FABRIC SECTION FABRIC SECTION
Jika terima fabric dengan kondisi banyak flag,
Jika terima fabric dengan kondisi banyak flag, apa yang harus dilakukan?apa yang harus dilakukan? oleh
oleh GarmentEduTechGarmentEduTech· Dipublikasikan Februari 14, 2018 · Di update Februari 15, · Dipublikasikan Februari 14, 2018 · Di update Februari 15, 20182018
Istilah flag atau bendera pada pinggir fabric (selvedge) dipakai sebagai tanda bahwa roll fabric
Istilah flag atau bendera pada pinggir fabric (selvedge) dipakai sebagai tanda bahwa roll fabric tersebuttersebut memiliki cacat pada yard yang ditandai tersebut. Flag tidak harus menggunakan tag
memiliki cacat pada yard yang ditandai tersebut. Flag tidak harus menggunakan tag pin, ada beberapapin, ada beberapa fabric yang memberikan tanda defect nya dengan mengalikan benang tebal
fabric yang memberikan tanda defect nya dengan mengalikan benang tebal di pinggir kain.di pinggir kain. Bagaimana jika saat fabric diterima kondisi Seperti ini?
Bagaimana jika saat fabric diterima kondisi Seperti ini?
Sebagian fabric Mill yang jujur, mereka akan mem
Sebagian fabric Mill yang jujur, mereka akan mem berikan informasi apa adanya mengenai roll-2 yangberikan informasi apa adanya mengenai roll-2 yang ada cacatnya. Ataupun beberapa fabric Mill memberikan toleransi kelebihan panjang sesuai dengan ada cacatnya. Ataupun beberapa fabric Mill memberikan toleransi kelebihan panjang sesuai dengan jumlah estimasi panjang cacatnya.
jumlah estimasi panjang cacatnya.
Lalu bagaimana jika fabric Mill tidak memberikan informasi tentang kondisi riil dari kain yang mereka Lalu bagaimana jika fabric Mill tidak memberikan informasi tentang kondisi riil dari kain yang mereka kirimkan. Fabric inspector harus jeli dan memberikan laporan fabric inspection nya dengan melampirkan kirimkan. Fabric inspector harus jeli dan memberikan laporan fabric inspection nya dengan melampirkan contoh fabric yang ada cacatnya. Dan segera minta
contoh fabric yang ada cacatnya. Dan segera minta bagian following up atau MD untuk meneruskanbagian following up atau MD untuk meneruskan masalah cacat roll tersebut kepada fabric mill sebagai bahan review supay
masalah cacat roll tersebut kepada fabric mill sebagai bahan review supaya pengiriman a pengiriman berikutnya tidakberikutnya tidak ada kain yang cacat yang terkirim ke pabrik kita.
ada kain yang cacat yang terkirim ke pabrik kita. Prosedur pembuatan test shrinkage
Prosedur pembuatan test shrinkage oleh
oleh GarmentEduTech Team2GarmentEduTech Team2· Dipublikasikan Februari 7, 2018 · Di update Februari 15, · Dipublikasikan Februari 7, 2018 · Di update Februari 15, 20182018
Test shrinkage adalah test yang dilkukan untuk mengetahui tingkat kesusutan atau kemoloran dari fabric Test shrinkage adalah test yang dilkukan untuk mengetahui tingkat kesusutan atau kemoloran dari fabric pada saat mengalami proses lanjutan seperti washing dan steaming/ironing sehingga hasil dari test pada saat mengalami proses lanjutan seperti washing dan steaming/ironing sehingga hasil dari test
5.
5. Setelah dilakukan proses relax selama ± 6 jam Setelah dilakukan proses relax selama ± 6 jam kemudian fabric dimarking dengan menggunakankemudian fabric dimarking dengan menggunakan mould 50 X 50 cm kearah m
mould 50 X 50 cm kearah memanjang dan melebar. Pastikan fabric dalam kondisi flat saatemanjang dan melebar. Pastikan fabric dalam kondisi flat saat dimarking
dimarking 6.
6. Setelah dilakukan proses marking kemudian fabric dikirim ke proses selanjutnya yaitu prosesSetelah dilakukan proses marking kemudian fabric dikirim ke proses selanjutnya yaitu proses washing, disarankan untuk test fabric yang garmentnya di washing, potongan fabric tersebut di washing, disarankan untuk test fabric yang garmentnya di washing, potongan fabric tersebut di obras sekelilingnya.
obras sekelilingnya. 7.
7. Berikan tanda panah dengan spidol marker untuk arah memanjang (Warp)Berikan tanda panah dengan spidol marker untuk arah memanjang (Warp) 8.
8. Pada saat mengirim fabric ke proses washing harus disertakan Washing rPada saat mengirim fabric ke proses washing harus disertakan Washing r equest form denganequest form dengan receipe yang benar dan washing standard yang jelas.
receipe yang benar dan washing standard yang jelas. 9.
9. Setelah dilakukan proses washing selanjutnya dilakukan proses Setelah dilakukan proses washing selanjutnya dilakukan proses steaming di finishing sesuaisteaming di finishing sesuai dengan standard steam untuk produksi
dengan standard steam untuk produksi 10.
10. Setelah disteam kemudian fabric Setelah disteam kemudian fabric didinginkan untuk menstabilkan dimensi fabricdidinginkan untuk menstabilkan dimensi fabric 11.
11. Setelah cukup dingin kemudian dilakukan proses ukur untuk mengetahui tingkat shrinkage atauSetelah cukup dingin kemudian dilakukan proses ukur untuk mengetahui tingkat shrinkage atau elongation dari fabric tersebut. Gunakan alat test yang direkomendasikan
elongation dari fabric tersebut. Gunakan alat test yang direkomendasikan
12. setelah didapat tingkat susut atau molor fabric kemudian di cari
12. setelah didapat tingkat susut atau molor fabric kemudian di cari prosentase dari shrinkagenyaprosentase dari shrinkagenya 13. Selanjutnya hasil dari test shrinkage tersebut
13. Selanjutnya hasil dari test shrinkage tersebut harus direview oleh Sample Room Manager, QA/QCharus direview oleh Sample Room Manager, QA/QC Manager dan Prod. Manager sebelum di release ke
4.
