• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang. Permasalahan. Tujuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Latar Belakang. Permasalahan. Tujuan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Latar

Belakang

• Rasio elektrifikasi yang masih rendah terutama di daerah-daerah pedesaan • Ketergantungan terhadap sumber energi fosil sehingga memicu kenaikan TDL

• Potensi sumber energi terbarukan cukup besar dan belum dimanfaatkan secara maksimal

Permasalahan

•Bagaimana kondisi dan permasalahan kelistrikan serta potensi sumber energi terbarukan untuk mewujudkan DME di desa Dompyong, kecamatan Bendungan, kabupaten Trenggalek, Jawa Timur?

•Seberapa besar potensi air sungai Dompyong dan daya terbangkit PLTMH Dompyong? •Bagaimana spesifikasi teknis peralatan sipil dan elektrik-mekanik PLTMH Dompyong?

•Bagaimana studi kelayakan pembangunan PLTMH Dompyong ditinjau dari aspek ekonomi-finansial, sosial dan dampak lingkungan?

•Bagaimana analisa pemanfaatan PLTMH Dompyong dan pengaruh terhadap perekonomiaan masyarakat?

Tujuan

• menentukan potensi daya terbangkit PLTMH yang memanfaatkan energi potensial air sungai Dompyong untuk pembangkit listrik,

• menentukan desain komponen bangunan sipil dan komponen elektro-mekanik PLTMH yang sesuai dengan potensi debit air dan tinggi jatuh sungai Dompyong,

• menentukan kelayakan investasi pembangunan PLTMH sungai Dompyong,

(3)

Bagaimana kondisi dan permasalahan kelistrikan serta potensi sumber energi terbarukan untuk mewujudkan DME di desa Dompyong, kecamatan Bendungan, kabupaten

Trenggalek, Jawa Timur?

Seberapa besar potensi air sungai Dompyong dan daya terbangkit PLTMH Dompyong?

Bagaimana spesifikasi teknis peralatan sipil dan elektrik-mekanik PLTMH Dompyong?

Bagaimana studi kelayakan pembangunan PLTMH Dompyong ditinjau dari aspek ekonomi-finansial, sosial dan dampak lingkungan?

(4)

Jawa Timur • Jumlah penduduk : 37476011 jiwa • Luas wilayah : 47922 km² • Kepadatan 782 jiwa/km2 • Rasio elektrifikasi : 62.97% Trenggalek • Jumlah penduduk : 674521 jiwa • Luas wilayah : 1261.40 km2 • Kepadatan 535 jiwa/km2 • Rasio elektrifikasi 54.65% Bendungan • Jumlah penduduk : 25375 jiwa • Luas wilayah : 90.84 km2 • Kepadatan : 279 jiwa/km2 • Rasio elektrifikasi : 20.71% Dompyong • Jumlah penduduk : 3311 jiwa • Luas wilayah : 17.82 km2 • Kepadatan : 186 jiwa/km2 • Rasio elektrifikasi : 23.57%

(5)

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 75670 49810 27000 458.75 156487 9286 4200 302.4 800 84 8 0.5

Potensi Energi Terbarukan di Indonesia

Potensi (MW)

Kapasitas Terpasang (MW)

Sumber Energi Potensi (MW) Terpasang Kapasitas (MW) Pemanfaatan (%) Air 75670 4200 5.550 Biamasa 49810 302.4 0.607 Panas Bumi 27000 800 2.960 Mini/Mikrohidro 458.75 84 18.300 Energi Surya 156487 8 0.005 Energi Angin 9286 0.5 0.005 Total 318711.75 5391.9 27.427

(6)

Bulan Curah Hujan (mm) Catchment Area (km2) Debit Air (m3/s) Debit Rata-Rata (m3/s) Januari 78 20 0.24 0.43 Februari 137 36 0.76 Maret 75 19 0.22 April 156 36 0.87 Mei 199 39 1.2 Juni 65 15 0.15 Juli 55 10 0.08 Agustus 4 2 0.001 September 24 8 0.03 Oktober 93 25 0.36 November 93 26 0.37 Desember 157 37 0.9

