• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI

KECAMATAN CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI

R. Bahari, W. Kastolani*), B. Waluya*)

[email protected] , [email protected] , [email protected] Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat di Kota Cimahi mengakibatkan tingginya kebutuhan ruang, keterbatasan lahan yang ada menimbulkan berbagai masalah, salah satunya kualitas lingkungan permukiman. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kondisi kualitas lingkungan permukiman berdasarkan parameter – parameter kualitas lingkungan permukiman dan menganalisis pola persebaran kualitas lingkungan permukiman. Metode penelitian menggunakan metode survey. Teknik analisis data menggunakan analisis tetangga terdekat, harkat dan bobot. Hasil penelitian menunjukan kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah pada aspek kepadatan bangunan tergolong buruk; ukuran bangunan tergolong baik; pola bangunan tergolong buruk; Aksesibilitas tergolong beragam dari baik hingga buruk, lokasi permukiman dan sanitasi tergolong baik; kepadatan penduduk tergolong sedang; fasilitas umum (pendidikan, kesehatan, dan niaga) tergolong baik, ketersediaan air bersih dan persampahan tergolong baik. Pola persebaran kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah membentuk pola clustered atau mengelompok. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu pemerintah harus meninjau kembali rencana tata ruang wilayah Kota Cimahi agar kelengkapan sarana dan prasana lingkungan permukiman dapat terpenuhi dan menciptakan kualitas lingkungan permukiman yang baik.

Kata Kunci : Permukiman, Kualitas Lingkungan, Pola Permukiman

Population growth continues to increase in Cimahi City which can lead to high demand for space, the limited land causes various problems, one of which the environmental quality of settlements. This study objectives are to identify the conditions of the environmental quality of settlements based on the parameters of the environmental quality of settlements and to analyze the distribution pattern of settlements. The research uses survey method. Data are analyzed using the nearest neighbor analysis, scoring, and weighting. The results show environmental quality of settlements in District Central Cimahi on aspects of the density of buildings classified as bad; the size of the building is good; building patterns is classified as bad; Accessibility relatively varied from good to bad, the location of settlements and sanitation is good; population density is classified as moderate; public facilities (education, public health, and commerce) are good, the availability of clean water and waste system is good. The quality of distribution pattern of settlements in District Central Cimahi form a clustered pattern. The recommendations of this research, the Government should reconsider the spatial plan of the Cimahi City so that the extensiveness of the infrastructure and facilities can be provided to create a proper environment for settlements.

(2)

Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk di setiap wilayah seiring berjalannya waktu sulit dikendalikan, khususnya pertumbuhan penduduk di kota – kota besar. Sulitnya mecari lapangan pekerjaan di desa dan rendahnya tingkat pendapatan serta tingginya kebutuhan untuk meningatkan kualitas hidup yang lebih baik merupakan salah satu alasan masyarakat melakukan urbanisasi. Pertumbuhan penduduk yang berkembang dengan cepat berimplikasi pada makin besarnya kebutuhan ruang untuk tempat tinggal dan fasilitas lainnya, Sutanto (1995, hlm.2).

Bintarto (1987) mengatakan bahwa masalah kependudukan khususnya di daerah perkotaan yang sering menjadi bahan perbincangan adalah pemukiman. Kebutuhan akan penyediaan fasilitas tempat tinggal tidak semudah pemenuhan kebutuhan pokok manusia yang lain seperti sandang, pangan, dan papan sangat terkait dengan ketersediaan ruang dan lahan yang semakin terbatas. Pertumbuhan penduduk

di daerah perkotaan alami akan

menimbulkan masalah pemukiman

terutama masalah hunian liar atau daerah pemukiman kumuh yang berkembang di

berbagai kota da mengakibatkan

menurunnya kualitas lingkungan

permukiman.