4. Roll mesin yang sudah halus sehingga tidak mengikat fabric lagiRoll mesin yang sudah halus sehingga tidak mengikat fabric lagi 5.
5. Fabric mengalami “selip” dengan roll mesin karena putarannya tidak stabil, ini disebabkan olehFabric mengalami “selip” dengan roll mesin karena putarannya tidak stabil, ini disebabkan oleh rantai mesin yang tidak standar
rantai mesin yang tidak standar
Jika saat dilakukan checking di mesin bahwa kemungkinan ada short hangtag karena memang ada Jika saat dilakukan checking di mesin bahwa kemungkinan ada short hangtag karena memang ada masalah dari pabrik textilenya,
masalah dari pabrik textilenya,maka inspector harus melakukan “checking table” terhadap kain tersebut.maka inspector harus melakukan “checking table” terhadap kain tersebut. Ambil roll yang sudah diinspek dan ditemukan ada short hangtag, pastikan stempel awal dan akhir roll Ambil roll yang sudah diinspek dan ditemukan ada short hangtag, pastikan stempel awal dan akhir roll tidak disobek biasanya stempel “face side”. Ini sebagai bahan bukti bahwa kain deng
tidak disobek biasanya stempel “face side”. Ini sebagai bahan bukti bahwa kain dengan roll yang masihan roll yang masih utuh.
utuh.
Kemudian lakukan pengecekan di meja cutting secara m
Kemudian lakukan pengecekan di meja cutting secara m anual dan diukur panjangnya, jika ditemukananual dan diukur panjangnya, jika ditemukan ada minus dibandingkan dengn Hang Tagnya berarti ada short Hangtag dan segera dilaporkan ke ada minus dibandingkan dengn Hang Tagnya berarti ada short Hangtag dan segera dilaporkan ke merchandiser untuk diteruskan ke Pabrik kain.
merchandiser untuk diteruskan ke Pabrik kain. Jika fabric memiliki karakter
Jika fabric memiliki karakter licin, maka pada awal licin, maka pada awal dijalankannya inspeksi perlu dilakukan bantuandijalankannya inspeksi perlu dilakukan bantuan dorong oleh tangan inspector atau diberikan tambahan fabric pada roll mesin tersebut dengan
dorong oleh tangan inspector atau diberikan tambahan fabric pada roll mesin tersebut dengan tujuantujuan supaya mengurangi licin.
supaya mengurangi licin.
Roll mesin yang sudah halus semestinya segera diganti dengan yang baru. Roll mesin yang sudah halus semestinya segera diganti dengan yang baru.
Terakhir adalah adanya selip antara roll dengan kain, biasanya ditandai dengan gerakan yang tidak stabil Terakhir adalah adanya selip antara roll dengan kain, biasanya ditandai dengan gerakan yang tidak stabil atau gerakan bergelombang. Faktor ini harus diselesaikan dari sumbernya yaitu setting rantai mesin atau gerakan bergelombang. Faktor ini harus diselesaikan dari sumbernya yaitu setting rantai mesin yang benar, jika sudah dicoba setting dan hasilnya tetap tidak merubah ge
yang benar, jika sudah dicoba setting dan hasilnya tetap tidak merubah ge rakan menjadi stabil makarakan menjadi stabil maka rantai disarankan untuk diganti.
rantai disarankan untuk diganti.
Gambar dibawah ini adalah beberapa rantai yang harus di setting ulang. Gambar dibawah ini adalah beberapa rantai yang harus di setting ulang.
Bagaimana menentukkan arah lebar (WEFT) dan arah panjang (WARP) dari fabric oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 22, 2018 · Di update Februari 16, 2 018
Mengenal alat pemotong untuk test Gramasi-GSM
oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 22, 2018 · Di update Februari 16, 2 018
Alat potong GSM biasa digunakan di pabrik garment atau te xtile untuk mengukur berat kain dengna satuan GSM (gram square meter).
Cara pemotongan samplenya secara melingkar penuh, setelah di potong ditimbang menggunakan timbangan digital.
Toleransi dari hasil timbangan umumnya 3-5%, artinya jika GSM dari buyer 120gsm, maka ketika di bulk fabric yang datang dan diukur, kisaran 120± (3-5%) masih diperbolehkan.
kenapa perhitungan konsumsi fabric untuk k nit menggunakan Kg, sedangkan fabric woven menggunakan yard.
Ada yang Tanya, kenapa perhitungan konsumsi fabric untuk knit menggunakan Kg, sedangkan fabric woven menggunakan yard.
Kita tahu bahwa fabric woven memiliki anyaman yang stabil. Woven tidak mudah diregangkan. Secara lurus arah memanjang, fabric woven tidak mengalami perubahan ukuran juga lebar fabric juga tidak mengalami perubahan yang signifikan
Berbeda dengan fabric knits, dimana bisa diregangkan baik kea rah panjang maupun ke arah lebar kain.
Fabric Knit jika di tarik arah memanjang, maka arah lebarnya menjadi menciut, oleh karena itu jika kita beli fabric knit dengan diukur dengan panjang, maka belum tentu akan stabil panjang yang didapat. Apalagi jika fabric knitnya sudah mengalami relaksasi.
Apalagi jika mengukur fabric knits dengan skala besar seperti di pabrik garment, menjadikan pekerjaan tidak efektif, tidak tepat panjangnya sehingga tidak memungkinkan mengukur dengan yard atau mete r. Jika Anda seorang pemula, cukup sulit menghitung fabric yang dibutuhkan untuk membuat satu kaos. Hal-hal diatas adalah alasan kenapa fabric knit diukur menggunakan satuan kg. dan pada akhirnya konsumsi juga dihitung menggunakan gram.
Sumber : Prasanta sarkar
Kenapa Fabric yang mengandung elastomeric harus di relaksasi
oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 17, 2018 · Di update Februari 16, 2 018
Elastomerik adalah bahan yang bersifat elastis seperti karet. Garment dengan bahan yang me ngandung elastomeric dibuat supaya pemakainya nyaman terutama saat melakukan gerakan. Juga dipakai pada garment yang slim fit di badan, sehingga mampu menunjukkan lekuk tubuh pemakainya.