Tabel Data curah hujan dan debit air kabupaten Trenggalek tahun 2009

0 50 100 150 200 250 Cura h Hujan (mm )

Curah Hujan Maksimum bulanan tahun 2009

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 De bi t A ir (m3 /s)

Debit aliran bulanan tahun 2009

Sumber : Balai PSAWS

(7)

Titik Luas Penampang Kecepatan Rata-Rata Aliran Debit Air m2 m/s m3/s 0 0 0 0 1 0.25 0.32 0.08 2 0.27 0.35 0.09 3 0.31 0.41 0.13 4 0.35 0.44 0.15 5 0.22 0.43 0.09 6 0.24 0.32 0.08 7 0 0 0 Debit Total 0.63

Sungai Dompyong merupakan sungai dangkal

dengan aliran bebas memiliki faktor koreksi debit air

sebesar 0.65 sehingga diperoleh debit air sungai

Dompyong sebesar::

𝑄 = 𝑐𝑄

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

= 0.65 𝑥 0.63

= 0.41 𝑚

3

/𝑠

(8)

Dengan memperhatikan ketinggian dari dua titik pengukuran terhadap permukaan air

laut diperoleh forebay berada pada ketinggian 692 m dan power house berada pada

ketinggian 671 m di atas permukaan laut sehingga diperoleh tinggi jatuh air sebesar:

𝑕 = 692 − 671

= 21 𝑚

(9)

Keterangan Simbol Nilai

Debit disain (m3/dtk) Q

d 0.41

Head efektif (meter) Hnet 20

Efisiensi turbin 𝜂𝑡𝑏 0.85

Efisiensi generator 𝜂𝑔𝑒𝑛 0.95

Efisiensi transmisi mekanik 𝜂𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 0.92

Efisiensi saluran air 𝜂𝑠𝑎𝑙 0.85

Estimasi daya listrik terbangkit (kW) P 50.74 Tabel Estimasi kapasitas daya terbangkit PLTMH Dompyong

Rumus yang mendasari perhitungan potensi daya hidrolik adalah 𝑃 = 𝑔 𝑥 𝑄𝑑 𝑥 𝐻𝑛𝑒𝑡 𝑥 𝜂𝑡𝑏 𝑥 𝜂𝑔𝑒𝑛 𝑥 𝜂𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 𝑥 𝜂𝑠𝑎𝑙

Dimana:

P = daya terbangkit (kW)

g = koefisien grafitasi (9.8m/s2) Qd = debit desain (m3/s)

Hnet = head efektif (m) 𝜂𝑡𝑏 = efisiensi turbin 𝜂𝑔𝑒𝑛 = efisiensi generator 𝜂𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 = efisiensi transmisi 𝜂𝑠𝑎𝑙 = efisiensi saluran

(10)
(11)

Debit air : 0.41 m3

Head : 20 m

Grafik pemilihan turbin

Turbin yang dipilih adalah turbin

crossflow karena lebih ekonomis dan

efisiensi lebih tinggi

PLTMH Dompyong 50kW

(12)

Kecepatan spesifik turbin crossflow PLTMH Dompyong dengan head 20 m. 𝑛𝑠 = 513.25200.505 = 113.06𝑟𝑝𝑚 Maka: 𝑛 = 𝑛𝑠𝐻1.25 𝑃0.5 = 113.06 20 125 50.740.5 = 671𝑟𝑝𝑚 Menetukan diameter turbin

1. Kecepatan aliran masuk V1 𝑉1 = 0.98 2𝑔𝑕

𝑉1 = 0.98 2 𝑥 9.8 𝑥 20 𝑉1 =19.40 m/s

2. Kecepatan keliling aliran masuk u1 𝑢1 = 0.481𝑉1

𝑢1 = 0.481 𝑥 19.40

𝑢1 = 9.33 𝑚/𝑠

3. Diameter turbin luar (D1) 𝐷1 =𝑢1 𝑥 60 𝜋 𝑥 𝑛 𝐷1 = 9.33 𝑥 60 3.14 𝑥 671 𝐷1 = 0.27 𝑚 SPESIFIKASI TURBIN Tipe Crossflow Diameter runner 0.30 m Head 20 m

