• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah tanggul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah tanggul"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Umum

Bangunan pengatur sungai dan pengelolaan sungai merupakan bagian dari pengelolaan sumber daya air yang lebih spesifik untuk mengendalikan debit banjir umumnya melalui dam-dam pengendali banjir, atau peningkatan sistem pembawa (sungai, drainase) dan pencegahan hal yang berpotensi merusak dengan cara mengelola tata guna lahan dan daerah banjir (flood plains).

Berbagai bentuk penanganan telah dilakukan tetapi sifatnya masih setengah-setengah dan tidak maksimal sehingga tidak teratasi dengan tuntas. Untuk itu diperlukan penanganan yang komprehensif dengan melibatkan semua pihak terkait. Implementasi perencanaan pengendalian banjir ini antara lain dengan normalisasi sungai dan kolam penampungan serta stasiun pompa.

Perencanaan pengendalian banjir ini diutamakan untuk mengoptimalkan kapasitas saluran dan meminimalkan debit yang mengalir melalui sungai dan saluran sehingga air sungai tidak meluap di titik-titik yang rawan banjir dan debit yang keluar dilaut diharapkan tidak mengalami perubahan yang drastis.

Bangunan pengaturan sungai adalah suatu bangunan air yang dibangun pada sungai dan berfungsi :

1. Mengatur aliran air agar tetap stabil 2. Sebagai pengendalian banjir

Jenis-jenis Bangunan Pengaturan Sungai : 1. Perkuatan lereng

2. Pengarah arus (krib) atau pelindung tebing tidak langsung 3. Tanggul

4. Dam penahan sedimen (check dam) 5. Ground sil

(2)

Pada hakekatnya pengendalian banjir merupakan suatu hal yang kompleks Dimensi rekayasanya (engineering) melibatkan banyak disiplin ilmu teknik antara lain: hidrologi, hidrolika, erosi DAS, teknik sungai, morfologi & sedimentasi sungai, rekayasa sistem pengendalian banjir, sistem drainase kota, bangunan air, dll. Disamping itu suksesnya program pengendalian banjir juga tergantung dari aspek lainnya yang menyangkut sosial, ekonomi, lingkungan, institusi, kelembagaan, hukum dan lainnya.

Adapun cara penanganan pengendalian banjir dapat dilakukan secara struktur dan non struktur. Cara ini harus ditinjau dalam satu sistem pengaliran sungai.

Metode struktur :

1. Bangunan pengendali banjir a) Bendungan (dam) b) Kolam Retensi

c) Check dam (Penangkap sedimen) d) Groundsill

e) Retarding Basin f) Pembuatan Polder g) Sumur Resapan h) Bendung

2. Perbaikan dan pengaturan sistem sungai a) Sistem Jaringan Sungai

b) Perbaikan Sungai (Pelebaran dan atau Pengerukan Sungai) c) Perlindungan Tanggul (Tanggul Banjir)

d) Sudetan (by pass) e) Floodway

f) Pengendalian Sedimen g) Perbaikan Muara Metode non-struktur :

1. Pengelolaan DAS

2. Pengaturan Tata Guna Lahan 3. Pengendalian Erosi

4. Pengembangan Daearh Banjir 5. Pengaturan Daerah Banjir 6. Penanganan Kondisi Darurat 7. Peramalan Banjir

8. Peringatan Bahaya Banjir 9. Pengendalian Daerah Bantaran

(3)

10. Asuransi

11. Law Enforcement 1.2 Latar Belakang

Sungai adalah suatu saluran drainase yang terbentuk secara alamiah. Akan tetapi disamping fungsinya sebagai saluran drainase, sungai memiliki permasalahan yang menyebabkan eksistensinya berkurang. Beberapa permasalan tersebut antara lain erosi, sedimentasi atau pendangkalan sungai, dan juga banjir. Volume sedimen yang dihasilkan dari erosi dan reruntuhan tebing mengakibatkan pengendapan yang sangat intensif yang menyebabkan mudah berpindahnya alur sungai dan terbentuk apa yang disebut kipas pengendapan. Sedimentasi ini apabila dibiarkan akan menyebabkan pendangkalan pada sungai sehingga pada keadaan sungai seperti ini, apabila terjadi debit air hujan yang besar dapat menimbulkan luapan dan banjir.

Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan sungai tersebut terutama masalah banjir perlu dibuat sistem pengendali banjir. Salah satu bangunan pengendali banjir yang biasa digunakan di sungai adalah tanggul.

