• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARGET KINERJA DIVISI PELAYANAN HUKUM DAN HAM KEPULAUAN RIAU TAHUN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TARGET KINERJA DIVISI PELAYANAN HUKUM DAN HAM KEPULAUAN RIAU TAHUN 2021"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)TARGET KINERJA DIVISI PELAYANAN HUKUM DAN HAM KEPULAUAN RIAU TAHUN 2021. TARGET KINERJA : (NOMOR 14) Mendorong Pemerintah Daerah melaksanakan Aksi HAM dan melaporkannya melalui sistem pemantauan yang dikelola oleh unit kerja di bawah presiden.. TARGET CAPAIAN B09 : 1. Evaluasi capaian pelaksanaan pelaporan Aksi HAM B08 Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota 2. Notifikasi dan pemantauan pelaksanaan pelaporan Aksi HAM Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota. DATA DUKUNG B09 : 1. Laporan Evaluasi pelaksanaan Aksi HAM B08 2. Surat notifikasi, dan laporan pemantauan pelaksanaan pelaporan Aksi HAM Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota.

(2) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA. KANTOR WILAYAH KEPULAUAN RIAU Jl. Daeng Kamboja Tanjungpinang 29125 Telp. 0771-7333083, Fax. 0771-73330083 Website : http://kepri.kemenkumham.go.id Email : kanwil.kepri@gmail.com. LAPORAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN AKSI HAK ASASI MANUSIA (HAM) BULAN KEDELAPAN (B.08) TAHUN 2021. A. Pendahuluan 1. Umum Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Tahun 2020-2024, salah satu sasaran pembangunan di bidang. hukum dan HAM adalah terwujudnya penghormatan, pemajuan, pemenuhan, perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia. Sasaran RPJMN ini diturunkan. ke. dalam. terimplementasinya. misi. kebijakan. Kementerian. Hukum. penghormatan,. dan. pemajuan,. HAM. yaitu. pemenuhan. perlindungan dan penegakan HAM. Direktorat Jenderal HAM Kementerian Hukum dan HAM sebagai unit eselon I mengemban tugas untuk mewujudkan implementasi kebijakan pembangunan yang berperspektif HAM.. Indikator implementasi kebijakan pembangunan yang berperspektif HAM dapat diukur berdasakan indikator kinerja utama Direktorat Jenderal HAM yaitu Jumlah implementasi kebijakan pembangunan HAM yang dilaksanakan oleh institusi pusat dan daerah, Jumlah rekomendasi penanganan dugaan pelanggaran HAM yang ditindaklanjuti dan jumlah kabupaten/kota peduli HAM. Sejalan dengan restrukturisasi program dan anggaran di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, kegiatan-kegiatan yang ada pada Bidang Hak Asasi Manusia pada Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM juga mengemban atau sejalan dengan kebijakan Direktorat Jenderal HAM Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia sebagai pemangku Program Pemajuan HAM.. 1.

(3) Kegiatan yang dilaksanakan oleh Bidang Hak Asasi Manusia pada Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kepulauan Riau adalah Penyelenggaraan Pemajuan HAM di wilayah yang terdiri dari berbagai aktivitas/komponen yang mendukung pelaksanaan kegiatan di unit eselon II masing-masing di lingkungan Direktorat Jenderal HAM Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia . Adapun komponen pada Kegiatan Penyelenggaraan Pemajuan HAM di wilayah adalah Rapat Evaluasi Pelaporan Capaian Pelaksanaan. Aksi HAM Tahun Anggaran 2021 serta. melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah di Provinsi dan Kabupaten/Kota. untuk. melaksanakan. aksi. HAM. tahun. 2021. dan. melaporkannya secara berkala B04, B08, dan B12 melalui web Kantor Staf Presiden (KSP): https://serambi.ksp.go.id.. 2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan diadakan Evaluasi Pelaksanaan Aksi Hak Asasi Manusia Bulan Kedelapan (B.08) Tahun 2021 adalah : a. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia di daerah serta upaya yang akan dan telah dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut; b. Melakukan pemantauan dan evaluasi Pelaporan Capaian Pelaksanaan Aksi HAM Bulan Kedelapan (B.08) Tahun 2021.. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup dari Evaluasi Pelaporan Capaian Pelaksanaan. Aksi. HAM Bulan Kedelapan (B.08) Tahun 2021 ini ialah pemantauan dan monitoring terhadap pelaksanaan pelaporan Aksi HAM pada Biro Hukum Provinsi Kepulauan Riau, Bagian Hukum Kabupaten/Kota Se-Kepulauan Riau, BAPPEDA Provinsi/Kabupaten/Kota Se-Kepulauan Riau, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Kepulauan Riau.. 2.

(4) 4. Dasar Hukum a. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) Tahun 2021-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 135); c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1135); d. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1441); e. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia Satuan Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2021 Nomor : SP-DIPA- 013.09.2.667788/2021 Tanggal 23 November 2020.. B. Kegiatan yang Dilaksanakan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka evaluasi capaian pelaksanaan pelaporan Aksi HAM Bulan Kedelapan (B.08) Tahun 2021 sebagai berikut : 1. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dalam mempersiapkan pemenuhan data dukung pelaporan capaian Aksi HAM Bulan Keempat (B.04) dan Bulan Kedelapan (B.08) Tahun 2021 dengan menyampaikan Surat pemberitahuan pelaporan Aksi HAM B.04 dan B.08 serta komunikasi melalui whatssapp Group.. 3.

