• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH SIMANTEK ISSN Vol. 3 No. 1 Februari 2019 ANALISIS KOMUNIKASI DI PT. ASURANSI BUANA INDEPENDENT MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL ILMIAH SIMANTEK ISSN Vol. 3 No. 1 Februari 2019 ANALISIS KOMUNIKASI DI PT. ASURANSI BUANA INDEPENDENT MEDAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMUNIKASI DI PT. ASURANSI BUANA INDEPENDENT MEDAN

1WILINNY, 2CHRISSYCA HALIM, 3SUTARNO, 4NGAJUDIN NUGROHO, 5FAUZI AKBAR MAULANA HUTABARAT 1,2,3,4,5AKADEMI SEKRETARI DAN MANAJEMEN CENDANA

[email protected]

ABSTRACT

This research is aimed at knowing the barriers to implementing communication at PT. Asuransi Buana Independent. In the implementation of communication also allows the emergence of obstacles. Badrudin (2013) describes these obstacles, such as semantis barriers, technical barriers, biological barriers, psychological barriers, and ability barriers. In this research, authors use qualitative descriptive research methods. The data collection methods used are structured interviews. The data has been collected and analyzed through three activities, namely data reduction, data presentation, and the withdrawal of conclusions. In the withdrawal of conclusions, data credibility is checked first by using source triangulation. Conclusion of research on communication barriers at PT. Asuransi Buana Independent There are four: semantis barriers, technical barriers, psychological barriers, and barriers of ability. In the delivery or acceptance of information, there has been a misunderstanding because of the use of words or sentences that are less precise, such as between superiors and subordinates. The subordinates misresponded to the superiors so they misdone what he was asked to work on. Communication problems due to less good communication tools usually occur in the use of memos and messengers. Subordinates are experiencing obstacles when communicating with superiors because they have to be more cautious in speaking and also more polite and hesitate. Not all interlocutor have a good ability to respond to messages or information submitted. Error responding to messages more frequently occurs in the use of communication in writing.

Keyword : Employee Communication Analysis PENDAHULUAN

Aktifitas produktif diperlukan oleh manajemen perusahaan guna meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat memenangkan persaingan. Banyaknya industri yang berkembang di Indonesia saat ini harus didukung oleh manajemen yang baik dan disiplin, agar mampu bertahan dalam persaingan dunia industri (Mayasari dan Supriyanto, 2016). Berbagai macam aktifitas yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam pencapaian tingginya produktivitas kerja karyawan, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain, adalah Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja, Disiplin Kerja, bahkan yang berbanding terbalik seperti Stress Kerja Karyawan (Arwin dkk, 2019). Salah upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki kualitas komunikasi antar karyawan. Komunikasi bertujuan untuk memperlancar hubungan antar individu, menyelesaikan segala konflik, masalah, ataupun kesalahpahaman. Sebaliknya, komunikasi itu sendiri juga dapat merusak hubungan antar individu, menimbulkan konflik, masalah, ataupun kesalahpahaman. Sehingga dalam melakukan komunikasi, individu harus berhati-hati dalam memilih media komunikasi dengan efektif serta bijaksana dalam menyampaikan ataupun memahami pesan/informasi tersebut. Pemilihan media komunikasi yang tepat akan dapat mengoptimalkan proses kerja karyawan. Setiap karyawan perusahaan dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien, kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing perusahaan semakin besar (Weny dkk, 2019). Setiap karyawan yang ditempatkan oleh perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan hasil kerja yang maksimal.Bila hasil kerja yang diperoleh sampai atau melebih standar pekerjaan dapat dikatakan kinerja seorang karyawan termasuk pada kategori baik. Demikian sebaliknya, seorang karyawan yang hasil pekerjaannya tidak mencapai standar pekerjaan termasuk pada kinerja yang tidak baik atau berkinerja rendah (Tasik dkk, 2019). Namun demikian pelaksanaan komunikasi memungkinkan munculnya hambatan. Gangguan dalam komunikasi dapat berbentuk mekanik dan semantik. Gangguan mekanik disebabkan oleh saluran komunikasi kegaduhan yang bersifat fisik, sedangkan gangguan semantik adalah gangguan yang berkenaan dengan pesan komunikasi sehingga pengertiannya menjadi berubah dari yang dimaksudkan semula. Seseorang hanya akan memperhatikan pesan yang ada