Ada tiga permasalahan merosotnya kualitas lingkungan permukiman didaerah perkotaan antara lain: (1) adanya lingkungan permukiman yang kondisinya amat jelek dan dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah; (2) terdapat perkampungan yang tidak ditata dengan teratur, dengan kondisi fisik sosial ekonomi dan kesehatan yang tidak memadai; (3) terdapatnya kampung – kampung dengan prasarana lingkungan yang sangat minim. Sumunar (2002, hlm 1).

Kota Cimahi memiliki peran

sebagai kota penyangga bagi Kota

Bandung, terutama menjadi tempat

bermukimnya para pekerja yang mencari nafkah di kota Bandung. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan penduduk di Kota Cimahi dari tahun ke tahun semakin meningkat, ditambahnya dengan migrasi masyarakat dari desa ke kota (urbanisasi). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 terdapat jumlah penduduk 541.177 jiwa, kemudian bertambah 37.838 jiwa hingga tahun 2014. Sehingga dapat dihitung laju pertumbuhan penduduk Kota Cimahi setiap tahunnya sebesar 2,12 %. Ketimpangan antara terjadinya perluasan kawasan permukiman dengan kurangnya

penyediaan sarana dan prasarana

permukiman mengakibatkan munculnya kawasan-kawasan permukiman kumuh. Kecamatan Cimahi Tengah memiliki

(3)

lingkungan permukiman kumuh dan permukiman liar yang cukup tinggi. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum, kondisi permukiman kumuh di Kecamatan Cimahi Tengah tercatat sebanyak 11.098 rumah di 6 kelurahan dengan luas 100,44 Ha. 56 unit rumah berada dibawah tegangan arus tinggi, dan 393 unit rumah berada di bantaran sungai.

Selain itu permasalahan

permukiman lainnya adalah jumlah kepala keluarga dengan jumlah rumah sangat timpang, jumlah kepala keluarga di Kecamatan Cimahi Tengah adalah 52.002 KK sedangkan jumlah rumah yang ada di Kecamatan Cimahi Tengah adalah 26.858 sehingga dapat disimpulkan bahwa 25.164 kepala keluarga belum memiliki rumah atau tempat tinggal.

Perluasan kawasan permukiman di Kota Cimahi merupakan fenomena yang

mengakibatkan timbulnya beberapa

permasalahan kualitas lingkungan

permukiman. Ditambah dengan data spasial yang tidak memadai dan kurang akuratnya data oleh karena itu penulis tertarik untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas lingkungan Permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Hal ini

dimaksud untuk mengetahui kondisi

kualitas lingkungan permukiman di

Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi berdasarkan parameter – parameter kualitas lingkungan permukiman dan Mengetahui

pola persebaran kualitas lingkungan permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi.

METODE

Penelitian ini berada di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Penelitian ini menggunakan metode Survey. Menurut Tika (2005, hlm.6) “ Metode Survey, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan.Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu

dengan tujuan agar dapat

menggeneralisasikan terhadap apa yang diteliti”.

Data yang diperoleh dari penelitian

ini merupakan data sekunder yang

didapatkan dari berbagai instansi, juga data lapangan melalui wawancara dan ground check. Data yang didapat kemudian dianalisis dan diinterpretasi sesuai acuan UUD dan Dinas Pekerjaan Umum.

Sampel penelitian ini terdiri dari sampel wilayah yaitu seluruh permukiman dengan menggunakan proporsional random sampling. Alat yang digunakan dalam peneelitian ini berupa lembar instrument wawancara. Lembar ini digunakan untuk mengukuran parameter lokasi permukiman, sanitasi, ketersediaan air bersih,

persampahan, dan fasilitas umum.

(4)

Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

menggunakan data sekunder yaitu hasil interpretasi citra landsat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu harkat dan bobot, yang terdiri dari tiga kelas diantaranya, kualitas baik, kualitas sedang, dan kualitas buruk. Kemudian untuk menentukan pola persebaran kualitas

lingkungan permukiman, meggunakan

analisis tetangga terdekat atau neighbor statistics (T).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara geografis Kecamatan

Cimahi Tengah terletak diantara

107º31’30” BT - 107º33’30” BT dan 6º54’00” - 6º52’00” LS, dan luas wilayah Kecamatan Cimahi Tengah yang sebesar 1.010.23 Ha.