Akan tetapi ada hal yang paling mendasar berkenaan dengan fabric yang mengandung bahan ini, karena jika fabric seperti ini tidak dilakukan relaksasi lebih dahulu, maka fabric akan susut saat dipakai. sehingga
harus dilakukan proses un-roll (melepaskan dan m embuka dari gulungan roll kain) dan dilakukan pendiaman selama 12-24 jam atau jika mengadung elastomeric lebih banyak, maka perlu minimal 24
Memilih kapur basah (untuk gambar panel garment) yang bisa hilang dengan steam oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 16, 2018 · Di update Februari 16, 2 018
Berikut ini adalah jenis-jenis kapur basah yang cocok buat marking garment di pabrik garment:
Hati-hati, merendam Kain berbahan viscose lebih dari 1 j am menjadikan rusak oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 12, 2018 · Di update Februari 21, 2 018
Viscose, juga populer dengan sebutan bahan kain rayon atau dalam industri tekstil disebut dengan istilah viskosa. Bahan ini berasal dari polimer organik dimana proses pembuatan rayon mirip dengan katun, tetapi ini merupakan hasil dari selulosa yang di regener asi. Fakta ini menjadi alasan kenapa bahan kain rayon ini disebut dengan serat yang semisintetis atau sutera sintetis. Diantara 2 kelompok jenis kain, alami (sutera,wol,katun) dan sintetis (nilon,polyester), viscose berada ditengah-tengah.
Jenis kain ini sering digunakan dalam busana model pesta, casual wear, lingerie, underwear sampai jaket sebab halus dan licin serta lentur.
Bentuk Fisik
– Halus,licin seperti sutra tapi tidak semahal sutera
– Bisa “bernapas” seperti katun, menyerap keringat dan menguapkannya, sehinggarasanya nyaman dan sejuk, terasa lembut dan dingin di tangan
– Bahannya jatuh, tidak kaku dan warnanya mengkilat
– Ada juga viscose yang tidak mengkilap,viscose jenis ini lebih mirip katun atau wol.Yang
– Perlu diperhatikan pada saat pencucian, jangan terlalu dikucek layaknya mencuci bahan katun agar warnanya lebih awet, karena kalau di rendam lebih dari 1 jam maka akan rusak
– Keringkan dengan alami, jangan diperas atau dikeringkan di mesin cuci. Mengenal Motif fabric Houndstooth (Gigi anjing) yang lagi ngetrend
oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Januari 10, 2018 · Di update Februari 21, 2 018
Kami percaya banyak kalangan yang belum mengetahui nama motif fabric/kain yang satu ini. Yakni Fabric dengan motif Houndstooth atau gigi anjing.
motif ini. Motif houndstooth untuk atasan umumnya kecil-kecil dan untuk bawahan kebanyakan motifnya besar-besar. Akan tetapi tergantung selera masing-masing.
Bagaimana jadinya jika sarung atau mukena menggunakan motif ini, kecuali belum tahu artinya….
Bagaimana cara membuat grouping shade/dye lot dari fabric
Khusus fabric piece dye,
direkomendasikan untuk dilakukan grouping shade/dye lot semua roll yang diterima oleh gudang kain. 1. Pertama-2 potong swatches ukuran A4 dari setiap roll
2. Beri identitas roll No, qty dan shade no dari supplier (untuk program wash dimana baju akan dicuci di laundry, harus menggunakan spidol Marker khusus supaya tidak luntur)
3. Untuk fabric yang program Non wash, lakukan grouping berdasarkan urutan paling gelap ke paling terang.
4. Kelompokkan dalam beberapa shade jika ditemukan ada gradasi warna yg terlalu mencolok. 5. Cocokkan dengan standard swatches yg sudah di-approve oleh buyer
6. Untuk program wash, swatches satu dan lainnya supaya dijahit dengan ukuran 1x1m2
7. Kemudian pinggir lembaran gabungan. Swatches tadi diberikan tambahan fabric warna putih 8. Cuci sesuai resep cuci yg diminta oleh buyer
9. Setelah kering pastikan cek warna secara keseluruhan dan cek handfeelnya 10. Bongkar dan lepas jahitan swatches
11. Lakukan grouping seperti proses di No 3 -5
Berikut akan kami tampilkan video bagaimana melakukan grouping shade yg benar. Hati-hati dengan warna-warna fabric ini karena rawan t erjadi shading/belang oleh GarmentEduTech · Januari 5, 2018
Kenapa kami buat posting ini, karena masih banyak kasus di lapangan dimana sering terjadi
shading/belang, baik antar panel maupun antar garment. Dengan mengetahui warna-warna apa saja yang rawan shading diharapkan semua team produksi dan QC harus lebih hati-hati saat jalan fabric dengan warna warna berikut. Silahkan tambahkan jika ada pengalaman yang sama dimana warna lain juga rawan shading/belang.
Mengenal dasar-dasar Kain/fabric oleh GarmentEduTech · Januari 4, 2018
1. JENIS BAHAN BERDASARKAN PROSES PEMBUATANNYA
WOVEN: Kain yang di buat dari hasil penyilangan dua benang dengan cara di tenun/ dianyam. Sering disebut kain tenun. Bahan woven cirinya tidak dapat di tarik.
KNIT: Kain yang dibuat dari jeratan – jeratan benang / mengaitkan benang dengan benang , sering di sebut kain rajut. Cirinya kain ini dapat di tarik atau e lastis. Contoh dari kain rajut : jersey, interlock, rib, single jersey, tricot dll.
1. JENIS BAHAN BERDASARKAN BAHAN BAKUNYA (SERAT) 2.1. Serat Alam
Cotton: Berbahan dasar kapas, dikenal dengan juga cotton combed dan cotton carded, perbedaannya adalah:
Combed:
Serat benang lebih halus.
Hasil Rajutan dan penampilan lebih rata. Carded:
Serat benang kurang halus.
Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang r ata. Karakteristik dari cotton combed ataupun carded adalah: Bahan terasa dingin dan sedikit kaku
Mudah kusut
Mudah menyerap keringat
Pakaian / kain akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam dalam detergen Rentan terhadap jamur
Apabila dibakar baunya seperti kertas terbakar, hasil pembakarannya akan menjadi abu dan jalannya api lambat.
