• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Tanggul.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Tanggul.docx"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG 1.1.LATAR BELAKANG

Bangunan pengatur sungai dan pengelolaan sungai merupakan bagian Bangunan pengatur sungai dan pengelolaan sungai merupakan bagian dari

dari pengelolaan sumber pengelolaan sumber daya air daya air yang lebih yang lebih spesifik spesifik untuk mengendalikan debituntuk mengendalikan debit  banjir umumnya

 banjir umumnya melalui melalui dam-dam dam-dam pengendali pengendali banjir, banjir, atau atau peningkatan peningkatan sistemsistem  pembawa(sungai, drainase) dan pencegahan hal yang

 pembawa(sungai, drainase) dan pencegahan hal yang berpotensi merusak dengan caramenberpotensi merusak dengan caramen gelola tata guna lahan dan daerah banjir (flood plains).

gelola tata guna lahan dan daerah banjir (flood plains).

Berbagai bentuk penanganan telah dilakukan tetapi sifatnya masih setengah- setengah Berbagai bentuk penanganan telah dilakukan tetapi sifatnya masih setengah- setengah dan

dan tidak tidak maksimal maksimal sehingga sehingga tidak tidak teratasi teratasi dengan dengan tuntas. tuntas. Untuk Untuk itu itu diperlukandiperlukan  penanganan

 penanganan yang yang komprehensif komprehensif dengan dengan melibatkan melibatkan semua pihak terkait.semua pihak terkait. Implementasi

Implementasi perencanaan perencanaan pengendalian pengendalian banjir banjir ini ini antara antara laindengan laindengan normalisasi normalisasi sungaisungai dan kolam penampungan serta stasiun pompa.

dan kolam penampungan serta stasiun pompa.

Perencanaan pengendalian banjir ini diutamakan untuk mengoptimalkan Perencanaan pengendalian banjir ini diutamakan untuk mengoptimalkan kapasitas

kapasitas saluran saluran dan dan meminimalkan meminimalkan debit debit yang yang mengalir mengalir melalui melalui sungai sungai dan dan saluransaluran sehingga air sungai tidak meluap di titik-titik yang rawan banjir dan debit yang keluar sehingga air sungai tidak meluap di titik-titik yang rawan banjir dan debit yang keluar dilaut diharapkan tidak mengalami perubahan yang drastis.

dilaut diharapkan tidak mengalami perubahan yang drastis.

Bangunan pengaturan sungai adalah suatu bangunan air yang dibangun pada sungai Bangunan pengaturan sungai adalah suatu bangunan air yang dibangun pada sungai dan berfungsi:

dan berfungsi:

 Pengatur aliran air agar tetap stabilPengatur aliran air agar tetap stabil 

 Sebagai pengendalian banjirSebagai pengendalian banjir

Jenis-jenis Bangunan Pengaturan Sungai: Jenis-jenis Bangunan Pengaturan Sungai:

 Perkuatan lerengPerkuatan lereng 

 Pengarah arus (krib) atau pelindung tebing tidak langsungPengarah arus (krib) atau pelindung tebing tidak langsung 

 TanggulTanggul 

 Dam penahan sedimen (check dam)Dam penahan sedimen (check dam) 

 Ground silGround sil

Pada hakekatnya pengendalian banjir merupakan suatu hal yang kompleks dimensi Pada hakekatnya pengendalian banjir merupakan suatu hal yang kompleks dimensi rekayasanya (engineering) melibatkan banyak disiplin ilmu teknik antaralain! hidrologi, rekayasanya (engineering) melibatkan banyak disiplin ilmu teknik antaralain! hidrologi, hidrolika, erosi DAS, teknik sungai, morfologi & sedimentasi sungai, rekayasa sistem hidrolika, erosi DAS, teknik sungai, morfologi & sedimentasi sungai, rekayasa sistem  pengendalian

(2)

 program pengendalian banjir

 program pengendalian banjir juga tergantung dariaspek juga tergantung dariaspek lainnya yang menyangkut sosial,lainnya yang menyangkut sosial, ekonomi, lingkungan, institusi, kelembagaan, hukum dan lainnya. Adapun cara ekonomi, lingkungan, institusi, kelembagaan, hukum dan lainnya. Adapun cara  penanganan

 penanganan pengendalian pengendalian banjir banjir dapat dapat dilakukan dilakukan secara secara struktur struktur dan dan non non struktur. struktur. CaraCara ini harus ditinjau dalam satu sistem pengaliran sungai.

ini harus ditinjau dalam satu sistem pengaliran sungai.

Metode Struktur: Metode Struktur:

1.

1. Bangunan pengendali banjirBangunan pengendali banjir a.

a. Bendungan (dam)Bendungan (dam)  b.

 b. Kolam 1etensiKolam 1etensi c.

c. Check dam (Penangkap sedimen)Check dam (Penangkap sedimen) d.

d. GroundsillGroundsill e.

e. 1etarding Basin1etarding Basin f.

f. Pembuatan PolderPembuatan Polder g.

g. Sumur 1esapanSumur 1esapan h.

h. BendungBendung 2.

