• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2008

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN

BELANJA SUBSIDI, HIBAH, BANTUAN SOSIAL, BAGI HASIL, BANTUAN KEUANGAN DAN BELANJA TIDAK TERDUGA PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN ANGGARAN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 5 UndangUndang

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Pasal133 ayat (3), serta Pasal134 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedeman Pengelelaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, perlu menetapkan Pedeman Teknis Pengelelaan Belanja Subsidi, Hibah, Bantuan Sesial, Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2008 dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286).

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355).

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelelaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400).

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548).

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438).

6. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4577).

(2)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578).

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007. 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2007 tentang

Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008.

10.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 13 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2008.

11.Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 73 Tahun 2007 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2008.

12.Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/415/KPTS/0131 2007 tentang Pedoman Kerja dan Pelaksanaan Tugas Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN TEKNIS

PENGELOLAAN BELANJA SUBSIDI, HIBAH, BANTUAN SOSIAL, BAGI HASIL, BANTUAN KEUANGAN DAN BELANJA TIDAK TERDUGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2008.

Pasal1

Dengan peraturan ini ditetapkan Pedoman Teknis Pengelolaan Belanja Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2008.

Pasal 2

(1) Belanja Subsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

(2) Perusahaan/lembaga tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perusahaan/lembaga yang menghasilkan produk atau jasa pelayanan umum masyarakat.

(3) Perusahaan/lembaga penerima belanja subsidi harus terlebih dahulu dilakukan audit sesuai dengan ketentuan pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikecualikan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

(3)

(5) Belanja Subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan melalui Bank Pemberi Kredit.

Pasal 3

(1) Belanja Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.

(2) Belanja Hibah diberikan secara selektif dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rasionalitas dan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur.

(3) Pemberian Hibah dalam bentuk uang atau dalam bentuk barang atau jasa dapat diberikan kepada pemerintah daerah tertentu sepanjang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

(4) Hibah dalam bentuk uang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diberikan kepada Instansi vertikal, Organisasi semi pemerintah, Organisasi Non Pemerintah dan Masyarakat.

Pasal 4

(1) Hibah kepada pemerintah bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan didaerah.

(2) Hibah kepada perusahaan daerah bertujuan untuk menunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

(3) Hibah kepada pemerintah daerah lainnya bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan layanan dasar umum.

(4) Hibah kepada masyarakat dan organisasi kemasyarakatan bertujuan untuk meningkatkan partisipasi penyelenggaraan pembangunan daerah atau secara fungsional terkait dengan dukungan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

(5) Belanja Hibah kepada pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap akhir tahun anggaran.

Pasal 5

(1) Belanja Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) bersifat bantuan yang tidak mengikatltidak secara terus menerus dan tidak wajib serta harus digunakan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah daerah.

(2) Belanja yang diberikan secara tidak mengikat/tidak secara terus menerus diartikan bahwa pemberian hibah tersebut ada batas akhirnya tergantung pada kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan atas kegiatan tersebut dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah.

(4)

(3) Naskah perjanjian hibah daerah sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) sekurang-kurangnya memuat identitas penerima hibah, tujuan pemberian hibah, jumlah uang yang dihibahkan.

Pasal 6

(1) Belanja Bantuan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada organisasil kelompok/anggota masyarakat dan partai politik.

(2) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur.

(3) Bantuan sosial yang diberikan secara tidak terus menerus/tidak mengikat diartikan bahwa pemberian bantuan tersebut tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran.

(4) Khusus untuk Partai Politik, bantuan diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7

(1) Belanja Bagi Hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan Provinsi kepada Kabupaten/Kota.

(2) Belanja Bagi Hasil yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 8

(1) Belanja Bantuan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari Provinsi kepada Kabupaten/Kota, pemerintah desa dan kepada pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.

(2) Belanja Bantuan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan salah satu bentuk instrumen bantuan dalam bentuk uang antar pemerintah daerah dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan fiskal antar daerah diwilayah tertentu dalam rangka meningkatkan kapasitas fiskal, baik untuk kepentingan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.

(3) Belanja Bantuan keuangan yang bersifat umum, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah/ pemerintah desa penerima bantuan.

(5)

(4) Belanja Bantuan keuangan yang bersifat khusus, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peruntukan dan pengelolaannya diarahkan/ditetapkan oleh Gubernur Jawa Timur.