2.2. Serat Sintetis
Aramid: Aramid banyak digunakan untuk baju pemadam kebakaran, pembalap mobil dan motor. Aramid termasuk jenis nylon seperti Nomex, Kevlar dan Tawron adalah bahan yang sangat tahan api, tahan suhu tinggi, terbakar pada suhu 53 oC.
Acrylic: Acrylic dikenal dengan nama dagang Acrilian, Cashmilon, Orlon, Vonnel, Wolacryl, dan lainnya. Sedangkan modakrilat nama dagang Acrilan, Courtelle, Cresian, D ynel, Orlon, Redon dan lainnya.Secara umum sifatnya mirip dengan wol. Kain dan garmen dari acrylic mempunyai pegangan yang lembut, rua (bulky) ringan dan juga isolator panas yang dapat menahan panas tubuh namun tidak membuat gatal di kulit. Kekurangan dari bahan ini adalah kenyamanan dalam pemakaian. Kelebihannya adalah walaupun seratnya tidak mampu menyerap air namun berasa lembab bila digunakan dan acrylic bersifat lebih cepat kering dibandingkan dengan serat sintetik lainnya. Pencuciannya dapat digunakan dengan sabun biasa dan tahan terhadap pencucian kimia dry cleaning dan pelarut organic lainnya. Acrylic sangat peka terhadap panas karena menyebabkan bahan terdistorsi, oleh karena itu penyetrikaan hanya dilakukan dengan setrika hangat.
CDP: Singkatan dari cationic dyeable polyester, yaitu jenis ser at sintetik yang merupakan modifikasi dari serat polyester sehingga dapat dicelup dengan zat warna basa dan zat warna disperse.
Polyester : Dikenal dengan nama dagang Terylene , Dacron, Trivera, Tetoron. Kekuatan, elastisitas yang baik dari serat polyester menghasilkan kain yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap lekukan atau kekusutan sehingga tidak memerlukan penyetrikaan panas. Kekurangan dari kain polyester adalah daya serap lembabnya rendah dan kekakuan yang tinggi sehingga kenyamanan berkurang. Pewarnaan polyester dilakukan dengan menggunakan zar warna disperse yang kaya warna dan mempunyai
meleleh pada suhu 250oC. Nylon dapat dicelup dengan zat warna asam dan kompleks logam, t erhadap zat warna lain seperti basa,direk, belerang, tetapi ketahanan cuci dan sinar jelek.
Spandex : Lebih dikenal dengan nama Lycra yang merupakan tr ade mark dari Du Pont. Mempunyai sifat elastisitas yang tinggi, kuat dan memiliki ketahanan gosokan yang tinggi. Spandex adalah jenis serat sintetis yang terkenal memiliki elastisitas lebih baik dari rubber. Kain spandex bisa mencapai tingkat elastisitas dengan tarikan sampai 500%.
2.3. Serat semi sintetis
Modal: Modal atau polynosic dikenal dengannama Avril, Hightel, Vincel, Zantrel dan lainnnya adalah selulosa yang diregenerasi, sejenis rayon viskosa dengan derajat polimerisasi yang lebih tinggi dan memiliki struktur mikro fibril dengan panjang rantai molekul dua kali lipat dari rayon, kekuatan le bih tinggi tetapi mulur serta moisture regain lebih re ndah. Modal dpat dicuci dengan sabun atau detergen dan pelarut organic dan pencucian kimia / dry-cleaning dan disetrika dengan suhu sedang, dengan pemanasan seperti ni kekusutan dapat dihilangkan, adanya uap dalam penyetrikaan memudahkan kain untuk menjadi licin dan terlihat berkilau
Rayon Viscosa: Rayon viscose adalah serat semi sintetik yang bahan bakunya dari alam yaitu kayu yang mempunyai kadar selulosa tinggi, sehingga mempunyai kenyamanan dala pemakaian yang sangat baik pada berbagai kondisi
Rayon Acetat: Termasuk dalam serat semi sintetik yang mempunyai elastisitas yang baik, namun tidak cukup untuk memberikan ketahanan kusut yang baik. Rayon asetat adalah konduktor panas yag buruk tetapi merupakan isolator panas yang baik oleh karena itu bahan ini banyak digunakan sebagai kain pelapis Pencucian dapat dilakukan dengan sabu alkali dan dengan pencucian kimia / dry cleaning. Penyetrikaan kain asetat dilakukan dengan menggunakan setrika hangant dan tidak langsung Rayon asetat tahan terhadap mikroorganisme dan serangga tetapi tidak tahan terhadap jamur terutama pada kondisi yang lembab
2. 4. Blending / campuran serat
Seringkali untuk memperoleh harga yang lebih murah dan kekuatan dari bahan kain tersebut maka dilakukan blending / campuran serat misalnya T/C 65/35 ( campuran polyester cotton), T/R
65/35 (campuran polyester rayon), CVC ( campuran polyester cotton 50/50), cotton / lycra (97/3) dll TC (Teterton Cotton ) / Polyester – Cotton
Jenis bahan ini adalah campuran dari Cotton Combed 35 % dan Po lyester (Teteron) 65%. Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. TC biasanya di buat untuk sprei, hem, celana.
Karakteristik: Lebih tahan ‘shrinkage’ (tidak susut dan melar) meskipun sudah dicuci berulang-ulang dan apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang, untuk pengujian detailnya harus dengan bahan kimia tertentu.
CVC ( Cotton Viscose)/cheap value cotton
Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat.
Belajar mengenai Fabric/kain
oleh GarmentEduTech · Januari 4, 2018
TEKSTIL berasal dari bahasa latin, yaitu textiles yang berarti menenun atau tenunan. Namun secara umum tekstil diartikan sebagai sebuah barang/benda yang bahan bakunya berasal dari serat (umumnya adalah kapas, poliester, rayon) yang dipintal (spinning) menjadi benang dan kemudian dianyam/ditenun (weaving) atau dirajut (knitting) menjadi kain yang setelah dilakukan penyempurnaan (finishing)
digunakan untuk bahan baku produk tekstil. Produk tekstil disini adalah pakaian jadi (garment), tekstil rumah tangga, dan kebutuhan industri
SERAT merupakan bahan baku yang paling utama untuk tekstil. Serat adalah benda padat yang
mempunyai ciri atau bentuk khusus yaitu ukuran panjangnya relatif lebih besar dari ukuran lebarnya. Serat diperoleh/berasal dari alam dan buatan, yang secara rinci sebagai berikut:
Serat alam (natural fibers), adalah serat nabati (seperti kapas, linen, ramie, kapok, rosela, jute, sisal, manila, coconut, daun/sisal, sabut) dan serat hewani (seperti wool, sutera, cashmere, llama, unta, alpaca, vicuna).
Serat buatan (man made fibers), adalah artificial fiber (seperti rayon, ace tate), synthetics fiber (seperti polyester/tetoron, acrylic, nylon/poliamida), dan mineral (seperti asbes, gelas, logam).
Untuk tekstil, serat yang banyak dipergunakan adalah:
Kapas, adalah serat yang diperoleh dari biji tanaman kapas, yaitu sejenis t anaman perdu dan banyak digunakan untuk pakaian karena sifatnya yang menyerap keringat, sehingga nyaman dipakai dan stabilitas dimensi yang baik.
Rayon, berasal dari kayu yang dimurnikan dan dengan zat-zat kimia. Banyak dipergunakan untuk tekstil rumah tangga seperti kain tirai/gorden, penutup kursi dan meja, kain renda, kain halus untuk pakaian dan pakaian dalam. Campuran rayon dan polyester banyak digunakan untuk bahan pakaian.
Poliester, dibuat dari minyak bumi, yaitu asam tereftalat yang telah dimurnikan (pirified terephtalate acid/PTA) dan ethylene glycol. Poliester banyak digunakan untuk bahan pakaian (dicampur dengan kapas/rayon), dasi, kain tirai/gorden, tekstil industri (conveyor, isolator), pipa pemadam kebakaran, tali temali, jala, kain layar dan terpal.
Sedangkan serat lainnya untuk tekstil adalah:
Poliamida/Nilon, digunakan untuk stocking/kaos kaki, kain parasut, tali temali, terpal, jala, belt untuk industri, kain ban, tali pancing, karpet, kain penyaring.
Poliuretan (spandex), digunakan untuk pakaian wanita, ikat pinggang, kaos tangan bedah, kaos kaki. Polietilena, digunakan untuk kain pelapis di furniture/tempat duduk mobil, kain untuk pakaian
pelindung di industri yang menggunakan zat-zat kimia yang korosif, kain penyaring untuk penyaringan dengan suhu rendah, kain efek empuk.
Polipropilena, digunakan untuk keperluan industri, tali temali, karung pembungkus, jala ikan, permadani/carpet.
Poliakrilik, digunakan untuk selimut, kain rajut untuk sweater, baju hangat, scarft, tirai jendela, pakaian pelindung zat kimia, kain penyaring zat kimia, water softe ner filter, kain-lain berbulu.
Serat Gelas, digunakan untuk isolasi listrik, kaos lampu, pembungkus kawat tembaga, pembungkus kabel listrik.
Serat Carbon, digunakan untuk bodi pesawat terbang dan pesawat luar angkasa.
Serat Metal/Logam, digunakan untuk benang hias baik di tekstil rumah tangga maupun tekstil pakaian. Serat dari segi sifat bahannya dibedakan menjadi dua jenis/bentuk, yaitu:
Single Yarn (benang tunggal) adalah benang yang terdiri dari satu helai.
Double Yarn (benang rangkap) adalah benang yang terdiri dari dua benang atau lebih tanpa di twist. Multifold Yarn (benang gintir) adalah benang yang terdiri dari dua helai atau lebih yang dijadikan satu dengan diberi twist.
Berdasarkan Panjang Seratnya.
Staple Yarn (benang staple) adalah benang yang tersusun dari serat staple atau serat buatan dalam bentuk staple.
Filament Yarn (benang filament) adalah benang yang tersusun dari serat buatan yang berupa filament. Berdasarkan Penggunaannya.
Warp Yarn (benang lusi) adalah benang yang digunakan untuk arah panjang kain pada proses weaving. Weft Yarn (benang pakan) adalah benang yang digunakan untuk arah lebar kain pada proses weav ing. Knitting Yarn (benang rajut) adalah benang yang digunakan untuk pembuatan kain rajut (knitting fabric). Sewing Thread (benang jahit) adalah benang yang digunakan untuk menjahit.
Fancy Yarn (benang hias) adalah benang yang dibuat dengan efek hias pada twistnya, antara lain se perti slub yarn.
Berdasarkan Bahan Bakunya, yaitu: benang cotton, benang polyester, benang rayon, be nang nylon, benang akrilik, benang polipropilen, benang R/C (benang rayon/cotton), benang T/R (benang
polyester/rayon), benang T/C (benang polyester/cotton), dan lain-lain.
KAIN merupakan hasil proses dari benang-benang yang dianyam/ditenun atau dirajut. Namun benang hasil pemintalan tidak bisa langsung ditenun atau dirajut, karena akan mudah putus ketika terjadi pergesekan antara benang lusi dan benang pakan pada waktu proses. Oleh se bab itu ada proses pekerjaan yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum benang-benang tersebut ditenun atau dirajut. Proses tersebut secara berurutan:
Benang-benang yang dari mesin pintal (ring spinning) berbentuk gulungan palet cones lalu digulung kembali melalui mesin penggulung (winding machine) me njadi bentuk gulungan cones, dengan maksud untuk proses selanjutnya agar lebih mudah dipasangkan pada mesin penggulungan (reeling) dalam proses pensejajaran benang arah lusi (warping).
Apabila dikehendaki kain yang dihasilkan memiliki efek warna antara lusi dan pakan seperti Kain Sarung atau Kain Motif, maka benangnya terlebih dahulu mengalami proses pencelupan benang (yarn dyed); Setelah itu agar benang lebih licin agar tidak mudah putus ketika bergesekan, maka diproses ke sizing machine untuk dikanji;
Setelah kering dari pengkanjian, benang-benang baru bisa diproses untuk ditenun atau dirajut.
Proses tersebut, baik ditenun (dengan benang lusi dan pakan di mesin tenun) atau dirajut (rajut lusi dan pakan di mesin rajut) dengan cara ger akan silang-menyilang antara dua benang yang dilakukan secara teratur dan terus-menerus serta berulang kali dengan gerakan yang sama sehingga menjadi sebuah bentuk anyaman tertentu.
Jenis-jenis kain dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
Kain Grey atau Kain Blacu, yaitu kain yang paling sederhana atau kain yang setelah ditenun kemudian dikanji dan diseterika namun tidak mengalami proses pemasakan dan pemutihan.
Kain Finished adalah kain grey yang telah melalui proses-proses pemasakan, pemutihan, pencelupan (dyeing), pewarnaan (colouring), dan pencapan (printing). Secara umum, nama kainnya, antara lain seperti: Kain Putih (untuk pakaian jadi yang biasanya diberi warna dan/atau dicap), Kain Mori (khusus untuk keperluan batik), Kain Percal (biasanya untuk pakaian jadi yang berkualitas), Kain Shirting (biasanya untuk pakaian dalam, sprei, sarung bantal), Kain Gabardine (biasanya untuk pakaian musim dingin), Kain Satin/Sateen (untuk dirangkap, penutup, penghias jendela), Kain Damas (biasanya untuk taplak meja, dekorasi mebel, serbet,), Kain Diaper (untuk popok bayi atau yang sejenisnya, karena kain ini mudah menyerap air), Kain Markis (untuk kelambu dan sejenisnya).
Kain Rajut, kainnya lebih halus dan lebih lemas dengan sifat kainnyapun lebih elastis dan daya tembus udara lebih besar daripada kain tenun dan banyak digunakan untuk pakaian dalam (underwear), kaos kaki, shirt, sweaters atau overcoats, dan lainnya.
Kain Non Woven, adalah semua kain yang bukan kain tenun dan kain rajut.
PRODUK TEKSTIL adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tekstil, baik yang setengah j adi maupun yang telah jadi. Yang termasuk dalam produk tekstil adalah:
Pakaian jadi/clothing/garment adalah berbagai jenis pakaian yang siap pakai (ready to wear) dalam berbagai ukuran standar, antara lain: pakaian pria dan wanita (dewasa dan anak-anak), pakaian
pelindung (mantel, jacket, sweater), pakaian seragam, pakaian olah raga, dan lain-lain. Pakaian jadi ini harus dibedakan dengan apparel, karena apparal ini selain mencakup pakaian jadi juga mencakup berbagai accessories seperti: sepatu, tas, per hiasan, tutup kepala atau kerudung, dasi, kaos kaki, dan accessories lainnya.
Tekstil rumah tangga/house hold, seperti: bed linen, table linen, toilet linen, kitchen linen, curtain, dan lain-lain.
Kebutuhan industri/industrial use, antara lain: canvas, saringan, tekstil rumah sakit, keperluan angkatan perang termasuk ruang angkasa, dan lain-lain.
Istilah-istilah mengenai fabric
oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 24, 2017 · Di update Desember 24, 2017 Face side : tampak luar /muka dari fabric
Grain line: Arah serat fabric
Fabric edge : pinggiran fabric, biasanya dibatasi dengan bekas pin atau C ompact yarn Fabric width : lebar kain
Fabric length: panjang kain
Komposisi fabric : bahan fabric (katun, Polyester, satin, viscose, silk, wool dll) Fabric construction: jumlah serat arah panjang dan lebar fabric
Weft dan wrap : arah memanjang dan arah melebar
Fabric weave: agak sedikit sama dengan konstruksi seperti poplin, plaid, twill, houndstooth, seersucker, herringbone dll
Fabric finish: penyempurnaan proses akhir fabric, regular, Tambahan lilin, texture seperti EMBOSS k ulit jeruk dll
Fabric shading: fabric belang
Fabric gradation: fabric terjadi belang secara gradual (sedikit demi sedikit) Fabric weigth: berat fabric
Fabric gramation: berat fabric dalam satuan gram FIR : fabric inspection reporter
Test shading: pengetesan fabric shading/belang
Sebenarnya tidak ada perbedaan yang mendasar antara lycra, spandex dan elastane. Ketiga produk textile tersebut adalah serat tambahan di produk textile yang bersifat Stretch atau elastis. Bahan ini sebagai sarana peregangan yang sangat elastis dan pas di badan.
Meski ketat di badan tetapi pemakai tidak merasakan sesak atau gerah. Padahal prosentase penggunaan serat elastis ini tidaklah banyak, hanya kisaran 2, 3 dan 4% saja. Namun cukup nyaman di badan.
Lycra adalah salah satu merk paten dari serat elastis, spandex dan elastane adalah bahan serat tersebut. Jadi penyebutan ketiga hal tersebut sebenarnya tidaklah salah. Hanya saja kalau menyebut lycra
sebenarnya itu merk paten dari bahan elastis. Perbedaan Fabric : Piece Dye dan Yarn Dye oleh GarmentEduTech · Desember 22, 2017
Perbedaan fabric Piece Dye dan Yarn Dye secara mudah seperti berikut: 1. Yarn Dye
Fabric dimana proses pewarnaan/pencelupannya saat masih dalam bentuk benang, belum dipintal. 2. Piece Dye
Fabric dimana proses pewarnaan/pencelupannya setelah dalam bentuk kain, termasuk proses printing, batik dll.
Maksud dari tulisan ini dimuat supaya kita bisa memahami dan lebih hati-hati saat pengaturan di produksi. Terutama berhubungan dengan kain shading (belang). Karena Fabric Piece dye lebih rawan shading dibanding yarn dye.
Analisa Min-Max pada test shrinkage dalam pembuatan grouping pola (wash program) oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 19, 2017 · Di update Fe bruari 7, 2018
Mungkin masih banyak yang awam mengenai istilah ini, sebenarnya teman-teman bagian fabric maupun sample room sudah familiar dengan pekerjaan ini tetapi konsep yang mereka lakukan terkadang lebih kepada perkiraan tanpa menggunakan dasar perhitungan ilmu statistik yang lebih memadai.