Kualitas Lingkungan Permukiman

Kualitas lingkungan permukiman kota yang baik akan memperhatikan

kelengkapan sarana dan prasarana

pendukung seperti yang tercantum dalam UU Nomer 1 Tahun 2011 bahwa sarana dan fasilitas dalam lingkungan kehidupan

yang berfungsi untuk mendudkung

penyelenggaraan dan pengembangan

kehidupan social, budaya dan ekonomi. sedangkan prasana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang

memenuhi standar tertentu untuk

kebutuhan bertempat tinggal yang layak,

sehat, aman, dan nyaman. Jadi kualitas

lingkungan permukiman merupakan

sebuah keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Berikut Kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dapat dilihat pada tabel 1.

Kepadatan Bangunan

Berdasarkan tabel diatas

menunjukan bahwa Kelurahan Baros memiliki kepadatan bangunan Jarang / Baik yaitu <20% (17 rumah/Ha) dengan nilai 9, kemudian Kelurahan Cigugur Tengah memiliki kepadatan bangunan Padat/Buruk yaitu >40% (<50 rumah /Ha) dengan nilai 3. dikarenakan Kelurahan Cigugur Tengah merupakan Kelurahan yang paling dekat pusat industri sehingga tidak salah jika kepadatan bangunan di Kelurahan Cigugur

Tengah sangat padat, selanjutnya

Kelurahan Cimahi, Kelurahan Padasuka dan Kelurahan Setiamanah sama halnya

dengan Kelurahan Cigugur Tengah

memiliki kepadatan bangunan padat, yaitu >40% atau (<50 rumah/Ha) dengan nilai 3 Karena letak kelurahan –kelurahan tersebut dekat dengan pusat kota. Kemudian

Kelurahan Karangmekar memiliki

kepadatan bangunan sedang atau 30-40% (25 rumah/Ha) dengan nilai 6, meskipun Kelurahan Karangmekar didominasi oleh

(5)

kawasan terbangun dari mulai pertokoan

sampai pusat pendidikan. Namun

kepadatan bangunan yang disoroti disini adalah kepadatan bangunan permukiman

atau rumah, Sehingga tidak salah jika

Kelurahsn Karangmekar memiliki

kepadatan bangunan yang sedang.

Tabel 1. Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Kepadatan Bangunan Kecamatan Cimahi Tengah

Kelas

Kelurahan Jarang Sedang Padat Harkat Bobot Nilai Kualitas Lingkungan <20% 30-40% >40 %

(17rumah/Ha) (25rumah/Ha) (<50rumah/Ha)

Baros V 3 3 9 Baik Cigugur Tengah V 1 3 3 Buruk Cimahi V 1 3 3 Buruk Karangmekar V 2 3 6 Sedang Padasuka V 1 3 3 Buruk Setiamanah V 1 3 3 Buruk Ukuran Bangunan

Tabel 2. Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Ukuran Bangunan

Kelas

Kelurahan Besar Sedang Kecil Harkat Bobot Nilai Kualitas

Lingkungan >60% dalam blok 60m2 30-50 % dalam blok 30 – 60 m2 50 % dalam blok <30% m2 Baros V 3 1 3 Baik

Cigugur Tengah V 2 1 2 Sedang

Cimahi V 3 1 3 Baik

Karangmekar V 3 1 3 Baik

Padasuka V 3 1 3 Baik

Setiamanah V 3 1 3 Baik

Kualitas lingkungan permukiman di

Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari parameter ukuran bangunan memiliki kualitas yang berbeda yaitu kelurahan Cigugur Tengah tergolong dalam kualitas sedang karena memiliki 30-50% ukuran bangunan dengan luas 30-60 m2 sedangkan Kelurahan Baros, Kelurahan Cimahi,

Kelurahan Karangmekar, Kelurahan

Padasuka,dan Kelurahan Setiamanah

tergolong dalam kualitas baik karena memiliki >60% permukiman dengan luas 60 m2. Sehingga dapat dirata-ratakan

bahwa Kecamatan Cimahi Tengah

(6)

Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Tata letak/ Pola Bangunan

Tabel 3. Kualitas Lingkungan Permukiman Tata Letak/Pola Bangunan di Kecamatan Cimahi Tengah

Kelas

Kelurahan Teratur Sedang Tidak Teratur Harkat Bobot Nilai Kualitas

Lingkungan >50 % bangunan teratur 40-50 % bangunan teratur <40% bangunan teratur Baros V 3 2 6 Baik Cigugur Tengah V 1 2 2 Buruk Cimahi V 1 2 2 Buruk Karangmekar V 2 2 4 Sedang Padasuka V 3 2 6 Buruk

Kualitas lingkungan Permukiman dilihat dari aspek pola bangunan setiap kelurahannya rata – rata tergolong. dalam kualitas buruk dengan <40% bangunan teratur yaitu Kelurahan Cigugut Tengah,

Cimahi, Padasuka, dan Setiamanah .hal tersebut sangat wajar karena keempat kelurahan tersebut memiliki lokasi dekat dengan pusat kota

Aksesibilitas

Tabel 4. Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Aksesibilitas Kecamatan Cimahi Tengah

Kelas

Kelurahan Baik Sedang Jelek Harkat Bobot Nilai Kualitas

Lingkungan >50% rata- rata lebar jalan 6 m 25 – 35% lebar jalan antara 3 – 6 Jalan tidak tampak di citra Baros V 3 2 6 Baik

Cigugur Tengah V 1 2 2 Buruk

Cimahi V 2 2 4 Sedang

Karangmekar V 3 2 6 Baik

Padasuka V 2 2 4 Sedang

Setiamanah V 1 2 2 Buruk

Kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari parameter aksesibilitas memiliki kualitas yang berbeda disetiap kelurahannya yaitu

Kelurahan Baros dan Kelurahan

Karangmekar tergolong dalam kualitas baik karena memiliki >50% lebar jalan rata-rata

6 m, kemudian untuk Kelurahan Cigugur

Tengah dan Kelurahan Setiamanah

tergolong dalam kualitas Buruk karena jalan rata-rata tidak dapat terlihat pada Citra Landsat. Selanjutnya Kelurahan Cimahi dan Kelurahan Padasuka tergolong dalam kualitas sedang karena memiliki 35-35%

(7)

lebar jalan rata-rata 3-6 m. berdasarkan

analisis perkelurahannya kualitas

lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dari segi aksesibilitas tergolong beragam dari baik, sedang, dan buruk. Hal ini diakibatkan karena

banyaknya bangunan yang tidak

memperhatikan persyaratan mendirikan bangunan khususnya untuk aksesibilitas

menuju permukiman. Seperti yang

diungkapkan Bintarto (1988, hlm 118 ) bahwa aksesibilitas adalah kemudahan bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu wilayah. kondisi ini terjadi pula dikota-kota besar lainnya khusnya Indonesia karena kebutuhan lahan yang luas berbanding terbalik dengan jumlah penduduk yang ada, sehingga tidak dapat terpasilitasi dengan baik

Lokasi Permukiman

Tabel 5. Kualitas Lingkungan Permukiman

Berdasarkan Lokasi Permukiman Kecamatan Cimahi Tengah

Kelas

Kelurahan Baik Sedang Jelek Harkat Bobot Nilai Kualitas

Lingkungan Jauh dari sumber polusi & bencana Ada kemungkinan terpengaruh Dekat dengan sumber Polusi & bencana Baros 8 6 3 2 6 Baik Cigugur Tengah 7 7 15 1 2 2 Buruk Cimahi 8 3 2 6 Baik Karangmekar 8 4 3 2 6 Baik Padasuka 23 3 2 6 Baik Setiamanah 9 6 3 2 6 Baik

Kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari parameter lokasi permukiman memiliki

kualitas yang berbeda disetiap

kelurahannya yaitu, Kelurahan Cigugur Tengah tergolong dalam kualitas buruk karena memiliki kedekatan dengan sumber polusi udara dari pabrik yang berada didekat lingkungan permukiman serta bencana banjir yang selalu menjadi masalah pada musim hujan karena debit air

dari banjir tersebut bisa mencapai lutut manusia, sedangkan untuk Kelurahan Baros, Kelurahan Cimahi, Kelurahan Karangmekar, Kelurahan Padasuka dan Kelurahan Setiamanah tergolong dalam kualitas baik karena jauh dari sumber polusi dan bencana. Berdasarkan analisis lokasi permukiman dari setiap kelurahan di

rata-rata memiliki kualitas lingkungan

(8)

Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Tabel 6 Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Sanitasi Kecamatan Cimahi Tengah

Kelas

Kelurahan Baik Sedang Buruk Harkat Bobot Nilai

>65% terlayani sistem DK/PDK, & tidak ada pembuangan sampah secara liar 25-45 % terlayani sistem DK/PDK, & terdapat pembuangan sampah secara liar <25% terlayani sistem DK/PDK, & terdapat pembuangan sampah liar Kualitas Lingkungan Baros V 3 2 6 Baik Cigugur Tengah V 3 2 6 Baik Cimahi V 3 2 6 Baik Karangmekar V 3 2 6 Baik Padasuka V 2 2 4 Sedang Setiamanah V 3 2 6 Baik Kepadatan Penduduk

Tabel 7. Kualitas Lingkungan Permukiman

Berdasarkan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Cimahi Tengah

Kelas Tidak Padat Cukup Padat Padat Sangat

Padat Harkat Bobot Nilai

Kualitas Lingkungan Kecamatan Cimahi Tengah 0-50 51- 250 251 – 400 jiwa/km2 < 400 jiwa/km2 jiwa/km2 jiwa/km2 V 1 2 2 Sedang

Sumber: BPS Kota Cimahi Tahun 2015

Kepadatan penduduk adalah jumlah

penduduk disuatu daerah persatuan luas.

Sedangkan kualitas lingkungan

permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari parameter kepadaan penduduk

tergolong sedang karena memiliki

kepadatan penduduk 102 jiwa/km2 atau dapat digolongkan cukup padat karena

memiliki jumlah penduduk 51-250

jiwa/km2. Hal ini diakibatkan karena Kecamatan Cimahi Tengah memiliki lokasi yang strategis berada ditengah Kota Cimahi yang memiliki pusat kegiaatan ekonomi khususnya industry - insustri besar yang menyedikan lapangan pekerjaan.

Sanitasi Kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah di lihat dari

(9)

parameter sanitasi memiliki kualitas yang berbeda disetiap kelurahannya yaitu Kelurahan Cigugur Tengah tergolong dalam kualitas buruk karena >60% setiap permukiman memiliki mck, namun sedikit memiliki Septicthank dan lingkungan permukiman di Kelurahan Cigugur Tengah

memiliki drainase buruk. Sedangkan untuk Kelurahan Baros, Kelurahan Cimahi,

Kelurahan Karangmekar, Kelurahan

Setiamanah dan Kelurahan Padasuka tergolong dlam kualitasbaik karena >85% setiap satuan permukimannya memiliki mck, septicktank, dan drainase baik.

Fasilitas Umum

Kualitas lingkungan permukiman di

Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari parameter Fasilitas Umum (Pendidikan, Kesehatan, dan Niaga) memiliki kualitas yang berbeda sepert sarana pendidikan di Keluran Baros dan Kelurahan Cimahi terbilang baik, sedangkan untuk Kelurahan

Cimah, Kelurahan Karangmekar,

Kelurahan Padasuka dan Kelurahan

Setiamanah memiliki kualitas sedang. Namun pada dasarnya sarana pendidikan di

Kecamatan Cimahi Tengah Sudah

tergolong dalam kualitas baik karena sarana pendidikan masih mudah diakses dengan transportasi, hanya saja fasilitas umum dalam penelitian ini dilihat ketersediaan fasilitas pendidikan di lingkungan permukimannya. Kemudian untuk fasilitas umum (Kesehatan dan Niaga) Kecamatan Cimahi Tengah sudah tergolong dalam kualitas baik karena Kecamatan Cimahi Tengah memiliki lokasi yang dekat dengan rumah sakit besar, pasar atau pusat

perbelanjaan yang dapat menunjang

kebutuhan primer maupun sekunder

masyarakatnya.

Ketersediaan Air Bersih

Ketersediaan air bersih merupakan salah satu yang paling penting dan menjadi

pertimbangan untuk memilih lokasi

permukiman, Berdasarkan hasil penelitian dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan

Cimahi Tengah 4 kelurahan dapat

dikatakan memeiliki ketersediaan air bersih yang baik dengan bobot 6 yaitu Kelurahan Baros, Kelurahan Cimahi, Kelurahan Padasuka, dan Kelurahan Setiamanah.

Sehingga untuk kualitas lingkungan

permukiman dengan parameter

ketersediaan air bersih di 4 Kelurahan tersebut dapat dikatakan baik. Kemudian untuk 2 kelurahan lainnya yaitu Kelurahan Cigugur Tengah dengan Kelurahan Karangmekar memiliki ketersediaan air bersih sedang atau memiliki nilai 4, Karena Kelurahan Cigugur Tengah merupakan daerah yang paling padat dibanding kelurahan lainnya sehingga tidak salah

(10)

Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

jumlah ketersediaan air tanah di Kelurahan Cigugur Tengah dapat dikatan sedang yang mengakiatkan sebagian keluarga harus rela membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya pada musim kemarau, sama halnya dengan Kelurahan Karangmekar terletak di pusat kota

mengakibatkan ketersediaan air bersih sedang berbeda dengan desa lainnya. Maka dari itu kualitas lingkungan permukiman dari segi parameter ketersediaan air bersih di kedua desa tersebut termasuk kriteria sedang.

Tabel 8 Kualitas Lingkungan Permukiman

Berdasarkan Ketersediaan Air Bersih di Kecamatan Cimahi Tengah

Kelas

Kelurahan Baik Sedang Buruk Harkat Bobot Nilai Kualitas

Lingkungan >75% terlayani PDAM, Artesis, Sumur Masyarakat, & Born Capteri 55-65% terlayani PDAM, Artesisi, Sumur Masyarakat, & Born Capteri 35-45% terlayani PDAM, Artesisi, Sumur Masyarakat, & Born Capteri Baros V 3 2 6 Baik Cigugur Tengah V 2 2 4 Sedang Cimahi V 3 2 6 Baik Karangmekar V 2 2 4 Sedang Padasuka V 3 2 6 Baik Setiamanah V 3 2 6 Baik Persampahan

Tabel 9 Kualitas Lingkungan Permukiman

Berdasarkan Persampahan di Kecamatan Cimahi Tengah

Kelas

Kelurahan Harkat Bobot Nilai

Baik Sedang Buruk

>65% terlayani

sistem DK/PDK, & tidak ada pembuangan sampah secara liar

25-45 % terlayani sistem DK/PDK, & terdapat pembuangan sampah secara liar

<25% terlayani sistem DK/PDK, & terdapat pembuangan sampah liar Kualitas Lingkungan Baros V 3 2 6 Baik Cigugur Tengah V 3 2 6 Baik Cimahi V 3 2 6 Baik Karangmekar V 3 2 6 Baik Padasuka V 2 2 4 Sedang Setiamanah V 3 2 6 Baik

Kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari

parameter persampahan dapat digolongkan termasuk dalam kategori baik karena >65%

(11)

setiap satuan permukimannya terlayani sistem dk/pdk dan tidak ada pembuangan sampah secara liar.