(5) Pemberian bantuan yang bersifat khusus, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa penerima bantuan.

(6) Bantuan Keuangan disalurkan langsung ke kas daerah/kas desa. Pasal 9

(1) Belanja Tidak Terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

(2) Kegiatan yang bersifat tidak biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu untuk tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah.

(3) Pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didukung dengan bukti-bukti yang sah.

(4) Pengeluaran belanja untuk tanggap darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan kebutuhan yang diusulkan dari instansi/lembaga berkenaan setelah mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta menghindari adanya tumpang tindih pendanaan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah didanai dari APBN.

(5) Pertimbangan efisiensi dan efektifitas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diartikan sebagai kebutuhan riil

(6) Dasar pengeluaran anggaran Belanja Tidak Terduga yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk mendanai tanggap darurat, penanggulangan bencana alam dan/atau bencana sosial, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Jawa Timur dan diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak keputusan dimaksud ditetapkan .

Pasal 10

(1) Belanja subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dianggarkan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (DPA-PPKD).

(2) Belanja-belanja yang dianggarkan sebagaimana ayat (1) merupakan transfer dana dari PPKD kepada penerima belanja tersebut sehingga

(6)

merupakan kelompok belanja tidak langsung pada: a. rekening belanja subsidi ;

b. rekening belanja hibah ;

c. rekening belanja bantuan sosial ; d. rekening belanja bagi hasil ;

e. rekening belanja bantuan keuangan ; f. rekening belanja tidak terduga.

(3) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa untuk belanja hibah dilakukan oleh penerima hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (4) Hibah dan bantuan sosial berupa barang/jasa dianggarkan pada

SKPD dalam bentuk program/kegiatan sehingga proses pengadaan barang/jasa menjadi tanggungjawab SKPD yang bersangkutan.

(5) Hibah dan bantuan sosial sebagaimana dimaksud ayat (4), apabila berupa barang/jasa non modal, dikelompokkan pada belanja langsung, rekening belanja hibah/bantuan sosial barang pakai habis, sedangkan untuk hibah/bantuan sosial berupa barang modal dikelompokkan pada belanja langsung, rekening belanja modal hibah. (6) Khusus untuk belanja bantuan sosial yang akan diwujudkan dalam

bentuk barang dan sebelumnya tidak dianggarkan pada Program dan kegiatan SKPD, dapat didanai dari belanja bantuan sosial yang dianggarkan di PPKD.

(7) Pengadaan, pelaksanaan dan penyaluran belanja bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilakukan dan menjadi tanggung jawab SKPD yang bersangkutan.

Pasal 11

Untuk Pencairan Belanja Bantuan Sosial dapat dilakukan dalam 1 (satu) SP2D dari 20 (dua puluh) orang atau 50 (lima puluh) kelompok masyarakat penerima yang sumber dananya dianggarkan pada kode rekening Belanja Bantuan Sosial.

Pasal 12

(1) Untuk pencairan belanja-belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal1, diawali dengan permohonan pengajuan yang ditujukan kepada Gubernur Jawa Timur baik secara langsung maupun melalui SKPD/Biro sesuai dengan rincian yang tercantum dalam Lampiran angka I, kecuali belanja bagi hasil.

(2) SKPD/Biro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan verifikasi terhadap permohonan tersebut untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam pemberian belanja subsidi, hibah, bantuan sosial, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.

(3) Hasil verifikasi dan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), merupakan tanggungjawab dari SKPD/Biro yang bersangkutan dan akan menjadi dasar pembuatan SPP, penerbitan SPM maupun SP2D.

(7)

(4) Mekanisme pencairan dana secara rinci tercantum dalam Lampiran angka II.

Pasal 13

(1) Penerima belanja subsidi, hibah, bantuan sosial bantuan keuangan dan belanja tidak terduga bertanggungjawab atas penggunaan uang/barang dan/atau jasa yang diterimanya dengan berpedoman pada ketentuan perundang-undangan dan wajib menyampaikan pertanggungjawaban penggunaannya kepada Gubernur Jawa Timur melalui PPKD dan SKPD/Biro yang bersangkutan.

(2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa Laporan Realisasi Penggunaan Uang/Barang dan latau Jasa sesuai dengan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)/Proposal Permohonan Bantuan atau dokumen lain yang dipersamakan.