Tanggul disepanjang sungai adalah salah satu bangunan yang paling utama dan paling penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap genangan-genangan yang disebabkan oleh banjir dan badai (gelombang pasang). Tanggul dibangun terutama dengan konstruksi urugan tanah, karena tanggul merupakan bangunan menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan yang volumenya sangat besar karena tanah merupakan bahan yang sangat mudah penggarapannya dan setelah menjadi tanggul sangat mudah pula menyesuaikan diri dengan lapisan tanah pondasi yang mendukungnya serta mudah pula menyesuaikan dengan kemungkinan penurunan yang tidak rata, sehingga perbaikan yang disebabkan oleh penurunan tersebut mudah dikerjakan.

Agar pembuatan pelindung sungai maksimal perlu dilakukan perencanaan tanggul (levee planning) yang matang dan sesuai dengan Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis pengaman sungai. Pedoman ini mencakup kegiatan perencanaan (studi awal, studi identifikasi, studi pengenalan dan perencanaan

(4)

pendahuluan serta studi kelayakan), detail desain, konstruksi dan pemeliharaan dalam pekerjaan pembangunan bangunan tanggul.

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Agar mahasiswa dapat lebih mengenal sungai dan tau bagaimana tindakan yang harus dilakukan untuk menjaga fungsi dan kelestarian sungai.

2. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian tentang bangunan pengatur sungai dan mengetahui jenis-jenis bangunan pengatur sungai.

3. Agar mahasiswa dapat memahami mengenai bangunan pengatur sungai yaitu Tanggul serta kegunaan dan manfaat bangunan tersebut.

4. Agar mahasiswa dapat mengerti pentingnya menjaga kelestarian sungai dan tau pengelolaan sungai untuk memanfaatkan potensi sungai, dan mencegah terjadinya bencana yang dapat ditimbulkan oleh sungai.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Bangunan pengaturan sungai adalah suatu bangunan air yang dibangun pada sungai dan berfungsi mengatur aliran air agar tetap stabil dan sebagai pengendalian banjir. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah pengelolaan sungai adalah segala usaha yang dilaksanakan untuk memanfaatkan potensi sungai, memelihara fungsi sungai dan mencegah terjadinya bencana yang dapat ditimbulkan oleh sungai.

Adapun jenis-jenis bangunan pengatur sungai adalah : Perkuatan lereng

(5)

1. Perkuatan lereng

2. Pengarah arus (krib) atau pelindung tebing tidak langsung 3. Tanggul

4. Dam penahan sedimen (check dam) 5. Ground sil

2.2. Tanggul

Tanggul adalah salah satu bangunan yang paling utama dan paling penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat terhadap genangan-genangan yang disebabkan oleh banjir dan badai ( gelombang pasang ). Tanggul dibangun terutama dengan konstruksi urugan tanah karena tanggul merupakan bangunan menerus yang sangat panjang serta membutuhkan bahan urugan yang volumenya sangat besar. Kecuali tanah, kiranya amatlah sukar untuk memperoleh bahan urugan untuk pembangunan tanggul dan bahan tanah dapat diperoleh dari hasil galian di kanan-kiri trase rencana tanggul atau bahkan dapat diperoleh dari hasil pekerjaan normalisasi sungai, berupa galian pelebaran alur sungai, yang biasanya dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan tanggul. Dalam tahap perencanaan kiranya perlu diperhatikan, agar hasil dari pekerjaan normalisasi sungai dapat dimanfaatkan sebagai bahan tanggul. Tentulah terbatas pada hasil galian yang memenuhi syarat untu bahan urugan tanggul. Selain itu tanah merupakan bahan yang sangat mudah penggarapanya dan setelah menjadi tanggul sangat mudah pula menyesuaikan diri dengan lapisan tanah pondasi yang mendukungnya serta mudah pula menyesuaikan dengan kemungkinan penurunan yang tidak rata, sehingga perbaikan yang disebabkan oleh penurunan tersebut mudah dikerjakan. Selanjutnya tanah merupakan bahan bangunan yang sangat stabil dan tidak akan rusak selama puluhan, bahkan yang sangat stabil dan tidak akan rusak selama puluhan, bahkan ratusan tahun. Apabila di beberapa tempat terjadi kerusakan tanggul, perbaikannya sangat mudah dan cepat menggunakan tanah yang tersedia di sekitar lokasi kerusakan.