Pola Persebaran Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah

Pola persebaran kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah terbagi menjadi enam pola analisis dengan tiga kelas yaitu baik, sedang dan buruk. Setelah melalui proses perhitungan lima pola termasuk dalam pola clustered atau pola mengelompok dan satu pola termasuk dalam pola random atau pola acak. Hudson (1997) membedakan secara garis besar anatara pola mengelompok dengan acak, pola persebaran mengelompok tersusun

atas dusun-dusun atau bangunan –

bangunan rumah lebih kompak dengan jarak tertentu sedangkan pola acakterdiri dari rumah dan bangunan – bangunan yang tersebar dengan jarak tidak tertentu.

Berdasarkan teori biasanya pola clustered

ditunjukan dengan kelengkapan dan

pemerataan fasiltas umum perkotaan yang baik, sehingga permukiman membentuk pola clustered atau mengelompok karena kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas

umum tersebut. Sedangkan hasil lapangan menunjukan pola clustered terbentuk dari kelas kualitas lingkungan permukiman sedang dan buruk, Hal tersebut menujukan bahwa masih kurangnya pemerataan sarana

dan prasarana kualitas lingkungan

permukiman yang baik. Sedangkan untuk pola random biasanya sarana dan prasarana permukiman tersebar tidak merata, akan tetapi berdasarkan hasil lapangan pola random terbentuk dari kelas kualitas lingkungan permukiman baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa persebaran sarana dan prasarana dari persebaran penduduk yang tidak merata hal ini akan menimulkan terjadinya berbagai masalah yang bervariasi pula diantara wilayah satu dengan lainnya baik bagi

kehidupan penduduk beserta

lingkungannya saat ini, oleh karena itu

pemahaman lewat penelitian yang

mendasar mengenai bagimana pola

persebaran kualitas lingkungan

permukiman yang ada saat ini beserta faktor – faktor yang berpengaruh terhadap permukiman merupakan suatu usaha yang penting dan dapat mendukung landasan

pola berfikir pemecahan masalah

permukiman masa yang akan datang. Lihat gambar 1.

(12)

Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Gambar 1 Analisis Tetangga Terdekat Pola Persebaran Kualitas Lingkungan Permukiman

KESIMPULAN

Sesuai dengan peraturan

pemerintah tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Cimahi, bahwa Kecamatan Cimahi Tengah diperuntukan untuk kawasan permukiman atau tempat tinggal. Kualitas lingkungan Permukiman

pada aspek kepadan bangunan di

Kecamatan Cimahi Tegah tergolong padat (buruk); Pada aspek ukuran bangunan tergolong cukup luas (baik) yaitu <60% berukuran 60 m2; Pada aspek pola bangunan tergolong tidak teratur (buruk) karena kepadatan bangunan yang ada di Kecamatan Cimahi Tengah tergolong padat; Pada aspek aksesibilitas tergolong sedang karena memiliki lebar jalan 3-6 m;

Pada aspek lokasi permukiman tergolong dalam kategori baik karena jauh dari sumber polusi dan bencana; Pada aspek sanitasi tergolong baik karena >85% setiap rumah memiliki MCK, septic tank, dan mempunyai drainase baik; Pada aspek ketersediaan air bersih tergolong baik karena <75% terlayani PDAM, artesis, sumur masyarakat, dan born capteri; Pada aspek kepadatan penduduk tergolong cukup padat (sedang) karena memiliki penduduk 102 jiwa/km2; Pada aspek fasilitas umum (pendidikan) tergolong sedang; Pada aspek fasilitas umum (kesehatan) tergolong baik; Pada aspek fasilitas umum (niaga)

tergolong baik dan pada aspek

(13)

setiap rumah terlayani sistem DK/PDK dan tidak ada pembuangan sampah secara liar.