(3) Penerima belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan obyek pemeriksaan, mempunyai kewajiban menyimpan Laporan Realisasi Penggunaan Uang/Barang dan/atau Jasa serta bukti-bukti lainnya yang sah sesuai dengan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)/Proposal Permohonan Bantuan atau dokumen lain yang dipersamakan.

(4) Hibah/bantuan sosial dalam bentuk uang kepada organisasi non pemerintah dan masyarakat dipertanggungjawabkan dalam bentuk bukti tanda terima uang dan bukti-bukti penggunaan dana sesuai Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)IProposal Permohonan Bantuan atau dokumen lain yang dipersamakan.

(5) Hibah/bantuan sosial dalam bentuk barang dipertanggungjawabkan oleh penerima hibah/bantuan sosial berdasarkan berita acara serah terima barang dan penggunaan atau pemanfaatan harus sesuai dengan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)IProposal Permohonan Bantuan atau dokumen lain yang dipersamakan.

(6) Untuk belanja hibah kepada Instansi Vertikal dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap akhir tahun anggaran.

(7) Khusus bagi bantuan untuk Partai Politik, pertanggungjawabannya mengikuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengajuan, Penyerahan dan Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2006.

Pasal 14

(1) Realisasi belanja Subsidi, belanja Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga dicatat dan dilaporkan sesuai dengan ketentuan.

(2) Barang (modal maupun non modal) yang dihibahkan atau dibantukan tidak diakui sebagai aset pemerintah Propinsi Jawa Timur sehingga tidak perlu dilaporkan dalam neraca SKPD.

(8)

DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

TGL 29-2-2008 No. 20 Th 2008/E1

Pasal 15

Membebankan biaya administrasi pengelolaan bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2008 di masing-masing SKPD/Biro yang membidangi.

Pasal 16

(1) Gubernur Jawa Timur dan Wakil Gubernur Jawa Timur dapat memberikan belanja bantuan sosial tunai secara langsung dengan nilai besaran :

a. Gubernur Jawa Timur setinggi-tingginya sebesar Rp. 75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah) ;

b. Wakil Gubernur Jawa Timur setinggi-tingginya sebesar Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

(2) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Biro yang membidangi dapat mengajukan pencairan dana sesuai dengan kebutuhan setelah mendapat persetujuan Gubernur Jawa Timur.

(3) Pertanggungjawaban atas pencairan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat oleh Kepala Biro yang membidangi dalam bentuk Laporan rincian penggunaan dana kepada Gubernur Jawa Timur dengan tembusan kepada PPKD.

Pasal 17

Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 31 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembarian dan Pertanggungjawaban Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2007, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 18

Peraturan Gubernur ini berlaku surut mulai tanggal 2 Januari 2008. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya

pada tanggal 29 Pebruari 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd

(9)

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR TANGGAL : 29 PEBRUARI 2008

NOMOR : 20 TAHUN 2008

PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA

SUBSIDI, HIBAH, BANTUAN SOSIAL, BAGI HASIL, BANTUAN KEUANGAN DAN TIDAK TERDUGA PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN ANGGARAN 2008 I. RINCIAN BELANJA SUBSIDI, HIBAH, BANTUAN SOSIAL

NO U RA I A N VERIFIKATOR/KOORDINATOR

1 2 3

1. Belanja Subsidi Biro Perekonomian

Belanja Subsidi kepada Lembaga untuk subsidi bunga kredit kepada UKM dan Koperasi

