• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpres RanHAM 2015 Final

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perpres RanHAM 2015 Final"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Mengingat ...

NOMOR 75 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

TAHUN 2015-2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara

kodrati melekat pada diri setiap manusia, bersifat universal

dan langgeng, oleh karena itu harus dihormati, dipenuhi,

b.

dilindungi, ditegakkan, dan dimajukan;

bahwa pelaksanaan penghormatan, pemenuhan, pelindungan,

penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia, akan

menciptakan kesejahteraan, kedamaian, ketenteraman, dan

keadilan bagi seluruh masyarakat;

c. bahwa penghormatan, pemenuhan, pelindungan, penegakan,

dan pemajuan hak asasi manusia merupakan kewajiban dan

tanggung jawab negara, terutama pemerintah, dan diperlukan

peran serta masyarakat;

d. bahwa Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2011 tentang

Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun

2011-2014 telah berakhir sehingga perlu dilanjutkan dengan

Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2015-2019;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

(2)

4. Sekretariat ...

Mengingat

:

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN PRESIDEN TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL

HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019.

Pasal 1

Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:

1. Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disingkat HAM

adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,

hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan

serta pelindungan harkat dan martabat manusia.

2. Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia yang

selanjutnya disebut RANHAM adalah dokumen yang

memuat sasaran, strategi, dan fokus kegiatan prioritas

rencana aksi nasional hak asasi manusia Indonesia dan

digunakan sebagai acuan kementerian, lembaga, dan

pemerintah daerah dalam melaksanakan penghormatan,

pelindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan

HAM di Indonesia.

(3)

a. Kementerian ...

4. Sekretariat Bersama RANHAM adalah unit pelaksana

RANHAM yang dibentuk untuk mengoordinasikan,

memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan RANHAM di

kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Presiden ini ditetapkan RANHAM

Tahun 2015-2019 yang berlaku sampai dengan 31

Desember 2019.

(2) RANHAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

(3) Sistematika RANHAM sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) sebagai berikut:

a. pendahuluan;

b. strategi RANHAM Tahun 2015-2019; dan

c. penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan RANHAM.

Pasal 3

Menteri, pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota

bertanggung jawab atas pelaksanaan RANHAM sesuai

dengan

kewenangan

masing-masing

berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 4

(1) Dengan Peraturan Presiden ini dibentuk Sekretariat

Bersama RANHAM.

(4)

pemerintah ...

a. kementerian

yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi

manusia;

b. kementerian

yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan di bidang sosial;

c. kementerian yang menyelenggarakan

urusan

pemerintahan di bidang dalam negeri; dan

d. kementerian

yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan

nasional.

(3) Sekretariat Bersama RANHAM sebagaimana dimaksud

pada

ayat

(1)

dipimpin

oleh

menteri

yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

hukum dan hak asasi manusia.

Pasal 5

(1) Sekretariat Bersama RANHAM sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 bertugas:

a. mengoordinasikan, memantau, dan mengevaluasi

pelaksanaan RANHAM di kementerian, lembaga,

dan pemerintah daerah; dan

b. menyampaikan

laporan

capaian

pelaksanaan

RANHAM di kementerian, lembaga, dan pemerintah

daerah kepada Presiden setiap tahun.

(2) Laporan capaian pelaksanaan RANHAM sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dipublikasikan sebagai wujud

akuntabilitas publik.

Pasal 6

(5)

dalam ...

pemerintah daerah wajib menyusun Aksi HAM yang

ditetapkan setiap 1 (satu) tahun.

(2) Dalam menyusun Aksi HAM sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), kementerian, lembaga, dan pemerintah

daerah melakukan koordinasi dengan Sekretariat

Bersama RANHAM.

(3) Aksi HAM sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

ditetapkan dengan Instruksi Presiden.

Pasal 7

(1) Dalam

melaksanakan

Aksi

HAM,

kementerian,

lembaga, dan pemerintah daerah melibatkan peran

serta masyarakat.

(2) Pelibatan peran serta masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan pada tahap

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.

Pasal 8

(1) Kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah wajib

menyampaikan laporan capaian pelaksanaan Aksi

HAM setiap triwulan kepada Sekretariat Bersama

RANHAM.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

digunakan

sebagai

bahan

pelaporan

capaian

pelaksanaan RANHAM kepada Presiden.

Pasal 9

(6)

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Presiden ini.

Pasal 10

(1) Pendanaan pelaksanaan RANHAM pada kementerian

dan lembaga dibebankan pada Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara.

(2) Pendanaan pelaksanaan RANHAM pada pemerintah

daerah provinsi, kabupaten/kota dibebankan pada

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

masing-masing.

Pasal 11

Dalam hal RANHAM 2020-2024 belum ditetapkan,

penyusunan Aksi HAM untuk tahun 2020 mengacu pada

RANHAM 2015-2019.

Pasal 12

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Peraturan

Presiden Nomor 23 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi

Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2011-2014,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 13

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

(7)

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan

Peraturan

Presiden

ini

dengan

penempatannya dalam

Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 22 Juni 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 23 Juni 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY

(8)

A

2015

A

2015

A

A

-2019

BAB

A.

! "#" $%# &! '# & " $ (!" ) $"%() $#&% ) $ ) & $"*% ( ''# " % '# '%" $& +'# & &

-

&

D

' $%# &!'# (%

1945.

! "#" '% ( &#% "% ' '% " & #+ ,

D

'# # -'

A

''# % '# ! ( '#

B

'

-B

' $& ( %./ 01

% ( &% &

-

&

D

' $% # &!'# (%

1945

" % '%''# & " '& ## ,#%

BAB

XA

dari Pasal 28A hingga Pasal 28J meneguhkan komitmen Negara untuk

menghormati, memenuhi, melindungi, menegakkan, dan memajukan HAM

di Indonesia.

Pasal 28I ayat (4) menyatakan bahwa perlindungan,

pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah

tanggung jawab negara terutama pemerintah. Lebih lanjut dalam Pasal

28J ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 bahwa setiap orang wajib menghomati hak asasi manusia orang lain

dalam tertib kehidupan bermasyarakatan, berbangsa dan bernegara.

Amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam Pasal 71 dan Pasal 72

(9)

Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pasal

71 menyatakan bahwa Pemerintah wajib dan bertanggung jawab untuk

menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi

manusia sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang ini, peraturan

perundang-undangan lain, dan hukum internasional tentang Hak Asasi

Manusia yang diterima oleh Negara Republik Indonesia. Selanjutnya

dalam Pasal 72 mengatur bahwa kewajiban dan tanggung jawab

Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, meliputi langkah

implementasi yang efektif di bidang hukum, politik, ekonomi, sosial,

budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain.

Pasal 28H ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan

kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan

manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. Selain itu,

Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia menyatakan bahwa setiap orang termasuk kelompok masyarakat

yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih

berkenaan dengan kekhususannya. Pasal-Pasal tersebut bermakna bahwa

penghormatan, pelindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan Hak

Asasi Manusia oleh Pemerintah harus dapat diakses oleh seluruh lapisan

masyarakat di Indonesia. Termasuk perlakuan dan pelindungan khusus

bagi kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, kelompok lanjut

usia, fakir miskin, perempuan, anak, pengungsi, masyarakat adat, dan

pekerja migran. Tanggung jawab pemerintah di bidang Hak Asasi Manusia

dilaksanakan tanpa memandang pembedaan manusia atas dasar agama,

suku, ras, etnis, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis

kelamin, bahasa, dan keyakinan politik tertentu dalam mewujudkan

keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Indonesia sebagai salah satu negara anggota Perserikatan

Bangsa-Bangsa mempunyai kewajiban melaksanakan berbagai instrumen

internasional Hak Asasi Manusia yang telah diterima oleh Indonesia, di

(10)

antaranya Deklarasi Wina Tahun 1993 dan Konvensi Hak Penyandang

Disabilitas yang diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2011 tentang Pengesahan

Convention on the Rights of Persons with

Disabilities

(Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas). Hal ini

menjadikan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global yang

berkomitmen melakukan segala upaya merealisasikan penghapusan

segala bentuk diskriminasi dan menjamin partisipasi penyandang

disabilitas dalam setiap aspek kehidupan. Amanat Deklarasi Wina dan

Konvensi Hak Penyandang Disabilitas menekankan agar setiap Negara

membentuk dan melaksanakan Rencana Aksi Nasional yang terkait

dengan Hak Asasi Manusia.

Visi dan misi Presiden Republik Indonesia yang dituangkan dalam

Nawacita memuat 9 (sembilan) agenda prioritas perubahan dalam rangka

mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. Visi

dan misi tersebut mencakup pula kebijakan Presiden dalam mengatasi

permasalahan di bidang Hak Asasi Manusia.

Guna merealisasikan visi dan misi serta kewajiban dan

tanggungjawab tersebut, Pemerintah memandang perlu menyempurnakan

dan melanjutkan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia

(RANHAM) 2011-2014 dan Rencana Aksi Nasional Penyandang Cacat (RAN

Penca) 2004-2013, dengan mengintegrasikan nilai-nilai keadilan,

kemanusiaan, dan inklusivitas kelompok rentan ke dalam satu Rencana

Aksi Nasional

yang inklusif, yaitu Rencana Aksi Nasional Hak Asasi

Manusia Indonesia (RANHAM) 2015-2019.

RANHAM Indonesia yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden

merupakan:

a. dokumen yang memuat sasaran, strategi, dan fokus kegiatan prioritas

Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun

2015-2019 dalam pelaksanaan penghormatan, pelindungan, pemenuhan,

penegakan, dan pemajuan HAM bagi masyarakat Indonesia.

(11)

b. panduan dan rencana umum serta arah bagi penyelenggara negara

yang pelaksanaannya bersifat dinamis

(living document)

, dapat

disesuaikan dengan potensi, dan permasalahan di setiap kementerian,

lembaga, dan pemerintah daerah.

Pelaksanaan RANHAM dan RAN Penyandang Cacat sebelum ini telah

membawa perubahan ke arah pencapaian peningkatan pemahaman

aparat pemerintah dan masyarakat terhadap persoalan dan penanganan

HAM secara umum, dan persoalan penyandang disabilitas berbasis HAM.

Namun, dalam perkembangannya hingga saat ini harus diakui bahwa

pencapaian HAM, masih belum optimal. Tuntutan pemenuhan hak bagi

penyandang disabilitas juga semakin menguat setelah diratifikasinya

Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas, yang menggeser paradigma

yang berfokus kesejahteraan menuju pemenuhan hak penyandang

disabilitas di berbagai bidang.

Hasil evaluasi pelaksanaan RANHAM 2011-2014 dan RAN

Penyandang Cacat 2004-2013, menunjukkan adanya beberapa tantangan

dan kendala antara lain:

1. Kurang optimalnya koordinasi antar lembaga pelaksana.

a. Sekalipun sebagian besar kementerian, lembaga, dan pemerintah

daerah telah membentuk panitia RANHAM dan pokja RANHAM,

harus diakui bahwa sedikit sekali panitia RANHAM dan pokja

RANHAM yang kinerjanya baik dan efektif.

b. Unit yang menangani perencanaan dan pemantauan/evaluasi

kurang berfungsi secara efektif dalam pelaksanaan RANHAM.

c. Pelaksanaan RAN Penyandang Cacat 2004-2013, belum

dilengkapi dengan mekanisme koordinasi yang jelas antar

kementerian/lembaga dan antar pemerintah pusat dan daerah.

d. Masih adanya anggapan bahwa RANHAM hanya bagian dari

tugas Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan RAN

Penyandang Cacat hanya bagian dari tugas Kementerian Sosial.

e. Selain itu, luasnya lingkup yang diatur dalam RANHAM yang

(12)

cq. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dirasakan

kurang efektif dalam membantu kelancaran pelaksanaan

kegiatan RANHAM.

f.

Kurang konsistennya lembaga pelaksana RANHAM dalam

pelaksanaan program utama dan rencana aksi yang sudah

disusun bersama sebelumnya, dengan yang dilakukan, termasuk

dalam mengalokasikan sumber daya untuk mendukung

pelaksanaan RANHAM tersebut.

2. Kurang efektifnya mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

Pelaksanaan RANHAM 2011-2014 dan RAN Penyandang Cacat

2004-2013.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, dalam rangka

meningkatkan efektivitas upaya penghormatan, pemenuhan, pelindungan,

penegakan, dan pemajuan HAM, maka implementasi RANHAM 2015-2019

dilakukan melalui:

1. Penguatan Koordinasi Institusi Pelaksana RANHAM.

a. Selaras dengan semangat Pemerintah dalam mewujudkan

birokrasi yang efektif, yang minim struktur akan tetapi kaya

fungsi, dipandang perlu untuk melakukan penyederhanaan

terhadap institusi pelaksana RANHAM, sekaligus menguatkan

mekanisme koordinasi di antara lembaga/institusi pelaksana

RANHAM di pusat dan daerah.

b. Mengingat luasnya lingkup yang diatur dalam RANHAM dan dalam

rangka meningkatkan efekti fitas dan efisiensi pelaksanaan

RANHAM,

dipandang

perlu

membentuk

Sekretariat

Bersama RANHAM yang terdiri dari unsur kementerian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hak asasi

manusia, di bidang sosial, di bidang dalam negeri, di bidang

perencanaan pembangunan nasional.

c. Sekretariat Bersama RANHAM mengoordinasikan pelaksanaan

RANHAM di kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

(13)

d. Untuk kelancaran pelaksanaan RANHAM di daerah, pimpinan

daerah mengoordinasikan

unsur

perangkat

daerah

yang

membidangi urusan perencanaan, urusan sosial, dan instansi

vertikal

kementerian

yang

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan di bidang hak asasi manusia di daerah. Pemerintah

daerah berkoordinasi dengan Sekretariat Bersama RANHAM untuk

tercapainya tujuan RANHAM.

2. Penyempurnaan Mekanisme Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan.

a. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tidak dikategorikan sebagai

strategi yang terpisah, melainkan merupakan kesatuan proses

kegiatan yang perlu dilakukan terhadap pelaksanaan RANHAM. Di

samping itu program persiapan pengesahan instrumen HAM

internasional diperluas cakupannya sehingga menjadi penyiapan

pengesahan dan penyusunan bahan laporan implementasi

instrumen internasional HAM.

b. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pelaporan implementasi

RANHAM perlu dilakukan secara elektronik.

c. Pelaporan implementasi RANHAM dilakukan setiap triwulan

dengan format 8 (delapan) kolom (F8K).

d. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan implementasi RANHAM

dilakukan masing-masing institusi pelaksana RANHAM dengan

melibatkan peran serta masyarakat.

e. Verifikasi

terhadap

pemantauan,

evalusi

dan

pelaporan

implementasi RANHAM dilakukan Sekretariat Bersama RANHAM.

B. Sasaran

Sasaran umum RANHAM adalah meningkatkan penghormatan,

pelindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan HAM bagi seluruh

lapisan masyarakat Indonesia oleh negara terutama pemerintah dengan

mempertimbangkan nilai-nilai agama, moral, adat istiadat, budaya,

keamanan, ketertiban umum, dan kepentingan bangsa Indonesia

(14)

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Sasaran umum tersebut dicapai melalui sasaran khusus sebagai berikut:

a. meningkatnya pemahaman HAM aparatur negara dan masyarakat;

b. terlaksananya instrumen HAM dalam kebijakan pemerintah;

c. meningkatnya partisipasi Indonesia dalam forum kerja sama

penghormatan, pelindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan

HAM;

d. meningkatnya penanganan pelanggaran HAM;

e. meningkatnya aksesibilitas penyandang disabilitas dan kelompok rentan

lainnya untuk berpartisipasi di bidang sipil, politik, ekonomi, sosial dan

budaya.

(15)

BAB II

STRATEGI RANHAM TAHUN 2015-2019

Untuk mencapai sasaran RANHAM Tahun 2015-2019, maka perlu

disusun strategi implementasi RANHAM yang meliputi:

a. Strategi 1

Penguatan institusi pelaksana RANHAM;

b. Strategi 2

Penyiapan pengesahan dan penyusunan bahan laporan implementasi

instrumen internasional HAM;

c. Strategi 3

Penyiapan regulasi, harmonisasi rancangan peraturan

perundang-undangan dan evaluasi peraturan perundang-perundang-undangan dari perspektif

HAM;

d. Startegi 4

Pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang HAM;

e. Startegi 5

Penerapan norma dan standar HAM;

f. Strategi 6

Pelayanan komunikasi masyarakat.

Keenam strategi tersebut dijabarkan dalam matriks di bawah ini:

(16)

234 5 36 78 9:;6 < 7=535< ><? 3 83= ? 8 ;6 @5A?5<5 B CD E CF

L JQX SZSQV XMQ L JL MZ N YLMOZ MQ YL^OJLJQUMNY `

A

Ga

A

b

.

M

.

bMNYPUJK\MUMN Q_M IJQVJUMP SMQ M^MKMU X MQ ^J LJKYQUMP

X MJKMP

.

cd [JUJ K\MU MN MQeMZUS

,

^KMN M KMQM XMQNM KMQM SQUSZ

L JQNHNY MO YN MNYZMQ `

A

Ga

A

b XMQ

^JKS\ MP MQLJZM QYNL J ^JOMZ NM QM M MQQ_M

.

X

.

IJQJ UM^MQ SQYUX MQNU Mf

_MQV UJ^M UXY NJUYM^

M

.

RJK\J QUSZQ_M

gJZKJUMKY MU

B

JKNML M `

A

Ga

A

b

\

.

RJKNSN SQQ_M

A

Z NY a

A

bHOJP

ZJLJQUJKYM Q

,

OJL \MVM

,

X MQ ^JLJK YQUMP

X MJKMP

.

cd RJKOMZ N M QMQ_M ^J LMQUMSMQ

,

cd IJQYQVZM UMQZJKTM

(17)
(18)

±²

.

³´ µ ¶·¸·¹·º·» ¼½¾ ½·» ¼ ·»¿·»À · » Á »ÂÃÄ·¿²µ Å´ Æ´ µ º·¸Ã¹ ·» DzĽ¸ È ÉÊË ÌË ÍË ÎÈ Ï ÍË Ð

ÑÐÉÒÎ É ÍÉÓÔÉÌ ÏËÓÕ ÐÉÍÖË ×ËÕ ØËÓ ÙÉ ÍÉÌ ÏÓ ÔËÒ ØËÉÌ ËÒÚ

ÏÓÔÉÌÓË È ÏÑÓËÐ ÛÜ Ý ÈÉÖ Ë×Ë Ï ÖËÒËÓ ÐËÙÑÌËÓ Ö ÉÌ Î Ë ÐË ÎÉ Þßàá Þ

y bodies

ÏÓÔÉÌÓË ÈÏÑ ÓË Ð ÛÜÝ Ú ÊÚ âËÔË ÍÉÓ× ÉÓË Ï

Ï ÍÙÐÉÍÉÓ ÔË ÈÏ ÛÜÝ ÑÐÉÒ Ö ÉÌ ÖË ×ËÏ

Î É ÍÉÓÔÉÌ ÏËÓÕ ÐÉ ÍÖË ×ËÕ ØËÓ ÙÉÍÉÌÏÓÔËÒ

ØË ÉÌ ËÒÖÉÐã Í ÔÉÌÏÓ ÔÉ×Ì Ë ÈÏ Ø ÉÓ×ËÓ ÖË ÏÎÚ

ÏÓÔÉÌÓË ÈÏÑÓË ÐÛÜÝÕ ÔÉÌ È ãÈ ãÓÓäË åæ æ ËÔË ãåç ÉÌÙÌ ÉÈ

ÍÉÓ×ÉÓË Ï ÙÉÓ× ÉÈËÒËÓ ÏÓÈÔÌ ã ÍÉÓ

ÏÓÔÉÌÓË ÈÏÑÓË ÐÛÜÝÕ È ÉÌÔË ÔÉÌ ÐË ÎÈËÓËÓäË ÙÉÓ×ÒË Ì ÍÑ ÓÏÈ ËÈ ÏËÓ åæ æ ËÔË ã åç ÉÌÙÌ ÉÈ ÍÉÓ×ÉÓË Ï ÙÉÓ× ÉÈËÒËÓ ÏÓÈÔÌ ã ÍÉÓ

ÏÓÔÉÌÓË ÈÏÑÓË ÐÛÜÝ Ú ÊÚèÉÌ È É ØÏËÓäË ØËÔË ÙËØË

ÙãÈËÔ ØËÔË

Î É ÍÉÓÔÉÌ ÏËÓÕÐÉ ÍÖË ×Ë ØËÓÙÉÍÉÌÏÓÔËÒ

ØË ÉÌ ËÒ ÈÉÖ Ë×Ë ÏÖ ËÒËÓ ÐËÙ ÑÌ ËÓ Ö ÉÌ ÎË ÐË

Ï ÍÙÐÉÍÉÓ ÔË ÈÏ ÏÓÈÔÌ ãÍÉÓ

ÏÓÔÉÌÓËÈ ÏÑ ÓË Ð ÛÜ ÝÚ

bodies

ØË ÐË ÍÌ ËÓ×Î Ë ÙÉÓäÏËÙËÓ ÖËÒËÓ ÐËÙÑÌËÓ ÏÍÙÐÉÍÉÓ ÔË ÈÏ ÏÓÈÔÌ ã ÍÉÓ

(19)
(20)

! " # $ %&' " ( ) & *'

1

2

3

4

5

6

) &" & ##& ) #' % & + , % #%& )& &" % ' +' " & ,

+ & "

% - & " )" , + &)" + " , ' " % + + ) " ' + " + % #

% #

." "#& /0 %& %& ' % & #' "( % - , ' " " " # 1 '2 & - &

34

.

56 789:9;9<9= >?@ ?9= > 9=A9=B 9 = C =DEF9A47G6H6 7< 9: E; 9= I4 F?:

1

2

3

4

5

6

J9: E< A67H9A9:=K9 L6 89< 989=

D 9= F 6 :9D979=9L9 79A L6 86 7 E=A9< D9=

A

L97 9A L6867 E=A9< D 9=

8 9:K979F 9A 8 689<98 ED 9=

8 6=679LF9= =E; 9E

-

=E; 9E

9

.

J9: E<A67H9A 9: =K9 9L979A?7 L6867E=A 9< K9=B 86 8 E;EFE

F 6898L?9 =D 9;98

9

.

J6=E =BF9A=K9@ ?8;9< 9L979A?7L6867 E=A9< K9 =B 868 E;EFE

F 6 898L?9=D 9;98

9

.

56=E =BF9A9= @ ?8;9< 9L979A ?7 L6867E =A9< K9=B 86 8 E;EFE

(21)

MN

.

OP QRSTSUSVSW XYZ YSW X SW[SW\ S W ] W^_`S[NQaPbP QV ST _U SW cN `YT

gPRSVSRSW W_U S_

-

W_U S_ e

A

f[ PQRST Y`V S` T PQ[S gPUS[_V SW dSW\ ^ _TP UPW\\ SQ S`S W

.

hi

B

PU YRN g[_RSU WdS

gPWSW\ S WSW RSTSUSV gPWd SW^ SW\ ^ _TSb _U_ [ST gPWdSW^ SW\ ^ _TSb _U_[ST ^ SW` PU NRgN` QPW[SW gPWdSW^ SW\ ^ _TSb_U_ [ST ^ SW` PU NRgN` QPW[SW US_ WWdS^ SU SRbSVSW SZ SQgPW^ _^ _`SWTPQ[S gPUS[_VS W d SW\

^ _TPUPW\\SQS` SWWdS

.

hi fP W_ W\`S[WdS

gP RSV SRSW

R ST dS QS` S[ [PW[S W\ e

A

f

[PQRST Y`V S` gPWdSW^ SW\ ^ _TSb _U_[ST ^ SW` PU NRgN` QPW[SW US_ WWdS

.

R PWPQSg`SW W_US_

-

W_U S_ e

A

f[ PQRST Y`VS` gPWd SW^ SW\ ^ _TSb _U_ [ST ^ SW ` PU N RgN` QPW[ SW U S _WWdS

.

b

.

OPWdP bSQU YSTSW

(22)
(23)
(24)

ÚÛ

.

ÜÝ Þ ßàáàâàãàä åæç æàä å àä èàäé àä êäëìíàèÛÞ îÝ ïÝ Þ ãàáì âàä ðÛíæá

1

2

3

4

5

6

2

ñò ó ôõ ö óõ÷ø ò öùò úò û üõû úò ýò þ óò û ÿõþøöø ûò û

üò ò û òóû ò ò òöò óòþú òö óõ ÷ýó öõûþò û ÷ò ûûò ò ûù óõ ø ÷ þò û ø û þøó õ ÷òû ù ø ûù óò û ýõöóòûò û óòöõ ûò þú ò ó õ ÷ ó óõ ÷õ ûù óòý òû òú û þ öò

ÿ õø úò ò û òù ò òöòóò þ ú ò ö óõ÷ýó öõ û þòû ÷ò ûû ò ø û þø ó õ÷ò ûù øû ùóò û ý õ ö óòûòû

.

þõò ú û þöò óõ ýõû úø úø óòû úò û ò þò þò û ý÷ òû ùòú ò õ ÷ø õ öò ÷ò û ò ó

ò õ öò þò þû ò ø÷ ò ý õ ö óòûò û ò þò ø ý õ ö õ öò ò û

ò ò öò óò þ þõ öò ø ó ý õûò ûú ò ûù

ú ò ÷ þò ú òû óõ÷ýó öõû þò û ÷ò ûû ò ú ò÷ò þõ ò ú û þöò

óõý õû úø úø óò û úò û ò þò þò û ý ÷

.

üõ û ûù óò þû ò ø ÷ò óõ ÷ýó öõ û þò û ÷ò ûû ò òû ùþõöò þò þ úò ÷ò þõ

ò ú û þöò

óõ ýõ ûú øú ø óò û ú òû ò þò þò û ý ÷

õû û ùóò þò û ò ó õ ú òû ý õ÷ò òû òû òú û þ öò óõý õûú ø úø óò û òû ù û ó÷ø ò ù ò ò öò óò þ þõ öò ø óý õûò ûú ò ûù ú ò ÷ þò úò û óõ ÷ýó öõûþò û ÷ò ûûòþõöø þòò ø û þø óõ õ ö óò û

(25)
(26)

/0

.

12 3 456575859 :;< ;59 : 59 =59> 59 ?9@AB5=03 C2 D2 3 856A 759 E0B;6

1

2

3

4

5

6

4

F 5BG24H23 0728 C2 5@ A759

5

.

G56A8 D59I5B 9I5 B5 6; 6HA@59 5 3A9>59 I59>=A @5B @ A 627265AB59 42757 ;A 42B59A642

JKLMN JO MPQK

justice

.

D

.

G56A8=23D5=5 69I5

H24D23 A59 75I59 59D 59=;59 8;B;4@ 59

H29@ 54H A9> 59 D5>A 456I535B 5= @ 53A B270 4H0B 32 9 =59 I59>62@ 59>

D23 85@ 5H59 @2 9>59 8;B;4

.

5

.

G56A8 329@589I5 H24585459 5H 53 5= H292>5B 8;B;4 =29=59> H 3 A96AH

restorative justice

.

D

.

G56A 8B;359>9I5 B0 03@ A95 6A

H29I27265A59B56;6 59=53A96 =596A H292> 5B 8;B;4@ 59 A96= 596A =23B 5A =

.

5

.

G2 9 A9>B5=9I5 H29I27265A59B56;6 HA@59 53A9>59 42757 ;A 42B 59A642

restorative

HA@59 53A9>59 42757 ;A 42B 59A642

restorative

justice.

D

.

129A9>B5=559

H29I2@ A5 59 D 59 =;59 8;B;4@ 59

(27)

RS

.

TU V WXYXZX[X\ ]^_ ^X\ ] X\ `X\a X\ b\cdeX`SV fU gU V [XYd ZX\ hSe^Y X\ `XV^WX`gUVXaXWX

.

6

i Xe

A

`X Y oXYX

A

WX\ eS\l ZdenUV `X\X[X\ c X\ nV S YUYnU\UaXeX\ [^e^W

.

g

.

jU \ d\aeX `eX\ nU\kUZUYXdX\

eS\ l ZdenUV `X\ X[X\ WUZX Z^d WU e X\ dYWU XZ`UV\ X`dlgUVgXYd Y WXYkXVXe X`

.

nV S YUY nU\UaXeX\ [^e^W

.

g

.

TUVtUn X`X\

nU\kUZUYXdX\eS\l Z de gUVgXYdY WXYkXVXeX `

.

tu TU \tUaX[X\ nU VZXe ^X\

YXZ X[`UV[Xc Xn

(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

+,

.

-. / 012131415 678 715 6 15 915: 15 ;5<=>19,/ ?. @. / 412= 315 A,>72

1

2

3

4

5

6

BC DEF GH IC JC KCD JG DECDIL M LNO

PO QG DLHLD DBC

C D EMCR MCS LS C DCM

^UO \GHNCSCTCICD _LXLC D _C DVC DEC D `DJWMC VUH ]GFGH ICS WTC D aUM LS

1

2

3

4

5

6

c./01213 1415 d 15: 2./ =5:>13 = < = 41< 1c=

1

.

6./3 1>21515d1 c.515: 1515 < 15>713=912gbfd15: 0.515:15=c.31d 1515 @

.

6./2.3.21 =>155d1

c./ 01213 1415

c.315:: 1/ 15h

A

+i

A

f

(34)

jkljm j njo k

:

j

.

pjqo n ol jqrklrs tukv jtwjosjk wukxjy rjk

t jqvjm jsjltjqoz lum{jl jq|

{

.

}rmjkxkvj s ~~myo kjqo vjkx {josj kljm okqljkqovj kx tukj kxjko wukxjy rjk

.

o kql jkqov jkx {um ljkxxrkx j€j{ yjnjt wukuxjsjk 

A

‚yj k

wun jvjkjk wr{nos

.

yjnjttukokyjsnj krlo yjktukj kxj ko

wukxjy rjk t jqvj mjsjl

.

ƒ| „um{jljqkvjo k…~mt jqo v jkx tutrjlluklj kx wukxjy rj kt jqv jmjsjl v jkx yjwjlyo jsquq ~nuz

/

jkljm

sutuklum ojk

,

nu t{jxj

,

yj kwu tum okljz yjumjz quzo kxxjtutryjzsjk yj njt tuko kyjsn jkrlo yj ktukjkxjkokvj

.

{josv jkx yojy rsjk ~nuz o kyo†oy rt jrwrk sun~tw~s

.

ƒ| ‚ukokxsjl kvj s ~t oltuk

wotw okjk

/

jwj mjl wutumo kljz yjnjt wukjkxjkj k wukxjy rjk t jqvj mjsjl

.

‡ ˆ‰Š‹Œ‰ ˆ‰‡Ž

B

‹} ‹Œ ‰Š‹

A,

lly

.

(35)

” •” – – –

—˜™ š › œ›™ •™  —˜ž•™Ÿ•›•™  ˜ • ¡ ›•œ –

,

¢• ™ —˜¡• —£¤•™ —˜¡•¥œ• ™ •• ™¤•™¦• ž

•§ ¥££¤¢– ™•œ–

1.

¢¨ ©¨ ª ª« ©¨ ¬ ­¬¨ ® ¯«® ° ­± ­®¨ ® ¯«ª¨®²¨­¨® « ³¨ ©­¨ ± ´ µ ¨ ® ¯« ©¨¯¶ ·¨® ¯«©¨¬ ±¨ ®¨ ¨® ¤• ™¦• ž µ ´¸­²­¹¬¨ ® ­ ¯¨°¨ ¬¶¶·µ´®¨ ± ´ ­®² ­¬ ª«®º¨ ¯¨´ ± ­¨ ² ­ ¬« ±¨ ² ­¨ ® ± ´¬ ¨ ¯ ¯¨ ®µ¨ ®»¨ ® µ¨ ® »«·¨ ¬ ©¨ ®»¬¨¹ µ´ ¨ ® ²¨·¨ ¬« ª«®² « · ´¨ ® ©«ª¸¨»¨ µ ¨® ¯« ª«· ´® ²¨¹ µ¨ « ·¨¹ µ«®»¨® œ« ¬ ·«² ¨ · ´¨ ² ”« ·±¨ ª¨ ¤• ™¦• ž§ ›¯¨°¨ ²«·± «¸­² µ ´©¨ ¬ ­¬¨ ® ­®²­¬ ª«®»¹´® µ¨·´ ¨ µ¨ ® °¨ ¬« ² ´µ¨ ¬ ±« ©¨·¨± ¨® µ¨ ®¼¨ ²¨­ ² ­ª ¯¨ ®» ²´®µ ´¹ ¯«©¨ ¬ ±¨ ®¨ ¨® ¨¬ ± ´ ¦•ž§

2.

—· ´® ± ´¯

-

¯· ´®± ´¯

µ ¨ ±¨·

µ ¨ ©¨ ª

ª« ©¨¬­¬¨ ®

¬ «»´¨ ² ¨® ¯« ® ° ­±­® ¨®

,

¯« ª¨® ²¨­¨ ® « ³¨ ©­¨ ± ´µ¨ ® ¯« ©¨¯¶ ·¨ ® ¯« ©¨ ¬±¨ ®¨ ¨ ® ¤•™¦• ž ª«©´¯­² ´½ ¨§ Ÿ« · ¯­±¨ ² µ¨ ® ² «· ¯¨µ­

.

•·² ´® °¨ ¯«® ° ­± ­®¨ ® ¯« ª¨ ®² ¨­¨ ® « ³¨©­¨±´ µ¨ ® ¯« ©¨¯¶·¨ ® ¯« ©¨ ¬± ¨® ¨¨ ® ¤• ™¦• ž µ ´©¨ ¬ ­¬¨ ® ª« ©¨©­´ ¬ ¶¶ ·µ´®¨±´ °¨ ®» ¾« ©¨ ± µ ¨® ª« ®µ ­¬ ­®» ¨µ ¨®°¨ ¬ «² « · ¯¨ µ ­¨ ® ²´®µ ¨¬¨ ® ¶©«¹ ¯«ª«·´® ²¨¹ ¯­±¨ ² µ ¨«·¨¹ µ ¨® ª¨±°¨·¨¬ ¨ ² §

¸§ Ÿ« · ­± ª«® « · ­± µ ¨® ¸« ·¬« ± ´®¨ ª¸­®»¨®

.

•·² ´® °¨ ²«·µ ¨¯¨ ² ¬¶ ¶·µ´®¨ ± ´ °¨ ®» µ´©¨¬­¬ ¨® ±«º¨·¨ ² « · ­± ª« ®« · ­± ± « ¯¨®¾¨®» ¯«©¨ ¬ ±¨ ®¨ ¨® ¨¬ ± ´ ¦• ž ±«¸¨»¨ ´ ·¨®»¬ ¨ ´¨ ® ¬«»´¨ ²¨ ® °¨ ®» ± ¨ ©´®» ¸« ·¹­¸­®»¨ ®

µ¨ ®

¸«·¬¨´²¨ ® ±«¹´®» »¨ ¸«·¸¨»¨´ ¬« ²«·¸¨ ²¨ ±¨ ® µ ¨® ¬« ®µ ¨ ©¨ µ ¨ ¯¨² ±«»«·¨ µ´¨² ¨ ± ´§

º§ £¸°«¬ ² ´¿ µ¨ ®

¯ ·¶¿«±´¶®¨©

.

•·² ´® °¨ ¯«® ° ­± ­®¨ ® ¯« ª¨ ®² ¨­¨ ® « ³¨©­¨±´ µ¨ ® ¯«©¨ ¯¶ ·¨® ¯« ©¨ ¬± ¨® ¨¨ ® ¤• ™¦•ž µ ´©¨ ¬ ­¬¨ ® ±«º¨·¨ ¯ ·¶¿«±´¶®¨© ¸« ·µ¨ ±¨·¬¨ ® ¨ ®¨©´± ´± µ¨ ²¨ °¨®» ©« ®»¬ ¨¯ µ¨ ® ¨ ¬ ­ ·¨² ¨»¨ · ª«®»¹¨±´©¬¨ ® ¯« ® ´©¨ ´¨ ® °¨ ®» ¶¸°« ¬²´¿

µ¨ ® ª¨ ± ­¬¨ ®

°¨®»

² « ¯¨² µ ¨ ©¨ ª

(36)

ÁÂ ÃÄÅ ÆÇ ÈÅÄÅ ÆÂ

É Ä ÊË ÆÌ Å Í ÈÎ ÆÌ ÏÇ ÏÆÅ Æ Í ÈÎÐÅÆÊÅÏ ÅÆÍ ÎÑÅ ÒÏ Å ÇË Í ÁÅÆ ÈÎ ÒÅ ÈÓ ÄÅÆ ÈÎ ÒÅÔÇÅÆÅ Å Æ ÕÉÖ ×ÉØ ÁË ÒÅÔÏÔÅ Æ ÇÎÙÅ ÄÅ ÊÎÄÚÏÔÅ ÁÅ Æ ÛÅÇ Ë ÒÆÌ Å ÁË ÒÅÈÓ ÄÔÅ Æ Ç ÎÙÅÄÅ ÚÎ ÄÔÅ ÒÅ Ð ÎÒÅÒÏË ÚÎ ÄÚÅÜÅ Ë Ð ÎÁËÅ Ì ÅÆÜ Å ÁÅ ÅÜÅÄ ÐÅÇ ÌÅÄÅÔÅÊ ÁÅÈÅÊ Ð ÎÆÜÅÔÇÎÇ Á ÎÆÜÅÆ ÐÏÁÅÛ Ë ÆÝÓÄÐÅ ÇË ÁÅÆ ÛÅ Ç Ë Ò ÔÎÜËÅÊÅ Æ ÈÎ ÒÅÔÇÅÆÅ Å Æ ÕÉÖ ×ÉØÂ

ÎÂ ÞÅÄ ÊËÇ Ë ÈÅÊË Ý

.