(2)

hubungan dengan kepentingannya. Kepentingan tidak hanya mempengaruhi perhatian saja tetapi juga menentukan daya tangkap, perasaan, dan tingkah laku. Suatu komunikasi dapat berlangsung baik jika pesan yang disampaikan sesuai dengan motivasi dari penerima. Seseorang yang memiliki prasangka terhadap pengirim pesan dapat menyebabkan proses komunikasi berlangsung tidak efektif karena dalam prasangka, emosi memaksa seseorang menarik kesimpulan tanpa menggunakan pikiran rasional. PT. Asuransi Buana Independent merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa asuransi. Berdasarkan pengamatan awal penulis, diperoleh informasi bahwa tentang kesalahan penyampaian informasi pada aktivitas perusahaan, sebagai contoh adanya miskomunikasi antara karyawan dan adanya penundaan penyampaian informasi. Hal ini tentunya akan menghambat aktivitas perusahaan tersebut.

KERANGKA TEORI Komunikasi

Badrudin (2013) menjelaskan bahwa secara morfologis, terminologi komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu Communis atau Communicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), dan pertukaran tempat pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya.

Fungsi Dari Komunikasi

Riswandi (2009) menjelaskan bahwa fungsi-fungsi komunikasi meliputi : a. Fungsi Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sosial menunjukkan bahwa komunikasi penting untuk: (1) membangun konsep diri; (2) eksitensi dan aktualisasi diri; (3) kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan mencapai kebahagiaan.

b. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan- perasaan kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama yang dikomunikasikan melalui pesan- pesan nonverbal, misalnya perasaan sayang, marah, benci, takut, sedih, atau simpati, dapat dikomunikasikan melalui perilaku nonverbal.

c. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup. Dalam upacara tersebut orang-orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Kegiatan komunikasi ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emsosional dan menjadi perekat bagi kesatuan kelompok.

d. Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: (1) menginformasikan; (2) mengajar; (3) mendorong; (4) mengubah sikap, keyakinan, dan perilaku; (5) menggerakkan tindakan; (6) menghibur.

Walaupun fungsi komunikasi telah diuraikan, suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya sering mempunyai fungsi-fungsi yang tumpang tindih, meskipun salah satu fungsi-fungsinya menonjol atau mendominasi.

Unsur - Unsur Dalam Proses Komunikasi

Proses komunikasi merupakan suatu metode dimana pengirim pesan (sender) dapat menyampaikan pesannya kepada penerima pesan (receiver). Sopiah (2008:143) menjelaskan ada tujuh unsur utama dalam proses komunikasi sebagai berikut :

a. Pengirim

Pengirim adalah orang yang memiliki informasi dan kehendak untuk menyampaikannya kepada orang lain. Pengirim atau komunikator dalam organisasi bisa karyawan dan bisa juga pimpinan.

b. Penyandian (Encoding)

Penyandian merupakan proses mengubah informasi ke dalam isyarat-isyarat atau simbol- simbol tertentu untuk ditransmisikan. Proses penyandian ini dilakukan oleh pengirim.

c. Pesan

Pesan adalah informasi yang hendak disampaikan pengirim kepada penerima. Sebagian besar pesan dalam bentuk kata, baik berupa ucapan maupun tulisan. Akan tetapi beraneka ragam perilaku non-verbal juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, seperti gerakan tubuh, raut muka, dan lain sebagainya.

