Latar
Belakang
• Rasio elektrifikasi yang masih rendah terutama di daerah-daerah pedesaan • Ketergantungan terhadap sumber energi fosil sehingga memicu kenaikan TDL
• Potensi sumber energi terbarukan cukup besar dan belum dimanfaatkan secara maksimal
Permasalahan
•Bagaimana kondisi dan permasalahan kelistrikan serta potensi sumber energi terbarukan untuk mewujudkan DME di desa Dompyong, kecamatan Bendungan, kabupaten Trenggalek, Jawa Timur?
•Seberapa besar potensi air sungai Dompyong dan daya terbangkit PLTMH Dompyong? •Bagaimana spesifikasi teknis peralatan sipil dan elektrik-mekanik PLTMH Dompyong?
•Bagaimana studi kelayakan pembangunan PLTMH Dompyong ditinjau dari aspek ekonomi-finansial, sosial dan dampak lingkungan?
•Bagaimana analisa pemanfaatan PLTMH Dompyong dan pengaruh terhadap perekonomiaan masyarakat?
Tujuan
• menentukan potensi daya terbangkit PLTMH yang memanfaatkan energi potensial air sungai Dompyong untuk pembangkit listrik,
• menentukan desain komponen bangunan sipil dan komponen elektro-mekanik PLTMH yang sesuai dengan potensi debit air dan tinggi jatuh sungai Dompyong,
• menentukan kelayakan investasi pembangunan PLTMH sungai Dompyong,
Bagaimana kondisi dan permasalahan kelistrikan serta potensi sumber energi terbarukan untuk mewujudkan DME di desa Dompyong, kecamatan Bendungan, kabupaten
Trenggalek, Jawa Timur?
Seberapa besar potensi air sungai Dompyong dan daya terbangkit PLTMH Dompyong?
Bagaimana spesifikasi teknis peralatan sipil dan elektrik-mekanik PLTMH Dompyong?
Bagaimana studi kelayakan pembangunan PLTMH Dompyong ditinjau dari aspek ekonomi-finansial, sosial dan dampak lingkungan?
Jawa Timur • Jumlah penduduk : 37476011 jiwa • Luas wilayah : 47922 km² • Kepadatan 782 jiwa/km2 • Rasio elektrifikasi : 62.97% Trenggalek • Jumlah penduduk : 674521 jiwa • Luas wilayah : 1261.40 km2 • Kepadatan 535 jiwa/km2 • Rasio elektrifikasi 54.65% Bendungan • Jumlah penduduk : 25375 jiwa • Luas wilayah : 90.84 km2 • Kepadatan : 279 jiwa/km2 • Rasio elektrifikasi : 20.71% Dompyong • Jumlah penduduk : 3311 jiwa • Luas wilayah : 17.82 km2 • Kepadatan : 186 jiwa/km2 • Rasio elektrifikasi : 23.57%
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 75670 49810 27000 458.75 156487 9286 4200 302.4 800 84 8 0.5
Potensi Energi Terbarukan di Indonesia
Potensi (MW)
Kapasitas Terpasang (MW)
Sumber Energi Potensi (MW) Terpasang Kapasitas (MW) Pemanfaatan (%) Air 75670 4200 5.550 Biamasa 49810 302.4 0.607 Panas Bumi 27000 800 2.960 Mini/Mikrohidro 458.75 84 18.300 Energi Surya 156487 8 0.005 Energi Angin 9286 0.5 0.005 Total 318711.75 5391.9 27.427
Bulan Curah Hujan (mm) Catchment Area (km2) Debit Air (m3/s) Debit Rata-Rata (m3/s) Januari 78 20 0.24 0.43 Februari 137 36 0.76 Maret 75 19 0.22 April 156 36 0.87 Mei 199 39 1.2 Juni 65 15 0.15 Juli 55 10 0.08 Agustus 4 2 0.001 September 24 8 0.03 Oktober 93 25 0.36 November 93 26 0.37 Desember 157 37 0.9
Tabel Data curah hujan dan debit air kabupaten Trenggalek tahun 2009
0 50 100 150 200 250 Cura h Hujan (mm )
Curah Hujan Maksimum bulanan tahun 2009
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 De bi t A ir (m3 /s)