2. Perbaikan dan pengaturan sistem sungaiPerbaikan dan pengaturan sistem sungai a.

a. Sistem Jaringan SungaiSistem Jaringan Sungai  b.

 b. Perbaikan sungai (Pelebaran dan atau pengerukan sungai)Perbaikan sungai (Pelebaran dan atau pengerukan sungai) c.

c. Perlindungan tanggul (Tsnggul Banjir)Perlindungan tanggul (Tsnggul Banjir) d.

d. Sudetan (by pass)Sudetan (by pass) e.

e. FloodwayFloodway f.

f. Pengendalian sedimenPengendalian sedimen g.

g. Perbaikan muaraPerbaikan muara

Metode non-struktur: Metode non-struktur:

1.

1. Pengelolaan DASPengelolaan DAS 2.

2. Pengaturan tata guna bahanPengaturan tata guna bahan 3.

3. Pengendalian erosiPengendalian erosi 4.

4. Pengembangan daerah BanjirPengembangan daerah Banjir 5.

5. Pengaturan daerah BanjirPengaturan daerah Banjir 6.

6. Penanganan kondisi daruratPenanganan kondisi darurat 7.

7. Peramalan BanjirPeramalan Banjir 8.

8. Peringatan Bahaya BanjirPeringatan Bahaya Banjir 9.

(3)

10. Asuransi

11. Law Enforcemen

Sungai adalah suatu saluran drainase yang terbentuk secara alamiah. Akan tetapi disamping fungsinya sebagai saluran drainase, sungai memiliki permasalahan yang menyebabkan eksistensinya berkurang. Beberapa permasalantersebut antara lain erosi, sedimentasi atau pendangkalan sungai, dan juga banjir.:olume sedimen yang dihasilkan dari erosi dan reruntuhan tebing mengakibatkan pengendapan yang sangat intensif yang menyebabkan mudah berpindahnya alur sungai dan terbentuk apa yang disebut kipas  pengendapan. Sedimentasi ini apabila dibiarkan akan menyebabkan pendangkalan pada

sungai sehingga pada keadaansungai seperti ini, apabila terjadi debit air hujan yang besar dapat menimbulkanluapan dan banjir. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan sungai tersebut terutama masalah banjir perlu dibuat sistem pengendali banjir. Salah satu  bangunan pengendali banjir yang biasa digunakan di sungai adalah tanggul. Tanggul disepanjang sungai adalah salah satu bangunan yang paling utama dan paling penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap genangan-genangan yang disebabkan oleh banjir dan badai (gelombang pasang). Tanggul dibangun terutama dengan konstruksi urugan tanah, karena tanggul merupakan bangunan menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan yang volumenya sangat besar karena tanah merupakan bahan yang sangat mudah penggarapannya dan setelah menjadi tanggul sangat mudah pula menyesuaikan diri dengan lapisan tanah pondasi yang mendukungnya serta mudah pula menyesuaikan dengan kemungkinan penurunanyang tidak rata, sehingga perbaikan yang disebabkan oleh penurunan tersebut mudah dikerjakan. Agar pembuatan pelindung sungai maksimal perlu dilakukan perencanaan tanggul (levee planning) yang matang dan sesuai dengan pedoman penyusunan spesifikasi teknis pengaman sungai. Pedoman ini mencakup kegiatan perencanaan (studi awal, studi identifikasi, studi pengenalan dan perencanaan, pendahuluan serta studi kelayakan), detail desain, konstruksi dan pemeliharaandalam pekerjaan pembangunan  bangunan tanggul.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Apakah manfaat dan Tujuan Tanggul? 2. Bagaimanakah Penempatan Tanggul? 3. Bagaimana Karakteristik Tanggul?

(4)

1.3.TUJUAN PENULISAN

1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Sumber Daya Air yang diampu oleh Drs.Odih Supratman, M.T.

2. Membuat pembaca mengetahui penjelasan mengenai Tanggul.

1.4.MANFAAT PENULISAN

1. Mengetahui manfaat dan Tujuan Tanggul? 2. Mengetahui Penempatan Tanggul?

3. Mengetahui Karakteristik Tanggul?

4. Mengetahui Dasar perencanaan Tanggul?

1.5.SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI BAB III PEMBAHASAN BAB IV KESIMPULAN

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Tanggul

Salah satu cara penanggulangan banjir adalah dengan membangun infrastruktur yaitu tanggul. Tanggul dapat digunakan untuk menahan aliran air. Berikut ini dijelaskan  pengertian tanggul, manfaat dan analisis pembuatannya

Pengertian Tanggul secara umum

Tanggul adalah suatu konstruksi yang dibuat untuk mencegah banjir di dataran yang dilindungi.Bagaimanapun, tanggul juga mengungkung aliran air sungai, menghasilkan aloran yang lebih dan muka air lebih tinggi.Tanggul juga dapat ditemukan di sepanjang  pantai, dimana gumuk / gundukan pasir pantainya tidak cukup kuat, di sepanjang sungai untuk melindungi banjir, di sepanjang danau atau polder.Tanggul juga dibuat untuk tujuan empoldering / membentuk batasan perlindungan untuk suatu area yang tergenang serta suatu perlindungan militer.Tanggul bisa jadi pekerjaan tanah yang permanen atau hanya konstruksi darurat, biasanya terbuat dari kantong pasir sehingga secara cepat saat  banjir.