É Ä ÊË ÆÌ Å Í ÔÎÜËÅÊÅÆ ÈÎ ÆÌ ÏÇ ÏÆÅ ÆÍ ÈÎÐÅÆÊÅÏ ÅÆÍ Î ÑÅÒÏÅ ÇË Í ÁÅ Æ ÈÎ ÒÅ ÈÓ ÄÅ Æ È ÎÒÅÔÇÅÆÅ ÅÆ ÕÉÖ×ÉØ ÁË ÒÅÔÏÔÅÆ ÁÎ ÆÜÅÆ Ð Î ÒËÚÅÊÔÅ Æ Ç ÎÙÅÄÅ ÅÔÊËÝ ÁÅÆ Ë ÆÊÎÄÅÔÊË Ý ÈÅ ÄÅ ÈÎÐÅÆÜ ÔÏ ÔÎÈÎ ÆÊË ÆÜÅ Æ Í ÊÎÄÏ ÊÅ ÐÅ ÔÎ ÒÓÐ ÈÓÔ ÐÅ ÇÌ ÅÄÅÔÅ Ê ÇË ÈË ÒÍ ÅÔÅÁÎÐËÇË Í ÔÓÐÏ ÆË ÊÅ Ç ßÏ Ä ÆÅ ÒËÇ ÁÅ Æ ÅÇ ÓÇ ËÅ Ç Ë ÈÄÓ ÝÎÇËÂ

ÝÂ ÞÎÐÚÎ ÄÁÅÌ Å Å ÆÂ

É Ä ÊË ÆÌ ÅÍ È ÎÐÅ Æ ÊÅ Ï Å Æ ÁÅÆ Î ÑÅÒÏÅ ÇË ÊË ÁÅÔ ÛÅ ÆÌÅ ÁË ÒÅÔÏÔÅÆ Ï Æ ÊÏÔ ÔÎ ÈÎ ÆÊË ÆÜÅÆ È ÎÆËÒÅ Ë ÅÆ àáâ ãä åæ

e

çè

process

),

ÊÎ ÊÅÈË ßÏÜÅ Ð ÎÄÏ ÈÅÔÅÆ ÚÅÜËÅ Æ ÁÅÄË È ÄÓ Ç ÎÇ ÈÎÐÚÎÒÅ ßÅ ÄÅÆ ÚÅÜË ÈÅÄÅ È ÎÒÅÔÇÅÆÅ ÔÎÜËÅÊÅ Æ ÐÅÏÈÏÆ ÐÅÇ Ì Å ÄÅÔÅÊ Ï ÐÏ Ð ÅÜÅÄ Ð ÎÆßÅ ÁË ÒÎÚËÛ ÈÅÛÅÐ Í È Î ÁÏ ÒËÍ ÁÅÆ ÚÎ ÄÁÅÌ ÅÁÅ ÒÅ Ð ÈÎ ÒÅÔÇÅÆÅ ÅÆÉÔÇ Ë×ÉØÇÎÒÅÆßÏ Ê ÆÌ Å Â

ÜÂ ÉÔÏÆÊÅÚÎÒÂ

É Ä ÊË ÆÌ Å Í ÈÎÆÌ ÏÇ Ï Æ Å Æ Í ÈÎÐÅÆÊÅÏ Å Æ Í ÎÑÅ ÒÏ ÅÇ Ë

,

ÁÅÆ ÈÎ ÒÅ ÈÓ ÄÅ Æ ÈÎ ÒÅÔÇÅÆÅ Å Æ ÕÉÖ ×ÉØ ÛÅÄÏÇ ÁÅÈÅÊ ÁË ÈÎÄ ÊÅ ÆÜÜÏ ÆÜßÅ éÅÚÔÅ Æ ÇÎÙÅ ÄÅ Ë ÆÊÎ Ä ÆÅÒ ÐÅ ÏÈÏÆ ÎÔÇÊÎ ÄÆÅ ÒÂ

ÛÂ ÃÎÈÅ Ê é ÅÔÊ Ï

.

É Ä ÊË ÆÌ Å Í ÈÎÆÌ ÏÇ Ï Æ Å Æ Í ÈÎÐÅÆÊÅÏ Å Æ Í ÎÑÅ ÒÏ ÅÇ Ë

,

ÁÅÆ ÈÎÒÅÈÓÄÅÆ ÈÎ ÒÅÔÇÅÆÅ Å Æ ÕÉÖ ×ÉØ ÛÅÄÏ Ç ÁË ÒÅÔÏÔÅ Æ ÇÎÇ ÏÅ Ë ÁÎ ÆÜÅ Æ é ÅÔÊÏ Ì Å ÆÜ ÁËßÅÁé Å ÒÔÅ ÆÂ

3.

ÃÏ ßÏÅÆ Á Å ÒÅ Ð ÐÎ ÒÅÔÏÔÅÆ ÈÎÆÌ ÏÇ Ï ÆÅÆÍ È ÎÐÅÆÊÅ Ï Å Æ Í ÎÑ Å ÒÏ ÅÇ Ë Í ÁÅÆ È ÎÒÅÈÓÄÅÆ È ÎÒÅÔÇ Å ÆÅÅÆ ÕÉÖ×ÉØÅÁÅÒÅÛê

(37)

ìí î ïðñò óôõ ñö ìñ ÷ø ñ ùõò ô úùî õïð ïö óïûô ñö ü ýïðìñþ ñ ü ÿñö ïðïû ôöóñ ÷ ÿñ ïûñ ÷ ÿô ýñõ ò ñö ñõ ñö ò ïò ñô ÿïöþ ñ ö û ïö ñö ñ ñöþ ó ïýñ ÷ ÿô ó ïó ñ õ ñöí

í îïöþ ô ÿ ïö óôôõ ñòô ÿñö ð ïö þ ñö óôòô ñò ô ìïûìñþ ñô ïû ò ñ ýñ ö ñö þ ÿô ÷ñ ÿñ ô õïð ïöóïûô ñö ü ýïð ìñþ ñü ÿñö ïð ïûôöóñ ÷ ÿñ ï û ñ÷ ÿñ ýñð

ï ýñõ ò ñö ñ ñö ùõò ô úùî í

ÿí î ïöþ õ û ñ ñô ñö ÿñö ÿñð ñõ ï ýñõ ò ñö ñ ñö ù úùî

.

ïí îïð ìïû ôõñö òñûñö ö ó õ ð ïö ÿ û öþ ïû ì ñ ÷ñö ÿñö ïû ì ñôõñö ï ýñõ ò ñö ñ ñö ùõòô úùîí

4.

ñö þ þ öþ ñ øñì ÿñö óþ ñò ÿ ñû ô òïóôñ ö ò û ïõ û ï óñû ôñó ïû ò ñð ñ ù úùîñ ÿ ñýñ ÷ òïì ñþ ñô ìïû ôõ ó

1.

öò û ñöþ ðïö ïýïöþ þ ñûñõ ñö û ò ñö ïð ïû ôö ó ñ÷ ñö ÿô ìô ÿ ñöþ ÷ õ ð ÿ ñö ÷ñõ ñòñòô ðñö òô ñ ìïû ó ñö þþ öþ ñø ñ ì ö óõ ð ïöþ û ÿôö ñòôõ ñö ü ð ïðñö ó ñü ð ï ýñõ õñö ïû ôôõ ñò ôü ï ñ ýñòô

,

ÿ ñö ð ïýñ û õ ñö ïýñõò ñö ñ ñö ùõ òô úùî ñö þ óô ÿñõ ó ïû õ ñô ó ÿïöþ ñö ïðì ïûÿñ ñ ñö ïö ñö ÿ ñöþ ÿôòñ ìô ýô óñò ÿô ÿñö ñ ö ó ñû õïðïö óïû ôñö

,

ýïð ìñþ ñü û ôöò ôü ÿñö õ ñ ì ñó ïöõó ñí

2.

öò û ñö þ ðïö ï ýïöþ þ ñû ñõ ñö û ò ñö ïð ïû ôö óñ ÷ñö

ÿô ìôÿ ñö þ ò ò ô ñý ìïûó ñö þþ öþ ñ øñ ì öó õ ð ï öþ ûÿôöñò ôõ ñö ü ð ï ð ñö ó ñ

,

ð ïýñõ õ ñö ïû ô ôõ ñòô ü ï ñ ý ñòô ü ÿñö ð ïýñ û õñö ïýñõòñöññö ñõòô ù úùî ñö þ óïû õñ ô ó ÿ ïö þ ñö ïð ì ïûÿñ ñ ñö ïö ñöÿñöþ ÿô òñìô ýô óñò ÿñö õ ïýð õ ûïö óñö ýñôö ö ñ ÿô ÿ ñö ñöóñû õ ïð ïö óïû ôñö ü ýïð ì ñþñ ü

ûôöòô ü ÿñö õñì ñ óïöõ óñí

3.

