• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAK - CUPAK. Produksi ISI Denpasar pada Festival Kesenian Indonesia (FKI) VII di Kampus ISI Surakarta, Tanggal, 15 Oktober 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CAK - CUPAK. Produksi ISI Denpasar pada Festival Kesenian Indonesia (FKI) VII di Kampus ISI Surakarta, Tanggal, 15 Oktober 2011"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

DESKRIPSI

PENATAAN KARYA TARI

“CAK - CUPAK”

Produksi ISI Denpasar pada Festival Kesenian Indonesia (FKI) VII

di Kampus ISI Surakarta, Tanggal, 15 Oktober 2011

Oleh:

I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn.

JURUSAN SENI TARI

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA DENPASAR

2011

(2)

2

Deskripsi Pola Lantai Cak Cupak

Produksi ISI Denpasar pada FKI VII di ISI Surakarta, 14-16 Oktober 2011

Pendahuluan

Dalam buku Dance and Drama in Bali lakon Cupak lebih banyak dipaparkan sebagai suatu ceritra asli Bali. Sebelum memaparkan sinopsisnya, disebutkan sedikit bahwa lakon Cupak adalah suatu tema yang biasa disajikan dalam pertunjukan wayang (lihat De Zuete and Spies, 1973: 143-144).

A. Kasim Achmad, dkk. dalam bukunya yang berjudul Ungkapan Beberapa

Bentuk Kesenian (Teater, Wayang dan Tari) menyatakan bahwa Cupak dan Grantang

adalah nama tokoh wayang itu sendiri seperti halnya "wayang jemblung" di Jawa Tengah, dimana tokoh raja (Umarmaya) oleh masyarakat diberi nama julukan lain, "jemblung", sehingga wayang tersebut dikenal dengan nama "wayang jemblung (Achmad dkk., tth.: 265).

Wayang Cupak dikatagorikan kedalam salah satu jenis wayang, dan tercatat pada urutan ke 12 diantara 28 jenis wayang Indonesia yang didaftar oleh Pandam Guritno dalam bukunya yang berjudul Wayang, Kebudayaan Indonesia dan Pancasila. Wayang Cupak di Bali terbuat dari boneka kulit dengan sumber lakon dari bagian-bagian kisah Panji (Guritno, 1988: 14).

Dalam sebuah buku yang berjudul Kajian Nilai dan Terjemahan Geguritan Cupak Gerantang (1992/93), Ida Bagus Udaya Naryama dkk. menyajikan teks Geguritan Cupak Gerantang yang berbahasa Bali beserta terjemahannya kedalam bahasa Indonesia dan interpretasi nilai-nilai yang dikandungnya. Teks aslinya yang tersusun kedalam jenis tembang (poisi) Sekar Alit atau Macapat ini dapat diringkas kedalam bahasa Indonesia sebagai berikut.

Di Desa Majalangu (bagian Kerajaan Majapahit) hidup sepasang suami istri yang sangat miskin; pekerjaannya hanya keluar masuk hutan mencari dedaunan dan kayu bakar. Mereka ini, masing-masing bernama I Rantung dan Ni Ranting, sangat rajin berdoa agar dikaruniai keturunan. Suatu hari, setelah makan jamur yang tumbuh di atas batu, Ni Ranting menjadi hamil dan melahirkan dua bayi kembar bernama I Gede Cupak dan I Made Gerantang. Sejak kecil kedua bayi/bersaudara ini telah memperlihatkan sifat-sifat yang sangat berbeda. Cupak berkulit hitam, berambut seperti ijuk, mata dan mulutnya lebar, gigi besar dan jarang, malas, suka mempitnah, suka makan ekstra banyak, pendek kata, sifat-sifatnya penuh dengan keburukan. Sedangkan wajah dan sifat-sifat Gerantang adalah sebaliknya; tidak hanya tua-muda, laki-perempuan suka membatunya bekerja, bahkan banyak sekali para gadis yang tergila-gila padanya. Bagi Cupak, hal ini hanya membang-kitkan rasa iri dan dengki, hingga muncul akal liciknya untuk mencelakai Gerantang.