Debit aliran bulanan tahun 2009
Sumber : Balai PSAWS
Titik Luas Penampang Kecepatan Rata-Rata Aliran Debit Air m2 m/s m3/s 0 0 0 0 1 0.25 0.32 0.08 2 0.27 0.35 0.09 3 0.31 0.41 0.13 4 0.35 0.44 0.15 5 0.22 0.43 0.09 6 0.24 0.32 0.08 7 0 0 0 Debit Total 0.63
Sungai Dompyong merupakan sungai dangkal
dengan aliran bebas memiliki faktor koreksi debit air
sebesar 0.65 sehingga diperoleh debit air sungai
Dompyong sebesar::
𝑄 = 𝑐𝑄
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙= 0.65 𝑥 0.63
= 0.41 𝑚
3/𝑠
Dengan memperhatikan ketinggian dari dua titik pengukuran terhadap permukaan air
laut diperoleh forebay berada pada ketinggian 692 m dan power house berada pada
ketinggian 671 m di atas permukaan laut sehingga diperoleh tinggi jatuh air sebesar:
= 692 − 671
= 21 𝑚
Keterangan Simbol Nilai
Debit disain (m3/dtk) Q
d 0.41
Head efektif (meter) Hnet 20
Efisiensi turbin 𝜂𝑡𝑏 0.85
Efisiensi generator 𝜂𝑔𝑒𝑛 0.95
Efisiensi transmisi mekanik 𝜂𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 0.92
Efisiensi saluran air 𝜂𝑠𝑎𝑙 0.85
Estimasi daya listrik terbangkit (kW) P 50.74 Tabel Estimasi kapasitas daya terbangkit PLTMH Dompyong
Rumus yang mendasari perhitungan potensi daya hidrolik adalah 𝑃 = 𝑔 𝑥 𝑄𝑑 𝑥 𝐻𝑛𝑒𝑡 𝑥 𝜂𝑡𝑏 𝑥 𝜂𝑔𝑒𝑛 𝑥 𝜂𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 𝑥 𝜂𝑠𝑎𝑙
Dimana:
P = daya terbangkit (kW)
g = koefisien grafitasi (9.8m/s2) Qd = debit desain (m3/s)
Hnet = head efektif (m) 𝜂𝑡𝑏 = efisiensi turbin 𝜂𝑔𝑒𝑛 = efisiensi generator 𝜂𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 = efisiensi transmisi 𝜂𝑠𝑎𝑙 = efisiensi saluran
Debit air : 0.41 m3
Head : 20 m
Grafik pemilihan turbin
Turbin yang dipilih adalah turbin
crossflow karena lebih ekonomis dan
efisiensi lebih tinggi
PLTMH Dompyong 50kW
Kecepatan spesifik turbin crossflow PLTMH Dompyong dengan head 20 m. 𝑛𝑠 = 513.25200.505 = 113.06𝑟𝑝𝑚 Maka: 𝑛 = 𝑛𝑠𝐻1.25 𝑃0.5 = 113.06 20 125 50.740.5 = 671𝑟𝑝𝑚 Menetukan diameter turbin
1. Kecepatan aliran masuk V1 𝑉1 = 0.98 2𝑔
𝑉1 = 0.98 2 𝑥 9.8 𝑥 20 𝑉1 =19.40 m/s
2. Kecepatan keliling aliran masuk u1 𝑢1 = 0.481𝑉1
𝑢1 = 0.481 𝑥 19.40
𝑢1 = 9.33 𝑚/𝑠
3. Diameter turbin luar (D1) 𝐷1 =𝑢1 𝑥 60 𝜋 𝑥 𝑛 𝐷1 = 9.33 𝑥 60 3.14 𝑥 671 𝐷1 = 0.27 𝑚 SPESIFIKASI TURBIN Tipe Crossflow Diameter runner 0.30 m Head 20 m
Debit air optimum 0.41 m3/s
Daya poros 50.74 kW
Putaran turbin 671 rpm
SPESIFIKASI GENERATOR
Jenis Generator Sinkron
Tipe Brushless AVR Built In Rating power 50 kW Frekuensi 50 Hz Fasa 3 Putaran poros 1500 rpm Tegangan 220/380 V Power factor 0.8 Efisiensi 95 %
Sistem Transmisi Mekanik
• Fungsi : untuk menyalurkan daya daya dari poros turbin ke poros generator serta menyesuaikan kecepatan turbin terhadap kecepatan putar generator
• Sistem transmisi mekanik yang digunakan adalah sistem belt dengan tipe flat belt. Rasio pulley yang digunakan adalah 2 : 5
Sistem Kontrol
• Fungsi : berfungsi untuk menyeimbangkan energi
input
dan energy
output
dengan cara mengaturinput (flow)
atau mengatur
output
(listrik) sehingga sistem akan seimbang• Pada perencanaan pembangunan PLTMH Dompyong digunakan sistem kontrol beban (load control) dengan penyeimbang beban menggunakan ballast load air
heater.
