi lingkunga; serta (4) bagaimanakah intervensi pihak luar dalam mengatasi masalah tersebut. Keempat pertanyaan kunci tersebut menjadi dasar dari pencarian data sekunder maupun pengumpulan data wawancara, pengamatan serta diskusi terfokus. Kunjungan lapangan di tujuh komunitas nelayan yang tersebar di wilayah kabupaten Jembarana, Singaraja, Kabupaten Klungkung dan Kota Denpasar.
Hasil penelitian menunjukan telah adanya berbagai bentuk-bentuk penyesuaian nelayan pesisir Bali. Penyesuaian tersebut ada yang masih bersifat mekanisme koping (coping mechanism), suatu tindakan penyesuaian yang bersifat reaktif atau jangka pendek, serta tidak memperlihatkan pola-pola tindakan untuk jangka panjang, seperti mengatur pola melaut bagi nelayan tradisional. Selain itu terdapat stratgei adaptasi, yaitu tindakan-tindakan yang telah mempunyai pola-pola tindakan penyesuaian yang bersifat jangka panjang, seperti yang dilakukan oleh migran dari Jawa ketika terjadi musim paceklik. Selain itu, terdapat stratgei yang lebih bersifat mitigasi, yaitu mengurangi resiko dampak perubahan iklim seperti pembuatan terumbu karang artifisial dan penanaman di hutan bakau.
Penelitian ini menyimpulkan belum adanya suatu kerangka kerja yang sistematis untuk mengurangi dampak perubahan iklim bagi masyarakat pesisir. Walaupun telah ada inisiatif-inisiatif yang berasal organisasi masyarakat sipil, masyarakat maupun pemerintah di tingkat desa.
4 ADAPTASI MASYARAKAT PERKOTAAN TERHADAP PERUBAHAN KUALITAS UDARA DI PROVINSI JAWA TENGAH
Penulis: 1. Gusti Ayu Ketut Surtiari, S.Si, M.Si (Koordinator) 2. Dr. Fadjri Alihar, MS
3. Drs. Toni Soetopo, M.Si
4. Laksmi Rachmawati, SE, M.Ec.Dev 5. Rusli Cahyadi, S.Sos, M.Si
6. Rusida Yuliyanti, S.Si, M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana masyarakat perkotaan beradaptasi terhadap perubahan kualitas udara. Perubahan kualitas udara di perkotaan dalam konteks ini merupakan akibat adanya dari peningkatan suhu udara sebagai dampak perubahan iklim dan juga pengaruh dari Urban Heat Island (UHI). Fenomena UHI timbul sebagai akibat, diantaranya, dari aktifitas industri, transportasi, berkurangnya kawasan hijau terbuka dan meningkatnya kawasan terbangun serta penggunaan alat-alat electronik rumah tangga. Akibat dari UHI adalah suhu di wilayah perkotaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan suhu di wilayah sekitarnya. Kondisi tersebut tentu saja dapat mempengaruhi kondisi kesehatan dan juga mengurangi kenyamanan masyarakat perkotaan. Gejala perubahan iklim diantaranya peningkatan temperatur udara global diindikasikan semakin memperparah dampak tersebut. Menghadapi permasalahan tersebut, masyarakat perkotaan berupaya melakukan tindakan adaptasi. Adaptasi yang dilakukan masyarakat perkotaan di satu sisi dapat mengakibatkan peningkatan penggunaan energi yang justru memperparah kualitas udara. Sebaliknya masyarakat perkotaan dapat membantu mengendalikan laju emisi tersebut melalui pola hidup yang ramah lingkungan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana masyarakat perkotaan khususnya yang telah mengalami gejala UHI beradaptasi. Penelitian di lakukan melalui survei terhadap 200 rumah tangga di Kota Semarang dan Kota Bandung. Kota Semarang mewakili kawasan pesisir dan kota industri, sedangkan Kota
Bandung mewakili kota dengan karakteristik pegunungan serta perkembangan kota yang pesat.
