• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KONSEP REGIONALISME PADA FASAD BANGUNAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN KONSEP REGIONALISME PADA FASAD BANGUNAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

275

PENERAPAN KONSEP REGIONALISME PADA FASAD

BANGUNAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

IMPLEMENTATION OF REGIONALISM CONCEPT IN FACADE OF

NATIONAL LIBRARY OF REPUBLIC INDONESIA

Rizki Sukma Haykhal Widiyanto

1)

, Agus Budi Purnomo

2)

, Moh Ali Topan.

3)

,

1)Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 2)Dosen Pembimbing Utama Program Studi S1 Arsitektur, 3)Dosen Pembimbing Pendamping Program Studi S1 Arsitektur,

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti rizkihaykhal28@gmail.com

ABSTRAK

Materi ini di buat bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang citra dari kawasan tertentu melalui bentuk dari fasad bangunan. Arsitektur Regionalisme merupakan sebuah pendekatan yang menelaah arsitektur dari aspek potensi dan karakter setempat . Dalam studi ini, pendekatan regionalisme digunakan untuk mempelajari obyek arsitektur Perpustakaan Nasional. Kemudian hasil pembelajaran digunakan untuk merancang bangunan yang sama pada Tugas Akhir Sarjana Arsitektur. Perpustakaan Nasional secara fungsi menjadi perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan. Aplikasi konsep Regionalisme pada fasad bangunan Perpustakaan Nasional bertujuan untuk merefleksikan karakter lokal dengan tetap diupayakan tanggap terhadap modernisme, sehubungan dengan bangunan yang dirancang direncanakan dibangun di ibu kota Jakarta. Metode yang digunakan yaitu dengan menganalisis pola fasad bangunan yang ada di sekitar Jl.medan merdeka berdasarkan prinsip-prinsip Arsitektur Regionalisme melalui Studi Tipologi dan studi preseden. Selain itu, menganalisa kembali elemen-elemen yang dapat di gunakan di bangunan Perpustakaan Nasional agar dapat mencerminkan fungsinya dan mewakili karakteristik bangunan yang ada di sekitarnya.

Kata kunci: Arsitektur Regionalisme, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Elemen fasad, Jl. Medan merdeka selatan

ABSTRACT

This material was created to provide an understanding of the public about the image of a particular area through the shape of the building facade. Regionalism architecture is a source that examines the architecture of local potential and character. In this study, discussing regionalism is used to discuss architectural objects of the National Library. Then the learning outcomes are used to discuss the same building in the Final Project in Architecture. The National Library functions as a guiding library, reference library, library storage, research library, preservation library, and network center library. The application of the Concept of Regionalism to the building of the National Library facade supports to reflect local character while still being responsive to modernism, building with buildings designed to be built in the capital city of Jakarta. The method used is to analyze the pattern of building facades on Jl.medan Merdeka based on the principles of Regionalism Architecture through Typology Studies and the studies presented. Also, re-analyzing the elements that can be used in the National Library building to reflect its function and represent the characteristics of the buildings around it.

Key word: Regionalism Architecture, National Library of Indonesia, Facade elements, South Medan Merdeka Street.

(2)

276

A. PENDAHULUAN

Arsitektur berperan untuk menciptakan tempat (places) sebagai penanda di dunia, sehingga manusia dapat mengetahui di mana ia berada. Berbagai tempat tinggal manusia memiliki berbagai keragaman dan pada akhirnya akan terwujud dalam ekspresi arsitekturnya, baik dalam media maupun teknik yang digunakan (Allen 1979). Hal ini sejalan dengan pendapat Vitruvius, bahwa keberadaan bentuk arsitektural membawa karakteristik dari orang-orang yang membuatnya, yang pada dasarnya juga dipengaruhi oleh lingkungan geografisnya.