Ketika ada order garment dengan wash program, sesuai permintaan buyer harus dilakukan test shrinkage 100% untuk semua roll kain/fabric.
lihat selisih min dan max, jika lebih dari 2%, mk perlu dipertimbangkan untuk beda pola
contoh terlampir dimana arah weft yg bermasalah karena selisih lebih 2%, dan wrap masih dibawah 2% Kesalahan dalam menghitung Grading Size jika ditemukan shrinkage minus
oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 18, 2017 · Di update Desember 21, 2017 Menjadi jamak, karena merasa ribet menghitung rumusnya, seringkali bagian pattern (pola) saat melakukan grading size tidak mengindahkan cara menghitung sesuai prinsip proporsional, ketika test shrinkage fabric ditemukan ada minus, misal minus 5% arah melebar (width) artinya beberap ukuran yang ke arah width harus dilakukan adjustment (penyesuaian), Nah mereka hanya menghitung nilai prosentase berdasarkan salah satu size saja (size basic misal size M), kemudian mereka terapkan nilai itu ditambahkan untuk nilai dari size y ang lain.
Berikut adalah contoh perhitungan yang benar sesuai dengan prinsip proporsional lihat di file berikut : shrinkage adjustment
Masih bingung?
Bagaimana cara mengetahui Face Side suatu Fabric/ Kain
oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 18, 2017 · Di update Januari 11, 2018
Salah satu hal penting yang harus diketahui oleh QC maupun bagian produksi, baik bagian Gudang kain, Cutting, Replace panel, Operator Sewing dan bagian produksi lainnya. Adalah mengerti dan memahami face side dari sudah kain. Karena apabila tidak memahami face side dari kain, maka garment bisa jadi terbalik dan direjek oleh buyer.
Ada beberapa ciri-ciri face side dari kain seper ti:
1. Apabila masih dalam roll fabric, maka bekas needle (pin/jarum) yang menonjol adalah yang face side
2. Handfeel nya lebih halus. 3. Piece (Bulu) kain lebih banyak
4. Texture kain, misal twill, herringbone dll
Akan tetapi, yang paling utama adalah adanya tanda face side dari Supplier se suai fabric approval dari Buyer. Berikut adalah sticker face side dari supplier.
Dibawah ini adalah duplikasi chop face side dari internal pabrik supaya masih terkontrol sampai proses pemotongan.
14. Slub (benang njendol)
16. Handfeel tidak sesuai standard
18. Offensive odor (Fabric berbau tajam)
Contoh-contoh defect fabric/kain di industri garment oleh GarmentEduTech · Desember 15, 2017
Postingan kali ini akan membahas contoh-contoh defect fabric yang biasa ditemukan di industri garment:
3. Fabric holes (bolong)
7. Crease/folded mark (kusut/terlipat – mati)
11. uneven structure yarn (anyaman serat tidak rata)
Bersambung…..
Tentang interlining (kain keras pada garment)
oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 14, 2017 · Di update Desember 14, 2017
Interlining atau kain keras biasa digunakan di pabrik garment sebagai re -inforcement (penguat), juga supaya penampilan garment lebih bagus/elegan.
Interlining berdasarkan proses pembuatannya dibagi menj adi:
1. Interlining Woven, jenis interlining ini memiliki bentuk anyaman seperti kain dengan anayaman plaid (datar/biasa/sepeti tikar)
Interlining berdasarkan fungsi :
1. Interlining Fuse, interlining ini dilapisi resin yang menempel dan berfungsi sebagai lem ketika dilakukan fuse/ press menggunakan panas tingkat tinggi.
2. Interlining Non fuse, interlining tanpa lem
Pengertian matching, mirror, balance dan random pattern oleh GarmentEduTech · Desember 14, 2017
Banyak dari kita pegiat garment yang masih belum bisa membedakan antara j ahitan matching, mirror, balance dan random. Berikut adalah beberapa pengertian dan contohnya:
2. Pair/Balance
Catatan : Roll-roll dengan toleransi lebih dari nilai % diatas tidak boleh dipotong.
Diatas adalah prosedur normal jika fabric ditemukan adanya bowing/skewing. Pertanyaannya bagaimana dengan prosentase Bowing/Skewing yang diatas standard?
Berikut adalah prosedur jika ditemukan bowing/skewing yang diatas standard
Prosedur :
Sebelum Cutting :
o Siapkan Roll Fabric 10% dari se tiap lot/warna.
o Ambil 1 yard setiap rollnya dengan cara disobek full width.
o Lakukan pengukuran Bowing dan Skewing, jika r ata-rata % bowing diluar batas standard maka dilakukan cek bowing/skewing 100%.
o Lakukan grouping/pengelompokan (yang masih toleransi dan yang tidak masuk toleransi)
o Hitung jumlah yard/roll dan buat sample/mockup Bowing/Skewing dari roll yang tidak masuk toleransi. o Review mockup dan mintakan persetujuan dari Buyer.
o Jika buyer tidak approved, maka roll-roll terse but tidak boleh dipotong
o Apabila mockup di OK dengan beberapa catatan, maka lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Proses Spreading dan Cutting:
o Untuk fabric yang terindikasi Bowing/Skewing maka pada saat proses gelar fabric/spreading harus sudah di relaksasi dan tidak boleh ditarik.
o Marker placement dibuat special marker dimana komponen Back Body dan Front body dalam satu size searah (lihat gambar dibawah)
o Pada saat spreading, bagian fabric yang menggelembung (karena efek bowing/skewing) di
kumpulkan dalam satu area yang diarsir diatas. Bagian front dan back body hanya untuk area fabric yang flat.
o Potong komponen front dan back body terlebih dahulu
o Selain komponen dan panel tersebut, gelembung diratakan lebih dahulu secara balance (dibagi rata ke kedua arah berlawanan) kemudian baru dipotong sesuai marker.
Skewing adalah Nilai prosentase dari ukuran (B) tertinggi dari lebar fabric dibagi lebar fabric.
Sering kita salah pengertian dimana bowing atau skewing diukur berapa inch atau cm, harusnya kalau bicara bowing menggunakan satuan prosentase (%)
Beberapa brand/buyer memiliki batasan maksimal dari nilai prosentase Bowing, misal: Jenis Fabric Max % dari lebar fabric
Woven Jersey Solid Warna/Print 3% 5%
Stripe/Kotak 2% 4%
Roll fabric yang memiliki nilai prosesntase bowing diatas nilai tersebut dianggap reject/failed, tetapi umumnya diminta buat mock up dulu sehingga bisa dilihat secara real setelah jadi garment.