(5) 2. Melakukan pemantauan dan monitoring terhadap pelaporan capaian pelaksanaan Aksi HAM Pemerintah Daerah Bulan Keempat (B.04) dan Bulan Kedelapan (B.08) Tahun 2021. 3. Berkoordinasi dengan Tim Sekretariat Bersama RANHAM Pusat terkait pelaksanaan pelaporan Aksi HAM B.04 dan B.08 Tahun 2021.. C. Hasil yang Dicapai Adapun hasil yang dicapai adalah sebagai berikut : 1. Seluruh Kabupaten/Kota Se-Kepulauan Riau dan Provinsi Kepulauan Riau telah melaporkan pelaksanaan Aksi HAM Bulan Keempat (B.04) dan Bulan Kedelapan (B.08) Tahun 2021 melalui Aplikasi Website KSP Setber RANHAM dan juga ada beberapa yang telah menindaklanjuti dengan memperbaiki data dukung yang harus diperbaiki. 2. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Tim Setber RANHAM Pusat, capaian pelaporan pelaksanaan Aksi HAM B.04 dan B.12 Tahun 2021 untuk Provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten/Kota se-Kepulauan Riau masih dalam tahap verifikasi dan penilaian.. D. Kesimpulan dan Saran Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Aksi HAM Bulan Kedelapan (B.08) Tahun 2021 telah dilaksanakan dengan baik dimana pelaksanaan RANHAM diarahkan untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk melaksanakan aksi HAM tahun 2021 dan melaporkannya secara berkala melalui web Kantor StafPresiden (KSP) : https://serambi.ksp.go.id. Agar pelaksanaan kegiatan ini dapat berkelanjutan di masa yang akan datang sehingga terjalinnya koordinasi dan sinergi antara Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dan Provinsi dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM di wilayah dalam pelaksanaan Aksi HAM di Kepulauan Riau.. 4.

(6) E. Penutup Demikian laporan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.. Tanjungpinang, 27 September 2021 Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM. Drs. Darsyad, SH, M.Si NIP. 196312211991031001. 5.

(7) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA Jalan H.R. Rasuna Said Kavling 4–5, Jakarta Selatan 12940 Telepon (021) 2522915, Faksimili (021) 2526808 Laman : www.ham.go.id Surel : informasi@ham.go.id Nomor Sifat Lampiran Hal. : : : :. HAM.HA.02.01-11 Segera 1 (satu) berkas Undangan Peluncuran Perpres No 53 Tahun 2021 tentang RANHAM Tahun 2021-2025. 11 Juli 2021. Yth. Para Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM di Seluruh Indonesia Dengan ini disampaikan bahwa Panitia Nasional Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) bekerja sama dengan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) akan menyelenggarakan kegiatan Peluncuran Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2021-2025. Kegiatan tersebut akan diikuti oleh Panitia Nasional RANHAM, Kementerian/Lembaga, Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota yang akan diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting pada: Hari/Tanggal : Kamis, 5 Agustus 2021 Waktu : 09.00 s/d 10.00 WIB Zoom Link : https://s.id/peluncuranranham Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami mohon perkenan Bapak/Ibu untuk mengikuti kegiatan dimaksud. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Contact Person berikut: 0813-1882-8063 (Ruth Marshinta) dan 0877-7506-5149 (Irma Malinda). Atas perkenan dan perhatian Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.. Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia Sekretaris Panitia Nasional RANHAM, Mualimin Abdi NIP 196211211982031001. Tembusan : 1. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI; 2. Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI..

(8) Lampiran Surat Nomor : HAM.HA.02.01-11 Tanggal : 11 Juli 2021 PELUNCURAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 53 TAHUN 2021 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2021-2025 KAMIS, 5 AGUSTUS 2021 Waktu. Jadwal. 08.30 – 09.00. Registrasi. 09.00 – 09.15. Sesi Pembukaan Resmi. 09.15 – 09.30. Sambutan Selamat Datang - Direktur Jenderal HAM - Laporan Pelaksanaan - Perwakilan ELSAM. 09.30 – 09.45. Sambutan Khusus - Menteri Hukum dan HAM - Menteri Dalam Negeri. 09.45 – 10.00. Peluncuran Perpres No. 53/ 2021 tentang RANHAM Video Singkat RANHAM. 10.00. Penutup.

(9) KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA Jalan H.R. Rasuna Said Kavling 4–5, Jakarta Selatan 12940 Telepon (021) 2522915, Faksimili (021) 2526808 Laman : www.ham.go.id Surel : informasi@ham.go.id Nomor Sifat Lampiran Hal. : : : :. HAM.HA.02.01-10 Segera 1 (satu) berkas Undangan Peluncuran Perpres No 53 Tahun 2021 tentang RANHAM Tahun 2021-2025. 29 Juli 2021. Yth. Para Sekretaris Daerah Provinsi dan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia Dengan ini disampaikan bahwa Panitia Nasional Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) bekerja sama dengan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) akan menyelenggarakan kegiatan Peluncuran Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2021-2025. Kegiatan tersebut akan diikuti oleh Panitia Nasional RANHAM, Kementerian/Lembaga, Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota yang akan diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting pada: Hari/Tanggal : Kamis, 5 Agustus 2021 Waktu : 09.00 s/d 10.00 WIB Zoom Link : https://s.id/peluncuranranham Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kami mohon perkenan Bapak/Ibu untuk mengikuti kegiatan dimaksud. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Contact Person berikut: 0813-1882-8063 (Ruth Marshinta) dan 0877-7506-5149 (Irma Malinda). Atas perkenan dan perhatian Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.. Direktur Jenderal Hak Asasi Manusia Sekretaris Panitia Nasional RANHAM, Mualimin Abdi NIP 196211211982031001. Tembusan : 1. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI; 2. Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI..

(10) Lampiran Surat Nomor : HAM.HA.02.01-10 Tanggal : 29 Juli 2021 PELUNCURAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 53 TAHUN 2021 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2021-2025 KAMIS, 5 AGUSTUS 2021 Waktu. Jadwal. 08.30 – 09.00. Registrasi. 09.00 – 09.15. Sesi Pembukaan Resmi. 09.15 – 09.30. Sambutan Selamat Datang - Direktur Jenderal HAM - Laporan Pelaksanaan - Perwakilan ELSAM. 09.30 – 09.45. Sambutan Khusus - Menteri Hukum dan HAM - Menteri Dalam Negeri. 09.45 – 10.00. Peluncuran Perpres No. 53/ 2021 tentang RANHAM Video Singkat RANHAM. 10.00. Penutup.

(11) PELUNCURAN DAN DISKUSI PERPRES NO. 53 TAHUN 2021 TENTANG RANHAM 2021-2025 (GENERASI V) Kanwil Kepri 06 Agustus 2021.. Pada hari ini Kamis tanggal 5 Agustus 2021 Kantor Wilayah Kemenkumham Kepri mengikuti secara virtual kegiatan Peluncuran dan Diskusi PERPRES No. 53 Tahun 2021 ttg Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) 2021 - 2025. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM bapak Prof. Dr. Edward Omar Sharief Hiariej dan sambutan khusus oleh Menteri Dalam Negeri Jend. Polisi (Purn) Prof. Drs. H.M. Tito Karnavian dan dihadiri oleh Direktur Jenderal HAM bapak Dr. Muslim Abdi dan jajarannya. Di Kanwil Kemenkumham Kepri kegiatan ini diikuti oleh Kakanwil, Kadiv Yankumham dan jajaran bidang HAM. Disamping itu, Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota Se-Kepulauan Riau juga mengikuti kegiatan ini secara daring (online) ditempat masingmasing. Kegiatan ini mengangkat tema “Mewujudkan Komitmen HAM Dari Negara Untuk Pembangunan Nasional Melalui Rencana Aksi HAM 2021-2025”. Wamenkumham berharap RANHAM pada Tahun 2021-2025 dapat dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi oleh Kementerian/Lembaga, maupun pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten/kota. Sehingga masyarakat dapat memperoleh manfaat dari implementasi RANHAM. Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, yang juga memberikan sambutan pada kegiatan ini menyatakan bahwa RANHAM telah menjadi tolok ukur tidak hanya bagi pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah dalam mengupayakan pelaksanaan kewajiban terhadap HAM. "Perlu digarisbawahi bahwa RANHAM merupakan acuan bagi seluruh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota dalam melaksanakan aksi HAM ke dalam bentuk kebijakan, program, dan kegiatan yang dilaksanakan oleh level pemerintahan eksekutif," jelas Tito. Mendagri mencatat pelaksanaan RANHAM telah memberikan capaian positif dalam pemajuan HAM di daerah. Dua di antaranya yaitu meningkatnya pemahaman terkait HAM di kalangan aparat pemerintah daerah dan terlaksananya instrumen HAM dalam kebijakan pemerintah daerah. Agenda Peluncuran Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021 merupakan kerja sama antara Kementerian Hukum dan HAM dan Masyarakat Sipil yang dalam hal ini diwakili oleh Lembaga Advokasi Masyarakat (ELSAM). Peluncuran ini merupakan wujud konkret dari kolaborasi berbagai pihak khusus pemerintah dan masyarakat dalam hal menyusun hingga mensukseskan RANHAM Generasi V. Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan diskusi panel yang menghadirkan dua narasumber yaitu Direktur Kerja Sama HAM dan Deputi Direktur ELSAM. #KanwilKepri.

(12) #KumhamLebihPasti.

(13)

(14)

(15)

(16) Keterlibatan Masyarakat Sipil dalam Implementasi RANHAM Andi Muttaqien Lembaga Studi & Advokasi Masyarakat (ELSAM) Jakarta, 5 Agustus 2021. Dipaparkan dalam kegiatan Peluncuran dan Diskusi Perpres No.53/2021 tentang RANHAM 2021-2021 pada 5 Agustus 2021 secara virtual.

(17) 01 02 03 04. 05 Laporan Evaluasi Capaian RANHAM 2015-2019. Dipaparkan dalam kegiatan Peluncuran dan Diskusi Perpres No.53/2021 tentang RANHAM 2021-2021 pada 5 Agustus 2021 secara virtual.

(18) Memastikan agar Perpres No. 53/2021 dapat memperkuat kembali implementasi aksi-aksi HAM yang sebelumnya kurang optimal. Aksi HAM yang belum optimal dan disertakan kembali dalam RANHAM Generasi Kelima:. Optimalisasi pemberian layanan bantuan hukum bagi empat kelompok rentan (perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan masyarakat adat); Upaya pengakuan entitas masyarakat hukum adat serta penyelesaian konflik agraria,. Penguatan pemberian akses kesehatan bagi perempuan dan anak dengan HIV/AIDS, Strategi penanganan kasus kekerasan perempuan dan anak berbasis gender.. Dipaparkan dalam kegiatan Peluncuran dan Diskusi Perpres No.53/2021 tentang RANHAM 2021-2021 pada 5 Agustus 2021 secara virtual.

(19) Partisipasi penuh dan bermakna (meaningful participation) kelompok masyarakat sipil dan akademisi Dipaparkan dalam kegiatan Peluncuran dan Diskusi Perpres No.53/2021 tentang RANHAM 2021-2021 pada 5 Agustus 2021 secara virtual. Transparansi & DIseminasi Sosialisasi dan diseminasi pelaksanaan RANHAM bukan hanya kepada perangkat daerah namun juga kepada kelompok masyarakat sipil di daerah. Proses monitoring dan evaluasi RANHAM perlu didorong dengan membuka kesempatan kepada publik untuk memberikan masukan, catatan, laporan, maupun hasil kajian terkait dengan pelaksanaan aksi HAM.. Kelembagaan. Peran Pannas. Prinsip utama dalam pembentukan kelembagaan RANHAM di daerah adalah: Non-diskriminatif; Inklusif; Partisipatif; Transparan (elderly-friendly atau disabled person-friendly). Inisiasi kemitraan strategis dengan koalisi masyakat sipil untuk memastikan penyelenggaraan aksi HAM yang efektif di tingkat daerah. Juga mendorong perangkat kunci di daerah untuk menciptakan champion-champion atau focal point di sektor-sektor yang menjadi perhatian daerah.. Review Capaian Berbagai rekomendasi dari capaian periode sebelumnya perlu dilihat kembali.

(20) Dipaparkan dalam kegiatan Peluncuran dan Diskusi Perpres No.53/2021 tentang RANHAM 2021-2021 pada 5 Agustus 2021 secara virtual. Pertama Dalam benak dan persepsi banyak aparat birokrat bahwa hak asasi manusia masih menjadi konsep yang asing, hal menakutkan, ada beda dengan lokalitas, hukum dianggap berlawanan dengan HAM Kedua. (ii) Sejauh mana pengintegrasian kewajiban negara terhadap hak asasi manusia, dalam program‐program pembangunan: pembangunan seringkali hanya dimaknai dan ditandai dengan pertumbuhan ekonomi. Pemaknaan ini diperkuat dengan parameter yang dikuantisasi menggunakan dimensi dan ukuran‐ukuran ekonomi, sehingga dimensi pencapaian kebebasan manusia dan perluasan kapasitas sebagai manusia justru dinegasikan. Ketiga. (iii) menilai pelaksanaan program‐program tersebut sebagai bagian dari pemenuhan layanan dasar kepada warga negara. Masih banyak yang sangat minim pemenuhannya. Kesenjangan dalam Komitmen dan Implementasi: Mengurai Hambatan Birokratik dalam Penegakan HAM di Indonesia (ELSAM, 2017).

(21) Dipaparkan dalam kegiatan Peluncuran dan Diskusi Perpres No.53/2021 tentang RANHAM 20212021 pada 5 Agustus 2021 secara virtual. Terima kasih Insert the Subtitle of Your Presentation. Koalisi Masyarakat Sipil Pantau RANHAM (ELSAM, PSHK, ICJR, LBH Jakarta, Sapda, WAhana Visi Indonesia, Konsil LSM, HRWG, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, KPI, HuMa, ECPAT, PKBI).

(22) RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA GENERASI V DIREKTUR KERJA SAMA HAK ASASI MANUSIA. Jakarta, 5 Agustus 2021 Disampaikan dalam kegiatan Peluncuran Peraturan Presiden No.53/2021 tentang RANHAM 2021-2025 pada Kamis, 5 Agustus 2021 secara virtual.

(23) RANHAM DARI MASA KE MASA Disampaikan dalam kegiatan Peluncuran Peraturan Presiden No.53/2021 tentang RANHAM 2021-2025 pada Kamis, 5 Agustus 2021 secara virtual.

(24) Perkembangan RANHAM dari Masa ke Masa Generasi Ke-4 (2014-2019). Generasi Ke-2 (2004-2009) • •. • •. KEPPRES NO.40/2004 Fokus : Pembentukan dan penguatan institusi RANHAM, Pengesahan instrumen HAM internasional, Harmonisasi ranc dan evaluasi peraturan, Pendidikan HAM, Penerapan norma dan standar HAM, Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.. Generasi Ke-1 (1998-2003) • •. KEPPRES NO.129/1998 Fokus : Diseminasi HAM, Ratifikasi Instrumen HAM Internasional, Sosialisasi Instrumen HAM Internasional. Perpres No.75/2015 Fokus : Penguatan Institusi Pelaksana RANHAM, Penyiapan Pengesahan dan Penyusunan Bahan Laporan Implementasi Instrumen Internasional HAM, Penyiapan Regulasi, Harmonisasi Ranc dan Evaluasi Peraturan dari perspektif HAM, Pendidikan dan Peningkatan Kesadaran Masy ttg HAM, Penerapan Norma dan Standar, yankomas. Generasi Ke-3 (2011-2014) • •. PERPRES NO.23/2011 Fokus : Pembentukan dan penguatan institusi RANHAM, Persiapan pengesahan instrumen HAM, Harmonisasi ranc dan evaluasi peraturan, Pendidikan HAM, Penerapan norma dan standar HAM, yankomas, Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Perpres RANHAM Gen V • •. •. Pendekatan kelompok sasaran berdasarkan isu strategis dan sasaran strategis; Fokus Kelompok Sasaran: Perempuan, Anak, Penyandang Disabilitas, dan Komunitas Masyarakat Adat Berbasis data capaian evaluasi RANHAM.

(25) EVALUASI RANHAM 2015 - 2020.

(26) PARTISIPASI PELAPORAN AKSI HAM K/L/D 2015 - 2020 Partisipasi K/L Dalam RANHAM Tahun 2015-2020. Partisipasi Pemerintah Provinsi. 125 77 71. 64 63 32. 15 2015. 26. 26. 2016. 71 25. 2017. Jumlah K/L yang Berpartisipasi Total Target Aksi K/L yang Tercapai. 68 64. 57. 43 38. 25. 2018. 19 2019. 2020. Total Target Aksi K/L. CATATAN: 1.. Partisipasi K/L/D dalam RANHAM sejak tahun 2015-2020 menunjukkan tren peningkatan, terutama untuk pemerintah provinsi dan Kabupaten/Kota;. 2.. Tingginya partisipasi tersebut merupakan potensi dalam melaksanakan RANHAM Generasi V yang bertujuan untuk mencapai outcome;. 3.. Pada tahun 2020, partisipasi K/L berkurang karena masih menggunakan aksi HAM pada Perpres 33 Tahun 2018, dimana beberapa target aksi K/L sudah selesai dan tidak perlu dilanjutkan;. 4.. Partisipasi pemerintah kabupaten/kota, terutama di willayah timur harus didorong pada pelaksanaan RANHAM Generasi V.. Tidak Lapor Lapor. 2015 22 12. 2016 7 27. 2017 2 32. 2018 1 33. 2019 1 33. 2020 2 32. Partisipasi Pemerintah Kabupaten/Kota. Tidak Lapor Lapor. 2015 470 44. 2016 311 203. 2017 201 313. 2018 121 393. 2019 87 427. 2020 91 423.

(27) PARTISIPASI PELAPORAN AKSI HAM PEMERINTAH PROVINSI Partisipasi Pemerintah Provinsi. Tidak Lapor Lapor. 2015 22 12. 2016 7 27. 2017 2 32. 2018 1 33. 2019 1 33. 2020 2 32. *Ket: Tahun 2020 adalah rekap pelaporan B08. 1.. Pada awal implementasi Perpres 75 Tahun 2015, partisipasi pemerintah provinsi pada pelaporan aksi HAM daerah masih sangat rendah yaitu 12 dari 34 provinsi.. 3.. Partisipasi pelaporan aksi HAM pemerintah provinsi pada grafik di atas belum mencerminkan apakah aksi yang dilaporkan sudah memenuhi target.. 2.. Partisipasi pemerintah provinsi konsisten naik sejak tahun 2016 sampai dengan 2020. Walaupun naik, terdapat provinsi yang partisipasi pelaporannya belum konsisten antar periode waktu pelaporan.. 4.. Pemerintah provinsi selama kurun 2015 – 2019 yang belum berpartisipasi dan/ sudah berpartisipasi namun belum konsisten dalam pelaporan aksi HAM daerah adalah Provinsi Aceh, Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Sulawesi Tengah..

(28) PARTISIPASI PELAPORAN AKSI HAM PEMERINTAH KAB/KOTA Partisipasi Pemerintah Kabupaten/Kota. Tidak Lapor Lapor. 2015 470 44. 2016 311 203. 2017 201 313. 2018 121 393. 2019 87 427. 2020 91 423. *Ket: Tahun 2020 adalah rekap pelaporan B08. 1.. Pada awal implementasi Perpres 75 Tahun 2015, partisipasi pemerintah kab/kota pada pelaporan aksi HAM daerah masih sangat rendah yaitu 44 dari 514 kab/kota atau hanya sebanyak 8,5%.. 3.. Partisipasi pelaporan aksi HAM pemerintah kab/kota pada grafik di atas belum mencerminkan apakah aksi yang dilaporkan sudah memenuhi target.. 2.. Perkembangan partisipasi pemerintah kab/kota semakin meningkat sejak tahun 2015 sampai dengan sekarang. Mayoritas partisipasi tinggi di kab/kota yang berada di pulau Jawa dan Sumatera.. 4.. Pemerintah kab/kota selama kurun 2015 – 2019 yang belum berpartisipasi dan/ sudah berpartisipasi namun belum konsisten dalam pelaporan aksi HAM daerah adalah kab/kota di Propinsi Aceh, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, NTT dan Sulawesi Utara..

(29) SEJUMLAH CAPAIAN RANHAM I - IV. “RANHAM telah diapresiasi dan mendapat dukungan dunia internasional serta sebagai modal untuk mengantarkan Indonesia menjadi keanggotaan Dewan HAM PBB disejumlah periode keanggotaan sejak Tahun 2006.”.