öò û ñö þ ðïö ï ýïöþ þ ñû ñõ ñö û ò ñö ïð ïû ôö óñ ÷ñö

ÿô ìô ÿ ñöþ ÿñ ýñð ö ïþ ïû ô ü ì ïûóñöþ þ ö þ ñ øñ ì ö óõ ð ïð ñò óôõ ñö ÿ õ öþ ñö ÿñûô ïðïû ôöóñ ÷ ÿñ ïû ñ ÷ öó õ ðïýñõ ò ñö ñõ ñö ù úùî ÿô ÿ ñïû ñ÷ ð ñò ôöþ

-

ðñòôö þí

4.

öò û ñö þ ðïö ïýïöþ þ ñûñõ ñö û ò ñö ïð ïû ôö óñ ÷ñö ÿô ìô ÿñöþ ïû ïöñö ñ ñö ïð ì ñö þ ö ñö ö ñòô öñýü ìïûóñöþ þ ö þ ñ øñ ì ö ó õ ð ïð ñòô ýô óñòô óïû ýñõòñö ñö ñ ùõò ô úùî ò ïòñô ÿïöþ ñö ñö þ ÿôûïö ñö ñõ ñöí

(38)

-

5.

! " # " ! !# $ % $

# ! & # & % & " #!

1)

'% " " % (# ) *" +* "! ! # $ % $ # ! & # & % & ! # % # , " # ) $ !

f

- .

a

/

point

! (% & ! # $ % $ #! & # &

2)

' % " ! 0 %" *" +* "! ! # $ % # ! & # & %& # ! " ! # % #! & !

focal point

! (%& ! # $% $ # ! & # &

3)

Focal point

% & #" (# ! (%& ! # $ % $ # ! & # & " ! " ! % ) # % #(" " " % (# ! #(" " ! 0 %" " +*

4)

1" ! ' ! *" +* % ") #

on-line

23 4

5 64 *7816

1.

'679 :1 :7*7

;% # % " <*7+*$ #% % " *" +*

'# !

' " *" +* % & <*7+* % ! *" +* $ "" #(# !" #( # ! & 4 ! " ! #"! % ! & # % % " ! & # !

&

1)

4 ! # $= $ ' # ! &;# &

.

(39)

-

GH FICJEC KLCF MCFNC FOCF P QP RCF SL QK TSG L H ECUC VHL MH WC M KC W XHMQC JC Y SZTSG

(

[P FK

-

SO P QW P Q

).

2)

VHL M HW CM KCW XHMQC JC Y SZTSG

.

-

G H FO P JEP RLCF JCQPLCF UCM K QH RPM PD EHJCFO LP L H EH FW K FO CF

(

[P FK

-

S O P QWP Q

)

\

-

GH FI P Q PF MCFNC FO C F C]CR SLQK TSG

(

VH EWHJ@HM

)

\

-

GH RC L PLCFL ^F QP RWCQK E P@ RKL

(

_L W ^@HM

)

\

-

GHFI PQ PF DCQK R JCQPL C F L ^FQ PRW CQK E P@RKL PFWPL UKL ^F`KMJCQKL C F LHECUC L H JH FWH MKCF UCF RH J@ CO C

(

_LW^@ HM

)

\

-

aH FI C JEC KCF M C FNC FO C F SL QK TSG LHECUC aM H QK UH F

(

Z^bH J@H M

)

\

-

GH RC L PLCF Q^QKC RK QC QK SL QK TSG

(

cH QH J@H M

)

\

-

GHRC LPL C F EH J@ CDCQCF WC M O HW W M K]PRCFCF

(

Xde f Xdg f X

0

h f Xij

)

@HMQC JC L H JHFWH MKCFf RH J@C O Cf UCF EH JH MK FW CD UC HM C D UC RCJ M C FOL C

EH FCkCJCF

UC F

EH J@PC WCF LHQHEC LC WCF

(

cHQHJ@ HM

)

\

-

GH JCQPLL C F L HQH EC L CW C F L H UCRC J QK QWHJ EH JCFWCPC F

(

cHQHJ@ HM

).

NA lH RPCM CFmnFEM HQ SLQKTSG

(

C]CR WCDP F QH RCFkPWFI C

).

2.

aoGSZ BSp SZ

CA aH FOH M WKCF

.

aH JCFWCPC F SL QK TSG UK RC LPL C F P FWPL JHFUPL P FO LH OKC WC F EH JCFWCPC F Y SZTSGA

(40)

t u vw xwyw zu

1)

{| }| z~|  €wz ‚| }tw ƒ w „wz…|}|€z~wx†w | wx

-

‡|zƒˆˆ „€zw‰€Šwz ‹z€~ Š|Œw y| zw zƒ ƒ‹zƒ Œww t wЉ€ Ž‡ „w z }| }w‰~ €Šw z w ƒ w wŠ ‰€ Ž‡ „€wЉwzwŠwz „wz „ €w yˆŠwz ‰|~€w y~€ ‹wzwz‘

-

‡| z’w}yw€Šwz xw‰€ y| }w z~w‹w z Š|yw„w y€}y€zwz Š| }| z~|€wz | }tw ƒ w „w z y|}|  €z~wx „w | w x y|~€ ‹wzu

2)

“|Š|~ w€w ~ ”|‰w}w

.

-

‡|wŠ ‹Šw z •| €–€Šw‰€ Аw €} —wyw €wz y| wЉw zw wz  Љ€ Ž ‡ ˆ| x Š|}|z~ |  €w z | }tw ƒ w „w z y| }|  €z~ w x „w|w x y| ~€ ‹wzwz }|w‹€ ‰€‰~|} y|}wz~ w‹wz yw„w y|  €ˆ„| ˜

6-12

y €

6-12

™ ‹€š

-12

› Š~ˆt|„w z š

-12

™w z‹w €‘

-

‡| zƒˆ ˆ „€zw‰€Šw z Š| }| z~|  €wz | }tw ƒ w  „wz y| }|€z~ wx „w|w x ’w zƒ ~wƒ| ~ z ’w ~€„wŠ ~|—w yw €u

-

™€Šw „€y|  ‹Šw z }|wŠ ‹Šw z Š‹zŒ‹zƒ w z w ywzƒ w z ‹z ~‹ Š }|}t w z „€zƒŠw z Аw€} —wyw€w z y|wЉwzwwz  Љ€ Ž‡ ˆ| x Š| }| z~|€wz |}t w ƒw  „w z y|}|  €z~wx „w|wx „|zƒ w z | w €‰w‰€œŠ| z ’w ~ wwz „ €wywzƒ w z u

—u {| ‹wwz˜Žw‰€ y|}w z~w‹wz„wz •|  €–€Šw‰€

.

3.

ž‚Ÿ “ 

w u …|zƒ | ~ €wz

.

•w ‹w‰€ y| wЉw zw wz ¡ ¢ Ž‡ w „w wx Š| ƒ €w~ wz ‹z~‹Š }|}w‰~ €Šwz w ywŠw x —wyw€w z Š ‰€ Ž‡ „€ Š| }| z~|€w z |}t w ƒw  „w z y|}|  €z~wx „w | wx ~|wx ‰|‰ ‹w€ „| zƒ w z ~ w ƒ |~ ’wzƒ „€~ |~ w yŠwz

,

„wz } | zƒ w ~w‰€ y|}w‰ww xw z ’wzƒ w„w „wzœw ~w‹ }|zƒ wz~ €‰€yw‰€ y|  }w‰ww xwz ’w zƒ wŠw z ~ €}t‹u

(41)

£¤ ¥¦ §¦¨¦ ©¤

-

ª« ¬¦­ ®­¦© ­¦¯°¦© ±«©²«©¦° £¦ ¨¦°¦© ³­ ´ ° µ³ ª ¶«©²¦ © ·¦¸ ²«· ¹¦ ©² · « ¬¦§¶°·« ·¦¨­¦ © ¨¦¶¦ ·¦§®© º«¸¯¦¬¦©»

-

ª«± º¦©¶°©²­¦© ¼ ½¾

c

¼¿

e

¹¦©² ¶°§¦´°¬­¦© ¶«©²¦ © ´¦´¦¸¦© ­§®´ ®´ ¶¦ © ´¦´¦¸¦© ®± ®± ¹¦©²· « ¬¦§ ¶°·«·¦¨­¦©»

¶¤ À« ¬®¦¸¦©¤

µ¦´°¬ « Á¦¬®¦´ ° £¦¨¦°¦© ³­ ´ ° µ³ª ­«±«©· «¸ °¦©Â ¬« ±º¦²¦Â ¶¦ © ¨« ±« ¸°©·¦§¶¦«¸¦ § ¤

4.