Kata kunci : adaptasi, masyarakat perkotaan, perubahan iklim, kenaikan suhu, kualitas udara, urban heat island
5. PERUBAHAN IKLIM DAN KASUS DBD DI PERKOTAAN : RESPON PEMERINTAH DAN MASYARAKAT MADANI DI KOTA SEMARANG, JAWA TENGAH
Penulis: 1.Dr. Agustina, MA (Koordinator) 2. Dr. Sri Sunarti Purwaningsih
3. Widayatun, SH, MA 4. Yuli Astuti, SKM, MA 5. Zainal Fatoni, SKM, MPH 6. Sari Seftiani, S.Sos
ABSTRAK
Studi “Perubahan Iklim dan Kasus DBD di Perkotaan: Respons Pemerintah dan Masyarakat Madani di Kota Semarang” ini merupakan tahap ketiga dari serangkaian lima tahun penelitian PPK-LIPI mengenai “Pemahaman dan Perilaku Kesehatan serta Respons Pemerintah dan Masyarakat Madani dalam Menanggulangi Masalah Kesehatan terkait Perubahan Iklim”. Studi kali ini ditujukan untuk: (1). Mengidentifikasi kebijakan dan program pemerintah maupun non-pemerintah tentang DBD terkait perubahan iklim, (2). Mengkaji potensi dan kendali yang dihadapi pemerintah dalam merespons permasalahan DBD di Kota Semarang, dan (3). Mengkaji peran masyarakat madani dalam upaya penanggulangan DBD di Kota Semarang.
Informasi utama dalam kajian ini diperoleh dari pengumpulan data yang dilakukan oleh tim peneliti PPK-LIPI pada bulan April 2012 di Kota Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, seperti wawancara terbuka, diskusi kelompok terfokus (FGD) dan observasi. Selain itu, data dikumpulkan
melalui review terhadap berbagai publikasi data sekunder, dokumen serta hasil kajian terkait.
Hasil studi menunjukkan kerentanan Kota Semarang terkait DBD dan perubahan iklim. Kerentanan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kerentanan geografis (letak ketinggian, iklim, kelembaban dan kondisi topografis) dan sosio-demografis (kepadatan penduduk, jenis kelamin dan struktur umur penduduk). Kondisi tersebut menyebabkan besarnya permasalahan DBD di Kota Semarang, bahkan pernah menduduki ranking kedua Incidence Rate DBD tingkat nasional pada tahun 2010.
Secara umum kajian ini menunjukkan berbagai upaya telah banyak dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat madani, untuk menanggulangi DBD di Kota Semarang. Berkaitan dengan aspek regulasi, misalnya, telah disahkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2010 tengan Penanggulangan DBD di Kota Semarang. Meskipun sudah dilaksanakan Uji Coba Perda di tingkat kelurahan, sayangnya sampai saat ini Perda tersebut belum ditindaklanjuti dengan penerbitan Petunjuk Teknis (Juknis) atau Peraturan Walikota (Perwali).
Hasil studi juga menunjukkan pentingnya faktor komitmen pimpinan daerah. Dalam hal ini, sebagian besar narasumber menunjukkan relatif tingginya komitmen walikota dalam upaya penanggulangan DBD di Kota Semarang. Sebagai contoh, seorang camat atau lurah dianggap berhasil apabil mampu menurunkan kasus DBD, sebaliknya mereka dapat terkena sanksi mutasi apabila gagal mengendalikan DBD di wilayah kerjanya. Kebijakan ini tampaknya dapat memotivasi Pemerintah Kecamatan untuk lebih giat memantau kasus DBD diwilayahnya.
Namun demikian, usaha penanggulangan DBD di Kota Semarang tampaknya masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain belum maksimalnya koordinasi sektor yang satu dengan sektor yang lain maupun dengan masyarakat madani. Penanggulangan DBD masih dianggap sebagai tanggung jawab Sektor Kesehatan. Hal ini juga dicerminkan pada Uji Coba Perda DBD di tingkat kelurahan, di mana belum terlihat adanya upaya pengembangan setelah selesainya masa uji coba tersebut.