Suatu hari ketika Cupak melihat Gerantang sudah selesai bekerja dan beranjak untuk mandi ke sungai, ia melumuri dirinya dengan lumpur agar ia dianggap sibuk

(3)

beker-3 ja di sawah. Sampai di rumah, ketika ditanya oleh ibunya, Cupak pura-pura menangis sambil mengadu bahwa Gerantang tidak mau bekerja; ia hanya asyik mencumbui para gadis, sehingga Grantang disiksa dan diusir. Namun Cupak segera menyusul, dan karena Gerantang menolak kembali kerumah, Cupak terpaksa mengikuti adiknya, hingga tiba di daerah kekuasaan kerajaan Kediri, yang sedang menyelenggarakan sayembara. Siapapun yang mempu membunuh Detya Benaru dan mengembalikan putri raja (namanya berubah-ubah, terkadang Diah Maherawati, Ciptawati, Rupini, Tiksnawati, Ratnawati, Candrawati) yang diculiknya, akan dijadikan raja serta dijodohkan dengan putri tersebut.

Di hadapan raja Cupak mengaku gampang membunuh Benaru, namun begitu dekat dengan gua tempat tinggal Benaru yang mengerikan, ia menjadi sangat takut, sehingga Grantanglah yang masuk goa memerangi Benaru hingga terbunuh. Mengetahui hal ini, Cupak segera bergegas turun dan menjumpai Gerantang yang tengah memangku tuan putri yang belum siuman. Cupak mengatakan bahwa sebaiknya dirinyalah yang mambawa tuan putri ke atas, berhubung Gerantang masih payah. Setibanya di atas, Cupak memutuskan tali peniti serta bergegas menuju istana, sehingga Gerantang tertinggal seorang diri didalam goa, kelaparan, sambil menyesali kebusukan hati kakaknya.

Di istana, begitu Cupak menghaturkan raden putri, raja segera mengangkat Cupak menjadi raja Kediri. Namun semua keganjilan yang diperlihatkan Cupak, membuat tuan putri terus-menerus menunda perkawinan dengannya, dengan alasan menunggu pohon gadung berbunga.

Dengan patok-patok dari tulang Benaru, Gerantang berhasil merangkak, mendaki tebing hingga keatas goa. Tetapi sebelum ia sempat menemui raja, Cupak telah menerima laporan dan segera memerintahkan abdinya untuk menangkap Gerantang, mengikat serta menggulungnya dengan tikar dan menghanyutkanya ke sungai. Sesampainya di laut, secara kebetulan kail seorang nelayan tua, Pan Bekung, tersangkut beberapa kali pada tikar yang membungkus Gerantang, sehingga Grantang yang ditemukan sudah sangat kurus itu dijadikan anak angkat oleh Pan Bekung.

Lama-kelamaan Gerantang semakin membaik, sangat rajin berkebun bunga, dan menjadi pedagang bunga terkenal. Tuan putri, salah seorang kensumernya, suatu kebetulan sempat melihat cincin pustaka kerajaan dipakai oleh Ibu angkat Grantang. Bagi tuan putri ini menjadi pertanda bahwa Gerantang, pemuda yang sempat menolongnya, masih hidup. Tuan Putri lalu berkenan berkunjung kerumahnya untuk menemui Gerantang. Setelah puas memadukan kerinduan, tuan putri kembali ke istana, dan melaporkan berita bahagia ini kepada raja. Segera upacara pernikahan dan penobatan Gerantang sebagai raja Kediri diselenggarakan dengan sangat meriah.

Melihat upacara ini, hati Cupak penuh penyesalan atas segala perbuatannya yang hendak mencelakakan Gerantang. Sambil mingggat diam-diam dari istana Kediri, Cupak bertekad untuk memperbaiki prilakunya. Setiba di daerah kerajaan Gerobag Besi, daerah yang sedang terancam oleh seekor burung garuda, pemakan binatang dan manusia, Cupak berniat untuk mencoba membunuh garuda itu, karena hadiahnya persis sama dengan membunuh Benaru.