à Äųà ÆÇ³È

¦¤ 멲«¸ ·°¦ ©¤

묦 ¨É¸¦ © ¨« ¬¦­´¦ ©¦ ¦© dzȵ³ª ¦¶¦¬¦§ ¨«©¹¦±¨¦°¦ © §¦´ °¬ ¨«¬¦­ ´¦©¦ ¦ © ­ «´ « ¬®¸ ®§¦©

³ ­´° µ³ª ¶°

­ «±«©·« ¸ °¦©Â ¬«±º¦²¦Â ¶¦ © ¨« ±«¸°©·¦§ ¶¦« ¸¦ § ±«¬¦¬® ° ´ °´ ·« ± ¹¦©² ¶ °­«¬É ¬¦ É ¬«§ Ê« ­¸ «·¦¸ °¦· Ë«¸ ´¦±¦ dzȵ³ª

.

º¤ ¥¦§¦¨¦©¤

1)

À«±«©·«¸°¦©ÂÅ«± º¦²¦Â¶¦© ë ±« ¸ °©·¦§ ̦«¸¦§

ª«©¹¦±¨¦°­¦© §¦´ °¬ ¨«¬¦­ ´¦©¦ ¦ © ³­ ´ ° µ³ ª ±«¬¦¬® ° ´°´· «± ¨« ±¦ ©·¦®¦© ¨¦¶¦ ¨«¸°É¶ « Í

2

Î

ª¦¸ «·

-5

³¨¸ °¬Â

2

Î

Ï®©°

-5

Ï ® ¬°Â

2

Î Ê«¨·«± º«¸

-5

Æ­ ·Éº«¸Â¶¦© ÐÎ Ì«´ «± º« ¸

-5

Ϧ ©®¦¸ °¤

2)

Ê« ­¸ «·¦¸ °¦· Ë« ¸ ´¦±¦

.

-

ª«©« ¸°±¦Ñ±«©² ®±¨® ¬­¦© ±¦´®­¦© ¶¦¸° ­ «±«©·« ¸ °¦©Â ¬«±º¦²¦Â ¶¦©¨«±« ¸ °©·¦§¶¦«¸¦ § ´« · °¦¨ ·¸°Ò® ¬¦©

.

-

ª«©¹¦±¨¦°­¦© ¬¦ ¨É¸¦ © « Á¦¬®¦´ ° §¦´°¬ ¨« ±¦©·¦®¦© ¨« ¬¦­´¦ ©¦¦© ³ ­´° µ³ ª · ¸ °Ò® ¬¦©¦© ®©· ®­ ¶ °´¦±¨¦°­¦© ­«¨¦¶¦ ­« ±«©· «¸ °¦ ©Â ¬«± º¦²¦Â ¶¦ © ¨« ±«¸°©·¦§ ¶¦«¸¦ § ¤

-

ª«©¹ ®´®© ¬¦ ¨É¸¦ © ¨« ¬¦­´¦ ©¦ ¦© dzȵ³ª ®©· ®­ ¶ °´¦±¨¦°­¦© ­«¨¦¶¦ ø «´ °¶ «©¤

-

ª«¬¦­®­¦©¨®º ¬°­¦´ ° ¬¦¨É¸¦© ¨« ¬¦­´¦ ©¦¦© dzȵ³ ª¤

£ ¤ À« ¬®¦¸¦©¤

Ë«¸ ­¦´ ¬¦ ¨É¸¦ ©

.

(42)

Õ Ö ×Ø ÙÚÛÜÛרÜÛ ÝØÜÞØ ÙØß ØÚ

×àá â ã ä àá å â æâäç âáâè âå é âêâ æ æà æâäå ëè â ã é ëêâèäâ ãâè â ããç â ìàãí îïáæâåâã

,

ìàæàãðîâã

,

ìàêëãéðãí â ã

,

ìàãàí âèâãñ éâã ìàæâòðâã óØ Ý ïêàî ×àæàáëãåâî æàáðìâèâã ìàáôðòðéâã ëæìêàæàãåâäë îâè éâäâá æâ äç âá âèâå éâ êâ æ åâåâ ìà æàáëãå âî â ãÖ óâè é âä âá æâ äç âá âè âå æàêëìð åëõ îâè æâ äç âá âè âå ðãåð è æàãí âèäàä ë ãöïáæâ ä ë ÷

public right to access

information)

,

îâè æâ äç âáâèâå ðãå ðè ø àá ì âáåëäëìâ ä ë

(public right to

participate)

,

éâ ã î âè æâ äç âá âè âå ðãå ðè æà ãéâ ìâå è â ã è à â éëêâã

(public

right to justice)

.

ùà ãí â ã

æàãí ëè ðåäàáåâèâã æâ äç âá âèâå é â êâæ øàá ø âí âë åâî âì è àí ëâåâã Ù ØúóØ Ýñ é ëî âá â ìèâ ã æâ äç âá âèâå éâ ìâå øàá ìàá â ã äàûâá â âèåëö é âêâ æ æà êâè ðèâ ã ìà ãí âôâ äâ ã åàá î â éâ ì èàøëòâèâã ×à æàá ëãå âî é âêâ æ áâãí è âæàôðòðéèâã æâäç âáâè âåç â ãí â é ëêñ æâèæðá ñ é âã æâãéëá ëÖ

ùâêâ æ è àáâãí èâ Ù ØúóØ Ýñ æâ äç âáâèâå éâ ìâå å àá êëø âå æð êâë é âá ë ì àãçðäðãâ ãñ ìàã àåâì â ãñ ì àæâãå âð â ã

,

î ëãí í â å âî â ì à ü âêð âä ë éâ ã ì àêâ ìïá â ã ûâ ìâ ëâ ã ìà êâèäâ ãâ âã Ù ØúóØ Ýñ øâëè ç â ãí éëêâè ä âãâèâã ïêàî èàæàãå àá ëâ ãñ êà æøâí âñ æâð ìð ã ìàæàá ëãå âî éâ àá âîÖ ×âá åëä ëìâ äë æâ äç âá âèâå éëä àäð â ëè â ã é àãí â ã èâáâèåàáëäåëè èàæàãå àá ëâ ãñ êàæø âí âñ éâ ã ì àæàáëãåâî éâ àá âîÖ

×ÙýÜÛùýú Ùý×þÿ Û ß Ûú ùúýÜÛØñ ååéÖ

Referensi

Dokumen terkait

pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan rencana aksi Penyediaan Infrastruktur Prioritas. (3) Transaksi Penyediaan Infrastruktur Prioritas

Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini maka Keputusan Presiden Nomor 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-hak Asasi Manusia Indonesia sebagaimana telah diubah

Rencana Aksi Daerah KLA yang selanjutnya disebut RAD adalah dokumen rencana yang memuat ptogtamlkegiatan secara terintegrasi dan terukur yang dilakukan oleh Perangkat

Bentuk kesadaran etis tersebut diwujudkan dan di normakan dalam bentuk Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia sebagai penjabaran

Rencana Aksi Daerah Kabupaten La.yak Anak yang selanjutnya disebut RAD KLA adalah dokumen rencana yang memuat program/kegiatan secara terintegrasi, dan terukur

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca yang selanjutnya disebut RAD-GRK adalah dokumen rencana kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara

Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024 yang selanjutnya disebut RAN-PASTI Tahun 2021-2024 adalah rencana aksi nasional

Presiden Republik Indonesia menetapkan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2021 -