Peran advokasi dan penggalangan partisipasi masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat madani merupakan salah satu cara untuk memperluas jangkauan Pemerintah Kota dalam melaksanakan
pengendalian DBD. Hal ini penting mengingat keterbatasan sumber daya dan sumber dana Pemerintah Kota. Kelompok masyarakat madani dengan sifat otonom dan independennya memegang peran penting dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam berpartisipasi melaksanakan pengendalian DBD. Selain itu, masyarakat madani juga mampu bersikap kritis melakukan pengawasan dan evaluasi berbagai program dan kegiatan berkaitan dengan pengendalian DBD di Kota Semarang.
6. DAMPAK MOBILITAS PENDUDUK TERHADAP POLA
KONSUSMI DAN INVESTASI RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA TIMUR
Penulis: 1. Fitranita, S.Si, M.Si (Koordinator) 2. Prof. Dr. Ir. Aswatini, MA
3. Dra. Haning Romdiati, MA 4. Drs. Bayu Setiawan, MPS, MA 5. Dra. Mita Noveria, MA
6. Dra. Ade Latifa, M.Hum 7. Inayah Hidayati, S.Si
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tahun ketiga dari lima tahun penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan antara mobilitas penduduk dan perubahan iklim dengan berfokus pada pengambilan keputusan untuk melakukan migrasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif di wilayah perkebunan coklat di Kabupaten Lombok Utara dan wilayah perkebunan tembakau di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dari hasil penelitian sebelumnya diketahui migrasi adalah salah satu strategi yang dilakukan untuk mempertahankan ketahanan ekonomi rumah tangga petani dan nelayan akibat berkurangnya pendapatan karena penurunan produksi pertanian dan hasil tangkapan sebagai dampak dari perubahan cuaca yang tidak menentu. Hasil penelitian menunjukkan migrasi tidak dilakukan segera setelah terjadi penurunan produksi perkebunan tetapi baru diputuskan ketika berbagai strategi adaptasi yang dilakukan tidak memenuhi harapan.
Alasan yang mendasari keputusan untuk melakukan migrasi pun tidak secara langsung dikaitkan dengan perubahan iklim dalam hal ini peningkatan curah hujan yang terjadi 2-3 tahun terakhir. Keputusan untuk melakukan migrasi lebih didasari oleh faktor ekonomi yaitu berkurangnya pendapatan akibat menurunnya produksi coklat dan tembakau sebagai dampak dari meningkatnya curah hujan. Mayoritas petani melakukan migrasi internasional dengan memilih Malaysia sebagai daerah tujuan. Malaysia dianggap dapat memberikan kesempatan kerja yang lebih baik daripada di dalam negeri dan tidak memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi. Migrasi umumnya tidak dilakukan secara permanen melainkan hanya bersifat temporer karena kepergian mereka tidak untuk menetap tetapi hanya sementara sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati.
Pada umumnya yang melakukan migrasi adalah laki-laki atau kepala rumah tangga sedangkan migrant perempuan masih terbatas dan pengambil keputusan antara keduanya berbeda. Pada migrant laki-laki pengambil keputusan berada ditangan migrant itu sendiri sedangkan istri dan anak serta orang tua hanya menyetujui saja. Sementara itu pada migrant perempuan keputusan untuk melakukan migrasi berada ditangan suami atau orang tua.