Konstruksi Bangunan
• Skema PLTMH Dompyong seperti gambar disamping dimana komponen sipil yang digunakan meliputi bendung
(weir), bak penenang (forebay), pipa pesat, dan power house
• Bendung berfungsi untuk mengarahkan aliran air menuju bak penenang
• Bak penenang digunakan untuk mngendapkan sedimen
dan agar tidak terjadi turbulensi air sebelum masuk ke
pipa pesat
• Pipa pesat mengalirkan air dari bak penenang untuk
Pemilihan pipa pesat
PLTMH Dompyong menggunakan jenis penstock pipe berbahan baja yang dilas dengan panjang 50m. Diameter pipa pesat minimum seperti perhitungan di bawah ini:
𝐷 = 2.68 𝑛 2𝑄𝐿 𝐻 0.1875 = 2.68 0.0122 0.41 50 20 0.1875 = 0.51 𝑚 ≈ 50 𝑐𝑚
KONSTUKSI BENDUNG (WEIR)
Konstruksi Bendung Gravitasi Dimensi
P : 7 m, T : 1 m, Ketebalan dinding : 30 cm
KONSTUKSI BAK PENENANG (FOREBAY) Konstruksi Pasangan batu yang di plester dengan semen Dimensi P : 7.5 m, L : 2 m, T : 2 m, Ketebalan dinding : 20 cm RUMAH PEMBANGKIT Konstruksi
Pasangan batu bata yang diplester dengan semen Dimensi P : 3 m, L : 3 m Gambar Bendung (Weir)
Gambar Bak penenang (forebay)
STUDI KELAYAKAN
Ekonomi
Finansial
Dampak
Lingkungan
Sosial
KELAYAKAN
EKONOMI
FINANSIAL
Harga Jual
Listrik (Daya
Beli)
PDRB/KK/bulan
Biaya Pokok
Pembangkitan
Biaya Investasi
Biaya Bahan
Bakar
Biaya
Operasional
Dan Perawatan
Analisis
Investasi
NPV
ROR
PDRB Kabupaten Trenggalek = Rp. 3.888.797.480.000,00 Pendapatan perKK perbulan = Rp. 1.678.187,00.
Pengeluaran untuk listrik = 5% * 1678187
= Rp. 83.909,39/KK/bulan Batas Daya = 450VA dan 900VA
Faktor Kapasitas = 50% Faktor Daya = 0.8 Batas daya 450VA
kWh terpakai/bulan = 450 x 0.8 x 30 x 24 x 0.5
= 129.6
130kWh/bulan Batas daya 900VA
kWh terpakai/bulan = 900 x 0.8 x 30 x 24 x 0.5 = 259.2kWh/bulan
259kWh/bulan
Daya Beli
Batas daya 450VA 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑖 = 83909
63232𝑥403,02 = 𝑅𝑝. 534,82 Batas daya 900VA 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑖 = 83909
141904𝑥470,31 = 𝑅𝑝. 278,10
Biaya Investasi = Rp. 1.000.000.000,00 Biaya O&M = Rp. 35.350.000,00 Suku Bunga = 6%, 9%, dan 12% 𝐶𝑅𝐹 = 𝑖(1 + 𝑖)𝑛 (1 + 𝑖)𝑛−1 𝐶𝐶 =𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡 𝑥 𝐶𝑅𝐹 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 8760 𝑂&𝑀 = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂&𝑀 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 8760 𝐵𝑃𝑃 = 𝑇𝐶 = CC + O&M (Rp./kWh)
Perhitungan Suku Bunga
6% 9% 12%
Biaya Pembangunan
(Rp.(juta)/kW) 20 20 20
Umur Operasi (tahun) 25 25 25
Kapasitas (kW) 50 50 50
Biaya O&M (Rp./kWh) 100.88 100.88 100.88
Biaya Modal (Rp./kWh) 223.25 290.54 363.87
Biaya Pokok
Pembangkitan (Rp./kWh) 324.13 391.43 464.75
Biaya Investasi = Rp. 1.000.000.000,00 Biaya O&M = Rp. 35.350.000,00 Suku Bunga = 6%, 9%, dan 12%
Cash In Flow Kapasitas = 50 kW Harga Jual = Rp. 450,00/kWh Faktor Kapasitas = 80% 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟/𝑡𝑎𝑢𝑛 = 0.8 𝑥 50 𝑥 8760 𝑥 450 = 𝑅𝑝. 157.680.000,00 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖/𝑡𝑎𝑢𝑛 = 157680000 − 35350000 = 𝑅𝑝. 122.330.000,00 Tahun
ke-Cash out Flow = Rp. 1.000.000.000,00 Cash in Flow = Rp. 122.330.000,00 i = 6% i = 9% i = 12% 1 -884.59 -887.77 -890.78 2 -775.72 -784.81 -793.26 3 -673.01 -690.35 -706.18 4 -576.11 -603.69 -628.44 5 -484.70 -524.18 -559.03 6 -398.46 -451.24 -497.05 7 -317.11 -384.32 -441.72 8 -240.36 -322.93 -392.31 9 -167.95 -266.60 -348.20 10 -99.64 -214.93 -308.81 11 -35.20 -167.52 -273.64 12 25.60 -124.03 -242.24 13 82.95 -84.13 -214.21 14 137.06 -47.52 -189.18 15 188.10 -13.94 -166.83 16 236.25 16.88 -146.87 17 281.68 45.14 -129.06 18 324.54 71.08 -113.15 19 364.97 94.87 -98.94 20 403.12 116.69 -86.26 21 439.10 136.72 -74.94 22 473.05 155.09 -64.83 23 505.07 171.95 -55.80 24 535.29 187.41 -47.74 25 563.79 201.60 -40.55
Tabel Analisis NPV (dalam juta) PLTMH Dompyong untuk suku bunga 6%, 9%, 12%
Rate of Return (ROR)
𝑅𝑂𝑅 =𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖/𝑡𝑎𝑢𝑛
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑥 100%
𝑅𝑂𝑅= 122330000
1000000000 𝑥 100% = 12.23%
Net Present Value (NPV)
𝑃𝑉𝑡 = 𝐶𝐼𝐹𝑡 1 + 𝑖 𝑡 𝑁𝑃𝑉 = 𝑃𝑉𝑡 𝑛 𝑡=0 − 𝐶𝑂𝐹
Studi kelayakan investasi menggunakan metode NPV dan ROR diperoleh hasil sebagai berikut:
1. NPV (Net Prest Value)
NPV pembangunan PLTMH Dompyong 50kW bernilai positif ketika suku bunga dipakai
sebesar 6% mulai tahun ke-12 sebesar Rp. 25.600.000,00, dan suku bunga 9% pada tahun
ke-16 sebesar Rp. 16.880.000,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan
PLTMH Dompyong 50kW dengan umur pembangkit 25 tahun, layak dilaksanakan.
Sedangkan bila digunakan suku bunga 12% pembangunan PLTMH Dompyong tidak layak
dilaksanakan.
2. ROR (Rate of Return)
Berdasarkan data dari Bank Dunia yang menetapkan batas minimum harga ROR sebesar
8.0% maka pembangunan PLTMH Dompyong dianggap layak/feasible karena memiliki ROR
sebesar 12.23%.
IPM dapat digunakan sebagai ukuran kebijakan dan upaya yang dilakukan dalam kerangka pembangunan manusia khususnya upaya pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan partisipasi dalam pembangunan. Namun indeks ini hanya akan memberikan gambaran perbandingan antar waktu dan perbandingan antar wilayah.
Indikator pembangunan dapat dilihat dari nilai IPM sedangkan indikator kelistrikan dapat dilihat dari rasio elektrifikasi suatu daerah. Kabupaten Trenggalek berada pada kuadran 2 yang berarti IPM tinggi tetapi RE lebih rendah dibanding Jawa Timur. Rendahnya tingkat rasio elektrifikasi Kabupaten Trenggalek dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi geografis yang merupakan daerah pegunungan menyebabkan jalur akses yang cukup sulit terutama di musim hujan. Walaupun nilai IPM tinggi akan tetapi sistem kegiatan perekonomiaan masih bersifat terpusat pada setiap daerah.
Dampak Lingkungan
1. Dampak sosial akibat pembebasan lahan
2. Sosialisasi agar tidak terjadi masalah dengan masyarakat sebagai penerima manfaat di kemudian hari 3. Analisis pemanfaatan air sehingga tidak mengganggu kegiatan masyarakat
4. Berubahnya ekosistem pada daerah bendungan
5. Meningkatkan usaha produktif dan kegiatan perekonomian masyarakat setempat
Pemanfaatan PLTMH Dompyong lebih diutamakan untuk mendukung dan mengembangkan kegiatan
perekonomian masyarakat. Dalam hal ini direncanakan untuk memasok listrik unit penanganan dan pengolahan susu sapi (Milk Collecting Center), penerangan jalan, dan on-grid dengan PLN.
GS
ELC
Penerangan Jalan 1 kW 12 kWMCC 35 kWPLN Transformator 20kV, 50kVA Generator Sinkron 220/380V, 50kWMILK COLLECTING CENTER
Terdapat dua unit yaitu unit pendingin dengan kapasitas 2000l dan unit pasteurisasi dengan kapasitas 500l. Spesifikasi teknik:
Daya yang dibutuhkan = 12kW
Jenis kabel = NYM 4x4mm2 dengan panjang transmisi 300m Drop tegangan = 7.65%
Keuntungan dibanding dengan listrik PLN:
Biaya listrik PLTMH = Rp. 37.843.200,00/tahun Biaya listrik PLN = Rp. 77.460.240,00/tahun
Keuntungan yang diperoleh yaitu penghematan pengeluaran biaya listrik mencapai 50% dan juga sistem yang lebih stabil.
PENERANGAN JALAN
Panjang jaringan listrik yang digunakan untuk penerangan jalan sepanjang 5km yang dibagi dalam dua jalur yang masing-masing jalur 2,5km.
Spesifikasi teknis:
Panjang jaringan = 2 x 2.5 km Jarak antar lampu = 50 m
Daya = 2 x 0.5 kW
Jenis kabel = NYM 2 x 2.5 mm2 Drop tegangan = 7.23% per saluran
ON-GRID PLN
Pemilihan sistem on-grid ini dikarenakan agar pemanfaatannya lebih optimal dan umur pakai PLTMH menjadi lebih maksimal dibanding dengan penyaluran langsung kepada masyarakat. Selain itu lebih menguntungkan untuk mendukung kegiatan ekonomi dan pembangunan masyarakat.
Spesifikasi teknis:
Daya = 35 kW
Transmisi Listrik = 500 m kabel ACSR (3x16/2.5mm2)
Tegangan = 20kV
Peralatan interkoneksi = sinkronous dan pengaman Transformator = 3 fasa, 20kV, 50kVA
PENDAPATAN PER TAHUN
Konsumen Daya Terpakai/tahun (kWh) Harga Jual (Rp.) Pendapatan (Rp.)
MCC 84096 450 42048000
PLN Tegangan
Menengah 175200 656 114931200
Pendapatan Kotor 156979200
Pendapatan Bersih 121629200
Dengan pendapatan bersih mencapai Rp. 121.629.200,00 akan sangat berguna untuk meningkatkan pembangunan desa Dompyong apabila dikelola denga baik dan benar. Hal ini juga dapat membantu unit kegiatan masyarakat dalam bentuk bantuan modal sehingga lebih berkembang. Selain itu juga dapat digunakan untuk pembangunan sarana-prasarana kesehatan, pendidikan, dan sarana pendukung lainnya
Dari studi kelayakan yang telah dilakukan terhadap perencanaan pembangunan PLTH Dompyong 50kW dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Rasio elektrifikasi kabupaten Trenggalek sebesar 54.65% dengan kepadatan penduduk 535 jiwa/km2, masih berada di bawah rasio elektrifikasi Jawa Timur sebesar 62.97% dengan kepadatan penduduk 782 jiwa/km2 sehingga dapat diartikan bahwa baru setengah penduduk Trenggalek yang telah teraliri listrik. 2. Pembangunan PLTMH Dompyong memanfaatkan aliran sungai Dompyong yang mempunyai debit
rata-rata 0.41 m3/s dengan ketinggian head net 20m, mampu menghasilkan daya terbangkit sebesar 50kW 3. Dari hasil analisis teknis pada pembangunan PLTMH Dompyong diperoleh kesimpulan yaitu:
• komponen sipil terdiri dari bendungan dengan lebar 6m, forebay dengan ukuran 7.5 x 2 x 2 m, pipa pesat dengan diameter 50cm dan panjang 50m, power house, dan tail race,
• komponen elektrikal-mekanikal yang digunakan yaitu generator sinkron 3 fasa, turbin jenis cross flow, transmisi mekanik tipe flat belt dan sistem kontrol ELC (Electronic Load Control) dengan ballast load air heater.