2. Belanja Hibah

2.1 Hibah kepada KPUD/Panwas/Keamanan untuk Biro Pemerintahan

Pilgub

2.2 Hibah kepada KPUD untuk Operasional Biro Keuangan

2.3 Hibah kepada Biro Pusat Statistik BAPPEPROV

2.4 Hibah Bidang Pendidikan SD/MI Swasta Biro Keuangan

2.5 Hibah kepada Kwarda Pramuka Jatim Biro Keuangan

2.6 Hibah kepada Panti Asuhan (Dinsos) Biro Keuangan

2.7 Hibah kepada Panti Jompo (Dinsos) Biro Keuangan

2.8 Hibah kepada PKK Biro Keuangan

2.9 Hibah kepada Legiun Veteran Biro Keuangan

2.10 Hibah kepada TMP Biro Keuangan

2.11 Hibah kepada DHD 45 Biro Keuangan

2.12 Hibah kepada KORPRI Jatim Biro Keuangan

2.13 Hibah kepada PMI Jatim Biro Keuangan

2.14 Hibah kepada KPID Biro Keuangan

2.15 Hibah kepada Persatuan Wredatama Jatim Biro Keuangan

2.16 Hibah kepada KPP Biro Keuangan

2.17 Hibah kepada KONI untuk operasional Biro Keuangan

2.18 Hibah kepada KONI untuk Pengembangan OR Biro Keuangan

2.19 Hibah kepada PWRI dan Restu Biro Keuangan

2.20 Hibah kepada Pokja BPNA Provo Jatim Biro Kesra

2.21 Hibah kepada BNP Jatim Biro Kesra

2.22 Hibah Bidang Pemberdayaan Masyarakat Bapemas

2.23 Hibah Bidang Kependudukan Dispenduk

2.24 Hibah kepada PGRI Jatim Biro Mental

2.26 Hibah kepada Lembaga Pendidikan Dinas P & K

2.27 Hibah untuk Program Pendidikan Dinas P & K

2.28 Hibah Bidang Pendidikan Program Kewilayahan Dinas P & K

2.29 Hibah kepada BAZ Biro Mental

2.30 Hibah untuk Islamic Center Surabaya Biro Mental

(10)

NO U RA I A N VERIFIKATOR/KOORDINATOR

1 2 3

2.32 Hibah kepada LPTQ Prov. Jatim Biro Mental

2.33 Hibah kepada Masjid AI Akbar Surabaya Biro Mental

2.34 Hibah untuk Panitia PHBI Biro Mental

2.35 Hibah kepada Kanwil BC Jatim I dan II Biro Perekonomian

2.36 Hibah kepada Kodam Biro Keuangan/Kesra

2.37 Hibah kepada Pangamartim Biro Keuangan

2.38 Hibah kepada Polda Jatim Biro Keuangan

2.39 Hibah kepada Kodau Biro Keuangan

2.40 Hibah kepada Kejaksaan Tinggi Biro Keuangan

2.41 Hibah kepada Pengadilan Tinggi Biro Keuangan

2.42 Hibah kepada PT TUN Surabaya Biro Keuangan

2.43 Hibah untuk Instansi Vertikal lainnya Biro Keuangan

2.44 Hibah kepada DPD - RI Jatim Biro Keuangan

2.45 Hibah kepada IGTKI Biro Mental

2.46 Hibah kepada Dewan Kesenian Biro Mental

2.47 Hibah kepada GOPTKI Biro Mental

2.48 Hibah kepada Panitia Tour De East Java Biro Mental

2.49 Hibah kepada Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Timur

Biro Mental 2.50 Hibah kepada Yayasan Amal Bhakti Ibu (YABI)

Jawa Timur

Biro Mental 2.51 Hibah kepada Dewan Penasehat FKUB Provinsi

Jatim

Biro Mental

2.52 Hibah kepada FKUB Propinsi Jawa Timur Biro Mental

2.53 Hibah kepada Yayasan Gerontologi Abiyoso Surabaya

Biro Kesra

3 Belanja Bantuan Sosial

3.1. B.B.S Organisasi Kemasyarakatan / Kelompok

Masyarakat / Perorangan

a. Bantuan untuk Penyerapan Aspirasi Lokal

Biro Keuangan b. Bantuan untuk Penunjang kegiatan Strategis Biro Keuangan

c. Bantuan untuk Wawasan Kebangsaan Bakesbang

d. Bantuan untuk Program Pembangunan Jatim Biro Adm. Pembangunan

3.2. Belanja Bantuan Sosial Peningkatan Pendidikan

- Bantuan Pendidikan & Kebudayaan Biro Mental

3.3. Belanja Bantuan Sosial Kepada Organisasi

Keagamaan

a. Belanja Bantuan Sosial kepada Org./Kelompok Kesenian & Kebudayaan

Biro Mental

b. Belanja Bantuan Sosial kepada

Org./Kepemudaan & Olah Raga

Biro Mental c. Belanja Bantuan Sosial kepada Organisasi

Profesi

(11)

NO U RA I A N VERIFIKATOR/KOORDINATOR

1 2 3

3.4. Belanja Bantuan Sosial Kepada Organisasi

Instansi/Lembaga Daerah/Masyarakat

a. Belanja Bantuan Sosial untuk Dinamika Aspirasi Lokal I Masyarakat

Biro Adm. Pemb.