(4)

4 dipasang beberapa buah tombak dan keris sebagai perangkap, lalu Cupak dari dalam goa menjerit-jerit menantang garuda. Tanpa banyak pikir garuda segera menyerang Cupak, dan sebelum berhasil menerjangnya, garuda sudah keburu mati tertusuk tombak dan keris yang dipasang di mulut goa. Cupak memotong kepala garuda untuk dipersembahkan ke istana, dan iapun segera dinobatkan sebagai raja kerajaan Gerobag Besi. Tetapi karena ia tahu diri, wajahnya tidak sesuai dengan kecantikan wajah tuan putri, Cupak lalu mohon diri untuk bertapa, dengan pesan bahwa bila beruntung ia akan kembali menemui tuan putri. Cupak berpesan bahwa selama belum selesai tapanya, kerajaan akan diliputi mendung, binatang-binatang tidak enak makan, dan bunga-bunga tiada mau mekar. Dalam tapanya Cupak mendapat petunjuk agar mandi di taman dewa Brahma. Segera setelah mandi, Cupak mendapat wajah yang amat tampan, lalu dengan sangat bahagia kembali menemui tuan putri yang telah lama mendambakannya.

Karya tari Cak-cupak ini didukung oleh 40 orang penari dari unsur mahasiswa dan dosen dengan durasi waktu 30 menit melalui proses penggarapan selama 3 minggu. Karya ini dipentaskan dalam rangka Festival Kesenian Indonesia (FKI) VII yang diselenggarakan oleh Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTS) dari tanggal 14-16 Oktober 2011 di Kampus ISI Surakarta, Jl. Ki Hajar Dewantara 19, Surakarta. Adapun pementasan karya Cak-cupak ini pada tanggal 15 Oktober 2011.

Sinopsis

Rasa cinta atau asmara tercermin pada keinginan putri raja Wiranantaja dari Kediri bernama Raden Galuh Laksmi, untuk mendapatkan suami dan sekaligus calon raja. Cupak, si buruk rupa menikahi putri raja dan dinobatkan sebagai raja Kediri, setelah ia membohongi adiknya sendiri bernama Grantang yang sesungguhnya mengalahkan raksasa Manaru. Raden Galuh Laksmi sungguh tak mencintainya karena muak dengan penampilan Cupak yang kumal, rakus, dan mabuk-mabukan. Penolakan Raden Galuh Laksmi terhadap cinta Cupak menyebabkan Prabu Wiranantaja mengadakan sayembara perang untuk menyeleksi calon raja dan suami bagi putrinya.

Pada saat menghadapi para raja penantang dalam sayembara, Cupak merasa bangga karena selalu menang. Ia bisa dikalahkan apabila ada peserta yang selalu dekat dengan Tuhan. Suatu ketika ada peserta yang bernama I Made Bekung datang tetapi Cupak melihat tingkah lakunya seperti Grantang, menyebabkan mental Cupak merasa diteror. Saat itulah Cupak cemas yang menyebabkan perasaannya tertekan dan ia benar-benar menyerah kalah kepada I Made Bekung yang tiada lain adalah Grantang. Cupak harus pergi dari Kediri, dan Grantang mengambil alih kekuasaan di Kediri dan menjadikan Raden Galuh Laksmi permaisuri.

Cupak dapat peluang lagi untuk menjadi raja dan dinikahkan dengan putri raja Obagosi, ketika ia berhasil membunuh burung Garuda yang sering menyerang Kerajaan Obagosi. Bagi putri raja Obagosi, kebaikan dan kemampuan Cupak yang tangguh membuat kerajaannya aman, menutup seluruh keburukannya. Ketika melihat putri raja amat sangat cantik, Cupak justru menjadi sangat khawatir karena perbedaan wajah yang mencolok, yaitu sangat cantik dan sangat buruk, suatu perpaduan yang tidak sepadan. Atas dasar pemikiran itu Cupak tidak mau segera dinikahkan dan dinobatkan menjadi raja, kemudian ia minta ijin untuk pergi ke sorga agar wajah dan prilakunya disempurnakan oleh Bhatara Brahma.