Adapun fungsi dan manfaat dari tanggul adalah sebagai :

 Penurunan tingkat risiko ancaman terhadap jiwa manusia dan harta benda akibat banjir sampai ke tingkat toleransi

(6)

 Mencegah aliran keluar dari alur dan bantaran sungai. 2.3 Jenis-jenis Tanggul

Berdasarkan fungsi dan dimensi tempat serta bahan yang dipakai dan kondisi topografi setempat tanggul dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Tanggul utama:

Bangunan tanggul disepanjang kanan-kiri sungai guna menampung debit banjir rencana.

2) Tanggul sekunder :

Tanggul yang dibangun sejajar tanggul utama, baik di atas bantaran di depan tanggul utama yang disebut tanggul musim panas maupun tanggul disebelah belakang tanggul utama yang berfungsi untuk pertahanan kedua, andaikan terjadi bobolan pada tanggul utama. Tergantung pada pentingnya suatu areal yang dilindungi kadang-kadang dibangun pula tanggul tersier. 3) Tanggul terbuka :

Tanggul yang dibangun secara tidak menerus (terputus-putus) 4) Tanggul pemisah :

Tanggul semacam ini dibangun di antara dua buah sungai yang berdekatan, agar arus sungai pada muara kedua sungai tersebut tidak saling mengganggu, terutama pada sungai-sungai yang kemiringannya dan kondisi hidrologinya berbeda.

5) Tanggul melingkar :

Tanggul yang dibangun untuk melindungi areal yang tidak terlalu luas secara melingkar

6) Tanggul sirip :

Tanggul dibangun untuk melindungi areal pertanian pada daerah bantaran, bisa sebagai penghambat kecepatan arus.

7) Tanggul pengarah :

Tanggul semacam ini berfungsi sebagai pengarah arus di muara-muara sungai untuk menjaga agar muara sungai tidak mudah berpindah-pindah dan sebagai pemandu arus sungai.

8) Tanggul keliling dan tanggul sekat :

Andaikan pda suatu sungai dibangun penampung banjir sementara (retarding basin) dengan sistem tanggul, maka tanggulsebelah luar disebut tanggul keliling (surrounding levee ) dan bagian tanggul yang terletak di tepi alur sungai disebut tanggul sekat (encircling levee )

(7)

9) Penyadap banjir :

Bangunan ini berfungsi sebagai penyadap sebagian aliran banjir, pada saat muka air banjir di dalam sungai telah melampui tinggi yang diperkirakan. Biasanya merupakan salah satu komponen utama dari retarding basin atau berfungsi sebagai bangunan atau

pintu pembagi banjir.

10) Tanggul tepi dananu dan tanggul pasang :

Tanggul tepi danau dibangun disekeliling danau atau rawa-rawa dan tanggul pasang dibangun di muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Kedua jenis tanggul tersebut diperhitungkan juga daya tahannya terhadap gaya-gaya hempasan ombak baik dari danau atau laut. 11) Tanggul khusus :

Pada pemukiman yang padat penduduk, biasanya biaya pembebasan tanah untuk pembangunan tanggul sangat tinggi. Dalam keadaan demikian untuk mengurangi areal tanah yang harus dibebaskan, biasanya tanggul dibuat berupa dinding pasangan atau dinding beton.

12) Tanggul belakang :

Biasanya dibangun pada muara anak-anak sungai untuk mencegah limpasan, akibat aliaran air pada anak-anak sungai tertahan dan permukaannya naik, karena naiknya permukaan air pada sungai utama di waktu banjir.

(8)

Gambar 2. Tanggul tembok beton bertulang

Gambar 3. Tanggul timbunan tanah

Gambar 4. Tembok pasangan batu 2.4 Trase tempat kedudukan tanggul.

(9)

Garis bahu depan suatu tanggul disebut pula sebagai trase tempat kedudukan tanggul atau disingkat dengan istilah trase tanggul. Hal-hal yang perludiperhatikan dalam penetapantrase tanggul adalah :

a) Pemilihan lokasi tanggul

Lokasi trase tanggul agar dipilih tempat kedudukan tanggul melintasi tanah pondasi yang kedap air dan diusahakan agar dihindari pondasi tanah yang lemah, seperti rawa-rawa, lumpur lunak dan gambut.

b) Arah trase tanggul

Dalam menentukan arah trase tanggul agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Dipilih suatu penampang basah sungai yang paling effektif dengan kapasitas pengaliran maksimum.

2. Agar trase searah dengan arah arus sungai dan dihindarkan tejadinya belokan yang tajam.

3. Diusahakan agar arah trase tanggul kiri dan tanggul kanan separalel mungkin dengan alur sungai.

4. Pada sungai-sungai yang arusnya tidak besar, diusahakan agar kurva alirannya stabil.

c) Tinggi jagaan

Tinggi jagaan merupakan tambahan tinggi pada tanggul untuk menampung loncatan airdari permukaan airsungai yang sedang mengalir, yang diakibatkan oleh adanya ombak gelombang dan loncatan hidrolispada saat banjir, Tinggi jagaan berkisar antara 0,6 - 2,0 m

d) Lebar mercu tanggul

Pada daerah yang padat, dimana perolehan areal tanah untuk tempat kedudukan tanggulsangat sukardaan mahal, pembangunan tanggul dengan mercu yang tidak lebar dan dengan lerengnya yang agak curam cukup memadai. Akan tetapi mercu yang cukup lebar (3-7 m)

e) Kemiringan lereng tanggul

Penentuan kemiringan lereng tanggul merupakan tahapan yang paling penting dalam perencanaan tanggul dan sangat erat kaitannya dengan infiltrasi air dalam tubuh tanggul tersebut. Dalam keadaan biasa tanpa perkuatan lereng tanggul direncanakan dengan kemiringan 1 : 2 atau lebih

(10)

kecil. Bahan yang sangat cocok untuk pembangunan tanggul adalah tanah dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Dalam keadaan jenuh airmampubertahan terhadap gejala gelincir dan longsor.

2. Pada waktu banjir yang lama tidak rembes atau bocor. 3. Penggalian, transportasi dan pemadatannya mudah.

4. Tidak terjadi retak-retak yang membayakan kesetabilan tubuh tanggul.

5. Bebas dari bahan-bahan organis seperti akar-akaran, pohon-pohonan dan rumput-rumputan.

2.5 Stabilitas Tanggul

Syarat-syarat stabilitas struktur tanggul harus diperhitungkan/dianalisa terhadap hal-hal sebagai berikut:

a) Badan tanggul harus aman terhadap kemungkinan meluapnya aliran melalui mercu (over topping) pada debit banjir rencana.

b) Berdasarkan butir (a) maka mercu tanggul harus mempunyai jagaan (freeboard) yang cukup aman terhadap muka air sungai pada debit banjir rencana.

c) Tinggi jagaan pada butir (b) harus memenuhi standar kriteria yang berlaku misalnya Standar Nasional Indonesia (SNI).

d) Ketinggian puncak tanggul pada profil memanjang harus disesuaikan dengan muka air banjir rencana sepanjang sungai yang diperlukan. e) Lereng dan kaki tanggul harus stabil terhadap aliran banjir dan erosi

serta gerusan (scouring). Oleh karena itu, harus diberi pelindung. Lapisan pelindung harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku tapi juga diperhitungkan terhadap nilai ekonomisnya.

f) Trase tanggul harus ditettapkan secara secermat mungkin dengan memperhatikan situasi dan kondisi morfologi sungai, memperhatikan factor teknik dan non teknik serta kondisi social ekonomi.

g) Jarak antara trase tanggul dengan tebing sungai harus diusahakan cukup memadai supaya apabila terjadi erosi atau longsoran pada tebing sungai tidak mempengaruhi stabilitas tanggul.

h) Tidak boleh terjadi adanyarembesan dan kebocoran (seepage and piping) pada badan tanggul.

(11)

i) Tidak boleh terjadi adanya rembesan dan kebocoran pada pondasi tanggul.

j) Tidak boleh terjaddi adanya pergeseran pondasi akibat gempa bumi. Berikut disajikan standar jagaan tanggul tanah yang lazim dipakai di Indonesia, sepanjang mercu tanggul tidak digunakan untuk lalu lintas jalan.

A. Tinggi standar jagaan (freeboard)

Apabila data-data mengenai koefisien run off (pengaliran) dan factor reduksi tidak diketahui, maka untuk menentukan debit sungai normal dapat menggunakan rumus Chezy sebagai berikut :

Q = C.B.H3/2.I1/2 Dimana :

Q = Debit sungai normal C = koefisien Chezy B = lebar sungai normal H = kedalaman air rata-rata

I = kemiringan permukaan air sungai

Dengan catatan bahwa kecepatan air padda debit normal sekitar 1,5 – 2 m/det B. Lebar standar mercu tanggul

C. Kemiringan lereng tanggul (slope of levee).

Untuk menentukan kemiringan tanggul guna keperluan desain sangat erat kaitannya dengan karakteristik mekanika tanah dari jenis tanah serta infiltrasi air melalui badan tanggul tersebut. Oleh karena itu apabila proyek itu besar syarat mutlak jenis tanah untuk timbunan maupun jenis tanah untuk calon pondasi tanggul harus diadakan penyelidikan laboratorium mekanika tanah. Dari hasil laboratorium tersebut dapat diketahui kekuatan geser dan kohesi yang bekerja diantara partikel-partikel tanah karena adanya gravitasi. Stabilitas lereng tanggul

(12)

dapat dihitung berdasarkan konsep bidang gelincir lingkaran yang rumusnya sebagai berikut :

Rumus umum :

SF = (E t I)/(W sin f) Dimana :

SF = factor keamanan (safety factor)

W = tegangan oleh gaya berat irisan vertical persatuan lebar (t/m)

I = panjang busur lingkaran galiner (m) f = sudut antara setiap garis tengah irisan t = tegangan geser persatuan luas (t/m2)

Untuk mencari tegangan geser (t) dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

t = q tg f + C Dimana :

q = tegangan kompresive vertical f = sudut geser dalam

(13)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Sungai adalah suatu saluran drainase yang terbentuk secara alamiah. Akan tetapi disamping fungsinya sebagai saluran drainase, dan dengan adanya air yang mengalir didalamnya,sungai menggerus tanah dasarnya secara terus menerus sepanjang masa eksistensinya dan terbentuk lembah sungai. 2. Bangunan pengaturan sungai adalah suatu bangunan air yang dibangun

pada sungai dan berfungsi mengatur aliran air agar tetap stabil dan sebagai pengendalian banjir.

3. Tanggul merupakan bangunan pengatur sungai yang biasa dimanfaatkan untuk pengendali banjir, adapun jenis bangunan yang biasa digunakan adalah Tanggul timbunan tanah, Tembok beton bertulang, dan Tembok pasangan batu.

4. Dalam merencanakan pembuatan tanggul (levee planing) perlu diperhatikan beberapa aspek seperti trase tanggul, tinggi jagaan tanggul, dan stabilitas tanggul.

5. Untuk menjaga kelestarian maka diperlukan pengelolaan sungai yaitu segala usaha yang dilaksanakan untuk memanfaatkan potensi sungai, memelihara fungsi sungai dan mencegah terjadinya bencana yang. dapat ditimbulkan oleh sungai, misalnya dengan membuat tanggul, bendungan atau bangunan sungai lainnya.

3.2. Saran

Dalam menangani luapan/limpasan banjir sungai sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan tidak hanya dari segi struktural tetapi juga non-struktural. Selain itu pemeliharaan dan pengawasan terhadap bangunan pelindung atau pengatur sungai sangat penting dilakukan agar potensi sungai dapat dioptimalkan.

Gambar

Gambar 1. Contoh konstruksi tanggul
Gambar 2. Tanggul tembok beton bertulang

Referensi

Dokumen terkait

Drs.. Kajiannya dilatarbelakangi oleh kenyataan yang hidup dalam masyarakat kaum terpelajar, didapatkan kesan bahwa agama tidak lagi menjadi pengatur, pengendali

Ada 3 kali pengurangan angka 2 hingga habis (nol). Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian. Perkalian adalah penjumlahan berulang. Maka pembagian adalah pengurangan

– Kreativitas mempunya akar kata to create yang berarti menciptakan sesuatu, sedangkan inovasi mempunyai akar kata to innovate, yang berarti membuat cara baru untuk sesuatu yang

Data primer dimaksudkan sebagai data yang didapat dari berbagai peristiwa atau adegan tutur yang terdapat di pasar Songgolangit pada kegiatan transaksi Jual beli

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Conroy dan Emerson (2004) menunjukkan bahwa orang yang memiliki komitmen dalam agama mereka mampu membuat keputusan sesuai

Untuk itu telah dibangun suatu unit kontrol berbasis aliran udara yang dapat mengoperasikan sistem pemanas sehingga kestabilan humidity di ruang Cave Siklotron dapat tercapai..

Gejala merkurialisme: Efek pada sistem saraf, sakit kepala, badan terasa lemah, anoreksia, depresi, berat badan turun, salivasi berlebih, mual, muntah, diare,

Kepopuleran cerpen ini secara tidak langsung memberikan inspirasi terhadap karya-karya yang muncul kemudian, seperti dalam komik tentang dongeng Jepang yang berjudul Kumo