Debit air optimum 0.41 m3/s

Daya poros 50.74 kW

Putaran turbin 671 rpm

(13)

SPESIFIKASI GENERATOR

Jenis Generator Sinkron

Tipe Brushless AVR Built In Rating power 50 kW Frekuensi 50 Hz Fasa 3 Putaran poros 1500 rpm Tegangan 220/380 V Power factor 0.8 Efisiensi 95 %

(14)

Sistem Transmisi Mekanik

• Fungsi : untuk menyalurkan daya daya dari poros turbin ke poros generator serta menyesuaikan kecepatan turbin terhadap kecepatan putar generator

• Sistem transmisi mekanik yang digunakan adalah sistem belt dengan tipe flat belt. Rasio pulley yang digunakan adalah 2 : 5

Sistem Kontrol

• Fungsi : berfungsi untuk menyeimbangkan energi

input

dan energy

output

dengan cara mengatur

input (flow)

atau mengatur

output

(listrik) sehingga sistem akan seimbang

• Pada perencanaan pembangunan PLTMH Dompyong digunakan sistem kontrol beban (load control) dengan penyeimbang beban menggunakan ballast load air

heater.

(15)

Konstruksi Bangunan

• Skema PLTMH Dompyong seperti gambar disamping dimana komponen sipil yang digunakan meliputi bendung

(weir), bak penenang (forebay), pipa pesat, dan power house

• Bendung berfungsi untuk mengarahkan aliran air menuju bak penenang

• Bak penenang digunakan untuk mngendapkan sedimen

dan agar tidak terjadi turbulensi air sebelum masuk ke

pipa pesat

• Pipa pesat mengalirkan air dari bak penenang untuk

(16)

Pemilihan pipa pesat

PLTMH Dompyong menggunakan jenis penstock pipe berbahan baja yang dilas dengan panjang 50m. Diameter pipa pesat minimum seperti perhitungan di bawah ini:

𝐷 = 2.68 𝑛 2𝑄𝐿 𝐻 0.1875 = 2.68 0.0122 0.41 50 20 0.1875 = 0.51 𝑚 ≈ 50 𝑐𝑚

(17)

KONSTUKSI BENDUNG (WEIR)

Konstruksi Bendung Gravitasi Dimensi

P : 7 m, T : 1 m, Ketebalan dinding : 30 cm

KONSTUKSI BAK PENENANG (FOREBAY) Konstruksi Pasangan batu yang di plester dengan semen Dimensi P : 7.5 m, L : 2 m, T : 2 m, Ketebalan dinding : 20 cm RUMAH PEMBANGKIT Konstruksi

Pasangan batu bata yang diplester dengan semen Dimensi P : 3 m, L : 3 m Gambar Bendung (Weir)

Gambar Bak penenang (forebay)

(18)

STUDI KELAYAKAN

Ekonomi

Finansial

Dampak

Lingkungan

Sosial

(19)

KELAYAKAN

EKONOMI

FINANSIAL

Harga Jual

Listrik (Daya

Beli)

PDRB/KK/bulan

Biaya Pokok

Pembangkitan

Biaya Investasi

Biaya Bahan

Bakar

Biaya

Operasional

Dan Perawatan

Analisis

Investasi

NPV

ROR

(20)

PDRB Kabupaten Trenggalek = Rp. 3.888.797.480.000,00 Pendapatan perKK perbulan = Rp. 1.678.187,00.

