better
Edisi November 2013
Inspiring - Share - Journey - Life Changing
life
magazine
Kebakaran Kampung Kandang:
“Ternyata Masih Ada Yang
Memperhatikan Kami”
Contents
3.
Partner’s Update
4.
Ternyata Masih Ada Yang
Memperhatikan Kami
9.
Tangan Pengharapan Untuk Dominikus
12.
Giat Belajar Dengan Tas Sekolah YTP
14.
Kiat Memperoleh Financial Freedom
Publisher
Solver Media Production Country Director Ps. Yoanes Kristianus Executive Director Henny Kristianus Graphic Designer Jemi Ngadiono Photograhers Jemi Ngadiono Editor Proofreader Marcianus Matheus Production Coordinator Daud Desmen www.tanganpengharapan.org
How to Donate?
Dukung kami melalui doa, menjadi volunteer atau berdonasi :A.n Yayasan Tangan Pengharapan
Better Life I
3
I November l 2013D
ear beloved partners YTP,Kami bersyukur atas anugerah Tuhan, yang menjadikan kita saluran berkat, kepan-jangan tangan dan jawaban doa bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan. Pada tanggal 15-25 Oktober 2013, kami kembali mengadakan program Samaritan Project yang ke-14, yang mana pada perjalanan ini, kami mengadopsi 10 desa-desa baru di Timor Tengah Selatan dan Kolbano, NTT untuk membagikan 20 Ton beras secara gratis bagi 2000 keluarga yang berjumlah 7000 jiwa, yang disertai dengan penyuluhan dan pembagian bibit sayuran jangka pendek seperti: Tomat, Kacang Panjang, Cabe Keriting, Terong Ungu, Bawang Merah Super, Buncis, Sawi, Bayam, Kangkung dan Oyong. Kami juga memberikan bibit Buah Naga Merah se bagai target jangka menengah (12 bulan), merupakan hasil komoditi yang memiliki nilai jual yang tinggi. Tangan Pengharapan berupaya mentransformasi kehidupan masyarakat melalui berbagai program bantuan modal, pelatihan dan pembinaan yang konsisten dalam target waktu 12 bulan per Desa melalui Project To Change (P2C).
Pada tanggal 1-7 Oktober 2013 bersama dengan Partners, YTP dapat menolong & meringankan penderitaan warga korban kebakaran di Kampung Kandang, Kelapa Gading, Jakarta Utara dimana ada 1350 KK / 5300 jiwa kehilangan tempat ting-gal mereka akibat kebakaran hebat yang melanda daerah tersebut. Bantuan yang kami salurkan berupa 500 paket peralatan mandi (sabun, shampo, pasta gigi & sikat gigi), selimut & pakaian, 150 kasur lipat queen size anti air, 30 tenda terpal dan 5 gitar.
Kami bersyukur dapat bergandengan tan-gan dentan-gan para partners dalam mem-bangun kehidupan banyak orang di negeri kita. Doa kami selalu agar Tuhan mem-berkati kehidupan para partners dengan anugerah dan kebaikan-Nya.
Blessings,
Yoanes & Henny Kristianus
Partner’s Update:
Dukung kami melalui doa, menjadi volunteer atau berdonasi : A.n Yayasan Tangan Pengharapan
BCA - 0653090096
Hubungi kami di : +6221 71 336 337
Debu dan bau asap masih terasa menyesakkan,
namun di salah satu sudut, beberapa orang ibu
tengah mengeluhkan pembagian bantuan yang
tidak merata. Bahkan, ada yang karena begitu
kecewanya, sampai-sampai menitikkan air mata.
Kebakaran Kampung Kandang:
“Ternyata Masih Ada Yang
Memperhatikan Kami”
Nasib tragis nyaris saja menimpa kelu-arga Sarinah (40) wkelu-arga RT 08 RW 013, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara yang menjadi korban kebakaran hebat di Kelapa Gading. Kendati sudah dikepung api, akhirnya dengan susah payah ia bersama suaminya berhasil menyelamatkan ketiga anaknya yang masih kecil.
Jika saja mereka tidak sigap, tentu me reka sudah kehilangan anak-anak me reka. “Waktu itu saya mendengar orang bertiak ‘ada kebakaran’. Dalam keadaan pusing karena sedang tidur lelap lalu tiba-tiba dibangunkan oleh teriakan itu, saya mencoba melihat ke lorong, dan ternyata api sudah dekat dengan rumah saya,” kisahnya.
Bersama suaminya, ia langsung mem-bangunkan anak-anaknya dan berlari menerobos lorong kecil bersama warga lainnya yang juga panik untuk mencari tempat aman. Meskipun harus kehila ngan seluruh harta bendanya, Sarinah bersyukur karena ketiga anaknya sela-mat. “Saat itu secara spontan saya lari menaiki 3 anak tangga sekaligus untuk membangunkan anak-anak saya.