(5)

5

Pola Lantai

Penjelasan Keterangan tentang Setting panggung dan simbol-simbol dalam pola lantai penari dapat dijelaskan, bahwa panggung digunakan adalah panggung procenium, tapi disebut panggung teater, sehingga digambarkan bentuk panggung sebagai berikut :

Keterangan awal setting panggung

= kotak tempat tombak dan tombak = kendang = Instrument bumbang/timbung

= Gong Pulu = Kenthongan

= penari cak level rendah/duduk = penari cak level tinggi/berdiri = penari cak umum

= penari cak ditengah berdiri = penari cupak

= penari prajurit = burung garuda

(6)

6 DESKRIPSI POLA LANTAI CAK “CUPAK”

PRODUKSI ISI DENPASAR DALAM RANGKA FKI VII DI ISI SURAKARTA, 15 OKTOBER 2011

NO POLA LANTAI URAIAN

1

Intoduction cak, kombinasi dengan instrumen bumbang

2

Penari semua berdiri

Intoduction cak, kombinasi dengan instrumen bumbang

3

Intoduction cak, kombinasi dengan instrumen bumbang

(7)

7 4

Garis luar level rendah

Intoduction cak, kombinasi dengan instrumen bumbang

5

Garis luar level tinggi

Intoduction cak, kombinasi dengan instrumen bumbang

6

Level tinggi/berdiri

Penari Cak mencari posisi awak, untuk pengawit Cak

(8)

8 7

Level rendah//duduk

Penari cak membenuk

setengah lingkaran dan posisi level rendah/duduk

8

Level rendah//duduk

Cupak masuk di depan lingkaran penari cak.

= penari cupak

9

Penari Cak membuat formasi taman dengan posisi duduk dan berdiri

= penari posisi duduk = penari posisi berdiri

(9)

9

10 Adegan Putri Raja dan Raja

yang sedang sedih

= raja = putri raja

11 Raja menyampaikan kepada

Cupak bahwa ia ingin mencari jodoh, melalui sayembara untuk membunuh Burung Garuda. Cupak akan menikuti sayembara

12 Raja dan anaknya (putri raja)

keluar panggung.

Cupak mengajak prajuritnya untuk ikut berperang melawan burung raksasa

(10)

10

13 Adegan prajurit bersiap siaga

untuk berperang

14 Prajurit dan Cupak berangkat

untuk berperang

15 Adegan burung garuda

(11)

11 16

Cupak, prajurit berperang melawan burung Garuda

17

Cupak berhasil membunuh burung garuda = cupak = burung garuda = prajurit 18 Ending :

Raja menghadiahkan putri Raden Galuh Laksmi kepada Cupak

= Raja Wiranantaja = Putri Raden Galuh Laksmi

(12)

12 19

Formasi Cak Penutup

= Raja Wiranantaja = Putri Raden Galuh Laksmi

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh jumlah pembaiayaan, jangka waktu pengembalian pembiayaan dan nilai jaminan terhadap kelancaran pengembalian pembiayaan

[r]

Dia merupakan sosok ulama yang sering berkeliling mencari hadits ke berbagai belahan negri Islam, banyak mendengar hadits dari berbagai ulama, maka tak heran jika dia dapat menulis

a) Rasa tidak percaya diri di kalangan anggota perempuan untuk mengajukan usul atau pendapat. Hal ini bisa terjadi dikarenakan sosok perempuan yang terbiasa berbicara

Penelitian ini bertujuan menyempurnakan kinerja tungku gasifikasi downdraft dengan menambahkan distributor udara, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dengan cara

Dari hasil Koefisien regresi berganda program K3 dan kompensasi secara simultan menunjukkan hasil positif yaitu variabel program K3 sebesar 0,230 dengan

Title Sub Title Author Publisher Publication year Jtitle Abstract Notes Genre URL.. Powered by

26 ayat (2) dan pasal 27 ayat (3) Peraturan Pemerintah ini dinyatakan secara tegas bahwa Pemegang Kuasa Pertambangan yang telah memenuhi kewajiban – kewajiban iurannya