Pengeluaran untuk listrik = 5% * 1678187

= Rp. 83.909,39/KK/bulan Batas Daya = 450VA dan 900VA

Faktor Kapasitas = 50% Faktor Daya = 0.8 Batas daya 450VA

kWh terpakai/bulan = 450 x 0.8 x 30 x 24 x 0.5

= 129.6

 130kWh/bulan Batas daya 900VA

kWh terpakai/bulan = 900 x 0.8 x 30 x 24 x 0.5 = 259.2kWh/bulan

 259kWh/bulan

Daya Beli

Batas daya 450VA 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑖 = 83909

63232𝑥403,02 = 𝑅𝑝. 534,82 Batas daya 900VA 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑖 = 83909

141904𝑥470,31 = 𝑅𝑝. 278,10

(21)

Biaya Investasi = Rp. 1.000.000.000,00 Biaya O&M = Rp. 35.350.000,00 Suku Bunga = 6%, 9%, dan 12% 𝐶𝑅𝐹 = 𝑖(1 + 𝑖)𝑛 (1 + 𝑖)𝑛−1 𝐶𝐶 =𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡 𝑥 𝐶𝑅𝐹 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 8760 𝑂&𝑀 = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂&𝑀 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 8760 𝐵𝑃𝑃 = 𝑇𝐶 = CC + O&M (Rp./kWh)

Perhitungan Suku Bunga

6% 9% 12%

Biaya Pembangunan

(Rp.(juta)/kW) 20 20 20

Umur Operasi (tahun) 25 25 25

Kapasitas (kW) 50 50 50

Biaya O&M (Rp./kWh) 100.88 100.88 100.88

Biaya Modal (Rp./kWh) 223.25 290.54 363.87

Biaya Pokok

Pembangkitan (Rp./kWh) 324.13 391.43 464.75

(22)

Biaya Investasi = Rp. 1.000.000.000,00 Biaya O&M = Rp. 35.350.000,00 Suku Bunga = 6%, 9%, dan 12%

Cash In Flow Kapasitas = 50 kW Harga Jual = Rp. 450,00/kWh Faktor Kapasitas = 80% 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟/𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 = 0.8 𝑥 50 𝑥 8760 𝑥 450 = 𝑅𝑝. 157.680.000,00 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖𝑕/𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 = 157680000 − 35350000 = 𝑅𝑝. 122.330.000,00 Tahun

ke-Cash out Flow = Rp. 1.000.000.000,00 Cash in Flow = Rp. 122.330.000,00 i = 6% i = 9% i = 12% 1 -884.59 -887.77 -890.78 2 -775.72 -784.81 -793.26 3 -673.01 -690.35 -706.18 4 -576.11 -603.69 -628.44 5 -484.70 -524.18 -559.03 6 -398.46 -451.24 -497.05 7 -317.11 -384.32 -441.72 8 -240.36 -322.93 -392.31 9 -167.95 -266.60 -348.20 10 -99.64 -214.93 -308.81 11 -35.20 -167.52 -273.64 12 25.60 -124.03 -242.24 13 82.95 -84.13 -214.21 14 137.06 -47.52 -189.18 15 188.10 -13.94 -166.83 16 236.25 16.88 -146.87 17 281.68 45.14 -129.06 18 324.54 71.08 -113.15 19 364.97 94.87 -98.94 20 403.12 116.69 -86.26 21 439.10 136.72 -74.94 22 473.05 155.09 -64.83 23 505.07 171.95 -55.80 24 535.29 187.41 -47.74 25 563.79 201.60 -40.55

Tabel Analisis NPV (dalam juta) PLTMH Dompyong untuk suku bunga 6%, 9%, 12%

Rate of Return (ROR)

𝑅𝑂𝑅 =𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖𝑕/𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑥 100%

𝑅𝑂𝑅= 122330000

1000000000 𝑥 100% = 12.23%

Net Present Value (NPV)

𝑃𝑉𝑡 = 𝐶𝐼𝐹𝑡 1 + 𝑖 𝑡 𝑁𝑃𝑉 = 𝑃𝑉𝑡 𝑛 𝑡=0 − 𝐶𝑂𝐹

(23)

Studi kelayakan investasi menggunakan metode NPV dan ROR diperoleh hasil sebagai berikut:

1. NPV (Net Prest Value)

NPV pembangunan PLTMH Dompyong 50kW bernilai positif ketika suku bunga dipakai

sebesar 6% mulai tahun ke-12 sebesar Rp. 25.600.000,00, dan suku bunga 9% pada tahun

ke-16 sebesar Rp. 16.880.000,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan

PLTMH Dompyong 50kW dengan umur pembangkit 25 tahun, layak dilaksanakan.