(30) EVALUASI RANHAM 2015-2020 Kendala Substansi Beberapa kendala substansi adalah sbb 1. Pelaporan RANHAM dari kab/kota masih bersifat administratif, sehingga dalam menyusun laporan evaluasi kepada Presiden RI belum dapat memetakan hasil (outcome) dari intervensi pelaksanaan RANHAM; 2.. Perumusan aksi HAM 2015-2019 belum didasarkan oleh baseline data (status awal) yang optimal, sehingga belum dapat memetakan capaian Aksi yang telah memenuhi target dan sasaran outcome.. 3.. Pemahaman pemerintah daerah terhadap substansi aksi HAM yang telah ditetapkan masih minim, oleh karena itu mayoritas pemda hanya menyampaikan pelaporan berbasis administrasi. HAM adalah isu yang cukup “advance”, sehingga peningkatan pemahaman akan isu-isu di aksi HAM tidak bisa dilakukan secara parsial;. Kendala Teknis 1. Rotasi SDM K/L/D yang menangani pelaporan RANHAM, sehingga penggantinya harus memulai dari awal dalam memahami RANHAM; 2. Khusus Pemda, alokasi anggaran untuk RANHAM sangat minim, karena bersifat penugasan dan bukan merupakan urusan rutin pemda.. Kendala Non-Teknis 1.. Aplikasi pelaporan RANHAM masih menggunakan platform dari Kantor Staf Presiden (KSP), sehingga dalam melakukan pengolahan data capaian aksi HAM masih dilakukan manual. Hal ini membuat monitoring dan evaluasi capaian menjadi kurang efektif dan efisien.

(31) PERPRES RANHAM 53/2021 Disampaikan dalam kegiatan Peluncuran Peraturan Presiden No.53/2021 tentang RANHAM 2021-2025 pada Kamis, 5 Agustus 2021 secara virtual.

(32) PROSES PENYUSUNAN PERPRES RANHAM 53 TAHUN 2021 (Secara Paralel). 2019. 2018. PELIBATAN MASYARAKAT SIPIL Penyusunan awal RANHAM Generasi V dimulai untuk mengumpulkan isu dan permasalahan bersama dengan masyarakat sipil. 2020. PENYUSUNAN RPERPRES (LANJUTAN). PENYUSUNAN AWAL RPERPRES RANHAM KOORDINASI AWAL Mengumpulkan data dan masukan dari K/L/D pelaksana RANHAM sebelumnya. Dilakukan serial diskusi oleh internal Setber RANHAM Bersama dengan Direktorat Jenderal Perundang-Undangan. 2021. PENYUSUNAN AKSI HAM Melibatkan: 1. K/L; 2. Pemprov dan Pemerintah Kab/Kota; 3. Direktorat Sektor Bappenas; 4. Masyarakat Sipil. SETBER RANHAM melanjutkan menyusun RPERPRES RANHAM Bersama Ditjen PP dan Setneg. Saat ini posisi dokumen sudah di Setneg untuk diundangkan. FINALISASI RPERPRES. PENYUSUNAN AKSI HAM (LANJUTAN) Finalisasi aksi HAM K/L/D untuk tentang Aksi HAM. 1. Perpres Nomor 53 Tahun 2021 tentang RANHAM 2021-2025 diundangkan pada tanggal 8 Juni 2021; 2. Saat ini sedang proses finalisasi Permenkumham tentang Tata Cara Koordinasi, Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan, serta Sekretariat Panitia Nasional RANHAM.

(33) Materi Muatan Peraturan Presiden No. 53 Tahun 2021 •. RANHAM 2021 – 2025 disahkan oleh Presiden Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden No. 53 Tahun 2021.. •. Perpres ini terdiri dari Batang Tubuh, Lampiran I, dan Lampiran II..

(34) PENYEMPURNAAN RANHAM GENERASI V (LAMPIRAN RPERPRES) PEMANTAUAN DAN EVALUASI. FOKUS Penyusunan Aksi HAM berfokus pada 4 (empat) kelompok sasaran yaitu: perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan kelompok masyarakat adat. DEBOTTLENECKING. Perumusan Aksi HAM merupakan kegiatan khusus di luar kegiatan rutin kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota, untuk mencapai sasaran strategis RANHAM. Penyusunan mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pelaporan yang lebih sistematis dan komprehensif sehingga pencapaian Aksi HAM dapat diukur dengan sasaran yang hendak dicapai (Outcome). RANHAM GEN V. PELAPORAN INTERNASIONAL. Optimalisasi laporan RANHAM untuk pelaporan Indonesia pada Dewan HAM PBB, Badan Traktat PBB, dan forum HAM internasional lainnya..

(35) PANITIA NASIONAL RANHAM. Panitia Nasional sebagai wakil Pemerintah terdiri dari: • Kementerian Hukum dan HAM (sebagai Koordinator); • Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS; • Kementerian Luar Negeri; Kementerian Dalam Negeri, dan; • Kementerian Sosial..

(36) Struktur Pelaksanaan RANHAM. Menteri, Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota. Bertanggung jawab atas pelaksanaan Aksi HAM sesuai dengan kewenangan masingmasing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.. Pelaksanaan Aksi HAM dilakukan dengan melibatkan dan mengikutsertakan masyarakat sipil dan pihak-pihak terkait.. Menyampaikan laporan capaian pelaksanaan RANHAM kepada Panitia Nasional RANHAM setiap empat (4) bulan sekali.. Panitia Nasional RANHAM menyampaikan laporan capaian pelaksanaan RANHAM kepada Presiden RI setiap 12 (dua belas) bulan sekali dan/atau sewaktu-waktu jika diperlukan..

(37) RANHAM SEBAGAI PRIORITAS NASIONAL Disampaikan dalam kegiatan Peluncuran Peraturan Presiden No.53/2021 tentang RANHAM 2021-2025 pada Kamis, 5 Agustus 2021 secara virtual.