Khusus untuk garment yang washing, mock up bowing/skewing dibuat kemudian cuci dulu sesuai instruksi di care label, kemudian review.
Kain/Fabric yang biasa digunakan di pabrik garment
oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 13, 2017 · Di update Fe bruari 1, 2018 Fabric atau kain diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Berdasarkan bahan baku
1. Serat Alam (terbuat dari alam; Cotton, wool, silk, rayon dll). meski terbuat dari serat alam, tetapi fungsinya sendiri-sendir. Ada yang serat mampu menyerap air/keringat, baiasa dipakai pada suhu/musim panas. Juga ada serat alam yang tidak menyerap air/keringat, digunakan pada suhu/musim dingin.
2. Serat Sintesis (Polyester dll) b. Berdasarkan cara pencelupan
1. Piece dye (pencelupan warnanya setelah jadi kain), kain jenis ini r awan terjadi shading atau belang warna, sehingga harus hati-hati saat inspeksinya, analisa resiko terjadi shading harus benar-benar dilakukan sehingga tidak akan terjadi shading/belang setelah jadi garment. 2. yarn dye (pewarnaannya ketika masih dalam bentuk benang)
Bagaimana SOP Fabric Inspection/Pemeriksaan kain dengan 4 point system
oleh GarmentEduTech · Dipublikasikan Desember 13, 2017 · Di update Desember 15, 2017 TUJUAN:
Memastikan fabric yang akan dikirim ke Cutting Departemen untuk dipotong tidak ada masalah cacat produk.
Persyaratan
grouping shadeband/ Lotkain yang tidak memenuhi standar buyer harus dikirim kepada buyer untuk dimintakan approval.
hasil FIR dari supplier kain.
Plan rencana inspect dari PPIC/Planning supaya terkontrol Mesin Fabric Inspection.
Kecepatan mesin inspeksi kain harus ditetapkan pada15-25 yard / menit. Tergantung pada jumlah cacat dan jenis kain, kecepatan mesin inspeksi kain dapat disesuaikan.
Penerangan pada area pemeriksaan adalah minimal 100FCL (Foot candleLight). Prosedur Pemeriksaan
10% dari setiap lot yang dipilih dari berbagai warna dan lot dilakukan pemeriksaan kain. Kain roll dipasang ke mesin inspeksi.
Untuk memeriksa panjang roll kain, atur indikator dari mesin kain ke nol.
Lebar dan warna kain diperiksa dan dicatat di awal, tengah dan akhir dari proses pemeriksaan. Kain harus diukur dengan penggaris besi dan shade warna harus diperiksa dan dicocokkan dengan approved shade band dari buyer.
Selama proses pemeriksaan kain, ketika cacat ditemukan, QC harus menghentikan mesin se gera dan menempatkan stiker tanda panah pada kain atau tag pada sisi kain. Juga, QC harus
mengklasifikasikan jenis cacat dan menunjukkan tempat cacat yang ditemukan dengan memeriksa meteran dan mencatat temuan-temuan pada FIR.
diagram lokasi cacat terletak di sisi kanan laporan dan lokasi setiap cacat ditandai untuk setiap 5 yard.
Ketika 2 QC memeriksa bersamaan , satu orang mencatat temuan sedangkan yang lain memeriksa kain.
Jika cacat yang critical, di mana t idak tercatat pada laporan inspeksi supplier, bagian dari cacat tersebut dipotong untuk sampel defect.
Ketika pemeriksaan kain selesai untuk satu roll, scoring dilakukan sesuai dengan sistem 4 point system untuk menentukan pass/fail nya. Skor tidak boleh melebihi 26 untuk setiap 100 yard persegi.
Jika 10% dari inspeksi kain faile/gagal, Pemeriksaan perlu tambahan inspek 20% . Jika tambahan 20% dari inspeksi kain gagal lagi, lakukan inspeksi 100% .
Semua laporan inspeksi kain harus dikirim ke bagian gudang dan setelah meninjau laporan tersebut, tindakan korektif harus diambil untuk menyelesaikan masalah dengan segera. Fabric swatch dari setiap roll kain dikumpulkan, untuk dibuat shade band
Setelah memotong dimasing-masing roll kain, sisa kain ditempatkan kedalam polybag dan disimpan di rak kain dengan diberi nama buyer, style, nama kain, warna dan kualitas.
Untuk kain yang ada permintaan washing program, blanked test dilakukan dengan ukuran 12 inch setiap lot.
o Shade group diperiksa oleh merchandiser, manajer QA dan m anajer pabrik dan shade
group dikirim ke buyer untuk mendapatkan persetujuan sebelum melanjutkan ke proses pemotongan kain.
o Shade band dan laporannya dikirim ke bagian cutting, sewing dan finishin o Mock-up yang dibuat dengan kain dan trim untuk memastikan persamaan Jika defect ditemukan selama proses inspeksi, perbaikan dan pergantian dari supplier
dimintakan secepatnya
4 Point System
QC yang baik harus mengetahui berbagai jenis cacat kain dan poin diberikan dengan sistem ini. Pedoman 4 point sistem harus dipasang di area inspeksi kain.
Standar poin untuk pass adalah 26 poin per100 sqaure yard Vertical Defects
(A long The Length)
Horizontal Defects (A long The Width)
Length Point Length Point
0 – 3 inch 1 0 – 3 inch 1
3 – 6 inch 2 3 – 6 inch 2
6 – 9 inch 3 6 – 9 inch 3
9 – 36 inch 4 9 – 36 inch 4
Defect = Penalty Point x 36 x 100 x 100%
Actual Fabric Width x Fabric Actual Lenght
Defect yang berulang sepanjang kain tidak boleh lebih dari 3 yard memanjang. Setiap yard yang
cacat diberi 4 poin. Jika lebih, bagian yang rusak harus dipotong.
Potong dan jahit kain tersebut dalam satu roll y ang dihitung sebagai 4 poin dan jika ada lebih
dari 1 sambungan, roll tersebut tidak dapat digunakan.
Poin maksimal yang bisa diberikan dalam 1yard adalah 4 poin.
Cacat yang terkait dengan lubang secara otomatis diberikan 4 poin terlepas dari ukuran