(3)

d. Saluran

Saluran atau sering juga disebut dengan media adalah alat perantara di mana pesan berpindah dari pengirim ke penerima. Saluran juga merupakan jalan yang dilalui informasi secara fisik. Saluran yang paling mendasar dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi berhadapan muka secara langsung. Beberapa saluran media utama seperti televisi, radio, jarigan komputer, surat kabar, majalah, buku, dan lain sebagainya.

e. Penerima

Penerima adalah orang yang mau menerima informasi dari pengirim. Penerima melakukan proses penafsiran atas informasi yang diterima dari pengirim.

f. Penafsiran

Penafsiran (decoding) adalah proses menerjemahkan (menguraikan sandi-sandi) pesan dari pengirim, seperti mengartikan huruf morse dan sejenisnya. Sebagian besar proses decoding dilakukan dalam bentuk menafsirkan isi pesan oleh penerima.

g. Umpan Balik

Umpan balik pada dasarnya merupakan tanggapan penerima atas informasi yang disampaikan pengirim. Umpan balik hanya terjadi pada komunikasi dua arah.

h. Gangguan

Gangguan adalah setiap faktor yang mengganggu penyampaian atau penerimaan pesan dari pengirim kepada penerima. Gangguan dapat terjadi pada setiap elemen komunikasi.

Hambatan Dalam Komunikasi

Badrudin (2013) menjelaskan hambatan-hambatan dalam komunikasi antara lain :

a. Hambatan semantis, yaitu hambatan karena bahasa, kata-kata atau kalimat-kalimat yang digunakan penafsirannya banyak.

b. Hambatan teknis, adalah hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis yang digunakan untuk berkomunikasi yang kurang baik.

c. Hambatan biologis, adalah hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya panca indera komunikator/komunikan, misalnya gagu atau tuli.

d. Hambatan psikologis, adalah hambatan kejiwaan yang disebabkan perbedaan status dan keadaan, misalnya antara direksi dan pesuruh.

e. Hambatan kemampuan, adalah hambatan yang disebabkan oleh kurang mampu menangkap dan menafsirkan pesan komunikasi sehingga dipersepsi serta dilakukan salah.

METODE PENELITIAN

Adapun metode dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (2010), "penelitian kualitatif yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya". Mukhtar (2013) mendefinisikan penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap sebuah fakta empiris secara objektif ilmiah dengan berlandaskan pada logika keilmuan, prosedur dan didukung oleh metodologi dan teoritis yang kuat sesuai disiplin keilmuan yang ditekuni.

Jenis Dan Sumber Data

Sumber data terbagi dua yaitu data primer dan sumber data sekunder. Adapun data primer dalam penelitian ini adalah wawancara pada karyawan PT. Asuransi Buana Independent, sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah sejumlah buku-buku teoritis yang dipakai sebagai referensi penelitian. Sumber data diperoleh dari dalam perusahaan (internal) maupun dari luar perusahaan (eksternal) PT. Asuransi Buana Independent.

Metode Pengumpulan Data

Gay dan Airasian (Emzir 2011) menjelaskan bahwa observasi, wawancara, dokumen pribadi dan resmi, foto, rekaman, gambar, dan percakapan informal merupakan sumber data kualitatif. Sumber yang paling umum digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumen, yang kadang-kadang dipergunakan secara bersama-sama dan kadang-kadang

(4)

secara individual. Semua jenis data ini memiliki satu aspek kunci secara umum: analisisnya terutama tergantung pada ketrampilan integratif dan interpretatif dari peneliti. Interpretasi diperlukan karena data yang dikumpulkan jarang berbentuk angka dan karena data kaya rincian dan panjang.

Menurut Esterberg (Sugiyono, 2010:233), terdapat beberapa jenis wawancara, yaitu : 1) Wawancara Terstruktur (Structured Interview)

Wawancara terstruktur ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Pada wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi pertanyaan sama, dan pengumpul data mencatatnya.

2) Wawancara Semi Terstruktur (Semistructured Interview)

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalamkategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah menemukan permasalahan yang lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

3) Wawancara Tidak Terstruktur (Unstructured Interview)

Jenis wawancara ini adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode wawancara terstruktur. Iskandar (2013), wawancara terstruktur adalah seorang pewawancara atau peneliti telah menentukan format masalah yang akan diwawancarai, berdasarkan masalah yang akan diteliti.