(38) Pelaksanaan Aksi HAM Melalui Implementasi HAM Pada RPJMN 2020 – 2024. Target : Kenaikan persentase pelaksanaan aksi HAM. Target : • Terlaksananya 65 % aksi HAM yang menenuhi target • Penguatan sistem monev RANHAM. KEGIATAN PRIORITAS : Akses Terhadap Keadilan Proyek PRIORITAS NASIONAL : Penguatan Layanan Keadilan Output Prioritas Nasional : Pelaksanaan Aksi HAM Melalui Implementasi RANHAM. Target : Terlaksananya 60% aksi HAM yang memenuhi target. 2023-2024. 2022. 2021 CATATAN: • RANHAM menjadi prioritas nasional pada pelaksanaan RKP tahun 2021 dan 2022. • Pelaksanaan Aksi HAM pada RKP 2021 tidak hanya berdasarkan laporan administratif, tetapi menilai substansi capaian target. • Prioritas Nasional dipantau langsung oleh KSP.

(39) IMPLEMENTASI MONEV RANHAM SEBAGAI PRIORITAS NASIONAL TAHUN 2021 dan 2022. 1 Kajian Baseline (Status Awal) Aksi HAM. Tujuan: 1. Menentukan sumber data sebagai baseline Aksi HAM 2. Aksi yang memiliki baseline data dan/ kerangka regulasi mempermudah monitoring dan evaluasi yang berbasis hasil (outcome). 2 Pedoman Substansi Aksi HAM. Pedoman substansi menjadi bagian penting dalam mendukung evaluasi berbasis hasil (outcome). Pedoman diharapkan meningkatkan pemahaman pemerintah daerah dan Kanwil, serta K/L secara menyeluruh terhadap aksi HAM (tidak parsial).. 3 BIMTEK SUBSTANSI AKSI HAM. Setelah pedoman substansi disirkulasikan ke seluruh K/L/D dan Kanwil sebagai bekal dalam memahami aksi HAM. Bimtek diperlukan untuk menyasar daerah yang perlu intervensi khusus/lebih. Mis: Aceh, Papua, dll. 4 Pemantauan dan Evaluasi. 5 Evaluasi Berdasarkan Hasil (Outcome). 1. Berdasarkan Perpres RANHAM, pemantauan dan evaluasi akan diatur di dalam Permenkumham; 2. Tujuan Monev adalah mengetahui tingkat capaian pelaksanaan/implementasi Aksi HAM dibandingkan dengan rencana (status awal baseline) 3. Mengambil tindakan di tengah pelaksanaan untuk memperbaiki kondisi. Tujuan: 1. Mengetahui apakah pencapaian (output, outcome, dan impact) RANHAM dalam mendorong penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan HAM. 2. Output: Tahunan 3. Outcome: 5 Tahunan 4. Impact: Jangka Panjang.

(40) TANTANGAN DAN SASARAN STRATEGIS RANHAM GENERASI V Disampaikan dalam kegiatan Peluncuran Peraturan Presiden No.53/2021 tentang RANHAM 2021-2025 pada Kamis, 5 Agustus 2021 secara virtual.

(41) KELOMPOK SASARAN PEREMPUAN (LAMPIRAN RPERPRES). NO. TANTANGAN. SASARAN STRATEGIS. 1. Masih adanya kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang diskriminatif terhadap perempuan, baik di tingkat nasional maupun daerah.. Kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang tidak diskriminatif terhadap perempuan, baik di tingkat nasional maupun daerah.. 2. Minimnya upaya pemenuhan dan perlindungan hak-hak perempuan dalam kegiatan dan peluang usaha, baik oleh badan usaha milik negara/daerah maupun pihak swasta.. Meningkatnya upaya pemenuhan dan perlindungan hak-hak perempuan dalam kegiatan dan peluang usaha, baik oleh badan usaha milik negara/daerah maupun pihak swasta.. 3. Belum optimalnya pemenuhan hak dan layanan bantuan hukum bagi perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan komunitas masyarakat adat yang berhadapan dengan hukum.. Terpenuhinya hak dan layanan bantuan hukum bagi perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan komunitas masyarakat adat yang berhadapan dengan hukum, meliputi: a. peningkatan sensitivitas gender aparat penegak hukum, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penanganan perkara perempuan berhadapan dengan hukum; b. penyediaan layanan bantuan hukum, kesehatan, dan psikososial yang efektif bagi perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan komunitas masyarakat adat berhadapan dengan hukum; c. pelaksanaan pemulihan secara menyeluruh dan efektif bagi perempuan berhadapan dengan hukum.. 4. Rendahnya akses perempuan dalam situasi khusus terhadap pelayanan publik dan penghidupan yang layak, seperti kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.. Meningkatnya akses perempuan dalam situasi khusus terhadap pelayanan publik dan penghidupan yang layak, seperti kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan..

(42) KELOMPOK SASARAN ANAK (LAMPIRAN RPERPRES) NO. TANTANGAN. SASARAN STRATEGIS. 1. Belum optimalnya pemenuhan hak-hak dasar terhadap anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus, terutama di bidang administrasi kependudukan, pendidikan, dan kesehatan.. Terpenuhinya pelayanan hak-hak dasar terhadap anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus, terutama di bidang administrasi kependudukan, pendidikan, dan kesehatan.. 2. Masih adanya tindakan kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus, termasuk di ranah siber.. Menguatnya jaminan pelindungan dan penegakan hukum bagi anak-anak korban tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi, termasuk di ranah siber.. 3. Belum optimalnya pelaksanaan sistem peradilan pidana anak, terutama dalam penyusunan peraturan pelaksana sistem peradilan pidana anak.. Tersusunnya regulasi turunan terkait sistem peradilan pidana anak dan efektifnya pelaksanaan sistem peradilan pidana anak.. 4. Belum efektifnya penanganan anak korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).. Menguatnya pencegahan dan penanganan kasus anak korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).. 5. Belum optimalnya penanganan pekerja anak sesuai dengan standar Konvensi Hak Anak di berbagai sektor, khususnya terkait kegiatan usaha yang dikelola oleh badan usaha milik negara/daerah dan. swasta.. Menguatnya penanganan pekerja anak sesuai dengan standar Konvensi Hak Anak di berbagai sektor, khususnya terkait kegiatan usaha yang dikelola oleh badan usaha milik negara/daerah dan swasta..