Pembuatan Rancangan Tanggul

1. Persiapan

a. Pemilihan tempat pembangunan tanggul

1) Pemilihan lokasi tanggul dipilih pada lokasi yang kedap air 2) Arah trase tanggul

Dalam menentukan arah trase tanggul agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Pilihlah penampang sungai yang paling efektif dengan kapasitas pengaliran

maksimum.

 b) Agar trase searah dengan arah arus sungai dan dihindarkan terjadinya  belokan yang tajam.

c) Diusahakan agar arah trase tanggul kiri dan tanggul kanan separalel mungkin dengan alur sungai.

d) Pada sungai-sungai yang arusnya tidak besar, diusahakanagar kurva alirannya stabil.

(6)

 b. Orientasi lapangan yakni penyesuaian antara tempat yang memenuhi kriteria dengan lokasi sebenarnya.

c. Konsultasi. Konsultasi dengan berbagai pihak yang terkait baik formal maupun non formal untuk memperoleh masukan sebelum lokasi dan tipe tanggul ditetapkan.

2. Pengumpulan data dan informasi lapangan. a. Data utama

Data utama diperoleh dengan cara survey dan pengukuran lapangan, meliputi sebagai berikut :

1) Topografi lokasi bangunan

2) Penutupan lahan dan pola tanam 3) Tanah (jenis, tekstur, permeabilitas) 4) Luas DTA

5) Jumlah, kepadatan dan pendapatan penduduk dan tingkat harga/upah disekitar lokasi

 b. Data sekunder, dapat diperoleh dengan cara pengumpulan data yang telah ada/tersedia baik di instansi pemerintah, swasta dsb meliputi :

1) Administrasi wilayah

2) Curah hujan (jumlah, intensitas dan hari hujan) 3) Erosi dan sedimentasi

4) Adat istiadat masyarakat disekitar lokasi

c. Pengolahan dan analisa data/informasi.

Dari hasil pengumpulan data dan informasi di lapangan dilakukan pengolahan dan analisa, sebagai berikut:

1) Dari data tanah, erosi/sedimentasi, topografi, curah hujan dan luas DTA kita  bisa mendapatkan :

a) lokasi tanggul yang tepat yang memenuhi standar kriteria yang telah kita tetapkan sebelumnya.

 b) Bahan yang kita perlukan. Bahan yang biasanya dipergunakan dalam  pembuatan tanggul adalah tanah. Namun untuk memperkuat tanggul kita dapat juga menambahkan pasir, bamboo dan batu. Penentuan sifat

 – 

  sifat mekanis bambu berdasarkan persyaratan bahwa bambu yang digunakan dalam pembangunan merupakan bahan bangunan yang kering dengan kadar

(7)

air 12%. Hal ini merupakan kadar air kesetimbangan pada kelembapan udara 70% yang dapat dianggap sebagai nilai rata

 – 

  rata yang wajar pada iklim tropis. Pasir dipilih karena pasir biasanya digunakan sebagai agregat halus dalam campuran beton, bahan spesi perekat pasangan bata maupun keramik, pasir urug, screed lantai dan lain

 – 

 lain. Bahan yang sangat cocok untuk pembangunan tanggul adalah tanah dengan karakteristik sebagai  berikut:

- Dalam keadaan jenuh air mampu bertahan terhadap gejala gelincir dan longsor.

- Pada waktu banjir yang lama tidak rembes atau bocor. - Penggalian, transportasi dan pemadatannya mudah.

- Tidak terjadi retak-retak yang membayakan kesetabilan tubuh tanggul. - Bebas dari bahan-bahan organis. seperti akar-akaran, pohon-pohonan dan

rumput-rumputan.

c) Spesifikasi tanggul yang diperlukan. Meliputi panjang, tinggi, kemiringan dan lainnya. Tinggi tambahan diperlukan dalam pembuatan tanggul untuk menampung loncatan air dari permukaan air sungai yang sedang mengalir, yang diakibatkan oleh adanya ombak gelombang dan loncatan hidrolis pada saat banjir. Pada daerah yang padat, dimana perolehan areal tanah untuk tempat kedudukan tanggul sangat sukar daan mahal, pembangunan tanggul dengan mercu yang tidak lebar dan dengan lerengnya yang agak curam cukup memadai. Penentuan kemiringan lereng tanggul merupakan tahapan yang paling penting dalam perencanaan tanggul dan sangat erat kaitannya dengan infiltrasi air dalam tubuh tanggul tersebut. Dalam keadaan biasa tanpa perkuatan lereng tanggul direncanakan dengan kemiringan 1 : 2 atau lebih kecil. Dalam menghitung panjang, tinggi dan kemiringana perlu diperhitungkan juga gaya-gaya yang bekerja pada dinding (per-m panjang) seperti :

Gaya gravitasi : W = mwall g Gaya hidorstatis : Fh = ½ gwater h2 Gaya friksi : Ff = m W = m mwall g d). Debit aliran air/debit banjir rencana.

Debit bisa dicari dengan menggunakan rumus : Q = C x B XHI\1.5 x 11\0.5 (9.1.)

(8)

dimana :

Q : Debit (m3/dt) C : Koefisien Chezy B : Lebar sungai (m)

H : Kedalaman rata-rata (m) I : Kemiringan permukaan sungai

Dalam perhitungan luas penampang lintang sungai dengan menggunakan formula tersebut, untuk beberapa arus sungai kadang-kadang sangat sukar merubah nilai I dan C. Jadi lebar sungai dan kedalaman air sungai disesuaikan dengan memperhatikan kecepatan aliran air sungai yang diperkenankan.