Kerlinger (Afifuddin dan Saebani, 2009) menjelaskan bahwa ada tiga hal yang menjadi kekuatan metode wawancara : a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika responden tidak mengerti,

peneliti dapat melakukan antisipasi dengan memberikan penjelasan. b. Fleksibel, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengna tiap-tiap individu.

c. Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan ketika teknik lain tidak dapat dilakukan.

Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria pertimbangan penulis dalam memilih sampel sebagai sumber data adalah masa kerja karyawan. Penulis memilih karyawan yang telah bekerja di atas 3 tahun sebagai sampel karena dinilai lebih mengetahui keadaan di dalam perusahaan. Sehingga diperoleh 6 orang sebagai sampel.

Metode Analisis Data

Metode analisa data yang digunakan adalah metode analisa data model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010), yaitu aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Miles dan Huberman menjelaskan bahwa tahap analisis dalam penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Sugiyono (2010:249) menjelaskan bahwa reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Bentuk penyajian data yang dipilih adalah dalam bentuk tabel. Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

(5)

Kredibilitas Data

Sugiyono (2010) menjelaskan "triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu."

Berikut ini adalah penjelasan mengenai ketiga triangulasi tersebut :

1. Triangulasi Sumber, digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi Teknik, digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3. Triangulasi Waktu, digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data dalam waktu dan situasi yang berbeda.

Pada penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber, yaitu dengan mengecek kredibilitas data melalui metode wawancara ke beberapa informan penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara, dapat dideskripsikan dengan mengecek kredibilitas datanya terlebih dahulu menggunakan triangulasi sumber. Adapun hasil wawancara tersebut antara lain :

1. Dalam penyampaian ataupun penerimaan informasi, pernah terjadi kesalahpahaman dikarenakan adanya penggunaan kata-kata atau kalimat yang kurang tepat, misalnya antara atasan dan bawahan. Bawahan salah menanggapi ucapan atasan sehingga mereka salah melakukan apa yang dimintai atasannya untuk dikerjakan.

2. Alat komunikasi yang tersedia di perusahaan ini umumnya adalah telepon dan messenger. Kadang-kadang karyawan juga menggunakan memo.

3. Masalah komunikasi akibat alat-alat komunikasi yang kurang baik biasanya terjadi pada penggunaan memo dan messenger.

4. Karyawan tidak pernah mengalami masalah berkomunikasi dikarenakan adanya gangguan panca indera dari lawan bicara.

5. Bawahan mengalami hambatan ketika berkomunikasi dengan atasan karena mereka harus lebih berhati-hati dalam berbicara dan juga lebih sopan dan segan. Sebaliknya, atasan hanya bersikap biasa saja ketika berkomunikasi dengan bawahan.

6. Atasan tidak memiliki masalah dalam menanggapi pesan yang disampaikan bawahan. Sebagian karyawan bisa salah menanggapi pesan atau informasi dari lawan bicaranya. Kesalahan menanggapi pesan lebih sering terjadi pada penggunaan komunikasi secara tertulis.

7. Tidak semua lawan bicara memiliki kemampuan yang baik dalam menanggapi pesan atau informasi yang disampaikan.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat diketahui beberapa hambatan komunikasi yang terjadi pada PT. Asuransi Buana Independent. Dalam penyampaian ataupun penerimaan informasi, pernah terjadi kesalahpahaman