Kata Kunci : Migrasi, Perubahan cuaca, Curah hujan, Pengambilan keputusan bermigrasi
7. PENGEMBANGAN WEB SITE : SISTEM PENGELOLAAN DATA KEGIATAN LEMBAGA PPK-LIPI
Penulis: 1. Zainal Fatoni, SKM, MPH (Koordinator) 2. Inayah Hidayai, S.Si
3. Rusida Yuliyanti, S.Si, M.Si 4. Triyono, S.Sos
5. Puji Hartana, S.Sos 6. Sutarno
KEGIATAN KERJASAMA
Selama ini PPK-LIPI telah menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga dalam lingkungan internal LIPI, lembaga-lembaga nasional dan internasional. Dalam lingkungan internal LIPI, kerjasama pernah dilakukan dengan Pusat Penelitian Oseanografi, Pusat Penelitian Limnologi, Pusat Penelitian Metalurgi, dan PDII. Sampai saat ini PPK-LIPI juga telah menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga di daerah, nasional dan internasional. Bentuk kerjasama yang dilakukan adalah dalam bentuk penelitian, seminar, advokasi, pelatihan dan desiminasi hasil-hasil penelitian. Pada tingkat daerah, kerjasama dilakukan dengan pemerintah daerah, perguruan tinggi daerah dan lembaga lain di daerah, sedangkan pada tingkat pemerintah pusat, kerjasama dilakukan dengan beberapa departemen dan kementerian, seperti BAPPENAS.Kerjasama pada tingkat internasional juga pernah dilakukan dengan lembaga internasional seperti badan PBB untuk anak-anak (UNICEF), badan PBB untuk kependudukan (UNFPA), badan PBB untuk pendidikan dan kebudayaan (UNESCO), badan PBB untuk pembangunan (UNDP), badan PBB untuk pemberdayaan perempuan (UNIFEM), badan internasional untuk buruh (ILO), agen pembangunan Kanada (CIDA), dana bantuan Australia (AusAID), Ford Foundation, dan Lembaga Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR). Disamping dengan lembaga pemerintah, lembaga internasional, dan lembaga donor tersebut di atas, Puslit. Kependudukan juga pernah menjalin kerjasama dengan lembaga lainnya seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam bentuk kerjasama penelitian.
Untuk tahun 2012, kerjasama dilakukan dengan :
1) Puslit. Oseanografi LIPI, berupa penelitian tentang sejumlah hal, salah satunya: “Intervensi Pendidikan Kebencanaan dalam Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat Pesisir Mengantisipasi Gempa Bumi dan Tsunami di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat dan Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat”.
2) Puslit. Geoteknologi-LIPI, berupa penelitian tentang sejumlah hal, salah satunya: “Akses Petani terhadap Budidaya Padi Tahan Wereng Batang Coklat Akibat Perubahan Iklim di Kab. Klaten, Prov. Jateng”.
3) Kementerian Riset dan Teknologi, berupa penelitian tentang sejumlah hal, salah satunya: ”Peran Penting Rencana Tata Ruang Wilayah NTB Dalam Pengembangan Ekowisata”, kerjasama LIPI dengan Kementerian Ristek
4) World Food Program (WFP) berupa : Evaluation Study of The WFP-School Feeding Program in 2006-2010 in West Nusa Tenggara and East Java Province
5) Jaringan Epidemiologi Nasional (JEN), berupa keterlibatan menjadi anggota aktif.
6) Japan Foundation, berupa Penyelenggaraan Seminar Bertema: ”Population and Small Islands Development in Indonesia”. 7) Sugiyama Jogakuen University, Japan, dalam hal riset tentang
“Social Changes in Local Community of Jakarta: Perspectif from Betawi People, Jakarta Utara”.
8) Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, dalam hal Kajian Sosial Budaya Dampak Kebun Raya Daerah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
Jasa Konsultasi
Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI dalam menjalin kerjasama dengan pihak luar, selain bekerjasama dalam hal penelitian, juga melakukan kerjasama dibidang konsultasi. Pada tahun 2012, ada sejumlah pegawai PPK-LIPI yang memberikan jasa konsultasi, seperti:
1) Dr. Raldi H.S. Koestoer, menjadi Anggota Dewan Pengupahan Nasional, Kemenakertrans dan menjadi Penasihat Ahli NGO-LH (Perhimpunan Ahli Lingkungan)
2) Dr. Deny Hidayati, menjadi Konsultan Pelatihan Kajian Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami, diselenggarakan oleh P20- LIPI dan Compress LIPI, 23-29 Mei 2011 di Kebumen dan 12 – 16 Juni 2012 di Kepulauan Mentawai
3) Widayatun, SH, MA, menjadi Konsultan Pelatihan Kajian Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami, diselenggarakan oleh P20-LIPI dan Compress LIPI, 23-29 Mei 2011 di Kebumen dan 12 – 16 Juni 2012 di Kepulauan Mentawai
4) Dr. Herry Yogaswara, MA, menjadi Tenaga Ahli dan Nara Sumber “Masyarakat Hukum Adat dan Kearifan Lokal Yang terkait dengan PPLH”, April-November 2012
KEGIATAN RUTIN
Seminar dan lokakarya yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI selama tahun 2012 adalah sebagai berikut:
- Seminar Rancangan Penelitian DIPA 2012 PPK-LIPI, 20-21 Maret 2012
- Sosialisasi Hasil Penelitian DIPA 2012, diselenggarakan oleh PPK-LIPI, 14, 19 dan 20 November 2012
- Workshop Penulisan Buku ”Pendekatan Study Kependudukan”, 13 Januari 2012
- Pelatihan “Pemetaan Dasar Sosial Demografi Berbasis GIS”, diselenggarakan oleh PPK-LIPI, Jakarta, 7-8 Agustus 2012
- Training Penulisan Artikel untuk Jurnal Internasional, diselenggarakan oleh Australia Award dan PPK-LIPI, di Jakarta, 3-7 Desember 2012
- Seminar “Peluang dan Tantangan Gerakan Buruh di Indonesia Pasca Reformasi”, diselenggarakan oleh PPK-LIPI, Jakarta, 24 April 2012
- Seminar “Transnationalism and Social Change in Small Islands: A View From Population Perpectives”, diselenggarakan oleh PPK LIPI dan the Japan Foundation, 20 Maret 2012
- Workshop Ahli Terbatas: “Membangun Pertanian Terpadu Menuju Swasembada Pangan di Indonesia”, diselenggarakan oleh PPK- LIPI, Jakarta, 8 November 2012
PENERBITAN DAN PUBLIKASI
Dalam rangka menyebarluaskan penelitian maupun kajian yang dilakukan, PPK-LIPI menyediakan sarana dalam bentuk:
1. Jurnal Kependudukan Indonesia
Pusat Penelitian Kependudukan telah menerbitkan sebuah jurnal ilmiah. Pada awalnya Jurnal Pusat Penelitian Kependudukan terbit dengan nama Buletin PPT-LIPI, kemudian berganti menjadi Buletin Penduduk dan Pembangunan. Sejak tahun 2006 telah berganti nama menjadi Jurnal Kependudukan Indonesia yang merupakan media informasi, komunikasi, dan pertukaran pemikiran mengenai masalah-masalah kependudukan, ketenagakerjaan dan ekologi manusia. Jurnal ini merupakan peer-reviewed jurnal Pusat Penelitian Kependudukan- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang diterbitkan dua kali dalam setahun. Pada tahun 2012, Jurnal Kependudukan Indonesia menerbitkan dua nomer, yaitu: Volume VI, No.1 Tahun 2011, dan Volume VI, No. 2, Tahun 2011 (dalam proses pencetakan).
2. Seri Laporan Penelitian / Kegiatan dan Makalah Kebijakan Penerbitan yang dihasilkan PPK-LIPI tahun 2012 berupa seri laporan penelitian dan laporan kegiatan sebanyak 7judul, sebagai berikut:
1. Pemberdayaan Tenaga Kerja, Sistem Hubungan, dan Kelangsungan Kerja di Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Provinsi Jawa Timur
2. Kebijakan Pendidikan / Pelatihan dalam Perencanaan Tenaga Kerja di Sektor Industri dan Jasa di Provinsi Bali dan Jawa Barat
3. Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim Yang Berdampak Pada Pengelolaan Perikanan di Provinsi Jawa Barat
4. Adaptasi Masyarakat Perkotaan Terhadap Perubahan Kualitas Udara di Provinsi Jawa Tengah
5. Perubahan Iklim dan Kasus DBD di Perkotaan: Respon Pemerintah dan Masyarakat Madani di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
6. Dampak Mobilitas Penduduk Terhadap Pola Kosumsi dan Investasi Rumah Tangga di Provinsi Jawa Timur
7. Pengembangan Web Site : Sistem Pengelolaan Data Kegiatan Lembaga PPK-LIPI
Selain itu, Puslit. Kependudukan juga mempublikasikan makalah kebijakan dengan judul :
1. ”Pemahaman dan Perilaku Kesehatan Masyarakat Perkotaan terkait Perubahan Iklim: Studi Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Semarang”.
2. “Strategi Relokasi Penduduk dari Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi”.
3. ”Beberapa Isu di Wilayah Perbatasan”.
Sejumlah terbitan / publikasi lainnya seperti buku, artikel jurnal / majalah, prosiding, dan artikel di surat kabar yang dihasilkan para peneliti di Puslit. Kependudukan, lebih jelasnya dapat dilihat di kegiatan masing-masing peneliti di bagian Keempat Laporan Tahunan ini.
Bagian Keempat
PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Keberhasilan lembaga penelitian salah satunya ditunjang oleh sumber
daya manusia yang profesional. Suatu lembaga penelitian dituntut untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global. Masalah daya saing dalam dunia penelitian yang semakin terbuka merupakan isu kunci dan tantangan yang tidak ringan. Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan daya saing yang tinggi niscaya produk atau apa yang dihasilkan oleh lembaga penelitian ini tidak akan dikenal dan akhirnya tidak akan dimanfaatkan.Keberhasilan visi dan misi PPK–LIPI sangat terkait dengan SDM yang ada. Pencapaian Visi Puslit. sangat terkait dengan kinerja Puslit. yang didukung oleh kesiapan sumberdaya manusia yang memadai karena merupakan suatu aspek manajemen yang sangat pokok dan strategis terhadap pengembangan sumber-sumber lainnya. Untuk pencapaian Visi tersebut, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mengembangkan kompetensi tenaga peneliti dan staf penunjang melalui berbagai kegiatan seperti pendidikan formal, pendidikan non-formal dan berbagai kegiatan ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan membuka wawasan staf Puslit. Kependudukan. Untuk mencapai keberhasilan SDM yang handal, PPK–LIPI berusaha meningkatkan kinerja staf lembaga baik peneliti maupun tenaga penunjang. Sistem yang dilaksanakan dengan membuka kesempatan bagi semua staf untuk meningkatkan kualitas dirinya, antara lain melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus, seminar, dan pertemuan ilmiah yang sesuai dengan bidang masing-masing.
A. PENDIDIKAN FORMAL
Pada tahun 2012, ada 2 orang peneliti PPK–LIPI yang sedang melanjutkan pendidikan formal yaitu, satu orang mengikuti program pendidikan S2 di Australia dan satu orang mengambil S2 di IPB Bogor.
Daftar pegawai yang sedang mengikuti pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 12 Pegawai PPK-LIPI
Yang Sedang Mengikuti Pendidikan Formal Per 31 Desember 2012
No Nama Tempat Belajar Jurusan/Bidang
1 Meirina Ayumi Malamassam, S.Si, M.Sc
Australian National University, Canberra.
Master Bidang Riset Sosial, mulai 2 Januari 2012 s/d 31 Desember 2013 2 Ali Yansyah Abdurrahim,
SP
Institut Pertanian Bogor Magister Sosiologi Pedesaan, mulai 3 September 2012
B. PENDIDIKAN, PELATIHAN, SEMINAR, DAN LOKAKARYA Pada tahun 2012, Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI mengirim 27 orang staf untuk mengikuti training dan sosialisasi sesuai dengan tugas masing-masing yaitu:
Tabel 13
Pegawai PPK-LIPI Yang Mengikuti Pendidikan, Pelatihan, Seminar, dan Lokarya Tahun 2012
NO NAMA PROGRAM
1 Dr. Sri Sunarti P, MA
1) Workshop “the 13th Annual Global Development Conferences”, di Central European University, Budapest, Hungaria, 16 s/d 18 Juni 2012