2) Dari data jumlah penduduk, mata pencaharian, pendapatan serta adat istiadat diolah dan dianalisa menjadi informasi:

a) Potensi ketersediaan tenaga kerja.Tenaga kerja yang kita perlukan diantaranya aadalah orang yang ahli dalam teknik geodesi (untuk meneliti kekuatan dan penyerapan tanah), teknik kelautan (untuk membangun tanggul dan menentukan bahan-bahan yang kita perlukan), teknik planologi (untuk mengetahui dampak pembuatan tanggul bagi masyarakat), teknik lingkungan (untuk mengetahui dampak pembuatan tanggul bagi lingkungan), teknik metereologi (menghitung kuatnya aliran air) dan tukang-tukang lain yang membantu.

 b) Standar satuan biaya/upah yang berlaku. Standar ini dapat kita sesuaikan dengan kondisi masyarakat di daerah sana.

d. Pembuatan tanggul. 1) Persiapan

Penyiapan Kelembagaan

- Pertemuan dengan masyarakat/kelompok dalam rangka sosialisasi rencana  pelaksanaan pembuatan dam pengendali.

- Pembentukan organisasi dan penyusunan program kerja. 2) Pengadaan sarana dan prasarana

Pengadaan peralatan/sapras diutamakan untuk jenis peralatan dan bahan habis  pakai. Sedang pembuatan sarana dan prasarana dibuat dengan tujuan untuk

(9)

 Pembuatan jalan masuk

 Pembuatan gubuk kerja/gubuk material 3) Penataan areal kerja

a) Pembersihan lapangan  b) Pengukuran kembali

c) Pemasangan patok batas d) Pembuatan tanggul

Pelaksanaan Pembuatan Dam Pengendali

1. Pemberi biaya dapat dari dua alternatif yaitu :

a). Sistem Swakelola, artinya dana dihasilkan sendiri dari iuran masyarakat. Masyarakat sendiri yang turut aktif dalam membangun tanggul ini demi kenyamanannya.

 b). Pemerintah. Tugas pemerintah salah satunya adalah menjamin kesejahteraan rakyatnya. Cara menjamin kesejahteraan rakyat adalah dengan memastikan semua hal yang rakyat butuhkan telah tersedia dengan baik, misalnya tanggul yang diperlukan untuk menahan banjir. Tugas ini khususnya untuk pemerintah bagian Depart emen PU.

Penulis menyarankan sebaiknya kedua belah pihak ini berkolaborasi. Salah satu kelemahan menggunakan biaya dari pemerintah adalah lamanya dana keluar dan ribetnya  birokrasi juga kemungkinan dananya dipotong-potong untuk pihak tertentu. Tapi  pembuatan tanggul ini sendiri memang tanggung jawab dari pemerintah. Saran saya masyarakat tetap mengumpulkan uang yang diperlukan untuk membangun tanggul sambil memasukkan proposal kepada pemerintah. Sebelum uang dari pemerintah turun, masyarakat bisa menggunakan dana dari swakelola mereka sendiri kemudian diganti ketika dana dari pemerintah turun.

2. Pelaksana pembuatan tanggul

1. Sistem swakelola, melalui SPKS dengan kelompok tani, dalam rangka  pemberdayaan sumber daya dan meningkatkan partisipasi masyarakat lokal secara langsung serta menumbuhkan rasa memilikinya dan kepedulian memelihara apabila konstruksi telah selesai.

2. Sistem pemborongan oleh Pihak III, melalui lelang dengan mengutamakan potensi lokal yang ada.

Kedua sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dari pelelangan adalah mereka sudah mempunyai orang-orang ahli yang diperlukan sedangkan kekurangannya mereka bisa menentukan harga dan barang seenaknya, bisa

(10)

saja mereka menggunakan bahan dengan kualitas murah dengan harga mahal untuk menipu pemerintah. Kelebihan dari sistem swakelola adalah langsung dari masyarakat yang memerlukan tandon tersebut sehingga mereka punya keinginan untuk memeliharanya dan memberikan yang terbaik dalam proses pembuatannya sedangkan kekurangannya mereka kurang ahli dalam pembuatan ini. Saran saya mereka dapat  berkolaborasi dengan menggunakan ahli-ahli yang berasal dari kontraktor sedangkan  bawahannya adalah masyarakat sekitar. Hal ini selain dapat menambah lapangan kerja  bagi masyarakat sekitar juga menanamkan rasa kepemilikan bagi mereka. Dengan adanya

kontraktor yang ahli pekerjaan mereka juga dapat terawasi dengan lebih baik.

3. Penjamin Penyelesaian Tanggul

Penjamin penyelesaian tanggul adalah Petugas Lapangan Gerhan dibawah koordinasi Dinas Kabupaten/Kota yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang Kehutanan. Tentu saja sebelumnya sudah ada MoU antara kontraktor, pemerintah dan masyarakat yang harus diikuti.