b. Belanja Bantuan Sosial untuk Program JPES Biro Adm. Pemb.

c. Belanja Bantuan Sosial kepada Organisasi / Instansi / LembagaDaerah / Masyarakat

Biro Kesra d. Bantuan kepada Organisasi Sosial

Kemasyarakatan

Biro Perekonomian

e. Bantuan Sosial Dinas Koperasi & UKM Dinas Koperasi & UKM

3.5. Belanja Bantuan Partai Politik

- Belanja Bantuan Partai Politik Bakesbang

4 Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota

4.1. Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah kepada

Kabupaten/Kota

4.2. Belanja Bagi Hasil Retribusi Daerah kepada

Kabupaten/Kota

Biro Keuangan

5 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsil Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa

5.1. Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupatenl

Kota

- Bantuan Untuk Pilkada Biro Pemerintahan dan Otoda

5.2. Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah

Daerah/Pemerintahan Desa lainnya

- Bantuan kepada Kabupaten Ngawi untuk Waduk

Kunir BAPEPROV

- Bantuan kepada Kota Surabaya untuk

Pembangunan Pasar Turi Biro Adm. Pemb.

6 Belanja Tidak Terduga

6.1. Belanja Tidak Terduga Biro Keuangan

II. PERSYARATAN PENGAJUAN DAN PENCAIRAN DANA

A. Pencairan bagi Instansi Non Pemerintah, dengan dilampiri :

1. Permohonan bantuan disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur, dengan ketentuan:

a. Untuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Badan Hukum/Yayasan, surat permohonannya harus diketahui camat dan/atau Kepala Desa/Kelurahan ; b. Untuk lembaga pendidikan swasta dan penelitian harus diketahui oleh Kepala

(12)

2. Panitia Pembangunan/Pokmas harus mencantumkan susunan panitia diketahui Kades/Lurah kecuali untuk kegiatan seminar/lokakarya

3. Melampirkan copy akte pend irian yayasan/lembaga/wakaf ;

4. Permohonan/proporsal harus dilengkapi rincian dan lokasi kegiatan serta rencana kebutuhan biaya/RAB untuk pekerjaan pembangunan fisik dan rencana kebutuhan biaya lainnya untuk pekerjaan non fisik ;

5. Kwitansi asli bermeterai cukup dibuat rangkap 3 (tiga) ;

6. Melampirkan copy KTP Ketua/Penanggungjawab kegiatan dan copy rekening Bank Pemerintah atas nama pemohon.

7. Rekomendasi dari anggota DPRD Provinsi Jawa Timur untuk bantuan Jaring Aspirasi Masyarakat (JASMAS) ;

B. Pencairan bagi Instansi Pemerintah, dengan dilampiri :

1. Permohonan bantuan disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur, dengan ketentuan:

a. Untuk Pemerintah Kabupaten/Kota, surat permohonan ditandatangani oleh BupatilWalikota ;

b. Untuk SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur ditandatangani oleh Kepala SKPD yang bersangkutan ;

c. Untuk lembaga penelitian harus diketahui oleh Rektor/Ketua Lembaga Penelitian yang bersangkutan ;

2. Permohonan/proporsal harus dilengkapi rincian dan lokasi kegiatan serta rencana kebutuhan biaya/RAB untuk pekerjaan pembangunan fisik dan rencana kebutuhan biaya lainnya untuk pekerjaan non fisik ;

3. Melampirkan copy rekening Bank Pemerintah atas nama SKPD/BupatilWalikota/ Lembaga ;

4. Kwitansi asli bermeterai cukup dibuat rangkap 3 (tiga) ; C. Tambahan kelengkapan dokumen

1. Belanja Subsidi,

Permohonan pencairan belanja subsidi disampaikan kepada Gubernur dalam rangkap 3 (tiga) dengan dilampiri MOU atau Perjanjian Kerja Sarna antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Bank Pemberi Kredit ;

2. Belanja Hibah,

2.1. Proposal yang telah diverifikasi oleh SKPD/Biro yang membidangi 2.2. Persetujuan Gubernur terhadap proposal yang diajukan.