4. Studi kelayakan PLTMH Dompyong
• Dilihat dari aspek ekonomi pembangunan PLTMH Dompyong yang membutuhkan biaya investasi sebesar Rp. 1 Milyar diperoleh BPP sebesar Rp. 324,13 untuk suku bunga 6%, Rp. 391,43 untuk suku bunga 9% dan Rp. 464,75 untuk suku bunga 12%. Dari hasil studi kelayakan dengan metode NPV dan ROR menunjukkan bahwa program ini layak
dikembangkan dengan suku bunga pinjaman 6% dan 9% dengan harga jual energi listrik sebesar Rp. 450,00.
• Dampak lingkungan dan sosial yang timbul pasca pembangunan PLTMH Dompyong adalah menyadarkan masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan sehingga debit air sungai Dompyong tetap terjaga dan juga mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi yang produktif.
5. Pemanfaatan energi listrik yang dihasilkan PLTMH Dompyong untuk menyuplai milk collecting center mampu menekan biaya pemakaian listrik sampai 50% dibanding dengan penggunaan listrik PLN sehingga dapat meningkatkan harga beli susu sapi dari peternak.
Beberapa saran yang dapat diberikan penulis agar pembangunan PLTMH Dompyong
dapat terealisasikan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal yaitu:
1. Perlu adanya keseriusan dari pihak pemerintah baik pemerintah daerah maupun pusat untuk
mendukung dan mendorong pemanfaatan sumber energi terbarukan guna mewujudkan Desa
Mandiri Energi.
2. Pembangunan PLTMH Dompyong harus melibatkan masyarakat setempat mulai dari
perencanaan sampai pengelolaan sehingga manfaat pembangunan PLTMH tersebut dapat
dirasakan masyarakat secara maksimal.
3. Pemeliharaan dan perawatan PLTMH harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan
agar memperpanjang usia pembangkit dan mempertahankan efisiensinya.
4. Perlunya pembelajaran terhadap masyarakat desa Dompyong untuk menjaga kelestarian hutan
dan memanfaatkan hutan secara bijaksana agar debit sungai dan sumber air tetap terjaga secara
kualitas dan kuantitas.
5. Untuk mewujudkan Desa Mandiri Energi perlu diadakan pengkajian yang lebih lanjut terhadap
potensi sumber energi terbarukan di desa Dompyong seperti potensi biogas.
1. Sugiyono, Agus, “Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengelola Potensi Sumber Daya Air melalui Pengembangan Pembangkit Listrik TenagaMini/Mikro Hidro”, JESP, Vol. 1, No. 3, 2009
2. Kurniawan, Ardhy, dkk., “Pedoman Studi Kelayakan Mekanikal-Elektrikal”, IMIDAP, 2009
3. …….., “Prosedur dan Instruksi Kerja Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka”, Dirjen Sumber Daya Air, 2009
4. Arief Subekti, Ridwan, “Survey Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam”, Journal of Mechatronics, Electrical Power, and
Vehicular Technology, Vol. 01, No.1, pp. 5-12, Oktober, 2010
5. …….., “Layman’s Handbook On How to Develop A Small Hydro Site”, ESHA, 1998 6. Kurniawan, Ardhy dkk., “Pedoman Studi Kelayakan Sipil”, IMIDAP, 2009
7. Kurniawan, Ardhy dkk., “Pedoman Studi Kelayakan Ekonomi/Finansial”, IMIDAP, 2009
8. P. Damastuti, Anya, “Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro”, Wacana, No. 1, Mei-Juni, 1998
9. ……., “Indeks Pembangunan Manuusia Kabupaten Trenggalek 2005-2009”, BPS Kabupaten Trenggalek, 2010
10. ……., “Kabupaten Trenggalek Dalam Angka 2010”, BPS Kabupaten Trenggalek, 2010
11. ……., “Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha 2005-2009”, BPS Kabupaten Trenggalek, 2010
12. …….., “Juknis Penanganan dan Pengolahan Susu bagian 2”, 2010
13. Usmiati, Sri, “Teknologi Pengolahan Susu”, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Bogor, 2009