Saya hanya kepikiran mereka saja, “ujarnya saat ditemui di rumahnya yang sudah menjadi rata dengan ta-nah. Sarinah hanya bisa pasrah. Barang dagangannya berupa AQUA 600 ml telah habis dilalap si jago merah. “Saya dagang begini untuk bantu suami. Ya maklum, suami saya cuma tukang sapu jalan tol. Penghasilannya ‘ndak cukup,” kisahnya.
alah satu ibu tersebut adalah Sarinah, 45. Ibu ini kehilangan tempat tinggal dan harta miliknya, termasuk barang da-gangannya akibat kebakaran yang terjadi pada Selasa (1/10) pukul 03.15 dini hari itu. Di pagi dini hari itu, Sarinah, 45, bersa-ma suami dan tiga anaknya tengah tertidur lelap usai seharian bekerja sebagai tukang sapu jalan tol, ketika api sedang berkobar dan menghanguskan rumah-rumah yang letaknya hanya tinggal beberapa meter saja dari rumahnya.
S
Kini Sarinah menumpang berteduh di rumah salah seorang tetangganya yang juga ikut terbakar dan hanya tinggal tem-bok batako saja yang masih berdiri. Den-gan beralaskan kain ia bersama anak-anak dan suaminya tidur di ruang yang ukurannya tidak besar. Ketika tim Tangan Pengharapan datang ke kediamannya dan mengatakan akan mendistribusikan kasur, Sarinah dan suami tampak sangat senang. “Selama ini kalau ada bantuan, kami selalu dilewatkan, seolah-olah kami bukan warga sini saja. Tapi sekarang saya senang karena ada orang yang mau memperhatikan kami dan memberikan kami kasur. Terima kasih banyak. Hanya Tuhan yang bisa membalas-nya,” ucapnya dengan senyum dan rasa syukur.
ebakaran yang terjadi pada Selasa
(1/10) membuat panik warga yang
mendiami kawasan padat dan
ku-muh di Kampung Kandang, di bilangan
Kelapa Gading. Api diduga kuat
ber-asal dari rumah salah seorang warga
akibat adanya korsleting listrik. Dalam
peristiwa tersebut dilaporkan tidak ada
korban jiwa.
Diberitakan bahwa kebakaran itu
ber-langsung cepat dan terjadi sekitar
pu-kul 03.15, saat sebagian besar warga
masih tertidur pulas. Api dengan cepat
membesar dan melumat ratusan rumah
di RT 07/08/09 RW 13, Jalan Inspeksi
Kali Sunter, Kelapa Gading lantaran
bangunan sebagian besar terbuat dari
kayu.
Api meluas lalu merembet
memba-kar bangunan petak dan semi
per-manen akibat tiupan angin yang
kencang. Petugas pun mengalami
kesulitan karena harus melewati
lo-rong-lorong sempit untuk bisa
men-capai rumah-rumah panggung yang
ada di bagian belakang.
Warga berusaha mematikan api
menggunakan air di Kali Sunter. Api
baru bisa diatasi 3 jam kemudian
dengan menggunakan 25 unit mobil
Dinas Pemadam Kebakaran dari
Su-din Kebakaran Jakarta Utara.
K
Karsono, pria asal Purbalingga berusia 71 tahun itu tengah tertidur lelap seperti biasa usai seharian bekerja sebagai buruh lepas membersihkan taman di sekeliling Mal Ar-tha Gading.
“Waktu itu sekitar pukul 03.15 dini hari, mendadak udara terasa panas. Saya pikir ini mungkin karena mau hujan. Tapi panasnya semakin terasa, dan sayapun bangun untuk mencari udara segar di luar sekaligus mau melihat ada keributan ada di luar. Ketika saya membuka pintu, saya terkejut. Api me-nyala berkobar hanya beberapa meter dari rumah saya. Para warga pun berhamburan keluar rumah mereka,” kisahnya. Tanpa pikir panjang ia pun berlari meninggalkan rumahnya dengan hanya mengenakan pak-aian yang ada di badannya. Semua harta miliknya hangus dilalap si jago merah.
Di rumah itu ia tinggal sendirian karena isterinya telah meninggal sekitar 1 tahun lalu dan keempat anaknya berada di kam-pung. “Hanya pakaian di badan ini saja yang saya bawa. Yang lain ndak ada yang tersisa…,” tuturnya sedih.
Untuk membantu meringankan penderi-taan korban kebakaran, Yayasan Tangan (2/10) memberikan bantuan berupa 500 peralatan mandi lengkap, 5 buah gitar, 500 tas serta baju-baju bekas namun ma-sih layak pakai. Selain itu Yayasan Tangan Pengharapan juga menyumbangkan 150 buah kasur untuk warga yang telah didata ketua RT dan dianggap layak mendapat-kannya.