Sedangkan bila digunakan suku bunga 12% pembangunan PLTMH Dompyong tidak layak

dilaksanakan.

2. ROR (Rate of Return)

Berdasarkan data dari Bank Dunia yang menetapkan batas minimum harga ROR sebesar

8.0% maka pembangunan PLTMH Dompyong dianggap layak/feasible karena memiliki ROR

sebesar 12.23%.

(24)

IPM dapat digunakan sebagai ukuran kebijakan dan upaya yang dilakukan dalam kerangka pembangunan manusia khususnya upaya pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan partisipasi dalam pembangunan. Namun indeks ini hanya akan memberikan gambaran perbandingan antar waktu dan perbandingan antar wilayah.

Indikator pembangunan dapat dilihat dari nilai IPM sedangkan indikator kelistrikan dapat dilihat dari rasio elektrifikasi suatu daerah. Kabupaten Trenggalek berada pada kuadran 2 yang berarti IPM tinggi tetapi RE lebih rendah dibanding Jawa Timur. Rendahnya tingkat rasio elektrifikasi Kabupaten Trenggalek dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi geografis yang merupakan daerah pegunungan menyebabkan jalur akses yang cukup sulit terutama di musim hujan. Walaupun nilai IPM tinggi akan tetapi sistem kegiatan perekonomiaan masih bersifat terpusat pada setiap daerah.

(25)

Dampak Lingkungan

1. Dampak sosial akibat pembebasan lahan

2. Sosialisasi agar tidak terjadi masalah dengan masyarakat sebagai penerima manfaat di kemudian hari 3. Analisis pemanfaatan air sehingga tidak mengganggu kegiatan masyarakat

4. Berubahnya ekosistem pada daerah bendungan

5. Meningkatkan usaha produktif dan kegiatan perekonomian masyarakat setempat

(26)

Pemanfaatan PLTMH Dompyong lebih diutamakan untuk mendukung dan mengembangkan kegiatan

perekonomian masyarakat. Dalam hal ini direncanakan untuk memasok listrik unit penanganan dan pengolahan susu sapi (Milk Collecting Center), penerangan jalan, dan on-grid dengan PLN.

GS

ELC

Penerangan Jalan 1 kW 12 kWMCC 35 kWPLN Transformator 20kV, 50kVA Generator Sinkron 220/380V, 50kW

(27)

MILK COLLECTING CENTER

Terdapat dua unit yaitu unit pendingin dengan kapasitas 2000l dan unit pasteurisasi dengan kapasitas 500l. Spesifikasi teknik:

Daya yang dibutuhkan = 12kW

Jenis kabel = NYM 4x4mm2 dengan panjang transmisi 300m Drop tegangan = 7.65%

Keuntungan dibanding dengan listrik PLN:

Biaya listrik PLTMH = Rp. 37.843.200,00/tahun Biaya listrik PLN = Rp. 77.460.240,00/tahun

Keuntungan yang diperoleh yaitu penghematan pengeluaran biaya listrik mencapai 50% dan juga sistem yang lebih stabil.

(28)

PENERANGAN JALAN

Panjang jaringan listrik yang digunakan untuk penerangan jalan sepanjang 5km yang dibagi dalam dua jalur yang masing-masing jalur 2,5km.

Spesifikasi teknis:

Panjang jaringan = 2 x 2.5 km Jarak antar lampu = 50 m

Daya = 2 x 0.5 kW

Jenis kabel = NYM 2 x 2.5 mm2 Drop tegangan = 7.23% per saluran

(29)

ON-GRID PLN

Pemilihan sistem on-grid ini dikarenakan agar pemanfaatannya lebih optimal dan umur pakai PLTMH menjadi lebih maksimal dibanding dengan penyaluran langsung kepada masyarakat. Selain itu lebih menguntungkan untuk mendukung kegiatan ekonomi dan pembangunan masyarakat.