2.3. Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) yang ditandatangani bersama oleh penerima hibah dengan Kepala SKPD/Kepala Biro atas nama Gubernur

2.4. Untuk hibah dalam bentuk uang yang peruntukannya telah dituangkan dalam DPA tidak perlu mengajukan proposal.

(13)

2.5. Tata cara pemberian hibah dalam bentuk barang :

1) SKPD melaksanakan proses pengadaan barang yang akan dihibahkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) SKPD menyerahkan barang kepada penerima hibah dengan menandatangani berita acara serah terima barang.

3. Belanja Bantuan Sosial,

3.1. Proposal ditandatangani Pimpinan organisasi masyarakat/ Kelompok masyarakat/anggota masyarakat/partai politik dan telah diverifikasi oleh SKPD/Biro yang membidangi.

3.2. Persetujuan Gubernur / Sekretaris Daerah.

1) nilai di atas Rp. 50.000.000,- diajukan kepada Gubernur.

2) nilai sampai dengan Rp.50.000.000,- diajukan kepada Sekretaris Daerah

3.3. Bantuan Sosial dalam bentuk barang yang belum terprogram dalam DPA- SKPD dapat diberikan dalam bentuk transfer uang dari PPKD kepada SKPD yang membidangi dan pelaksanaan pengadaannya sesuai ketentuan yang berlaku.

3.4. Tata cara pemberian Bantuan Sosial dalam bentuk barang :

1) SKPD melaksanakan proses pengadaan barang yang akan dibantukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) SKPD menyerahkan barang kepada penerima bantuan dengan menandatangani berita acara serah terima barang.

3.5. Mekanisme Pencairan Dana Belanja Bantuan Sosial yang memerlukan Lampiran pada SP2D adalah sebagai berikut :

1) SKPD/Biro yang menangani/memverifikasi mengajukan usulan kepada Biro Keuangan yang dilampiri nomor rekening pada PT. Bank Jatim, Keputusan Gubernur Jawa Timur dengan mencantumkan daftar yang berisi rincian nama, alamat, peruntukan dan jumlah nominal;

2) Berdasarkan surat Permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, Biro Keuangan menerbitkan SP2D dengan mencantumkan daftar yang berisi rincian sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan dengan SP2D dimaksud ;

3) PT. Bank Jatim melakukan transfer dana tersebut kepada penerima dengan nomor rekening sebagaimana tercantum dalam Lampiran SP2D.

4. Belanja Bagi Hasil,

4.1. SKPD Penghasil menghitung jumlah Bagi HasH untuk masing-masing jenis pendapatan yang dikelolanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan ditetapkan dalam keputusan kepala SKPD Penghasil yang bersangkutan. 4.2. Pencairan Belanja Bagi Hasil dilampiri Kwitansi rangkap 3 (tiga) asli

bermeterai yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota. 5. Belanja Bantuan Keuangan,

(14)

DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR

TGL 29-2-2008 No. 20 Th 2008/E1

6. Belanja Tidak Terduga,

Rekomendasi atau persetujuan pemberian bantuan dari Gubernur Jawa Timur.

GUBERNUR JAWA TIMUR ttd

Referensi

Dokumen terkait

6 homoseksual (gay dan lesbian) dikarenakan pendidikan dalam sekolah berbasis keislaman yang sangat ketat dan sarat akan akidah agama dan peraturan dalam pergaulan

Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Wilayah Lampung Barat di bagian barat kaya akan sungai-sungai yang mengalir dan berjalur pendek, dengan pola

Di tahun ini bertaburan dengan berbagai film animasi diantaranya Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang,Satria Nusantara yang kala itu masih menggunakan kamera film

Sebagai Rumah Sakit yang berlokasi di kawasan industri dan berpotensi menjadi rujukan utama pasien akibat dari bencana industri, Rumah Sakit Petrokimia Gresik

Ketika masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi kepada BTPN Syariah dan keyakinan akan proses pembiayaan yang berjalan secara syariah dan memberikan

Temuan penelitian selanjutnya menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai, hal ini dapat diartikan bahwa

Tambahan pula, kini perangkat pendidikan ini kini juga diramu dengan unsur hiburan (entertainment) yang sesuai dengan materi, sehingga anak semakin suka. Dalam kaitan ini,

Hal ini dapat diartikan, jika Moderasi X 2 *Z meningkat, maka Sanksi Perpajakan memperkuat hubungan antara Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang