• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. Konsep Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV. Konsep Karya"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

Konsep Karya

A. Metode Perancangan

Proses perancangan kartu kuartet kuliner khas Solo memerlukan beberapa strategi komunikasi visual dalam penyusunannya. Strategi komunikasi visual yang dibutuhkan diantaranya yaitu berupa strategi visual, strategi media, dan srategi perencanaan kartu kuartet kuliner khas Solo yang akan diuraikan dalam sub-bab. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam proses pencapaian strategi komunikasi visual ini dapat dilihat melalui bagan sebagai berikut:

(2)

Proses perancangan kartu kuartet kuliner khas Solo untuk usia dewasa dimulai dengan peran penulis sebagai kontribusi DKV yang akan melakukan riset yang mendalam mengenai pengetahuan wisatawan domestik tentang kuliner khas Solo. Riset tersebut dilakukan pada target audience remaja hingga dewasa usia 18 sampai dengan 23 tahun. Setelah hasil riset didapatkan, tahap selanjutnya adalah menentukan strategi yang tepat untuk membuat rancangan kartu kuartet kuliner khas Solo. Dalam penentuan strategi tersebut akan dihasilkan 3 bentuk strategi yang akan mendukung visualisasi dari bentuk kartu kuartet kuliner khas Solo. Tiga bentuk strategi tersebut yaitu strategi kreatif, strategi visual, dan strategi media.

B. Konsep Kreatif

Tiap produk yang dipasarkan harus memiliki keunikan masing-masing. Keunikan ini akan menjadi nilai plus yang mendefinisakan perbedaan suatu produk dengan produk lainnya. Untuk itu, suatu product harus mempunyai Unique Selling Preposition (USP) dan Positioning. Unique

selling preposition (USP) merupakan teknik penjualan yang memunculkan

(3)

karena berhubungan dengan persepsi konsumen terhadap produk. Jika informasi ditempatkan pada posisi yang salah, maka persepsi konsumen akan sulit diubah. Dari data analisis SWOT pada BAB III didapat bahwa kartu kuartet kulliner khas Solo memiliki USP yaitu bentuk produk jadi berupa kartu kuartet sehingga unggul dalam practicality, dan gameplay. Wujud yang berupa se-pack kartu sangat mudah dibawa, dan dengan menggunakan

gameplay kartu kuartet yang sudah ada sehingga memudahkan audience yang

sudah familiar dengan permainan kuartet untuk mengenali cara bermain. Kartu kuartet kuliner khas Solo juga membawa informasi tentang kuliner khas Solo sehingga dapat menjadi media promosi wisata kuliner di Solo untuk masyarakat di luar kota Solo. Kartu kuartet kuliner khas Solo sebagai satu – satunya item oleh – oleh di Solo yang berupa permainan kartu kuartet; sehingga diposisikan sebagai oleh – oleh khas Solo yang juga mempunyai tujuan edukasi dan dapat dijadikan media promosi tentang wisata kuliner di Solo.

(4)

C. Target Audience

Dasar penentuan konsep kreatif dalam perancangan kartu kuartet kuliner khas Solo akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Target Audience

a. Segmentasi target audience

Meskipun kartu kuartet kuliner khas Solo dapat dinikmati dan dimainkan siapapun di semua kalangan, namun tetap harus ada target

audience sebagai pedoman untuk merancang desain kartu.

1) Segmentasi Demografis

a. Usia : 9 – 23 Tahun

b. Status : Siswa SD, SMP, SMA, Kuliah c. Jenis Kelamin : Laki – laki dan Perempuan d. Pendidikan : SD keatas

e. Kelas Sosial : Menengah Kebawah hingga Menengah Keatas

2) Segmentasi Geografis

Daerah yang menjadi target sasaran kartu kuartet kuliner khas Solo ini yaitu seluruh Indonesia, namun khususnya hanya dijual di

(5)

3) Segmentasi Psikografis

Target audience secara psikografis yaitu usia anak-anak hingga dewasa yang menyukai kegiatan wisata kuliner, membawa oleh – oleh, dan permainan Board Game.

b. Hasil Identifikasi Target Audience

Survey dilakukan menggunakan google form dengan cara mengakses link yang sudah di bagikan via media sosial (WhatsApp) kepada target responden. Setelah itu, responden otomatis akan

ter-direct ke website google form yang sudah di siapkan oleh penulis

(detail pertanyaan ada dalam lampiran). Survey dilakukan kepada remaja hingga dewasa usia 18-23 tahun karena anak-anak dianggap kurang mumpuni untuk mengisi google form. Dari hasil survey tersebut, didapatkan data :

(6)

1) Nama Responden

Berikut adalah nama-nama responden yang didapat dari hasil pengisian kuisioner via google form.

(7)
(8)
(9)

2) Domisili Responden

Berikut adalah domisili responden yang didapat dari hasil pengisian kuisioner via google form.

Gambar 4.2 : Diagram Pie Domisili Responden

3) Usia Responden

Gambar 4.3 : Diagram Pie Usia Responden

Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap 71 responden, diperoleh data tentang usia responden : 40,8% responden berusia 22 tahun, 23,9% responden berusia 21 tahun, 8,5% responden berusia 23 tahun, 8,5% responden berusia 20 tahun, 5,6% responden berusia

(10)

18 tahun, dan 2,8% responden berusia 17 tahun, dan sisanya berusia diluar kriteria target audience.

4) Rutinitas Kegiatan Responden

Gambar 4.4 : Diagram Pie Rutinitas Responden

Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap 71 responden, diperoleh kesimpulan sebagian banyak responden masih kuliah yaitu sebanyak 71,8%. Setelah itu di posisi kedua terbanyak yaitu responden yang sudah bekerja dengan 12,7%. Lalu di posisi ketiga yaitu responen yang masih kuliah sebanyak 11,3%.

(11)

5) Kegiatan Refreshing Responden

Gambar 4.5 : Diagram Pie Kegiatan Refreshing Responden

Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap 71 responden, diperoleh data yaitu sebagian besar responden melakukan kegiatan refreshing dengan cara berwisata, yaitu sebanyak 33,8%.

6) Kegiatan Wisata Responden

Gambar 4.6 : Diagram Pie Jenis Kegiatan Wisata Responden

Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap 71 responden, diperoleh data sebagian besar responden (59,2%) berwisata kuliner; dan sebagian kecil responden (4,2%) berwisata budaya.

(12)

7) Wawasan Responden mengenai Kuliner Khas Kota Solo Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap 71 responden, saat mereka ditanyai “apa yang terbesit di benak Anda jika mendengar „Kuliner Solo‟ ”, jawaban mereka kebanyakan tentang : lezat, beragam, dan murah; namun kuliner yang mereka ketahui hanya seputar thengkleng, serabi, sego liwet, dan selat.

8) Ketersediaan Responden

Berikut adalah pernyataan ketersediaan responden dalam mengisi kuisioner via google form.

(13)

2. Gaya Visual yang disukai Target Audience

Survey dilakukan menggunakan google form dengan cara mengakses link yang sudah di bagikan via media sosial (WhatsApp) kepada target responden. Setelah itu, responden otomatis akan ter-direct ke website google form yang sudah di siapkan oleh penulis (detail pertanyaan ada dalam lampiran). Dari hasil survey tersebut, didapatkan data :

1) Tema Nuansa Visual

Gambar 4.8 : Diagram Pie Tema Visual yang Disukai Responden

Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap 71 responden, diperoleh data bahwa sebagian besar responden menyukai tema visual yang bernuansa bright, joy, happy, simple; dan sisanya menyukai tema visual yang bernuansa dark, luxurious, classic, complex.

(14)

2) Desain Layout

Gambar 4.9 : Diagram Pie Desain Layout yang Disukai Responden

Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap 71 responden, diperoleh data bahwa sebagian besar responden menyukai desain layout yang dominan foto; dan sisanya menyukai desain layout yang dominan layout.

3) Desain Copy

Gambar 4.10 : Diagram Pie Desain Copy yang disukai Responden

(15)

4) Desain Punggung kartu (Back)

Gambar 4.11 : Diagram Pie Desain Back Kartu yang Disukai Responden

Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap 71 responden, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar responden menyukai desain back yang simetris, lalu di posisi kedua terbanyak responden menyukai desain back motif. Dan sisanya menyukai desain back one-way.

(16)

5) Gaya Fotografi

Gambar 4.12 : Gambar Diagram Pie Gaya Fotografi yang Disukai Responden

Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap 71 responden, diperoleh kesimpulan bahwa responden menyukai gaya fotografi dengan jenis seting product in setting dan dengan color grading yang cenderung filtered, muted moody tone.

(17)

3. Tujuan Kreatif

Tujuan perancangan kartu kuartet ini adalah sebagai media sarana untuk mengedukasi dan menmpromosikan tentang wisata kuliner di Kota Solo kepada masyarakat dan wisatawan. Diharapkan masyarakat yang melakukan kegiatan wisata di kota Solo tertarik untuk membeli kartu kuartet ini sebagai oleh – oleh dari Solo, dan masyarakat di luar Kota Solo yang menerima oleh – oleh kartu kuartet kuliner solo ini bertambah wawasannya dan tertarik untuk berwisata kuliner di Solo.

4. Strategi Kreatif

Media utama yang akan dihasilkan dari perancangan ini yaitu kartu kuartet kuliner khas Solo sebagai oleh – oleh. Desain kartu kuartet kuliner khas Solo sesuai dengan keinginan target usia 18 - 23 tahun. Kartu kuartet ini dapat digunakan sebagai media edukasi dan promosi seputar kuliner Kota Solo, dengan penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Kartu kuartet kuliner khas Solo ini nantinya akan dibuat dengan menggunakan foto-foto kuliner sesuai angel yang jelas dan pada bagian tertentu seperti foto dof sempit kuliner, dibuat cukup detail agar pembaca dapat dengan mudah melihat bentuk wujud asli kuliner tersebut.

(18)

5. Kesimpulan

Kesimpulan data subjek penelitian yaitu mengenai pengetahuan informasi masyarakat atau wisatawan tentang kuliner Solo sebagian besar responden belum tahu sangat akan keberadaan keragaman kuliner khas Kota Solo.

Hasil survey mengenai teknis kartu kuartet kuliner Solo yang akan dirancang, responden usia 18-23 tahun cenderung menyukai kartu kuartet dengan tema nuansa visual yang bright, joy, happy, simple, serta disertakan informasi berupa uraian singkat tentang kuliner pada kartu. Responden juga menyukai desain layout dominan foto sehingga wujud dari kuliner lebih tertampak, serta menggunakan jenis fotografi product in setting dengan color

(19)

D. Standar Visual

1. Visual Verbal

a. Tuck Case

Tuck Case adalah tempat atau wadah yang digunakan untuk menyimpan

kartu. Bisa dikatakan bahwa Tuck Case adalah bentuk packaging dari kartu kuartet kuliner khas Solo ini. Desain Tuck Case yang akan digunakan berisi konten nama kartu kuartet kuliner khas Solo ini, yaitu “Kuartet Blangkemen”; kemudian spesifikasi permainan kartu kuartet; lalu nama instansi yang berkaitan yaitu Dinas Pariwisata Kota Surakarta. Kata “Blangkemen” yang dalam bahasa jawa berarti “lapar” akan mengasosiasikan karya dengan Kota Surakarta. Nama “Kuartet

Blangkemen” terdengar unik diharapkan dapat menarik perhatian dan

rasa penasaran masyarakat, khususnya target audience; sehingga dapat berujung membeli dan memainkan kartu kuartet ini.

b. Isi

Dalam setiap kartu kuartet kuliner khas Solo ini, berisi nama kategori dan anggota kategori makanan, nama makanan kartu tersebut, dan uraian singkat tentang makanan tersebut. Pengkategorian makanan berdasarkan hal-hal yang berhubungan dengan makanan khususnya kuliner Solo seperti tekstur makanan, dan cara penyajian. Kategori makanan menggunakan istilah-istilah dalam bahasa jawa yang berhubungan dengan makanan.

(20)

2. Visual non Verbal a. Logo

Logo merupakan simbol atau identitas dari sebuah produk yang diharapkan mampu untuk menarik perhatian target audience. Jika diamati lebih mendalam, logo biasanya tersusun atas rangkaian huruf, bentuk gambar, atau gabungan dari keduanya. Setiap produk atau perusahaan biasanya memiliki satu jenis logo yang konsisten. Logo yang digunakan kartu kuartet kuliner khas Solo ini menggunakan tipografi gaya eropa yang dulu banyak digunakan untuk bangunan – bangunan penting di Kota Solo mengingat dulu merupakan jajahan Belanda.

1) Configuration

(21)

2) Color Guide

Gambar 4.14 : Logo Color Guide

3) Scale

(22)

b. Desain Tuck Case

Tuck Case merupakan packaging utama dari produk kartu kuartet ini.

Penulis akan membuat desain tuck case yang simple, mudah dibawa, mudah dikenali, enak dipandang, dan komunikatif sehigga dapat memberikan info singkat tentang kartu kuartet kuliner Solo ini.

c. Desain Layout kartu

Layout adalah susunan dari elemen-elemen desain yang menghasilkan

suatu kesatuan (unity). Elemen-elemen desain yang dikaitkan dengan perancangan Kartu kuartet kuliner khas Solo ini yaitu teks dan gambar. Tujuan utama layout yang akan digunakan yaitu memadukan teks dan foto yang akan disampaikan sehingga menjadi lebih komunikatif dan dapat mempermudah target audience untuk memahami informasi yang disampaikan. Perancangan layout Kartu kuartet kuliner khas Solo ini mempertimbangkan prinsip layout yaitu urutan perhatian (sequence), keseimbangan (balance) dan kesatuan (unity). Elemen-elemen desain yang digunakan pada media pendukung harus dapat mewakilkan identitas produk utama. Jika dikaitkan dengan media pendukung, urutan perhatian (sequence) yang dibuat nantinya akan menggiring target

(23)

desain media pendukung nyaman untuk dipandang dan tidak menimbulkan kecemasan pada target audience. Prinsip terakhir yaitu kesatuan, penulis akan menata teks, ilustrasi, dan objek pendukung lainnya menjadi satu kesatuan yang harmonis pada media pendukung. Kartu kuartet kuliner khas Solo nantinya akan menggunakan layout

one-way design dengan isi kategori dan anggota kategori makanan,

ilustrasi foto makanan, nama makanan, dan uraian singkat tentang makanan tersebut.

Gambar 4.16 : Gambaran Layout yang akan Digunakan

Dalam desain layout depan, digunakan desain layout seperti desain user

interface social media instagram. Ornamen-ornamen seperti icon

“like”, “comment”, dan “share” digunakan untuk memperkuat unsur elemen tampilan social media instagram. Hal ini dilakukan supaya target audience yang merupakan remaja hingga dewasa usia 18-23 tahun familiar dengan tampilan desain kartu.

(24)

d. Foto makanan pada kartu

Fotografi sebagai point of interest dari sebuah desain akan digunakan sebagai penarik perhatian target audience. Penempatan foto sebagai media ilustrasi nantinya akan menggunakan desain fotografi food and

beverages dengan seting product in setting dan menggunakan color grading yang bernuansa muted moody tone. Hal ini bertujuan agar

target audience yaitu remaja usia 18-23 tahun tertarik untuk melihat, membeli, memainkan, dan mempromosikan kartu kuartet kuliner khas Solo ini.

Gambar 4.17 : Refrensi Gaya Fotografi yang akan Digunakan

(Sumber : pinterest.com)

e. Tipografi

Hal utama yang menjadi pertimbangan penulis dalam pemilihan tipografi dalam kartu kuartet kuliner khas Solo ini adalah tingkat

(25)

audience. Dalam hal ini, penulis akan menggunakan jenis huruf yaitu

sebagai berikut:

1) Lulo Clean One Bold

Gambar 4.18 : Font Lulo Clean

Penulis memilih font ini karena karakternya yang bold sehingga dapat menekankan kata yang akan dituliskan. Font ini nantinya akan diaplikasikan di headline, atau dalam kartu kuartet ini adalah nama kategori dan nama makanan. Karakter font yang bold memiliki pengaruh terhadap kemudahan mengenali dan membedakan karakter (legability) dalam sebuah teks, hal ini berguna untuk memudahkan pembaca dalam membedakan antara

(26)

2) Futura Md BT (body copy)

Gambar 4.19 : Font Futura Md BT

Penulis memilih font ini karena terlihat jelas, sederhana, da

professional. Font ini akan digunakan sebagai body copy dalam

kartu kuartet karena dianggap sesuai dengan target audience yaitu orang remaja usia 18 – 23 tahun.

f. Tone Warna

Warna merupakan unsur penting dalam sebuah desain. Dalam penyampaian pesan melalui desain, warna dapat menjadi daya tarik visual tersendiri. Dari sisi psikologi, warna mempunyai pengaruh kuat terhadap suasana hati dan emosi manusia, membuat suasana panas atau dingin, provokatif atau simpati, menggairahkan atau menenangkan. Warna merupakan sebuah sensasi, dihasilkan otak dari cahaya yang masuk melalui mata. Secara fisik sensasi -sensasi dapat dibentuk dari warna-warna yang ada. Sebagai contoh, ruang yang diberi warna-warna putih atau warna-warna lembut lainnya dapat memberikan kesan bahwa ruang

(27)

merangsang. Warna kuning dan turunannya memiliki kesan hangat dan menyenangkan karena warna kuning seperti sinar matahari yang baru terbit sehingga memberi kesan semangat di pagi hari. Golongan warna dingin hijau dan biru memberi pengaruh psikologis menenangkan, damai. Warna biru dan turunannya adalah warna yang berlimpah di bumi melambangkan konotasi natural sehingga berkesan damai, tenang, segar, kemurnian dan positive feelings. Warna biru sangat cocok dikombinasikan dengan berbagai macam warna.Warna ungu membawa pengaruh menyedihkan. Untuk warna putih memberi pengaruh bersih, terbuka dan terang, warna hitam memberi pengaruh berat, formal, dan tidak menyenangkan (Maryasa, Anggraita. 2016 : 43-44). Penggunaaan warna harus disesuaikan dengan produk yang akan dipasarkan dan memiliki keterkaitan dengan target audience yang dituju. Palet warna dominan yang akan digunakan untuk ilustrasi pada kartu kuartet kuliner khas Solo ini yaitu warna-warna dengan tone simple, moody, soft, namun tetap mempertahankan kesan bright, joy, happy. Warna – warna yang dipilih juga harus meluapkan cita rasa pembangkit selera sesuai dengan target audience nya. Palet warna- warna tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

(28)

Gambar 4.20 : Palet Warna yang akan Digunakan

Kartu kuartet kuliner khas Solo ini menggunakan perpaduan warna hangat dan dingin untuk desain branding secara keseluruhannya. Warna merah dan oranye digunakan untuk menggairahkan rasa lapar, dan juga untuk merepresentasikan rajamala. Sedangkan warna tosca dan hijau tua “parianom” digunakan untuk memberi kesan damai, tenang; dan juga digunakan untuk merepresentasikan Mangkunegaran, yaitu kerajaan yang ada di Solo.

(29)

E. Media dan Media Placement

1. Media Utama

a. Jenis Kartu : Kartu Kuartet b. Ukuran per kartu : 5,6cm x 8,7cm c. Jenis kertas kartu : Art Paper 310 gr d. Jumlah Kartu : 32 kartu

e. Jenis Cetakan : Full Color f. Jenis kertas Tuck Case : Art Paper 310 gr g. Ukuran total (Tuck Case) : 6cm x 9cm x 2cm 2. Media Pendukung

Media pendukung yang akan dipakai menggunakan konsep desain

parody. Menurut The Oxford English Dictionary seperti dikutip Yasraf A.

Piliang (l999: 154), didefinisikan sebagai sebuah komposisi dalam prosa atau puisi yang di dalamnya kecenderungan-kecenderungan pemikiran dan ungkapan karakteristik dalam diri seorang pengarang atau kelompok pengarang diimitasi sedemikian rupa untuk membuatnya absurd, khususnya dengan melibatkan subjek-subjek lucu dan janggal, imitasi dari sebuah karya yang dibuat modelnya kurang lebih mendekati aslinya, akan tetapi disimpangkan arahnya, sehingga menghasilkan efek-efek kelucuan. (Tinarbuko, 2006 : 93-94)

Desain parody yang akan digunakan yaitu ilustrasi dan layout yang mem-parody-kan desain khas kemasan biskuit Khong Guan untuk

(30)

merepresentasikan kesan rumah nenek pada saat mudik yang biasanya berada di Jawa, khususnya Solo, Jogja, dan sekitarnya.

Untuk jenis layout sendiri menggunakan jenis Mondarian Layout yaitu mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu: penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk

square/landscape/portait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan

bidang penyajian dan memuat gambar/copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.

a. Poster

Poster yang akan dibuat nantinya akan memuat nama kartu kuartet kuliner khas Solo, ilustrasi produk kartu, dan logo dan nama lembaga yang berkaitan yaitu Dinas Pariwisata Kota Solo. Pada poster ini juga nantinya tetap memuat contact person kartu kuartet kuliner khas Solo. Poster ditempatkan pada toko oleh – oleh, dan kantor Dinas Pariwisata; dan biasanya dekat dengan rak display kartu kuartet kuliner khas Solo tersebut. Spesifikasi poster yang akan dibuat yaitu sebagai

berikut:

1) Bahan : Art Paper 120gr 2) Ukuran : A3 Ext.

(31)

b. X – Banner

X-banner yang akan dibuat nantinya akan memuat nama kartu kuartet

kuliner khas Solo, ilustrasi produk kartu, dan logo dan nama lembaga yang berkaitan yaitu Dinas Pariwisata Kota Solo. Pada x-banner ini juga nantinya tetap memuat contact person kartu kuartet kuliner khas Solo. X-banner ditempatkan pada toko oleh – oleh, dan kantor Dinas Pariwisata; dan biasanya dekat dengan rak display kartu kuartet kuliner khas Solo tersebut. Spesifikasi x-banner yang akan dibuat yaitu

sebagai berikut:

1) Bahan : MMT

2) Ukuran : 60cm x 160cm 3) Finishing: Digital printing

c. Media Sosial

Penempatan promosi melalui media sosial saat ini dianggap sangat efektif karena media sosial begitu dekat dengan masyarakat. Media sosial akan memuat contact person dan konten-konten yang terkait dengan kuartet kuliner khas Solo. Media sosial yang akan digunakan diantaranya yaitu facebook, dan instagram. Berikut detail item yang akan di produksi sebagai sarana promosi di media sosial :

1) Display Picture (ukuran max 1200px x 1200px).

2) Postingan instagram (ukuran max 1200px x 1200px) sebanyak minimal 3 buah.

(32)

3) Header Facebook page (ukuran max 851px x 315px) sebanyak 1 buah.

4) Teaser Video produk kartu kuartet kuliner khas Solo (ukuran max 1200px x 1200px) dengan durasi maksimal 1 menit.

F. Prediksi Biaya

1. Kalkulasi Biaya Media Utama

a. Biaya Jasa

Uraian Harga Jasa Keterangan Total

Penulis Rp 600.000,- 1 pack kartu Rp 600.000,- Editor Rp 500.000,- 1 pack kartu Rp 500.000,- Layouter Rp 900.000,- 1 pack kartu Rp 900.000,- Fotografer Rp 1.000.000,- 1 pack kartu Rp 1.000.000,-

Total Biaya Rp 3.000.000,-

Tabel 4.1 : Uraian Biaya Jasa

b. Biaya Cetak

Berikut adalah total biaya yang dibutuhkan untuk mencetak satu pack kartu kuartet kuliner khas Solo :

(33)

Kertas Tuck Case (Art Rp 5.000,- / 1 Rp 5.000,-

Paper 310 gr) Lembar

Kertas Instruksi Cara Rp 2.000,- / 1 Rp 2.000,-

Bermain (HVS) Lembar

Jasa Potong (Pond) Rp 22.000,- / Pack 1 Rp 22.000,-

Total Biaya Rp 35.000,-

Tabel 4.2 : Uraian Biaya Cetak

2. Kalkulasi Biaya Media Pendukung

Uraian Harga Satuan Jumlah Total Total Biaya

X - Banner X – Banner Rp 60.000,- 2 Rp 120.000,- (MMT) Biaya Desain Rp 50.000,- 1 Rp 50.000,-

Total Biaya X - Banner Rp 170.000,-

Media Sosial Biaya Jasa Rp 300.000,- 1 Rp 300.000,- Foto Produk Biaya Desain Rp 50.000,- 3 Rp 150.000,- Postingan Biaya Video Rp 300.000,- 1 Rp 300.000,- Postingan

(34)

Biaya Admin Rp 50.000,- 1 Rp 50.000,-

Total Biaya Media Sosial Rp 800.000,-

Total Biaya Keselurhan Media Pendukung Rp 970.000,-

Gambar

Gambar 4.1 : Nama-nama Responden
Gambar 4.2 : Diagram Pie Domisili Responden
Gambar 4.4 : Diagram Pie Rutinitas Responden
Gambar 4.5 : Diagram Pie Kegiatan Refreshing Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini terbatas pada variabel yang diteliti yaitu gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengalaman auditor dan persepsi etis, sedangkan masih terdapat

Salah satu perkhidmatan yang telah ditawarkan oleh perpustakaan pempakejan maklumat atau lebih dikenali sebagai Penyebaran Maklumat secara Terpilih (SDI).. SDI ialah perkhidmatan

Proses sound editing effect pada film pendek drama keluarga “Secuil Daging Untuk Keluargaku” ini menggunakan original soundtrack dari artis ibukota Tonyq

Irianto (2003) mengemukakan tentang sistem peringatan dini tentang banjir dan pada prinsipnya sistem tersebut dapat menginformasikan lebih awal tentang besaran (magnitude)

Berdasarkan hasil pengamatan, persentase peningkatan aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran sebesar 6,775 % dan penurunan aktivitas siswa yang

Berdasarkan hasil penyelesaian soal pemecahan masalah dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa secara umum kesulitan yang dialami siswa dengan gaya belajar reflektif

Dewan Pengurus Wilayah Partai Persatuan Indonesia (DPW Partai PERINDO) Provinsi Riau sebagai bagian dari partai PERINDO dalam beraktifitas menjalankan fungsi partai