Spesifikasi teknis:

Daya = 35 kW

Transmisi Listrik = 500 m kabel ACSR (3x16/2.5mm2)

Tegangan = 20kV

Peralatan interkoneksi = sinkronous dan pengaman Transformator = 3 fasa, 20kV, 50kVA

(30)

PENDAPATAN PER TAHUN

Konsumen Daya Terpakai/tahun (kWh) Harga Jual (Rp.) Pendapatan (Rp.)

MCC 84096 450 42048000

PLN Tegangan

Menengah 175200 656 114931200

Pendapatan Kotor 156979200

Pendapatan Bersih 121629200

Dengan pendapatan bersih mencapai Rp. 121.629.200,00 akan sangat berguna untuk meningkatkan pembangunan desa Dompyong apabila dikelola denga baik dan benar. Hal ini juga dapat membantu unit kegiatan masyarakat dalam bentuk bantuan modal sehingga lebih berkembang. Selain itu juga dapat digunakan untuk pembangunan sarana-prasarana kesehatan, pendidikan, dan sarana pendukung lainnya

(31)

Dari studi kelayakan yang telah dilakukan terhadap perencanaan pembangunan PLTH Dompyong 50kW dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Rasio elektrifikasi kabupaten Trenggalek sebesar 54.65% dengan kepadatan penduduk 535 jiwa/km2, masih berada di bawah rasio elektrifikasi Jawa Timur sebesar 62.97% dengan kepadatan penduduk 782 jiwa/km2 sehingga dapat diartikan bahwa baru setengah penduduk Trenggalek yang telah teraliri listrik. 2. Pembangunan PLTMH Dompyong memanfaatkan aliran sungai Dompyong yang mempunyai debit

rata-rata 0.41 m3/s dengan ketinggian head net 20m, mampu menghasilkan daya terbangkit sebesar 50kW 3. Dari hasil analisis teknis pada pembangunan PLTMH Dompyong diperoleh kesimpulan yaitu:

• komponen sipil terdiri dari bendungan dengan lebar 6m, forebay dengan ukuran 7.5 x 2 x 2 m, pipa pesat dengan diameter 50cm dan panjang 50m, power house, dan tail race,

• komponen elektrikal-mekanikal yang digunakan yaitu generator sinkron 3 fasa, turbin jenis cross flow, transmisi mekanik tipe flat belt dan sistem kontrol ELC (Electronic Load Control) dengan ballast load air heater.

4. Studi kelayakan PLTMH Dompyong

• Dilihat dari aspek ekonomi pembangunan PLTMH Dompyong yang membutuhkan biaya investasi sebesar Rp. 1 Milyar diperoleh BPP sebesar Rp. 324,13 untuk suku bunga 6%, Rp. 391,43 untuk suku bunga 9% dan Rp. 464,75 untuk suku bunga 12%. Dari hasil studi kelayakan dengan metode NPV dan ROR menunjukkan bahwa program ini layak

dikembangkan dengan suku bunga pinjaman 6% dan 9% dengan harga jual energi listrik sebesar Rp. 450,00.

• Dampak lingkungan dan sosial yang timbul pasca pembangunan PLTMH Dompyong adalah menyadarkan masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan sehingga debit air sungai Dompyong tetap terjaga dan juga mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi yang produktif.

5. Pemanfaatan energi listrik yang dihasilkan PLTMH Dompyong untuk menyuplai milk collecting center mampu menekan biaya pemakaian listrik sampai 50% dibanding dengan penggunaan listrik PLN sehingga dapat meningkatkan harga beli susu sapi dari peternak.

(32)

Beberapa saran yang dapat diberikan penulis agar pembangunan PLTMH Dompyong

dapat terealisasikan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal yaitu:

1. Perlu adanya keseriusan dari pihak pemerintah baik pemerintah daerah maupun pusat untuk

mendukung dan mendorong pemanfaatan sumber energi terbarukan guna mewujudkan Desa

Mandiri Energi.

2. Pembangunan PLTMH Dompyong harus melibatkan masyarakat setempat mulai dari

perencanaan sampai pengelolaan sehingga manfaat pembangunan PLTMH tersebut dapat

dirasakan masyarakat secara maksimal.