Tanggul memiliki nama lain levee, dike, embankment, yaitu semacam tembok miring  baik buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka air. Biasanya terbuat dari tanah dan seringkali dibangun sejajar badan sungai atau pantai. Kata dike kemungkinan  berasal dari bahasa Belanda dijk, dimana pembangunan tanggul telah terjadi sejak abad

ke 12. Bangunan Westfriese Omringdijk selesai dibangun tahun 1250, didirikan dengan menyambung-nyambubngkan tanggul-tanggul yang sudah berdiri sebelumnya.

Sementara dari bahasa Anglo-Saxon, kata dic diartikan menggali parit dan membentuk tanah timbunan di atasnya. Tujuan utama dibuatnya tanggul adalah untuk mencegah terjadinya banjir pada dataran dipinggiran sungai. Tanggul ini penting  peranannya karena dibeberapa tempat sering kali permukaan air sungai pada saat banjir lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Bagaimanapun, tanggul juga mengendalikan arah aliran air sungai sehingga tidak mengakibatkan banjir.

(11)

Gambar 1. Tanggul

Tanggul juga dapat ditemukan di sepanjang pantai, dimana gundukan pasir pantainya tidak cukup kuat menahan ombak. Tanggul juga dapat di bangun di sepanjang pinggir danau atau pantai dengan tujuan membentuk batas perlindungan terhadap suatu area yang tergenang bahkan pada saat tertentu dapat menjadi suatu perlindungan militer. Tanggul  bisa jadi hasil pekerjaan tanah yang permanen atau hanya konstruksi darurat, biasanya terbuat dari kantong pasir sehingga dapat dibangun secara cepat saat banjir. Mediterania. Peradaban Mesopotamia dan China Kuno juga membangun sistem tanggul.

Tanggul di sepanjang sungai adalah salah atu bangunan yang paling utama dan paling  penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap genangan-genangan yang disebabkan oleh banjir dan badai (gelombang pasang). Tanggul dibangun terutama dengan konstruksi urugan tanah, karena tanggul merupakan bengunan menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan yang volumenya sangat  besar.

Kecuali tanah, kiranya amatlah sukar untuk memperoleh bahan urugan untuk  pembangunan tanggul dan bahan tanah dapat diperoleh dari hasil galian di kanan-kiri trase rencana tanggul atau bahkan dapat diperoleh dari hasil pekerjaan normalisasi sungai,  berupa galian pelebaran alur sungai, yang biasanya dilaksanakan bersamaan dengan  pembangunan tanggul. Dalam tahap perencanaan kiranya perlu diperhatiakan, agar hasil

dari pekerjaan normalisasi sungai dapat dimanfaatkan sebagai bahan tanggul.

Selain itu tanah merupakan bahan yang sangat mudah penggarapannya dan setelah menjadi tanggul sangat mudah pula menyesuaikan diri dengan lapisan tanah pondasi yang mendukungnya serta mudah pula menyesuaikan dengan kemungkinan penurunan yang

(12)

tidak rata, sehingga perbaikan yang disebabkan oleh penurunan tersebut mudah dikerjakan. Selanjutnya tanah merupakan bahan bangunan yang sangat stabil dan tidak akan rusak selama puluhan, bahkan ratusan tahun.

Apabila di beberapa tempat terjadi kerusaka tanggul, perbaikannya sangat mudah dan cepat menggunakan tanah yang tersedia disekitar lokasi kerusakan.

(13)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Manfaat Tanggul

Tujuan utama tanggul buatan adalah untuk mencegah banjir di dataran yang dilindunginya. Bagaimanapun, tanggul juga mengungkung aliran air sungai, menghasilkan aliran yang lebih cepat dan muka air yang lebih tinggi. Tanggul juga dapat ditemukan di sepanjang pantai, di mana gumuk / gundukan pasir pantainya tidak cukup kuat, di sepanjang sungai untuk melindungi dari banjir, di sepanjang danau atau polder. Tanggul juga dibuat untuk tujuan empoldering/membentuk batasan perlindungan untuk suatu area yang tergenang serta suatu perlindungan militer.

Tanggul bisa jadi hasil pekerjaan tanah yang permanen atau hanya konstruksi darurat,  biasanya terbuat dari kantong pasir sehingga dapat dibangun secara cepat saat banjir.

Tanggul pertama kali dibangun di peradaban sungai Hindus, (Pakistan dan India utara sekitar 2600 SM) sebagai harapan kehidupan agraris orang-orang Harappa. Tanggul juga dibangun lebih dari 3000 tahun yang lalu di Mesir kuno, di mana sistem tanggul dibangun sepanjang 966 km di ambang kiri sungai Nil, membentang dari bendungan Aswan sampai delta Nil di pesisir Mediterania. Peradaban Mesopotamia dan China Kuno juga membangun sistem tanggul raksasa.