Better Life I
9
I Juni l 2012idup memang penuh ketidakpastian, tidak ada satupun orang yang mampu menentang takdir kehidupan. Itulah yang mungkin dirasakan oleh Dominggus Dama Lero. Ia harus merasakan pahitnya kehidu-pan sebagai anak pemulung.
Dominggus adalah anak dari salah satu pemulung di Mauhau yang kurang berun-tung. Ia hidup berbeda dengan anak-anak lainnya, walaupun mungkin bisa dikatakan kehidupan mereka sama miskinnya. Se-jak kecil ia sudah mengalami cacat pada mata kirinya yang nyaris membuatnya ti-dak bisa melihat, titi-dak seperti anak-anak dari pemulung lainnya yang mempunyai kondisi fisik yang normal. Meskipun daging tumbuh itu menurutnya tidak sakit, namun tetap harus dioperasi karena dapat meng-halangi penglihatannya.
Menurut dokter, operasi itu hanya bisa dilakukan jika kelak ia sudah besar karena untuk menghindari resiko cacat mata. Di usianya yang masih sangat belia (8 tahun), ia terpaksa bertahan dari keras-nya kehidupan seperti itu tiap hari, sejak pagi hingga sore hari menjelang. Ia harus menghabiskan waktunya di tempat sam-pah. Aroma bau busuk yang menyengat hidung telah menjadi hal yang biasa ba ginya.
Terkadang, ia pun harus ikut serta men-cari barang-barang bekas yang ada dis-ekitar pembuangan tersebut. Walaupun aroma bau sampah sangat menusuk hid-ung, ia tetap mengais-ngais sampah kare-na baginya sampah itulah harta karun yang bisa dijual untuk menopang hidup, terutama untuk mengisi perutnya yang lapar.
Center Waingapu- Sumba Timur:
Tangan Pengharapan Untuk
Dominikus
Sebelum beralih menjadi pemulung, ayah nya sempat berjualan di pasar desa. Namun karena pasar tersebut dibongkar untuk di renovasi, maka ia pun tidak dapat berjua-lan. Alhasil, barang dagangannya yang ia beli dari orang lain dan dibayar dengan cara mencicil itu pun tidak dapat ia jual. Oleh pemerintah setempat ia diijinkan menem-pati kios dengan cara menyewa. Tapi karena modal sudah habis, belum lagi hutang yang masih harus dibayar. Maka ia pun beralih profesi menjadi pemulung. Sejak saat itu-lah Dominggus menghabiskan hari-harinya dengan mengais-ngais tempat sampah. Ha-sil yang didapat dijual untuk memenuhi ke-butuhan pada hari itu saja.
Akibatnya proses belajarnya terganggu. Dominggus jarang masuk sekolah. Maka tidak heran jika sampai saat ini Domi ma-sih kesulitan membaca.
Dominikus menjadi salah satu anak yang diasuh oleh Tangan Pengharapan di Sumba Timur. Kini Dominikus dapat mengenyam pendidikan lebih serius lagi berkat bantuan dan dukungan yang Anda berikan lewat Center Yayasan Tangan Pengharapan. Di sini ia mengejar keter-tinggalannya dengan belajar lebih ber-sungguh-sungguh lagi.
Better Life I
11
I November l 2013SAMARITAN PROJECT XIV
Pembagian Bibit Sayuran
Pada tanggal 15-25 Oktober 2013, Tangan Pengharapan mengadakan program Samaritan Project ke 14, membagikan 20 Ton beras secara gratis bagi 2000 keluarga yang berjumlah 7000 jiwa. Samaritan Project Ke XIV ini disupport oleh GBI
Sukawarna, Bandung - Yayasan Cipta Kasih Bangsa.
Membagikan bibit sayuran gratis seperti: Tomat, Kacang Panjang, Cabe Keriting, Terong Ungu, Bawang Merah Super, Buncis, Sawi, Bayam, Kangkung, Oyong dan Buah Naga Merah yang disupport oleh PT. Anzindo.
Yayasan Tangan Pengharapan beberapa waktu silam
memberikan bantuan berupa tas sekolah kepada para
siswa Sekolah Dasar Masehi Kambaniru di desa
Mau-hau, Waingapu, Sumba Timur. Bantuan ini diberikan
guna memotivasi para siswa untuk membangkitkan
minat belajarnya.
Peralatan Sekolah:
Giat Belajar Dengan Tas
Sekolah YTP
emberian tas sekolah ini
disam-but dengan suka cita baik oleh
para siswa Sekolah Dasar maupun
para guru di desa Mauhau. Dengan
senyum lebar dan ucapan terima
kasih mereka menerima tas sekolah
tersebut. “Anak-anak pasti senang
dan bahagia. Harapan kami,
den-gan adanya sepatu dan tas sekolah
baru, mereka dapat lebih semangat
lagi untuk menimba ilmu,” ujar salah
seorang guru yang mengajar di
Seko-lah Dasar ini.