3. Pemeliharaan dan perawatan PLTMH harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan

agar memperpanjang usia pembangkit dan mempertahankan efisiensinya.

4. Perlunya pembelajaran terhadap masyarakat desa Dompyong untuk menjaga kelestarian hutan

dan memanfaatkan hutan secara bijaksana agar debit sungai dan sumber air tetap terjaga secara

kualitas dan kuantitas.

5. Untuk mewujudkan Desa Mandiri Energi perlu diadakan pengkajian yang lebih lanjut terhadap

potensi sumber energi terbarukan di desa Dompyong seperti potensi biogas.

(33)

1. Sugiyono, Agus, “Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengelola Potensi Sumber Daya Air melalui Pengembangan Pembangkit Listrik TenagaMini/Mikro Hidro”, JESP, Vol. 1, No. 3, 2009

2. Kurniawan, Ardhy, dkk., “Pedoman Studi Kelayakan Mekanikal-Elektrikal”, IMIDAP, 2009

3. …….., “Prosedur dan Instruksi Kerja Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka”, Dirjen Sumber Daya Air, 2009

4. Arief Subekti, Ridwan, “Survey Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam”, Journal of Mechatronics, Electrical Power, and

Vehicular Technology, Vol. 01, No.1, pp. 5-12, Oktober, 2010

5. …….., “Layman’s Handbook On How to Develop A Small Hydro Site”, ESHA, 1998 6. Kurniawan, Ardhy dkk., “Pedoman Studi Kelayakan Sipil”, IMIDAP, 2009

7. Kurniawan, Ardhy dkk., “Pedoman Studi Kelayakan Ekonomi/Finansial”, IMIDAP, 2009

8. P. Damastuti, Anya, “Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro”, Wacana, No. 1, Mei-Juni, 1998

9. ……., “Indeks Pembangunan Manuusia Kabupaten Trenggalek 2005-2009”, BPS Kabupaten Trenggalek, 2010

10. ……., “Kabupaten Trenggalek Dalam Angka 2010”, BPS Kabupaten Trenggalek, 2010

11. ……., “Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha 2005-2009”, BPS Kabupaten Trenggalek, 2010

12. …….., “Juknis Penanganan dan Pengolahan Susu bagian 2”, 2010

13. Usmiati, Sri, “Teknologi Pengolahan Susu”, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Bogor, 2009

(34)

Gambar

Tabel  Potensi sumber energi terbarukan di Indonesia
Tabel  Data curah hujan dan debit air kabupaten Trenggalek tahun 2009
Grafik pemilihan turbin
Gambar  Pipa pesat
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa penerapan aplikasi SIPADES sebagai tools dalam melakukan pengelolaan aset desa terbukti cukup baik dengan diperolehnya nilai R-

Bab 2 yang berisi materi inti kegiatan praktikum sains teknologi lingkungan dan masyrakat meliputi pengukuran, materi dan perubahannya, optik dan sifatnya, sifat bunyi,

UML digunakan dalam ruang lingkup pemrograman berorientasi objek yang dapat membantu desainer perangkat lunak sebagai sarana analisis, pemahaman, visualisasi, dan

Berdasarkan data pada Tabel 5.12. diperoleh deskripsi kegiatan ekonomi beternak sapi yang potensial pada tingkat wilayah studi dengan 4 klasifikasi sbb:.. a) Klasifikasi I

Garuda Mileage adalah sistem loyalti dari PT Garuda Indonesia (Persero) bagi pemegang kartu keanggotaan Garuda Frequent Flyers (GFF), dimana atas setiap penggunaan penerbangan

Kampanye Politik: adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan orang atau kelompok organisasi dalam waktu tertentu untuk memperoleh dan memperkuat dukungan politik dari rakyat

Saya Fitriyana adalah mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Esa Unggul yang sedang mengadakan studi penelitian untuk penyelesaian tugas akhir mengenai

Khusus Kentang Merah adalah Varietas lokal yang belum dilepas secara resmi namun disenangi masyarakat setempat dan konsumen tertentu (Bahar, 2009). Sebagai daerah