(43) KELOMPOK SASARAN PENYANDANG DISABILITAS (LAMPIRAN RPERPRES) NO. TANTANGAN. SASARAN STRATEGIS. 1. Belum optimalnya perumusan peraturan-peraturan pelaksana UndangUndang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.. Penguatan regulasi dan kebijakan yang menjamin hak-hak penyandang disabilitas dalam peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.. 2. Masih kurangnya penyediaan pelayanan hak-hak dasar bagi penyandang disabilitas, meliputi:. Meningkatnya akses pelayanan hak-hak dasar bagi penyandang disabilitas, meliputi:. a. ketersediaan dan kualitas layanan sekolah inklusi; b. ketersediaan layanan kesehatan bagi penyandang disabilitas, di pusat layanan tingkat dasar; c. jumlah kuota pekerja penyandang disabilitas di sektor swasta dan pemerintahan; d. Layanan keuangan ekonomi inklusif bagi ragam disabilitas; e. Pemenuhan hak pelindungan sosial penyandang disabilitas. a. peningkatan ketersediaan dan kualitas layanan sekolah inklusi; b. peningkatan jumlah pelayanan kesehatan yang akses bagi penyandang disabilitas, di pusat layanan tingkat dasar; dan c. terpenuhinya kuota pekerja penyandang disabilitas di sektor swasta dan pemerintahan; d. Tersedianya Layanan Keuangan Ekonomi Inklusi Bagi Penyandang Disabilitas; e. Tersedianya hak pelindungan sosial penyandang disabilitas. 3. Belum adanya data terpilah yang terintegrasi di semua sektor pemerintahan dan lembaga tentang penyandang disabilitas.. Tersedianya sistem pendataan terpilah yang terintegrasi di semua sektor pemerintahan dan lembaga tentang penyandang disabilitas.. 4. Belum memadainya akomodasi yang layak dan aksesibilitas penyandang disabilitas terhadap:. Meningkatnya pemenuhan alat bantu dan aksesibilitas penyandang disabilitas terhadap:. a. transportasi darat, udara, dan laut; b. tempat ibadah dan fasilitas public lainnya; dan c. Sistem peradilan inklusif.. a. transportasi darat, udara, dan laut; b. tempat ibadah dan fasilitas publik; dan c. Peradilan inklusif..

(44) KELOMPOK MASYARAKAT ADAT (LAMPIRAN RPERPRES) NO. TANTANGAN. SASARAN STRATEGIS. 1. Belum memadainya perlindungan hukum bagi kelompok masyarakat adat.. Menguatnya jaminan hukum dan kebijakan perlindungan terhadap kelompok masyarakat adat.. 2. Masih adanya kasus-kasus konflik lahan yang melibatkan kelompok masyarakat adat.. Peningkatan penyelesaian jumlah konflik lahan kelompok masyarakat adat berbasis HAM.. 3. Kurangnya pelibatan masyarakat adat dalam proses perizinan perusahaan yang potensial berdampak pada hakhak kelompok masyarakat adat, khususnya BUMN/BUMD.. Peningkatan partisipasi masyarakat adat dalam proses perizinan perusahaan yang potensial berdampak pada hak-hak kelompok masyarakat adat, khususnya BUMN/BUMD..

(45) TERIMAKASIH Disampaikan dalam kegiatan Peluncuran Peraturan Presiden No.53/2021 tentang RANHAM 2021-2025 pada Kamis, 5 Agustus 2021 secara virtual.

(46)

Referensi

Dokumen terkait

Tempat & Penyelenggara Diklat Tahun Lama Pendidikan STTPP Nomor

Kelompok Pendukung SAKA dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan intervensi keperawatan komunitas yang lebih efektif dalam upaya menurunkan angka kejadian diare

1) Cesur’un iğne korkusu doğrusal zamanla değişmez bir sistem olarak şöyle modelleniyor: n gün numarası, günlere göre vurulan iğne sayıları giriş,

At the same time, Bank Indonesia shared that it may maintain the benchmark rate at 7.5%, this would trigger more selling activity as market will start to

Dari uraian di atas, peneliti memandang bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan hal yang penting untuk diterapkan karena dapat menunjang pencapaian tujuan umum

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Pemberian dosis POC BMW dengan dosis 7,5 mL/L air (P3) memberikan pengaruh nyata dan dapat meningkatkan jumlah daun,

Pemecahan masalah yang dilakukan dengan menggunakan Analisis Multi regresi linier adalah salah satu teknik analisis multivariat yang digunakan untuk mengintimasi hubungan

Setelah dosen berhasil melakukan proses login menggunakan userID yang telah didaftarkan oleh administrator, maka pada akun dosen sistem menyediakan pilihan untuk