Perpustakaan Nasional dengan Konsep Arsitektur Regionalisme bertujuan untuk menjaga karakter bangunan di suatu wilayah agar tidak merusak ciri khas dari wilayah tersebut karena adanya bangunan-bangunan baru yang berdiri. Konsep Regionalisme akan di fokuskan Pada elemen-elemen pembentuk fasad seperti, bukaan, material, warna, elemen vertikal dan horizontal agar menghasilkan fasadd yang dapat beradaptasi dengan bangunan yang ada di sekitarnya, sehingga bangunan baru dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ini dapat menyesuaikan bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya.

Pokok permasalahan yang menjadi pemicu dan yang akan di kaji adalah elemen apa yang dapat diterapkan pada Bangunan Perpustakaan Nasional RI agar dapat mencerminkan bangunan yang ada di sekitarnya dan juga bangunan-bangunan yang ada di wilayah ibu kota Jakarta dan unsur-unsur apa saja pada konsep regionalisme yang dapat di terapkan pada fasad Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Berdasarkan dari permasalahan yang ada, tujuan dari penelitian ini yaitu mengeksplorasi elemen-elemen pembentuk fasad bangunan di area Jl. Medan Merdeka

yang dapat di terapkan di bangunan Perpustakan Nasional Republik Indonesia.

B. STUDI PUSTAKA

Perpustakaan Nasional merupakan lembaga pemerintah non departemen (lpnd). Dimana dalam perancangannya menggunakan pendekatan arsitektur regionalisme sehingga dapat menyesuaikan dengan lingkungan dan bangunan yang ada di sekitarnya.

Selain itu ciri-ciri yang terdapat di arsitektur regionalisme yaitu Dominasi warna, material maupun obyek pembentuk komposisi. Pengulangan, dapat mengulang bentuk, warna, tekstur, proporsi dengan irama agar tidak terjadi kesenadaan. Kesinambungan, adanya garis penghubung maya yang menghubungkan obyek-obyek komposisi (Wondoamiseno, 1991). Tanggap terhadap iklim, pencahayaan, topografi dan geografis (Frampton 2007). Ciri-ciri arsitektur regionalisme sendiri yaitu tetap mengutamakan ciri khas dari daerah setempat dan dapat menyatu dengan bangunan lama (Curtis 1985).

C. METODE

Metode yang dilakukan dengan melakukan survey secara langsung dan melaui internet pada bentuk fasad bangunan-banguan di area Jl.Medan Merdeka Jakarta Pusat. Analisis dilakukan berdasarkan elemen fasad atau selubung bangunan bangunan yaitu pintu, jendela, diding, atap, sun shading, dan ornamen. Analisis juga dilakukan berdasarkan komposisi fasade bangunan yaitu geometri, simetri, irama, proporsi dan skala. Sehingga memunculkan satu ide atau gagasan desain fasad yang dapat menerapkan arsitektur Regionalisme pada bangunan Perpustakaan Nasional RI.

(3)

277

D. PEMBAHASAN

Perpustakaan Nasional RI berada di pusat kegiatan pemerintahan yang berada di DKI Jakarta. Mayoritas fungsi eksisting di area Perpustakaan Nasional merupakan kegiatan formal. Lokasi bangunan terletak di di Ring 1 dan jika ingin merancang dengan prinsip-prinsip regionalisme maka perlu menelaah tentang karakter atau identitas area setempat dan sekitarnya. Berikut adalah hasil studi tentang telaah elemen horisontal, vertikal, bidang dan warna.

Gambar 1: Keterangan bentuk bangunan. Keterangan: Bentuk bangunan di sekitar Jl.Medan Merdeka

Tabel 1: Elemen fasad bangunan di medan merdeka. Gedu ng Dominasi Elemen Horizont al Dominasi Elemen Vertikal Dominas i Elemen Bidang Domin asi Warna (a)

-

-

(b)

-

-

(c)

-

-

(d)

-

-

(e)

-

(f)

-

-

(g)

-

-

(h)

-

-

(i)

-

-

(j)

-

-

Keterangan : Keterangan baris: (a)Kementerian BUMN, (b)Indosat ooredo, (c)Kementerian Pariwisata, (d)Mahkamah Agung, (e)Gedung pramuka, (f)Mahkamah konstitusi, (g)Jakarta city hall, (h)Kementerian BUMN. (i)Wisma Antara, (j)Kementerian ESDM. Keterangan simbol: ● Terdapat elemen yang terkait, ⼀ Tidak terdapat elemen terkait.