Pola persebaran kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah terbagi menjadi tiga kelas yaitu baik, sedang dan buruk. Dari ketiga kelas tersebut, pola persebaran kualitas lingkungan permukiman yang paling dominan yaitu membentuk pola clustered atau mengelompok. Berdasarkan hasil penelitian, pola clustered terbentuk karena permukiman yang ada di Kecamatan Cimahi Tengah cenderung mengelompok mengikuti letak keberadaan industri. Sehingga dapat diketahui bahwa masih

kurangnya pemerataan sarana dan

prasarana lingkungan permukiman yang baik, dan perlunya perbaikan rencana tata

ruang wilayah terhadap penyebaran

fasilitas kota terhadap permukiman. Pola clustered akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan masyarakat, terutama

yang memiliki kualitas lingkungan

permukiman buruk karena tidak

dilengkapinya dengan sarana dan prasarana permukiman yang memadai. maka dari itu perhatian pemerintah sangat diperlukan agar terciptanya kualitas lingkungan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto, 1987. Urbanisasi dan

Permasalahnnya, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Bintarto, R. 1988. Ruang Lingkup dan Konsep Geografi sebagai Suatu

Disiplin Keilmuan. Makalah

Lokakarya Pengembangan Konsep Geografi dalam Ajaran Sekolah. Yogjakarta: IKIP

Bintarto, R.1988. Ruang Lingkup dan Konsep Geografi Sebagai Suatu

Disiplin Keilmuan. Makalah

Lokakarya Pengembangan Konsep dalam Ajaran Sekolah. Yogjakarta: IKIP

BPS. (2015) Kecamatan Cimahi Tengah dalam Angka Tahun 2015. Cimahi : BPS

Hudson Ltd, Thames. 1997. Fumiho Maki : Building and Projek. Thames & Hudson Lth. London

Keman, Soedjajadi. 2005. Kesehatan

Perumahan Dan Lingkungan

Pemukiman. Jurnal Kesehatan

Lingkungan Vol. 2 No. 1 FKM Universitas Airlangga.

Shryock, H.S. & J.S. Siegel. 1976. The

(14)

Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Demography. New York :

Academic Press

Sumunar (2002) Kajian Kualitas

Lingkungan Permukiman Kota

Yogyakarta Bagian Selatan Dengan Foto Udara Pankromatik Hitam

Putih dan Sistem Informasi

Geografis. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta

Tika, M.Pabundu. (2005) Metode

Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aks

Undang – Undang Republik Indonesia Nomer 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan

Gambar

Tabel 1. Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan  Kepadatan Bangunan Kecamatan Cimahi Tengah
Tabel 8 Kualitas Lingkungan Permukiman
Gambar 1 Analisis Tetangga Terdekat Pola Persebaran Kualitas Lingkungan Permukiman

Referensi

Dokumen terkait

Citra Quickbird th 2006 Interpretasi Digitasi Kepadatan Permukiman Lokasi Permukiman Pola Bangunan Kondisi Masuk Jalan Pohon Pelindung Lebar Masuk Jalan Pengharkatan

Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Penggajian merupakan bagian yang terpisahkan dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh setiap aparatur di

Pemetaan persebaran kualitas permukiman di Kecamatan Batam Kota berdasarkan parameter yang ditentukan yaitu kepadatan permukiman, tata letak bangunan, lebar jalan masuk,

Teknik interpretasi digunakan untuk menyadap informasi variabel kualitas lingkungan permukiman yang terdiri dari kepadatan bangunan, tata letak permukiman, lebar

Pemetaan persebaran kualitas permukiman di Kecamatan Batam Kota berdasarkan parameter yang ditentukan yaitu kepadatan permukiman, tata letak bangunan, lebar jalan masuk,

Kesimpulan penelitian ini adalah pola sebaran permukiman menunjukan pola acak pada tahun 1998 dan mengelompok pada tahun 2006 dan 2019, kondisi kelayakan lahannya

Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa (1) parameter kualitas permukiman yaitu kepadatan permukiman memiliki kualitas sedang yang luasnya 120 Ha, pola tata letak

Data dari Penyusunan Dokumen Slum Improvement Action Plan SIAP Kota Semarang tahun 2015, mencatat masalah permukiman yang terdapat di Kelurahan Miroto seperti tingkat kepadatan banguan