• Tidak ada hasil yang ditemukan

S GEO 1200242 Chapter V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S GEO 1200242 Chapter V"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Rizka Bahari, 2016

Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya mengenai Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sesuai dengan peraturan pemerintah tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Cimahi, bahwa Kecamatan Cimahi Tengah diperuntukan untuk kawasan permukiman atau tempat tinggal. Kualitas lingkungan Permukiman pada aspek kepadan bangunan di Kecamatan Cimahi Tegah tergolong padat (buruk); Pada aspek ukuran bangunan tergolong cukup luas (baik) yaitu <60% berukuran 60 m2; Pada aspek pola bangunan tergolong tidak teratur (buruk) karena kepadatan bangunan yang ada di Kecamatan Cimahi Tengah tergolong padat; Pada aspek aksesibilitas tergolong sedang karena memiliki lebar jalan 3-6 m; Pada aspek lokasi permukiman tergolong dalam kategori baik karena jauh dari sumber polusi dan bencana; Pada aspek sanitasi tergolong baik karena >85% setiap rumah memiliki MCK, septic tank, dan mempunyai drainase baik; Pada aspek ketersediaan air bersih tergolong baik karena <75% terlayani PDAM, artesis, sumur masyarakat, dan born capteri; Pada aspek kepadatan penduduk tergolong cukup padat (sedang) karena memiliki penduduk 102 jiwa/km2; Pada aspek fasilitas umum (pendidikan) tergolong sedang; Pada aspek fasilitas umum (kesehatan) tergolong baik; Pada aspek fasilitas umum (niaga) tergolong baik dan pada aspek persampahan tergolong baik karena <65% setiap rumah terlayani sistem DK/PDK dan tidak ada pembuangan sampah secara liar. 2. Pola persebaran kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi

(2)

Rizka Bahari, 2016

Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3)

Kecamatan Cimahi Tengah cenderung mengelompok mengikuti letak keberadaan industri. Sehingga dapat diketahui bahwa masih kurangnya pemerataan sarana dan prasarana lingkungan permukiman yang baik, dan perlunya perbaikan rencana tata ruang wilayah terhadap penyebaran fasilitas kota terhadap permukiman. Pola clustered akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan masyarakat, terutama yang memiliki kualitas lingkungan permukiman buruk karena tidak dilengkapinya dengan sarana dan prasarana permukiman yang memadai. maka dari itu perhatian pemerintah sangat diperlukan agar terciptanya kualitas lingkungan yang baik.

5.2. Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengantisipasi semakin padatnya bangunan di Kecamatan Cimahi Tengah pemerintah harus meninjau kembali perijinan pembangunan yang akan diterbitkan melihat semakin berkurang lahan yang ada, kemudian saran bagi pemerintah sebaiknya diadakan penyediakan rumah susun untuk kalangan menengah kebawah, agar pola bangunan yang ada di Kecamatan Cimahi Tengah teratur dan dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat yang belum memiliki tempat tinggal.

2. Kualitas lingkungan dari segi sanitasi (ketesedian sarana mck) sudah tergolong baik, namun masih perlu penanganan lebih dari segi saluran drainase. Agar keadaan sanitasi lebih baik lagi perlu adanya tempat penampungan limbah atau kelengkapan septictank disetiap satuan blok permukimannya sehingga limbah tidak langsung dibuang ke sungai atau ke gorong – gorong yang menyebabkan banjir.

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil adalah kita sebagai warna negara harus dan wajib memiliki sikap rela berkorban terhadap negara dan memiliki sikap nasionalisme demi kepentingan bangsa

Guibernau, bangsa adalah negara kebangsaan yang memiliki unsur-unsur penting pengikat, yaitu: psikologi (sekelompok manusia yang memiliki kesadaran bersama untuk membentuk

Berbasis Syariah : Pendekatan Marketing Mix (Studi Pada Hotel Grand Kalpataru Syariah Malang) ” ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah.. berkenan

Upaya pengelola dan para guru Pondok Pesantren Darul Ishlah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia telah tersusun dengan baik dikarenakan pengelola dan guru Pondok

(199&amp;) seak tahun 19'1 * mengganti istilah  prematur  prematuree dengan dengan  berat badan lahir rendah (BBLR) karena didasari tidak semua bayi yang  berat badan

Model pembelajaran experiential learning yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran yang menekankan pada proses pembangunan pengetahuan lewat

mengggangu para wanita di malam hari saat mereka hendak buang hajat. Namun yang diganggu hanya sebatas wanita budak, sedangkan wanita merdeka tentu tidak akan diganggu.

Maka, Kongres Perempuan Indonesia nasional pertama diadakan di Yogyakarta pada bulan Desember 1928 yang dihadiri oleh hampir 30 organisasi perempuan merupakan fondasi pertama