3.2. Penempatan Tanggul

Dalam perencanaan sebuah tanggul terdapat syarat-syarat yang harus diperhitungkan atau dianalisa, diantaranya sebagai berikut :

1. Badan tanggul harus aman terhadap kemungkinan meluapnya aliran melalui mercu  pada debit air rencana

2. Maka mercu tanggul harus mempunyai jagaan yang cukup aman terhadap muka air sungai pada debit banjir rencana

3. Tinggi jagaan harus memenuhi standar yang berlaku contohnya standar nasional Indonesia

4. Ketinggian puncak tanggul pada profil memanjang harus disesuaikan dengan muka air  banjir rencana sungai yang diperlukan

5. Lereng dan kaki tanggul harus stabil terhadap aliran banjir dan erosi serta gerusan. Oleh karena itu, harus diberi perlindung. Lapisan pelingdung harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku tapi juga diperhatikan aspek ekonomisnya

(14)

6. Trase tanggul harusditetapkan secara secermat mungkin dengan memperhatikan situasi dan kondisi morfologi sungai serta factor teknis dan non-teknis juga aspek ekonomis.

7. Jarak antara trase dan tanggul dan tebing sungai harus diusahakan cukup memadai agar jika terjadi erosi pada tebing sungai tidak mempengaruhi stabilitas tanggul

8. Tidak boleh terjadi kebocoran atau rembesan pada badan dan pondasi tanggul

3.3.Karakteristik tanggul

Berdasarkan penempatan dan fungsinya tanggul dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Tanggul Utama :

Tanggul Utama adalah bangunan tanggul yang berada disepanjang kanan dan kiri sungai dan berguna untuk menampung debit sungai.

2. Tanggul Sekunder :

Tanggul sekunder adalah tanggul yang dibangun sejajar dengan tanggul utama, baik di atas bantaran di depan tanggul utama yang disebut tanggul musim panas tanggul yang berada disebelah belakang tanggul utama yang berfungsi sebagai pertahanan kedua jika terjadi bobolan ada tanggul utama.

3. Tanggul Terbuka :

Tanggul terbuka adalah tanggul yang dibangun secara tidak terus menerus alias terputus-putus.

4. Tanggul Pemisah :

Tanggul pemisah adalah tanggul yang dibangun di antara dua buah sungai yang  berdekatan. Hal ini dimaksudkan untuk menghalangi arus dua sungai yang bertemu di muara agar tidak saling menggangu, terutama pada sungai yang kondisi kemiringan dan hidrologinya berbeda

5. Tanggul Melingkar :

Tanggul melingkar adalah tanggul yang dibangun untuk melindungi areal yang tidak terlalu luas

6. Tanggul Sirip :

Tanggul sirip adalah tanggul yang dibangun untuk melindungi areal pertanian pada daerah bantaran. Selain itu, tanggul ini juga bisa berfungsi sebagai penghambat kecepatan arus.

(15)

7. Tanggul Pengaruh :

Tanggul pengaruh adalah tanggul yang berfungsi sebagai pengarah arus di muara-muara sungai untuk menjaga agar muara sungai tidak mudah  be rpi nd ah-pi nd ah dan juga berfungsi sebagai pemandu arus sungai.

8. Penyadap Banjir :

Penyadap banjir berfungsi sebagai penyadap sebagian aliran banjir pada saat muka air  banjir di dalam sungai telah melampui tinggi yang diperkirakan. Biasanya merupakan salah satu komponen utama dari retarding basin dan berfungsi sebagai pintu pembagi  banjir

9. Tanggul Tepi Danau dan Tanggul Pasang :

Tanggul tepi danau dibangun di sekeliling danau atau rawa-rawa dan tanggul pasang dibangun di muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang air laut.

10. Tanggul Khusus :

Tanggul ini dibangun pada pemukiman yang padat penduduk, biasanya biaya  pembebasan tanahuntuk pembangunan tanggul sangat tinggi. Dengan demikian maka untuk mengurangi luas areal tanah yang harus dibebaskan biasanya tanggul dibuat berupa dinding pasangan atau dinding beton.

11. Tanggul Belakang

Tanggul ini biasanya dibangun pada muara anak-anak sungai untuk mencegah limpasan yang diakibatkan oleh aliran air pada anak-anak sungai tertahan dan  permukaannya naik karena naiknya permukaan air pada sungai utama diwaktu banjir.

(16)

3.4. Dasar perencanaan 3.4.1. Persiapan

1). Pemilihan tempat pembangunan tanggul

a) Pemilihan lokasi tanggul dipilih pada lokasi yang kedap air b) Arah trase tanggul

Dalam menentukan arah trase tanggul agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pilihlah penampang sungai yang paling efektif dengan kapasitas pengaliran maksimum. 2. Agar trase searah dengan arah arus sungai dan dihindarkan terjadinya belokan yang tajam. 3. Diusahakan agar arah trase tanggul kiri dan tanggul kanan separalel mungkin dengan alur

sungai.

4. Pada sungai-sungai yang arusnya tidak besar, diusahakanagar kurva alirannya stabil. 2). Orientasi lapangan yakni penyesuaian antara tempat yang memenuhi kriteria dengan lokasi

sebenarnya.

3). Konsultasi. Konsultasi dengan berbagai pihak yang terkait baik formal maupun non formal untuk memperoleh masukan sebelum lokasi dan tipe tanggul ditetapkan.