Unsur-unsur Arsitektur regionalisme dalam fasad Perpustakaan Nasional antara lain: Dominasi, ada satu menguasai keseluruhan komposisi, dengan warna , material, maupun Tampak samping dari bangunan.

Pengulangan, dapat mengulang bentuk, warna, tekstur, proporsi dengan irama agar tidak terjadi kesenadaan. Penggunaan material kaca dan ACP yang di susun ber irama agar tidak terjadi kesenadaan dalam fasad Perpustakaan Nasional. Serta Dapat melebur antara arsitektur yang lama dan yang baru, namun tetap mengutamakan aspek citra daerah setempat.

Penerapan Elemen-elemen vertikal, horizontal maupun bidang menjadi salah satu karakter bangunan yang ada di sekitar area Perpustakaan Nasional. dengan memadukan beberapa unsur modern yang dapat mencerminkan banguan-bangunan yang ada di Jakarta. Elemen-elemen yang akan diterapkan Pada bangunan Perpustakaan Nasional RI nantinya akan menerapkan elemen vertikal dan horizontal.

Bagian depan fasad bangunan dirancang dapat merefleksikan Monumen Nasional, sehingga bagian depan di bebaskan dari elemen-elemen horizontal atau vertikal dan

(4)

278

lebih mengutamakan bidang-bidang yang luas.

Perpustakaan didominasi dengan Unsur garis horizontal yang menutupi bagian samping dan belakang bangunan perpustakaan dan memiliki warna dan material yang sama dengan bangunan yang ada di sekitarnya yaitu Alumunium composite panel (ACP).

Elemen garis pada bangunan menunjukkan bahwa perpustakaan nasional tetap mempertahankan ciri khas bangunan arsitektur lama sedangkan bidang bukaan yang luas dan peletakan videotron menunjukkan bahwa bangunan ini juga menerapkan arsitektur masa kini.

Gambar 2: Tampak Utara Perpustakaan Nasional Keterangan; Tampak utara dari fasad Perpustakaan Nasional Republik Indonesia didominasi dengan elemen bidang.

Gambar 3: Tampak timur Perpustakaan Nasional Keterangan: Sisi bagian timur bangunan didominasi dengan elemen-elemen garis horizontal.

Jika dilihat dari tabel 1 maka dapat dijelaskan bahwa semua bangunan-banguna yang tercantum dalam tabel tersebut

memiliki dominasi warna tertentu pada fasad, sedangkan untuk elemen bidang dan elemen vertikal memiliki jumlah yang sama sebanyak Tiga bangunan. Sedangkan bangunan yang menggunakan elemen horizontal pada fasadnya berjumlah Empat buah bangunan.

Maka fasad dari bangunan baru Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dirancang dengan menerapkan dominasi elemen horizontal karena pada area Jl. Medan Merdeka Selatan fasad bangunan-bangunan negara di dominasi oleh elemen tersebut. Sehingga bangunan Perpustakaan ini sesuai dengan pernyataan (Curtis 1985) yang mana bangunan harus mengutamakan ciri khas dari daerah setempat dan dapat menyatu dengan bangunan lama dan juga sesuai dengan pernyataan (Wondoamiseno, 1991) yaitu adanya dominasi maupun pengulangan warna, material, tekstur ataupun proporsi pada fasad bangunan.