dikarenakan adanya penggunaan kata- kata atau kalimat yang kurang tepat, misalnya antara atasan dan bawahan. Bawahan salah menanggapi ucapan atasan sehingga mereka salah melakukan apa yang dimintai atasannya untuk dikerjakan. Alat komunikasi yang tersedia di perusahaan ini umumnya adalah telepon dan messenger. Kadang-kadang karyawan juga menggunakan memo. Masalah komunikasi akibat alat-alat komunikasi yang kurang baik biasanya terjadi pada penggunaan memo dan messenger. Karyawan tidak pernah mengalami masalah berkomunikasi dikarenakan adanya gangguan panca indera dari lawan bicara. Bawahan mengalami hambatan ketika berkomunikasi dengan atasan karena mereka harus lebih berhati-hati dalam berbicara dan juga lebih sopan dan segan. Sebaliknya, atasan hanya bersikap biasa saja ketika berkomunikasi dengan bawahan. Atasan tidak memiliki masalah dalam menanggapi pesan yang disampaikan bawahan. Sebagian karyawan bisa salah menanggapi pesan atau informasi dari lawan bicaranya. Kesalahan menanggapi pesan lebih sering terjadi pada penggunaan komunikasi secara tertulis. Tidak semua lawan bicara memiliki kemampuan yang baik dalam menanggapi pesan atau informasi yang disampaikan. Kondisi ini sudah memnuhi unsur-unsur yang sesui dengan teori Badrudin (2013).

(6)

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hambatan Semantis

Dalam penyampaian ataupun penerimaan informasi, pernah terjadi kesalahpahaman dikarenakan adanya penggunaan kata-kata atau kalimat yang kurang tepat, misalnya antara atasan dan bawahan. Bawahan salah menanggapi ucapan atasan sehingga mereka salah melakukan apa yang dimintai atasannya untuk dikerjakan.

2. Hambatan Teknis

Masalah komunikasi akibat alat-alat komunikasi yang kurang baik biasanya terjadi pada penggunaan memo dan messenger.

3. Hambatan Psikologis

Bawahan mengalami hambatan ketika berkomunikasi dengan atasan karena mereka harus lebih berhati-hati dalam berbicara dan juga lebih sopan dan segan.

4. Hambatan Kemampuan

Tidak semua lawan bicara memiliki kemampuan yang baik dalam menanggapi pesan atau informasi yang disampaikan. Kesalahan menanggapi pesan lebih sering terjadi pada penggunaan komunikasi secara tertulis.

DAFTAR PUSTAKA

Arwin, A., Ciamas, E. S., Siahaan, R. F. B., Vincent, W., & Rudy, R. (2019, February). Analisis Stress Kerja Pada PT. Gunung Permata Valasindo Medan. In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS) (Vol. 1, No. 1).

Afifuddin dan Saebani, Beni Ahmad. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Pustaka Setia. Badrudin. 2013. Dasar-dasar Manajemen. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Mayasari, D., & Supriyanto, S. (2016). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) pada PT. Suryamas Lestari Prima. Jurnal Bis-A: Jurnal Bisnis Administrasi, 5(1), 26-32.

Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta : Referensi.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : Referensi.

Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Utama, T., Ivone, I., Han, W. P., Berluidaham, B., & Megawati, M. (2019, February). Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT. Dinamika Lubsindo Utama Medan. In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS) (Vol. 1, No. 1).

Weny, W., Nugroho, N., Anggraini, D., Sofian, S., & Erwin, E. (2019, February). Analisis Pelaksanaan Pelatihan Dan Pendidikan Pada PT. Bimasakti Mahawira Medan. In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS) (Vol. 1, No. 1).

Referensi

Dokumen terkait

Sumber cahaya Lampu yang digunakan adalah hasil rakitan dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM- T) Tahun 2019, berupa lampu LED dalam

Sumber data dari penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam dengan informan yang akan diteliti dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan

Observasi yang dilakukan pada materi Termokimia kelas XI IPA MAN 1 Pontianak menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah,

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan yang bekerja sebagai freight forwarder dan eksportir, dalam penelitian ini dapat beberapa temuan mengenai pertimbangan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (a) Wawancara, Yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang berkompeten di perusahaan

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan

Metode penelitian yang digunakan adalah Interpretative Phenomenological Analyses (IPA) atau Analisis Fenomenologis Interpretatif. Hasil penelitian memperlihatkan, pada informan

Dalam sebuah perusahaan, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor terpenting dalam suatu organisasi atau perusahaan, keterlibatan SDM dalam perusahaan akan tampak