Bantuan tas sekolah ini diberikan
kepada 30 siswa Sekolah Dasar di
Mauhau. Bantuan yang diberikan
tersebut sekaligus untuk
mendu-kung dunia pendidikan khususnya di
Mauhau, Waingapu, Sumba Timur.
Dengan diberikannya bantuan
beru-pa tas sekolah ini diharapkan minat
siswa untuk mengikuti proses
bela-jar mengabela-jar dapat terus bertumbuh
sehingga prestasi yang diinginkan
dapat tercapai.
“Bantuan tas sekolah
ini diberikan kepada 30
siswa Sekolah Dasar di
Mauhau, Sumba Timur”
P
aktu menunjukan pukul 09.00 WIT. Namun saat itu sudah tampak keramaian di gereja Betlehem di desa Bosia yang terletak di Halmahera Utara. Rupanya ada seminar yang diadakan di sana.
Kebanyakan dari peserta seminar yang bertema Financial Freedom yang dis-elenggarakan oleh YTP adalah para pen-deta dan hamba Tuhan yang ada di dae-rah Halmahera Utara. Di antara mereka ada yang berprofesi sebagai gembala jemaat, guru dari Yayasan Kristen, atau aktivis gereja.
Seminar ini diselenggarakan bersama dengan gereja-gereja interdenominasi di Halmahera Utara dalam rangka me-ningkatkan kwalitas para hamba Tuhan dalam mengatur keuangan.
Tidak kurang dari 250 orang hadir se bagai peserta acara tersebut, dan ternya-ta dari para peserternya-ta yang hadir tersebut didapati bahwa hamba-hamba Tuhan ini bukan hanya dari sebuah organisasi atau sinode saja, tetapi juga berasal dari ber-bagai sinode yang ada.
Seminar dan Pembekalan Hamba Tuhan:
Kiat Memperoleh Financial
Freedom
Selain disambut dengan antusias oleh para hamba Tuhan, ternyata seminar ini juga mendapat dukungan positif dari pemerintah daerah. Ini terbukti dengan hadirnya Bupati Halmahera Bapak Hein Namotemo beserta dengan staff dalam acara tersebut.
Dalam kesempatan ini pula Bupati Halma-hera Utara, Bapak Hein Namotemo berkenan menyampaikan kata pembu-kaan di awal acara. Beliau sangat mendu-kung acara ini karena akan mengajarkan para hamba Tuhan ubtuk semakin bisa mengatur keuangan di organisasi me reka masing-masing. “Jika roda keuangan dalam gereja sudah baik dan optimal, saya percaya pelayanan yang dilakukan oleh gereja akan menjadi semakin baik untuk pertumbuhan jiwa atau jemaat yang me reka layani,” ujarnya.
Sebagai pembicara dalam seminar terse-but adalah Ps. Yoanes Kristianus. Yang adalah pimpinan dari Yayasan Tangan Pengharapan. Ps. Yoanes Kristianus me-nyampaikan jika kita ingin memiliki ” Ke-merdekaan Keuangan” maka harus ada keseimbangan dalam “Memberi” kepada sesama, menerima “Berkat” ataupun dalam “Mengatur” apa yang ada dalam perbendaharaan kita
. Apabila terjadi ketimpangan dalam salah satu bagian saja, maka akan sulit mengatur keuangan yang ada dalam organisasi yang kita jalani. Oleh sebab itu ketiga hal terse-but menjadi hal yang penting untuk dilak-sanakan tanpa bisa mengabaikan salah satu bagian yang lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Yayasan Tan-gan Pengharapan juga membagikan buku-buku rohani untuk dijadikan bekal bagi mereka. Tidak kurang dari 700 eksemplar buku rohani dibagikan kepada para peser-ta seminar. Saat dibagikan buku-buku ter sebut, terlihat antusiasme peserta untuk dapat menerima buku tersebut. Mereka yang dipanggil namanya berbaris dan de ngan teratur mengantri untuk menerima buku tersebut.
Seminar selesai sekitar pukul 14.00 WIT. Acara bisa dikatakan berjalan sukses. Ba nyak hamba Tuhan yang mengatakan san-gat terberkati dengan acara ini mendapat-kan pengetahuan yang baru tentang me ngatur keuangan bagi organisasi mereka. Theofilus
Kirimkan alamat email anda untuk mendapatkan buletin
dengan format pdf ke :
ytpindonesia@gmail.com
SMS : 0813 143 33341.
Dengan buletin format Pdf, membantu kami
mengurangi biaya operasional sebesar Rp. 100,000,- dan
menyelamatkan bumi Indonesia.
SAVE EARTH
SAVE COST
Faith 004/ Rp. 550,000