3.4.2 Pengumpulan data dan informasi lapangan. 1). Data primer

Data primer diperoleh dengan cara survey dan pengukuran lapangan, meliputi sebagai berikut : a) Topografi lokasi bangunan

b) Penutupan lahan dan pola tanam c) Tanah (jenis, tekstur, permeabilitas) d) Luas DTA

e) Jumlah, kepadatan dan pendapatan penduduk dan tingkat harga/upah disekitar lokasi

2). Data sekunder, dapat diperoleh dengan cara pengumpulan data yang telah ada/tersedia baik di instansi pemerintah, swasta dsb meliputi :

a) Administrasi wilayah

b) Curah hujan (jumlah, intensitas dan hari hujan) c) Erosi dan sedimentasi

d) Adat istiadat masyarakat disekitar lokasi c. Pengolahan dan analisa data/informasi.

Dari hasil pengumpulan data dan informasi di lapangan dilakukan pengolahan dan analisa, sebagai berikut :

(17)

a). lokasi tanggul yang tepat yang memenuhi standar kriteria yang telah kita tetapkan sebelumnya. b). Bahan yang kita perlukan. Bahan yang biasanya dipergunakan dalam pembuatan tanggul adalah tanah.Namun untuk memperkuat tanggul kita dapat juga menambahkan pasir, bamboo dan

batu. Penentuan sifat – sifat mekanis bambu berdasarkan persyaratan bahwa bambu yang

digunakan dalam pembangunan merupakan bahan bangunan yang kering dengan kadar air 12%. Hal ini merupakan kadar air kesetimbangan pada kelembepan udara 70% yang dapat dianggap sebagai nilai rata – rata yang wajar pada iklim tropis. Pasir dipilih karena pasir biasanya digunakan sebagai agregat halus dalam campuran beton, bahan spesi perekat pasangan bata maupun keramik, pasir urug, screed lantai dan lain – lain. Bahan yang sangat cocok untuk pembangunan tanggul adalah tanah dengan karakteristik sebagai berikut:

 Dalam keadaan jenuh air mampu bertahan terhadap gejala gelincir dan longsor.  Pada waktu banjir yang lama tidak rembes atau bocor.

 Penggalian, transportasi dan pemadatannya mudah.

 Tidak terjadi retak-retak yang membayakan kesetabilan tubuh tanggul.

 Bebas dari bahan-bahan organis. seperti akar-akaran, pohon-pohonan dan rumput-rumputan. c). Spesifikasi tanggul yang diperlukan. Meliputi panjang, tinggi, kemiringan dan lainnya. Tinggi tambahan diperlukan dalam pembuatan tanggul untuk menampung loncatan air dari permukaan air sungai yang sedang mengalir, yang diakibatkan oleh adanya ombak gelombang dan loncatan hidrolis pada saat banjir. Pada daerah yang padat, dimana perolehan areal tanah untuk tempat kedudukan tanggul sangat sukar daan mahal, pembangunan tanggul dengan mercu yang tidak lebar dan dengan lerengnya yang agak curam cukup memadai. Penentuan kemiringan lereng tanggul merupakan tahapan yang paling penting dalam perencanaan tanggul dan sangat erat kaitannya dengan infiltrasi air dalam tubuh tanggul tersebut. Dalam keadaan biasa tanpa perkuatan lereng tanggul

direncanakan dengan kemiringan 1 : 2 atau lebih kecil. Dalam menghitung panjang, tinggi dan

kemiringana perlu diperhitungkan juga gaya-gaya yang bekerja pada dinding (per-m panjang) seperti :

Gaya gravitasi : W = mwall g Gaya hidorstatis : Fh = ½ gwater h2 Gaya friksi : Ff = m W = m mwall g d). Debit aliran air/debit banjir rencana.

Debit bisa dicari dengan menggunakan rumus : Q = C x B XHI\1.5 x 11\0.5 (9.1.)

dimana :

(18)

C : Koefisien Chezy B : Lebar sungai (m)

H : Kedalaman rata-rata (m) I : Kemiringan permukaan sungai

Dalam perhitungan luas penampang lintang sungai dengan menggunakan formula tersebut, untuk beberapa arus sungai kadang-kadang sangat sukar merubah nilai I dan C. Jadi lebar sungai dan kedalaman air sungai disesuaikan dengan memperhatikan kecepatan aliran air sungai yang diperkenankan.

2. Dari data jumlah penduduk, mata pencaharian, pendapatan serta adat istiadat diolah dan dianalisa menjadi informasi:

a) Potensi ketersediaan tenaga kerja.Tenaga kerja yang k ita perlukan diantaranya aadalah orang yang ahli dalam teknik geodesi (untuk meneliti kekuatan dan penyerapan tanah), teknik kelautan (untuk membangun tanggul dan menentukan bahan-bahan yang kita perlukan), teknik planologi (untuk mengetahui dampak pembuatan tanggul bagi masyarakat), teknik lingkungan (untuk

mengetahui dampak pembuatan tanggul bagi lingkungan), teknik metereologi (menghitung kuatnya aliran air) dan tukang-tukang lain yang membantu.

b) Standar satuan biaya/upah yang berlaku. Standar ini dapat kita sesuaikan dengan kondisi masyarakat di daerah sana.

d. Pembuatan tanggul. 1. Persiapan

a). Penyiapan Kelembagaan

 Pertemuan dengan masyarakat/kelompok dalam rangka sosialisasi rencana pelaksanaan

pembuatan dam pengendali.

 Pembentukan organisasi dan penyusunan program kerja.

2. Pengadaan sarana dan prasarana

Pengadaan peralatan/sapras diutamakan untuk jenis peralatan dan bahan habis pakai. Sedang

pembuatan sarana dan prasarana dibuat dengan t ujuan untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang antara lain :

a) Pembuatan jalan masuk

b) Pembuatan gubuk kerja/gubuk material 3. Penataan areal kerja

a) Pembersihan lapangan b) Pengukuran kembali

(19)

c) Pemasangan patok batas d). Pembuatan tanggul

e. Pelaksanaan Pembuatan Dam Pengendali 1. Pemberi biaya dapat dari dua alternatif yaitu :

a). Sistem Swakelola, artinya dana dihasilkan sendiri dari iuran masyarakat. Masyarakat sendiri yang turut aktif dalam membangun tanggul ini demi kenyamanannya.

b). Pemerintah. Tugas pemerintah salah satunya adalah menjamin kesejahteraan rakyatnya. Cara menjamin kesejahteraan rakyat adalah dengan memastikan semua hal yang rakyat butuhkan telah tersedia dengan baik, misalnya tanggul yang diperlukan untuk menahan banjir. Tugas ini khususnya untuk pemerintah bagian Departemen PU.

Penulis menyarankan sebaiknya kedua belah pihak ini berkolaborasi. Salah satu kelemahan menggunakan biaya dari pemerintah adalah lamanya dana keluar dan ribetnya birokrasi juga kemungkinan dananya dipotong-potong untuk pihak tertentu. Tapi pembuatan tanggul ini sendiri memang tanggung jawab dari pemerintah. Sa ran saya masyarakat tetap mengumpulkan uang yang diperlukan untuk membangun tanggul sambil memasukkan proposal kepada pemerintah. Sebelum uang dari pemerintah turun, masyarakat bisa m enggunakan dana dari swakelola mereka sendiri kemudian diganti ketika dana dari pemerintah turun.

2. Pelaksana pembuatan tanggul

1. Sistem swakelola, melalui SPKS dengan kelompok tani, dalam rangka pemberdayaan sumber daya dan meningkatkan partisipasi masyarakat lokal secara langsung serta menumbuhkan rasa memilikinya dan kepedulian memelihara apabila konstruksi telah selesai.

2. Sistem pemborongan oleh Pihak III, melalui lelang dengan mengutamakan potensi lokal yang ada.

Kedua sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. K elebihan dari pelelangan adalah mereka sudah mempunyai orang-orang ahli yang diperlukan sedangkan kekurangannya mereka bisa menentukan harga dan barang seenaknya, bisa saja mereka menggunakan bahan dengan kualitas murah dengan harga mahal untuk menipu pemerintah. Kelebihan dari sistem swakelola adalah langsung dari masyarakat yang memerlukan tandon tersebut sehingga mereka punya keinginan untuk memeliharanya dan memberikan yang terbaik dalam proses pembuatannya sedangkan kekurangannya mereka kurang ahli dalam pembuatan i ni. Saran saya mereka dapat berkolaborasi dengan menggunakan ahli-ahli yang berasal dari kontraktor sedangkan bawahannya adalah masyarakat sekitar. Hal ini selain dapat menambah lapangan kerja bagi masyarakat sekitar  juga menanamkan rasa kepemilikan bagi mereka. Dengan adanya kontraktor yang ahli pekerjaan

(20)

3. Penjamin Penyelesaian Tanggul

Penjamin penyelesaian tanggul adalah Petugas Lapangan Gerhan dibawah koordinasi Dinas Kabupaten/Kota yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang Kehutanan. Tentu saja sebelumnya sudah ada MoU antara kontraktor, pemerintah dan m asyarakat yang harus diikuti.

(21)

BAB VI

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanggul dalah suatu konstruksi yang dibuat untuk mencegah banjir di dataran yang dilindungi. tanggul juga mengungkung aliran air sungai, menghasilkan aloran yang lebih dan muka air lebih tinggi.Tanggul juga dapat ditemukan di sepanjang pantai, dimana gumuk / gundukan pasir pantainya tidak cukup kuat, di sepanjang sungai untuk melindungi banjir, di sepanjang danau atau polder .

Penempatan tanggul juga harus memenuhi beberapa ketentuan yang berlaku contohnya SNI agar dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya

Jenis tanggul yang akan dibuat harus memperhatikan peruntukanya serta kondisi dalam lapangan seperti keadaan geografis, debit air, curah hujan dan vegetasi kondisi alam sungai. Selain itu tujuan pembuatan, tingkat kesulitan dan jangka waktu  pelaksanaan yang diperlukan juga harus diperhatikan

3.2 Saran

Suatu konstruksi bangunan keairan harus diperhatikan dan dilengkapi pada setiap  penggunaannya, selain itu juga diperlukan optimalisasi fungsi dan peran bangunan

keairan serta segala bentuk pemeliharaan dan perawatan harus dilakukan secara  bertahap dan rutin sehingga bangunan dapat berfungsi secara optimal dan bertahan

(22)

https://www.tneutron.net/blog/pengertian-tanggul/

http://rahmasword.blogspot.co.id/2012/05/pembuatan-tanggul-penahan-banjir.html https://www.scribd.com/document/336306512/makalah-tanggul

Gambar

Gambar 1. Tanggul
Gambar 2. Bangunan tanggul
Gambar  .  Tanggul  tembok  beton  bertulang

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,