E. KESIMPULAN

Bangunan perpustakaan berpotensi menjadi destinasi utama bagi para pustakawan. Mengingat fungsinya sebagai sarana publik yang akan terus berkembang di area pusat budaya nasional, maka bangunan Perpustakaan Nasional di desain dengan memadukan cirikhas bangunan yang sudah ada dengan mengkombinasikannya dengan bangunan-bangunan masa kini. Sehingga bangunan baru dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menerapkan elemen horizontal pada fasadnya agar dapat menyesuaikan dengan bangunan negara yang ada di Jl. Medan Merdeka Selatan tepat dimana Perpustakaan ini di dirikan.

F. UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Wawan Catur Widiyanto dan Ibu Fitri Hastuti, orang tua saya yang telah

(5)

279

mendukung saya baik moral maupun materil. Selain itu saya ucapkan terima kasih kepada Prof. Ir Agus Budi Purnomo MS. PhD dan Ir. Moh Ali Topan MSP selaku pembimbing utama dan pembimbing pendamping tugas akhir. Serta Dr. Ir. Nurhikmah budi Hartanti MT. yang telah membantu dan membimbing saya menyelesaikan jurnal ini di Arsitektur Universitas Trisakti. Saya ucapkan terima kasih juga kepada teman-teman, yang telah berjuang bersama dan saling bahu-membahu selama berkuliah di Arsitektur Universitas Trisakti.

G. DAFTAR PUSTAKA

Allen, Gerald. (1979). “Fission and Fusion and Free-Style Architecture”, dalam Architectural Record, 166(8), 92-95 Canizaro, Vincent B. 2007. Architectural

Regionalism: Collected Writings on Place, Identity, Modernity and Tradition. Canada: Princeton Architectural Press,

Kenneth Frampton ‘Ten Points for an Architecture of Regionalism: a Provisial Polemic’ (1987)’.

Lefaivre, Tzonis. 2003.Critical Regionalism: Architecture and Identity in a Globalized World (, p. 20).,

Republik Indonesia. 1997. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.50 Tahun 1997 Tentang Perpustakaan Nasional Indonesia. Jakarta.

Yeang, Ken. 1987. Tropical Urban Regionalism.: Building in a South East Asian City. Singapore: Concept Media Pte Ltd.,

Gambar

Tabel 1: Elemen fasad bangunan di medan  merdeka.  Gedu ng Dominasi  Elemen  Horizont al  Dominasi  Elemen Vertikal  Dominas i  Elemen Bidang   Dominasi  Warna  (a)  ●  -  -  ●  (b)  -  -  ● ● (c)  -  -  ● ● (d)  -  ● -  ●(e) ●●- ●(f) - ●- ●(g) ●- - ●(h) ●
Gambar 3: Tampak timur Perpustakaan Nasional  Keterangan:  Sisi  bagian  timur  bangunan  didominasi  dengan  elemen-elemen  garis  horizontal

Referensi

Dokumen terkait

terdapat pada analisis validitas tentang aspek materi, maka media yang dihasilkan termasuk ke dalam kriteria valid dengan revisi ringanartinya materi yang terdapat

Pada kelompok eksperimen rata-rata hasil belajar sebesar 90,75 dan kelompok kontrol 80 atau pembelajaran dengan pendekatan PMRI berbantu permainan tradisional Dhakon

Sesuai namanya, pekerjaan utama dari "Amplifier Daya" (atau Amplifier Sinyal Kuat) adalah menyalurkan daya ke beban seperti pada pernyataan sebelumya yakni

Tujuan Penelitian ini yaitu Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Rejoagung setelah menerapkan metode Guide Inquiry pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,

Bintang Langit Semesta, maka perlunya dilakukan metode peramalan, yang akan membantu perusahaan dalam menentukan jumlah permintaan persediaan barang dengan

Dari hasil penelitian Diana adanya hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntikan dengan siklus menstruasi adalah karena disebabkan oleh hormon yang digunakan dalam

Anak ini dapat melafalkan konsonan dan vokal yang sama seperti pada konsonan velar /k/ (voiceless), /g/ (voiced) , bilabial /p/ (voiceless) yang sama dan hal